Peradaban Islam Jawa Barat.docx

  • Uploaded by: Riswanda Imawan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peradaban Islam Jawa Barat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,401
  • Pages: 8
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 11 I.1 Latar Belakang ........................................................................................ 11 I.2 Fokus Permasalahan ............................................................................... 13 I.3 Permasalahan Perancangan..................................................................... 13 I.5 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 14 I.5.1 Maksud Perancangan ........................................................................... 14 I.5.2 Tujuan Perancangan ............................................................................ 14 I.6 Kajian Pustaka ........................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

i

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul yang terakhir untuk menjadikan pedoman hidup bagi seluruh umat muslim di dunia. Menurut Muhamad Alief Raflie dalam laman Kumparan (2018) memaparkan: Ada tiga teori yang mendukung tentang masuknya islam ke Indonesia yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Pada teori Gujarat sendiri memaparkan bahwa masuknya islam ke Indoneisa pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Dalam mendukung teori ini J.P. Moquetta (1912) seorang yang mengembangkan teori Gujarat berargumen bahwa batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Dengan demikian Moquetta berkesimpulan bahwa batu nisan itu didatangkan dari Gujarat. Teori Makkah mengatakan bahwa masuknya islam ke Indonesia merupakan langsung dari Makkah atau Arab, pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. yang memperkenalkan teori ini adalah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia yaitu Haji Abdul Karim Amrullah atau disebut HAMKA. Dalam pandanganya orang di Indonesia mendapatkan ajaran islam dari orang Arab bukan hanya sekedar perdagangan. Pada teori Persia bahwa proses kedatangngan agama islam di Indonesia ini dating dari Persia atau Parsi (Iran). Orang yang menyatakan teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat seorang sejarawan asal Banten yang berpendapat bahwa pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia adalah suatu jalur untuk masuknya islam ke Indonesia. Dengan masuknya islam ke Indonesia menjadikanya asal dari perkembangan islam di pulau-pulau lainya seperti di pulau Jawa.

11

Masuknya islam ke pulau Jawa merupakan awal penyebaranya untuk daerah yang lain salah satunya di Provinsi Jawa notabene Barat yang masyarakatnya menganut agama Islam. Pada mulanya masuknya agama islam di Jawa Barat di berbagai daerah yaitu Cirebon, Banten dan Sunda Kelapa. Menurut Nina H Lubis (2011) memaparkan: Secara letak daerah Cirebon terletak di pesisir utara Jawa, atau terletak di tepi pantai sebelah timur ibu kota Pajajaran. Cirebon memiliki muaramuara kecil dijadikan pelabuahan yang berperan penting untuk pelayaran, perdagangan lokal, regional, dan juga internasioanal pada tahun 1513. Dengan peranya sebagai pelabuhan dan juga perdagangan sekala internasional menjadiknya masyarakat lokal mengenal agama Islam melalui orang-orang yang berdagang. Banten menjadikannya penting bila dilihat dari letaknya yang strategis dalam pengusaan Selat Sunda dalam pelayaran dalam lautan Indonesia dibagian selatan dan barat Sumatra. Disebut dalam Babat Cirebon (Edisi Brandes) bahwa Banten merupakan tempat singgah Syarif Hidayatulloh sehabis melalui perjalanan dari Tanah Arab. Masyarakat banten sendiri sudah menganut agama Islam oleh Demak dan Cirebon pada waktu itu tanpa peperangan. Eksistensi Sunda Kelapa diceritakan oleh Tome Pires tahun1513, J. De Barros tahun 1527, dan Cornelis de Houtman tahun 1598, ketiga tokoh tersebut menyebutkan bahwa Sunda Kelapa adalah sebuah kota pelabuhan yang indah dan ramai dikunjungi oleh para pedagang. Awal mula kota pelabuhan ini merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda, dan kemudian tempati oleh pasukan Islam dari Demak dan juga Cirebon di bawah pimpinan Faletehan (1527) setelah dikuasai Sunda Kelapa berubah nama menjadi Jayakarta. Perkembangan islam dari masa kemasa yang sangat pesat mengutip dari Suhendra pada laman tirto.id 2017 bahwa umat muslim di Indonesia merupakan paling besar di dunia. Tidak menjadikanya Indonesia terlepas dari yang namanya islamophobia, itu sendiri adalah merupakan ketakutan dan kebencian yang tidak rasional terhadap islam.. Menurut Abdul Aziz (2016) dalam jurnal AL-A’RAF vol.XIII, memaparkan Terjadinya islamophobia dikarenakan kurang memahami islam serta

kurangnya iman membuat masyarakat jadi takut dan benci terhadap islam. Dengan adanya permasalahan tentang Islamophobia berresiko terhadap umat muslim sendiri (h.69). Dengan permasalahan islamophobia ini bisa menjadikan masalah yang bisa membahayakan sendiri bagi para muslim sendiri. Untuk itu dibutuhkannya sebuah pemahaman visual terhadap islam itu sendiri. Dengan menampilkan dari awal islam masuk ke indonesia dan memaparkan bahwa datangnya islam ke Indonesia melalui jalur yang damai serta perkembangannya sampai sekarang bisa memberikan suatu pemahaman terhadap masyarakat bahwa islam itu damai. Dangan adanya artefak maupun manuskrip seperti makam, psantren, wayang yang dipergunakan dalam menyebarkan islam serta alat musik pengiringnya, naskahnaskah cerita kuno, lukisan-lukisan yang menggambarkan keadaan pasca penyebaran islam, mushaf Al-Qur’an Cirebon, artefak kapal dagang dan para tokoh yang berperan dalam penyebarannya. Dengan mengenal serta melihat benda-benda koleksi pada perancangan interior museum peradaban islam di Jawa Barat ini bisa menjadikan tempat bagi para masyarakat yang ingin mempelajari islam itu dengan mengenal perjalanannya. Dan juga bisa menjadikannya tempat rekreasi yang menunjang sarana serta prasarananya untuk kegiatan lainnya. I.2 Fokus Permasalahan 1. Dibutuhkannya fasilitas edukasi mengenai peradaban islam di Jawa Barat yang bisa mewadahi bagi masyarakat luas. 2. Dibutuhkannya suatu ruang pamer untuk benda koleksi yang rentan akan rusak. 3. Dibutuhkannya sarana yang menginterpretasikan islam dalam sudut pandang berbeda. I.3 Permasalahan Perancangan 1. Bagaimana menyajikan unsur-unsur kebudayaan islam dengan visual yang lebih dapat di terima dan di nikmati oleh masyarakat luas? 2. Bagaimana merancang sebuah fasilitas publik memiliki suasana citra damai? 3. Bagaimana merancang fasilitas publik yang sesuai dengan kebudayaan islam?

I.5 Maksud dan Tujuan

I.5.1 Maksud Perancangan Maksud dari perancangan ini adalah membuat sebuah fasilitas edukasi yaitu berupa museum agar masyarakat luas lebih tahu lagi tentang islam dan cara penyebarannya sehingga berkembang sampai sekarang. I.5.2 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah menyajikan sebuah sarana dan prasarana yang memberikan informasi tentang peradaban islam serta lebih mengenal agama islam dan bagaimana cara perkembangannya.

I.6 Kajian Pustaka 1. Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Barat Jejak penyebaran islam dapat dilihat dari berbagai aspek dan berbagai seumber yang berkaitan. Contohnya saja dalam bentuk fisik seperti pada masjid Agung Sang Ciptarasa di Cirebon dan masjid Agung Banten di Serang yang dulu masih dalam kawasan daerah Jawa Barat serta masjid Agung Manonjaya dengan gaya arsitek yang khas pada awal abad ke-19, serta masjid Agung Bandung, Sumedang, ataupun Tasikmalaya dari masa akhir abad ke-19 yang sudah banyak berubah karena telah di pugar, peninggalan sejarah itu juga terdapat dalam bentuk seperti naskah-naskah kuno, pesantren, dan lainya.

Acuan Kajian Pustaka: Membuat sebuah prasarana untuk menyimpan benda koleksi pada perancangan peradaban islam di Jawa Barat. Serta 2. Menangkal Islamofobia Melalui Re-Interpretasi Alqur’an Islamofobia merupakan salah satu gejala yang sangat merisaukan. jika tidak

segera diatasi maka, akan benar-benar berbahaya bagi masyarakat luas. Bukan hanya masyarakat Muslim saja, dampaknya bisa ke kaum non-Muslim. Ayat-ayat

Alqur’an menerangkan, Islam adalah agama yang penuh dengan rahmat dan ajarannya pun bijak. Islam bukan seperti yang dibayangkan oleh para orangorang islamofobia. Islam di Indonesia, menebarkan dalam kesantunan dan kesopanan. Islam mengutuk setiap perilaku teror dan radikalisme, juga tidak menerapkan perilaku liberalisme (sekularisme). Islam merupakan agama yang ideal (moderat), inklusif, spritual, rasional dan sociality. Untuk itu, ayat Alqur’an dan Hadith-Hadith tidak menganjurkan umat Islam untuk berbuat hal yang dapat merugikan pihak lain. Islamofobia dapat diatasi dengan cara-cara yang baik dan damai. Melalui pengajaran-pengajaran keilmuan Islam khususnya pemahaman akan makna Alqur`an dan Hadith yang tepat dengan pemahaman ulama, merupakan arah yang jelas dalam mengembangkan Islam yang sesungguhnya, yaitu Islam yang rahmatan lil ‘âlamîn.

Acuan Kajian Pustaka: Menyajikan sudut pandang yang berbeda terhadap agama islam melalui pendekatan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadithnya dan menerapkanya dalam ruang-ruang.

3. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Terdapat tiga teori dalam penyebaran islam ke Indonesia namun bila ditelaah terdapat persamaan pandangan dalam ketiga teori tersebut diantaranya Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia. Teori Gujarat melihat ajaran Islam mempunyai kesamaan ajaran dengan Mistik di India, sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan ajaran sufi di Indonesia dengan di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi’ah ke Indonesia. Dalam hal memandang Gujarat sebagai tempat singgah bukan pusat, sependapat dengan Teori Makkah. Tetapi teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perdagangan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir. Dari ketiga teori ini tidak dapat titik temu, namun

mempunyai persamaan pandangan yakni Islam sebagai agama yang berkembang di Indonesia melalu jalur yang damai. Acuan Kajian Pustaka: menyajikan ketiga teori yang dapat jadi acuan masuknya islam ke Indonesia dan berkembangnya melaui berbagai hal seperti perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul. (2016). Menangkal Islamofobia Melalui Re-Interpretasi Alqur’an. Al-A’RAF Vol. XIII, No. 1 h.66-80. Nina H, Lubis. Dkk. (2011). Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Barat. Bandung, Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia. Raflie, Muhamad Alief. (2018). “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia”. Tersedia di: https://kumparan.com/muhamad-alief-raflie/sejarah-masuknya-islam-diindonesia [Diakses 23 Januari 2019].

Related Documents


More Documents from "dr liza M.Pd.I MM CHt"