Penyuluhan Usia Subur.docx

  • Uploaded by: santo
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penyuluhan Usia Subur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,730
  • Pages: 32
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN “A” DI DUSUN 3 KARANG REJO KEC. NEGRI KATON, KAB. PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG TANGGAL 15 FEBRUARI 2019

Disusun Oleh: 1. DEWI YUSTIANTI

18340025P

FAKULTAS KEDOKTERAN DIV KEBIDANAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2018/2019

i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Metro, 15 Februari 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2 C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN A. Alat Kontrasepsi ................................................................................... 3 B. Metode Kontrasepsi ............................................................................. 3 C. Jenis-Jenis Kontrasepsi ........................................................................ 9

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 14 B. Saran ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004). Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab utama penyakit kanker payudara. Sampai saat ini terjadinya kanker payudara diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor seperti faktor genetika, lingkungan dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen dalam tubuh yang berlebihan. Pertumbuhan jaringan payudara sangat sensitif terhadap estrogen maka wanita yang terpapar estrogen dalam waktu yang panjang akan memiliki risiko yang besar terhadap kanker payudara (Anonim 2004). Terjadinya pemaparan estrogen dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung kombinasi hormon yaitu estrogen dan progesteron. Program keluarga berencana di Indonesia sudah dilaksanakan sejak tahun 1970 dengan dibentuknya Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program keluarga berencana dirancang berwawasan gender, artinya alat kontrasepsi disediakan untuk perempuan maupun laki-laki. Namun dalam pelaksanaannya pada tahun 1994 partisipasi perempuan secara nasional jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki yakni sebesar 52,1% dengan segala metode, sedangkan laki-laki sebesar 0,9 % dengan metode kondom dan 0,7 % vasektomi. Pada tahun 2000, partisipasi perempuan di Bali dalam menggunakan alat kontrasepsi sebesar 82 % dengan segala metode dan partisipasi laki-laki sebesar 18 % dengan metode kondom.Tingginya partisipasi perempuan dalam menggunakan alat kontrasepsi berbanding lurus dengan penderitaan yang dialami yang disebabkan oleh efek samping alat tersebut. Hal ini tercermin dari data Kanwil Bali tahun 2000 tentang efek samping alat kontrasepsi yang dialami perempuan dan laki-laki. Efek samping yang dialami perempuan sebanyak 161

1

kasus pengguna IUD, 43 kasus pengguna inplant, 1406 kasus pengguna suntikan, 333 kasus pengguna pil. Efek samping yang dialami laki-laki 15 kasus dari pengguna kondom. Di Indonesia penggunaan hormon sebagai alat kontrasepsi sudah populer dalam masyarakat. Pemakai kontrasepsi hormonal terbanyak adalah jenis suntikan dan pil. Kontrasepsi oral (pil) yang paling banyak digunakan yaitu kombinasi estrogen dan progestin (Anonim 2004). Kontrasepsi oral (pil) sebagai faktor yang meningkatkan risiko payudara menjadi perhatian dan kontroversi dunia kesehatan saat ini. Jumlah pengguna kontrasepsi oral dan penderita kanker payudara terus meningkat tiap tahunnya di seluruh dunia

B. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi? 2. Bagaimana metode kontrasepsi? 3. Bagaimana jenis kontrasepsi?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi alat kontarasepsi 2. Untuk mengetahui metode kontrsepsi 3. Untuk mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Alat Kontrasepsi 1.

Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan,

sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

2.

Cara kerja Kontrasepsi Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sbb : 1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi 2. Melumpuhkan sperma. 3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

B. Metode kontrasepsi Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi metode kontrasepsi sederhana dan modern (Hartanto, 1994: 42). 1) Metode Kontrasepsi Sederhana Metode Kontrasepsi Sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan sendiri oleh peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode ini terdiri dari dua macam yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat.

2) Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat 

Senggama Terputus Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina

3

sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. 

Pantang Berkala Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar kontrasepsi dengan cara ini berhasil, seorang wanita harus benarbenar mengetahui masa ovulasinya (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi). Kerugian dengan cara ini adalah masa puasa bersenggama sangat lama sehingga menimbulkan kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.

3) Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat 

(Kondom) Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pasa penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan, selain itu kondom juga dapat mencegah penularan

mikroorganisme (HIV/AIDS) dari satu

pasangan kepada pasangan yang lain. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun (Saifuddin, 2003: 17). Keuntungan menggunakan kondom adalah :  Efektif bila digunakan dengan benar  Tidak mengganggu kesehatan pengguna  Murah dan dapat dibeli secara umum Kerugian menggunakan kondom adalah :  Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)  Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

4

 Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi. 

Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet

yang

diinsersikan

ke

dalam

vagina

sebelum

berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya yaitu menekan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas. Keuntungan menggunakan diafragma adalah :  Tidak mengganggu reproduksi ASI  Tidak mengganggu kesehatan pengguna  Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya Kerugian menggunakan diafragma adalah :  Pemasangannya membutuhkan keterampilan  Untuk pemakaian¸ perlu instruksi dan cara pemasangan oleh tenaga klinik yang terlatih  Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra

4) Metode Kontrasepsi Modern a) Kontrasepsi Hormonal 1) Pil KB Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan hormon progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon progesteron saja

Keuntungan menggunakan pil KB adalah :  Mudah menggunakan  Mudah dihentikan setiap saat  Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan

5

 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

Kerugian menggunakan pil KB adalah :  Memerlukan disiplin dari pemakai  Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung estrogen  Kembalinya kesuburan agak lambat

2) Suntik KB Suntik KB ini mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita, dan mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim. Keuntungan menggunakan suntik KB adalah :  Jangka panjang  Risiko terhadap kesehatan kecil  Aman Kerugian menggunakan suntik KB adalah :  Terjadi perubahan pada pola haid  Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah  penghentian pemakaian

3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB) AKBK yaitu kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Dengan disusupkannya implan dibawah kulit, stiap hari dilepaskan secara tetap suatu hormon ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik tersebut, sehingga dapat menghambat terjadinya ovulasi. Keuntungan menggunakan susuk KB adalah :  Tidak menekan produksi ASI  Tidak terdapat faktor lupa  Masa pakai jangka panjang (3-5 th)  Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen

6

Kerugian menggunakan susuk KB adalah :  Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih  Petugas kesehatan perlu dilatih khusus dan praktek untuk pemasangan dan pengangkatan implant  Implant sering mengubah pola haid

b) Intra Uterine Devices (IUD,AKDR) IUD/AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik. Keuntungan menggunakan IUD adalah :  Praktis  Jangka panjang dan sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingatingat Kerugian menggunakan IUD adalah :  Tidak dapat dilepas oleh dirinya sendiri (pengguna)  Sedikit nyeri setelah pemasangan AKDR

c) Kontrasepsi mantap Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi.  Vasektomi (MOP) Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Keuntungan MOP adalah :  Efektif  Sederhana  Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit

7

 Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja  Biaya rendah  Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria untuk kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita Kerugian MOP adalah :  Diperlukan suatu tindakan operatif  Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi  Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai keturunan lagi  Tubektomi (MOW) Tubektomi

adalah

prosedur

bedah

suka

rela

untuk

menghentikan fertilitas seorang perempuan secara permanen. Keuntungan MOW adalah :  Sangat efektif  Permanen  Tidak mempengaruhi proses menyusui  Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius  Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

Kerugian MOW adalah :  Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali

dengan operasi

rekanalisasi  Akseptor dapat menyesal dikemudian hari  Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.

8

C. Jenis-jenis Kontrasepsi 1)

Kontrasepsi Sterilisasi Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.

2)

Kontrasepsi Teknik 1. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. 2. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat. 3. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

3)

Kontrasepsi Mekanik

1. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis s etelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini:

9



Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain



Membutuhkan waktu untuk pemasangan



Mengurangi sensasi seksual

2. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama. 3. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama. 4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim.

Efektivitasnya

92-94%.

Kelemahan

alat

ini

yaitu

bisa

menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya. 5. IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus: Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat.

4)

Kontrasepsi Hormonal 1. Pengertian Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.

10

2. Jenis kontrasepsi Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil), Kontrasepsi Implant.

Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:  Kontraindikasi

mutlak:

(sama

sekali

tidak

boleh

diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.  Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.  Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu koyo KB atau spiral berhormon

5)

Kontrasepsi Suntikan 

Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.



Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan strogen.



Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto 2004) a)

Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari ipotalamus.

11

b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa. c)

Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi.

Keuntungan dan Kerugian a.

Keuntungan 1.

Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.

2.

DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.

3.

Tingkat efektifitasnya tinggi

4.

Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

5.

Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

6.

Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

7.

Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang nonbioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.

8.

Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.

9.

Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.

b.

Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001) Pasca persalinan 1.

Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan sebelum berkumpul dengan suami

2.

Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

12

Pasca Abortus 1.

Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2.

Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan

13

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan

dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Metode kontrasepsi yaitu : 1.

Metode Kontrasepsi Sederhana 

Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat  Senggama Terputus  Pantang Berkala



Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat  Kondom  Diafragma

2.

Metode Kontrasepsi Modern 

Kontrasepsi Hormonal (1) Pil KB (2) Suntikan (3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB)



Intra Uterine Devices (IUD,AKDR)



Kontrasepsi mantap  Vasektomi  Tubektomi

B.

Saran Diperlukan perhatian dari pemerintah melalui petugas-petugas kesehatan

untuk memberikan pelayanan yang baik, menyediakan alat kontrasepsi sesuai dengan yang dibutuhkan, memberikan penyuluhan pada masyarakat khususnya pasangan usia subur tentang keuntungan dan kerugian dari penggunaan suatu jenis alat kontrasepsi.

14

DAFTAR PUSTAKA

www.Alat kontrasepsi.com, di Akses pada Tanggal 22/4/11 (10.00). Makassar www. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Alat Kontrasepsi Terhadap Fertilitas di Kabupaten Temanggung.com, di Akses pada Tanggal 22/4/11 (10.00). Makassar

15

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN “A” DI DUSUN 3 KARANG REJO KEC. NEGRI KATON, KAB. PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG TANGGAL 15 FEBRUARI 2019

A. Pengumpulan Data Dasar 1.

Data Keluarga

Nama KK

: Tn.”A”

Umur

: 24 tahun

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

: Tamatan SD

Pekerjaan

: Tani

Alamat

: Dusun 3 Karang Rejo

2.

Daftar Anggota Keluarga

No

Nama

Hubungan

JK

pendidikan

Pekerjaan

Umur

1

Riki

Suami

L

SMP

Petani

24

2

Indah

Istri

P

SD

IRT

21

3

Arif

Anak

L

-

-

5

4

Rizky

Anak

L

-

-

3

a.

Sifat Keluarga 1. Tipe keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari bapak ibu dan 2 anak 2. Pengambil keputtusan dalam keluarga adalah kepala keluarga 3. Hubungan antara anggota keluarga harmonis 4. Cara mengatasi masalah bila ada perselisihan dalam keluarga adalah menenangkan situasi, kemudian musyawarah dan mencari solusinya.

16

b.

Pola kebiasaan sehari – hari 1. Pola makan 2. Kebiasaan makan keluarga 3 kali sehari dengan makanan pokok berupa nasi, serta kombinasi makanannya meliputi lauk pauk, sayur dan terkadang tersedia buah. Keadaan fisik keluarga baik dan nafsu makan baik 3. Pola istirahat dan tidur 4. Kebiasaan istirahat dan tidur anggota keluarga baik dan teratur, dimana tidur siang kira – kira 1 jam, kecuali kepala keluarga yang jarang tidur siang berhubung karena pekerjaan 5. Pola rekreasi 6. Keluarga jarang mengadakan rekreasi secara khusus, waktu senggang lebih sering digunakan di rumah, menonton atau berkunjung ke rumah keluarga lain 7. Pekerjaan sehari – hari 8. Tn “A” sehari – hari bekerja sebagai petani dan Ny “S” bekerja sebagai ibu rumah tangga 9. Kebersihan diri atau Personal Hygiene 10. Kebersihan diri anggota keluarga cukup baik, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi dan menggosok gigi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi

3.

Factor Sosial Ekonomi dan Budaya

a.

Peranan anggota keluarga

-

Suami sebagai pencari nafkah

-

Istri mengatur urusan rumah tangga dan mengurus anak

b.

Penghasilan dan Pengeluaran

-

Penghasilan suami tiap bulan ± dari Rp 700.000 – 800.000

-

Pengeluaran tiap bulan tidak tetap

-

Pemenuhan kebutuhan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari

17

c.

Hubungan keluarga kengan masyarakat Hubungan keluarga dengan masyarakat setempat cukup baik, dalam arti

anggota keluarga sering terikat dengan kegiatan masyarakat. Contohnya gotong royong

4.

Faktor Lingkungan a. Rumah -

Keluarga menempati rumah sendiri

-

Denah Rumah

1. Ventilasi rumah ada 2. Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya matahari 3. Pengaturan dalam kebersihan perabot rumah tangga cukup 4. Keluarga mempunyai kamar mandi dibelakang rumah

b. Sumber air -

Sumber air bersih keluarga berasal dari sumur timba

-

Keluarga minum air rebusan sendiri

c. Tempat pembuangan -

Tinja keluarga dibuang ke wc, cukup bersih dan tidak berbau

-

Air limbah dibuang ke selokan

d. Fasilitas hiburan -

Keluarga memiliki TV sebagai sarana hiburan

e. Fasilitas social dan fasilitas kesehatan -

Fasilitas social keluarga tersedia dengan jarak ± 3 km

-

Transportasi memadai

-

Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas < 5 km dari rumah

18

5.

Riwayat Kesehatan a. Tuan “A” Kondisi kesehatan dalam keadaan sehat dan tidak ada

keluhan –

Ny “S” Sebagai ibu rumah tangga Ny “S” tidak menggunakan kontrasepsi semenjak beberapa bulan terakhir sampai sekarang, keadaan ibu dalam kondisi sehat dan tidak ada keluhan

b. Keluarga berencana Setelah melahirkan anak ke dua ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan tapi drop out dengan tidak ada alas an

c. Keadaan gizi keluarga Pertumbuhan fisik tuan “A” baik, secara sepintas anaknya tampak sehat demikian pula makanan baik

d. Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga Tn “A” tidak ada riwayat tuan “A” baik, secara sepintas anaknya tampak sehat demikian pula makanan baik, Riwayat penyakit yang pernah penyakit menular seperti TBC, HIV AIDS dan ISPA serta Hepatitis tidak ada

6.

Pengkajian Psikososial a. Status emosi b. Tingkat emosi keluarga cukup baik, bila ada masalah dalam keluarga diselesaikan dengan musyawarah, kondisi emosi ibu stabil c. Konsep diri d. Konsep diri keluarga baik, bapak dan ibu menjawab sesuai apa yang ditanyakan dengan ramah e. Pola komunikasi/interaksi f. Pola interaksi antara anggota keluarga cukup baik dan bahasa yang digunakan sehari – hari adalah bahasa jawa g. Pola pertahanan dalam keluarga

19

h. Sebagai kepala keluarga suami disegani oleh istrinya, apabila ada masalah selalu dimusyawarakan bersama namun hasil akhir selalu dilimpahkan kepada suami

7.

Pengkajian Pengetahuan Keluarga a.

Keluarga berencana Pengetahuan ibu tentang keluarga berencana kurang

b.

Kebersihan lingkungan Kesadaran ibu dan keluarga akan pentingnya kebersihan lingkungan masih kurang

8.

Harapan Keluarga Pada Bidan Keluarga sangat berharap dapat dibantu dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarganya, terutama KB pada ibu.

9.

Pemeriksaan Fisik

a. Tn “A” TB

: 156 cm

BB

: 65 Kg

TD

: 110/80 mmHg

N

: 80 X/i

S

: 36,5° C

P

: 20 X/i

b. Ny “D” 1.

Kesadaran composmentis

2.

TB

: 155 cm

BB

: 57 Kg

3.

TTV

: TD

S

: 36,5° C

: 120/70 mmHg

N : 80 X/I

P

: 20 X/i

4.

Kepala

: bersih dan rambut tidal rontok

5.

Wajah

: tidak ada oedema

6.

Mata

: konjungtiva merah muda, sclera tampak putih

20

7.

Telinga

: tampak bersih, simetris kiri dan kanan

8.

Leher

: tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, kelenjar limfe dan

vena vegularis 9.

Payudara : simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, putting susu terbentuk

10. Abdomen : tidak ada bekas operasi 11. Ekstremitas atas dan bawah : simetris kiri dan kanan dan tidak ada oedema

B. Prioritas Masalah -

Untuk mengatasi masalah keluarga “L” secara keseluruhan tidak mungkin. Oleh karena itu perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana kesehatan keperawatan yang mengancam dan kesehatan keluargalah yang menjadi prioritas masalah

-

Agar dapat melakukan prioritas masalah keluarga maka dilakukan pembobotan masalah dengan kriteria sebagai berikut

1. Kurangnya pengetahuan tentang KB 2. Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan lingkungan

Tabel I

NO

1

: kriteria pembobotan masalah ibu tidak ber-KB

KRITERIA

Sifat masalah

PERHITUNGAN SKOR

2/3 x 1

2/3

PEMBAHASAN

Ancaman kesehatan kerena masih usia subur

2

Kemungkinan

2/2 x 1

2

Masalah dengan mudah

masalah untuk

dapat diubah karena ibu

diubah

telah mendapatkan penjelasan manfaat dan mau ber-KB

21

3

Potensi masalah

1/3 x 1

Pemberian penyuluhan

1/3

untuk diubah

4

Penonjolan

tentang KB

0/1 x 1

Keluarga menyadari

0

masalah

perlu mengatasi masalah tersebut

Jumlah Total

3

Tabel II : kriteria pembobotan masalah Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan lingkungan

NO

1

KRITERIA

Sifat masalah

PERHITUNGAN

SKOR

2/3 x 1

2/3

PEMBAHASAN

Ancaman kesehatan kerena lingkungan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terutama pada anak-anak

2

Kemungkinan

2/2 x 1

2

Masalah dapat

masalah untuk

diubah karena

diubah

keluarga merasa terganggu

22

Potensi masalah

3

Karena sampah dapat

1/3 x 1

untuk diubah

digunakan sebagai pupuk

Penonjolan

4

0/1 x 1

0

masalah

Keluarga menyadari tetapi belum segera mengambil tindakan

Jumlah Total

3

C. Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual 1. Ibu tidak ber-KB DS : -

selama beberapa bulan terakhir sampai sekarang ibu tidak

pernah

memakai KB -

ibu pernah memakai KB suntik 3 bulan tetapi drop out DO : - ibu hanya menyebutkan 1 manfaat KB dan beberapa jenis KB

Analisa dan Interpretasi data -

Ibu tidak ber-KB selama beberapa bulan terakhir sampai sekarang dikarenakan masih kurangnya informasi dan penyuluhan kesehatan tentang KB

-

Ibu berhenti ber-KB karena kurangnya pengetahuan ibu disebabkan tingkat pendidikan dan kurangnya informasi dan penyuluhan kesehatan tentang KB dari tenaga terkait

D. Menentukan Diagnosa atau Masalah Potensial Tidak ada data yang mendukung dalam terjadinya masalah potensial

23

E. Menentukan Tindakan Segera/ Kolaborasi Tidak ada data yang mendukung tindakan segera/kolaborasi

F. Menentukan Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan 1. Ibu tidak ber-KB Tujuan : ibu mau ber-KB Kriteria

:

-

Ibu mengerti tentang KB

-

Ibu menggunakan salah satu jenis KB

-

Intervensi

1. Penyuluhan tentang KB Rasional : dapat memberikan pengetahuan kepada ibu tentang KB sehingga ibu termotivasi untuk ber-KB 2. Penyuluhan tentang cara menjaga kebersihan lingkungan Rasional : dengan mengetahui cara menjaga kebersihan lingkungan ibu biasa menerapkan dikehidupan sehari-hari

G. Menetukan Pelaksanaan Asuhan Kebidanan 1. Ibu tidak ber-KB a. Memberikan penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya KB Hasil

: ibu mengerti tentang KB

b. Memberikan penyuluhan tentang jenis KB Hasil

: ibu mengerti dan mampu menyebutkan jenis-jenis KB

2. Kebersihan lingkungan a. Penyuluhan kesehatan tentang manfaat kebersihan lingkungan Hasil

: ibu mengerti dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari

24

H. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan 1. Ibu mengerti tentang efek samping KB suntik 3 bulan dan akan menghubungi petugas kesehatan apabila terjadi komplikasi hebat 2. Keluarga mengerti tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan akan membuat/ mengelola sampah secara benar

25

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN “A” DI DUSUN 3 KARANG REJO, KEC. TOTOKATON KAB. PESAWARAN, PROV. LAMPUNG

Tanggal 15 februari 2019 A.

Data Subjektif

1.

Ibu pernah menggunakan kontrasepsi suntikan 3 bulan

2.

Ibu sudah tidak ber-KB sejak beberapa bulan terakhir

3.

Ibu membuang sampah pada tempatnya

B.

Data Objektif

1.

Kesadaran composmentis

2.

TD

3.

Rambut bersih dan tidak rontok

4.

Tidak ada oedema pada wajah, tangan dan tungkai

: 120 / 70 mmHg

C. Assesment Ibu tidak ber-KB, keluarga sehat dan lingkungan bersih

D. Planning 1.

Meminta izin keluarga setiap melakukan asuhan Hasil : keluarga terutama ibu sangat kooperatif dan memberikan respon positif

2.

Mengobservasi TTV keluarga Tn “A” Hasil : TTV keluarga Tn “A” dalam batas normal

3.

Memberikan penyuluhan tentang KB Hasil : ibu bersedia menjadi akseptor KB

4.

Menganjurkan kepada keluarga agar tetap mempertahankan keadaan kesehatannya Hasil : keluarga dalam kondisi sehat

5.

Menganjurkan kepada keluarga agar menjaga kebersihan lingkungan

26

Hasil : lingkungan sekitar bersih

A.

Data subjektif

1.

Ibu belum menggunakan alat kontrasepsi apapun

2.

Ibu bersedia untuk menjadi akseptor

3.

Keluarga Tn “A” tidak mengeluh sakit

B.

Data Objektif

1.

Ibu belum memiliki kartu akseptor

2.

Keadaan lingkungan bersih

3.

Personal hygiene bersih

4.

Keluarga tampak sehat

C. Assessment Ibu bersedia menjadi akseptor KB jenis suntik 3 bulan

D. Planning 1.

Meminta izin keluarga setiap melaksanakan asuhan Hasil

: keluarga terutama ibu sangat kooperatif dan memberikan respon

positif 2.

Mengobservasi TTV keluarga Tn “A” Hasil

3.

Memberikan penyuluhan tentang jenis KB dan efek samping ber-KB Hasil

4.

: TTV keluarga Tn “A” dalam batas normal

: ibu ingin ber-KB jenis suntikan 3 bulan

Menganjurkan kepada keluarga agar tetap mempertahankan kebersihan lingkungan dan personal Hygiene Hasil

: personal Hygiene bersih dan lingkungan sekitar bersih

27

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok bahasan

: KB dan pelayanan kesehatan lingkungan

Sub pokok bahasan

: ketidaktahuan tentang alat kontrasepsi dan kesehatan

lingkungan Sasaran

: pasangan usia subur

Waktu

: tanggal 15 Februari 2019

Tempat

: di kediaman Tn “A”

Tujuan

: menjelaskan keuntungan dan keterbatasan alat kontrasepsi

Materi

: 1.

Menyebutkan jenis alat kontrasepsi

2.

Menjelaskan keuntungan dan keterbatasan ber-KB

3.

Efek samping ber-KB

4.

Pengertian kesehatan lingkungan

5.

Syarat-syarat lingkungan sehat

Metode

: ceramah

Media

: lifleat

Evaluasi

: setelah melakukan penyuluhan, pus mampu menjelaskan secara langsung dengan kriteria

1.

Mampu menjelaskan jenis alat kontrasepsi

2.

Mampu menjelaskan keuntungan dan keterbatasan ber-KB

3.

Mampu menjelaskan efek samping ber-KB

4.

Mampu menjelaskan pengertian kesehatan lingkungan

5.

Mampu menjelaskan syarat lingkungan sehat Lampiran Materi

1.

Jenis- jenis kontrasepsi

-

Pil

-

Suntik

-

Implant

-

IUD

-

Tubektomi

28

-

Vasektomi

-

Kondom

2.

Keuntungan

-

Menjarankan kehamilan

-

Tidak mempengaruhi hubungan suami istri

-

Perencanaan keluarga berencana

3.

Keterbatasan

-

Gangguan haid

-

Peningkatan BB

-

Sakit kepala

-

Nyeri pada payudara tetapi tidak lama dan cepat hilang

-

Tidak terjamin karena biasa terlupa dan harus control

4.

Pengertian kesehatan lingkungan Adalah suatu keseimbangan yang harus ada diantara manusia dan

lingkungan agar dapat menjamin sehat untuk manusia

5.

Syarat lingkungan sehat

-

Mempunyai pekarangan/halaman yang cukup

-

Mempunyai ventilasi

-

Penerangan yang baik siang dan malam

-

Mempunyai WC dan kamar mandi

-

Ada sumber air bersih

-

Pembuangan sampah harus ada

29

Related Documents

Usia
November 2019 36
Penyuluhan Tbc.pptx
May 2020 18
Penyuluhan Leptospirosis.ppt
November 2019 31

More Documents from "Fansiska DM"