PENYULUHAN SISTEMIK LUPUS ERYTHEMATOSUS OLEH TIM PROMKES RSMH Tanggal : 15-Aug-2017 | Dilihat : 227 kali
Palembang - Untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga, Tim Promkes Instalasi Pelayanan pelanggan, PKRS & Humas bekerjasama dengan Instalasi Rawat Inap H mengadakan penyuluhan yang rutin dilakukan setiap bulannya. Kali ini penyuluhan mengenai "Sistemik Lupus Erythematosus SLE)" dengan Narasumber dr. Nova Kurniati, Sp.PD.K-AI. Tubuh manusia telah dirancang untuk mekanisme pertahanan (kekebalan/imunitas) dari serangan penyakit dan menjaganya agar tetap sehat. Namun, pada penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Dr. Nova menjelaskan Penyakit Lupus disinyalir berhubungan dengan sistem imunologi yang berlebihan. Tubuh manusia memiliki antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang hendak memasuki tubuh. Akan tetapi, pada penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan sehingga yang terjadi adalah antibodi tersebut justru menyerang sel-sel organ tubuh yang sehat (autoimunitas) . Lupus adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang keliru sehingga mulai menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Lupus adalah penyakit autoimun yang kronik. Ditandai dengan berbagai fase perjalanan penyakit. Pada fase awal hanya ditandai dengan pembentukan antibodi tanpa ada gejala klinik. Penyebab kondisi autoimun pada lupus belum diketahui. Sistem kekebalan tubuh penderita lupus akan menyerang sel, jaringan, dan organ yang sehat.
Penyebab SLE:
Faktor genetik Faktor lingkungan (sinar ultraviolet) Faktor hormonal
Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya: sendi, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung dan paru-paru sehingga menimbulkan banyak sekali gejala atau manifestasi klinis yang beragam. Penyakit lupus ditandai dengan: 1. Tanda dan gejala penyakit lupus yang paling khas adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu (ruam di kedua pipi) disebut juga sebagai malar rash 2. Radang sendi (arthritis) 3. Timbulnya sariawan terus menerus atau hilang timbul, baik di lidah ataupun di bagian mana saja dari rongga mulut 4. Demam yang hilang timbul 5. Nafsu makan yang menurun 6. Berat badan yang menurun 7. Kelelahan yang berat biasanya yang dipicu oleh stress atau kelelahan fisik 8. Terkadang disertai dengan bercak yang dikaitkan dengan alergi atau perut dan kaki bengkak akibat ginjal yang bocor secara mendadak atau sesak akibat adanya cairan di paru-paru atau di jantung 9. Hemoglobin (Hb) turun tanpa diketahui penyebabnya atau trombosit yang turun dan seringkali diduga sebagai demam berdarah. Pasien seringkali keluar masuk rumah sakit dengan diagnosa yang tidak jelas Obat penyakit lupus yang paling sering digunakan untuk mengontrol lupus meliputi: 1. Obat anti-inflammatory non steroid (NSAID=non steroid anti-inflammatory drugs). NSAID Over-the-counter atau yang di jual bebas, seperti naproxen dan ibuprofen, dapat digunakan untuk mengobati nyeri, pembengkakan dan demam yang berhubungan dengan lupus. NSAID yang lebih kuat harus dengan resep dokter. Efek samping dari NSAID antara lain: perdarahan lambung, masalah ginjal dan peningkatan risiko masalah jantung. 2. Obat antimalaria. Obat yang biasa digunakan untuk mengobati malaria juga digunakan sebagai obat lupus, seperti hydroxychloroquine (Plaquenil), juga dapat membantu mengendalikan lupus. Efek samping bisa termasuk sakit perut dan, sangat jarang, kerusakan pada retina mata. 3. Obat Kortikosteroid Prednison dan jenis kortikosteroid lain digunakan sebagai obat lupus karena dapat melawan peradangan, tetapi sering menghasilkan efek samping jangka panjang - diantaranya kelebihan berat badan, mudah memar, pengeroposan tulang (osteoporosis), tekanan darah tinggi, diabetes dan meningkatkan risiko infeksi. Risiko efek samping meningkat seiring dengan besarnya dosis dan terapi jangka panjang. 4. Obat Penekan kekebalan tubuh. Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh dapat membantu dalam kasus-kasus lupus yang berat. Contohnya siklofosfamid, azathioprine,
mycophenolate, leflunomide dan methotrexate. Potensi efek samping dari obat lupus ini antara lain: peningkatan risiko infeksi, kerusakan hati, penurunan kesuburan dan peningkatan risiko kanker. Sebuah obat baru, belimumab (Benlysta) juga mengurangi gejala lupus pada beberapa orang. Efek sampingnya berupa mual, diare dan demam. Pencegahan Lupus: 1. 2. 3. 4. 5.
Hindari stres dan terapkan pola hidup sehat Kurangi kontak langsung berlebihan dengan sinar matahari Stop / berhenti merokok Berolah-raga teratur Lakukan diet nutrisi