Penyimpangan_sosial.docx.docx

  • Uploaded by: Alfred Renggo
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penyimpangan_sosial.docx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,313
  • Pages: 12
Daftar Isi DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang………………………………………………………… 2 1.2 Rumusan masalah…………………………………………………….. 3 1.3 Tujuan pembuatan makalah…………………………………………. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi atau pengertian tentang penyimpangan sosial…………….. 4 2.2 definisi atau pengertian tentang Narkoba…………………………… 6 2.3 sejarah Narkoba………………………………………………………..7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Data dan sumber data………………………………………………… 7 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Apa faktor terjadinya penyimpangan sosial…………………........... 8 4.2 Bagaimana sikap masyatrakat terhadap seseorang yang melanggar norma sosial, khususnya Narkoba…………………….. 9 4.3 Apakah langkah yang harus di ambil guna meminimalisasi Kasus penyimpangan sosial, khususnya Narkoba………………….. 9 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 10 5.2 Saran…………………………………………………………………… 11 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 12

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dengan ragam budayanya menyajikan berbagai ras dan suku bangsa, bahkan kelompok kelompok tertentu dalam kaitanya bersosial tidak dapat di hindari. Pada dasarnya sosialisasi sangat penting untuk di lakukan mengingat kita sebagai makhluk sosial, sewajarnya kita berperilaku berkelompok atau berinteraksi dengan sesama manusia lainnya. Akan tetapi tidak dapat di hindari pula dampak-dampak atau konsekuensi ketika kita menerjunkan diri kedalam lingkungan sosial.

Setiap orang yang baru menempati suatu wilayah sosial tertentu, baik itu baru dilahirkan maupun pendatang, akan senantiasa diarahkan atau disosialisasi oleh kelompok di wilayah itu untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalamnya kelompok tersebut. Melalui proses sosialisasi, akan diperoleh bentuk perilaku sosial yang selaras dengan harapan sosial (nilai dan norma sosial) atau lazim disebut conformity.

Namun, kita sadar bahwa tidak hanya keseragaman yang ada pada bentuk perilaku sosial tersebut, melainkan penyimpangan itu sendiri. Delequency (deviasi) adalah kebalikan dari konformitas atau nonkonformitas, yaitu bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang atau sekelompok orang berperilaku tidak sesuai dengan harapan kelompok. Hal ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa tidak semua orang bertindak berdasarkan normanorma dan nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat atau tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku tersebut disebut sebagai perilaku menyimpang (Setiadi & Kolip, 2011: 190).

2

Jika orang dikatakan menyimpang jika tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang ada di mana ia hidup, maka perlu di cari sebab musabab terjadinya perilaku menyimpang tersebut. Apakah itu dari faktor internal atau dari faktor eksternal, kedua faktor itu bisa saling melengkapi untuk menjadi penyebab seseorang tersebut memiliki perilaku menyimpang, akan tetapi di sini menympang dalam artian melanggar aturan atau norma-norma yang telah berlaku. Contoh nyata adalah narkoba, narkoba adalah sebuah bentuk penyimpangan sosial dalam ranah negatif karena banyak yang dirugikan disini bukan hanya keluarga akan tetapi juga masyarakat atau lingkungan yang terkena dampaknya.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka kami mendapatkan beberapa rumusan masalah di antaranya adalah:

1.

Apakah faktor terjadinya penyimpangan sosial?

2. Bagaimana sikap masyarakat terhadap seseorang yang melanggar norma sosial, khususnya narkoba? 3. Apakah langkah yang harus di ambil guna meminimalisasi kasus penyimpangan sosial, khususnya penggunaan narkoba?

1.3 Tujuan pembuatan makalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor terjadinya penyimpangan sosial guna memperluas pengetahuan tentang kasus yang terjadi di masyarakat;

3

2. Memahami cara berinteraksi dengan seorang yang terlibat dalam masalah penyimpangan sosial; 3. Mengetahui solusi dan tindakan yang harus di ambil dalam rangka mencegah atau menanggulangi kasus penyimpangan sosial.

BAB II

LANDASAN TEORI

Di bab ini akan di bahas tentang pokok-pokok pikiran yang berkenaan tentang landasan teori yaitu : (1) definisi atau pengertian PENYIMPANGAN SOSIAL; (2) Definisi atau pengertian tentang NARKOBA; (3) Sejarah NARKOBA 2.1 Definisi atau pengertian tentang penyimpangan sosial Apakah perilaku menyimpang itu? Istilah penyimpangan perilaku sering digunakan pada istilah gangguan emosional (emotional disturbance) dan ketidakmampuan penyesuaian diri (maladjusment) dengan berbagai bentuk variasinya.Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Ada beberapa sudut tinjauan mengenai faktor penyebab perilaku menyimpang. Menurut tinjauan secara biologis, retardasi mental adalah penyimpangan perilaku yang semata-mata disebabkan oleh faktor biologis, termasuk faktor gen dan unsur kimiawi-fisik. Psikodinamik memandang konflik emosional yang berhubungan dengan kepuasan mengenai dorongan instintif yang menimbulkan frustasi. James Vander Zender berpendapat bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang. 4

Bruce J. Cohen berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat didefinisakan sebagai suatu perilaku menyimpang yang diekspresikan oleh seorang atau beberapa orang kelompok masyarakat yang secara disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah diterima oleh sebagaian besar masyarakat. Robert M.Z Lawang (dalam pengantar sosiologi, 1980) berpendapat bahwa penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untk memperbaiki perilaku yang menyimpang atu abnormal tersebut. Kartini kartono (dalam patologi sosial jilid 1, 2005) berpendapat bahwa penyimpangan merupakan tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan. Tingkah laku seseorang dapat dikatakan menyimpang bilamana tingkah laku tersebut dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain dan juga melanggar aturan-aturan, nilainilai, dan norma-norma, baik norma agama, norma hukum, norma adat. Tingkah laku menyimpang dapat terjadi dimana-mana, dan kapan saja, baik di sekolah, dalam keluarga maupun dalam kehidupan di masyarakat. Mengenai masalah tingkah laku menyimpang dewasa ini sudah menjadi program pemerintah untuk menanggulanginya. Hal ini sudah terbukti sejak tahun 1971. Pemerintah telah menaruh perhatian yang serius dengan dikeluarkannya bakolak Inpres No. 6 / 1971 pedoman 8, tentang Penanggulangan tingkah laku menyimpang pada anak didik. Didalam pedoman ini diungkapkan mengenai pengertian tingkah laku, perbuatan atau tindakan yang

5

bersifat asosial, bahkan anti sosial yang melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Dr. Kusumanto “Tingkah laku menyimpang” adalah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai akseptabel dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu masyarakat yang berkebudayaan. Secara sosiologi menurut Dr. Fuad Hassan “Tingkah laku menyimpang” adalah perbuatan atau kelakuan anti sosial dan anti normatif. Dari beberapa defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa “tingkah laku menyimpang” adalah suatu tindakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, agama, dan norma-norma masyarakat sehingga akibatnya dapat merugikan orang lain, mengganggu ketentuan umum dan juga merusak dirinya sendiri. 2.2 Definisi atau pengertian NARKOBA Secara umum Narkoba adalah suatu zat yang dapat menimbulkan perubahan perasaan, suasana pengamatan atau pengelihatan karena zat tersebut mempengaruhi susunan syaraf. Menurut Kurniawan (2008), Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya. Menurut Jackobus (2005), Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

6

Menurut Ghoodse (2002), Narkoba adalah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat kesehatan, ketika zat tersebut masuk kedalam organ tubuh maka terjadi satu atau lebih perubahan fungsi didalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi ketergantungan secara fisik dan psikis pada tubuh, sehingga bila zat tersebut dihentikan pengkonsumsiannya maka akan terjadi gangguan secara fisik dan psikis. 2.3 Sejarah NARKOBA Sejatinya di Indonesia sendiri Narkoba sudah di kenal dari jaman kolonial, opium mereka menyebut narkoba, opium adalah salah satu jenis narkoba. Di daratan aceh misalnya, ganja sudah menjadi tanaman umum sejak dulu, bahkan ada yang mengkonsumsi tanaman ini untuk di jadikan lauk pauk pelengkap nasi. Pada jaman dahulu daerah aceh narkoba jenis itu tumbuh bahkan di depan rumah sekalipun untuk penghias. Bukankah ini ironis bahwasannya tanaman yang bisa merusak akal dan fikiran tersebut tumbuh subur di ladang-ladang bahkan taman rumah. Sebenarnya tidak dapat di pungkiri hal ini juga ada sangkut pautnya dengan jaman penjajahan, karena mereka tidak hanya memberikan dampak secara ri’il pada saat itu, akan tetapi dampak yang mereka torehkan sampai dengan saat ini. bahkan ketika undangundang dan berbagai macam peraturan sudah di canangkan dan di aplikasikan. Untuk Indonesia sendiri mungkin sedikit memerlukan waktu untuk memberantas. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DATA DAN SUMBER DATA Data makalah ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu buku dan internet. Adapun yang kami kutip dari buku adalah tentang pengertian penyimpanga sosial dan pengertian Narkoba dan selebihnya kami dapat berdasarkan penelitian kami di internet dengan

7

memperhatikan domain dan juga sumber yang valid yang bisa dipertanggungjawabkan di kemudian hari.

BAB IV PEMBAHASAN Di bab ini kita akan masuk kepada pokok pembahasan makalah, bagaimaba telah dijabarkan di atas arti daripada penyimpangan sosial dan narkoba maka pengertian tersebut akan kita pakai sebagai landasan pembahasan di bab ini. 4.1 Apakah faktor terjadinya penyimpangan sosial Banyak sekali faktor bagi seseorang untuk berperilaku menyimpang, akan tetapi kami akan membahsanya yang berhubungan langsung dengan faktor seseorang berperilaku menyimpang dan menggumnakan narkoba 1. Faktor lingkungan, faktor ini sangat berperan aktif bagi seseorang untuk melakukan kegiatan menyimpang, dikarekan kita sebagai makhluk sosial khususnya tidak bisa lepas dari lingkungan dan sosialisasi, nah di lingkungan tersebut bukan hanya pengaruh baik yang di bawa akan tetapi juga pngaruh buruk, narkoba adalah salah satu pengaru buruk yang bisa saja di bawa dari lingkungan sekitar, bagaimana cara seseorang bergaul bisa sangat mempengaruhi. 2. Broken home atau keluarga yang berantakan faktor ini biasanya juga mendominas seseorang untuk berperilaku menyimpang dan mengindahkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Keluarga sangat berperan aktif dalam pembentukan karakter seseorang, maka jika keluarga tersebut terpecah, atau berantakan tidak menutup kemungkinan terjadinya pelampiasan dari rasa-rasa yang ditimbulkan. Banyak yang mengambil jalan salah untuk melampiaskan rasa tersebut, diantaranya adalah berperilaku menyimpang menggunakan narkoba, karena ingin

8

lari dari kenyataan, atau dikarekana efek obat tersebut yang bisa menenagkan fikiran. Sejujurnya masih banyak faktor yang mempengaruhi seseoarng untuk berperilaku menyimpang, akan tetapi dua faktor tersebut dirasa cukup untuk menjelaskan kenapa seseoarng bisa berperilaku menyimpang. Sebenarnya hal ini tidak lepas dari faktor eksternal maupun internal itu sendiri. Faktor tersebut bisa dari dalam diri kita maupun dari lingkungan kita. 4.2 Bagaimana sikap masyarakat terhadap seseorang yang melanggar norma sosial, khususnya Narkoba Dari pengamatan yang kami lakukan, dan pencarian artikel artikel tentang hal ini, jika sudah tertangkap basah melakukan perbuatan menyimpang khususnya narkoba sikap masyarakat sendiri dewasa ini cenderung defensif atau menarik diri, hal ini tidak lepas dari peran keluarga yang seharusnya bisa menyelamatkan anggota keluarganya yang telah berperilaku menyimpang, akan tetapi yang terjadi di lapangan adalah mereka cenderung di kucilkan, keluarganya sendiri kebanyakan cenderung menganggap hal itu sebagai aib yang tidak sepatutnya berada di lingkungan keluarga mereka. Mungkin ada beberapa yang bisa menerima bahkan bersedia menolong karena sekarangpun Negara juga menyediakan panti rehabilitasi, akan tetapi presentase tersebut masih terbilang kurang. 4.3 apakah langkah yang harus di ambil guna meminimalisasi kasus penyimpangan sosial, khususnya penggunaan narkoba. Dikarenakan di atas sudah di jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku menyimpang, maka pembahasan di sini akan berlandaskan teori di atas. Kita bisa memulai dari faktor internal yaitu kesehatan mental kita, jika ingin mempunyai jiwa yang sehat, maka kita juga harus berperilaku positif, bisa menfilter diri dari ancaman yang senantiasa menhampiri, karena memang tidak menutup kemungkinan goadaan tersebut ada,

9

dengan mengikuti acara kerohanian setidaknya bisa membantu untuk tetap berfikir positif dan dengan mengingat adanya Tuhan dipastikan kita akan dijauhkan dari perilaku yang membuat kita merugi. Dari faktor ekternal sendiri Negara kita memiliki badan pemberantasan narkoba, dimana kita biasa menyebutnya BNN (Badan Narkotika Nasional), badan ini berperak aktif guna mengurangi dampak daripada pengguna narkoba, dengan cara menyisir tempat tempat yang disinyalir menjadi pemasok narkotika. Badan ini sudah tersebat di beberapa tempat di Wilayah Indonesia. Memang belum terlihat hasil nyata daripada pengurangan kasus narkoba, akan tetapi setidaknya dari Negara sendiri sudah berupaya untuk mencegah atau mengurangi dampak daripada hal tersebut. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penggunaan narkoba tergolong sebagai kasus penyimpangan sosial yang berkembang di Indonesia, sasaran dari zat berbahaya ini bukan hanya kalangan dewasa akan tetapi remaja dan tidak menutup kemungkinan anak anak juga menggunakannya. Dari segi sosial jelas ini sangat melanggar norma yang berlaku, di karenakan hal ini berdampak buruk bagi lingkungan sekitar maupun individu itu sendiri, dari segi keenegaraan, Negara merasa merugi jika setiap tahunnya generasi penerus bangsa harus di renggut nyawanya di karenakan mengkonsumsi barang haram tersebut, yang seharusnya generasi tersebut bisa lebih produktif untuk memajukan bangsa Indonesai akan tetapi kenyataanya tidak sesuai dengan anganangan. Meskipun ada undang-undang yang melarang dan hukum yang tegas selama ini, akan tetapi pada lapangannya pengguna dan pengedar tidak pernah merasa jera akan hal ini. Faktor internal dan eksternal ataupun faktor kepedulian yang semakin mengikis di lapisan masyarakat sangat berperan aktif dalam hal ini.

10

5.2 Saran Kami selaku mahasiswa pastilah di benak kita banyak berkeliaran saran-saran atau kritikan guna membangun bangsa lebih produktif terlepas dari perilaku menyimpang yang negatif, saran dari kami adalah dimulai dari diri kita sendiri untuk bagaimana bisa membentengi diri sendiri dari sesuatu yang bisa merusak kesehatan jiwa dan raga. Jika memiliki suatu masalah jangan di pendam sendiri yang mengakibatkan tidak adanya solusi dan berujung ke hal negatif, faktor keluarga sangat perperan aktif dalam hal ini, karena sosialisasi di mulai dari lingkungan keluarga, bagaimana pembawaaan keluarga itulah yang akhirnya membentuk karakter seseorang. Jika terdapat dari salah satu keluarga menggunakan narkoba jangan lantas di buang atau di asingkan, akan tetapi rangkullah dan ajaklah berobat, karena panti rehabilitasi selalu siap sedia membukakakn pintunya bagi siapa saja yang meminta pertolongan. Untuk Negara sendiri hal ini menjadi pekerjaan yang sangat sulit kami rasa untuk memberantas narkoba mengingat sejarahnya, akan tetapi bukannya tidak mungkin dengan bantuan masyarakat yang berperan aktif dan undang-undang yang semakin di pertegas, mungkin setidaknya bisa sedikit mengurangi pengedaran atau menggunaan dari barang haram tersebut. Sosialisasi akan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba mungkin bisa membantu untuk menyadarkan, jadi memperbanyak sosialisasi di lingkungan pendidikan atau di pelosok masyarakat mungkin bisa terbilang efektif guna mengurangi kasus penyimpangan sosial ini.

11

Daftar Pustaka

Rohman, Taupik dkk. 2007. Suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudistira.

Muin, I danto. 2006. Sosiologi SMA kelas x. Jakarta: Erlangga.

Setiadi, Elly m dan Usman Kolip. 2015. Pengantar Sosiologi (Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial, Teori Aplikasi Dan Pemecahannya) . Kencana.

12

More Documents from "Alfred Renggo"

Igen.docx
October 2019 23
Rpp Bola Voli.docx
October 2019 21
Chapter_i[1].docx
October 2019 18
June 2020 96