Penyimpangan Perilaku Pemuda Minangkabau Di Pandang Dari Segi Budaya Dan Adat

  • Uploaded by: Achas
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penyimpangan Perilaku Pemuda Minangkabau Di Pandang Dari Segi Budaya Dan Adat as PDF for free.

More details

  • Words: 1,682
  • Pages: 5
PENYIMPANGAN PERILAKU PEMUDA MINANGKABAU DI PANDANG DARI SEGI BUDAYA DAN ADAT MINANGKABAU OLEH: AHMAD ZAKKY SEBAGAI SYARAT CALON WARGA ASRAMA MAHASISWA MERAPI SINGGALANG TAHUN 2008 Kata Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua, sehingga sampai saat ini kita masih dalam keadaan sehat dan masih bisa melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari dunia yang tidak berilmupengetahuan kepada dunia yang berilmupengetahuan dan berpendidikan seperti yang kita rasakan pada sekarang ini. Terimakasih penulis ucapkan atas semua pihak yang ikut terlibat dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih atas bantuan kakak-kakak dan teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih atas kesabaran “uda-uda” yang rela meluangkan waktunya yang berharga untuk mengoreksi makalah penulis ini. Terimakasih atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Terima kasih atas masukan dan saran yang diberikan kepada kami sebagai calon anggota baru Asrama Mahasiswa Merapi Singgalang secara umum dan kepada penulis secara khusunya untuk menyelesaikan makalah ini. Dan terimakasih atas teman-teman yang sepenanggungan dengan penulis, angkatan 2008 ini yang baik secara langsung atau tidak langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang tidak tersebutkan namanya yang berkontribusi baik secara langsung tau tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini menceritakan tentang bagaimana suatu tatanan kehidupan baru yang jauh dari nilai budaya dan adat Minangkabau yang mengancam kelangsungan dari budaya dan adat Minangkabau itu sendiri. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa anak cucu kita tidak dapat lagi mengetahui dan menikmati budaya dan adat Minangkabau. David Chanei, seorang profesor Sosilologi di Univesitas Durham dalam bukunya yang berjudul Lifestyle Sebuah pengantar Komprehensif (Jalasutra 2003) pernah berargumen, bahwa gaya hidup merupakan ciri sebuah tatanan dunia modern, atau disebut dengan istilah modernitas. Dari asumsi itu jelas terkandung pengertian yang kita serap bahwa siapapun yang hidup dalam dunia modern hari ini, akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri ataupun orang lain. Dengan meminjam pandangan almarhum Prof. Umar Kayang,”seni dan budaya harus dimaknai sebagai kata kerja, bukan kata benda. Seni dan budaya harus hidup, tumbuh, dan berkembang sesuai dinamika masyarakatnya”. Jadi, apapun kondisi masyarkat saat ini, kita harus tetap menjaga budaya dan adat Minangkabau. Penulis berharap agar makalah ini tidak hanya dilihat sebagai patokan atau sebagai syarat untuk menjadi anggota baru Asrama Mahasiswa Merapi Singgalang tahun 2008, namun agar pembaca

PENYIMPANGAN PERILAKU PEMUDA DESA LEMO DARI SEGI BUDAYA DAN ADAT BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melihat dari kondisi sekarang ini yang semakin parah dan mulainya pudarnya pemahaman budaya dan adat desa lemo, penulis merasa prihatin. Kita tak bisa lagi mungkir atau mengelak dari realitas yang ada, sebuah kenyataan betapa orang muda lemo hari ini telah mengalami suatu masa perubahan corak dan lagak gaya hidup. Saat ini, di mana terjadi pergeseran nilai secara besar-besaran, gaya hidup serba digital dan instan sangat cepat merasuki tatanan hidup masyarakat dunia tidak terkecuali masyarakat Sulawesi tengah (Baca orang muda lemo). Sebuah kekuatan hebat telah menjelma, ketika televisi telah memainkan perannya hingga ke pelosok taratak, membuat mata orang muda lemo terkesima, maka paruh-paruh industri pun mencengkram dengan kuatnya. Sehingga sebuah contoh sederhana, betapa hal yang tidak mengherankan ketika model baju terbuka yang memperlihatkan bentuk dan keindahan tubuh menjadi pusat mode (trensenter), meski bertentangan dengan adat yang bersandikan syarak kitabullah, namun apa dikata, model dan gaya hidup yang disodorkan kotak ajaib yang bernama televisi ini seperti tuhan yang selalu dipuja-puja. Mengapa gaya hidup semakin penting hari ini, apakah gaya hidup itu berarti ekspresi yang mengandung muatan positif, ataukah sebuah bentuk eksploitasi baru? Melihat pudarnya budaya dan adat desa lemo diantara masyarakat Sulawesi tengah (Baca orang muda desa lemo) itu sendiri, tentu perlu kita ketahui apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi. Adat tidak lagi dijadikan sebagai landasan kehidupan bermasyarakat. Dengan melihat berbagai kenyataan yang terjadi pada saat ini sehingga penulis mengangkat tema mengenai pergaulan dipandang dari segi budaya dan adatdesa lemo. Apabila kenyataan ini tetap saja dipertahankan tanpa ada tindakan yang berarti dari pemimpin daerah dan pemangku adat, maka tidak menutup kemungkinan bahwa pada masa yang akan datang, kita akan menjumpai anak cucu kita yang tidak mengenal lagi budaya dan adat . mereka tidak menemui lagi budaya dan adat nenek moyang mereka. 2. Tujuan Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan. Secara teoritis, makalah ini merupakan syarat untuk menjadi anggota Mahasiswa untad 2007 yang mana merupakan bagian dari pelbagai syarat yang diberikan guna menjadi anggota mahasiswa untad 2007 Namun secara tidak langsung, penulis bermaksud mengajak pembaca dan pendengar untuk memahami isi makalah ini dan sekiranya dapat menjalankan beberapa amanat yang terkandung dalam makalah ini. Penulis berharap agar pembaca, pendengar, dan bahkan penulis sendiri untuk dapat melestarikan budaya dan adat desa lemo yang terancam akan kepunahan oleh pengaruh

budaya lain dan kurangnya kesadaran pada diri kita semua untuk menjaga milik kita sendiri, hasil dari pemikiran pendahulu kita, dan bahkan merupakan identitas kita semua sebagai masyarakat desa lemo. Jika kita melupakan hal ini maka secara tidak langsung kita telah melupakan dari mana kita berasal dan melupakan pendahulu kita. BAB II ISI 1. Asal Mula Desa Lemo Sebelum kita mengetahui tentang bagaimana desa lemo(Sulawesi tengah), alangkah baiknya kita terlebih dahulu mengenal asal terbentuknya desa lemo Desa lemo adalah suatu lingkungan adat yang terletak dalam daerah geografis administratif h dan juga mencangkau sebagian timur daerah geografis administratif propinsi Sulawesi Tengah, dan ke sebagian timur daerah administratif propinsi Sulawesi Tengah. Pada mulanya, yang masuk wilayah sosial kultural desa lemo Akan tetapi dalam perkembangannya wilayah Sulawesi Tengah meluas sampai ke luar tiga luhak tersebut yang disebut Nenek moyang suku bangsa berasal dari percampuran antara bangsa Melayu Tua yang telah datang pada zaman Neolitikum dengan bangsa Melayu Muda yang menyusul kemudian pada zaman Perunggu. Kedua bangsa ini adalah serumpun dengan bangsa Astronesia. Kelompok pengembara Astronesia yang meninggalkan kampung halamannya dibagian Hindia,menuju ke selatan mencari daerah baru untuk kehidupan mereka. Dalam rangka pencarian tanah baru itu, setelah mereka mendarat di pantai timur Sumatera, bergerak ke arah pedalaman pulau Sulawesi Tengah 2. Masuknya Islam Menurut para ahli, Islam masuk dan berkembang di desa lemo melalui a) Melalui para saudagar Islam yang berkunjung ke Minangkabau dan menyiarkannya secara diam-diam dan tak terencana. Diperkirakan para pedagang Persia, Arab, dan Gujarat telah banyak mendatangi Sulawesi Tengah abad ke VII atau awal abad ke VIII M. 3. Perbenturan Adat dan Islam Perbenturan yang berarti antara adat Minangkabu dengan Islam terjadi di bidang sosial, khususnya yang menyangkut sistem kekerabatan yang menentukan bentuk perkawinan, kediaman, dan pergaulan. Dalam sistem kekerabatan, adat desa lemo bersifat matrilineal (menurut garis ibu), sedangkan Islam bersifat patrilineal (menurut garis bapak). Dalam menentukan tempat tinggal suami-istri, adat desa lemo Dalam hal ini terlihat jelas bahwa Adat dan Islam dapat saling melengkapi walaupun secara teoritis terdapat perbedaan prinsip, namun tetap memiliki prinsip dasar yang sama. Jadi, kenapa Islam dan adat harus dipisahkan? Kenapa kehidupan masyarakat terutama anak mudanya menjauhi prinsip kehidupan adat dan kehidupan Islam? Karena sesungguhnya masyarakat yang mengaku sebagai orang . namun bukan Islam dan bertentangan dengan adat adalat “Bukan Orang Islam”.

4. Penyimpangan Perilaku Masyarakat dalam keterkaitannya dengan Adat Beberapa waktu belakangan ini, banyak perilaku menyimpang yang ditunjukkan masyarakat. pada umumnya dan remaja desa lemopada khususnya, antara lain: Demikian juga halnya dengan pakaian jilbab, jilbab atau pakaian atau pakaian muslimah akhirnya tidak lebih sekedar mode yang membentuk pasar potensial baru, sebab itu dibarengi dengan baju yang ketat dan celana yang sempit hingga menampakkan pusar. Kemana perginya lembaga dan organisasi kewanitaan masyarakat Minangkabau? Tidakkah hal ini termasuk dalam program pemberdayaan perempuan?. terakhir dari struktur pemerintahan, yang bertugas manyauak dan mambasuik dari bumi melalui ninik mamak sebagai pemerintahan non formal, dan manampuang yang titik dari langit/dari ateh yaitu dari pemerintahan sebagai pemerintahan formal dengan undang-undangnya. Namun dalam kenyataan dan pelaksanaanya, hal tersebut hanya sebagai wacana saja, ninik mamak dan pamangku adat di nagari yang tumbuhnyo ditanam dan gadangnyo diambah, dan didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting, ka pai tampek batanyo ka pulang katampek babarito, hanya tinggal sebagai penonton saja. Dia tidak obahnya seperti orang yang ketinggalan kereta, yang tebengong-bengong di stasiun tidak tau arah yang ditempuh. Seperti kita ketahui, bahwa hubungan antara penghulu / ninik mamak dengan adat sangatlah erat kaitannya, apabila adat itu kuat, maka kuat pulalah kedudukan penghulu atau ninik mamak itu. Apabila penghulu itu tidak berwibawa, maka masyarakat akan meremehkan pula peraturan adat, sebaliknya bila penghulu berwibawa, maka masyarakat akan patuh pula menjalankan peraturan adat. Karena penghulu / ninik mamak berkewajiban menjaga dan mengawasi pelaksanaan aturan adat agar dijalankan dan dipatuhi oleh anggota kaumnya atau masyarakat dalam nagari. Untuk itu, hal yang harus kita lakukan adalah dengan mengenal budaya dan adat kita sendiri. Dengan begitu kita akan mengenal budaya kita sendiri, dengan kita mengenal budaya dan adat sendiri maka kita akan mencintai itu semua. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Semakin parahnya kondisi pergaulan masyarakat desa lemo sangat membahayakan posisi budaya dan adat. Maka mungkin saja Dengan meminjam pemikiran dunia akan didominasi oleh konflik antar bangsa dengan peradaban yang berbeda. Sumber konflik dunia di masa datang tidak lagi berupa ideologi atau ekonomi, akan tetapi budaya. Konflik tersebut pada gilirannya menjadi gejala terkuat yang menggantikan polarisasi ideologi dunia ke dalam komunisme dan kapitalisme, bersamaan dengan runtuhna politik mayoritas negara-negara Eropa Timur”. Dari pemikiran beliau tersebut terlihat jelas bahwa budaya-budaya di dunia akan saling berbenturan. Apabila budaya dan adat tidak diperkuat “anak daerah”nya sendiri, maka dapat dipastikan bahwa budaya dan adat akan terlindas oleh pengaruh budaya Barat yang memamerkan kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.

2. Saran Terimakasih atas pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk mencapai suatu hal sempurna adalah hal yang tidak mungkin karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Namun kita hanya dapat membuat sesuatu yang mendekati sempurna. Untuk itu perlu saran dari pembaca guna memperbaiki makalah ini guna mencapai suatu makalah yang mendekati sempurna. Dan bagi pembaca baik yang berdomisili di Sulawesi Tengah, baik yang memiliki garis keturunan langsung,tidak memiliki garisi langsung dari Minangkabau, maupun msyarakat yang peduli dengan budaya dan adat agar dapat melakukan sesuatu yang berguna untuk mencegah terjadinya kepunahan budaya dan adat desa lemo demi anak cucu kita kela vvvvvvvv

Related Documents


More Documents from "H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar"