BAB III PENUTUP
Sindroma antifosfolipid merupakan penyakit autoimun sistemik yang di tandai dengan adanya kejadian trombotik atau obstetrik yang terjadi pada pasien dengan persisten antibodi antifosfolipid. Sindroma antifosfolipid trombotik ditandai dengan adanya trombosis vena, arteri atau mikrovaskular. Sindroma antifosfolipid cathastropic merupakan salah satu jenis antifosfolipid sindrom yang mematikan namun jarang ditemui yang ditandai dengan trombosis yang disertai dengan adanya kegagalan dan iskemik multi-organ. Secara klinis APS dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu APS primer, APS sekunder, APS mikroangiopati dan APS Catasthropic. Pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan untuk di periksa pada penegakkaan diagnosis APS meliputi lupus anticoagulant (LAC) yang ada pada plasma , antibodi B2GPI dependentanticardiolipin (aCL) pada isotype IgG/IgM di plasma atau serum, antibodi B2GPI dari isotype IgG/IgM pada plasma atau serum. Adanya IgG Antibodi dan/atau isotope IgM antikardiolipin dalam serum atau plasma dengan titer sedang atau tinggi (>40 unit GPL atau MPL atau > persentil 99) pada dua kali pemeriksaan yang berjarak minimal 12 minggu, yang diukur dengan metode ELISA terstandar. Adanya IgG antibodianti-β2 glikoprotein-I dan/atau IgM isotipe dalam serum atau plasma( titer > persentil 99), pada dua kali pemeriksaan yang berjarak minimal 12 minggu, diukur dengan metode ELISA terstandar dengan prosedur yang direkomendasikan.
20