Penurunan Cd4 Pada Odha Setelah Terapi Arv Lebih Dari 39 Bulan.pdf

  • Uploaded by: Dini Wurnaning
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penurunan Cd4 Pada Odha Setelah Terapi Arv Lebih Dari 39 Bulan.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,581
  • Pages: 12
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/322928464

PENURUNAN CD4 PADA ODHA SETELAH TERAPI ARV LEBIH DARI 39 BULAN Article · October 2017 DOI: 10.30597/mkmi.v13i3.1048

CITATION

READS

1

2,123

6 authors, including: Hotma Hutapea

Yustinus Maladan

Institute of Research and Development for Biomedicine Papua

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua

8 PUBLICATIONS   1 CITATION   

8 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

SEE PROFILE

Antonius Oktavian Institute of Research and Development for Biomedicine Papua 26 PUBLICATIONS   19 CITATIONS    SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Conference Paper Distribution of Mycobacterium tuberculosis Genotype and TB Transmission in Jayapura City, Papua Province Indonesia View project

The Avidity of HIV-1 specific antibody in antiretroviral treated patients in Papua Province View project

All content following this page was uploaded by Hotma Hutapea on 09 March 2018. The user has requested enhancement of the downloaded file.

MKMI MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA The Indonesian Journal of Public Health

Volume 13, Nomor 3, September 2017



ISSN 0216-2482

Media Kesehatan Masyarakat Indonesia adalah publikasi ilmiah yang menerima setiap tulisan ilmiah dibidang kesehatan, baik laporan penelitian (original articel research paper), makalah ilmiah (review paper) maupun laporan kasus (case report) dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Penanggung Jawab Prof. Dr. drg. A. Zulkifli Abdullah, M.Kes (Dekan FKM UNHAS) Pemimpin Redaksi Dr. Ida Leida M. Thaha, SKM, M.KM, MSc.PH Wakil Pemimpin Redaksi Indra Dwinata, SKM, MPH Redaksi Pelaksana Dr. Andi Ummu Salmah, SKM, MSc Jumriani Ansar, SKM, M.Kes Indra Fajar Wati, SKM. MA Muh. Yusran Amir, S.KM., MPH Dr. dr. Masyitha Muis, MS Syamsuar Manyullei, SKM, M.Kes, MSc.PH Nur Arifah, S.KM., MA Andi Imam Arundhana, S.Gz., MPH Sekretariat Andi Selvi Yusnitasari, SKM, M.Kes Uswatun Hasanah, SKM Sirkulasi Syamsiah, S.E Drs. Syamsu Alam Tata Usaha Lolah Auliya Muthmainnah, SKM Herlindayanti, S.Pd

Jurnal ini diterbitkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 4 kali setahun (Maret, Juni, September, Desember). Surat menyurat menyangkut naskah, langganan dan sebagainya dapat dialamatkan ke : Sekretariat Redaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Saudari Andi Selvi dan Syamsiah d.a Ruang Jurnal FKM Lt.1 Ruang K108 Kampus Unhas - Tamalanrea 90245 Telp. 08114440454, Fax (0411) 586013, E-mail : [email protected] OJS : http://journal.unhas.ac.id/index.php/JMKMI

MKMI MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA The Indonesian Journal of Public Health

Volume 13, Nomor 3, September 2017

ISSN 0216-2482

DAFTAR ISI Penderita Lepra dan Peran Perawat Terkait Stigma pada Penderita Lepra: Studi Fenomenologi Dary, Sakti O. Barubara

191-199

Status Sosial Ekonomi dan Kejadian Hipertensi Fika Kharisyanti, Farapti

200-205

Perbandingan Pengelolaan Program P2TB di Puskesmas dengan CDR Tinggi dan CDR Rendah Ovi Norfiana, Ede Surya Darmawan

206-215

Identifikasi Bahaya dan Peta Bahaya Kerja pada Penyapu Jalan di Kota Medan Umi Salmah, Sri Novita Lubis

216-223

Karakteristik, Asupan Gizi dan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Zulhaida Lubis, Jumirah, Maya Fitria

224-229

Efektivitas Implementasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Ridwan M. Thaha, Julia Ningsih Royani, Darmawansyah

230-237

Eksplorasi dan Ekspresi Hasrat Seksualitas pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Menjalani Hemodialisis Lilin Rosyanti, Indriono Hadi, Kusman Ibrahim

238-248

Pemetaan Kualitas Bakteriologis Air pada Pokmair Kecamatan Watumalang Pujiyati, Prabang Setyono, Wiryanto

249-257

Suplementasi Kapsul Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) terhadap Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Izna Nurdianty Muhdar, M. Rizal M. Damanik, Faisal Anwar

258-266

Penurunan CD4 pada ODHA Setelah Terapi ARV Lebih Dari 39 Bulan Hotma Martogi Lorensi Hutapea, dkk.

267-272

Kepuasan Staf RSUP Sanglah Denpasar terhadap Pelayanan Peserta Didik Kedokteran Desak Nyoman Widyanthini, I Gusti Ngurah Edi Putra, Pande Putu Januraga

273-280

Kemitraan Pemerintah dengan Muslimat NU (NGO) dalam Pengendalian Tuberkulosis Paru Muh. Syafar, Nur Jannah Abna

281-288

JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 3, September 2017

PENURUNAN CD4 PADA ODHA SETELAH TERAPI ARV LEBIH DARI 39 BULAN Incomplete Restoration of CD4 Cell Count after 39 Months of ARV Therapy Hotma Martogi Lorensi Hutapea, Yunita Mirino, Mirna Widiyanti, Eva Fitriana, Yustinus Maladan, Antonius Oktavian Balai Penelitian dan Pengembangan Biomedis Papua ([email protected]) ABSTRAK Nilai hitung CD4 telah dijadikan indikator efikasi terapi antiretroviral (ARV). Peningkatan nilai hitung CD4 diharapkan terjadi setelah terapi dilakukan, tetapi penurunan nilai hitung CD4 ditemui pada ODHA yang diterapi dalam jangka waktu lama. Anemia dianggap sebagai salah satu penyebab penurunan nilai hitung CD4. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan terapi ARV terhadap perubahan nilai hitung CD4 sebelum dan sesudah terapi, dan hubungan anemia terhadap perubahan nilai hitung CD4. Populasi adalah ODHA yang terdaftar di RS. Mitra Masyarakat, Mimika. Sampel adalah 90 ODHA yang terdaftar di VCT RS. Mitra Masyarakat, Mimika yang sudah menerima terapi ARV lebih dari 6 bulan. Sebanyak 67 dari 90 subyek yang memiliki data CD4 sebelum dan sesudah terapi dianalisis menggunakan uji wilcoxon. Hubungan anemia dengan perubahan nilai hitung CD4 dianalisis menggunakan chi square. Mayoritas subyek penelitian adalah perempuan sebanyak 49 orang (73,1%), dengan kelompok umur 25-35 tahun yaitu 27 orang (40,3%). Sebanyak 38 orang (56,7%) diterapi ARV kurang dari 39 bulan, dan sisanya lebih dari 39 bulan. Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat penurunan nilai hitung CD4 meskipun telah diterapi ARV, tetapi anemia bukan faktor risiko penyebab penurunan tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi berkesinambungan pada ODHA yang diterapi ARV. Kata kunci : Antiretroviral, CD4, HIV-AIDS ABSTRACT CD4 cell count has been used as antiretroviral (ARV) effication indicator. The increasing of CD4 cell count was expected after the ARV therapy. However, the restoration of CD4 cell may not achieved after long-term therapy. Anemia is one of many risk factor of the incomplete restoration of CD4 cell count. The goal of this study was to analyze the relation of ARV combination to the alteration of CD4 cell count. The population of this study was people living with HIV/AIDS registered in Mitra Masyarakat Hospital, Mimika. Samples were 67 HIV infected people at VCT of the respective hospital, and had been treated with ARV for more than 6 months. The CD4 data of 67 subjects before and after ARV treatment were analyzed using Wilcoxon test, and the correlation of anemia to CD4 cell count alteration was tested using chi square. Most of the subjects were 49 females (73,1%), the mean of the age was 25-35 years old, 27 individuals (40,3%). 38 persons received ARV therapy for less than 39 months. The statistic analysis showed that CD4 cell count was decreased significantly even though the subject had been treated by ARV therapy, however anemia was not the risk factor of the incomplete restoration of CD4 cell count. Therefore, long-term ARV therapy need to be evaluated continuously. Keywords : Antiretroviral, CD4, HIV-AIDS

267

Hotma Martogi Lorensi Hutapea : Penurunan CD4 pada ODHA Setelah Terapi ARV Lebih Dari 39 Bulan

PENDAHULUAN

Sel limfosit menghasilkan Cluster Differentiation/CD4 yang merupakan salah satu komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh. Sel ini menghasilkan molekul-molekul yang berperan melawan invasi patogen sehingga manifestasi klinisnya tidak muncul.1 Menurunnya populasi CD4 sel limfosit secara progresif adalah karakteristik utama patogenesis Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS). Penurunan tersebut menyebabkan sistem imun bekerja tidak sempurna sehingga meningkatkan kerentanan penderita untuk mendapatkan IO.2 Kematian CD4 sel limfosit dimediasi oleh mekanisme destruksi yang dilakukan HIV-1 secara lambat yaitu hingga 10-12 tahun sejak terinfeksi.3 Pemberian antiretroviral (ARV) kepada ODHA dinilai bermanfaat untuk mencegah terjadinya destruksi CD4 sel limfosit oleh HIV-1.4 Terapi ARV sangat membantu meningkatkan kualitas dan harapan hidup orang dengan HIV-AID S (ODHA). Hal tersebut terlihat pada kemampuan ARV meningkatkan jumlah CD4 ODHA, menekan replikasi virus secara konsisten, dan meningkatkan perbaikan respon imun ODHA.1 Terapi yang diberikan dalam kombinasi beberapa ARV ini telah berhasil menurunkan muatan virus hingga pada ambang batas tidak terdeteksi (<50 salinan RNA/mL) dan meningkatkan populasi CD4 sehingga terjadi perbaikan respon imun. Peningkatan nilai hitung CD4 yang diharapkan setelah terapi adalah 50-100 sel/mm3 per tahun hingga mencapai 350 sel/mm3,5. Namun, kesulitan meningkatkan populasi CD4 dapat terjadi sehingga nilai hitung CD4 ODHA tetap rendah.6 Salah satu faktor penyebab sulitnya memulihkan jumlah CD4 dalam masa terapi adalah kejadian anemia. Individu dengan anemia sedang pada awal pengobatan berhubungan dengan rendahnya peningkatan CD4.7 Anemia dapat mempercepat progresifitas infeksi HIV-1 menjadi AIDS dan menyebabkan kematian setelah pemberian ARV.8 Meskipun ARV dirancang untuk tidak menyebabkan anemia, pada dosis tertentu, Zidovudin (ZDV) diketahui menghambat proliferasi sel progeni sel darah dan dapat menyebabkan anemia.9,10 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ODHA dengan kadar Hb yang rendah memiliki risiko mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan kelompok pembandingnya, bahkan setelah nilai hitung CD4 dan

muatan virus dikendalikan.11 Pada penelitian ini, sebanyak 67 ODHA di RSMM, Mimika direkrut untuk mengetahui perubahan nilai hitung CD4 setelah diterapi dengan ARV golongan inhibitor Reverse Transcriptase (RTI). Responden penelitian dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu menerima ARV sebelum dan sesudah 39 bulan, sebagai nilai rata-rata lama terapi. Semua responden menerima ARV berupa kombinasi yang mengandung ZDV yang terkonfirmasi sebagai penyebab anemia pada dosis tertentu. Anemia bisa terjadi pada ODHA sebelum atau sesudah terapi, tetapi pada penelitian ini, kadar Hb sebelum terapi tidak diperiksa. Perubahan nilai hitung CD4 yang teridentifkasi dihubungkan dengan anemia pada ODHA tersebut untuk melihat pengaruhnya terhadap penurunan nilai hitung CD4.

BAHAN DAN METODE

Populasi adalah semua ODHA di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Mimika. Sampel adalah penderita HIV-AIDS yang dipilih secara consequtive sampling, yaitu ODHA yang sudah menerima ARV sedikitnya 6 bulan terapi. Perhitungan besar sampel untuk rancangan crosssectional sebanyak 67 sampel. Perekrutan pasien oleh peneliti dibantu oleh seorang dokter penanggungjawab di RSMM. Wawancara dilakukan secara mendalam kepada pasien dan mengumpulkan informasi klinis, data demografis, faktor risiko penularan sesuai dengan kuesioner. Wawancara dilakukan oleh tenaga medis di VCT RSMM. Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hubungan terapi ARV dengan kenaikan jumlah CD4 setelah terapi dibandingkan dengan sebelum terapi. Hubungan anemia dengan perubahan nilai hitung sel CD4 dilakukan dengan chi square.

HASIL

Responden ODHA sebanyak 67 orang direkrut untuk penelitian ini. Data sekunder responden terdiri atas 18 laki-laki dan 49 perempuan yang sudah menerima terapi ARV. Usia 2 hingga 62 tahun dengan mean 31.25±10.82 tahun. Subyek penelitian ini adalah ODHA yang sudah menerima terapi golongan penghambat rtase dengan mayoritas perempuan. Mayoritas subyek adalah ODHA usia produktif dengan pendidikan menengah, tidak

268

JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 3, September 2017

bekerja, dan menikah. Faktor risiko penularan infeksi HIV pada penelitian ini mayoritas secara heteroseksual (Tabel 1). Terapi ARV yang tersedia di RSMM, Mimika adalah zidovudine (ZDV), lamivudine (3TC), nevirepine (NVP), efavirenz (EFV), tenofovir (TDF), dan stavudine (D4T). Berdasarkan penghitungan jumlah CD4 sebelum terapi dan ketika penelitian dilakukan, sebanyak 35 responden mengalami penurunan nilai hitung CD4, dan sebanyak 23 responden mengalami anemia. Pengukuran CD4 dilakukan sebelum terapi dan saat

pengumpulan data. Kondisi anemia diperiksa berdasarkan pengukuran jumlah hemoglobin subyek ODHA saat penelitian berlangsung (Tabel 1). Semua responden sudah menerima ARV dengan lama waktu terapi antara 6-108 bulan dengan mean 39.30±23.39. Penderita yang sudah mendapat terapi paling banyak pada rentang waktu >39 bulan, yaitu 38 orang (56.7%). Pemberian terapi seluruhnya adalah terapi lini pertama dengan kombinasi antiretroviral terbanyak adalah Lamivudin + Zidovudin + Nevirapin (Tabel 1). Meskipun dalam penelitian ini lama terapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai hitung CD4, sebanyak 21 dari 29 responden (72.41%) mengalami penurunan nilai hitung CD4 setelah diterapi selama lebih dari 39 bulan. Di antara 38 responden yang diterapi kurang dari 39 bulan, 14 responden (36.84%) mengalami penurunan nilai hitung CD4. Berdasarkan uji wilcoxon yang dilakukan pada 67 nilai hitung CD4 pasien HIV, didapatkan bahwa terdapat hubungan antara nilai hitung CD4 sebelum dan sesudah terapi (Asymp Sig.˃0.05). Dengan melihat nilai Mean Rank diketahui bahwa nilai hitung CD4 sebelum terapi lebih tinggi dari nilai setelah terapi ARV. Hal ini menunjukkan bahwa nilai hitung CD4 pasien HIV mengalami penurunan yang bermakna walaupun telah diterapi dengan ARV (Tabel 2). Hasil analisis menunjukkan bahwa 67 penderita HIV yang ikut serta dalam penelitian terdapat 23 orang yang anemia dan 44 orang yang tidak anemia. Jumlah penderita HIV dengan anemia yang mengalami penurunan nilai hitung CD4 adalah 14 responden (40%). Insiden anemia pada ODHA yang mengalami peningkatan nilai hitung CD4 adalah 9 responden. Hasil chi-square menunjukkan nilai p=0.53, berarti bahwa secara signifikan tidak terdapat hubungan antara anemia dengan perubahan nilai hitung CD4 (Tabel 3). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anemia bukan faktor yang menghambat kenaikan CD4.

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Usia 0 – 14 tahun 15 – 24 tahun 25 – 35 tahun 36 – 45 tahun >45 tahun Pendidikan Tidak Sekolah Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi Pekerjaan Tidak Bekerja Pegawai Negeri Sipil Swasta Lainnya (petani,nelayan) Status Menikah Menikah Belum Menikah Janda/Duda Faktor Risiko Heteroseksual Lainnya Status CD4 Naik Turun Kondisi Anemia Anemia Tidak Anemia Lama Terapi < 39 bulan > 39 bulan Jenis Terapi Kombinasi ARV 3TC + ZDV + NVP 3TC + ZDV + EFV

n

%

18 49

26,9 73,1

4 11 27 21 4

6,0 16,4 40,3 31,3 6,0

16 16 28 7

23,9 23,9 41,8 10,4

47 6 11 3

70,1 9,0 16,4 4,5

35 21 11

52,2 31,3 16,4

63 4

94,0 6,0

31 35

46,3 52,2

23 44

34,3 65,7

38 29

56,7 43,3

36 31

53,7 46,3

PEMBAHASAN

Karakteristik responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan, menikah, usia produktif, pendidikan menengah, tidak bekerja, dan faktor risiko penularan heteroseksual. Karateristik tersebut sesuai dengan faktor risiko penularan HIV dominan di Provinsi Papua.12 Pemberian

269

Hotma Martogi Lorensi Hutapea : Penurunan CD4 pada ODHA Setelah Terapi ARV Lebih Dari 39 Bulan

Tabel 2. Hubungan Terapi ARV terhadap Kenaikan Nilai Hitung CD4 pada ODHA n CD4 sesudah terapi ARV CD4 sebelum terapi ARV

Negative Ranks Positive Ranks Ties Total

35a 31b 1c 67

Mean Rank

Sum of Ranks

38.96 27.34

1363.5 847.5

CD4 sesudah terapi ARV - CD4 sebelum terapi ARV Z Asymp. Sig. (2-tailed)

-1.648a 0.099

a. CD4 sesudah terapi ARV < CD4 sebelum terapi ARV b. CD4 sesudah terapi ARV > CD4 sebelum terapi ARV c. CD4 sesudah terapi ARV = CD4 sebelum terapi ARV

Tabel 3. Hubungan Anemia dengan Kenaikan CD4 Kenaikan CD4 Anemia Tidak Ada Total

Tidak Naik n 22 9 31

Naik

% 70,9 29,1 100

n 21 14 35

ARV bertujuan menurunkan morbiditas dan mortalitas ODHA dengan menekan replikasi virus dan memulihkan populasi sel CD4. Walaupun, beberapa ODHA tidak mengalami pemulihan jumlah sel CD4 seperti yang diharapkan. Meskipun titer virus pada ODHA tidak diukur, nilai hitung sel CD4 pada ODHA cukup memberikan gambaran status imunitasnya.13 Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan 45.76% responden mengalami kenaikan CD4 setelah terapi ARV. Selain itu, dari 67 responden yang terlibat dalam penelitian ini, hanya 6 (8.95%) orang memiliki nilai hitung CD4 di bawah 350 sel/mm3 sebelum terapi ARV berhasil mencapai nilai hitung CD4 >350 sel/mm3. Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil terapi yang pernah dilakukan di Swiss dengan kenaikan sekitar 83%. Perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh karakter subyek ODHA di Indonesia, khususnya Papua berbeda dengan di negara lain. Data mengenai kepatuhan ODHA terhadap terapi diperlukan dalam menganalisa efikasi terapi. Kepatuhan mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan ODHA untuk memulihkan nilai hitung CD4 selama terapi. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya penurunan viral load hingga tak terdeteksi pada pasien yang patuh selama masa terapi.14 Penelitian ini tidak melakukan analisis pada variabel

p % 60 40 100

0,53

kepatuhan karena tidak tersedianya data. Pada penelitian ini, rata-rata peningkatan nilai hitung CD4 adalah 60.3 sel/mm3 per rata-rata lama terapi. Hal tersebut masih di dalam rentang peningkatan jumlah nilai hitung yang diharapkan, yaitu 50-100 sel/mm.3 Hal yang berbeda terlihat pada rata-rata penurunan nilai hitung CD4 yang berada di luar rentang penurunan nilai CD4 yang ditoleransi, yaitu 70-100 sel/mm.3 Pada penelitian ini, rata-rata penurunan nilai hitung CD4 adalah 208.4 sel/mm3. Nilai CD4 di awal terapi menjadi salah satu parameter penentu pemberian ARV pada ODHA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ODHA dengan nilai populasi CD4 <50 sel/mm3 memiliki risiko 4 kali untuk tidak mengalami peningkatan hingga >200 sel/mm3 selama masa terapi 12 bulan.15 Terapi yang lebih lama, yaitu hingga 5 tahun dapat meningkatkan nilai populasi CD4 hingga di atas 500 sel/mm.3,16 Pada penelitian ini, sebanyak 3 (4.47%) subyek yang memulai terapi dengan nilai hitung CD4 <50 sel/mm3 dan semuanya mengalami kenaikan, tetapi tidak mencapai 350 sel/mm3 dengan lama terapi antara 10-33 bulan. Kadar hemoglobin sebagai penanda status anemia juga berkaitan erat dengan kenaikan jumlah CD4. ODHA dengan anemia sedang (8-9,4 g/ dl) pada awal pengobatan berhubungan dengan

270

JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 3, September 2017

rendahnya peningkatan CD4 hingga mencapai >200 sel/mm.3 Anemia pada ODHA dapat dideteksi pada saat inisiasi terapi, tetapi ARV juga dapat menyebabkan anemia pada ODHA. Penelitian yang dilakukan oleh Tesfaye pada 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 11,5% subyek penelitian mengalami anemia setelah pemberian ARV, dan 21,2% mengalami anemia sebelum inisiasi ARV.17 Namun, pada penelitian ini status anemia tidak berhubungan dengan menurunnya nilai hitung CD4 subyek. Selain status anemia, usia, dan status Infeksi Opurtunistik (IO) juga menyebabkan rendahnya jumlah CD4 pada ODHA yang telah diterapi. Usia ODHA yang lebih muda ketika terapi mengalami peningkatan nilai populasi CD4 yang lebih baik dibandingkan ODHA usia tua.14 Ketidakberhasilan terapi ARV meningkatkan nilai hitung CD4 pada ODHA juga terjadi di negara lain. Kebanyakan kegagalan ini terjadi pada ODHA yang menjalani terapi jangka panjang. Hal tersebut terlihat pada nilai hitung CD4 yang mulai tidak mengalami kenaikan setelah 4 tahun terapi ARV.14 Dampak tidak meningkatnya nilai hitung CD4 ODHA adalah risiko menurunnya daya tahan tubuh sehingga ODHA mudah terinfeksi patogen lain.3 Kegagalan untuk meningkatkan nilai hitung CD4 juga dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas yang diperkirakan tidak berhubungan dengan AIDS seperti penyakit-penyakit kardiovaskular, penyakit hati, dan kanker.14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesulitan peningkatan nilai hitung CD4 setelah terapi dimulai setelah 2 hingga 3 tahun terapi ARV, bahkan ketika terjadi penurunan titer HIV pada ODHA, CD4 sedikit meningkat 3 hingga 4 tahun setelah terapi ARV. Untuk itu, terapi ARV dalam jangka panjang perlu dievaluasi lebih lanjut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih untuk VCT RS. Mitra Masyarakat Mimika, Tim Peneliti HIV Balai Penelitian dan Pengembangan Biomedis Papua.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asfaw A, Ali D, Eticha T, Alemayehu A, Alemayehu M. CD4 Cell Count Trends after Commencement of Antiretroviral Therapy among

HIV- Infected Patients in Tigray, Northern Ethiopia : A Retrospective Cross-Sectional Study. PLoS One. 2015;652:1-9. 2. Mlisana K, Werner L, Garrett NJ, et al. Rapid Disease Progression in HIV-1 Subtype c-Infected South African Women. Clin Infect Dis. 2014;59(9):1322-1331. DOI:10.1093/cid/ ciu573. 3. Okoye AA, Picker LJ. CD4+ T Cell Depletion in HIV Infection: Mechanisms of Immunological Failure. Immunol Rev. 2014;254(1):5464. 4. Arts EJ, Hazuda DJ, Bushman EFD, Nabel GJ, Swanstrom R. HIV-1 Antiretroviral Drug Therapy. 2012. 5. Dirjen P2PL KK. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang Dewasa.; 2011. 6. Arts EJ, Hazuda DJ, Swanstrom R, et al. HIV1 Antiretroviral Drug Therapy. Cold Spring Harb Perspect Med. 2012;2(4):a007161. 7. Muzah BP, Takuva S, Maskew M. Risk Factors for Discordant Immune Response Among HIV-Infected Patients Initiating Antiretroviral Therapy : A Retrospective Cohort Study. SAJHIVMED. 2012;13(4):168-172. 8. Daka D, Lelissa D, Amsalu A. Prevalence of Anaemia Before and After the Initiation of Antiretroviral Therapy at ART centre of Hawassa. 2013;3(1):1-6. 9. Curkendall, S.M., Richardson, J.T., Emons, M.F., Fisher, A.E. & Everhard F. Incidence of Anaemia Among HIV Infected Patients Treated with Highly Active Antiretroviral Therapy. HIV Med. 2007;8:483 – 490. 10. Dash KR, Meher LK, Hui PK, Mohanty SP, Nayak SN. High Incidence of Zidovudine Induced Anaemia in HIV Infected Patients in Southern Odisha. Indian J Hematol Blood Transfus. 2012;28 (4)(October):242. 11. Sullivan BPS, Hanson DL, Chu SY, Jones JL, Ward JW. Epidemiology of Anemia in Human Immunodeficiency Virus (HIV)-Infected Persons: Results From the Multistate Adult and Adolescent Spectrum of HIV Disease Surveillance Project. 2016. 12. Ditjen PP & PL Kemenkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Dilapor S/d September 2014.; 2014.

271

Hotma Martogi Lorensi Hutapea : Penurunan CD4 pada ODHA Setelah Terapi ARV Lebih Dari 39 Bulan

13. Brady RL, Dodson EJ, Dodson GG, et al. Crystal Structure of Domains 3 and 4 of Rat CD4: Relation to the NH2-Terminal Domains. Science. 1993;260(5110):979-983. 14. Kelley CF, Kitchen CMR, Hunt PW, et al. Incomplete Peripheral CD4(+) Cell Count Restoration in HIV-Infected Patients Receiving Long-Term Antiretroviral Treatment. Clin Infect Dis. 2009;48(6):787-794. 15. Julg B, Poole D, Ghebremichael M, et al. Factors Predicting Discordant Virological and Immunological Responses to Antiretroviral Therapy in HIV-1 Clade C Infected Zulu / Xhosa in South Africa. PLoS One. 2012;7(2):7-11. 16. Kaufmann GR, Furrer H, Ledergerber B, et al.

Characteristics , Determinants , and Clinical Relevance of CD4 T Cell Recovery to <500 Cells/uL in HIV Type 1 – Infected Individuals Receiving Potent Antiretroviral Therapy. Clin Infect Dis. 2005;41:361-372. 17. Tesfaye Z, Enawgaw B. Prevalence of Anemia Before and After Initiation of Highly Active Antiretroviral Therapy Among HIV Positive Patients in Northwest Ethiopia: A Retrospective Study. BMC Res Notes. 2014;7:1-5 18. Engsig FN, Zangerle R, Katsarou O, et al. Long-term Mortality in HIV-Positive Individuals Virally Suppressed for >3 Years with Incomplete CD4 Recovery. Clin Infect Dis. 2014;58(9):1312-1321.

272

UCAPAN TERIMA KASIH Penanggung jawab, pemimpin, dan segenap redaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia menyampaikan penghargaan yang setinggi- tingginya serta ucapan terima kasih yang tulus kepada para mitra bebestari sebagai penelaah dalam Volume 13, Nomor 3, September 2017. Berikut ini adalah daftar nama mitra bebestari yang berpartisipasi : Prof. DR. Dr. HJ.Mukono,dr.,MS.,MPH (FKM Universitas Airlangga) Prof. Dr. dr. Veni Hadju.,M.Sc,Ph.D (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. Ede Surya Darmawan SKM., M.DM (FKM Universitas Indonesia) Dr. Agus Bintara Birawida, S. Kel., M.Kes (FKM Universitas Hasanuddin) Ir. Etti Sudaryati, MKM, Ph.D (FKM Universitas Sumatera Utara) Dr. Masni., Apt., MSPH (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc (FKM Universitas Indonesia) Prof. Dr. Ridwan A, SKM., M.Kes., M.Sc.PH (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. dr. Indahwaty Sidin, MHSM (FKM Univeritas Hasanuddin) Prof. Dr. dr. H. M. Tahir Abdullah, M.Sc., MSPH (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. Santi Martini, dr., M.Kes (FKM Universitas Airlangga) Atas kerjasamanya yang terjalin selama ini, dalam membantu kelancaran penerbitan Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik untuk masa yang akan datang.

View publication stats

Related Documents

Arv
April 2020 14
Arv
November 2019 11
Cd4
October 2019 15

More Documents from "SyarifahSalma"