Penimbunan Limbah B3.docx

  • Uploaded by: Afa Ra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penimbunan Limbah B3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,378
  • Pages: 8
Penimbunan Limbah B3 DEFINISI Penimbunan limbah B3 adalah kegiatan menempatkan limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.63/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 Tahun Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Di Fasilitas Penimbusan Akhir

ALUR PROSES PERMOHONAN IZIN PENIMBUNAN (LANDFILL) LIMBAH B3

PERSYARATAN IZIN PENIMBUNAN (LANDFILL) LIMBAH B3 No. Jenis Dokumen 1. Surat Permohonan

Keterangan  



2. Izin Lingkungan dan Dokumen Lingkungan



 

3. Izin Lokasi





Format dapat diunduh di laman pelayananterpadu.menlh.go.id Ditandatangani oleh Direktur yang tercantum dalam akte pendirian perusahaan di atas Materai Rp. 6000,00 disertai cap perusahaan Apabila ditandatangani oleh selain Direktur, maka melampirkan surat kuasa bermaterai. Berupa salinan izin lingkungan dan dokumen lingkungan yang dimiliki perusahaan sesuai kegiatan yang diajukan permohonannya. Izin Lingkungan dimaksud merujuk kepada PP 27 tahun 2012 dan Permen LH Nomor 05 tahun 2012. Dokumen lingkungan yang telah mendapat persetujuan sebelum berlakunya PP 27 tahun 2012, dinyatakan tetap berlaku dan dipersamakan sebagai izin lingkungan. Izin lokasi merupakan izin yang menyatakan bahwa lokasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan kegiatan penimbunan/penimbunan dapat berupa izin lokasi, SITU, izin pemanfaatan ruang, dan/atau izin sejenis sesuai dengan peraturan daerah lokasi kegiatan Izin lokasi penimbunan/penimbunan limbah B3 dari Kepala Daerah Kabupaten/ Kota sesuai rencana tata ruang setelah mendapat rekomendasi dari kepala instansi yang bertanggung jawab di daerah tersebut.

4. Izin dari Komisi Keamanan Bendungan

 

hanya untuk kegiatan pertambangan mineral dokumen atas nama perusahaan dan masih berlaku

5. Flowsheet lengkap tata cara penimbunan limbah B3



flowsheet yang memberikan gambaran informasi proses dilengkapi dengan deskripsinya

6. Hasil penelitian Hidrogeologi



dokumen hasil penelitian hidrogeologi di lokasi penimbunan

7. Hasil analisis permeabilitas tanah pada lokasi penimbunan



Dokumen hasil analisis dari laboratorium terakreditasi

8. Hasil penelitian jarak bagian dasar penimbunan dengan lapisan air tanah (ground water)



Berupa dokumen hasil penelitian

9. Hasil penelitian jarak lokasi penimbunan dengan aliran sungai



Berupa dokumen hasil penelitian

yang mengalir sepanjang tahun, danau atau waduk untuk irigasi pertanian dan air bersih. 10. Perlengkapan sistem tanggap darurat





Dokumen berupa SOP tanggap darurat yang telah memenuhi sistem mutu (dicantumkan tanggal pengesahan dan ditandatangani oleh penanggungjawab kegiatan). Dilengkapi dengan dokumentasi berupa foto peralatan tanggap darurat.

11. Desain konstruksi tempat penimbunan limbah B3



desain rinci (DED, detailed engineering design) yang telah disahkan berdasarkan blue print untuk seluruh fasilitas penimbunan

12. Hasil analisis limbah B3 yang terdiri dari:



Disampaikan dalam bentuk hasil analisis dari laboratorium yang terakreditasi Parameter analisis mengacu pada kepdal 04/1995



1. Hasil analisis Total Kadar maksimum Limbah B3 yang belum terolah 2. TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) 3. Kandungan zat organik dari masing masing limbah yang akan ditimbun 13. Softcopy dokumen permohonan



Softcopy dokumen permohonan yang disimpan dalam format pdf dan disampaikan dalam bentukCompact Disc (CD) atau Flash Drive (FD)

Persyaratan Tambahan Untuk Permohonan Penimbunan Limbah B3 dari Kegiatan Lain 14. Polis Asuransi Pencemaran Lingkungan Hidup



 





15. Memiliki Laboratorium Analisis dan/atau Alat Analisis Limbah B3 di Lokasi Kegiatan



Berupa salinan polis asuransi pencemaran lingkungan atas nama perusahaan pemohon izin yang masih berlaku. Pertanggungan asuransi minimal 5 (lima) milyar rupiah. Asuransi wajib berbahasa Indonesia (atau dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing) sesuai dengan UU 24 /2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan. Berlaku hanya untuk jasa pemanfaatan limbah B3 atau limbah B3 yang dimanfaatkan berasal dari kegiatan lain. Dokumen asuransi sudah disampaikan di awal permohonan. Alat analisis disesuaikan dengan uji karakteristik terhadap jenis/karakteristik limbah B3 yang akan diolah

16. Tenaga yang Terdidik di Bidang analisis dan pengelolaan limbah B3

 

Foto berwarna laboratorium dan/atau alat analisis Laboratorium dan/atau alat analisis wajib dimiliki oleh pemohon izin



Bukti sertifikat pelatihan di bidang pengelolaan limbah B3, atau pengendalian pencemaranlingkungan Bukti ijazah sarjana/D3/politeknik kimia/teknik kimia/teknik lingkungan Tenaga terdidik di bidang analisis merupakan pegawai pada perusahaan pemohon izin berupa kontrak kerja atau pernyataan dari perusahaan pemohon

 

17. Bukan merupakan daerah resapan (recharge) bagi air tanah tidak tertekan yang penting dan air tanah tertekan



Berupa dokumen hasil penelitian

18. Lokasi penimbunan bukan merupakan daerah genangan air, berjarak minimum 500 meter dari aliran sungai yang mengalir sepanjang tahun, danau atau waduk untuk irigasi pertanian dan air bersih.



Berupa dokumen hasil penelitian

Penimbunan Limbah B3 Penimbun limbah B3 adalah bagian dari pengelolaan limbah B3 berupa penempatan permanen limbah B3 di dalam tanah yang memperhatikan persyaratan lokasi, rancang bangun, operasi dan pasca operasi Persyaratan Lokasi Penimbunan Limbah B3     

Lokasi merupakan daerah yang bebas banjir 100 tahunan Bebas potensi bencana alam (banjir, longsor, gempa bumi) Tidak terdapat aquifer dibawahnya (minimal 4 m). Berjarak minimal 500 m dari aliran sungai yang mengalir sepanjang tahun. Curah hujan kecil.

Persyaratan Limbah Yang Boleh Ditimbun      

Memenuhi baku mutu TCLP Telah melalui proses stabilisasi/solidifikasi, insenerasi, pengolahan lainnya. Tidak bersifat flammable, explosive, reactive, infectious. Tidak mengandung zat organik > 10%. Tidak mengandung PCB / dioksin Tidak mengandung radioaktif.



Tidak berbentuk cair/lumpur.

Persyaratan Bekas Lokasi Landfill    

Memiliki perencanaan : pemeliharaan, sistem deteksi kebocoran, drainase air tanah. Uji laboratorium secara periodik. Pelaporan tiap 3 bulan ke BAPEDAL. Bertanggungjawab terhadap pemeliharaan serta dampak yang timbul, selama 30 tahun sejak ditutupnya landfill.

Hal-Hal yang dilarang dalam Pengelolaan Limbah B3    

Membuang limbah B3 langsung ke lingkungan Pengenceran limbah B3 Impor limbah B3 Ekspor limbah B3, kecuali memenuhi persyaratan dan ada persetujuan dari negara penerima dan KLH.

I. Minimalisasi limbah padat Kegiatan ini berpedoman pada penghematan penggunaan sumber daya alam yang dapat dilakukan dengan cara-cara berikut : 1. Reuse (memanfaatkan kembali barang bekas tanpa diproses terlebih dahulu) 2. Replacement (mengganti sesuatu yang lebih hemat dan lebih aman) 3. Refusal (menolak bahan yang membahayakan keseimbangan lingkungan dan keselamatan hidup organisme) 4. Repair (memperbaiki yang kurang sesuai) 5. Reconstruct (menyusun ulang struktur yang tidak sesuai) 6. Redurability (memperpanjang umur suatu benda) 7. Reduce (mengurangi limbah) 8. Recycle (mendaur ulang limbah) 9. Recovery (memperoleh kembali komponen-komponen yang bermanfaat melalui proses kimia, fisika, dan biologi) II. Cara Penanganan Limbah Padat Beberapa jenis limbah padat masih dapat dimanfaatkan, oleh karena itu, perlu dilakukan pemilahan sebelum diproses lebih lanjut. Berikut ialah cara pengolahan limbah padat : Penimbunan tanah (landfill)

Tumpukan sampah dapat digunakan untuk menimbun tanah yang agak rendah dengan cara diratakan, dipadatkan, lalu ditimbun dengan tanah untuk mempercepat penguraian dan tidak menimbulkan bau. Penimbunan limbah padat dengan tanah secara berlapis (sanitary landfill)

Penimbunan limbah padat dengan cara ini dilakukan secara terencana dan dilengkapi sistem pengaman agar tidak mencemari lingkungan. Dilakukan di area cekungan pembuangan sampah. Pembakaran (incineration)

Pembakaran sampah akan menghasilkan abu, panas, dan asap. Sehingga lebih baik dilakukan di tempat yang jauh dari pemukiman. Sedangkan sampah yang tidak dapat musnah bila dibakar memerlukan alat pembakar sampah bertemperatur tinggi. Penghancuran (pulverisation)

Sampah yang terkumpul dihancurkan dengan alat hingga menjadi potonganpotongan kecil, kemudian dipakai untuk menimbun tanah yang rendah. Pengomposan (compositing)

Sampah organik dibusukkan oleh bakteri hingga menjadi pupuk kompos. Pemanfaatan sebagai makanan ternak (hog feeding)

Sisa sayuran, ampas tapioka, dan ampas tahu dapat dimanfaatk I. Minimalisasi limbah padat Kegiatan ini berpedoman pada penghematan penggunaan sumber daya alam yang dapat dilakukan dengan cara-cara berikut : 1. Reuse (memanfaatkan kembali barang bekas tanpa diproses terlebih dahulu) 2. Replacement (mengganti sesuatu yang lebih hemat dan lebih aman) 3. Refusal (menolak bahan yang membahayakan keseimbangan lingkungan dan keselamatan hidup organisme) 4. Repair (memperbaiki yang kurang sesuai) 5. Reconstruct (menyusun ulang struktur yang tidak sesuai) 6. Redurability (memperpanjang umur suatu benda) 7. Reduce (mengurangi limbah) 8. Recycle (mendaur ulang limbah) 9. Recovery (memperoleh kembali komponen-komponen yang bermanfaat melalui proses kimia, fisika, dan biologi) II. Cara Penanganan Limbah Padat Beberapa jenis limbah padat masih dapat dimanfaatkan, oleh karena itu, perlu dilakukan pemilahan sebelum diproses lebih lanjut. Berikut ialah cara pengolahan limbah padat :

Related Documents


More Documents from "Nadua Bella Wardani"