AWANG SUWANDHI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA JL. GARUT NO. 11 ; BANDUNG 40271 022-720 5714 BUMI RANCAEKEK KENCANA JL. SUPLIR IX NO.18 ; BANDUNG 40394 022-779 7227; HP: 0852 2003 3527 E-mail:
[email protected]
PELEDAKAN OVERBURDEN BATUBARA
PENGERTIAN BAHAN PELEDAK KLASIFIKASI KARAKTERISTIK
TIPE DAN JENIS HANDAK INDUSTRI
DEFINISI BAHAN PELEDAK (industri / komersial)
Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Hasil ledakan: (Langefors, 1978) – – –
P = 100.000 atm ≅ 101.500 kg/cm2 ≅ 10.000 Mpa T = ± 4000° C Daya (energi) = ± 25.000 MW = 25 x 106 kW = 5.950.000 kcal /s
(1 kW = 0,238 kcal /s)
Bandingkan, Steel barrel:
Kekuatan sampai dengan 5.000 atm≅ 500 MPa Titik leleh = 1.500° C Titik didih = 3.000° C
Energi Gelatin explosive dalam 1 m kolom lub.ledak: • Power = 1.200 kcal/kg/m ; kecep. detonasi = 4.000 m/s • Didalam lubang ledak =
1200
kcal m x 4000 = 48 x 10 5 kcal/s m s
PEMBAKARAN (COMBUSTION) Reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Contoh: Kriteria: – – – –
CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 → 12 CO2 + 13 H2O diesel oil
Melibatkan reaksi kimia Okdigen tersedia berlebih di udara bebas Motor bakar (bensin atau solar): tidak perlu tangki oksigen Metoda pemadaman kebakaran: isolasi benda terbakar dari oksigen
LEDAKAN (EXPLOSION) Ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak. Contoh: Tangki bertekanan meledak Balon karet meletus Kriteria: Tidak melibatkan reaksi kimia Transfer energi ke gerakan massa (efek mekanis) Disertai panas dan bunyi
DEFLAGRASI (DEFLAGRATION) Adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (heat/thermal conductivity) Merupakan fenomena reaksi permukaan di mana reaksinya meningkat menjadi peledakan dengan kecepatan rendah, yaitu antara 300-1000 m/s, atau lebih rendah dari kecep suara (subsonic) Deflagrasi terjadi pada reaksi peledakan LOW EXPLOSIVE (black powder): - Potassium nitrat + charcoal + sulfur 20NaNO3 + 30C + 10S → 6Na2CO3 + Na2SO4+ 3Na2S +14CO2 +10CO + 10N2
- Sodium nitrat + charcoal + sulfur 20KNO3 + 30C + 10S → 6K2CO3 + K2SO4+ 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2
DETONASI (DETONATION) Adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga
menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat cepat dan diawali dengan panas
tersebut menghasilkan gelombang tekanan kejut (shock compression wave) dan membebaskan energi dengan mempertahankan shock wave serta berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Contoh:
TNT meledak ANFO meledak NG meledak NG + AN meledak
: C7H5N3O6 → 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C : 3 NH4NO3 + CH2 → CO2 + 7 H2O + 3 N2 : C3H5N3O9 → 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2 : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 → 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2
Kriteria: - Melibatkan reaksi kimia
- Oksigen utk reaksi terdapat dalam bahan itu sendiri (tanpa oksigen dari udara) - Handak dapat digunakan dalam lubang ledak - Reaksi ledakan tidak dapat dipadamkan - Reaksi sangat cepat (> Kecepatan suara ≈ supersonic); contoh VoDANFO = 4500 m/s - Shock compression: mempunyai daya dorong sangat tinggi, merobek retakan yang sudah ada sebelumnya - Shock wave: bahaya symphatetic detonation, menentukan safety distance - Ada ledakan (gerakan massa, bunyi dan panas)
SEGITIGA PEMBAKARAN
SEGITIGA DETONASI
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BAHAN PELEDAK BAHAN PELEDAK KUAT (HIGH EXPLOSIVES) PRIMER CONTOH: Pb Azide Pb Stypnate Hg Fulminate
SEKONDER CONTOH: NG TNT PETN Dinamit Emulsi ANFO
BAHAN PELEDAK LEMAH (LOW EXPLOSIVES)
TERSIER
PIROTEKNIK
PROPELAN
CONTOH: AN AP DNT
CONTOH: Thermite Delay composition Ignition charge
LIQUID
MONO
KOMPOSIT
CONTOH: Nitramine Hydrazine
CONTOH: LOx Fuel
PADAT
SINGLE BASE CONTOH: Nitro cellulose
DOUBLE BASE CONTOH: NC / NG
TRIPLE BASE CONTOH: NC / NG / NQ
COMPOSITE CONTOH: NC / NG / AP / Al / RDX
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK INDUSTRI BAHAN PELEDAK INDUSTRI (Mike Smith, 1988) BAHAN PELEDAK KUAT TNT Dinami t Gelati ne
AGEN PELEDAKAN ANFO Slurrie s Emul si Hybrid ANFO Slurry mixtures
BAHAN PELEDAK KHUSUS Seismik Trimmin g Permissi ble Shaped charges Binary LOX Liquid
PENGGANTI BAHAN PELEDAK Compressed air/ gas Expansion agents Mechanical methods Jet piercing Water jets
KARAKTERISTIK BAHAN PELEDAK Karakter fisik Karakter kinerja detonasi
Densitas Sensitivitas Ketahanan Thd. Air Kestabilan Kimiawi Karakteristik Gas
(density) (sensitivity) (water resistance) (chemical stability) (Fumes characteristics)
• Berat bahan peledak per unit volume diekspresikan dalam satuan gr/cc • Densitas bhn.peledak yang tinggi akan lebih mudah menghasilkan dead pressed (detonasi rendah akibat kehilangan sensitivitas karena terhambatnya tekanan) dibanding densitas yang rendah • Loading density adalah berat per meter bhn.peledak didalam kolom lub.tembak (kg/m) • Batuan masif - pakai densitas bhn. peledak tinggi • Batuan berstruktur/lunak - pakai densitas bhn.peledak rendah • Densitas ANFO 0,85 gr/cc
• Ukuran tingkat kemudahan inisiasi bhn.peledak atau ukuran minimal booster yang diperlukan • Bervariasi tergantung pada kompisisi bhn.peledak, diameter, temperatur dan tekanan ambient • High explosive (1,1D) - sensitif terhadap detonator No.8 atau detonating cord 10 gr/m • Blasting agent (1,5D) - tdk sensitif terhdp. detonator No.8; memerlukan booster (primer) • Beberapa blasting agent sensitif terhadap det.cord dan dapat mencegah sekuen peledakan tunda downhole
HUBUNGAN DENSITAS DAN SENSITIVITAS HANDAK
Densitas kritis terbentuk bila partikel2 pembentuk handak terlalu rapat, shg tidak terdapat voids sebagai ruang bagi terbentuknya hot spots agar terjadi detonasi Densitas handak berhubungan erat dengan sensitivitasnya Deadpressing terbentuk bila voids untuk gas rusak, misalnya karena tekanan, gelombang kejut, shg mengurangi sensitivitasnya.
Kemampuan bhn.peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi Ketahanan thd air bhn.peledak bervariasi. ANFO tidak tahan terhadap air (larut); sedangkan emulsi dan watergels tahan air Fume berwarna coklat-orange dari gas NO menandakan hasil peledakan yang tidak efisien akibat bhn. peledak basah Ketahanan thd air dapat dilakukan dengan melapisi lub. ledak atau menggunakan cartridge
• Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap mempertahankan sensitifitas selama dalam penyimpanan di gudang dengan kondisi tertentu • Bhn.peledak yang tdk stabil (mis. NG based) mempunyai kemampuan stabil lebih pendek dan cepat rusak • Faktor-faktor yang mempercepat ketdk stabilan kimiawi a.l: panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan, fasilitas gudang • Tanda-tanda kerusakan a.l: kristalisasi, penambahan viskositas, dan penambahan densitas • Gudang bh.peledak bawah tanah akan mengurangi efek perubahan temperatur
• Detonasi bhn.peledak menghasilkan gas-gas non-toxic (CO2, H2O, N2) dan toxic (NO, NO2, CO) • Gas-gas ini perlu diperhatikan pada peledakan bawah tanah atau terbuka bila gerakan angin yang rendah • Faktor-faktor yang menimbulkan gas toxic a.l: letak primer yang tidak tepat, kurang tertutup, air, komposisi bhn.peledak tidak baik, timing (sistem tunda) tidak tepat, dan adanya reaksi dengan batuan (sulfida atau karbonat)
Kekuatan Detonasi Kecepatan Detonasi Tekanan Detonasi Tekanan Thd. Lubang Ledak Daya Ledakan Energi Efektif
(strength) (VOD) (detonation pressure) (borehole pressure) (explosive power) (effective energy)
KEKUATAN DETONASI (detonation strenght)
Absolute Weight Strength (AWS)
Relative Weight Strength (RWS)
Adalah kekuatan handak (dalam berat) dibanding dengan ANFO RWSHANDAK
=
AWSHANDAK AWS ANFO
Absolute Bulk Strength (ABS)
Energi panas maks handak teoritis didasarkan pada campuran kimawinya Energi per unit berat handak dalam joules/gram AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran 94% AN dan 6% FO
Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas ABS bulk ANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc
Relative Bulk Strength (RBS)
Adalah kekuatan handak curah (bulk) dibanding ANFO RBSHANDAK
=
ABS HANDAK ABS ANFO
KECEPATAN DETONASI (velocity of detonation / VOD)
Laju rambatan gelombang detonasi sepanjang handak, satuannya m/s atau fps Nilainya bervariasi tergantung diameter, densitas, ukuran partikel handak. Untuk handak komposit (non-ideal) tergantung pula pada derajat keterselubungan (confinement degree) Kecepatan ANFO antara 2500 – 4500 m/s tergantung pada diameter lubang ledak Kecep detonasi merupakan komponen utama dari energi kejut (shock energy) yang menimbulkan pecahnya batuan Kecep detonasi handak harus melebihi kecepatan suara massa batuan (impedance matching) Dapat diukur untuk menentukan handak yang efisien
EFEK KANDUNGAN AIR TERHADAP VODANFO
TEKANAN DETONASI (detonation pressure)
Tekanan yg terjadi disepanjang zona reaksi peledakan hingga terbentuk reaksi kimia seimbang sampai ujung handak yang disebut dgn bidang ChapmanJouguet (C-J plane). Umumnya memp satuan MPa. Dari penelitian oleh Cook menggunakan foto sinar-x, diformulasi tekanan detonasi sbb: PD = ρe x VD x U p Up = 0,25 x VD
ρe x VD 2 PD = 4
Dimana: PD = tekanan detonasi, kPa ρ e = densitas handak, gr/cc VD = kecep detonasi, m/s
ANFO dgn densitas 0,85 gr/cc dan VOD 3700 m/s memiliki PD = 2900 MPa
TEKANAN THD LUBANG LEDAK (borehole pressure)
Tekanan terhadap dinding lubang ledak akibat ekspansi detonasi gas Biasanya sekitar 50% dari tekanan detonasi Volume dan laju kecep gas yang dihasilkan peledakan mengontrol tumpukan dan lemparan fragmen batuan
SEKUEN PROSES YANG TERJADI PADA BIDANG HORISONTAL DARI MASSA BATUAN DI SEKITAR LUBANG LEDAK KETIKA KOLOM LUBANG LEDAK TERINISIASI
a)
c) b)
dikelompokkan sbb:
AGEN PELEDAKAN (BLASTING
AGENTS) BAHAN PELEDAK BERBASIS “NG” PERMISSIBLE EXPLOSIVE BLACK POWDER DETONATOR
KLASIFIKASI AGEN PELEDAKAN
AMMO
BAHAN BAKAR KARBON (biasanya solar atau Fuel Oil/FO)
ALUMINIUM
CAMPURAN LAIN UNTUK MENINGKATKAN DENSITAS
AMMONIUM NITRAT (NH4NO3) •
•
• •
Densitas : - butiran berpori 0,74 – 0,78 gr/cc (untuk agen peledakan) - butiran tak berpori 0,93 gr/cc (untuk pupuk urea) Porositas: - mikroporositas 15% - makro plus mikroporositas 54% - butiran tak berpori mempunyai porositas 0 – 2% Ukuran partikel : yang baik untuk agen peledakan antara 1 – 2 mm Tingkat kelarutan terhadap air bervariasi tergantung temperatur, yaitu: - 5° C tingkat kelarutan 57,5% (berat) - 10° C tingkat kelarutan 60% (berat) - 20° C tingkat kelarutan 65,4% (berat) - 30° C tingkat kelarutan 70% (berat) - 40° C tingkat kelarutan 74% (berat)
BULK ANFO (1)
1 0 0
Campuran AN (ammonium nitrat) dan FO (solar) sebesar 94,3% AN dan 5,7% FO akan menghasilkan zero oxygen balanced dengan energi panas sekitar 3800 joules/gr handak Campuran yang tidak sempurna akan menghasilkan energi ledak rendah dan gas beracun (noxious gasses) Overfueled dengan 92% AN dan 8% FO akan menurunkan energi 6% dan menghasilkan gas CO yang berbahaya Under fueled dengan 96% AN dan 4% FO menurunkan energi 18% dan menghasilkan gas NO2 Ukuran partikel AN antara 1 – 2 mm
O
x
3 8 0 0
9 0 8 0
Non-absorbent dense prill Distribusi FO tdk merata, shg oxygen balance buruk
Absorbent porous prill FO diserap merata dengan perbandingan yang proporsional
SIFAT-SIFAT ANFO (2) (Data diperoleh dari Dyno Nobel untuk Prilled ANFO)
Densitas: Poured (gr/cc) 0,80 – 0,85 Blow Loaded (gr/cc) 0,85 – 0,95 Energi (MJ/kg): 3,7 RWS (%): 100 → (373 kj/gr) RBS: Poured (%) 100 → (317 kj/cc) Blow Loaded (%) 116 Diameter lubang ledak min.: Poured (mm) 75 Blow Loaded (mm) 25 Ketahanan thd. air: buruk Shelf Life: Maks. 6 bulan tergantung temperatur dan kelembaban gudang Gudang yang bersuhu dan kelembaban tinggi akan ANFO rusak, ditandai dgn pengerasan atau caking yg akan mengurangi kinerja peledakan Waktu Tidur (Sleep Time) : Dalam kondisi normal kering dengan lubang tertutup stemming yang baik, ANFO dapat ditidurkan sampai 6 bulan Kehadiran air dalam lubang akan menurunkan secara dramatis waktu tidur
KEBUTUHAN FO UNTUK MEMBUAT ANFO ANFO,kg 10 50 80 100 500 1000
BAHAN BAKAR (FO) kg liter 0,57 2,85 4,56 5,70 28,50 57,00
0,71 3,56 5,70 7,13 35,63 71,25
AN,kg 9,43 47,15 75,44 94,30 471,50 943,00
ANFO DARI TIGA PRODUSEN PROPERTIES
NITRO NOBEL
PT DAHANA
ICI EXPL. (ORICA)
0,80 – 0,84
0,80 – 1,10
100
100 – 113
Density, gr/cc : - Poured
0,80 – 0,85
- Blow loaded
0,85 – 0,95
- Bulk Energy, MJ/kg
3,70
RWS, %
100
RBS, % :
100 – 156
- Poured
100
- Blow loaded
116
VoD, m/s Min. hole diameter, mm :
3000 – 3300
4100
38,10
25
- Poured
75
- Blow loaded
25
Water resistance
nil
Poor
Poor
6
6
6
ANFO prill
DANFO
Nitropril
Storage life, month Trade mark
BAHAN PELEDAK SLURRY ATAU WATERGEL Istilah slurries dan watergel adalah sama artinya, yaitu campuran oksidator, bahan bakar, dan pemeka (sensitizer) di dalam media air yang dikentalkan memakai gums, semacam perekat, sehingga campuran tersebut berbentuk jeli atau slurries yang mempunyai ketahanan terhadap air sempurna. Sebagai oksidator bisa dipakai sodium nitrat atau ammonium nitrat, bahan bakarnya adalah solar atau minyak diesel, dan pemekanya bisa berupa bahan peledak atau bukan bahan peledak yang diaduk dalam 15% media air.
EMULSIONS (1)
Adalah matriks yang terbentuk dari fase larutan oksidator di dalam fase fuel yang dipertahankan sifat-sifatnya (continuous fuel phase) ditambah emulsifier (biasanya cuka) agar campuran tetap bersatu. Komposisi ini disebut tipe water in oil. Ukuran partikel menjadi kecil berbentuk droplets emulsi handak Konsentrasi matriks emulsi tidak larut air Dapat dibuat di pabrik atau pada truck MMU Densitas antara 1,1 – 1,35 gr/cc VOD antara 4500 – 5800 m/s dan RWS < ANFO tapi RBS > ANFO
AN (AMMONIUM NITRAT) 94% ANFO
+6%
(94% AN + 6% FO)
FO
81% +18%
EMULSI
AIR
(76% AN + 5% FO + 18% AIR + 1% EMULSIFIER)
+1% EMULSI FIER
EMULSIONS (2)
Oxidiser Phase Suspended Fuel Phase Continuous (surrounds the oxidiser)
Pembesaran 1250 x
Photograph from Nitro Nobel
Handak
Ukuran butir
Bentuk butir
VOD, m/s
ANFO
2,00 mm
Semua padat
3500 - 4500
Dynamit
0,20 mm
Semua padat
4000
Slurry
0,20 mm
Padat / liquid
3300
Emulsi
0,001 mm
Liquid
5000 - 6000 Bampfield & Morrey, 1984
POLA URUTAN PRODUKSI EMULSI
FASE LARUTAN OKSIDA
TANGKI PENGADUK Prod. by Aws
JENIS HANDAK BERBASIS EMULSI (kemasan berbentuk cartridge) PRODUSEN DAHANA
DYNO NOBEL
ICI EXPLOSIVE
SASOL SMX
Merk dagang
Dayagel magnum
Emulite
Seri Powergel
Seri Emex
Desitas, gr/cc
1,25
1,18 – 1,25
1,16 – 1,32
1,12 – 1,24
20
25
20
--
RWS, %
119
111
98 – 118
74 – 186
RBS, %
183
162
140 – 179
97 – 183
4600 – 5600
5000 – 5800
4600 – 5600
4600 – 5600
25 – 65
25 – 80
25 – 65
25 – 65
Ketahanan thd air
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Penyimpanan, thn
1
1
1
1
SIFAT
Berat/karton, kg
VOD, m/s Diameter, mm
KEMASAN HANDAK BERBASIS EMULSI BUATAN DYNO NOBEL DAN ICI EXPLOSIVES
HEAVY ANFO 100
90
80
70
0
10
20
30
RUANG UDARA
RUANG UDARA TERISI OLEH EMULSI
0 ,8 0
1 ,1 0
1 ,2 4
BAHAN PELEDAK BERBASIS NG DAN PERMITTED EXPLOSIVE
Dikatagorikan sebagai salah satu perlengkapan peledakan
1. DETONATOR 2. DETONATOR 3. DETONATOR 4. DETONATOR
BIASA LISTRIK NONEL ELEKTRONIK
STRENGTH DETONATOR • Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya dan diidentifikasi sbb: (dari ICI Explosive) • detonator No. 6 = 0,22 gr PETN • detonator No. 8 = 0,45 gr PETN • detonator No. 8* = 0,80 gr PETN
tabung sil (shell
STRENGTH DETONATOR • Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya dan diidentifikasi sbb: (dari ICI Explosive)
• • •
1. detonator No. 6 = 0,22 gr PETN 2. detonator No. 8 = 0,45 gr PETN 3. detonator No. 8* = 0,80 gr PETN
tabung alumunium pelapis baja