PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Berbagai macam hal yang ada di dunia ini pasti memiliki pedoman dan tata
caranya masing masing termasuk juga pada praktikum kali ini. Penting rasanya untuk mengetahui suatu prosedur sesuai dengan pedoman atau aturan yang berlaku untuk mendapat suatu tujuan sesuai seperti yang diharapkan. Kita tidak bisa menjalankan suatu proses dengan baik ketika kita tidak tahu dengan pedoman kita, begitu pula pada praktikum Kimia Dasar. Kita harus mengenal berbagai alat dan bahan yang berada didalamnya. Alat dan bahan dalam sebuah praktikum merupakan salah satu bagian utama dalam praktikum. Alat praktikum sangat beragam baik bentuk dan fungsinya, seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan bahan kimia dan gelas ukur yang berfungsi sebagai takaran dari zat cair yang akan direaksikan. Secara bentuk kedua alat itu mirip tapi memiliki fungsi yang berbeda. Oleh karena itu praktikum kali ini tentang pengenalan alat dan bahan sangat penting karena bertujuan untuk memberikan informasi mengenai alat dan bahan beserta fungsinya.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum Tujuan umum dari dilaksanakannya praktikum ini adalah praktikan dapat
mengetahui barbagai alat dan bahan yang berada didalam laboratorium beserta fungsi kegunaannya masing masing. 1.2.2
Tujuan Instruksional Khusus Adapun tujuan instruksional khusus diantara lain: 1. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai alat, bahan, dan instrumen beserta fungsi dan cara menggunakannya 2. Mahasiswa dapat melakukan pengenceran dari sebuah padatan atau cairan menjadi larutan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Laboratorium Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan,
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Vendamawan, 2015). Laboratorium kimia harus aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan kesehatan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat terjadi kepada para pengguna, maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya (Budimarwanti, 2009).
2.2
Alat dan Bahan Mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam
melakukan praktikum adalah sebuah keharusan bagi setiap praktikan dalam melakukan praktikum. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Ada berbagai macam alat dan bahan dalam sebuah laboratorium dimana setiap alat dan bahan memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda beda dimana untuk mendapat hasil yang optimal kita harus mengetahui cara yang tepat dalam menggunakan alat dan bahan tersebut. Tingkat kebersihan dari suatu alat juga dapat menjadi penentu tingkat keberhasilan sebuah praktikum. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Sinaga, 2013).
2.3
Teknik Praktikum Teknik Laboratorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluk
laboratorium. Sebelum melakukan praktikum didalam laboratorium diperlukan pengenalan mengenai beberapa pengetahuan pokok dan teknik-teknik laboratorium ini untuk mendapat hasil yang sempurna juga mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dalam laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Lubis, 2013). Setiap alat pada laboratorium memiliki fungsi yang beragam diperlukan kecakapan dan keahlian yang baik agar eksperimen dapat berhasil dan bahaya dapat dicegah. Bagaimana pun tetap menjadi kenyataan bahwa kecakapan, perhatian, ketekunan dan latihan merupakan hal yang diperlukan untuk keberhasilan dan keamanan eksperimen meskipun menggunakan alat paling modern sekalipun (Dra.Ammi S.M.S dkk., n.d.).
METODELOGI
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
1. Botol aquades 2. Buret 3. Corong 4. Erlenmeyer 5. Gelas arloji 6. Gelas kimia 7. Gelas ukur 8. Labu ukur 9. Pengaduk 10. PH meter 11. Pipet tetes 12. Pipet ukur 13. Pipet volume 14. Spatula 15. Tabung reaksi 3.1.2
Bahan
1. HCl 2. NaOH 3. Phenolphthalein 3.1.3
Instrumen
1. Neraca analitik 2. Magnetic stirer 3. Spektrometer dan kuvet
3.2
Prosedur
3.2.1
Tahap Persiapan
1. Diketahui secara tepat dan akurat cara kerja pelaksanaan praktikum serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan membaca petunjuk praktikum. 2. Diketahui sifat dan bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat diketahui dari Material Safety Data Sheet (MSDS) 3. Diketahu peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara penggunaan. 4. Disiapkan alat perlindungan diri seperti jas praktikum lengan panjang, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll. 3.2.2
Tahap Pelaksanaan
1. Alat pelindung diri dipakai dengan benar. 2. Alat dan bahan yang digunakan, diambil dan diperiksa. 3. Bahan kimia digunakan seperlunya, jangan berlebihan karena dapat mencemari lingkungan. 4. Peralatan percobaan digunakan dengan benar. 5. Limbah percobaan dibuang pada tempat yang sesuai dengan kategori limbahnya. 6. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati hati, serta data yang diperlukan. 3.2.3
Tahap Pasca Pelaksanaan
1. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke tempat semula. 2. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat dan tutup jangan tertukar. 3. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum. 4. cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium. 3.2.4
Tahap Pengenceran
3.2.4.1 Pengenceran Larutan NaOH dalam Bentuk Padatan 1. Cawan petri yang didalamnya telah dilapisi alumunium foil diletakkan kedalam neraca analitik
2. Tombol Tare ditekan untuk mereset neraca analitik sehingga display menunjukkan angka 0,000 gram 3. NaOH ditimbang menggunakan neraca analitik sesuai massa yang diinginkan dengan rumus perhitungan massa: 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚) 1000 × 𝑀𝑟 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝑙) 4. Sebanyak 1/3 bagian aquades disiapkan kedalam gelas beker 5. NaOH yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam gelas beker yanng berisi aquades sebelumnya 6. Sisa volume dari volume total ditambahkan kedalam gelas beker, kemudian larutan dihomogenkan dengan magnetic stirer 7. Larutan NaOH yang telah homogen dimasukkan ke dalam labu ukur 8. Gelas beker dibilas dan labu ukur dipenuhi dengan aquades sampai batas 9. Larutan yang berada dalam labu ukur dihomogenkan kembali dengan cara mengaduknya secara manual 10. Larutan yang telah homogen dimasukkan kedalam botol reagen dan diberi label 3.2.4.2 Pengenceran Larutan NaOH Menggunakan rumus pengenceran larutan 𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2 . Jika kita mempunyai suatu larutan NaOH dengan volume 50 ml dengan konsentrasi 1M. Sedangkan kita ingin membuat larutan NaOH dengan konsentrasi 0,5 M, maka dengan rumus pengenceran larutan aquades yang harus ditambahkan sebanyak 100 ml. Dalam proses larutan ini juga diperlukan ketelitian untuk mendapat hasil yang sempurna dan mendapat hasil yang diharapkan.
HASIL PENGAMATAN
4.1 N o 1
Alat Nama
Gambar
Botol Aquades
Fungsi Digunakan tempat
sebagai menyimpan
aquades
untuk
membilas dan mencuci bahan.
(Dokumentasi Pribadi, 2019) 2
Bulb
Digunakan
untuk
memindahkan sejumlah
larutan,
biasanya berpasangan dengan pipet ukur.
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
3
Buret
Digunakan
untuk
titrasi asam basa
(Dokumentasi Kelompok 2, 2019) 4
Corong
Digunakan
untuk
memasukkan
larutan
ke
dengan
wadah
diameter kecil
(Dokumentasi Pribadi, 2019) 5
Erlenmeyer
Digunakan
sebagai
wadah untuk proses titrasi
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
6
Gelas arloji
Digunakan
untuk
menyimpan
padatan
juga
sebagai
dapat
penutup
pada
saat
pengadukan Sumber: (https://salamadian.com/alatalat-laboratorium-kimiabiologi/) 7
Gelas beker
menggunakan magnetic stirrer
Digunakan
sebagai
wadah
penampung
untuk
mengaduk,
mencampur,
dan
memanaskan.
(Dokumentasi Pribadi, 2019) 8
Gelas ukur
Digunakan mengukur cairan.
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
untuk volume
9
Labu ukur
Digunakan
untuk
membuat dengan
larutan konsentrasi
tertentu .
(Dokumentasi Pribadi, 2019) 10
Magnetic stir bar
Digunakan
sebagai
pengaduk
larutan
hingga homogen
(Dokumentasi Pribadi, 2019) 11
Pengaduk
Digunakan
untuk
mengaduk larutan
Sumber: (https://tutugon.com/fungsialat-alat-laboratorium-kimia/) 12
Pipet tetes
Digunakan
untuk
memindahkan
cairan
dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu setetes demi setetes Sumber: (www.keywordsking.com)
13
Pipet ukur
Digunakan
untuk
memindahkan larutan dengan
volume
tertentu.
Sumber: (http://www.aliexpress.com/w/ wholesale-burette.html) 14
Pipet volume
Digunakan
untuk
memindahkan
cairan
dengan volume tepat sesuai dengan skala pada pipet
Sumber: (https://www.hechtassistent.de/220/?L=1) 15
Spatula
Digunakan
untuk
mengambil objek atau sampel
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
16
Tabung reaksi
Digunakan tempat
sebagai
mereaksikan
bahan bahan kimia
Sumber: (https://www.globescientific.co m/media/Images/1500-grp.jpg)
4.2 No 1
Instrumen Nama
Gambar
Magnetic stirer
Fungsi Digunakan
untuk
mengaduk larutan hingga homogen
(Dokumentasi Pribadi, 2019) 2
Neraca analitik
Digunakan
untuk
menimbang bahan dengan
ketelitian
hingga 4 digit.
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
3
pH meter
Digunakan
untuk
menguji
tingkat
keasaman
(Dokumentasi Pribadi, 2019) 4
Spektrometer
Digunakan
untuk
menghitung yang
terserap
menggunakan cahaya.
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
zat
PEMBAHASAN
Praktikum yang dilaksanakan kali ini membahas tentang Pengenalan Alat dan Instrumen. Praktikum kali ini untuk mengetahui berbagai alat, bahan dan instrumen yang berada didalam laboratorium serta kegunaannya. Setelah melakukan praktikum dengan mengamati peragaan dari asisten laboratorium yang telah diberikan, setiap praktikan harus memberikan pembahasannya masing masing, berikut penjelasannya:
5.1
Alat dan Instrumen Alat dan Instrumen didalam laboratorium memiliki bentuk yang beragam
dan memiliki fungsinya masing masing. Misal ada beberapa alat didalam laboratorium terbuat dari kaca, karena kaca itu dapat pecah maka praktikan wajib mengetahui sifat dari alat tersebut dan mengetahui cara penggunaannya secara benar. Contohnya dalam proses pelarutan NaOH menggunakan beker glass, karena NaOH itu bersifat panas untuk mencegah beker glass pecah ketika menahan panas dari NaOH, maka beker glass harus diberi air terlebih dahulu sesuai dengan jumlah pelarutnya untuk meminimalisir panas yang keluar dari NaOH. Begitu pula ketika proses pengadukan menggunakan magnetic stirer kita harus sesuai untuk mnegatur kecepetan putaran dari magnetic stir bar nya karena jika terlalu capat, magnetic stir bar dapat keluar dari porosnya dan membentur dinding gelas yang dapat beresiko pecah. Laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, karena laboratorium kimia merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap cukup berbahaya dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Vendamawan, 2015).
5.2
Teknik Praktikum Teknik dalam praktikum kali ini membahas tentang pengenceran NaOH
menjadi larutan, ada dua teknik pengenceran yang disampaikan yaitu pengenceran
larutan dari NaOH dalam bentuk padatan dan pengenceran larutan dari NaOH yang sudah diencerkan sebelumnya. Hal yang perlu di perhatikan dalam proses pengenceran NaOH dari sebuah padatan adalah perhitungan massa dari NaOH itu sendiri terhadap jumlah Molar yang diinginkan. Rumus perhitungan massa NaOH yang akan dilarutkan adalah: 𝑀=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻 (𝑔𝑟𝑎𝑚) 1000 × 𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝑙)
Dalam proses penimbangan massa NaOH juga kita harus memastikan neraca analitik telah direset dan pada display neraca menunjukkan angka 0,0000, agar angka yang keluar merupakan berat dari NaOH yang ditimbang itu. Pada saat NaOH akan dilarutkan didalam gelas beker beri sedikit air terlebih dahulu agar gelas beker tidak pecah akibat panas dari NaOH tersebut. Cara untuk melarutkan NaOH juga dapat dengan cara manual atau juga dapat dengan bantuan magnetic stirer. Jika larutan sudah homogen dan terlihat bening, pindahkan larutan ke labu ukur untuk memastikan volume dari larutan tersebut, pastikan disaat larutan dipindahkan dari gelas beker ke labu ukur bilas juga dinding gelas beker dengan aquades untuk memastikan tidak ada larutan yang menempel pada dinding gelas beker. Jika volumenya sudah sesuai, simpan larutan pada botol kaca dan beri label. Pengenceran larutan NaOH dari sebuah larutan menggunakan rumus pengenceran larutan 𝑉1 . 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2 misalnya, kita memiliki larutan NaOH dengan volume 100 ml dengan konsentrasi 1 M, sedangkan kita ingin membuat larutan NaOH dengan konsentrasi 0,5 M, maka kita dapat menggunakan rumus pengenceran diatas sebagai berikut: 𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2 100 × 1 = 𝑉2 × 0,5 𝑉2 = 200 𝑚𝑙 Pada proses diatas untuk mendapat konsentrasi 0,5 M, kita dapat melarutkan larutan NaOH dengan volume 100 ml dan konsentrasi 1 M dengan menambahkan volume aquades menjadi 200 ml, dalam proses larutan ini juga memerlukan ketelitian yang tepat untuk mendapat hasil yang sempurna.
PENUTUP
6.1
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
pembahasan
praktikan
dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Alat, Bahan dan Instrumen didalam laboratorium sangat beragam dimana kita tidak bisa sembarangan dalam menggunakannya, ada prosedur yang harus ditaati. 2. Teknik praktikum merupakan hal vital yang menetukan tingkat keberhasilan dari praktikum itu sendiri. 3. Praktikan wajib mengetahui ilmu dasar dari setiap percobaan agar memiliki acuan standar dalam sebuah percobaan 4. Segala kegiatan dilaboratorium dilaksanakan dengan serius karena jika sembarangan dengan bahan bahan kimia dapat berakbiat buruk baik bagi diri sendiri maupun lingkungan
6.2
Saran Penulis memberikan saran bagi praktikum selanjutnya sebagai berikut: 1. Sebaiknya praktikum tidak dilaksanakan secara mendadak. 2. Sebaiknya asisten laboratorium memberikan materi lebih tenang agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Budimarwanti. 2009. Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia. Diambil dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&c ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjbwLqj9ITKAhWKPo4KHQhbChkQFggo MAI&url=http://labdas.untad.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/01Pengenalan-Alat.pdf&usg=AFQjCNH1f6FfVWIEe7OedilKOkPEgjmfw&sig2=rQ5Agwx Dra.Ammi S.M.S, Dra.Yanti H, M. S., & Kusnadi , S.Pd, M. P. (n.d.). Pertunjuk pratikum mikrobiologi, 1–4. Lubis, M. 2013. Laboratorium teknologi pertanian fakultas pertanian universitas bengkulu 2 0 1 3. Sinaga, R. 2013. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA. Vendamawan, R. 2015. Pengelolaan laboratorium kimia. Jurnal Metana, 11(02), 41–46. http://doi.org/10.1192/bjp.205.1.76a
LAMPIRAN
Gambar 1. Pengadukan larutan
Gambar 2. Penimbangan NaOH
dengan magnetic stirrer
dengan menggunakan neraca analitik
Gambar 3. Larutan NaOH
Gambar 4. Larutan HCl