PENGEMBANGAN AUDIOBOOK FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) TERHADAP MINAT DAN KEEFEKTIFAN PESERTA DIDIK KELAS X SMK SUMBAWA BESAR TAHUN AJARAN 2018/2019
PROPOSAL
Oleh Ricarda Asri Nani 150101000603
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SAMAWA 2018
PRAKARTA Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,hidayat dan kurunia-Nya sehingga proposal yang berjudul “Pengembangan Audiobook Fisika Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) Terhadap Minat Dan Keaktifan” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesemptan ini penulis berterimakasih kepada: 1)
Tursina Ratu M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
2)
Semua pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam penulisan proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Sumbawa Besar, Mei 2018 Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 TINJUAN PUSTAKA BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses menyampaikan suatu pengalaman baik berupa pengetahuan maupun keterampilan kepada orang lain, dari orang yang lebih tua ataupun orang yang lebih pengalaman untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Selain itu, Pendidikan juga merupakan hak asasi yang harus diperoleh untuk setiap manusia. Hak untuk mengakses Pendidikan yang layak maupun akses kehidupan merupakan hak asasi setiap induvidu tanpa terkecuali anak penyandang cacat. Berdasarkan data Susenas atau Sukses Sensus Nasional Tahun 2012 sebagaimana dikutip dalam KemenKes (2014) bahwa penduduk Indonesia yang menyandang disabilitas sebesar 2,45% dari jumlah penduduk Indonesia dengan persentase terbesar adalah disabilitas mengenai kesulitan melihat atau tunanetra.. Pelajran fisika pada umumnya dianggap oleh peserta didik sebagai pelajaran yang membosankan dan sulit (jurnal). Oleh karena itu nilai hasil belajar fisika berada di bawah rata-rata, permasalahan ini muncul karena kurangnya minta peserta didik terhadap mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya dalam observasi di SMKN 3 Sumbawa Besar kesulitan-kesulitan peserta didik disebabkan oleh hal-hal berikut: (1) kurangnya media yang mendukung materi; (2) kurangnya minat peserta didik terhadap mata pelajaran fisika; (3) siswa lebih cepat lupa setelah diberikan materi. Tiga hal tersebut agaknya membuat rantai yang berkelanjutan jika salah satunya tidak dituntaskan terutama mengenai media yang kurang mendukung. Pengembangan media pembelajaran yang tepat dapat membantu peserta didik dalam memahami suatu materi yang diberikan salah satunya yaitu media audio. Menurut Indriastuti & Saksono (2014), penggunaan media audio dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di abad 21 karena memiliki keuntungan reusability, replaying, tidak bergantung pada satu teknologi karena bisa diputar dengan media mp3 player, mp4 player, handphone/smartphone, dan lain-lain. Menurut Arsyad (2008: 45), media audio merupakan sumber bahan ajar
yang murah, mudah dijangkau oleh warga, dan mudah digandakan oleh peserta didik, merekam materi pelajaran serta urutan penyajiannya jadi tetap, pasti dan dapat berfungsi sebagai media instruksional untuk belajar sendiri. Media audio yang digunakan adalah media audiobook. Menurut Anwas (2014) menyatakan audiobook merupakan rekaman teks buku atau tulisan lisan dalam bentuk audio yang dapat didengarkan oleh audien dengan isi sama seperti ketika mereka membaca buku. Narator sebagai orang yang menyampaikan akan membacakan kata demi kata, memaknai gambar dan ilustrasi yang terdapat dalam isi buku cetak. Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengangkat judul penelitian tentang “Pengembangan Audiobook Fisika Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) Terhadap Minat dan Keaktifan Peserta Didik Kelas X SMKN 3 Sumbawa Besar”. A. Identifikasi Masalah Berdasarakan latar belakang yang telah diuraikan diatas adapun indentifikasi masalah yaitu: 1. Kurang memahami materi yang diajarkan 2. Kurangnya minat belajar peserta didik B. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini terfokus pada; 1. Minat dan keaktifan 2. Objek penelitian yaitu media audiobook berbasis CTL 3. berfokus pada materi getaran dan gelombang Sumbawa Besar C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah yaitu: 1. Bagaimana minat peserta didik dengan menggunakan media audiobook fisika berbasis CTL terhadap minat dan keaktifan peserta didik kelas X di SLB Sumbawa Besar? 2. Bagaimana tingkat
kemampuan analisi
peserta didik dengan
menggunakan media audiobook fisika berbasis CTL terhadap minat dan keaktifan peserta didik kelas X di SMK Sumbawa Besar?
D. Tujuan Penelitian dan Pengambangan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui minat peserta didik dengan menggunakan media audiobook fisika berbasis CTL terhadap minat dan keaktifan peserta didik kelas X di SMK Sumbawa Besar 2. Mengetahui tingkat keaktifan peserta didik dengan menggunakan media audiobook fisika berbasis CTL terhadap minat dan keaktifan peserta didik kelas X di SMK Sumbawa Besar E. Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian tujuan penelitian dan pengembangan diatas, maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi pendidik sebagai masukan bagi pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar 2. Bagi Lembaga sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki bahan pembelajaran selanjutnya. 3. Bagi pembaca sebagai referensi bagi peneliti terkait media bahan ajar untuk peserta didik F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dihasilakan dalam pengembangan ini berupa media audiobook fisika berbasis CTL
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Fisika 1.1 Pengertian Pembelajaran Fisika Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta
wawasan
pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajar belum sempurna. Secara umum pembelajaran bertujuan untuk mengatasi konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya, serta untuk memecahkan masalah-masalah yang di hadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa; dan secara khusus pada setiap pokok bahasan tujuan tersebut di jabarkan dengan pola: mampu melakukan pengukuran, mampu melakukan percobaan dan bernalar melalui diskusi untuk memahami konsep-konsep, hukum-hukum, serta menerapkannya
untuk
memecahkan
masalah-masalah
yang
berkaitan.
Pembelajaran fisika menjadi humanistis bila guru mengakui dan menempatkan atau memperlakukan siswa sebagai subjek atau pribadi yang memiliki sifat-sifat tersebut, dan pengakuannya di manifestasikan dalam proses pembelajaran, yaitu memberi
kesempatan
kepada
siswa
seluasnya
agar
mereka
dapat
mengembangkan diri, hingga potensinya, pribadinya, sikapnya, berkembang menuju taraf yang lebih baik atau lebih sempurna (Driyarkara, 1987, 1980 Dalam F Kartika Budi, 1997).
1.2 Audiobook Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara, dan juga media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Menurut Ibrahim & Syaodih (2010: 112) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala macam bentuk untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, perangsang dan alat yang disediakan pendidik untuk mendorong siswa. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat/perantara yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada para peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan dari proses belajar mengajar. Berdasarkan pengembangan pembelajaran, media audio lebih dipilih karena dianggap sebagai bahan ajar yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan dan digunakan oleh guru dan siswa. Saat sekarang ini dibutuhkan media yang praktis, nyaman, sehat, dan bermanfaat. Anwas (2014) menyatakan manfaat media audio adalah dapat memahami isi buku tanpa harus membaca, bahkan bisa sambil melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu bentuk media audio yang dianggap memberikan manfaat seperti yang diharapkan adalah audiobook yang merupakan bentuk media dalam membaca isi buku. Audiobook adalah rekaman isi buku atau tulisan dalam bentuk audio yang dapat didengarkan oleh audien baik berupa teks, gambar, foto, atau ilustrasi lainnya berbentuk suara. Substansi audiobook sama persis seperti yang ada dalam buku teks akan tetapi kata yang diucapakan tidak selalu sama
persis dengan
menyampaikan
versi
bukunya.
Narator
sebagai
orang
yang
akan membacakan kata demi kata, memaknai gambar dan
ilustrasi yang terdapat dalam isi buku cetak. Menurut Rubery sebagaimana dikutip Anwas (2014), audiobook secara umum digolongkan menjadi dua jenis yaitu unabridge dan abridge. Unabridge adalah jenis audiobook yang buku cetaknya dibacakan secara lengkap, sedangkan abridge adalah jenis audiobook dalam pembacaannya buku cetaknya dibatasi. Pengurangan ini tidak mengurangi tujuan atau makna dari isi audiobook itu sendiri. Akan tetapi pengurangan ini didasarkan pada meringkas isi buku agar lebih mudah dipahami.
Audiobook sendiri memiliki banyak manfaat dibandingkan dengan media lainnya apalagi sebagai alternatif media pembelajaran. Manfaat media audiobook dalam pembelajaran antara lain: 1)
Audiobook media yang fleksibel untuk digunakan setiap individu dimanapun dan kapanpun tanpa harus repot-repot membaca buku.
2)
Audiobook substansinya sama persis dengan buku teks atau buku fiksi.
3)
Audiobook media yang dapat didistribusikan secara mudah baik melalui teknologi
broadcast, teknologi
online (internet), serta teknologi
offline(CD, hardisk, flashdisk), dan lain-lain. 4)
Audiobook media
yang mudah diakses
atau digunakan dengan
menggunakan media pendukung lainnya seperti melalui tape recorder, tapemobil, personal computer (PC), laptop, telpon genggam, dan lain-lain. 5)
audiobook produksinya lebih mudah dan sederhana hanya dengan menggunakan alat perekam.
6)
Audiobook dapat menyelamatkan buku-buku kuno yang versi cetaknya sudah rusak.
1.3 Contextual Teaching Learning (CTL) 1) Pengertian CTL Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang mendorong pendidik untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata peserta didik. Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para peserta didik melihat peserta didik melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu pendidik mengakitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penearpan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. 1.4 Pengertian Minat Belajar Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar. Dan faktor yang menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu. Dorongan motif sosial dan dorongan emosional. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku . a) Ciri-Ciri Minat Belajar Dalam minat belajar memiliki beberapa ciri-ciri. Menurut Elizabeth Hurlock (dalam Susanto, 2013: 62) menyebutkan ada tujuh ciri minat belajar sebagai berikut: 1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental 2) Minat tergantung pada kegiatan belajar 3) Perkembangan minat mungkin terbatas 4) Minat tergantung pada kesempatan belajar 5) Minat dipengaruhi oleh budaya 6) Minat berbobot emosional Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar adalah memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu secara terus menerus, memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap hal yang diminati, berpartisipasi pada pembelajaran, dan minat belajar dipengaruhi oleh budaya. Ketika peserta didik ada minat dalam belajar maka peserta didik akan senantiasa aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran dan akan memberikan prestasi yang baik dalam pencapaian prestasi belajar. 1.5 Pengertian Keaktifan Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Devinisi Operasional D. Kerangka Pikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini merupakan Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2010: 407) penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar
audio
berbasis
CTL.
Pengembangan bahan ajar audio/audiobook didasarkan pada pendapat Anwas (2014) yang menyatakan bahwa tahapan pembuatan audiobook dimulai dengan analisis kebutuhan sasaran, membuat rancangan, produksi/rekaman dan editing, review revisi, ujicoba, dan pemanfaatan. B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan 1.
Analisis (Analysis) Hal – hal yang dianalisis meliputi: a. Analisis kebutuhan dilakukan dengan mengalisis media pembelajaran yang tersedia. Pada tahan ini akan diketahui media pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik. b. Analisis kurikulum fisika c. Analisis pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan tersebut sudah banyak dilakukan di sekolah ujicoba d. Analisis karakteristik peserta didik dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara dengan guru fisika SMK yang digunakan sebagai tempat ujicoba. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta didik antara lain kemampuan akademik individu, pengalaman belajar, dan sebagainya saat pembelajaran menggunakan media berbasis digital dan pembelajaran berbasis CTL. e. Analisis sekolah
yang akan digunakan sebagai tempat penelitian,
ditujukan untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah. Tahap ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung
di kelas X untuk
mengetahui apakah 52 semua peserta didik memiliki laptop atau hand phone, selain itu juga wawancara dengan guru fisika yang ada mengenai fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran di kelas. f. Analisis teknologi yang akan digunakan dalam mengembangkan media audiobook berbasis CTL, dilakukan untuk mengetahui spesifikasi minimal computer, laptop atau hand phone yang dapat digunakan untuk mengoperasikan media yang dikembangkan. 2.
Pendisainan (Design) Tahap ini dikenal dengan istilah membuat rancangan. Perancangan audiobook fisika dilakukan berdasarkan hal-hal yang diperoleh pada tahap analisis. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perancangan meliputi: a. Perancangan media audiobook Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah penyusunan materi dan
soal-soal latihan, penyusunan skenario audiobook, persiapan alat dan bahan, serta pembuatan dialog awal . b.
Penyusunan instrument penilaian media audiobook Instrumen
penilaian
media
audiobook
pembelajaran
yang
dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari lembar penilaian media, angket respon pengguna, dan tes hasil belajar. Instrumen tersebut divalidasi oleh dosen ahli dan dinyatakan valid serta layak digunakan untuk pengambilan data dengan revisi pada beberapa butir penilaian. 3.
Evaluasi (Evaluation) Dalam tahap evaluasi setelah tahap pengimplementasian ini, dikerjakan
berdasarkan hasil implementasi. Data didapatkan dari angket respon pengguna untuk peserta didik dan pendidik yang digunakan sebagai bahan untuk merevisi media audiobook pembelajaran. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMK N 3 Sumbawa Besar yang berjumlah 32 orang tahun pelajaran 2018/2019.
D. Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang proses pengembangan audiobook sesuai dengan prosedur pengembangan yang ditentukan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif diperoleh dari hasil validasi oleh ahli materi, ahli media serta angket respon peserta didik dan pendidik yang berupa saran atau komentar mengenai media pembelajaran yang dikembangkan. 2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi berupa penskoran terhadap media yang dikembangkan dengan skala 1 sampai 10 untuk setiap butir penilaian, data dari angket respon peserta didik dan pendidik terhadap media yang dikembangkan yang berupa penskoran dengan skala 1 sampai 5 untuk setiap butir pernyataan, serta tes hasil belajar peserta didik.
E. Instrument Penelitian Suatu penelitian akan memberikan nilai tinggi apabila digarap dengan sistematis dan cermat. Hasil atau data penelitian sangat tergantung pada jenis alat (instrumen) pengumpulan datanya (Punaji Setyosari, 2010: 180). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon pengguna (peserta didik dan pendidik), dan tes hasil belajar. Penyusunan instrumen dilakukan pada tahap design. Lembar penilaian tersebut dijabarkan dalam beberapa butir pernyataan dengan pilihan jawaban seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pilihan jawaban pada butir lembar penilaian Pilihan jawaban
Skor penilaian
Baik sekali
9-10
Baik
7-8
Cukup
5-6
Kurang
3-4
Kurang sekali
1-2
Penejelasan setiap instrument adalah sebagai berikut. 1.
Tes hasil belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui keefektifan kegiatan
pembelajaran dengan media yang dikembangkan. Tes berbentuk uraian bebas
artinya peserta tes, dalam hal ini siswa, bebas untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes (Eko, 2012: 83). 2.
Angket respon pengguna Angket digunakan untuk memperoleh data tentang respon pendidik dan
peserta didik terhadap pembelajaran matematika dengan media audiobook pada materi getaran dan gelombang. Menurut Sugiyono (2010: 199), angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket tersebut dijabarkan dalam beberapa butir pernyataan positif dan negatif dengan pilihan jawaban seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Pilihan Jawaban pada Angket Respon Pengguna Skor Penilaian
Pilihan Jawaban
Positif
Negatif
Sangat Setuju
5
1
Setuju
4
2
Cukup Setuju
3
3
Tidak Setuju
2
4
Sangat Tidak Setuju
1
5
Angket yang diperlukan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut a. Angket Respon peserta didik terhadap media audiobook Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui kepraktisan pembelajaran menggunakan media audiobook
berbasis CTL. Angket respon
peserta didik digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang proses pembelajaran menggunakan media audiobook berbasis CTL. Kisi-kisi angket peserta didik
yaitu kemudahan, keterbantuan, ketertarikan, keaktifan, rasa
senang, dan tampilan media. b. Angket respon guru terhadap media audiobook Angket respon pendidik digunakan untuk mengetahui kepraktisan pembelajaran menggunakan media audiobook berbasis CTL. Angket respon pendidik digunakan untuk mengetahui pendapat pendidik
tentang proses
pembelajaran menggunakan media audiobook berbasis CTL. Kisi-kisi angket respon pendidik yaitu kemudahan, keterbantuan, ketertarikan, keaktifan, rasa senang, dan tampilan media. F.
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari proses pengembangan media audiobook berbasis
CTL pada getaran dan gelombang kelas X SMK sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dianalisis secara deskriptif. Data hasil validasi media oleh ahli materi dan media, hasil angket respon pengguna (pendidik dan peserta didik), dan nilai tes hasil belajar peserta didik dianalisis sehingga diketahui kualitas media dilihat dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. 1.
Analisi kevalidan Kevalidan media audiobook diukur berdasarkan hasil analisis lembar
penilaian media untuk ahli materi dan ahli media, dengan langkah-langkah sebagai berikut (Eko, 2013: 110-115). a. Tabulasi data oleh validator Validator
yang dimaksud adalah dosen ahli materi dan ahli media.
Tabulasi data dilakukan dengan memberikan penilaian pada aspek penilaian dengan memberikan skor penilaian berdasarkan skala pengukuran skala lanjutan (rating scale). Tabel 3. Pedoman Penilaian Lembar Penilaian Kevalidan audiobook Skor Penilaian
Pilihan Jawaban
9-10
Sangat Baik
7-8
Baik
5-6
Cukup
3-4
Kurang
1-2
Sangat kurang
b. Perhitungan skor rata-rata aspek Skor rata-rata aspek yang diamati dapat dihitung menggunakan rumus Data yang telah ditabulasi dihitung rata-ratanya untuk tiap aspek. Perhitungan rata-rata skor tiap aspek pada angket respon siswa dilakukan dengan
merujuk rumus perhitungan rata-rata skor tiap aspek pada lembar penilaian kevalidan media audiobook. x̅ =
∑𝜒 𝑛
dengan x̅ = skor rata-rata masing-masing aspek yang diamati ∑𝜒 = jumlah skor masing-masing aspek yang diamati; dan 𝑛 = banyaknyak butir penilaian masing-masing aspek yang diamati
c. Perbandingan rata-rata skor tiap aspek Rata-rata skor tiap aspek yang telah didapat pada tahap sebelumnya dinyatakan ke dalam nilai kualitatif. Cara yang digunakan untuk menyatakan ratarata skor tiap aspek dalam nilai kualitatif adalah dengan membandingkannya dengan
kriteria penilaian kualitas tertentu. Kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini disajikan dalam Tabel 9 (Eko, 2009: 238). Tabel 4. Kriteria Penilaian Kualitas audiobook Interval Rata-rata Skor
Klasifikasi
𝑋̅𝑖 + 1,8 × 𝑠𝑏𝑖 < 𝑋
Sangat Baik
𝑋̅𝑖 + 0,6 × 𝑠𝑏𝑖 < 𝑋̅ ≤ 𝑋̅𝑖 + 1,8 × 𝑠𝑏𝑖
Baik
𝑋̅𝑖 + 0,6 × 𝑠𝑏𝑖 < 𝑋̅ ≤ 𝑋̅𝑖 + 0,6 × 𝑠𝑏𝑖
Cukup
𝑋̅𝑖 + 1,8 × 𝑠𝑏𝑖 < 𝑋̅ ≤ 𝑋̅𝑖 + 0,6 × 𝑠𝑏𝑖
Kurang
𝑋̅ ≤ - 1,8 × 𝑠𝑏𝑖
Sangat kurang
Keterangan 𝑋̅𝑖 = rata-rata ideal = ½ (skor maksimum ideal+skor minimum ideal) 𝑠𝑏𝑖 = Simpangan baku ideal = ½ (skor maksimum ideal - skor minimum ideal) 𝑋̅ = Skor rata-rata Dalam penelitian ini, skor maksimal ideal adalah 10 dan skor minimal ideal adalah 1. Berdasarkan Tabel 9, dapat diperoleh pedoman dalam menyatakan ratarata skor tiap aspek menjadi data kualitatif. Pedoman pengubahan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 5. Pedoman Pengubahan Rata-rata Skor Tiap Aspek Menjadi Data Kualitatif Interval Rata-rata Skor
Klasifikasi
8,20 < 𝑋
Sangat Baik
6,40 < 𝑋 ≤ 8,20
Baik
4,60 < 𝑋 ≤ 6,40
Cukup
2,80 < 𝑋 ≤ 4,60
Kurang
𝑋 ≤ 2,80
Sangat kurang
d. Perhitungan rata-rata skor total penilaian produk Rata-rata skor tiap aspek dijumlahkan dan menghasilkan rata-rata skor total penilaian. e. Perbandingan rata-rata skor total Rata-rata skor total yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan kriteria penilaian kualitas media audiobook pada Tabel 10. f. Analisis kevalidan media audiobook Media audiobook yang dikembangkan dikatakan valid apabila hasil validasi media audiobook menurut para ahli dikategorikan minimal baik dan layak diujicobakan. Data dari
lembar penilaian yang berupa saran atau komentar
digunakan sebagai acuan untuk merevisi produk yang dikembangkan. 2.
Analisis kepraktisan Kepraktisan produk
yang dikembangkan berupa media audiobook
pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning dapat dilihat dari hasil analisis angket respon guru dan siswa. Langkah-langkah adalah sebagai berikut. a. Tabulasi data angket respon pendidik dan peserta didik Hasil pengisian angket respon guru dan siswa diolah ke dalam tabulasi data menggunakan acuan pedoman penilaian pada Tabel Tabel 6. Pedoman Penilaian Angket Respon Pengguna untuk Pernyataan Positif dan Negatif Pilihan jawaban untuk
Pilihan jawaban untuk
Nilai
pernyataan positif
pernyataan positif
Sangat setuju
Sangat tidak setuju
5
Setuju
Tidak setuju
4
Cukup setuju
Cukup setuju
3
Tidak setuju
Setuju
2
Sangat tidak setuju
Sangat setuju
1
b. Perhitungan rata-rata skor tiap aspek Data yang telah ditabulasi dihitung rata-ratanya untuk tiap aspek. Perhitungan rata-rata skor tiap aspek pada angket respon siswa dilakukan dengan
merujuk rumus perhitungan rata-rata skor tiap aspek pada lembar penilaian kevalidan media audiobook. x̅ =
∑𝜒 𝑛
dengan x̅ = skor rata-rata masing-masing aspek yang diamati ∑𝜒 = jumlah skor masing-masing aspek yang diamati; dan 𝑛 = banyaknyak butir penilaian masing-masing aspek yang diamati c. Konversi skor rata-rata Mengkonversi skor rata-rata
yang diperoleh menjadi kualitatif
berdasarkan kriteria penilaian skala 5. Untuk menganalisis kepraktisan media audiobook, digunakan kriteria kepraktisan media audiobook (Tabel 11). Pedoman pengubahan dapat dilihat dalam Tabel Tabel 2. Pedoman Pengubahan Rata-rata Skor Tiap Aspek Pada Angket Respon Siswa Menjadi Data Kualitatif Interval Rata-rata Skor
Klasifikasi
4,20 < 𝑋
Sangat Baik
3,40 < 𝑋 < 4,20
Baik
2,60 < 𝑋̅ < 3,40
Cukup
1,80 < 𝑋̅ < 2,60
Kurang
𝑋̅ ≤ 1,60
Sangat kurang
d. Analisis kepraktisan media audiobook Media audiobook yang dikembangkan dikatakan praktis apabila skor rata-rata yang diperoleh dari angket respon siswa dikategorikan minimal baik. 3.
Analisi keefektifan Data yang digunakan untuk mengukur keefektifan media audiobook
pembelajaran adalah satu tes hasil belajar siswa setelah menggunakan media audiobook yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil pekerjaan siswa pada tes hasil belajar akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Mengkategorikan ketuntasan individual
Ketuntasan individual dikategorikan berdasarkan nilai KKM di SMK N 3 Sumabaw Beasar, yaitu 80. Peserta didik dinyatakan tuntas apabila nilai tes hasil belajarnya lebih dari sama dengan KKM b. Menghitung persentasi ketuntasan peserta didik Ketuntasan siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut. 𝐾=
𝑇 𝑥 100 𝑆
dengan K = Persentase ketuntasan peserta didik; T = Banyak peserta didik yang tuntas; dan S = Banyak peserta didik yang mengikuti tes c. Menentukan persentase ketuntasan peserta didik Persentase ketuntasan peserta didik dikategorikan berdasarkan kriteria penilaian kecakapan akademik sebagai berikut (Eko, 2014: 242). Tabel 7. Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik Persentase Ketuntasan
Kategori
80 < 𝐾
Sangat Efektif
60 < 𝐾 ≤ 80
Efektif
40 < 𝐾 ≤ 60
Cukup Efektif
20 < 𝐾 ≤ 40
Kurang Efektif
𝐾 ≤ 20
Tidak Efektif
Keterangan : K = persentase ketuntasan d. Analisis keefektifan media audiobook Produk yang dikembangkan dinyatakan memiliki tingkat keefektifan yang baik jika minimal persentase ketuntasan yang diperoleh efektif.
Daftar Pustaka
Anwas, Oos. M. 2014. Audiobook: Media Pembelajaran Masyarakat Modern Audiobook: Instructional Media Of Modern Society. Jurnal Teknodik (2014), 18: 1. Silayusa,P., Ngakan & Dante N. 2015. Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Media Audio terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar IPS Siswa SMALB di SLB A NEGERI Denpasar. Universitas Pendidikan Ganesha: e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2015. 5(1). Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Zubaidah, Siti dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yudistira R, Fitriany & Winarti. 2014. Pengembangan Modul Fisika Pokok Bahasan Hukum Newton bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Di Kelas Inklusi SMA/MA Kelas X. UIN Sunan Kalijaga: Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.