Pengelolaan Sampah Di Kota Semarang.amelia Putri.17.b1.0131.docx

  • Uploaded by: Amelia Putri
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengelolaan Sampah Di Kota Semarang.amelia Putri.17.b1.0131.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,397
  • Pages: 9
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA TERATUR DAN TERORGANISIR DI KOTA SEMARANG

DISUSUN OLEH: AMELIA PUTRI SABELA 17.B1.0131

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2018

ABSTRAKSI

Dewasa ini, sampah menjadi salah satu masalah yang cukup serius di kotakota besar, salah satunya di Kota Semarang. Semakin hari jumlah sampah terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Peraturan no.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah merupakan salah satu acuan bagi Pemerintah Kota Semarang untuk terus berupaya mengelola sampah menjadi ramah lingkungan dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Penulisan ini tidak hanya bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Semarang, namun juga untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang menghambat pengelolaan sampah tersebut. Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis menggunakan teori manajemen yang berfokus pada fungsi pelaksanaan rencana, susunan, dan koordinasi. Menurut penelitian, pengelolaan sampah di Kota Semarang terhambat karena berbagai faktor seperti kurangnya anggaran pemerintah, sulitnya memasarkan produk olahan sampah, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah. Penulis menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Kota Semarang antara lain, melakukan kerjasama dengan lembaga yang bergerak dibidang kepedulian terhadap sampah, meningkatkan system koordinasi, dan memperketat peraturan peraturan tentang sampah.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sampah adalah salah satu dampak dari pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang semakin pesat khususnya di Kota Semarang. Mengingat Semarang merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Tengah dan menjadi salah satu kota dengan kepadatan penduduk tentu Semarang berpotensi memproduksi sampah dalam jumlah besar dan perlu adanyan penanganan yang serius. Sejak tahun 1992 konsep 3R sudah diterapkan oleh pemerintah Kota Semarang salah satunya adalah dengan disediakannya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Jatibarang. Namun seiring berjalannya waktu volume sampah di TPA Jatibarang semakin bertambah sehingga perlu adanya upaya – upaya lain untuk mengatasi permasalah tersebut. Penanganan masalah sampah oleh DKP Kota Semarang secara teknis dilakukan dengan cara mengambil, menampung di TPS dan akhirnya dibuang di TPA Jatibarang. Namun pola penanganan semacam itu akan menyebabkan berbagai permasalahan lain karena kurangnya tempat penampungan sampah dan kompleksitasnya masalah di perkotaan. Sebagai antisipasi dari kelebihan muatan di TPA Jatibarang diterapkan sistem pengolahan sampah secara teratur dan terorganisir melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di wilayah kecamatan. Tujuan dari pengolahan ini antara lain adalah untuk mengurangi volume timbunan sampah yang akah diangkut ke TPA Jatibarang, memperkecil jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, mengantisipasi penggunaan lahan yang semakin terbatas, menambah peran aktif dan kemandirian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengolah sampah.

B.

TUJUAN Suatu usaha untuk mengembangkan, menemukan, serta menguji ilmu

pengetahuan dengan metode yang sesuai merupakan pengertian dari penelitian. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis dan memberi deskripsi tentang pengelolaan sampah yang teratur dan terorganisir di wilayah Kota Semarang. 2. Mengidentifikasi faktor – faktor penghambat pengelolaan sampah di Kota Semarang.

C.

MANFAAT Dengan adanya penelitian ini, diharapkan baik penulis maupun pembaca

dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sampah serta mendapat informasi tentang bagaimana mekanisme pengelolaan sampah yang terorganisir.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan teori manajemen yang berfokus pada fungsi rencana, koordinasi, dan staffing. Menurut Luther M. Gullick (Handoko, 2003:11) manajemen adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Terry dan Rue (2001:1) manajemen adalah proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengerahan suatu kelompok orang – orang ke arah tujuan tujuan organisasional atau maksud – maksude yang nyata. Dalam membagi tugas dan wewenang yang tepat perlu adanya staffing atau penyusunan staf. Penyusunan staf suatu oraganisasi dapat diawali dengan menyusun tugas – tugas yang dibuat dalam bentuk uraian pekerjaan dan kemudian dibuat menjadi lebih spesifik. Setiap jabatan di suatu organisasi memiliki taggung jawab, kewajiban, dan tugas – tugas yang harus dilaksanakan. Coordinating adalah suatu pengintegrasian kegiatan-kegiatan dan target atau tujuan dari berbagai unit kerja dari suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efisien. Tanpa koordinasi, individu individu dan bagian-bagian yang ada akan bekerja menuju arah berlainan dengan irama atau kecepatan yang berbedabeda. Demikian pula, tanpa koordinasi, masing-masing individu atau bagian akan bekerja sesuai dengan kepentingannya masing-masing dengan mengorbankan kepentingan organisasi secara keseluruhan (Keban, 2008:95)

BAB III PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Setelah diterbitkannya UU no. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah maka Pemerintah Kota Semarang mulai melakukan upaya untuk mengelola sampah. Dengan meningkatkan partisipasi masyarakat agar volume pengangkutan sampah ke TPA Jatibarang bisa berkurang merupakan salah satu tujuan program ini untuk mengurangi timbunan sampah yang ada. Dalam melaksanakan program ini perlu adanya sarana- sarana pendukung untuk mengelola sampah. Untuk mendapatkan bantuan sarana pendukung tersebut, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang memberi beberapa syarat yang harus dipenuhi. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan pelaksana teknis dari pengelolaan sampah tersebut dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang sebagai Pembina KSM. Tak hanya itu, aparat pemerintah dan kecamatan pun juga turut terlibat dalam proses pengangkutan sampah dari TPS. Selain pihak kecamatan, dalam menangani masalah sampah di lingkungannya pemerintah daerah seperti kelurahan pun di beri tugas untuk turut serta menangani masalah tersebut. Dengan menggunakan sarana – sarana pendukung dari KSM maka lebih memudahkan dalam pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Terdapat dua jenis sampah, yaitu sampah organik dan non organik. Sampah organik nantinya akan diolah menjadi pupuk kompos sedangkan sampah non organik nantinya akan diolah kembali menjadi barang kerajinan atau siap dipakai kembali. Menurut penelitian, karena merasa sulit berkembang di KSM dan keterlambatan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Jatibarang menyebabkan beberapa KSM kehilangan para anggotanya. Selain itu, penyuluhan dan pelatihan pengolahan

sampah yang baik dan benar tidak diberikan secara merata terhadap KSM – KSM yang ada. Hal ini mengakibatkan kualitas produk hasil olahan sampah menjadi kurang mampu untuk bersaing di pasaran. Program pengelolaan sampah ini nyatanya belum begitu mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang belum memiliki sistem koordinasi yang berkesinambungan dengan partner lain. Koordinasi hanya dilakukan jika pemerintah dihadapkan pada suatu situasi yang membutuhkan konstribusi KSM. TPA Jatibarang setiap harinya menampung sampah dari seluruh wilayah kota Semarang. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari masyarakat untuk mencegah overload sampah. Dukungan ini bisa melalui pemilahan sampah yang mungkin masih bisa di daur ulang. Agar bisa mendapat sarana pendukung untuk mengelola sampah, masyarakat harus mengajukan proposal kepada pemerintah. Hal ini bertujuan agar pemerintah mengetahui keseriusan masyarakat dalam mengolah sampah. Namun saat di lapangan, ternyata KSM yang mengelola TPST menyatakan bahwa mereka telah disediakan peralatan pendukung tanpa harus mengajukan proposal. Tidak semua KSM mendaur ulang sampah non organik dan lebih memilih menjualnya ke pengepul sampah. Kebanyakan KSM hanya mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos baik menggunakan mesin ataupun tidak. Salah satu faktor penghambat pengelolaan sampah adalah keterbatasan anggaran pemerintah dan sulitnya pihak KSM dalam memasarkan produknya sehingga mneyebabkan KSM kekurangan modal. Selain itu, buruknya koordinasi antara pemerintah dan KSM mengakibatkan kurangnya pengawasan pemerintah terhadap aktivitas KSM. Mengingat pengolahan sampah tidak bisa diberikan pada satu pihak saja baik itu KSM maupun pemerintah. Perlu adanya kontribusi dari berbagai pihak, baik masyarakat, KSM, maupun pemerintah.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Dalam pengelolaan sampah tidak harus ada TPST, peralatan canggih, atau tempat khusus untuk mengolah sampah. Pengelolaan sampah bisa diakukan mulai dari skala yang paling kecil yaitu dari masing – masing rumah tangga. Selain itu masih banyak KSM yang tidak mendapat pelatihan dan penyuluhan tentang pengelolaan sampah mengakibatkan kurangnya kemampuan produksi daur ulang masyarakat. Lemahnya pengawasan pemerintah terhadap KSM disebabkan oleh buruknya koordinasi dan tidak adanya koordinasi secara berkala. Hal ini berakibat sulitnya KSM mendapat solusi dari permasalahan yang muncul sehingga menimbulkan pandangan bahwa pemerintah hanya memberi sarana pengelolaan sampah dan selebihnya menjadi tanggung jawab masyarakat. B. Saran Saran yang dapat penulis berikan berdasar kesimpulan diatas adalah: a. Melakukan kerjasama antar lembaga yang berfokus pada persoalan sampah di Kota Semarang b. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah dan masyarakat. c. Memperketat pelaksanaan peraturan tentang pengelolaan sampah di Semarang d. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih bijak dalam mengolah sampah dan menjaga lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFEYogyakarta Keban, Yeremias. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava Media Siswanto. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sutarto. 2002. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terry, George R dan Rue Leslie W. 2002. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara Terry, George R. 2009. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Related Documents


More Documents from "Andre Suito"