Pendahuluan Teori Adler dapat dipahami lewat pengertian-pengertian pokok yang dipergunakannya untuk membahas kepribadian. Dari awal memulai formulasi teorinya tentang perilaku manusia sampai kematiannya, ia memperlihatkan sebuah rangkaian evolusi dari idenya yang sangat menarik dalam beberapa kasus yang masuk akal. Ia tidak pernah bertolak belakang dengan pekerjaan sebelumnya, ia memperlihatkan sebuah metamorphosis, dari sebuah ide pemikirannya yang baru sampai menjadi sebuah ide yang sangat kompleks dan inklusif tentang fenomena kompleksitas perilaku manusia. Inilah yang sangat menguatkan posisi teorinya. Evolusi dalam pemikiran Adler adalah sebuah perubahan yang mengikuti struktur teori yang dibuatnya sehingga merupakan refleksi tentang perilaku manusia. Diawali dengan sebuah penggabungan yang meningkat pada manusia yang menghasilkan sebuah agresi sebagai mahluk, merupakan sebuah konsep luas yang menghentikan pemikirannya dari sex sebagai hal utama yang menggerakan manusia, ia bergerak untuk mengingatkan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki karakteristik yang kompleks dalam mencari kekuatan utama. Akhirnya Adler datang pada sebuah konklusi tentang motivasi yang sesungguhnya dalam diri menusia adalah untuk mencari dan menjadi superior. Adler berpendapat bahwa manusia adalah mahluk sosial yang bertanggung jawab. Ia percaya manusia sejak lahir dikarunia dengan kesadaran bersosial dan hanya keterpaksaan (kompensasi) yang membuatnya bertanggung jawab kepada manusia lain untuk dapat mencapai sebuah kesejahteraan yang baik bagi dirinya dan orang lain. Pada akhirnya Adler meyakinkan bahwa manusia adalah mahluk yang menyimpan interest sosial yang sangat dalam. Telah dikemukakan bahwa di Amerika pengaruh Adler meluas berkat adanya “The American Society of Individual Psychology”. Di Eropa sendiri murid-murid serta pengikutnya cukup banyak; salah satu di antara mereka adalah Fritz Kunkel. Kunkel berpegang teguh kepada dasar pikiran Adler. Pendapatnya yang bersifat memperkaya Individual Psychologie juga dapat diikuti melalui pengertian-pengertian pokok yang digunakannya.
A. Perkembangan Teori Adler Bersama Sigmund Freud dan Carl Jung, Adler mengembangkan psikologi dalam. Psikologi dalam ini memfokuskan pada pentingnya dinamika alam pikiran bawah sadar. Adler mengembangkan pendekatannya sendiri, dan aliran Psikologi Individual dicetuskan pada 1912. Aliran Psikologi Individual didasari pemikiran bahwa hubungan seseorang terhadap masyarakat adalah bagian penting pembentuk kepribadian mereka. Berikut teori – teorinya : 1. Tentang Tujuan Hidup Menurut Adler, semua manusia pada dasarnya mengejar superioritas. Adler percaya bahwa setiap orang memasuki kehidupan dalam perasaan inferior, dan menghabiskan seumur hidup mereka untuk mengatasi hal tersebut. Teori ini dikenal sebagai pencarian superioritas, dan aliran Adler memfokuskan pada studi seputar pencarian superioritas ini. Adler juga mempertanyakan tentang dorongan macam apa yang berada di balik motivasi kita sebagai individu. Ia menyebut dorongan ini sebagai "kebutuhan untuk sempurna", sebuah istilah yang kemudian diartikan sebagai "keinginan untuk memenuhi potensi diri, dan menyadari bentuk ideal kita". 2. Cara Melihat Manusia Holisme adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa sistem alam semesta serta segala kelengkapannya harus dipandang sebagai sesuatu yang utuh, dan bukan merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang terpisah. Alam tidak bisa dipahami kalo kita mempelajarinya dengan cara memisahkan bagian-bagiannya: sistem harus dipelajari secara utuh sebagai suatu kesatuan. Ajaran ini disukai Adler. Menurut Adler, manusia harus dianggap sebagai satu unit. Untuk memahami jiwa manusia, kita seharusnya melihat keseluruhan bagian dari manusia itu, dan bukan melihat sepotong-sepotong. 3. Tentang Pikiran Manusia – Finalisme Fiksional Menurut Adler, manusia menggunakan fiksi secara aktif dalam hidup mereka. Fiksi ini membuat seseorang merasa kuat, karena fiksi bisa meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukannya sebagai kebenaran. Berdasarkan fiksi ini, Adler beranggapan bahwa motivasi seseorang dalam bertindak bukan apa yang terjadi di masa lalu, tetapi harapan orang tersebut terhadap fiksi yang ia pegang. Kebenaran semu yang ada dalam pikiran, yang membimbing perilaku seseorang, oleh Adler kemudian disebut sebagai finalisme fiksional.
4. Inferioritas Inferioritas adalah perasaan bawaan manusia sejak ia keluar dari rahim ibu. Anak hidup dengan bergantung pada orang tua, dan perasaan bahwa ia tidak bisa melakukan apapun sendiri. Adler menganggap bahwa perasaan inferior inilah yang menuntun manusia berkembang. Manusia ingin lepas dari perasaan inferioritas, menuju manusia superior dan sempurna.
5. Urutan Kelahiran Selain energi untuk menggapai superioritas, Adler juga meyakini bahwa urutan kelahiran juga ngaruh pada kepribadiannya. Anak sulung biasanya gampang merasa diabaikan, gampang minder, dan biasanya pendiam bin kolot. Tapi biasanya si sulung lebih cepat bersikap dewasa dibanding yang lain. Selain itu, adik-adik biasanya mengidolakan si sulung, menjadikan dia sebagai pemimpin bagi anak-anak di keluarga. Anak tengah memiliki sikap kompetitif. Salah satu motivasi anak tengah adalah karena biasanya mereka bukan anak yang paling diperhatiin. Si sulung selalu jadi anak yang pertama (pertama sekolah, pertama kuliah, pertama nikah), sementara si bungsu selalu jadi si kecil di dalam keluarga. Seringkali, anak tengah merasa bahwa dia nggak "eksis" di dalam keluarga. Dalam foto keluarga pun biasanya si tengah ini yang paling dikit. Anak tengah cenderung penyendiri dan paling rentan depresi. Anak tengah dikenal sebagai penengah perselisihan. Mereka juga punya skill sosial yang bagus, gak suka berkonflik , dan loyal sama temen-temen deketnya. Anak tengah sering punya skill diplomasi yang bagus dan fleksibel terhadap hal baru, memungkinkan mereka lebih gampang jadi entrepreneur.