Penanganan Gangguan Haid Prinsip penatalaksanaan gangguan haid adalah berdasarkan etiologi yang mendasarinya, tidak jarang diperlukan pemeriksaan untuk mendiagnosa pasti gangguan haid. Perlu juga diketahui apakah ada hubungan antara gangguan haid dengan faktorfaktor yang dapat menimbulkan gangguan emosional, apakah ada kemungkinan kehamilan, apakah penderita mempunya penyakit akut atau menahun, apakah ada gejalagejala penyakit metabolik dan lain-lain. Gangguan haid sendiri tidak selalu memerlukan terapi. Misalnya seorang berumur lebih dari 40 tahun dengan amenore tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memerlukan pengobatan. Penderita-penderita dalam kategori ini memerlukan terapi ialah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas atau yang sangat terganggu oleh tidak datangnya haid. Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang dan sebagainya. Pengurangan berat badan pada wanita dengan obesitas tidak jarang mempunyai pengaruh baik terhadap amenore dan oligomenore. Berdasarkan etiologinya penangannya dapat di klasifikasikan sebagai berikut : 1.
2.
3.
Polimenore (panjang siklus haid < 21 hari) -
Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
-
Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hari
-
Pada fase folikuler memendek diberikan esterogen pada hari 3-8
Oligomenore (panjang siklus haid > 35 hari) -
Tidak diberikan pengobatan jika perdarahan teratur
-
Induksi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
Amenore (tidak haid > 3 siklus berturut-turut)
16-25
Prinsip penanganan (tergantung kausa : organik atau fungsional) -
Organik ditangani sesuai keluhan organik
-
Fungsional : konseling, obat-obat psikofarmako, substitusi dan pemberian hormon secara siklik, induksi ovulasi) Penangan berdasarkan uji hormonal
-
Uji P(+) : bila belum ingin punya anak, diberi progesteron hari 16-25 selama 3 siklus, bila ingin punya anak diberi obat pemicu ovulasi
-
Uji P(-) : dilakukan uji E+P
-
Uji E+P (+) : diberikan esterogen 25 hari + progesteron hari ke 19-25 selama 3 siklus
4.
Hipermenore (perdarahan > 80 ml) Penanganan sesuai kausanya, misalnya pada mioma uteri diberikan penanganan untuk mioma uteri, sedangkan untuk terapi polip endometrium dan gangguan pelepasan endometrium dilakukan kuretase
5.
6.
7.
Hipomenore (perdarahan < 40 ml) -
Tidak perlu terapi jika siklus ovulatoar
-
Substitusi hormon esterogen dan progesteron bila perlu
-
Induksi ovulasi jika siklus anovulatour dan ingin memiliki anak
Menoragia (haid berlangsung > 7 hari) -
Suplemen zat besi jika kondisi disertai anemia
-
Prostaglandin inhibitor seperti aspirin dan ibuprofen
-
Kontrasepsi oral (ovulation inhibitor)
-
Progesteron (terapi hormon)
-
Histerectomi (operasi untuk menghilangkan uterus)
Brakimenore (haid berlangsung < 3 hari)
Penangan sesuai kausa seperti pada hipomenore 8.
9.
Disminore -
Penerangan dan nasihat
-
Pemberian obat analgesik
-
Terapi hormonal
-
Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin
Premenstrual tension -
Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama 8 jam sampai 10 hari sebelum haid
-
Metiltestosteron 5 mg sebagai tablet isap
-
Pemberian diuretik selama 5 hari
-
Pemakaian garam dibatasi
-
Psikoterapi suportif