Pemeriksaan Kehamilan.docx

  • Uploaded by: Rachma Cii Poohmmeeuuh
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeriksaan Kehamilan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,994
  • Pages: 14
MAKALAH

PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC) PADA IBU HAMIL Untuk memenuhi persyaratan kenaikan golongan PNS

Disusun oleh : Lestari Hegar Ati, SST

UPT PUSKESMAS DTP SEDONG Jl. Kapten Mustofa No 6 Sedong-Cirebon Tlp.(0231)8845224 Email:[email protected] Kode Pos 45189

TAHUN 2018

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015). Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016). Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan wanita dalam menghadapi persalinan (NICE, 2012). Kesiapan persalinan adalah perencanaan awal dan persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu perempuan, suami dan keluarga agar siap untuk melahirkan dengan membuat rencana menghadapi komplikasi dan hal tak terduga (FCI, 2016; WHO, 2006). Kesiapan persalinan dapat dinilai di enam level yaitu level individu perempuan, suami atau keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan kebijakan. Pada level individu, perempuan hamil dan suaminya dapat mempersiapkan persalinan dan menghadapi komplikasi dengan mengenal tanda-tanda bahaya yang mengindikasikan komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi, mengidentifikasi penolong persalinan terlatih dan tempat persalinan, menyediakan tabungan dan mengatur transportasi, sedangkan pada level keluarga dan lingkungan dapat mengidentifikasi pendonor darah (JHPIEGO, 2004; WHO, 2006). Seorang wanita yang telah mempersiapkan keenam unsur kesiapan persalinan yang telah di jelaskan WHO dikategorikan siap dan sebaliknya bila mempersiapkan kurang dari keenam unsur kesiapan persalinan dikategorikan tidak siap (Gitonga, 2014). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih rendahnya wanita yang dikategorikan siap dalam kesiapan persalinan (Mutreja dan Kumar, 2015; Bintabara et al, 2015). Menurut Gebre et al (2015) salah satu faktor yang mendorong kesiapan persalinan adalah kunjungan ANC. Terdapat proporsi kesiapan yang lebih tinggi pada wanita yang melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih dibandingkan yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali (Bintabara et al, 2015; Gitonga, 2014)

Selain bertujuan untuk mempersiapkan persalinan, menurut Adriaansz dalam Saifuddin (2013), salah satu alasan penting ibu hamil harus mendapatkan pelayanan ANC adalah untuk membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan. Backe et al (2015) merekomendasikan untuk mencoba continuity of care (CoC) agar klien lebih mengenal pemberi asuhan. Continuity of care merupakan salah satu model asuhan kebidanan yang memberikan pelayanan dalam membantu wanita membangun hubungan dengan pemberi asuhan yang sama (dapat berupa grup) selama hamil, bersalin dan nifas (Henderson et al, 2007). Continuity of care merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi. Continuity of care ini sangat dibutuhkan disetiap siklus kehidupan salah satunya pada masa kehamilan (Renfrew et al, 2014; Kerber et al, 2007). Pelayanan kesehatan masa hamil dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku (PMK 97, 2014). Pada umumnya 80-90% kehamilan berlangsung secara fisiologis, dan hanya 10-20% kehamilan akan disertai dengan penyulit. Bidan dalam pelayanan kesehatan ibu memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan antenatal pada kehamilan normal (PMK 28, 2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa 88% pelayanan antenatal diberikan oleh bidan dan 52,5% dilaksanakan di praktek bidan (Kemenkes RI, 2013). Pelaksanaan continuity of midwifery care dapat dievaluasi dari outcome klinis ibu dan bayi, kepuasan ibu dan kepuasan bidan. Outcome klinis bayi baru lahir dalam hal ini termasuk APGAR score, berat badan lahir, mendapatkan perawatan di NICU dan menyusui (NSW Health, 2012). Dalam sebuah review cochrane tentang continuity of midwifery care terhadap outcome bayi baru lahir, mengindikasikan bahwa dengan continuity of midwifery care bayi baru lahir cenderung tidak membutuhkan resusitasi (Page dalam Fraser dan Cooper, 2011). Berbeda halnya dengan Overgaard (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada outcome neonatal dengan CoC dari ibu yang beresiko rendah karena outcome neonatal yang buruk jarang muncul. Penyebab utama kematian neonatal di 20 negara dengan kematian ibu dan kematian bayi teratas di dunia, termasuk salah satunya Indonesia yaitu berat lahir rendah/ prematuritas (35,5%), asfiksia (24,3%) dan infeksi (22,7%) (ICM et al, 2016). Untuk Indonesia sendiri, 35,9% kematian neonatal disebabkan oleh gangguan/ kelainan pernapasan termasuk asfiksia (Kemenkes RI, 2010a). Rata-rata kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) secara Nasional tahun 2013 sebesar 10,2% dan untuk provinsi Sumatera Barat adalah 7,3% (Kemenkes RI, 2014). Kematian neonatal di kota Padang pada tahun 2015 tercatat bahwa 32% disebabkan oleh asfiksia dan 26,8 % oleh karena BBLR. Dari semua bayi yang ditimbang pada tahun 2015 di kota Padang, ditemukan 371 (2,2%) bayi BBLR dan jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 1,7%. Peningkatan kasus BBLR yang signifikan terlihat di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang yaitu dari 1,45 pada tahun 2014 menjadi 9,3% pada tahun 2015 (Dinkes, 2016; Dinkes, 2015). 1.2 Tujuan 1. Mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan antenatal care di komunitas. 2. Mengkaji pelaksanaana pelayanan anrenatal care terkait evidence base dan prosedurserta permasalahan yang sering muncul. 3. Memberikan saran perbaikan mtu pelayanan antenatal care.

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1

Definisi Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan mengshasilkan kelahiran bayi

sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memperhatikan ibu dan kehamilannya. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1.

Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).

2.

Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).

3.

Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).

Dimana setiap trimester memiliki ciri khas tertentu. Dikatakan masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi, pertemuan sel sperma dan sel telur, pembuahan, nidasi, sampai membentuk janin dan terbentuknya seluruh tubuh janin sehingga saatnya melahirkan. Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu misalnya, rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang. Dinding perut semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara membesar dan tenggang karena produksi ASI. Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu melahirkan selamat. 2.2.

Diagnosa Kehamilan Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tanda tertentu yang diperoleh melalui riwayat

dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium. 2.2.1. Tanda Dugaan Hamil a)

Amenorea (tidak datng haid).

b)

Payudara tegang

c)

Mengidam (ingin makanan khusus)

d)

Mual muntah pagi hari (morning sickness)

e)

Hipersalivasi

f)

Konstipasi

g)

Pigmentasi kulit

2.2.2. Tanda Kemungkinan Hamil a)

Pembesaran rahim dan perut

b)

Pada pemeriksaan dijumpai



Tanda hegar



Tanda chadwik



Tanda discasek



Teraba ballotement

c)

Reaksi pemeriksaan kehamilan positif

2.2.3. Tanda Pasti Hamil a)

Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.

b)

Pemeriksaan USG

c)

Terdenagr denyut jantung janin.

2.3.

Tahap Perubahan dan Perkembangan Janin, Serta Perubahan Terhadap Maternal

2.3.1. Perubahan dan Perkembangan Janin 0-4 Minggu Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan terbentuk. a. 4-8 Minggu Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulangh-tulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan. b. 8-12 Minggu Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah terbentuk. c. 12-16 Minggu Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh kasar dan berwarna. d. 16-20 Minggu Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak. e. 20-24 Minggu Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai melakukan gerakan pernafassan. Pusatpusat tulangntya pun mulai mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur. f.

24-28 Minngu Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit kepalanya rambut mulai

bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan dirinmenghadapi hari kelahirannya. g. 28-36 Minggu Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna.

h. 38 Minggu Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjaid kapan saja. 2.3.3. Perubahan Terhadap Maternal Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari, selama ini terjadi perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun janin. Janin berkembang dari 2 sel ke satu bentuk yang akan mampu hidup di luar uterus. Adapun perubahan yang terjaid ada 3 bagian, yaitu : a.

Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3

Ibu terlambat menstruasi, payudara menbjadi nyeri dan membesar, kelelahan, dan ibu akan mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan berikutnya yaitu morning sickness atau mual muntah yang biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu. b.

Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6

Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat tetapi tetap normal juka tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah pusat, payudara melai sekresi kolostrum, kantungketuban menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami gatal-gatal pada abdomen karrena uterus dan kulit merenggang. c.

Trimester keiga minngu ke 28-36/ bulan 7-9

Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi, pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala masuk PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna serviks dan segmen bawah rahim disiapkan. 2.4. 1.

Perubahan Psikologis Pada ibu hamil Trimester Pertama

Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. 2.

Trimester Kedua

Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.

3.

Trimester ketiga

Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. 2.5. *

Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil Diet dan Pengawasab Berat Badan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, ptotein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karna dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan seccukupnya saja. Bahan makanan tak perlu mahal, akan tetapi cupup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehaminan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, perumbuhan voluma darah, mamae membesar dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagi pengawasan akan keculupan gizi ini dapat dipai kenaikan berat badan wanita himil tersebut. Kenaiksn berat badan wanita hamil rata-rata 6.5 kg sampai b16 kg.

*

Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara katif maupun pasif. Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sbeiknya wanita hamil dilarang merokok. *

Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimesdter pertama dan kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat meenimbulkan kelainan teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang sekarang telah dicabut dalam peredaran. *

Kebersihan dan Pakaian

Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi

diperlukan untuk kebersihan atau

hygiene terutama perawwatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh karena itu tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir dan terjatuh.

*

Koitus

Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. *

Perawatan Gigi

Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis oleh karena rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap hamil harus memeriksakan gignya secara teratur sewaktu hamil. *

Imunisasi

Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri dibolehkan mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Dahulu di indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil opencacaran merupakan pencacaran ulang yang tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan untuk pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil. *

Perawatan Payudara

Per4awatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dab aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara

dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putingg sus masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik keluar.

*

Posisi Meneran

Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahitkan memilih posisi melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginkan bidanya sendiri. Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman. Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu : 1. Memberi banyak manfaat 2. Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan 3. Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit 4. Lebih membantu dalam meneran 5. Nilai APGAR lebih baik.

Posisi untuk meneran : 1. Posisi berjongkok, berlutut, merangkak 2. Posisi jongkok/ setengah jongkok 3. Posisi merangkak 4. Posisi mereng ke samping 5. Posisi berdiri

*

Cara Mengedan

Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim sudah membuka kirakira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum pembukaan lengkap, bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa menghambat proses pembukaan dan berujung pada lamanya proses persalinan. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri kontraksi.

2.6.

Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan untuk

mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.

Sedang tujuan Khusus ANC adalah: 1.

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang bayi

2.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu

3.

Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil

termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan pembedahan. 4.

Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan

trauma semenimal mungkin 5.

Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat tumbuh

kembang secara optimal. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu : Satu kali pada trimester 1 Satu kali pada trimester II Dua kali pada trimester III Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat haid, Kunjungan ANC yang saint adalah: - setiap bulan sampai kehamilan 28 munggu - setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu - setiap 1 minggu sejak kehamiilan 32 minggu sampai terjadi kehamilan. - pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T” Timbang berat badan 1.

Tekanan darah

2.

Tinggu fundus uteri (TFU)

3.

TT lengkap imunisasi

4.

Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan

5.

Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki

6.

Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan

2.6.1

Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Standar 1 : Metode Asuahan, Asuahan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan dengan langkah : Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencananevaluasi dan dokumentasi. Standar 2: Pengkajian Pengumpulan

data

tentang

status

kesehatan

klien

di

lakukan

sacara

sistematis

berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil Bidan memlakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotipasi ibu , suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Standar 5 : Palpasi Abdomenal Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Bidana menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman suasana yang menyengkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. 2.6.2 Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC) Timbang berat badan Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Ukur tekanan darah. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemberian imunisasi TT lengkap Untuk mencegah tetanus neonatorum, 2.6.3 Kunjungan Antenatal Care Kunjungan antenatal sebauknya di lakukan 4 kali selama kehamilan (Saifuddin,2006) yaitu: 1.

Satu kali trimester pertama

2.

Satu kali trimester kedua

3.

Dua kali trimester ke tiga

2.6.4 Kriteria Keteraturan ANC a. Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut: ·

Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haid nya terlambat satu bulan

·

Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan

·

Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan

·

Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

·

Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

b. Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, Namun jika terdapatt kelainana dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kinjungan. 2.6.5 Dampak Ibu Hamil Tidak ANC 2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan 1. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu 2. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara dini.

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Asuhan antenatal adalah asuhan atau pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu

selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. B.

Saran Agar kehamilan dan persalinan berlangsung dalam batasan normal, hendaknya periksalah ke

fasilitas kesehatan (BPS, praktek dokter, rumah sakit, puskesmas) yang didalamnya terdapat tenaga kesehatan

yang

terlatih

seperti

bidan/dokter.

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta. Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta. Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008 Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan. http://dedeyiyinzulhijjah.blogspot.co.id/2012/06/makalah-asuhan-antenalat-kebidanan.html

Related Documents

Pemeriksaan Bta
October 2019 29
Pemeriksaan Luar.docx
December 2019 27
Pemeriksaan Feses.docx
June 2020 13
Pemeriksaan Feses
October 2019 30
Pemeriksaan Penunjang.docx
December 2019 25
Pemeriksaan Fisik.docx
April 2020 16

More Documents from "Dinda Faullya Zein"