Pemberian Fe Pada Bumil.docx

  • Uploaded by: Rachma Cii Poohmmeeuuh
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemberian Fe Pada Bumil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,842
  • Pages: 9
MAKALAH

PEMBERIAN TABLET FE PADA IBU HAMIL Untuk memenuhi persyaratan kenaikan golongan PNS

Disusun oleh : Lestari Hegar Ati, SST

UPT PUSKESMAS DTP SEDONG Jl. Kapten Mustofa No 6 Sedong-Cirebon Tlp.(0231)8845224 Email:[email protected] Kode Pos 45189

TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. 36% (atau sekitar 1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1%.

2. Tujuan

1. Mengetahui konsep dasar anemia. 2. Mengetahui prinsip penanganan anemia. 3. Mengetahui langkah-langkah penanganan anemia defisiensi besi. 4. Mengetahui bagaimana merubah cara pandang masyarakat mengenai 5. pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia selama kehamilan.

BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar 2. Pengertian Anemia Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit. 2. Etiologi Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu : 1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah. 2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma. 3. Kurangnya zat besi dalam makanan. 4. Kebutuhan zat besi meningkat. 5. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

3. Patofisiologi Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. 4. Gejala Anemia Pada Kehamilan Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.

5. Dampak Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain)

1. Prinsip Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pemberian tablet Fe. 1. Pengertian tablet besi (Fe) Zat besi adalah unsur pembentuk sel darah merah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama kehamilan. Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sisten pertahanan tubuh. 2. Manfaat tablet besi (Fe) bagi ibu hamil Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat membantu proses pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia / penyakit kekurangan darah merah. 3. Kebutuhan tablet besi (Fe) Tablet besi atau tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil sebanyak satu tablet (60 mg) setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Tablet tersebut wajib dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil sebanyak sepuluh tablet setiap bulannya untuk mengurangi gejala-gejala sakit saat masa kehamilan atau minimal 90 tablet selama kehamilan. 4. Waktu minum tablet zat besi Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur, karena mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu meminumnya. 5. Cara minum tablet zat besi Diminum dengan air putih/ air jeruk yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan 6. Hal yang menghambat penyerapan zat besi Zat besi tidak boleh diminum bersamaan dengan teh, kopi, atau susu karena akan mnghambat penyerapan zat besi. 7. Penyimpanan Tablet zat besi Simpan ditempat kering dan tidak terkena sinar matahari langsung atau dekat dengan sumber panas dan setelah dibungkus dibuka ditutup kembali. 8. Efek samping Efek samping minum zat besi akan timbul rasa mual, susah buang air besar dan warna tinja dapat menjadi hitam kecoklatan.

9. Bahan makanan yang mengandung zat besi Sayuran yang berwarna hijau tua (bayam, kangkung, daun singkong,daun katuk, dsb), nabati : daging berwarna merah, telur, hewani : tahu, tempe, hati. 1. Langkah-langkah Pengobatan Anemia 2. Skrining rutin 3. Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah pembekuan darah sebelumnya. 4. Minta hitung darah lengkap pada kunjungaan awal. 5. Diskusikan pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat besi). 6. Periksa ulang Ht pada 28 minggu kehamilan. 7. Terapi anemia: 8. Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat. 9. Bila Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut: 

Berikan konseling gizi.

1. Tinjau diet pasien. 2. Diskusikan sumber-sumber zat besi dalam diet. 3. Berikan kepada pasien selebaran mengenai makanan tinggi zat besi. 4. Rujuk ke ahli gizi. 

Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal. Kebutuhan zat besi saat kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.

1. Tablet zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun lebih mahal. Setiap sediaan garam zat besi standar sudah mencukupi kebutuhan zat besi. 2. Minum 1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi. 3. Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan lambung kosong. Minum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudahnya. 4. Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai jus yang tinggi vitamin C atau tablet vitamin C. 5. Antasid dan produk susu dapat mengganggu absorbs zat bes 6. Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan daripada tidak mengkonsumsi sama sekali. 

Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia megaloblastik. Kelola pasien ini menurut panduan terapi anemia.

1. Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan, pertimbangkan pemberian cairan IV atau heparin lock saat persalinan. 2. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat. 3. Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi dan 50µg asam folat untuk profilaksis anemia. 4. Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi, dapat diberikan seluruh dosis.

1. Cara Merubah Cara Pandang Masyarakat Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan secara menyebebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dmana individu, keluarga, kelompok ato masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat. Dalam hal ini kita melakukan penyuluhan tentang tablet Fe supaya masyarakat mengetahui manfaat tablet Fe untuk ibu hamil sehingga meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk minum tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pemberian tablet Fe. Zat besi adalah unsur pembentuk sel darah merah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama kehamilan. 2. Saran Untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil yang disebabkan karena kekurangan zat besi, diharapkan tenaga kesehatan lebih rutin memberikan penyuluhan tentang tablet Fe untuk ibu hamil. Selain itu, ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan kesadarannya untuk mengkonsumsi tablet Fe minimal minum 90 tablet Fe selama hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2005. Program penanggulangan anemia gizi pada wanita hamil. Jakarta: Dirjen Binkesmas Depkes RI. 2007. Pedoman pemberian tablet besi-folat dan sirup besi bagi petugas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Msayarakat Wijaya, Y. 2007. Anemia Defisiensi Zat Besi. Surabaya : Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya http://www.kerjanya.net/faq/4477-anemia-defisiensi-besi.html. 20 April2015. http://nandhieb.blogspot.com/2012/06/ibu-hamil-dengan-a

Related Documents

Fe
October 2019 54
Fe
November 2019 46

More Documents from ""