Pembuatan pasta Bahan
utama
yang
digunakan
dalam
pembuatan
polyester
di
departemen poly cp-3 adalah PTA dan MEG. PTA yang berupa serbuk putih tidak larut dalam MEG, karenanya pada tahap awal PTA dan
MEG hanya
dicampurkan dan diaduk sehingga membentuk pasata pada temperature 63.9 C. berdasarkan rasio yang telah ditentukan, PTA dari ondoor silo akan dialirkan dengan menggunakan screw feeder sesuai dengan massa yang dibutuhkan. Laju air PTA ini dikendalikan menggunakan pompa rotary dengan kecepatan putar 29.5 rpm. EG yang digunakan berasal dari 2 tangki yakni EG cold tank (sisa reaksi plimerisasi di UFPP dan finisher) serta EH hot tank (sisa reaksi esterifikasi), dengan mol rasio 0.91. Apabila kondisi operasi pasta pada slury mix tank telah mencapai set point, maka sebagian pasta akan dialirkan oleh slurry transfer pump dengan tekanan 4.9 bar menuju slurry feed tank dan sebagiannya disirkulasikan kembali menuju slurry mix tank. PTA
Indoor PTA Silo
Virgin EG
Nozzle A
1013-A01
Nozzle B
Screw Feeder M
29,4%
Rotary Valve
M
52% M
5001Kg/h
Cold EG 91% Hot EG
Slurry Mix Tank 63.9 C
Cold EG/Hot EG = 0.91
23.070 Kg/h
1014-T01
32.9 C 4.8Kg/cm2
91.8% Slurry Feed Tank
17.269Kg/h 6.23Kg/cm2
10.048Kg/h
1013-P01A 1014-P01A 1013-P01B 1014-P01B 5.51Kg/cm2
Proses esterifikasi Pasta yang dipompakan dari slurry feed tank diinjeksikan menuju
reactor esterifikasi sebagaimanan ditnjukan pada gambar. Pada tahapan ini derajat polimerisasi yang menunjukan bilangan pengulangan unit-unit polimer dan panjang rantai polmer mulai diamati sebagai indicator telah terbentuknya polimer kecil pada reaksi esterifikasi. Reaksi antara PTA dan MEG pada reactor esterifikasi. Reaksi antara PTA dan MEG pada reactor esterifikasi menghasilkan oligomer DGT (diglikoltereptalat) dengan derajat polimerisasi antara 5-10. Produk samping yang dihasilkan dalah DEG, asetaldehid, 2 metil 1.3 dioksaan dan air. DEG berlebih dapat menyebabkan kenaikan dyeable kain. Asetaldehid berlebih mempengaruhi baud an warna polyester. Oleh karena itu proses selalu dijga dengan pengendalian proses yang dilakukan sejak wal proses. Proses esterifikasi dilakukan dengan 2 jenis reactor yaitu vertical heat exchanger
dan
vapour
separataor.
Keduanya
dioperasikan
dan
dikombinasikan berdasarkan prinsip self agitated thermosyphon. Media pemanas yang digunakan selama proses adalah vapour dow term yang dihasilkan DCB (dow coal boiler). Temperature dow pada jaket pemanas HE dan vapour separator diatur sehingga dapat memanaskan pasta hingga 289 C pada HE dan 285 C pada vapour separator.
Perbedaan temperature inilah yang menyebabkan pengadukan dapa terjadi tanpa bantuan agitator. Pemansan yang dilakukan mulai mereaksikan pasta menjadi monomer-monomer ester. Monomer ester yang mempunyai densitas kecil akan naik ke permukaan HE kemudian bergerak menuju vapour separator karena
perbedaan temperature. Seterusnya monomer akan
mengalir pada thermophyson pipe dan kembali menuju HE. Perputaran tersebut terus menerus terjadi selama kurang lebig 2 jam hingga terbentuk oligomer dengan derajat polimerisasi antara 5-10. Pada vapour separator, vapour superheated sebagai hasil samping reaksi yang terdiri dari air, asetaldehid dan EG akan menguap menuju kolom separator. Spray EG liquid dari hotwell pada bagian atas separator coloumn
dilakukan untuk menjenuhkan vapour. Pada prinsipnya separator coloumn berfungsi untuk memisahkan EG dengan senyawa lainnya. Vapour EG yang larut dalam EG liquid akan ditampung pada EG hotwell sebagai bottom product. Sehingga EG dapat dipergunakan kembali unutk leperluan proses baik sebagai fed EG (ditampung dalam hot glikol feed tank) atau disirkulasikan kembali pada kolom separator. Sedangkan air dan komponen ringan lainnya dikondensasikan/direfluks dan dialirkan menuju vessel penampung untuk diturunkan COD nya sebelum dibuang sebagai limbah. Kolom separator terdiri dari 12 tray yang dilengkapi dengan buble caps dan down comers. Pola aliran yang terdiri didalamnya adalah counter current. Pngontakan terjadi pada setiap tray hingga vapour dan liquid mencapai keseimbangan. Oligomer yang dihasilkan ini akan ditransfer menuju oligomer line. Pencampuran oligomer dan additive dapat berlangsung baik dengan adanya static mixer pada oligomer line. Pada
saat
injeksi
additive,
temperature
oligomer
akan
sedikit
mengalami kenaikan. Oligomer dan additive akan masuk pada reactor UFPP dengan tekanan 2.7 bar. Additive yang diinjeksikan antara lain : 1. DEG Pada
fiber
grade
polyester
membantu
proses
pencelupan
(penyerapan zat warna) dan juga menurunkan titik leleh polyester. DEG
fresh
ditambahkan
untuk
menambah
DEG
yang
telah
terbentuk dari side product esterifikasi. DEG yang ditambahkan adalah sebanyak 0.4 % berat polimer.
2. TiO2 (delustrant)
Meningkatkan opasitas (sifat tidak tembus cahaya). Warna putih pada melt polyester merupakan efek penambahan TiO2. Bila berlebihan dapat menyebabkan degradasi pada produk. TiO 2 yang ditambahkan adalah sebanyak 0.3 % berat polimer. 3. Sb2O3 Berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Jumlah katalis yang ditambahkan adalah 250 ppm polimer. Sebagai Sb2O3 larut seluruhnya pada EG yang mendidih. Karenanya Sb2O3 dispraykan bersamaan dengan glikol. Kandungan Sb yang berlebih dapat menambah L colour (bertambah abu) dan menyebabkab deposit kapiler spinneret yang dapat menambah break dan mengurangi performance spinning. Katalis tidak ikut bereaksi namun tetap berada dalam polimer sebagai impurities. 4. EG stability Eg stability berfungsi sebagai pembawa oligomer menuju reactor UFPP. EG stability yang ditambakan adalah sebanyak 40 % dari kebutuhan EG pada pembuatan pasta.