Pembelajaran Yang Dialogis, Bermakna Dan Menyenangkan

  • Uploaded by: jimy oktolongere andin
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembelajaran Yang Dialogis, Bermakna Dan Menyenangkan as PDF for free.

More details

  • Words: 530
  • Pages: 12
PEMBELAJARAN YANG DIALOGIS, BERMAKNA DAN MENYENANGKAN OLEH: ACHMAD DARDIRI FIP UNY Disampaikan pada Diklat Bidang Studi bagi Widyaiswara LPMP Di Seluruh Indonesia 3 Agustus 2006

• Konsep: Pembelajaran yang dialogis, bermakna dan menyenangkan pada dasarnya merupakan gabungan dua konsep pembelajaran, yakni konsep pembelajaran yang bermakna dan konsep pembelajaran yang menyenangkan. Di antara ciri konsep pembelajaran yang bermakna adalah dialogis. Tujuannya adalah pembelajaran yang efektif. Dg kata lain, agar pembelajaran dapat efektif, maka pembelajarannya harus bermakna dan menyenangkan.

Pengertian/konsep pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) 1. Meaningful learning is “achieving deep under standing of complex ideas that are relevant to student’s lives” 2. Meaningful learning is “a process that is situated within the context and culture of learning community.”

3. Meaningful learning is “learning that makes a difference – in one’s mind and in one’s life.” - Learning that makes changes one’s brain structure; - Learning that supports and enables growth of more knowledge; - Learning that changes a person’s life.

Ciri-ciri pembelajaran yang bermakna • Menurut Jonassen dkk. (1999) : 1. Aktif; 2. Konstruktif; 3. Intensional; 4. Autentik; dan 5. Kooperatif.

Menurut Sumber lain (anonim) (1990): 1. Aktif; 2. Konstruktif; 3. Kolaboratif; 4. Intensional; 5. Kompleks 6. Kontekstual; 7. Konversasional/dialogis; dan 8. Reflektif.

• Aktif: pembelajaran menjadi bermakna jika si pembelajar dapat secara aktif berinteraksi dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tsb. • Konstruktif: si pembelajar mampu mengintegrasikan ide-ide baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya untuk mencari makna dari hasil pengintegrasian tsb.

• Kolaboratif: si pembelajar secara alami mampu memba- ngun komunitas baik dalam belajar maupun dalam membangun pengetahuannya. Jadi, mereka membutuhkan dukungan orang lain dalam proses pembelajarannya. Intensional: si pembelajar membutuhkan lingkungan belajar dalam mengartikulasikan apa yang menjadi tujuan mereka. Dalam pembelajaran, mereka bermaksud untuk memenuhi beberapa tujuan mereka.Jadi, dikatakan bermakna, jika pembelajaran tsb. mampu memenuhi apa yang mereka inginkan.

• Kompleks: si pembelajar terlibat dalam persoalan-persoal- an yang sederhana sampai ke yang kompleks. Jadi, dikatakan bermakna, jika pembelajaran mampu mengantarkan mereka pada persoalan yang lebih kompleks. Kontekstual: si pembelajar membutuhkan pengetahuan yang berguna dalam kehidupan nyata, sehingga pembelajaran yang bermakna adalah yang mampu memberikan kon tribusi guna mempraktekkan ide-idenya.

• Konversasional/dialaogis: pembelajaran dikatakan bermkna jika memungkinkan terjadinya dialog antar si pembelajar sen diri dan atau antara si pembelajar dengan guru/ fasilitator. Reflektif: pembelajaran yang bermakna adalah yang memungkinkan terjadinya refleksi dari si pembelajar ketika mereka mempelajari sesuatu hal.

Ciri-ciri Pembelajaran yang Menyenangkan Menurut Rose and Nicholl (2003: 93): 1.Menciptakan lingkungan tanpa stress (relaks), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses tinggi; 2.Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar; 3.Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda teratur, dan dukungan antusias.

4. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan; 5. Menantang anak (peserta didik) untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar; dan 6. Mengonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periodeperiode yang relaks.

Related Documents


More Documents from "Inayatul Fitri"

Makalah Kbk
December 2019 7
Newu
August 2019 22
Yyyyy
August 2019 24
Wwwww
August 2019 22