Pembelajaran Komunikasi Dokter Pasien

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembelajaran Komunikasi Dokter Pasien as PDF for free.

More details

  • Words: 2,350
  • Pages: 13
PEMBELAJARAN KOMUNIKASI DOKTER PASIEN

Oleh : necel 2008

Fkunmul ♥♥♥

Seorang bapak, sebut saja namanya Paijo, terancam posisinya sebagai pegawai di suatu perusahaan yang akan mengadakan pengurangan jumlah pegawai. Kondisi emosionalnya tidak stabil. Ia menjadi suka marah-marah baik di kantor maupun di rumah, dan ia jadi suka berprasangaka buruk terhadap orang-orang disekitarnya. Tiba-tiba pada suatu malam saat si bapak sedang menonton sinetron “Selingkuh”, ia teringat tentang keberadaan istrinya yang sering keluar rumah tanpa izin kepadanya. Agnes : “Pak, aku pergi dulu, ada urusan sebentar”. Paijo

: “Kemana? Kok cantik betul?”

Agnes : “Ada deh.....”. kemudian Agnes meninggalkan Paijo yang belum sempat menjawab sepatah katapun. Tiba-tiba, HP Agnes yang ketinggalan berbunyi. Ternyata ada sebuah SMS yang masuk........dari Dirly. Dari nama yang tertera di layar saja sudah membuat Paijo terperangah. Ditambah lagi setelah membaca isinya. “Bu Agnes, saya sudah sampai di tempat yang kita janjikan kemarin” Tiba-tiba kepala Paijo dipenuhi dengan tanda tanya, “Apakah istriku selingkuh?”. Ia segera masuk ke kamar karena tiba-tiba kepalanya terasa berat. Esok malamnya ia mendatangi praktek dr. Andre Hirata bersama anaknya Juminten Aniston. Dokter Andre Hirata merupakan dokter yang terkenal akan kemampuannya mengobati di seantero kota. Juminten (J)

: malam mbak, dokter Andre ada di dalam

Petugas Kartu (K)

: Oh ada Mbak, dokternya ada, baru saja datang. Kalau begitu silahkan mbak isi daftar ini.

Juminten lalu mengisi daftar tunggu K

: Silahkan masuk

Mereka bertiga kemudian masuk ke ruangan Tok, tok, tok

K

: Dokter, ini ada pasien (masuk sambil memberikan kartu)

Dokter (D): Silahkan duduk J

: Terimakasih dok

D

: Baik, ehmmm, Pak Paijo, apa yang bisa saya bantu?

P

: Begini dok, saya sering pusing akhir-akhir ini. Mau apa-apa jadi sulit

J

: Benar dok, bapak ini biasanya sering jalan-jalan kemana-mana bisa sendiri, sekarang ya kami sekeluarga khawatir, bapak sering mengeluh pusing.

D

: Usia bapak berapa?

P

: Saya 55 tahun dok

D

: Pusingnya sudah lama, mulai kapan?

P

: Sekitar semingguan ini saya kalo bangun tidur pusing, terus jadinya kalo saya kerja jadi ga konsentrasi

D

: Jadi bapak masih kerja sekarang, kerja apa? Hebat bapak masih giat kerja

P

: Saya kerja di Pertamina, bagian personalia

D

: Rasa sakitnya seperti apa, rasa snut-snut, ditusuk-tusuk, atau seperti ditekan?

P

: Ya, snut-snut githu

D

: Sekarang, bapak masih sakit kepala?

P

: Iya, tapi masih bisa saya tahan, tidak sesakit tadi pagi.

D

: Terus bapak udah minum obat apa?

P

: Minum yang kecil-kecil itu yang warnanya merah

J

: Maksudnya, panadol Dok!

D

: Abis minum obat, agak baikkan?

P

: Iya Dok! Agak baikkan. Tapi beberapa jam kemudian kambuh lagi

D

: Ada keluhan sakit lain?

P

: Kadang-kadang ada debar-debar, githu Dok di dada. Tapi nggak sering, kadang-kadang aja.

D

: Terus, Bapak punya riwayat penyakit beberapa tahun yang lalu misalnya stroke, atau yang lain?

P

: Sebulan yang lalu saya sakit pilek batuk aja Dok!

D

: bapak merokok?

P

: iya, tapi saya sudah punya niat untuk berhenti.

(dokter tersenyum) D

: berapa batang sehari pak?

P

: 4-5 batang

D

: bapak pernah merasakan nyeri dada?

P

: tidak dok

D

: maaf ya pak, ada keluarga bapak yang menderita stroke?

P

: ibu saya dok, setahun yang lalu meninggal setelah dirawat satu bulan di rumah sakit

(wajah dokter berempati) D

:Kalau begitu saya periksa yach. Silahkan berbaring Pak!

(dokter melakukan pemeriksaan fisik, yaitu dengan memeriksa berat badan, nadi, tekanan darah sebanyak 2 kali selang 2 menit, memeriksa leher, jantung, paru, abdomen, dan ekstrimitas)

D

:”pak, sebelumnya pernah periksa tekanan darah?”

P

:iya, tapi sudah lama sekali dok. Saya lupa kapan terakhir saya periksa

D

:”tekanan darah bapak tinggi 160/110”

(wajah pasien kaget dan bingung)

P

: waduh, bahaya dok ya kalau kayak gitu.....?

D

: selama ini sih mungkin belum menimbulkan komplikasi apa-apa, tetapi bila hal ini terus berlanjut dapat menimbulkan penyakit yang lebih parah seperti dapat mengakibatkan penyakit jantung atau juga stroke. Untuk itu pak, tekanan darahnya harus dikontrol agar bapak bisa beraktivitas normal lagi.

P

: waduh dok, apa saya bisa stroke seperti ibu saya. Stroke penyakit keturunan ya dok?

D

: bukan pak, stroke bukan penyakit keturunan. Seseorang bisa menderita stroke salah satunya diakibatkan oleh tekanan darah yang tinggi. Stroke yang dialami ibu bapak sebagai alarm bahwa bapak harus berhati2

P

: oke dok kalo begitu, beri saya obat agar tekanan darah saya segera turun

D

: saya senang melihat bapak bersemangat. Saya pasti akan memberi bapak obat dan bapak pun dapat membantu diri bapak sendiri. Sehingga tujuan kita untuk menurunkan tekanan darah bapak dapat tercapai”

P

: (serius mendengarkan)

D

: sangat penting untuk mengatur pola makan. Bapak harus mengurangi konsumsi garam, misalnya mengurangi makan makanan dengan garam dapur yang banyak atau juga makanan berkaleng yang ada pengawetnya karena itu juga mengandung garam. Jadi sebelum bapak beli, wajib sekarang hukumnya buat bapak membaca kemasannya lebih dulu

J

: terus kenapa harus dibatasi konsumsi garamnya dok? Bapak saya nanti ga mau makan kalau ga dikasi garam, hambar rasanya?

D

: bukan berarti tidak boleh makan garam sama sekali, hanya perlu dibatasi saja

P

: oh yayayayaya

D

: kalo alkohol juga jangan disentuh ya pak, apalagi diminum dan yang tak kalah penting adalah olahraga untuk penurunan berat badan”

J

: saya sudah sering mengingatkan dok. bapak sudah kegendutan.

D

: benar kata anak bapak. Olahraga seperti berlari atau bersepeda bisa bapak lakukan tapi harus secara teratur. Misalnya 2-3 kali dalam seminggu dan sebelum berolahraga harus pemanasan lebih dulu biar tidak tambah sakit

P

: (mangut-mangut). Merokok tetap boleh dok?

D

: haha, ini yang mau saya katakan pak. berhenti merokok harus segera dilakukan”

P

: 1 batang sehari saja tidak boleh dok?

D

: saya pikir ini momen yang pas untuk bapak. Tadi kn bapak bilang sudah ada niat untuk berhenti. Yah mungkin besok sudah bisa dikurangi dari 4 batang sehari menjadi 4 batang seminggu. Sampai akhirnya tidak sebatangpun

J

: Biar saya nanti yang melarang bapak merokok kalo merokok lagi nanti saya adukan ke dokter

D

: Iya dek. Anak bapak nanti jadi asisten saya untuk mengawasi bapak dan jangan lupa untuk bersantai ya pak. Dengan bersantai stres dapat dikurangi. Bapak bisa bersantai dengan nonton televisi atau mancing misalnya

Dokter mulai menulis resep. Dokter memilih obat dengan mempertimbangkan efektif, safe, suitability dan cost. Dari hasil pertimbangan, akhirnya Dokter memberi diuretik dan beta blocker D

: Pak, saya beri obat diuretik atau pil air ini, tujuannya adalah meningkatkan jumlah garam yang keluar dalam air seni, sehingga tekanan darah menurun secara perlahan-lahan dalam jangka waktu

beberapa minggu. Oiya bapak tidak sakit-sakit sendi kan? (sambil menunjukkan resep yang dibuat) P

:Tidak dok

D

: Begini Pak, pil air ini mungkin akan menyebabkan efek samping seperti bertambahnya asam urat. Jadi kalo nanti terasa pegel-pegel sendinya, segera kembali ya pak. Makan telur ikan, ginjal dan hati sebaiknya dihindari. Efek samping lainnya adalah rasa lelah dan kelemahan otot karena obat ini tidak hanya membuang garam, tapi juga kalium. Jadi bapak juga harus meningkatkan makan makanan kaya kalium seperti tomat dan pisang.

P

: (manggut-manggut)

D

: Diminum 1 tablet/hari dan sebaiknya diminum saat makan, jadi rasa tidak nyaman pada pencernaan bapak tidak terjadi. Obatnya diminum secara teratur sampai kunjungan bapak berikutnya. Bapak harus tetap semangat untuk minum obat ya

P

: Tidak ada yang sebentar saja dok minum obatnya?

D

: Sesuatu yang instan tidak awet hasilnya pak. Sederhana saja pak, cepet turun maka akan cepat juga kembali naiknya. Memang sangat dibutuhkan kesabaran dan motivasi diri.

P

: Masih ada obat lain yang harus saya minum?

D

: Obat yang satu ini juga diminum sekali sehari dan mungkin akan menimbulkan rasa lelah dan lesu, kaki lemah, tangan kaki terasa sakit. Tapi tidak selalu mutlak terjadi, sebagian besar orang tetap merasa sehat, dan bila ada bercak-bercak kemerahan timbul maka segera kembali pak.

P

: Rasanya lebih mudah minum obat saja dok daripada merubah kebiasaan-kebiasaan yang dokter sarankan.

D

: Ya, rata-rata semua pasien hipertensi berkata seperti itu, tapi cukup banyak yang berhasil pak. Kuncinya kesinambungan baik minum obat ataupun merubah gaya hidup. Dengan kesabaran.

D

: Jika bapak sedang sakit disertai demam misalnya pada saat influenza atau radang usus, obat ini harus dikurangi pemakaiannya. Maka bapak harus kembali, tetapi jika tidak ada efek masalah yang timbul selama pemakaian obat, maka bapak dapat kembali 2 bulan lagi.

P

: Jadi 2 bulan lagi saya harus kesini lagi dok?

D

: Iya pak, saya harap tekanan darah bapak sudah turun. ................1 minggu kemudian...................

Agnes : “Bapak minggu kemaren ke dokter memangnya ada apa pak?” Paijo : “Ah, ibu ini telat nanyanya, kan bapak ke dokternya sudah seminggu yang lalu. Udah g sayang lagi ya sama bapak?” (ibu senyum-senyum saja) Paijo : “Ibu koq akhir-akhir ini masakannya suka keasinan sih bu? Ibu kepingin menikah lagi ya?” (Ibu senyum-senyum lagi) Paijo : “Ibu kalau masak tolong jangan asin-asin ya bu! Soalnya bapak ini tensinya tinggi. Kalau ibu masaknya tetap asin terus, bisa-bisa ibu beneran bakal dapat suami baru” (bapak bicara dengan nada yang sedikit tinggi) Hari-hari selanjutnya kehidupan Paijo semakin tidak menyenangkan. Istrinya semakin sering keluar rumah tanpa izin. Dan puncak dari semua itu, ia benarbenar dipecat dari kantornya. Beruntung Paijo memiliki anak seperti Juminten yang tetap memberi dukungan pada Paijo dan selalu mengingatkan Paijo untuk minum obat.

Juminten : “Pak jangan lupa makan dan minum obatnya, ingat loh pa pesan dokter, bapak harus rajin minum obat dan sore nanti kita jogging ya pak.” Paijo tidak menjawab, tatapa nnya kosong. ................................sore harinya..................................... Juminten : (memakai sepatu joging) Ayo pak kita pergi jogging sekarang, bapak harus rajin olahraga ya, ingat pesan mas dokter. Kalo badan bapak sehat, nanti bapak bisa cari kerja lagi, tenang pak kesempatan bisa didapatkan dimana saja, tapi kalau tensi bapak tetap tinggi mungkin tidak ada kesempatan bagi bapak untuk menata karir lagi dan juminten tidak bisa belajar setingi-tingginya. Paijo tertegun mendengar ucapan bijak anaknya, ia merasa akan semakin siasia hidupnya jika ia tidak peduli pada kesehatannya, ia tidak mau hidup sebagai penderita stroke, dan istrinya mungkin akan semakin melupakannya .................................di lapangan (tempat jogging).............................. Tanpa disangka-sangka, Paijo bertemu Dirly, dua orang teman lama semasa SMP ini melepas rindu tetapi pikiran Paijo berkelana pada kejadian beberapa hari yang lalu tentang SMS yang mencurigakan dari Dirly untuk istrinya. Maklum saja Agnes dulu merupakan siswi idola semasa SMP termasuk bagi Paijo dan Dirly Dirly

: “Paijo apa kabar? Tidak disangka kita bertemu disini.”

Paijo

: “ Ya kebetulan sekali.” (Paijo menjawab dengan nada datar)

Dirly

: “Istrimu itu hebat loh, saya kagum, wanita yang begitu cantik dan mandiri”

Paijo

: “terimakasih.”

Paijo memutuskan mengakhiri pembicaraan dengan Dirly, ia segera ingin pulang untuk bertemu istrinya dan menanyakan tentang apa yang terjadi antara Dirly dan istrinya, SMS dari Dirly yang dibaca Paijo, obrolan

singkatnya dengan Dirly yang selalu memuji istrinya dan perilaku istrinya yang semakin sering keluar rumah membuatnya berang. ................................di rumah............................................. Paijo

: “Bu, bapak tanya sebenarnya akhir-akhir ini ibu sering keluar rumah ngapain? Terus ibu punya hubungan apa sama Dirly.”

Agnes

: ”Ibu dari tadi menunggu bapak, ibu ingin menunjukkan sesuatu, ayo pak.”

Agnes tidak menjawab pertanyaan suaminya, justru ia mengajak suaminya berjalan kaki menuju Pasar Samarinda yang berada tidak jauh dari komplek rumah mereka. Suami istri itu menghentikan langkah pada sebuah ruko. Agnes

: “Maaf pa, ibu tidak bilang semuanya, ibu ingin memberi kejutan pada bapak dan Juminten, semenjak ibu tahu bahwa bapak akan di PHK, ibu berpikir apa yang bisa ibu lakukan untuk membantu bapak, dengan sedikit tabungan ibu dan bantuan modal dari Dirly, ibu membuat Toko Sembako ini, ibu tahu jiwa bisnis dalam diri bapak, dan ini bentuk permintaan maaf ibu karena bapak dulu harus menjual toko warisan keluarga untuk biaya pernikahan kita dulu. “

Paijo

tertegun

dan

hatinya

terenyuh,

ia

memandang

kagum

dan

berterimakasih kepada istrinya.

..............................................2 bulan kemudian........................................ P

: “Malam dok”

D

: “Oh malam-malam, ini rasanya Bapak…..”

P

: “Paijo dok”

D

: “ya…ya, yang kemarin tensinya tinggi kan, bagaimana Pak?”

P

: “Saya kan disuruh dokter kembali lagi setelah 2 bulan, saya terserah saja mau di apain sama dokter.”

(Dokter tertawa)

D

: “Bagaimana pak masih suka pusing-pusing?”

P

: “Masih sich Dok, tapi….sudah jarang”

D

: “Kita ukur lagi tensinya Pak. Silahkan berbaring!”

Dokter melakukan pemeriksaan fisik yaitu dengan memeriksa TD sebanyak 2x selang 2 menit.” P

: “Gimana Dok? Berapa tensinya Pasti turunkan Dok? Saya minum obatnya, rajin loch Dok… Saya juga sekarang rajin olhraga Dok dan saya juga sudah suruh istri saya kalau masak jangan pakai garam!”

D

: “Oh bagus…..bagus, TDnya sekarang 140/85, pak masih ingat sebelumnya berapa tensinya?”

P

: “Ehm…berapa ya Dok? Kalau ga salah 160/110 ya! Agak-agak lali e Dok”

(Dokter tersenyum) D

: “Saya kira Bapak sudah lupa, ternyata masih ingat toh, nah sudah turun kan Pak TDnya”

P

: “Iya Dok, saya ingat pesan-pesan dokter apalagi saya takut sekali kena stroke, seperti Ibu saya”

D

: “Saya kasih obat lagi dan Bapak kembai lagi 3-6 bulan lagi, ingat ya Pak minum obatnya yang rajin dan tetap jaga makan, bagaimana merokoknya sudah berhenti Pak?.

P

: “Iya Dok, oh ya dok kenapa saya harus control lagi?

D

: “Begini Pak, TD bapak yang sekarang ini perlu dipertahankan, khawatirnya saat bapak sekarang sudah tahu TD turun kemudian berhenti minum obat, maka TD bapak akan naik lagi.”

.................. 5 bulan kemudian ....................... 5 bulan kemudian, Paijo datang kembali untuk kontrol penyakit hipertensinya, TD yang ditargetkan oleh dr. Andre

akhirnya tercapai, tetapi tugas dr.

Andre belum selesai, dr. Andre masih harus memantau TD Paijo sampai stabil dalam jangka waktu kurang lebih tahun dan tetap memberikan saran-saran kepada Paijo untuk mempertahankan gaya hidup yang dan sehat.

Demikianlah sekelumit kisah yang mungkin akan kita hadapi di tengah-tengah masyarakat saat diri kita benar-benar menjadi dokter. Ingatlah, bahawasanya seorang dokter memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan secara tuntas, tidak hanya sekedar memberi obat tatapi yang lebih penting adalah membangun komunikasi yang baik. SELAMAT MENJADI DOKTER

Trims 4 downloading. See the next chapter of necel publication

Made under authority of Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman`s student

For further information please visit: necel.wordpress.com

Copyright © necel 2008 Free to distributed and copied as if nothing of part of this document isn`t deleted or changed.

Related Documents