Pembahasan.docx

  • Uploaded by: Melani Shania
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 691
  • Pages: 2
PEMBAHASAN A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Materi Limit Pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi limit berlangsung dalam empat tahap. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kahfi (2003). Pada tahap pertama peneliti memberi tahu siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan dan memberi motivasi agar siswa aktif saling membantu kelompok yang akan dibentuk. Selanjutnya peneliti mengulang kembali materi prasyarat dengan cara tanya jawab dengan siswa. Hal ini dilakukan agar siswa mengingat materi prasyarat yang mereka butuhkan untuk materi yang akan dipelajari. Setelah itu, peneliti mulai memberikan materi awal mengenai limit sebagai model dasar siswa melakukan diskusi. Pada tahap ke-2 peneliti membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen untuk berdiskusi mengerjakan LKS. Peneliti meminta siswa saling kerjasama dan membantu anggota kelompoknya sampai semua anggota memahami materi yang dipelajari. Tahap ke-2 ini diakhiri dengan presentasi dari salah satu kelompok untuk menyamakan persepsi dan menghindari kesalahan konsep. Pada awalnya tahap ke-2 ini berjalan kurang baik, karena masih ada siswa yang bergurau dan belum munculnya rasa tanggung jawab pada masing-masing anggota kelompok. Pada tahap ke-3, siswa kurang memahami aturan turnamen yang dibuat oleh peneliti. Selain itu, pada turnamen siklus 1 antusias siswa masih belum terlihat dan terjadi pelanggaran yang dilakukan siswa karena kurangnya pengawasan peneliti. Kemudian peneliiti mengubah aturan turnamen dan membuat turnamen dilakukan secara bergantian dengan sistem cepat. Pada turnamen kali ini lebih terlihat adanya kompetisi, dan siswa lebih antusias mengikuti turnamen. Pelaksanaan tahap ke-3 sangat bergantung pada kondisi siswa dan alokasi waktu yang ada. Jika tingkat kehadiran siswa rendah atau alokasi waktu kurang, maka pelaksana turnamen tidak maksimal. Oleh karena itu pada saat tingkat kehadiran siswa rendah dan alokasi waktu tidak mencukupi, peneliti memutuskan menunda pelaksanaan tahap ke-3. Tahap ke-4 tidak dapat dilaksanakan peneliti pada akhir pembelajaran, karena keterbatasan waktu. Peneliti melaksanakan pemberian penghargaan pada awal pertemuan berikutnya. Dengan adanya perbaikan pada siklus 2, akhirnya tahap ke-4 siklus 2 dapat dilaksanakan pada akhir pertemuan. B. Hasil belajar siswa dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT Melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa diajarkan untuk aktif dan saling membantu satu sama lain. Kelompok awal dibentuk secara heterogen sehinggan dalam setiap kelompok terdapat anggota yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Turnamen dan sistem penilaian yang dilakukan terhadap kelompok membuat siswa memiliki rasa tanggung jawab untuk membantu temannya memahami materi pembelajaran. Sehingga timbul partisipasi aktif dari setiap anggota agar mendapatkan skor terbaik dalam turnamen. Belajar merupakan proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar, menurut penjelasan Hudojo (1992:24). Menurut Uno (2012:38), penelitian hasil belajar kelompok mata pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, tes, dll yang sesuai dengan

karakteristik materi yang dipelajari. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dan 2 siswa telah belajar tidak hanya belajar dari keterangan yang diberikan guru. Siwa telah menggunakan pengetahuan yng telah dimiliki dan sedikit informasi dari guru untuk diskusi dengan teman kelompoknya. Kemudian mengkonfirmasikan hasil diskusi dengan kelompok lain pada saat presentasi. Hasil tes siklus 1 belum memenuhi kriteria keberhasilan, kemudian dilanjutkan dengan siklus 2 dengan beberapa perbaikan. Sehingga pada akhirnya hasil tes siklus 2 menunjukkan bahwa persentase keberhasilan siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan telah dibuat peneliti. C. Kendala yang ditemui peneliti serta alternatif solusi dan pembelajaran Beberapa kendala yang dialami peneliti dan alternatif solusi yang dapat dilakukan diantaranya adalah adanya beberapa siswa yang tidak menyetujui pembagian kelompok, solusi nya dengan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa semua siswa dalam satu kelas adalah teman dan tidak boleh membeda-bedakan teman. Kendala lainnya adalah adanya beberapa siswa yang tidak hadir, sehingga komposisi kelompok kurang seimbang, solusi yang dapat diterapkan dengan mengubah kembali komposisi kelompok awal berdasarkan siswa yang hadir dengan tetap mengacu pada keheterogenan kelompok. Selain itu, siswa yang kurang memahami aturan turnamen juga menjadi kendala, hal ini dapat diatasi dengan memandu siswa untuk melakukan simulasi turnamen yang dibantu beberapa siswa. Dari kendala yang diuraikan di atas, hendaknya dapat menjadi acuan dan perhatian bagi para peneliti selanjutnya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Namun tidak dapat berlangsung dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Namun tidak dapat dipungkiri apabila muncul permasalahan-permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran menuntut para pelajar untuk meningkatkan keterampilan dan inovasi dalam rangka menyelesaikan masalah yang ada.

More Documents from "Melani Shania"

Soal - Keliling.docx
December 2019 21
Lat Soal Animals.docx
December 2019 15
Pembahasan.docx
December 2019 7
Musik Romantik.docx
April 2020 22
Panduan Pakf.pdf
June 2020 18