Perkembangan Musik Pada Zaman Romantik (1820 – 1900)
Portalpelajaranlengkap - Musik pada zaman ini menggambarkan nasionalisme , lebih universal, pada komposisi orkestra terdapat tambahan pemakaian cymbal, triangle dan harpa.
Piano merupakan pentatonik terfavorit pada zaman pentatonik dan mulai menjadi musik keluarga Ciri khas musiknya Chromatik Dinamik yang ekstrim ff x pp ff artinya nada dimainkan keras sekali, kemudian pp, nada dimainkan lembut sekali yang dilambangkan pp.
Accelerando ritardando
Kebebasan tempo dapat diatur oleh sipemain sendiri, guna penyajian ekspresi.
Claude Debussy : karya-karyanya adalah Atonal yakni akhir lagu tidak kembali ke tonik, Debussy gaya musiknya memadu modus gereja dan pentatonik musik Jawa, Debussy pernah menyaksikan permainan gamelan Jawa, sehingga mengadopsi musik Jawa ke dalam karya musiknya.
Romantik
(Awal Romantik)
Schubert : Simfoni No. 8 unvinished in b minor Franst List : Concerto No. 1 Piano dan orkestra in Es Mayor (Akhir Romantik)
P.I. Tchaikovsky karyanya karyanya Piano Concerto No. 1 in Bes mayor J. Brahms, Simfoni No. 1-4 Impresionisme C Debussy : Prelude to The Afternoon of a Faun
Ekspresionisme
Arnold Schoeberg : Five Pieces for Orchestra op. 16 Aturan-aturan kategori musik abad 20, dilihat dari gaya musik yang baru terlepas dari estetika zaman romantik, sistem tangganada baru, sistem harmoni baru, pola ritmik yang beraneka ragam, pada zaman ini instrumen perkusi dalam orchestra lebih mempunyai peran.
MUSIK ERA ROMANTIK (1815-1910) Published On Desember, 12 2012 | By Majalahpraise Admin
KARAKTERISTIK MUSIK ROMANTIK
Musik era Romantik dimulai pada tahun 1815 dan berakhir pada tahun 1910. Walaupun dinamakan era musik Romantik, bukan berarti musik di masa ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya era musik tersebut dinamakan Romantik karena dapat menggambarkan adanya ekspresi pada komposisi musik pada jangka waktu tersebut. Lalu kenapa disebut Romantik? Sekali lagi Romantik di sini tidak ada hubungannya dengan cinta. Namun karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa berkembangnya musik Romantis sebagai ungkapan perasaan perorangan. Manusia melarikan diri dari realita ke dalam dunia bunyi. Kekayaan bunyi baru diperoleh dengan perwujudan melodi, harmoni dan bentuk musik secara baru. Pada contohnya, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua komposer pada era Romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya. Orkesnya menjadi makin besar. Pemain musik semakin lihai. Perlu dicatat pula, bahwa masyarakat dari golongan tengah dan rendah makin memainkan peranan di kota. Maka lahirlah jenis musik baru: Musik hiburan. Di Amerika musik Jazz, di Eropa musik Salon, musik koor pria, fanfare (Sebuah Fanfare adalah lagu pendek yang dimainkan oleh terompet dan alat musik tiup lain, sering disertai dengan perkusi, biasanya untuk keperluan upacara, biasanya untuk bangsawan atau orang-orang penting), musik rumah (terutama untuk piano), waltz, operet. Opera yang pernah popular di masanya, namun kini untuk masyarakat telah menjadi hal yang biasa. Musik Klasik dipentaskan kembali, namun untuk golongan atas. Karakteristik utama dari musik Romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari komposer. Lalu ukuran dari orchestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para komposer juga menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi terutama dalam alat musik piano dan biola. Banyak sekali musisi yang dianggap sebagai seorang virtuoso di bidang musik. (Virtuoso dari bahasa Italia: virtuoso, bahasa Latin Virtus, yang berarti: skill, keahlian, excellence. Jadi Virtuoso adalah seorang yang memiliki kemampuan teknis yang luar biasa dalam bidang menyanyi atau memainkan alat musik).
Era musik klasik sendiri ditandai dengan terciptanya symphony berjudul Eroica yang diciptakan oleh Ludwig Van Beethoven. Era ini merupakan transisi dari era musik klasik dan modern. Hal
inilah yang menyebabkan jenis musik menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Contohnya, daripada memakai pivot chord, era musik klasik lebih banyak memakai pivot note. Komposer seperti Beethoven dan Richard Wagner lebih suka memakai harmonic dan mengembangkan chord yang sebelumnya tidak dipakai atau juga chord yang diinovasi lebih. Contoh terbaik dari fungsi harmonic adalah Tristan und Isolde dimana Richard Wagner memakai chord temuannya, Tristan chord. Era ini juga merupakan era opera. Nama Richard Wagner diakui dunia karena ciptaannya di bidang opera yang sering dimainkan. Lalu opera Carmen hasil karya bizet dari prancis dan juga opera verismo dari italia yang menggambarkan realitas, sejarah, dan dongeng melalui indahnya lantunan musik. MUSIK GEREJA ERA ROMANTIK Musik gereja abad ke-19 pun menampakkan diri dalam beberapa lapisan : Di satu pihak terdapat musik tinggi dengan orkes besar sebagai lanjutan tradisi klasik, namun kini dalam gaya Romantik (Fr. Schubert, J. Rheinberger,
F. Liszt, A. Bruckner A. Dvorak, Ch. F. Gounod, G Verdi, C. Franck, J. Brahms). Perlu disebut pula bahwa lebih-lebih di Eropah Tengah dalam abad ke-19 lahir banyak lagu Natal yang bagus-bagus yang terkenal sampai sekarang bahkan sampai ke Indonesia. Di lain pihak terjadi suatu reaksi terhadap musik orkes dalam ibadat: suatu gerakan pertama-tama menghidupkan kembali nyanyian gereja dari masa Renaissance dan Barok dengan diberi syair baru. Bahkan nyanyian Gregorian dilatih kepada umat. Usaha ini diperkuat dengan adanya buku nyanyian gereja seragam untuk setiap keuskupan sendiri. Untuk menghormati bunda Maria, Hati Yesus, Sakramen Mahakudus terciptalah lagu baru dalam gaya romantis yang cukup sentimental. Gerakan ini berpangkal dari Dom Gueranger (Perancis) serta Fx Haberl (Jerman). Namun karena bersaing dan bertentangan dalam studi terhadap naskah-naskah asli, maka gerakan ini dalam abad ke-19 belum mencapai sasarannya.
Suatu inisiatif lain untuk memperbaharui musik gereja (di suatu aliran gereja) adalah Cecilianisme. Fx. Witt (1834-1888) melihat keselamatan musik gereja dalam usaha kembali pada musik polifon seperti diciptakan oleh Palestrina (1525-1594). Dengan mengarang sendiri gaya Palestrina dan dengan
mengajak pengarang lain, maka terkumpullah banyak lagu koor baru yang diterbitkan. Dan supaya dipakai, maka Witt mendirikan suatu “organisasi S. Cecilia” : Persatuan koor, dirigen dan organis yang cukup meluas di Jerman dan Austria. Mereka adakan pertemuan rutin, konggres; semangatmya dibina oleh Fx Witt sebagai ketua dalam kunjungannya serta kursus-kursus untuk meningkatkan mutu koor dan nyanyian gereja. Nyanyian gereja diseragamkan, nyanyian umat dilatih. Namun musik Neo-Palestrina sama sekali lain dari pada gaya musik abad ke-19; untuk pertama terbukalah suatu jurang antara perkembangan musik gereja yang berlangsung terus dalam musik gereja Barat hingga saat ini. (Dari Berbagai Sumber/Yis/PRAISE #14). Sumber : www.majalahpraise.com Bersambung : MUSIK ABAD MODERN (1900-2000)
Sejarah Musik Zaman Romantik (The Romantic Era) Ciri - Ciri Zaman Romantisme Dan Musisi Terkenal Sejarah Musik Zaman Romantik (The Romantic Era) Ciri - Ciri Zaman Romantisme Dan Musisi Terkenal - Konsep seni dan sastra pada abad ke 19 mendominasi yang digunakan sebagai sarana eskpresi emosi pada seniman saat itu, sehingga munculan "teori eskpresi seni". Dalam berkarya seni emosi hal yang sangat penting. Untuk mencapai pengetahuan yang lebih unggul dengan melibatkan emosi. Oleh karena itu, Dalam hal pencapaian ilmu pengetahuan yang unggul seni menjadi sarana utama dan bahkan kompetitor sains saat itu. Ciri - Ciri Zaman Romantisme:
Seni adalah perasaan sang seniman serta merupakan ekspresi emosi.
Semboyan L'art pour L'art yang muncul di Perancis oleh gerakan ekstrem. Semboyan tersebut berarti hakekat seni adalah untuk seni itu sendiri.
Kata kunci musik zaman romantik:
- imajinatif
- kreatif - jenius - orisinal - ekspresif - komunikatif - simbolis - emosi - sentimental
Gejala pemujaan terhadap artis dan mendewakan artis hingga tingkat tinggi dan artis tidak lagi diinspirasikan oleh Tuhan.
Seniman jenius membuat aturan sendiri dan tidak mengikuti aturan dengan terobosan dan kemungkinan - kemungkinan baru.
Karya - karya komposer seperti Beethoven, Mozart Haydn diseluruh Eropa yang mampu memberikan rasa musikal pada masyarakat Eropa, sehingga hal tersebut sebagai awal kemunculan zaman Romantik.
Karya - karya mereka hampir diikuti oleh semua komposer musik yang ada pada saat itu, sehingga berakibat berhentinya karya - karya yang variatif dan kreatif.
Baca Juga
Sejarah Perkembangan Paduan Suara (Choir)
Sejarah Musik Tradisional Betawi (Sejarah Kesenian Betawi)
Sejarah Dan Perkembangan Alat Musik Terompet
Variasi - variasi musik baru dalam gaya musik Eropa mulai dikembangkan oleh para musisi pada tahun 1810 - 1820 dan dengan tidak merubah unsur musik yang telah berkembang tetapi lebih bersifat impulsif yang didasarkan pada gerak hati dan novelty atau sesuatu yang baru. Dalam karya - karya mereka lebih menunjukan sisi romantisme dan nada - nada yang banyak digunakan dalam musik mereka, misalnya nada penghias "trill". Pertimbangan keras dan lembutnya dan permainan dinamik yang mulai diperhatikan. Dalam permainan simfoni mulai dikembangkan solo instrumen yang lebih panjang. Simfoni yang berkembang saat itu tetap dan tidak ada perubahan oleh paras seniman dan mengutamakan sisi kebebasan individual. Pergelaran - pergelaran Opera besar mulai dirancang dan karya - karya mereka bernuansa spektakuler. Musisi Terkenal pada zaman Romantik: - Hector Berlioz - Robert Schumann - Franz Liszt - Schubert - Hugo Wolf - Johannes Brahms - Gasporo Spontini - Richard Strauss - Gaetano - Georges Bizet - Giacomo Meyerbeer - Gioacchino Rossini - Vicenzo Bellini - Gaetano Donizetti - Giuseppe Verdi
- Jaques Offenbach - Charles Gounod - Giacommo Puccini - Richard Wagner - Gustav Mahler Semoga bermanfaat.
Musik era Romantik dimulai pada tahun 1815 dan berakhir pada tahun 1910. Walaupun dinamakan era musik Romantik, bukan berarti musik di masa ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya era musik tersebut dinamakan Romantik karena dapat menggambarkan adanya ekspresi pada komposisi musik pada jangka waktu tersebut. Lalu kenapa disebut Romantik? Sekali lagi Romantik di sini tidak ada hubungannya dengan cinta. Namun karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa berkembangnya musik Romantis sebagai ungkapan perasaan perorangan. Manusia melarikan diri dari realita ke dalam dunia bunyi. Kekayaan bunyi baru diperoleh dengan perwujudan melodi, harmoni dan bentuk musik secara baru. Pada contohnya, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua komposer pada era Romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya.
Orkesnya menjadi makin besar. Pemain musik semakin lihai. Perlu dicatat pula, bahwa masyarakat dari golongan tengah dan rendah makin memainkan peranan di kota. Maka lahirlah jenis musik baru: Musik hiburan. Di Amerika musik Jazz, di Eropa musik Salon, musik koor pria, fanfare (Sebuah Fanfare adalah lagu pendek yang dimainkan oleh terompet dan alat musik tiup lain, sering disertai dengan perkusi, biasanya untuk keperluan upacara, biasanya untuk bangsawan atau orang-orang penting), musik rumah (terutama untuk piano), waltz, operet. Opera yang pernah popular di masanya, namun kini untuk masyarakat telah menjadi hal yang biasa. Musik Klasik dipentaskan kembali, namun untuk golongan atas. Karakteristik utama dari musik Romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari komposer. Lalu ukuran dari orchestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para komposer juga menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi terutama dalam alat musik piano dan biola. Banyak sekali musisi yang dianggap sebagai seorang virtuoso di bidang musik. (Virtuoso dari bahasa Italia: virtuoso, bahasa Latin Virtus, yang berarti: skill, keahlian, excellence. Jadi Virtuoso adalah seorang yang memiliki kemampuan teknis yang luar biasa dalam bidang menyanyi atau memainkan alat musik).
Ludwig Van Beethoven (Foto: Majalah Praise)
Era musik klasik sendiri ditandai dengan terciptanya symphony berjudul Eroica yang diciptakan oleh Ludwig Van Beethoven. Era ini merupakan transisi dari era musik klasik dan modern. Hal inilah yang menyebabkan jenis musik menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Contohnya, daripada memakai pivot chord, era musik klasik lebih banyak memakai pivot note. Komposer seperti Beethoven dan Richard Wagner lebih suka memakai harmonic dan mengembangkan chord yang sebelumnya tidak dipakai atau juga chord yang diinovasi lebih. Contoh terbaik dari fungsi harmonic adalah Tristan und Isolde dimana Richard Wagner memakai chord temuannya, Tristan chord.
Era ini juga merupakan era opera. Nama Richard Wagner diakui dunia karena ciptaannya di bidang opera yang sering dimainkan. Lalu opera Carmen hasil karya bizet dari prancis dan juga opera verismo dari italia yang menggambarkan realitas, sejarah, dan dongeng melalui indahnya lantunan musik.
Musik dan Perkembangannya, Zaman Romantik (2)
28
MondayJAN 2008
POSTED BY VOSCHOIR IN PELAJARAN ≈ 3 COMMENTS
Sangat sulit bagi seorang musikus jika ia mau mencari nafkah secara independen, pada waktu tersebut prinsip copyright belum secara luas diterapkan. Tetapi Beethoven mendobrak hal ini, ia memanfaatkan Merkantilisme yang mulai bertumbuh dan berhasil menjadi musikus yang independent lewat konser-konser dan juga royalti dari penerbitan dan penjualan partitur karyanya. Seniman dan musikus yang lain pun mulai hidup
dengan cara demikian. Kebebasan ini membuat untuk pertama kalinya dalam sejarah para seniman bebas; musik karya mereka tidak lagi digubah menurut selera publik umum, musik telah menjadi aktualisasi diri mereka. Langkah-langkah ini telah mengakibatkan pengaruh yang luar biasa terhadap dunia musik. Kebebasan yang dibawa oleh periode Romantik bukan hanya mendefinisikan ulang apa itu musik dan keindahan, tapi juga kehidupan. Dan seperti kuda lepas dari kandang, kebebasan ini akhirnya menjadi kebablasan. Musik dari zaman Renaissance sampai Klasikal adalah musik yang digubah dengan mengetahui batas-batas ekspresi. Seperti yang sudah dibahas, musik Klasikal dibatasi oleh persepsi logika, musik Baroque dilimitasi oleh ilmu harmoni warisan zaman Renaissance, dan musik Renaissance sedikit banyak dilimitasi berdasarkan hubungan numeral. Bach dalam St. Matthew Passion telah menuliskan satu melodi yang begitu menyayat hati, yaitu ketika Petrus menyesal setelah ia menyangkal Tuhannya kali ketiga. Tapi sewaktu kita mendengarnya tentu tidak seperti mendengar orang yang menangis meraung-raung yang sudah pasti tidak akan terdengar musikal sama sekali. Dalam musik Baroque, tangisan pun mempunyai melodi yang mengikuti aturan musik. Namun atas nama ekspresi, gerakan Romantik tidak mau berhenti sampai di sini. Pada akhirnya, musik Romantik hancur di bawah beratnya sendiri. Sebagai contoh adalah Richard Strauss dan operanya Salome, yaitu kisah ketika Yohanes Pembaptis dipenggal oleh Herodes untuk memenuhi permintaan anaknya (dinamakan Salome dalam opera ini) yang telah menari untuknya. Dalam adegan Salome mencium kepala Yohanes Pembaptis yang sudah terpenggal, Strauss menggunakan chord yang berisi 10 not berbeda untuk mengekspresikan suasana yang begitu menjijikan. Dalam tradisi harmoni musik Eropa, chord yang lengkap hanya dapat berisi 3 not yang berbeda. Chord extension seperti seventh chord berisikan 4 dan memerlukan resolusi kechord yang lebih stabil, menurut ilmu harmoni. Bisa dibayangkan betapa ngerinya bunyi 10 not yang berbeda ketika dibunyikan bersamaan dan tanpa resolusi. Strauss sendiri membela keputusannya untuk menuliskan musik yang sedemikian disonans karena menurutnya tidak ada chord normal yang mampu menggambarkan kengerian yang ingin ia tampilkan, maka ia membuat “musik” yang tidak lagi menuruti prinsip dasar musik itu sendiri. Perkembangan ini tidak mungkin bertahan lama sebelum hancur, seperti bangunan yang mau dibangun tanpa memiliki fondasi, atau seperti ikan yang merasa dibatasi oleh air.
Friedrich – The Wanderer Above The Sea of Fog
Pada akhirnya, Romanticism yang mengkritik gerakan Klasikal sebagai gerakan yang sempit karena mengutamakan rasio, telah jatuh ke ekstrim yang lain: menjadi gerakan yang irasional. Komponis-komponis berikutnya meneruskan semangat ekspresi gila-gilaan ini, dan pada akhirnya ilmu harmoni ditolak secara total, masuk ke dalam zaman musik atonal5 dan periode Modern yang kacau. Tidak semua musik Romantik sedemikian ekstrim tentunya, khususnya karya-karya yang digubah pada pertengahan pertama abad ke-19 masih mempunyai keseimbangan antara ekspresi emosi dan aturan musik, khususnya oleh komponis-komponis yang cenderung old-fashioned seperti Johannes Brahms, Felix Mendelssohn, Robert Schumann, dan lain-lain. Mendelssohn, khususnya, sebagai seorang Kristen yang takut akan Tuhan mempunyai banyak karya yang sangat indah, dan sesuai dengan semangat Romantik karyanya mempunyai kekuatan dramatis dan emosional yang sangat dalam tapi tanpa kehilangan keteraturan. Dua oratorionya, St. Paul dan Elijah adalah beberapa karya teragung sepanjang zaman. Sayangnya, selain Mendelssohn boleh dibilang tidak ada komponis besar Kristen lainnya, dan kemerosotan moral pada abad ke-19 telah mengakibatkan banyak karya-karya musik zaman Romantik berkisar pada tema-tema yang sangat tidak Alkitabiah. Symphony terakhir Tchaikovsky yang dielu-elukan sebagai karya terbaiknya, menurut adiknya, Modest Tchaikovsky, adalah ekspresi kefrustrasian Tchaikovsky terhadap dunia yang menyerang homoseksualitasnya. Bukan hanya karya non-Alkitabiah, akhirnya karya-karya yang didasarkan pada cerita Alkitab pun hasil akhirnya sama sekali tidak Alkitabiah karena tidak setia kepada prinsip Alkitab. Sebagai contoh, opera Salome tadi mengambil kisah Alkitab tetapi kemudian menceritakan kembali dengan mindsetRomantik yang sama sekali tidak tertarik untuk memperjuangkan kebenaran Alkitab atau untuk memuliakan Allah; adegan yang menjadi hidangan utama malah adalah tarian Salome yang dinamakan Dance of the Seven Veils, di mana soprano yang memerankan Salome harus turun derajat menjadi stripper dan berakhir dengan kematian Yohanes Pembaptis, serta Salome yang akhirnya dieksekusi ayahnya sendiri. Tidak berarti musik atau seni yang baik adalah seni yang tidak realistis, yang tidak mengenal rasa frustrasi atau ketidaksusilaan. Kitab Mazmur pun dipenuhi dengan berbagai keluhan dan seringkali mengungkapkan kehidupan manusia yang dipenuhi dengan sengsara. St. Matthew Passion dari Bach juga tidak dipenuhi kebahagiaan atau keindahan, tetapi seperti di dalam Alkitab selalu ada resolusi. Kitab Mazmur yang meskipun dimulai dengan keluh kesah, selalu diakhiri dengan pengharapan dan iman kepada Tuhan. Maka seni yang baik adalah seni yang mengembalikan kondisi yang rusak kepada kondisi yang Righteous. Righteousness dalam seni bukan
berarti
segala
sesuatu
harus
tanpa
dosa,
sebab
hal
ini
pasti
berlawanan
dengan
realita.
Menjadi Righteousmempunyai arti membenarkan, membuat apa yang kacau menjadi harmonis. Sebab Allah kita bukanlah Allah yang menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. Kiranya tulisan ini boleh membawa kita mengerti kelebihan dan kekurangan musik yang menjadi warisan kita, dan boleh membantu kita dalam menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan. Soli Deo Gloria. Jethro Rachmadi, (Pemuda MRII Melbourne) Mahasiswa Bachelor of Music di University of Melbourne Endnotes: 1. Arnold Whitall, Romanticism. (London: Thames and Hudson, 1987) 9 2. Kromatisasi adalah pergerakan not naik atau turun dengan beda setengah, misalnya 1,1/2, 2/ 3 dalam not angka.
3. Beethoven adalah komponis yang lahir dan memulai karirnya dengan musik Klasik, namun pada masa pertengahan hidupnya gaya komposisinya telah berubah menjadi musik Romantik. 4. Misalnya, pada zaman sekarang anak kecil sering ditanya, “Mau jadi apa kalau sudah besar?” 5. Atonal = tanpa tonalitas. Kalau Saudara mendengar musik ini, tidak akan tahu musik itu dimainkan secara benar atau salah karena semuanya terdengar tanpa harmoni.
Ø Sejarah musik pada zaman romantik Sejarah musik romantik diawali dari musik era romantik dimulai dari tahun 1800-an sampai dengan 1900-an. Musik era romantik, mungkin banyak yang berpikiran, dari namanya musik di era ini penuh dengan musik yang berisi tentang cinta ataupun hal-hal yang berbau romantis, dalam sejarah musik romantik, musik di era ini dinamakan romantik karena karya-karya dan komposisi musiknya lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif dibandingkan dengan era-era sebelum zaman romantik. Dapat diambil contoh, transisi indah dari gerakan ke 3 sampai gerakan ke 4 dari simfoni Beethoven, pada dasarnya semua komposer di zaman romantik mempunyai cara baru yang mungkin lebih menarik dari sebelum-sebelumnya.
Sejarah musik romantik berlanjut, musik zaman romantik merupakan transisi dari era musik klasik ke era musik modern. Era musik klasik sendiri ditandai dengan terciptanya simfoni yang berjudul Eroica yang diciptakan oleh Ludwig Van Beethoven. Seperti yang dikatakan tadi musik romantik merupakan transisi dari musik klasik ke musik modern, dan hal tersebut membuat jenis musik di era romantik menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Dalam sejarah musik romantik dapat diambil contoh, dari pada memakai pivot chord, di era musik klasik lebih banyak yang memakai pivot note. Komposer seperti Beethoven dan Richard Wagner lebih suka memakai harmonic dan juga mengembangkan chord yang sebelumnya tidak dipakai atau juga menggunakan chord yang di inovasi lebih. Dalam sejarah musik romantik salah satu contoh terbaik dari fungsi harmonic adalah Tristan und Isolde dimana Richard Wagner memakai chord temuannya yaitu Tristan chord.
Dalam sejarah musik romantik, zaman romantik atau era romantik juga merupakan era opera, nama Richard Wagner diakui di dunia karena ciptaannya dalam bidang opera merupakan yang sering dimainkan. Kemudian ada opera Carmen hasil dari karya Bizet dari Perancis dan juga ada opera Verismo dari Italia yang menggambarkan realitas, sejarah dan dongeng melalui indahnya lantunan musik.
Sejarah musik romantik berlanjut, karakteristik utama dari musik romantik adalah memiliki kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari para composer. Kemudian ukuran dari
orchestra yang menjadi semakin besar dan bahkan dapat dikatakan raksasa bila dibandingkan dengan sebelumnya. Dalam sejarah musik romantik, hasil karya dari para komposer juga menjadi semakin lebih kaya akan variasi dari mulai lagu sampai karya pendek menggunakan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler juga dramatis pada puncaknya. Secara tekhnik juga para pemain musik di era romantik mempunyai level yang sangat tinggi terutama dalam memainkan alat musik piano dan juga biola. Banyak musisi juga yang dianggap sebagai seorang Virtuoso dalam bidang musik.
Sejarah musik romantik berlanjut, paham nasionalisme juga mewarnai di era musik romantik. Reaksi keras dari komposer asal Rusia, Bohemia dan juga Norwegia yang sangat menentang terhadap dominasi Jerman. Dapat diambil contoh adalah opera dari Mikhail Glinka yang mewakili Rusia. Kemudian ada juga Bedrich Smetana dan Antonin Dvorak yang memperlihatkan nasionalisme mereka dengan menciptakan sebuah lagu rakyat Ceko. Dalam sejarah musik romantik juga ada nama Jean Sibelius yang menulis musik berdasarkan cerita Finlandia, Kalavela. Hasil karya dari Sibelius ini menjadi simbol dari nasionalitas negara Finlandia.
Sejarah musik kemudian masuk ke Zaman Romantik antara tahun 1820 sampai 1900. Musik Romantik sangat mementingkan perasaan yang subjektif. Musik bukan hanya dipergunakan untuk nada-nada tapi digunakan juga untuk mengungkapkan perasaan. Dalam musik Romantik dinamaika dan tempo banyak digunakan. Komponis yang lahir di zaman ini seperti Ludwig Van Beethoven dari jerman. Ia menamakan dirinya sebagai pujangga nada. Di usia 17 tahun beethoven pergi ke Wina untuk menemui Wolfgang Mozart. Mozart memberikan beethoven bimbingan musik, sehingga beethoven menjadi komponis yang berbakat. Di usia 50 tahun beethoven mengalami gangguan pendengaran, yang dimana saat ciptaannyaNinth Symphonies lahir, beethoven tidak bisa medengarkannya. Karya-karyanya yang terkenal antara lain 5 buah sonata cello dan piano, 9 buah symphony dan 32 sonata piano. Musisi lainnya adalah Franz Peter Scubert dari Austria. Schubert mempunyai suara yang merdu dan menjadi penyanyi paduan suara Imperial Choir. Kemudian ia memperdalam pengetahuan musiknya dalam bidang komposisi. Disaat meninggal schubert tidak dikenal banyak orang dan berpesan untuk dimakamkan dekat makam beethoven. Karya-karyanya antara lain Ave Maria, The Erl King, Antinghed Symphony, Gretchen At The Spining Sheel dan The Wild Rose. Musisi lain yang lahir di zaman Romantik juga seperti Francois Fredrick Chopin dari Polandia, Robert Alexander Schumann dari Jerman dan Johanes Brahms dari Jerman.
Ø Zaman Romantik (1810-1920) Lukisan pertama adalah karya Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada zaman High Baroque yang idenya sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini adalah suatu lukisan klasik tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang pahlawan Yunani dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur Roma. Dalam lukisan ini Poussin menggambarkan dunia menurut kaum rasionalis: dunia yang teratur
dan indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian tetap ada, tapi tidak digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan (meskipun tidak juga dengan pengharapan). Air digambarkan begitu tenang, pohon-pohon tidak tertiup angin. Segala sesuatu terlihat jelas dan pada tempatnya. Misteri, horor, dan emosi tidak mempunyai tempat di sini. Lukisan yang kedua adalah hasil karya Caspar David Friedrich, seorang pelukis Romantik. Yang langsung membedakan kedua lukisan ini adalah unsur misterinya. Pemandangan di lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali, tapi dalam lukisan Friedrich kabut yang tebal justru menjadi isi lukisannya. Friedrich tidak melukiskan pemandangan yang jelas, dan justru “ketidakjelasan” itulah yang menjadi topik lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability, namun unpredictability. Si Pengembara berdiri dengan pose yang kurang stabil, rambutnya tertiup angin. Di hadapannya terbentang jurang yang tidak terlihat dasarnya, di ujung horison ada puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dari tempat ia berada. Dalam lukisan ini, rasio tidak lagi memegang kendali. Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap Gerakan Klasikal: menolak rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu. Emosi, perasaan, misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk mendefinisikan istilah Romanticism pasti akan berakibat reduksional sebab gerakan ini adalah gerakan yang pada intinya menolak definisi, menolak kekakuan sistem dan struktur. Ada suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, “Heard melodies are sweet, but unheard ones are even sweeter.”1 view11.jpg Poussin – Funeral of Phocion
Pada awalnya dampak dari semangat ini dalam musik hanya berakibat eksperimentasi dari pihak komponis; ekspresi hal-hal yang misterius dan di luar logika tidak bisa lagi hanya terpaku dalam sistem yang sudah eksis. Maka ilmu harmoni dan sistem tangga nada yang menjadi warisan zaman-zaman sebelumnya dilebarkan ke dalam area-area yang sebelumnya tidak digunakan. Kromatisasi2, misalnya, dulu digunakan hanya sebagai suplemen, namun musik Romantik menggunakan kromatisasi bukan sebagai bumbu tapi sebagai lauk-pauk. Secara harmoni, musik Romantik juga menggunakan chord progression yang bersifat kromatik yang menyebabkan efek ambiguitas tonal; yaitu suatu lagu yang tidak terlalu jelas berada di tangga nada apa. view21.jpg Chopin – Fantasie Impromptu Op. 66 bar 53
Bukan hanya secara melodi dan harmoni, tapi ritme juga menjadi subjek eksperimen. Kalau Saudara memperhatikan partitur di atas, dalam satu ketuk tangan kanan memainkan 4 not sedangkan tangan kiri membagi waktu yang sama untuk memainkan 3 not. Permainan ritme yang irregular seperti ini tidak baru ditemukan pada zaman Romantik, namun pada periode sebelumnya hal seperti ini tidak lumrah ditemukan dengan durasi yang berkepanjangan. Dalam Fantasie-Impromptu karya Chopin hamper keseluruhan ritmenya berpola demikian. Dalam karya musik Klasikal, not pertama atau chord pertama
biasanya sangat jelas bunyi dan entry-nya, sesuai dengan prinsip clarity. Tidak demikian dengan musik Romantik. Beethoven misalnya3, dalam Symphony No.9-nya ia sengaja memulai karyanya dengan sangat sangat lembut dan berangsur menjadi keras. Menurut seorang kritikus musik yang menghadiri pementasan pertama symphony tersebut, hal ini mempunyai efek seakan-akan musik tersebut sudah berjalan sejak dahulu kala dan baru sekarang terdengar! Besarnya suatu orkestra juga menjadi tempat eksperimen. Secara tradisional jumlah pemain di sebuah orkestra Klasikal biasanya berkisar antara 30-35 pemain. Hector Berlioz, seorang komponis zaman Romantik pernah mengatakan orkestra idamannya berjumlah 465 instrumen yang berisi antara lain: 120 violins, 45 cellos, 37 double basses, 30 harps, dan 30 pianos. Musik Romantik tidak lagi tetap tinggal dalam hal-hal yang sudah diketahui tetapi memulai suatu perjalanan terhadap hal-hal yang misterius dan indefinite. Sampai dengan zaman Klasikal, konsep aktualisasi diri bukanlah sesuatu yang dimiliki masyarakat Eropa4. Ada yang lahir dalam keluarga bangsawan, ada yang menjadi petani. Masing-masing kemudian menjalani hidupnya di dalam status kelahirannya. Namun pada abad ke-19 khususnya setelah Revolusi Perancis, sistem feudalis masyarakat Eropa mulai runtuh. Kapitalisme dan Merkantilisme menyebar luas dan individualisme mulai lahir. Sebelum Beethoven, para musikus mau tidak mau harus hidup dengan Poussin – Funeral of Phocion tunjangan seorang patron, biasanya seorang bangsawan.
Ø Perkembangan Musik Pada Zaman Romantic Perkembangan Ilmu Pada Masa Modern dan Kontemporer Secara Epistemologis. Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologis perkembangan ilmu pada masa modernadalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadappandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harusbersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan harus mencari untung, artinyadipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini. Pada abad-abad berikutnya, di dunia barat dan didunia luar barat, dijumpai keyakinan dan kepercayaan bahwa kemajuan yang di capai oleh pengetahuanmanusia khususnya ilmu-ilmu alam, akan membawa perkembangan
manusia pada masa depan yang semakingemilang dan makmur. Sebagai akibatnya, ilmu pengetahuan selama masa modern sangat mempengaruhi danmengubah manusia dan dunianya.terjadilah revolusi I (dengan pemakaian mesin-mesin mekanis), lalu revolusi II(dengan pemakaian listrik dan titik awal pemakaian sinar-sinar), dan kemudian revolusi III yang ditandai denganpenggunaan komputer yang sedang kita saksikan dewasa ini. Dengan demikian adanya perubahan pandangantentang ilmu pengetahuan mempunyai peranan penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaanmanusia, dan dengan itu pula tampaknya, muncul semacam kecenderungan yang terjalin pada jantung setiapilmu pengetahuan dan juga para ilmuwan untuk lebih berinovasi untuk penemuan dan perumusan berikutnya.Sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan di zaman kontemporer ditandai dengan berbagai teknologicanggih.
Ø Ciri - Ciri musik Romantik Ritme Ciri – ciri ritme musik Zaman Romantik adalah 1.
Ritme kompleks dengan 2 hingga 3 not yang digunakan.
2.
Banyak sinkopisasi
3.
Perubahan yang sering pada tanda Tempo serta birama
4.
Ritme yang mendukung ide seseorang makin lengkap
Melodi Ciri – ciri melodi Zaman Romantik 1.
Melodi berekspresi
2.
Memiliki sifat keakuan
3.
Mulai banyak menggunakan tanda ekspresi
4.
Mementingkan perasaan yang subyektif
5.
Tidak ada Ornamen
6.
Digunakan untuk mengungkapkan perasaan
7.
Harmoni bervariasi homofonik dan polifonik
8.
Penggunaan dinamik dan tempo secara optimal dan bervariasi
9.
Perubahan tempo dan dinamik yang sangat ditonjolkan
10. Kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imajinasi dari composer
Tekstur Sebagian besar berbentuk homoponik. homofonik yakni melodi dan iringan akor dalam satu komposisi. Pada zaman ini homoponik sudah dikembangkan dengan pemakaian akor - akor disonan, ornamentasi, dan teknin kontrapung secara bebas. Pola Berbentuk rhapsodi dan usaha – usaha musikalisasi puisi. Usaha musikalisasi puisi maksudnya sebagai pembacaan puisi ( bukan penyanyian ) yang menggunakan unsur musik, dalam hal ini instrumen lagu tertentu yang telah direkam ataupun langsung ( live ) sebagai unsur latar atau pendukung pembacaan. Hal ini, misalnya, dapat dilihat dalam rekaman pembacaan puisi.