Mengangkat Jahitan (Aff Hecting/ Hecting Up) No Dokumen No. Revisi Halaman 00 1/2
Tanggal Terbit
Ditetapkan Direktur
Prosedur Tetap dr.H.Faiz,Sp.THT-KL NPP.01129.04.05 Mengangkat Jahitan (Aff Hecting/ Hecting Up adalah satu tindakan Pengertian melepaskan jahitan yang biasanya dilakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi) 1. Mempercepat proses penyembuhan luka Tujuan 2. Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alinineum Tindakan dilakukan pada klien yang telah dilakukan tindakan heacting Kebijakan setelah hari ke 5-7 untuk diangkat jahitannya. 1. Set heating up steril yang berisi: pinset cirugis 2, pinset anatomis 2, Persiapan Alat gunting heating up, kassa steril dalam bak instrumen steril. 2. Bengkok 3. Korentang 4. Gunting plester 5. Kassa dalam bak instrumen 6. Plester 7. Betadin 8. Alkohol 70 % 9. Ember untuk wadah sampah infeksius 1.Tahap preinteraksi: Prosedur 1. Mengeksplorasi kemampuan diri 2.Tahap Orientasi 1. Megecek intruksi dari dokter 2. Memastikan identitas pasien 3. Perawat memberi salam 4. Perawat menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 5. Perawat melakukan kontrak waktu tindakan pada pasien 6. Jaga privasi pasien 3. Tahap Kerja : 1. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 2. Mendekatkan alat di dekat pasien
3. Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah dirawat 4. Perawat cuci tangan 5. Meletakkan bak instrument steril ke dekat pasien atau di darah yang mudah dijangkau 6. Membuka bak instrumen secara steril 7. Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan dimasukkan ke dalam ember bak sampah 8. Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas alkohol 9. Mengolesi luka dan sekitarnya dengan betadhin 10% 10. Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara:menjepit simpul jahitan dengan pinset cirugis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau disisi lain yang tidak ada simpul 11. Mengolesi luka dengan kasa steril kering dan di plester 12. Menutup luka dengan kassa steril kering dan di plester 13. Merapikan klien 14. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya 15. Perawat cuci tangan 16. Mencatat pada catatan perawatan 4. Tahap Evaluasi : 1. Evaluasi respon pasien 2. Upaya tindak lanjut di rumuskan 3. Salam teraupetik di ucapkan dalam mengakhiri tindakan 5. Dokumentasi 1. respon klien selama dan setelah tindakan dicatat dengan jelas dang ringkas 2. Waktu paraf, dan nama perawat dengan jelas. Unit Kerja
IGD, Rawat Inap
No Dokumen
ANGKAT DRAIN No. Revisi 00
Tanggal Terbit
Halaman 1/2
Ditetapkan Direktur
Prosedur Tetap
Pengertian
dr.H.Faiz,Sp.THT-KL NPP.01129.04.05 Drain merupakan alat yang dimasukkan kedalam luka untuk membantu mengeluarkan cairan dari luka melalui bagian yang terbuka pada luka. Drain terbuat dari berbagai material, antaralain ada yang berasal selang karet dan kasa. Tanpa drain, banyak luka akan sembuh hanya dari permukaan atau bagian atas luka saja, sehingga cairan dapat terjebak dibagian dalam atau dibawah luka.
Tujuan
1. Untuk membuang adanya cairan dari kulit, sehingga menurunkan bahaya iritasi kulit. 2. Menurunkan banyaknya mikroorganisme yang ada dan kemungkinan infeksi. 3. Mempercepat proses penyembuhan luka.
Persiapan Alat
1. Alat sterill (didalam bak instrument berisi): 1. Pinset anatomi 1 buah. 2. Pinset chirurgis 1 buah. 3. Klem arteri. 4. Gunting OP hecting 1 buah. 5. Korentang. 6. Kom kecil berisi bethadine. 7. Kassa steril 5 lembar. 2. Alat tidak steril 1. Gunting plester.
2. Plester 3. Nierbeken. 4. Waskom berisi air untuk cuci tangan. 5. Kain lap. Prosedur
1.
Seperangkat instrument didekatkan pada pasien.
2.
Beritahu tindakan yang akan dilakukan.
3.
Perawat cuci tangan.
4.
Melepaskan perban yang menutupi pangkal drain yang melekat pada tubuh pasien.
5.
Perban bekas dibuang pada nierbeken.
6.
Bersihkan bekas plaster dengan wash bensin.
7.
Mengambil deppers dengan klem, dicelupkan kedalam bethadine yang sudah tersedia didalam kom kecil kemudian dioleskan pada drain yang menempel pada tubuh pasien
8.
Deppers bekas dibuang kedalam nierbeken.
9.
Mengangkat benang sedikit ke atas yang menempel pada darin dengan menggunakan
pinset
chirurgis,
kemudian
tangan
yang
satunya
mengambil gunting UP hecting untuk memeotong benang yang tadi diangkat 10. Benang ditarik dan dibuang nierbeken. 11. Gunting dan klem diletakan kembali pada tempatnya. 12. Mengambil klem dan mengklem darin kemudian dengan perlahan drain diangkat, usahakan stolsel yang ada dalam drain ikut diangkat. 13. Drain dibuang nierbeken. 14. Mengambil deppers kembali kemudian dicelupkan kedalam bethadine dan dioleskan ke luka bekas drain kemudian depper tadi dibuang ke nierbeken. 15. Mengambil deppers kembali, kemudian luka bekas drain ditekan untuk mengeluarkan sisa cairan drain depper kemudian dibuang. 16. Mengambil kassa seteril satu lembar, dicelupkan kedalam bethadine, kemudian diperas agar tidak terlalu bersih, kemudian ditutpkan pada luka
post angkat drain, ambil kassa seteril lagi satu lembar kemudian ditutpkan diatas kassa bethadine tadi. 17. Perban luka tadi dipester. 18. Alat –alat dibereskan dan dikembalikan ketempatnya semula. 19. Perawat cuci tangan. Evaluasi
1. Setelah mengangkat drain catat hasil tindakan pada format asuhan keperawatan : 1. Drain dapat diangkat. 2. Luka tidak ada pus. 2. Lakukan tindak lanjut yang tepat, seperti jumlah granulasi jaringan atau derajat penyembuhan : 1. jumlah drainase dan warnanya, konsistensi dan bau. 2.
Adanya inflamasi.
3. Derajat ketidaknyamanan yang berkaitan dengan insisi atau tempat pemasangan drain. 3. Hubungkan dengan temuan sebelumnya, bila tersedia. 4. Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal ke dokter. Dokumentasi
1. Catat pengosongan unit drainase dan pengkajian keperawatan. 2. Catat jumlah dan tipe drainase pada catatan asupan dan pengeluaran cairan
Unit Kerja
IGD, Rawat Inap
MEMBERI POSISI SUPINE/TERLENTANG PADA PASIEN No Dokumen No. Revisi Halaman 00 1/2
Tanggal Terbit
Ditetapkan Direktur
Prosedur Tetap
Pengertian
dr.H.Faiz,Sp.THT-KL NPP.01129.04.05 Posisi pasien berbaring terlentang dengan kedua tangan dan kaki lurus dalam posisi horizontal. Posisi ini merupakan posisi yang lazim
Tujuan
Posisi ini banyak digunakan pada pasien tirah baring(bedrest) untuk memberikan posisi yang nyaman dan pada perawatan tulang belakang
Kebijakan
Prosedur
1. Dilakukan pada klien cedera tulang belakang (vertebra). 2. Tidak dilakukan pada klien dengan luka di punggung. 3. Buat jadwal untuk reposisi secara rutin dan observasi ketat terhadap area penekanan. 1. Persiapan Klien 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien. 3. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien. 4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 2. Persiapan Alat 1. Bantal 2. Bantal kecil 3. Bantal guling 4. Papan kaki 5. Trochanter rolls dan sandbags 3. Prosedur 1. 2.
Memberitahu pasien Mencuci tangan
3.
Tempatkan pasien dalam posisi terlentang di tempat tidur
4.
Letakan bantal dibawah kepala
5.
Jika diperlukan,dapat ditempatkan : a. Handuk kecil dibawah spina lumbal apabila terdapat kontra indikasi b. Gulung handuk kecil/guling dibawah lutut sampai mengangkat tumit c. Papan menahan kaki dibawah telapak kaki pasien untuk mencegah pasien melorot d. Bantal
dibawah
lengan
bawah
yang
mempertahankan lengan atas sejajar tubuh.
Unit Kerja
6.
Merapikan tempat tidur.
7.
Mencuci tangan.
IGD, Rawat Inap
telungkup
untuk