pelanggaran ekonomi tersebut yaitu: a. Pelanggaran penghindaran pajak b. Penipuan, atau kecurangan di bidang perkreditan c. Penggelapan
dana-dana
masyarakat,
dan
penyelewengan
dana-dana
masyarakat d. Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan keuangan e. Spekulasi dan penipuan dalam transaksi tanah, penyelundupan f. Delik-delik lingkungan g. Menaikkan harga serta melebihi harga faktur, juga mengekspor dan menginpor barang-barang yang dibawah standard an bahkan hasil-hasil produksi yang membahayakan h. Eksploitasi tenaga kerja i.
Penipuan konsumen
Berkaitan dengan kejahatan ekonomi tersebut, dalam suatu tulisan yang dibuat oleh Direktorat Pelatihan Bea Cukai dan Pusat Pajak New Delhi pada tahun 1986, dikemukakan bahwa kejahatan komersial adalah kejahatan yang berhubungan dengan kejahatan ekonomi, perdagangan, dan keuangan. Kejahatan tersebut lazimnya disebut dengan kejahatan ekonomi, kejahatan yang terorganisir, dan kejahatan kerah putih (white collar crime). Secara garis besar kejahatan komersial tersebut dapat dibagi menjadi 6 (enam) kategori yaitu :
1. Penyimpangan perbankan, yaitu penipuan uang muka, pemalsuan L/C, promes dan wesel, pemalsuan uang, penyimpangan dalam pengiriman uang, dan sebagainya. 2. Penyimpangan
perdagangan,
yaitu
kepailitan,
kejahatan
perdagangan,
perubahann asset perusahaan, dan pemalsuan kontrak. 3. Penyimpangan pembayaran perdagangan eceran, cek palsu, kartu kredit palsu, cek kosong. 4. Penyimpangan yang berkaitan dengan investasi, surat-surat berharga, saham dan obligasi palsu serta manipulasi pasar. 5. Penyimpangan perusahaan. 6. Penyimpangan lainnya, seperti kejahatan computer, kejahatan asuransi, penyimpangan pajak, dan sebagainya. Dari pembagian kejahatan komersial tersebut, menunjukkan bahwa pada dasarnya antara bentuk penyimpangan yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana diketahui bahwa tindak pidana di bidang perbankan merupakan salah satu bentuk dari tindak pidana di bidang ekonomi. Tindak pidana di bidang perbankan dilakukan dengan menggunakan bank sebagai sarana dan sasarannya. Merujuk dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Segala hal yang menyangkut tindak pidana di bidang
ekonomi khususnya di bidang perbankan diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.