Pedoman
PELAKSANAAN RUJUKAN PASIEN SUSPEK HIV/AIDS
Jl. Madya Kebantenan No.4, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara
BAB I PENDAHULUAN
Sistem Rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata proaktif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan di wilayah mereka berada. Rujukan Pelayanan adalah pelayanan yang dilakukan dalam rangka merujuk pasien ke sistem pelayanan yang lebih tinggi dan lebih mampu untuk menangani pasien Seluruh Rumah Sakit (RS) Pemerintah pada 2015 ditargetkan sudah mampu menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Target itu masuk dalam Sasaran Strategis Pengendalian HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) Tahun 2010-2014. Sistem rujukan pasien suspek HIV/AIDS adalah suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman pasien suspek HIV/AIDS dari tempat yang kurang mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh (yaitu mempunyai fasilitas yang lebih, dalam hal tenaga medis, laboratorium, perawatan dan pengobatan) ke tempat yang lebih mampu. Rujukan pasien suspek HIV/AIDS merupakan komponen yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan memahami sistem cara rujukan yang baik,maka pasien akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan tenaga kesehatan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien. Rujukan pasien ibu hamil maupun ibu bersalin dengan suspek HIV/AIDS merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan memahami sistem cara rujukan yang baik,maka pasien akan ditangani dengan segera sehingga akan mengurangi angka kematian dan angka kesakitan ibu dan bayi,
1
BAB II RUANG LINGKUP
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari: 1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi. 2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi. 3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan. 4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
2
BAB III TATA LAKSANA RUJUKAN
A. Prosedur standar merujuk pasien 1. Prosedur Klinis: a. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnose banding. b. Memberikan tindakan prarujukan c. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan. d. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis /Paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien. e. Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atauambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai adakepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawatjalan. 2. Prosedur Administratif: a. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan. b. Membuat catatan rekam medispasien. c. Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakanrujukan) d. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 (form R/1/a terlampir). e. Lembar pertama dikirim ketempat rujukan bersama pasien yang bersakutan. Lembar keduadisimpan sebagai arsip. f. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien. g. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat tujuan rujukan. h. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang bersangkutan.
B. Tata laksana rujukan meliputi : 1. Telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter Spesialis Dalam atau dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan bagi pasien Obsgyn 2. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium, baik di laboratorium RSUD maupun di laboratorium luar 3. Menentukan tempat rujukan 4. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga 5. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ketempat rujukan 3
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim. 6. Persiapan penderita 7. Pengiriman Penderita 8. Pelaporan kepada direktur Rumah Sakit Umum Daerah
4
BAB V DOKUMENTASI A. Pencatatan Dilakukan pencatatan di rekam medis pasien dan lembar transfer/rujukan pasien ke luar RSUD CILINCING. Pencatatan juga dilakukan pada lembar rujukan pasien BPJS untuk memperoleh SEP rujukan B. Pelaporan Pelaporan dilakukan kepada direktur RSUD CILINCING C. Form yang diperlukan 1. Form transfer rujukankeluar 2. Form lembar rujukan BPJS bila pasien menggunakan BPJS 3. Form SEP pasien bila pasien menggunakan BPJS
5
6
7