Pedoman Manajemen Risiko.docx

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pedoman Manajemen Risiko.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,940
  • Pages: 26
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN

Disusun oleh Tim pmkp Puskesmas kecamatan penjaringan

PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA TAHUN 2018

Manajemen resiko merupakan penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur, dan aktivitas kegiatan identifikasi bahaya, analisis, penilaian, penanganan, pemantauan, serta evaluasi resikonya. Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan manusia. Puskesmas merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu puskesmas maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan puskesmas mempunyai potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, resiko ini juga membahayakan pengunjung puskesmas. Di

puskesmas

kecamatan

penjaringan

terdapat

tiga

kegiatan

manajemen resiko yang menjadi acuan sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang mungkin terjadi, yaitu ; a)

Manajemen resiko lingkungan Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.

b)

Manajemen resiko klinis Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya risiko tersebut. Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan untuk meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun petugas. Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas

adalah

untuk

keselamatan

pasien

dan

petugas.Penyusunan panduan manajemen risiko layanan klinis

bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Puskesmas.

c) Manajemen resiko pelaksanaan program Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas merupakan

upaya

untuk

mengidentifikasi,

menganalisa

dan

meminimalkan dampak atau risiko atas pelaksanaan program Puskesmas.

Pada dasarnya dalam pelaksanaan manajemen resiko, terdapat beberapa tahapan dalam manajemen resiko. Salah satu tahapannya adalah : 1. Identifikasi resiko 2. Menafsirkan kerugian atau resiko yang dapat terjadi 3. Menangani resiko 4. Pengimplementasian 5. Memonitor dan mengevaluasi pengimplementasiannya

Tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah tahap identifikasi resiko. Identifikasi resiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya resiko atau kerugian. Proses identifikasi resiko ini mungkin adalah proses terpenting, karena dengan proses inilah semua resiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu pekerjaan harus diidentifikasikan. Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada resiko yang terlewatkan atau tidak teidentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi resiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik antara lain :

1. Incident investigation 2. Inspection 3. Checklist

4. Auditing

Puskesmas merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan kesehatan. Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi tempat pelayanan tersebut seperti bahan kimia berbahaya, gangguan psikososial. Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan karyawan, pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan

peluang

kecelakaan..

Untuk

itu

perlu

upaya

untuk

mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik.

A. MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN Penerapan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas kecamatan penjaringan meliputi: -

Sarana dan prasarana bangunan Puskesmas

-

Sarana prasarana fasilitas Puskesmas termasuk rasio jumlah karyawan dan toilet, dsb

-

Tata ruang dan penetapan zona risiko

-

Pemantauan kualitas lingkungan termasuk suplai air bersih, keadaan

udara,

penghawaan,

kebisingan,

kelembaban -

Pemantauan fasilitas sanitasi Puskesmas 1) Toilet dan Kamar Mandi, 2) Pembuangan sampah, 3) Penyediaan air minum dan air bersih, 4) Hygiene dan sanitasi makanan 5) Pengolahan limbah,

pencahayaan,

6) Pengolahan limbah medis 7) Pengelolaan linen 8) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu 9) Dekontaminasi dan sterilisasi 10) Promosi hygiene dan sanitasi

B. MANAJEMEN RESIKO LAYANAN KLINIS Penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas kecamatan penjaringan dilaksanakan di unit pelayanan yang menyelenggarakan layanan klinis yaitu: 1. Poli Umum 2. Poli Gigi 3. Pli KIA/KB 4. Poli Gizi 5. Poli Tuberkulosis dan Kusta 6. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 7. Poli HIV / Infeksi Menular Seksual (HIV / IMS) 8. Pelayanan Kesehatan 24 Jam 9. Rumah Bersalin 10. Pelayanan Dukungan Kesehatan Lapangan (Dukeslap) 11. Loket 12. Rekam Medis 13. Radiologi 14. Farmasi 15. Laboratorium 16. Harm Reduction

C. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM Manajemen risiko pelaksanaan program Puskesmas meliputi risiko : -

Risiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran

-

Risiko pelaksanaan program terhadap lingkungan

-

Risiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program

Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program di Puskesmas kecamatan

penjaringan

dilaksanakan

di

unit

pelayanan

yang

menyelenggarakan layanan klinis yaitu: 1. Program TB kusta 2. Program Kesling 3. Program Lansia 4. Program Imunisasi 5. Program KIA 6. Program Promkes 7. Program ISPA Diare 8. Program Gizi 9. Program UKS

TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas -

Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan konstruksi kuat, atap tidak bocor, lantai tidak licin, permukaan dinding kuat dan rata

serta

menggunakan

bahan

bangunan

yang

tidak

membahayakan -

Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup, pencahayaan cukup, seluruh ruangan tidak lembab dan tidak berdebu.

-

Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur evakuasi dan pintu darurat jika terjadi kecelakaan

-

Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks perbandingan jumlah

karyawan

dengan

toilet

yaitu

1:20

artinya

setiap

penambahan 20 karyawan harus ditambah I toilet dan 1 kamar mandi. -

Tata ruang o Zona ruang dengan



Risiko rendah : meliputi ruang administrasi TU, Ruang Kepala

Puskesmas,

Ruang

pertemuan,

ruang

penyimpanan rekam medis bersatu dengan loket (unit pendaftaran), ruang penyimpanan obat,

ruang

Akreditasi dan Musholla 

Risiko sedang: meliputi poli rawat jalan (selain poli P2)



Risiko tinggi: meliputi,Laboratorium, POLI 24 Jam dan tempat penampungan limbah/sampah medis

o Penataan ruangan memperhatikan zona risiko penularan b. Identifikasi risiko kondisi lingkungan Setiap unit kerja melakukan identifikasi risiko kondisi lingkungan antara lain: 1. Sarana o Kerusakan bangunan atau sarana prasarana o Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak lancar, sampah medis tidak tersedia, toilet rusak, dll 2. Kondisi pencahayaan, penghawaan, kelembaban, kebisingan peralatan, dsb 3. Kebersihan ruangan dan fasilitas 4. Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh, paparan limbah pada lingkungan dll. c. Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan 1. Toilet dan Kamar Mandi, o Tersedia dalam keadaan bersih o Lantai kedap air dan mudah dibersihkan o Terpisah antara toilet laki laki dan perempuan o Tidak terdapat perindukan nyamuk 2. Pembuangan sampah, o Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan non organik di setiap ruangan o Tempat sampah tertutup

o Sampah/ limbah non medis padat ditampung dalam kantong warna hitam. Sampah medis ditampung dalam kantong warna kuning. o Sampah setiap hari dibuang di tempat penampungan sampah sementara 3. Penyediaan air minum dan air bersih, o Tersedia air bersih o Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan 4. Hygiene dan sanitasi makanan o Kebersihan peralatan makan di Puskesmas 5. Pengolahan limbah o Limbah cair ditampung dalam SPAL Puskesmas 6. Pengolahan limbah medis o Limbah medis tajam ditampung dalam safety box o Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah medis dengan kantong warna kuning o Limbah

medis

penampungan

padat

selanjutnya

sementara

untuk

ditampung dikirim

ke

pada tepat

pemusnahan 7. Pengelolaan linen o Dilakukan pemisahan linen yang infeksius dan non infeksius o Linen / kain yang terkontaminasi dilakukan proses desinfeksi o Linen / kain secara berkala dikumpulkan dan dikirim ke tempat pencucian 8. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu o Dilakukan pengamatan terhadap serangga nyamuk, kecoa dan tikus o Kebersihan ruangan dijaga untuk mencegah binatang pengganggu o Dilakukan

pemberantasan

pengganggu 9. Dekontaminasi dan sterilisasi

jika

terdapat

binatang

o Seluruh peralatan yang terkontaminasi dilakukan proses dekontaminasi dan sterilisasi o Proses dekontaminasi dilaksanakan segera setelah proses pelayanan, sterilisasi dilakukan di ruang sterilisasi 10. Promosi hygiene dan sanitasi o Tersedia promosi untuk menjaga kebersihan ruangan, membuang sampah, kebersihan kamar mandi dan cara mencuci tangan, etika batuk.

d. Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan dilaksanakan oleh petugas sanitasi

A. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PELAYANAN KLINIS Proses penerapan manajemen risiko layanan klinis meliputi kegiatan:

1. Identifikasi risiko Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko yang berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari: -

Hasil temuan pada audit internal

-

Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas

-

Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit pelayanan tersebut

Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi manajemen risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas. 2. Analisis risiko (Risk Assessment) Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

3. Evaluasi risiko Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.

4. Tindakan atau perbaikan Jika

diperlukan

tindakan

perbaikan

maka

Tim

Mutu

merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya.

B. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program meliputi kegiatan 1. Identifikasi risiko Risiko yang dapat timbul karena pelaksanaan program. 2. Analisis risiko Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) 3. Evaluasi risiko Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir FMEA dan analisis penyebab dengan menggunakan metode RCA (Root Caused Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan prioritas untuk dilakukan pemecahan masalah. Identifikasi risiko dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas

4. Tindakan perbaikan Jika

diperlukan

tindakan

perbaikan

maka

Tim

Mutu

merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan

kepada

Kepala

Puskesmas

dan

dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya

1. ANALISA RESIKO Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden tersebut untuk snentukan prioritas penanganan a. Peluang TINGKAT RESIKO

DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI

1

Sangat jarang/rare ( > 5 tahun / kali )

2

Jarang/unlikely ( > 2-5 tahun / kali )

3

Mungkin/Possible 1 - 2 tahun / kali )

4

Sering/likely ( beberapa kali / tahun )

5

Sangat sering / almost certain (tiap minggu / bulan)

b. Dampak TINGKAT

DESKRIPSI PELUANG

RESIKO

/ FREKUENSI

DAMPAK

1

Tidak significant

Tidak ada cedera

2

Minor



Cedera ringan, mis iuka lecet



Dapat

diatasi

dengan

P3K 3

Moderat



Cedera sedang, mis Iuka robek



Berkurangnya motoric/

fungsi sensorik/

psikologis

/intelektual

(reversible),

tidak

berhubungan

dengan

penyakit) 

Setiap

kasus

yang

memperpanjang perawatan 4

Mayor



Cedera luas/ berat, mis cacat, lumpuh



Kehilangan fungsi motoric/ sensorik/ psikologis/

intelek

(ireversibel),

tual tidak

berhubungan

dengan

penyakit 5

Katatropik



Kematian

yang

berhubungan

tidak dengan

perjalanan penyakit Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya.

2. EVALUASI RESIKO Resiko yang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading yang di dapat SKOR RESIKO = DAMPAK x PELUANG

LEVEL

TOTAL SKOR

Rendah

1-3

Sedang

4-6

Tinggi

8 - 12

Extreme

15 - 25

3. KELOLA RESIKO LEVEL Ekstrem Tinggi

TINDAKAN Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai 2 minggu

Sedang

Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu. Sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola resiko. Traget waktu pengendalian sampai 6 minggu

Rendah

Dilakukan

penelitian

sederhana

paling

lama

1

minggu, diselesaikan dengan prosedur rutin. Target waktu pengendalian sampai 12 minggu

Respon Manajemen Setelah resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, tim manajerial akan memulai memformulasikan strategi penanganan resiko yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak potensial dari resiko itu sendiri. Adapun tujuan dan strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial resiko sebanyak mungkin untuk meningkatkan control terhadap resiko. Ada 5 strategi alternative untuk menangani resiko : 1. Menghindari resiko 2. Mencegah resiko dan mengurangi kerugian 3. Meretensi resiko 4. Mentransfer resiko 5. Asuransi

LAMPIRAN I

PROSES MANAJEMEN RESIKO

LAMPIRAN II

FORMULIR LAPORAN INSIDEN KTD, KNC,KPC dan KEJADIAN SENTINEL PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN

I.

DATA PASIEN Nama

: ...................................................................

No. Register

: ...................... Ruangan ............................

Umur

: ( ) 0 - 1 bulan

Jenis Kelamin

( ) > 1 bl – 1 th

( ) > 1 th - 5 th

( ) > 5 th – 15 th

( ) > 15 th – 30 th

( ) > 30 th – 65 th

: ( ) Laki – laki

Penanggung jawab pasien : ( ) Pribadi

( ) Perempuan ( ) Asuransi swasta

( ) Askes Pemerintah

( ) BPJS

Tanggal masuk Puskesmas : ............................... Jam

II.

RINCIAN KEJADIAN 1. Tanggal dan Waktu Insiden Tanggal 2. Insiden

: ............................... Jam :

.............................................................................................................. .............................................................................................................. .............................................................................................................. ..............................................................................................................

3. Kronologi insiden .............................................................................................................. .............................................................................................................. 4. Jenis Insiden

: ( ) Kejadian Nyaris Cedera / KNC ( Near Miss) ( ) Kejadian Tidak Cedera / KTC ( No Harm) ( ) Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) ( ) Kejadian Sentinel

5. Orang yang pertama melaporkan insiden : ( ) Karyawan : Dokter/Perawat/Bidan/Petugas Lain ( ) Pasien ( ) Keluarga/Pendamping Pasien ( ) Pengunjung ( ) Lain-lain (sebutkan) ........................................... 6. Insiden terjadi pada : ( ) Pasien ( ) Lain-lain .................... Misal: karyawan/Pengunjung/Pendamping/Keluarga Pasien 7. Insiden menyangkut pasien : ( ) Pasien Rawat Jalan ( ) Pasien Rawat Inap ( ) Pasien UGD ( ) Pasien Kebidanan dan Bayi Baru Lahir ( ) Pasien Anak ( ) Pasien IMS/VCT ( ) Pasien TB Dots ( ) Pasien KIA- KB ( ) Pasien Pemeriksaan Laboratorium ( ) Pasien Lain-lain 8. Tempat Insiden Lokasi Kejadian ............................................ (tempat pasien berada) 9. Insiden terjadi pada pasien :

(sesuai kasus penyakit / spesialisasinya) ( ) Penyakit dalam dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit anak dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit bedah dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit obgin dan subspesialisasinya ( ) Penyakit THT dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit Mata dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit Saraf dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit Kulit dan Kelamin dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit Jantung dan sub spesialisasinya ( ) Penyakit Jiwa dan sub spesialisasinya ( ) Lain-lain (sebutkan)................................... 10. Unit/Departemen terkait yang menyebabkan insiden : Unit kerja penyebab ........................................................................... 11. Akibat insiden terhadap pasien : Kematian Cedera irreversible/cedera berat Cedera Reversibel/cedera sedang Cedera ringan Tidak ada cedera 12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya : ............................................................................................................. .............................................................................................................. .............................................................................................................. 13. Tindakan dilakukan oleh Tim, terdiri dari : .............................................................................................................. Dokter Perawat Petugas lainnya

14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di unit kerja lain ?

Ya

Tidak

Apabila ya, Kapan? Dan langkah/tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ? Pembuat

:

Penerima

:

laporan

.........................

laporan

.........................

Paraf

: ........................

Paraf

: .......................

Tgl. Laporan

: ........................

Tgl. Laporan

: .......................

Grading Resiko Kejadian (diisi oleh atasan pelapor) : Biru

Hijau

Kuning

Merah

Lampiran IV

FORM PENILAIAN RESIKO NO : ...................

BAGIAN

: ...............................................................

UNIT

: ...............................................................

Deskripsi resiko/insiden/complain/temuan audit :

Resiko terindentifikasi :

Siapa (atau apa) yang terkena resiko dan bagaimana ? (missal : dokter, perawat, staff, pengunjung, gedung, reputasi Puskesmas) :

Akar masalah :

Tindakan pengendalian resiko yang ada (jika ada) (misal : peralatan, kesiapan staf, lingkungan, kebijakan/prosedur, pelatihan, dokumentasi) :

1. ................................................................................................................ .... 2. ................................................................................................................ .... 3. ................................................................................................................ ....

Peringkat resiko saat ini : peluang x dampak = .............. x ............ = 1. Ekstrem

2. High

3. Medium

4. Low

Rencana tindakan untuk mencegah / mengurangi resiko (misal : perubahan dalam pelaksanaan, peralatan, kesiapan staf, lingkungan, kebijakan / prosedur, pelatihan, dokumentasi):

Formulir Analisis FMEA Risiko Pelayanan Klinis

FAILURE No

(Kegagalan/ Kesalahan)

PENYEBA B

FREKUENSI EFEK

TERJADINYA (OCC)

KEGAWATAN (SV)

KEMUDAHAN TERDETEKSI (DT)

RPN (OCC x SV x DT)

Keterangan: -

Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 = sangat sering terjadi

-

Rentang nilai SV mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat

-

Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat sulit dideteksi

SOLUSI

VALIDASI SOLUSI

JADWAL MONITORING

BULAN TAHUN 2018 No

POLI/UNIT

PELAKSANA JAN

1

2

Ruang

Dr.Pitoyo

Bersalin

Marbun

Poli 24 jam

Dr.Pitoyo

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AGT

SEP

OKT

NOV

















Marbun 4

Loket

Ulfan









5

Laboratorium

Dr.Titi









Nurhayati 6

Gigi

Rika Apt









7

Radiologi

Ulfan









8

KIA

Rika Apt







DES

9

Farmasi

Rika Apt









10

TB

Dr.Cahya

































Sastriawira 11

PKPR

Dr.Cahya Sastriawira

12

MTBS

Dr.Titi Nurhayati

13

Umum

Dr.Titi Nurhayati

15

IMS

Ulfan









16

Gizi

Dr.Cahya









Sastriawira 17

Prog.Imunisasi

Rika Apt









18

Prog.TB Kusta

Dr.Cahya

























Sastriawira 19

Prog.Promkes

Dr.Titi Nurhayati

20

Prog.Lansia

Dr.Pitoyo Marbun

21

Prog.Kesling

Ulfan









22

Prog.KIA

Rika Apt









23

Prog.Gizi

Dr.Cahya

























































Sastriawira 24

Prog.UKS

Dr.Pitoyo Marbun

25

26

Prog.ISPA

Dr.Titi

Diare

Nurhayati

Penyediaan air Dr.Titi minum dan air Nurhayati bersih

27

Hygiene

dan Dr.Cahya

sanitasi

Sastriawira

makanan 28

29

Pengelolaan

Dr.Pitoyo

linen

Marbun

Pengendalian

Ulfan

serangga dan binatang pengganggu

30

Toilet









Rika Apt









Rika Apt









Rika Apt









Rika Apt









dan Ulfan

kamar mandi 31

Pembuangan sampah

32

Pengelolaan limbah

dan

limbah medis 33

Dekontaminasi dan sterilisasi

34

Promosi hygiene sanitasi

dan

Related Documents