Anggota Kelompok : • Toni Setiawan • Candra Dwi I • Muhammad Fikri A • Fuad Luthfansa • Imam Arif S
2411161165 2411161167 2411161181 2411161189 2411161195
Latar Belakang Keselamatan di jalan raya merupakan issue yang sedang berkembang saat ini. Menurut data dari WHO dalam Sutawi (2006) sejak penemuan kendaraan bermotor lebih dari seabad yang lalu diperkirakan sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan di jalan raya.
Keselamatan Jalan Raya di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara urban yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, pergerakan dan tingkat kepadatan lalu lintas di Indonesia cukup padat. Namun sistem keselamatan lalu lintas yang ada di Indonesia belum terkelola dengan baik. Maka, korban kecelakaan jalan raya menempati posisi tertinggi dibandingkan dengan korban kecelakaan angkutan udara, laut, maupun kereta api. Oleh karena itu, keselamatan jalan raya menjadi hal yang sangat penting di Indonesia, karena keselamatan jalan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsep transportasi yang berkelanjutan.
Audit Keselamatan Jalan Raya Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2005) audit keselamatan jalan adalah upaya untuk mencari penyebab terjadinya kecelakaan ataupun masalah-masalah yang terjadi pada jalan rawan kecelakaan agar memberikan keselamatan bagi pengguna jalan. Audit kaselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan dari kecelakaan lalu-lintas dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap kondisi desain geometrik, bangunan pelengkap jalan, fasilitas pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu-lintas dengan suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan independen.
Audit Keselamatan Jalan Raya Tujuan :
Manfaat :
•
•
• • • •
Memastikan proyek jalan baru memenuhi aspek keselamatan Mengurangi biaya keseluruhan dari proyek Mengurangi resiko tabrakan dari jaringan jalan sekitarnya Memberikan keselamatan kepada pengguna jalan Mempromosikan keselamatan infrastruktur jalan
• •
•
Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan padasuatu ruas jalan Mengurangi parahnya korban kecelakaan Menghemat pengeluaraan negara untuk kerugian yang diakibatkan kecelakaan lalulintas Meminimumkan biaya pengeluaran untuk penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan melalui pengefektifan desain jalan
Permasalahaan Keselamatan Jalan Raya Sitinjau Lauik, adalah sebutan untuk ruas jalan nasional sepanjang ±15 kilometer pada jalan lintas Sumatera rute Kota Padang-Arosuka-Solok. Merupakan jalur nasional, tentu saja membuat rute Sitinjau Lauik ini sangat padat. Seluruh jenis kendaraan seperti bus penumpang, truk, mobil pribadi, roda dua melintas setiap harinya.
Permasalahaan Keselamatan Jalan Raya Jalur Sitinjau Lauik memiliki belasan titik yang berpotensi longsor selalu menghantui pengendara yang melintas, terutama ketika curah hujan tinggi. Selain longsor, ancaman lain yang menghantui pengendara yang melintas adalah kecelakaan. Tikungan tajam yang disambut dengan tanjakan tinggi, menjadi ancaman bagi setiap pengendara yang melintas. Tak sedikit kendaraan besar bermuatan mengalami rem blong hingga memicu terjadinya tabrakan bahkan terjun bebas ke dalam jurang sedalam puluhan meter.
Tak sedikit kendaraan besar bermuatan mengalami rem blong hingga memicu terjadinya tabrakan bahkan terjun bebas ke dalam jurang sedalam puluhan meter.
Permasalahan yang timbul antara lain: 1. Manajemen yang kurang, dimana masih banyak kendaraan berat yang membawa muatan berlebih masih diperbolehkan melintasi jalan Sitinjau Lauik, ini merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan bila kendaraan tersebut tidak kuat mendaki. 2. Geometrik jalan yang terlalu curam, menyebabkan pengendara yang melintas mengalami hilang kendali saat melintasi tikungan yang tajam serta tanjakan yang terlalu curam. 3. Kendaraan besar yang membawa muatan berlebih masih nekat melintasi jalan tersebut, banyak terjadi kecelakaan saat kendaraan tersebut tidak mampu mendaki dan hilang kendali menyebabkan kendaraan di belakang nya tertabrak. 4. Perilaku pengguna jalan yang nekat, banyak pengendara yang nekat melewati jalan tesebut dengan alasan rute terdekat dan satu-satunya dengan mengesampingkan keselamatan. 5. Tidak ada penanganan akan jalan yang curam, seharusnya perlu dibuat jalur pendakian atau membuat jalan baru sehingga kendaraan besar yang membawa mendapat rute yang lebih aman.
Permasalahaan Keselamatan Jalan Raya Tanjakan Emen terletak di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang Jawa Barat. Jalur ini biasa dilewati ketika kita akan berlibur ke tempat wisata pemandian air panas Ciater. Jalur ini sering sekali terjadi kecelakaan yang sering kali menyebabkan timbulnya korban jiwa. Pada tanggal 10 Februari 2018 terjadi kecelakaan mobil dijalur ini, sebuah bus berisikan rombongan ibu-ibu peserta koperasi yang sedang tamasya terbalik. Akibatnya 27 orang meninggal dunia. Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri Irjen Royke Lumowa mengatakan, kondisi geografis dan geometris beberapa titik di Tanjakan Emen memang tidak sesuai dengan kondisi kendaraan. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menggunakan alat TAA (Traffic Analysis Accident) ditemukan titik tikungan yang tidak sesuai kondisi jalan di mana tikungan ke kanan, tapi kendaraan miring ke kiri. Ini yang bikin kecelakaan gampang terjadi di sana.
Permasalahan yang timbul antara lain: Kondisi Geografik yang Perlu Diperbaiki Menteri PU PR Basuki Hadimuljono mengatakan, kecelakaan yang sering terjadi di Tanjakan Emen karena struktur dan geometri jalan di sana. Menurutnya perlu ada perubahan geometrik dijalan tersebut, tikungan di tanjakan Emen terlalu curam melebihi 8 persen. "Mungkin perlu ada mengubah geometrinya, mungkin tikungannya terlalu curam, biasanya 6 persen sampai 8 persen, tapi ini mungkin lebih dari 8 persen," kata Basuki. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk mengubah struktur geometri di sana agar sesuai dengan standar keamanan. Disana akan dibuatkan safety lane atau ruang menahan kendaraan yang mengalami gagal rem. Pola seperti ini terjadi juga di turunan Gombel, Semarang atau tol Semarang.
Penyebab kecelakaan yang terjadi pada Sabtu (10/2/2018) diduga karena sistem pengeremannya tak berfungsi dengan baik alias rem blong. Akibatnya, bus pariwisata Premium Passion yang disopiri sosok berinisial AM itu meluncur tak terkendali dan terguling. Penyebab rem blong secara umum, lanjutnya, bisa disebabkan berbagai hal. Misalkan, perawatan mesin kendaraan yang belum maksimal, cara mengoperasikan yang salah, hingga kondisi fisik mobil seperti minyak rem yang habis atau kanvas dan piston rem yang rusak. Operator bus maupun sopir sama-sama bertanggung jawab. Termasuk sopir juga harus rajin mengecek apakah buku uji kendaraan bermotor (KIR) armadanya masih berlaku.
Permasalahan yang timbul antara lain: Kendaraan yang Tidak Layak Pakai Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, menyebutkan angkutan pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum dan mobil bus umum yang dilengkapi dengan tanda khusus untuk keperluan wisata serta memiliki tujuan tempat wisata. Pasal 32 menyebutkan, pelayanan angkutan orang untuk keperluan pariwisata merupakan pelayanan angkutan yang disediakan untuk keperluan kegiatan wisata. Pelayanan angkutan orang untuk keperluan pariwisata. Atas dasar itu, angkutan wajib melayani dan mengangkut wisatawan, tidak boleh digunakan selain keperluan wisata, dan wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan. Pemerintah dapat memberikan sanksi tegas bagi mereka yang melanggar, mulai dari sanksi ringan melarang beroperasi dalam rentang waktu tertentu hingga mencabut ijin usahanya. Hal yang sama juga dapat diberikan pada petugas KIR yang meloloskan uji kir yang kemungkinan tidak layak.
KESIMPULAN Berdasarkan permasalahan yang dirangkum maka diatasi dengan solusi sebagai berikut : Disebut Sitinjau Lauik karena dari sejumlah titik tertentu, pengendara bisa memandang Keindahan laut sepanjang Pantai Barat Padang. Tanjakan Sitinjau Lauik sangat curam dengan kemiringan 45 derajat. Pada jalur ini terdapat tikungan dan tanjakan yang berliku-liku dan tajam. Oleh karena itu, pengemudi yang melewati jalur ini harus selalu berhati-hati dan melihat kondisi kendaraan.
Pasal 32 menyebutkan, pelayanan angkutan orang untuk keperluan pariwisata merupakan pelayanan angkutan yang disediakan untuk keperluan kegiatan wisata. Pelayanan angkutan orang untuk keperluan pariwisata. Atas dasar itu, angkutan wajib melayani dan mengangkut wisatawan, tidak boleh digunakan selain keperluan wisata, dan wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan. Pemerintah dapat memberikan sanksi tegas bagi mereka yang melanggar, mulai dari sanksi ringan melarang beroperasi dalam rentang waktu tertentu hingga mencabut ijin usahanya.
KESIMPULAN Berdasarkan permasalahan dari kedua masalah tersebut maka diberikan solusi sebagai berikut : Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk mengubah struktur geometri di sana agar sesuai dengan standar keamanan. Disana akan dibuatkan safety lane atau ruang menahan kendaraan yang mengalami gagal rem. Pola seperti ini terjadi juga di turunan Gombel, Semarang atau tol Semarang.