KEBERANIAN SA‘AD BIN MU‘ADZ Mush‘ab bin Umair adalah utusan Rasulullah saw. untuk mengajari kaum Muslim di Madinah tentang Islam. Melalui usaha As‘ ad bin Zurarah, Mush‘ab bin Umair berhasil meyakinkan Usaid bin Hudhair hingga memeluk Islam. Usaid adalah orang yang ditugaskan oleh Sa‘ad bin Mu‘adz untuk mengetahui gerak-gerik Mush‘ab bin Umair yang berada di daerahnya dan jika perlu mengusirnya. Usaid pun datang melapor kepada Sa‘ad bin Mu‘adz yang tengah menunggu kedatangannya. Setelah Usaid berhadapan dengan Sa‘ad, Sa‘ad bertanya, “Apa yang engkau lakukan?” Usaid menjawab, “Aku telah menegur kedua orang itu, tetapi keduanya tidak membahayakan.” Mendengar hal itu, Sa‘ad marah, dan bersama-sama mendatangi tempat Mush‘ab dan As’ad berada sambil membawa tombak. Sesampainya di tempat itu Sa‘ad, menegur mereka dengan keras, namun Mush‘ab menjawabnya dengan tenang, “Apabila engkau mau mendengarkan maka kami akan menjelaskan kepadamu ajaran Islam. Jika engkau anggap hal itu baik, silakan terima; jika tidak baik, engkau boleh meninggalkannya.” Sa‘ad pun mengikuti permintaan Mush‘ab, kemudian duduk dan mendengarkan penjelasan Mush‘ab dengan penuh perhatian. Mush‘ab menjelaskan Islam dan membacakan ayat-ayat alQuran. Sa‘ad mendengarkannya dengan penuh takjub. Setelah itu, Sa‘ad berkata, “Sungguh, amat bagus sekali yang engkau baca itu. Bagaimana caranya masuk Islam?” Mush‘ab menjawab, “Engkau harus mandi lalu membersihkan pakaianmu, kemudian bersyahadat dan shalat.” Segera Sa‘ad menjalankannya. Kemudian ia pun kembali menjumpai kaumnya (yang tengah menunggu-nunggu kedatangannya). Tatkala ia kembali, kaumnya berujar, “Demi Allah, Sa‘ad datang dengan wajah yang berbeda dengan sebelumnya.” Sa‘ad kemudian berkata di tengah-tengah kaumnya, “Wahai Bani Asyhal, bagaimana kedudukanku di tengah-tengah kalian?” Mereka menjawab, “Engkau adalah orang yang kami hormati.” Sa‘ad kemudian berkata lagi, “Ketahuilah oleh kalian, mulai hari ini, aku tidak akan mau bercakap-cakap dengan kalian, baik lelaki maupun perempuan, sebelum kalian memeluk Islam seperti diriku.” Mendengar ajakan sekaligus ancaman Sa‘ad, seluruh anggota Kabilah Asyhal pun memeluk Islam. Sejak saat itu, Mush‘ab bin Umair memperoleh keberhasilan yang luar biasa dalam mendakwahkan Islam, dan memperoleh dukungan dari kabilah-kabilah yang ada di kota Yatsrib. (Lihat: Ibn Katsir, Bidâyah wa an-Nihâyah, jld. III/152). Adakah para penguasa Muslim, tokoh-tokoh Muslim, dan orang-orang yang terhormat di masyarakat (dari kalangan Muslim) yang memiliki sikap terus-terang dalam menampakkan identitas keislamannya serta mendukung perjuangan Islam tanpa sembunyi-sembunyi dan rasa takut akan hilangnya posisi/jabatannya, sebagaimana yang dilakukan Sa‘ad bin Mu‘adz? [AF]