Pasang Hapus Afdrek Hardening.docx

  • Uploaded by: Ririn Anjasni
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pasang Hapus Afdrek Hardening.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,647
  • Pages: 13
I.

MAKSUD DAN TUJUAN Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan desain tunggal/non-repeat, pembuatan desain berulang/repeat, penghapusan gambar pada kasa bekas, pembuatan kasa datar dan pemindahan gambar tunggal ke kasa baru.

II. TEORI DASAR 1.1 Pengertian Pencapan Pencapan adalah suatu proses pemberian warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang telah ditentukan dan hasilnya memiliki ketahanan luntur warna. Untuk mencapai hasil pencapan yang baik pada proses pencapan dibutuhkan kondisi yang spesifik, peralatan khusus dan desain yang sempurna, desain memiliki nilai seni yang tinggi dan biasanya diciptakan sebagai hasil karya seni. Teknik pencapan intinya merupakan cara pemindahan desain dengan suatu peralatan tertentu yang diharapkan dapat menjamin mutu dan kualitas hasil pencapan.

1.2 Pembuatan Gambar Membuat gambar merupakan langkah awal dari proses pencapan, karena dari gambar itu dapat diketahui bentuk, warna dan ukuran objek yang akan dicap, sehingga didapat hasil pencapan yang sesuai dengan yang diinginkan. Merencanakan dan membuat gambar dalam teknik pencapan bias disebut membuat disain printing, desain artinya merencanakan (designing), membuat polapola. Sebetulnya gambar dan disain tidak dapat dipisahkan, gambar merupakan gambaran dari kain yang akan dicap, sedangkan desain merupakan rancangan dari perancang akan gambar yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen. a) Gambar Repeat Gambar repaeat adalah gambar 1 rapot yang dapaat menyambung kekirikanan atas dan bawah sehingga antara rapot yang satu dengan raport yang lain bersatu dan tidak kelihatan adanya sambungan. Satu raport dari gambar repeat adalah satu bagian (unit) terkecil dari gambar yang mewakili seluruh gambar/ gambar repeat diperlukan untuk pengulangan pencapan kain kearah panjang tetapi tidak kelihatan sambungannya.

b) Gambar Non Repeat

Gambar yang tidak memrlukan repeat joint, artinya dalam pengulangannya tidak perlu sambung-menyambung karena gambarnya berdiri sendiri. Contoh gambar non repeat yang digunakan :

1.3 Kasa/Screen Kasa/ Screen adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambar di atas benda - benda yang dicap (sablon). Teksturnya sangat halus (seperti Sutera) dan memiliki jumlah kerapatan pori pori bertingkat, jumlah kerapatan inilah yang berfungsi menyaring atau menentukan jumlah pasta cap yang keluar melalui kasa. Kain kasa adalah sarana utama dalam pencapan (sablon), banyak jenis kain kasa bisa digunakan, pada awalnya kain kasa dibuat dari sutera, katun, viskosa rayon atau selulosa diasetat, yang semuanya tersebut mempunyai sifat sangat hidrofilik sedangkan pasta cap mengandung air sehingga kestabilan tegangan kasa sulit dicapai. Oleh sebab itu perkembangan selanjutnya adalah digunakan kasa yang terbuat dari serat sintetis, seperti Nilon dan Poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga kestabilan tegangan kasa terjaga, tidak mudah mulur ataupun mengkeret, kain kasa yang mudah mulur ataupun mengkeret menyebabkan berubahnya corak yang telah ditentukan, selain itu kain kain sintetik itu memiliki kekuatan tarik yang tinggi sehingga memungkinkan ditegangkan serta kuat pada rangka kasa. Kain kasa banyak diperdagangkan dengan nama nama seperti Monyl, Nytal, Nybolt, Estal dll, konstruksi kain kasa menentukan jumlah pasta yang keluar, konstruksi kasa biasa dinyatakan dengan jumlah tetal benang per inchi (Mesh Count) atau per cm kain kasa (Raster count) yang umum disebut Penomoran Kasa. Fabric Number atau Mesh Count menentukan banyaknya helai benang perinchi atau per cm. fabric Number kecil berarti Monyl yang kasar, fabric number besar berarti monyl yang halus, biasanya pada penomoran monyl dicantumkan juga penomoran sutera. Dalam penomoran monyl ada 4 macam yang dicantumkan yaitu : 

S light (ringan)



M medium (medium)



T heavy (kuat)



HD extrenheavy (sangat kuat)

Semakin rendah nomor kasa jumlah benang dalam satu inchnya atau satu centimeternya makin sedikit sehingga lubang kasa makin besar, dengan demikian

untuk corak atau motif kasar digunakan kasa yang kasar atau tetal benang yang rendah, sebaliknya untuk corak atau motif halus digunakan kasa yang halus atau tetal benang tinggi. Syarat kain kasa untuk pencapan yaitu bahan yang dicap memiliki aneka jenis serta sifat yang berbeda satu dengan lainnya, baik dalam penggunaan zat warna, zat pembantu dll. Produk produk kain kasa memiliki keunggulan keunggulan sendiri sendiri serta memiliki ukuran lebar yang berbeda – beda untuk dapat memenuhi permintaan industri, kain kasa secara umum harus memiliki persyaratan berikut : 

Memiliki daya lentur dan daya tarik yang tinggi



Tidak berubah baik dalam keadaan basah maupun kering



Anyaman (tenunan) tidak mudah bergeser



Tahan terhadap zat kimia



Mudah dibersihkan kembali setelah proses pencapan

Rangka kasa dapat terbuat dari kayu atau logam. Rangka yang terbuat dari kayu maupun logam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 

Stabil,



Tidak berubah bentuk baik dalam keadaan basah maupun kering,



Tidak mudah rusak oleh zat kimia, dan



Permukaan halus

a. Pemasangan Kasa Secara Manual Kain kasa dipotong seluas rangka bagian luar, masing-masing ditambah 2 cm (lihat gambar).

Sisi AB dan BC masing-masing disambung dengan kain biasa selebar 10-25 cm. Kain pada sisi DA dipaku pada sisi rangka dengan paku atau nices. Demikian juga kasa pada sisi DC. Sisi kain penyambung AB digulung pada sepotong kayu berpenampang bulat atau persegi panjang sambil ditarik sampai kain kasa tegang, kemudian kain kasa dipaku pada rangka. juga dikerjakan pada sisi kain penyambung

B”C’. Akhirnya kain penyambung dilepas dan pinggir kasa dirapikan. Selanjutnya bagian yang diberi quick fixed dipoles dengan aseton sampai larut, sehingga kain kasa dapat menempel pada rangka dengan kuat. Apabila dipakai rangka kayu beralur, pemasangannya tidak menggunakan paku,pines, neces, tetapi dipergunakan batang kayu yang dimasukan dalam alur tersebut, keudian dipaku. Dapat juga rangka yang beralur pada pemasangan kasanya dipakai neces dahulu, kemudian dikombinasi dengan batang yang dimasukan dalam alurnya. Cara kombinasi ini lebih mudah dan tegangan gasa kebih maksimal. Untuk kasa yang dapat mengendor pada waktu basah, sebelum pemasangan harus dibasahi lebih dahulu dan dipasang dalam keadaan basah.

1.4 Coating Setelah screen bersih baru dilakukan pemberian corak pada kasa. Disini digunakan cara dengan menggunakan kertas film tembus pandang (Kodatrace). Proses awal yang dilakukan adalah menggambar motif pada kertas kodatrace tersebut dengan cat khusus yang berwarna gelap. Setelah selesai kasa yang telah bersih diberi lapisan larutan yang bersifat peka cahaya, dimana disini digunakan larutan chromatin. Larutan peka cahaya ini dibuat melapisi screen secara merata menggunakan coater kemudian dikeringkan. Pengeringan setelah pelapisan larutan peka cahaya dilakukan dengan oven, dengan hair dryer atau kipas angin, pengeringan dilakukan pada ruang gelap dan upayakan tidak terkena sinar matahari ataupun sinar yang mengandung ultraviolet seperti lampu neon. Sinar matahari maupun lampu neon menyebabkan larutan peka cahaya sulit dibangkitkan.

1.5 Pemindahan Gambar ke Kasa/Screen (Expossure) Hasil gambar pada ketas tembus cahaya atau film (diapositif) dilekatkan dengan permukaannya menghadap screen bagian luar serapat mungkin dan dimatikan dengan

menggunakan plaster tembus cahaya (collotape). Selanjutnya screen tersebut siap disinari. Untuk mendapatkan gambar pada screen yang jelas dipakai alat-alat sebagai berikut : -

Kaca tebal 3 mm atau lebih, luasnya paling sedikit sama dengan luas screen.

-

Karet busa yang dibungkus dengan kain hitam atau merah dengan luas sama dengan luas bagian dalam screen.

-

Lampu pijar 4 x 500 watt atau4 x 250 watt atau lampu neon 4 x 40 watt yang telah dilengkapi dengan reflektor

-

Meja sebagai landasan untuk afdruk

-

Selain dengan lampu dapat juga dipakai sinar matahari dengan waktu penyinaran antara 1 – 2 menit pada jam 11.00 sampai jam 15.00.

1.6 Perbaikan Gambar pada Kasa/ Screen (Retusir) Setelah gambar dibangkitkan, screen dikeringkan dalam posisi mendatar. Pengeringan screen dengan posisi berdiri bila pencucian kasa kurang bersih kotoran akan mengalir ke bawah menyebabkan screen mampat. Screen diperiksa pada ruang yang terang, bila terdapat motif yang rusak atau berlubang diperbaiki menggunakan sisa larutan peka cahaya kemudian dikeringkan.

1.7 Memperkuat Gambar pada Kasa/Screen (Hardening) Yang dimaksud penguatan kas aadalah memperkuat dan melindungi motif pada kasa agar tidak cepat rusak karena gesekan rakel pada waktu pencapan. Telah diketahui bahwa motif yang dibentuk oleh zat peka cahaya keadaanya masih lemah karena lapisannya tipis sehingga mudah gugus sehingga tidak lagi motif. Untuk itu perlu dilakukan hardening. Salah satu usaha tersebut adalah memberikan lapisan penguat kasa bagian dalam berupa lak, tetapi pada waktu pelapisan, seluruh permukaan kasa bagian dalam tertutup lak untuk membuka kembali motif yang tertutp

dapat menggunakan zat pelarut dari lapisan atau lak yang digosokan pada bagian motif terbuka.

1.8 Penghapusan Gambar (motif) pada Kasa Lama Penghapusan gambar pada kasa dimaksudkan agar kasa lama yang masih baik kasa dan rangkanya dapat digunakan kembali, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Selain itu dapat mengurangi penumpukan kasa yang sudah tidak digunakan lagi. Kasa yang dihapus biasanya kasa yang motifnya sudah tidak dipakai lagi.

III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat : - Kasa Datar - Kuas - Pemberat - Lampu neon - Penggaris - Meja Pencapan - Rakel - Meja afdrek - Neraca analitik - Pengaduk - Gelas beker - Timba kecil - Minyak kelapa - Pengering

3.2 Bahan : - Natrium hidroksida - Kaporit - Air - Zat peka cahaya (diazol) - Natrium Bikromat - Minyak kelapa - Lakban

1. Gambar 2. Teepol 3. Kain nylon 4. Staples 5. Rangka kasa

IV. DIAGRAM ALIR V. CARA KERJA 1. Pembuatan gambar non repeat -

Buat batas gambar dan ukurannya

-

Tentukan desain yang akan dibuat

-

Buat beberapa sket gambar yang sesuai dengan desainnya

-

Pilih salah satu sket yang paling baik

-

Sempurnakan gambar

2. Pembuatan gambar repeat -

Buat batas gambar dan ukurannya

-

Tentukan desain yang akan dibuat

-

Buat beberapa sket gambar yang sesuai dengan gambar yang diinginkan

-

Pilih salah satu sket yang cocok dan paling baik

-

Tentukan repeat join/ persambungan ulang

-

Gambar repeat disempurnakan

3. Pembuatan Kasa -

Rangka direndam selama 20 menit

-

Pasang kasa pada dua rangka sisi yang bersambung kemudian di hekter dua sisinya

-

Letakkan dan hekter pada sisi papan penarik yang disambung menggunakan kain sambung

-

Gerakan/ tekan ke bawah rangka kasa, sehingga terjadi penarikan

-

Periksa tegangan kasa, kemudian lanjutkan tekanannya sampai rata dengan papan

-

Hekter sisi kasa yang sudah ditarik

-

Lakukan pekerjaan yang sama untuk sisi yang satu lagi

4. Penghapusan Kasa Lama -

Laburlah permukaan kasa bagian luar dengan NaOH 380Be dan kaporit, diamkan 30 menit

-

Cucilah kasa dengan air dingin dan sabun sampai bersih, bila belum bersih dapat diulang sekali lagi

-

Keringkan kasa setelah bersih

-

Sisa warna yang masih belum hilang pada kasa diberishkan menggunakan M3

5. Pemindahan gambar ke kasa -

Lapisi gambar yang telah dipilih menggunakan minyak kelapa

-

Tempelkan pada kasa yang telah dilapisi (coating) menggunakan selotape

-

Letakan kasa pada meja kaca dengan posisi menghadap lampu neon

-

Masukan busa kasa bagian dalam kasa, letakkan papan dan pemberat diatas busa

-

Periksa kedudukan kasa dan busa penekan harus dalam keadaan rapat

-

Nyalakan lampu neon dan hitung lama penyinarannya sekitar 20 menit

-

Ambil kertas gambar perlahan-lahan

-

Buka motif dengan curahan air dingin sehingga timbul motif/ gambar

-

Periksa motif yang telah dibuka

-

Lakukan pencucian dan keringkan dibawah sinar matahari

6. Retusir (perbaikan motif gambar) dan penguatan motif -

Pemeriksaan pertama

-

Perbaikan kasa (Retouching)

-

Penguatan dengan hardener

-

Pemeriksaan kedua

-

Pemeriksaan akhir dan percobaan

VI. DATA PENGAMATAN a) Sketsa gambar non repeat berwarna yang belum dipisahkan b) Sketsa gambar non repeat yang telah di pisahkan c) Sketsa gambar non repeat yang telah dipisahkan

d) Hasil pemasangan gambar pada screen dari proses coating kasa dengan zat peka cahaya dan proses afdruk (pemindahan motif ke screen).

VII. DISKUSI 7.1 Pembuatan gambar atau motif Motif yang dibuat pada praktikum ini adalah motif tunggal dan berulang (repeat). Untuk gambar tunggal, dipilih dengan motif yang tajam dan memiliki ukuran yang tidak terlalu kecil. Sebab, praktikum dilakukan dengan skala laboratorium, apabila terdapat motif yang sangat kecil dapat tersumbat oleh pasta cap. Sedangkan untuk motif repeat tidak diperkenankan motif yang dibuat akan memotong motif karena dapat menyebabkan adanya celah ditengah-tengah motif atau dapat menimbulkan penumpukan gambar (overlap).

Motif yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah motif

tunggal. Setelah itu, motif diseleksi menjadi beberapa warna untuk mengetahui berapa banyak screen yang akan digunakan. Pada praktikum ini, motif tunggal dibuat dengan minimal 3 warna. Sedangkan saat pemisahan hanya dipilih 2 warna saja. 7.2 Penghapusan screen Penghapusan screen dilakukan pada screen lama yang sudah tidak terpakai lagi. Penghapusan dapat dilakukan dengan syarat seperti motif yang digunakan sudah tidak terpakai lagi (out off date), rangka yang digunakan masih dalam keadaan baik tidak penyok (permukaannya datar), tidak kendor (tegangannya kuat dan ketika di pukul suara seperti gendang) dan screen tidak boleh bolong atau berlubang. Penghapusan dilakukan menggunakan kaporit dan NaOH dengan perbandingan 1:1 yakni 45 gram NaOH dan 45 gram kaporit lalu dilarutkan dalam 300 ml air. Apabila screen yang telah dibersihkan masih kotor maka perlu dilakukan pembersihan dengan menggunakan m3. 7.3 Pembuatan screen baru Screen baru dibuat dari kain tenun dari filamen poliester atau poliamida. Pemilahan jenis kain ini guna melihat ketahanan pakai apabila pencapan

menggunakan zat warna reaktif maka gunakaan jenis polimida hal ini karena poliamida lebih tahan alkali dibandingkan dengan poliester. Sedangkan untuk jenis poliester lebih tahan asam maka lebih cocok untuk pencapan zat warna asam. Pada praktikum screen baru dibuat dari jenis kain poliamida dengan nomor 14. kayu yang akan digunakan untuk screen telah direndam dahulu selama 20 menit agar lebih empuk pada saat pemasangan kasa.Selain itu terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti keteraturan pemasangan steples harus sama posisinya dari awal hingga akhir. Bila posisi steples miring maka semua sisi juga harus miring, dan bila posisi steples datar maka semua sisi harus datar. Selain posisi steples, pada saat pemasangan kain harus tegang dan kuat sehingga ketika dipukul screen akan bersuara seperti gendang. Penarikan screen dilakukan dengan posisi tegak, dengan menyambung ujung kain poliamida dengan kain yang lain agar penarikan lebih kuat dan stabil.

Pada saat pemasangan, kain ditarik dalam kondisi basah untuk mencegah terjadinya sobek kain. Apabila pemasangan telah selesai, dilakukan proses pencucian dengan menggunakan teepol hal ini untuk menghilangkan kotorankotoran yang ada pada screen. 7.4 Proses coating kasa dengan zat peka cahaya Proses coating dilakukan dengan menggunkan zat peka cahaya. Proses ini sebaiknya dilakukan pada ruangan karena zat peka cahaya dapat

teroksidasi dan cepat kering. Zat yang dipakai adalah diazol dan natrium bikromat perbandingan yang dipakai 1 botol diazol dan 1 botol natrium bikromat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada praktikum ini adalah pencampuran antara diazol dan natrium kromat harus benar-benar homogen hal ini agar pada saat coating screen tidak timbul bintik-bintik biru atau kuning atau bahkan terjadi perbedaan warna lapisan zat peka cahaya. Pelapisan zat peka cahaya ini tidak boleh tidak terlalu tebal dan tidak boleh terlalu tipis. 7.5 Proses afdruk (pemindahan motif ke screen) Pelapisan dengan zat peka cahaya harus dilakukan dengan merata dan tidak terlalu tebal ataupun tipis. Karena bila tidak rata maka motif yang dihasilkan akan berkurang ketajamannya dan begitu pula bila terlalu tebal zat peka cahaya akan sukar kering dan menjadi lembek serta ikut berpengaruh pada ketajaman motif. Penyinaran dilakukan setelah zat peka cahaya kering agar gambar tidak menempel. Agar proses afdruk lebih mudah maka kertas hvs yang berisi gambar diberi minyak kelapa agar menjadi transparan sehingga motif akan mudah berpindah ke screen. Pelapisan minyak kelapa pada kertas tidak boleh terlalu basah ataupun kering. Proses afdruk dilakukan selama 20 menit dengan cahaya lampu neon. 7.6 Proses penguatan (hardening) dan perbaikan (retusir) Untuk proses penguatan, kasa diberi zat hardening agar motif lebih kuat dan dapat dipakai dalam waktu yang lama. Proses pemberian zat penguat ini dilakukan pada bagian dalam kasa. Proses pengerjaan dilakukan pada ruangan terbuka dan ada sinar. Untuk proses perbaikan dilakukan proses pemeriksaan screen dan pemberian solati pada setiap sisi screen. Pada Proses pencapan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti penggunaan zat yang dipakai,kekentalan pasta cap,tekanan pada saat merakel,dan ketepatan untuk menempatkan posisi motif sehingga didapat hasil

motif yang baik.Pada proses pencapan evaluasi yang dilakukan

meliputi ketuaan warna,ketajaman motif,kekakuan kain,dan kerataan hasil pencapan.

VIII.

KESIMPULAN Pada praktikum dapat disimpulkan bahwa proses persiapan screen

dilakukan

dengan

pembuatan

baru/penghapusan screen lama

gambar/motif,

pemasangan

screen

proses coating zat peka cahaya, proses

afdruk/exposure, proses hardening dan retusir.

DAFTAR PUSTAKA Suprapto, Agus., dkk. 2006. Bahan Ajar Teknologi Pencapan 1. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Lubis, Arifin., dkk. 1998. Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Djufri, Rasjid., dkk. 1973. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan Pencapan. Bandung : Institute Teknologi Tekstil. Djufri, Rasjid., dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan Pencapan. Bandung : Institute Teknologi Tekstil.

Related Documents

Hapus Virus
August 2019 13
Pasang Surut
May 2020 18
Pasang Surut
July 2020 18
Berpasang-pasang
June 2020 15
Pasang Snaps Shots
December 2019 20

More Documents from "Moh. Mujib"