Vol .7 No. 2 Tahun 2018 Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu Sri Yunawati Abstrak
This research aims to examine the influence of competence and motivation on the audit quality of the inspectorate of the Rokan Hulu district, the general problem found in this research is the audit findings detected by the inspectorate apparatus as the internal government auditor, but found by the external auditor, ). Data were collected from questionnaires distributed from respondents. The independent variables are competence (X1) and motivation (X2), while the dependent variable is audit quality (Y). The data were analyzed by using multiple linear regression, and hypothesis test that is F test and t test. The result of the research in this research is that simultaneously by using F test, the competence and motivation of the auditor have an effect on the quality of audit. While partially using t test, auditor competence variables affect the quality of audits while auditor motivation does not affect the auditor's motivation. Keywords: Competence Auditor, Motivation Auditor, and Audit Quality PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan akuntanbilitas sektor publik terhadap terwujudnya goog governance semakin meningkat.Tuntutan ini sangat wajar, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi terjadi karena buruknya pengelolaan pememerintah. Akuntabilitas sektor pablikberhubungan dengan pihak transparansip dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.Sedangkan good governance menurut Word Bank didefenisikan sebagai penyelenggara manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab dan sejalan denga prinsip demokrasi dan pasar yang efeien, penghindaran alokasi dan pencegahan korupsi baik secara politis maupun administratif, menciptakan disiplin anggaran, serta menciptakan kerangka hukum dan politik bagi © 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
tumbuhnya aktivitas usaha (Mardiasmo, 2005) Menurut Mardiasmo (2005), terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerntahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan.Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekusif untuk menjamin bahwa system dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.Sedangkan pemeriksaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independen dan kompetensi propesional untuk memeriksa hasil kinerja pemerintah telah sesui dengan standar yang ditetapkan.
Vol .7 No. 2 Tahun 2018 Salah satu unit untuk melaksanakan audit/pemeriksaan terhadap pemerintahan daerah adalah inspektorat daerah, inspektorat daerah mempunyai tugas dan wewenang kegitan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Auditor internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksaan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo,2005). Fungsi auditor internal adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu oragnisasi untuk menguji mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu auditor internal juga diharapkan dapat lebih memberikan perbaikan efesiensi dan efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi, dengan demikian auditor internal pemeriksaan daerah memegang peranan yang sangat penting dalam proses terciptanya akuntabilitas dan trasparansi pengelolaan keuangan yang baik diderah. Peran dan fungsi inspektorat secara umum diatur dalam pasal 4 peraturan mentri dalam negri no 64 tahun 2007. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas dan pengawasan urusan pemerintahan, inspektorat provinsi, kabupaten/kota mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, perencanaan program pengawasan: kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan: ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Struktur organisasi Inspektorat Kota/Kabupaten terdiri dari Inspektur, Sekretariat, Inspektur Pembantu Wilayah, dan kelompok jabatan fungsional. Namun demikian, saat ini struktur kelompok jabatan fungsional belum sepenuhnya terisi karena masih minimnya jumlah pegawai pada Inspektorat Kabupaten .Dengan demikian, pelaksanaan tugas dan © 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
wewenang pemeriksaan dilakukan oleh seluruhpegawai pada Inspektorat Kabupaten. Kualitas audit yang dilakukan oleh aparat Inspektorat kabupaten saat ini masih menjadi sorotan, karena masih banyak temuan audit yang tidak terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal, tetapi ditemukan oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa Keuangan (2007) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) temuantemuan berupa ketidak patuhan terhadap peraturan perundangan-undangan, kecurangan serta ketidakpatuhan dalam pelaporan keuangan. Dengan adanya temuan BPK berarti kualitas audi masih lemah. Selain keahlian audit, seorang auditor juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar dapat memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanyatanpa ada pengaruh dari pihak yang berkepentingan (BPKP, 1998). Pernyataan standar umum kedua SPKN adalah: “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”. Dengan pernyataan standar umum kedua ini, organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun. Kompetensi dan independensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor untuk dapat melakukan audit yang baik.namun, belum tentu seorang auditor yang memiliki kedua
Vol .7 No. 2 Tahun 2018 hal dapat melakukan audit dengan baik. Sebagaimana dengan adanya motivasi maka seorang auditor akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata motivasi akan mendorong seseorang untuk berprestasi, komitmen terhadap terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimism yang tinggi. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk menelitian penelitian yang berjudul: ”Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah Kabupaten Rokan Hulu”. Untuk mengetahui bagaimana kinerja auditor inspektorat dalam mengaudit keuangan didaerah Rokan Hulu melalui penelitian saya apakah sama dengan kenerja pemerintah daerah lain. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah: 1. Bagaimana pengaruh kompetensi, dan motivasi auditor terhadap kualitas audit secara parsial? 2. Bagaimana pengaruh kompetensi dan motivasi auditor terhadap kualitas audit secara simultan? TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Audit AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam indah (2010) menyatakan bahwa “ kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Persepsi laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor”.
© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
Kualitas hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggung jawaban yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajiban yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Kualitas Audit menurut De Angelo mendefinisikan Kualitas Audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akanmenemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam system akuntansi kliennya. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas audit: a. Kompetensi Menurut SPAP tahun 2011, standar umum pertama menyebutkan bahwa kualitas audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b. Tekanan waktu Dalam setiap melakukan kegiatan audit, auditor akan menemukan kendala dalam menentukan waktu untuk mengatur hasil audit yang akurat dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Tekanan waktu yang sering dialami oleh auditor ini dapat berpengaruh terhadap kualitas audit karena auditor dituntut untuk menghasilkan hasil audit yang baik dengan waktu yang telah dijanjiakan dengan klien. c. Pengalaman kerja Pengalaman kerja yaitu melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas dengan pengalaman-pengalaman dalam praktik auditing. d. Etika
Vol .7 No. 2 Tahun 2018 Etika adalah suatu perinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat seabgai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang. e. Independensi Independensi menurut Arens dkk. (2008) berarti mengambil sudut pandang yang tidak biasa.Auditor tidak harus independensi dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independen dalam fakta ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak biasa sepanjang audit, sedangkan independen dalam penampilan adalah hasil dari interprentasi lain atas independensi. Kompetensi Pernyataan standar umum pertama dalam SPKN adalah: “Pemeriksa secara kolektifharus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan”. Dengan Pernyataan Standar Pemeriksaan ini semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut.Oleh karena itu, organisasi pemeriksa harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan, pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas pemeriksa untuk membantuorganisasi pemeriksa dalam mempertahankan pemeriksa yang memiliki kompetensi yang memadai. Standar umum pertama (IAI, 2011) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh sesorang yang lebih memilki keahlian danmpelatihan yang cukup sebagai auditor. Betapapun tingginya kemampuan seseorang dalam © 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditingini, jika ia tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing . Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu (Arens et al;2012). Menurut Tampubolon (2005) kompetensi dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan serta pengalaman yang memadai dalam melaksanakan audit. Dengan kata lain dapat disimpulkan yang menjadi indikator untuk mengukur tingkat kompetensi auditor adalah penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing, penguasaan terhadap obyek audit (entitas yang diperiksa), serta ada tidaknya program atau proses peningkatan keahlian. Menurut Arens (2012) kompetensi adalah kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang diperoleh melalui latar belakang pendidikan formal auditing dan akuntansi, pelatihan kerja yang cukup dalam profesi dan akan ditekuninya dan selalu mengikuti pendidikan-pendidikan profesi yang berkelanjutan. Seorang auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Menurut Reni (2010) dalam Yusuf (2014) menunjukkan bahwa indikator kompetensi untuk auditor terdiri atas : (1) Komponen pengetahuan, merupakan komponen yang penting dalam suatu kompetensi. Komponen ini meliputi
Vol .7 No. 2 Tahun 2018 pengetahuan terhadap fakta-fakta dan prosedur-prosedur. (2) Memiliki kompetensi lain seperti kemampuan berkomunikasi, kreatifitas, kerja sama dengan orang lain. (3) Keahlian yang menyangkut objek pemeriksaan. Mengamati objek dan membandingkan dengan standar yang berlaku, kemudian menarik kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut merupakan inti pekerjaan pemeriksaan. (4) Keahlian yang menyangkut teknik atau cara melakukan pemeriksaan. Seorang auditor harus memiliki kemampuan teknik atau cara melakukan pemeriksaan yang memungkinkan seorang auditor memperoleh informasi yang maksimal (kualitas dan kuantitas) tentang objek yang diperiksa dalam waktu yang terbatas. (5) Keahlian dalam menyampaikan hasil pemeriksaan Segala temuan, informasi dan data yang diperoleh dalam melaksanakan pemeriksaan harus disampaiakan seluruhnya kepada kepala pemerintahan dan pihak yang diperiksa. Untuk dapat menyampaikan hasil audit kepada kedua pihak tersebut diperlukan keahlian dan kemahiran berbahasa secara baik, benar, efisien, teliti, dan cermat melalui laporan hasil pemeriksaan (LHP). Berdasarkan pengertian dan penjelasan kompetensi dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor adalah kemampuan auditor dalam melaksanakan pemeriksaan dengan memiliki latar belakang pendidikan formal yakni bidang akuntansi yang ditempuh dalam perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor dan pelatihan teknis yang diperoleh dari pengalaman dalam bidang auditing.
© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
Pada penelitian terdahulu, Kharismatuti dan Hadiprajitno (2012) menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Demikian juga dengan hasil penelitian Winda, dkk (2014) menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi Auditor Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong sumber daya manusia dalam sebuah organisasi dalam membentuk goad congruence. Motivasi yang membuat auditor melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Motivasi juga membuat auditor meraih kepuasan (satisfaction) dalam pekerjaannya Kebanggaan atas apa yang telah dicapai sehingga menimbulkan rasa puas (satisfy), dapat pula disebut sebagai motivasi (puspitasari, 2005 dalam Albar, 2010). Sedangkan Robbins (2004), menyatakan motivasi adalah kesediaan untuk mengupayakan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Kebutuhan adalah suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil tertentu tampak menarik. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh kompetensi dan motivasi auditor auditor terhadap kualitas audit secara parsial. 2. Pengaruh kompetensi, dan motivasi auditor auditor terhadap kualitas audit secara simultan. Manfaat Penelitian
Vol .7 No. 2 Tahun 2018 Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi inspketorat kabupaten rokan hulu sebagai auditor internal dalam pelaksanaan audit. 2. Menambah referensi bagi peneliti selanjutnya sebagai penyempurna untuk penelitian-penelitian berikutnya. 3. Dapat menambahkan kontribusi bagi pengembangan ilmu di bidang audit. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh auditor Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yakni berupa hasil dari penyebaran kuesionar yang kepada seluruh auditor dengan indikator seperti pemahaman auditor terhadap lingkup yang akan di audit dan motivasi yakni kemauan atau keingin tahuan yang kuat oleh auditor. Adapun sumber data untuk mengumpulkan data tersebut diperoleh langsung dari seluruh auditor yang bertugas di kantor Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu. 4.4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif yakni memberikan gambaran kondisi
© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
data yang digunakan untuk setiap variabel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yakni hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,..,Xn) dan dependen (Y). Persamaan analisis regresi linier Berganda dalam penelitian ini adalah: Y = a +b1 X1+b2X2+e Keterangan: Y = Kualitas audit X1 = Variabel independen ( kompetensi auditor) X2 = Variabel independen ( motivasi auditor) b1 = Koefisien regresi kompetensi auditor b2 = Koefisien regresi objektivitas auditor e = error Pengujian Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Uji simultan (Uji F) dan Uji parsial (Uji t). (Susana Anita dan Winston Pontoh). Uji simultan (Uji F) Uji signifikn simultan yang sering disebut dengan uji F akan dilakukan untuk menguji bagaimana dari keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk melihat pengaruh tersebut dilakukan perbandingan antara F hitung dengan F tabel, dimana F hitung akan dilakukan menggunakan program SPSS. Dengan ketentuan sebagai berikut: Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, sedangkan Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Berikut hipotesis untuk uji simultan (Uji F)
Vol .7 No. 2 Tahun 2018 H0 = kompetensi dan motivasi auditor, secara simultan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit H1 = kompetensi dan motivasi auditor, secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.
Uji parsial (Uji t) Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Untuk melihat pengaruh tersebut dilakukan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, dimana t hitung akan dilakukan menggunakan program SPSS. Dengan ketentuan sebagai berikut: Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, sedangkan Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu SPSS maka diperoleh sebagai berikut: ANOVAb Model
Sum of Squares 1Regre 21,133 ssion Resid 16,467 ual Total 37,600
df 2
Mean Square 10,567
12
1,372
F 7,700
Sig. ,007a
14
a. Predictors: (Constant), Motivasi Auditor, Kompetensi Auditor b. Dependent Variable: Kualitas Audit Tabel 5.1 Dari tabel tersebut di atas diperolah nilai F hitung sebesar 7,700 dengan tingkat signifikansi 0,007. Maka dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel pada tingkat signifikasi sebesar 5% maka © 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
secara simultan dengan menggunakan uji F maka Kompetensi dan motivasi auditor secara berama-sama mempengaruhi kualitas audit.
Tabel 5.2 Uji t dengan Model Coefficients Coefficientsa Model
1
(Constant) Kompetens i Auditor Motivasi Auditor
Unstandardized Coefficients Std. B Error 2,298 7,142 ,585 ,156 -,006
,138
Standar dized Coeffici ents Beta ,747 -,009
t ,322 3,75 4
Sig. ,753 ,003
-,04 6
,964
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Dari tabel tersebut di atas dapat diperoleh nilai thitung untuk varibel kompetensi auditor sebesar 3,754 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,03. Yakni di bawah 5% yang artinya kompetensi auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan untuk variabel motivasi auditor diperoleh nilai thitung sebesar 0,046 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,964 yakni di atas 5% yang artinya motivasi auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara simultan dengan menggunakan uji F maka kompetensi dan motivasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan secara parsial dengan menggunakan uji t, variabel kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit sedangkan motivasi auditor tidak berpengaruh terhadap motivasi auditor.
Vol .7 No. 2 Tahun 2018 Saran Adapun saran yang yang dapat diberikan oleh penelitia adalah agar dapat menambah variabel lainnya bagi peneliti selanjutnya dan bagi objek penelitian agar lebih meningkatkan kompetensi auditor berupa pendidikan maupun pelatihan DAFTAR PUSTAKA
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Profesional Akuntan Publik. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Law,
Tjun Tjun. Dkk. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol. 4, No. 1 Mei 2012: 33-56
Anwar, Sanusi. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Arens, Alvin A, Randal J.E dan Mark S.B. 2008 Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegraasi. Jilid 1, Edisi Keduabelas. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Muh. Taufiq Efendy. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasiterhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo), tesis.Semarang.
Andayani Wulan. 2008. Audit Internal edisi 1. BPFE-Yogyakarta.
Mulyadi. 2011. Auditing. Buku 1., Edisi 6. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Cahyat, A. 2004. Sistem Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten. Pembahasan Peraturan Perundangan di Bidang Pengawasan. Governance Brief Number 3
Pusdiklatwas BPKP. 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Kelima.
Deddi
Nordiawan dan Ayuninghyas Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik jilid 1. Salemba Empat. Jakarta.
Elfarini, E.C. 2005. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi 3. BP Undip. Semarang IhyaulnUlum MD. 2012. Audit Sektor Publik edisi 1. Bumi Aksara,. Jakarta.
© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. 2017 Cetakan ke-25. Alfabeta:Bandung. Susana, Anita R dan Winston, Pontoh. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Laba Rugi Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Artikel Trinandari, Prasetya N. 2013. Pengaruh Ukuran Akuntan Publik, Pergantian Kantor Akuntan Publik, Spesialisasi Audit di Bidang Industri Klien dan Independensi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit Serta Implikasinya pada KUalitas Disclosure Laporan Keuangan (Survey pada KAP Terdafta pada BAPEPAMLK).Artikel Ilmiah. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung
Vol .7 No. 2 Tahun 2018
© 2018 The Authors. Published by Cano Ekonomos