Panduan PROSES SELEKSI OBAT DAN KESESUAIAN FORMULARIUM
Jl. Madya Kebantenan No 4, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing, Provinsi DKI Jakarta Telepon : 021 – 4412889, Email :
[email protected] Jakarta Utara 14130
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUANG LINGKUP
2
C. TUJUAN
2
BAB II KEGIATAN POKOK
3
A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
3
B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN (METODOLOGI
3.
-
KRITERIA MEMILIH OBAT
4
-
KRITERIA PENGHAPUSAN OBAT
5
-
TERMINOLOGI
5
C. SASARAN
7
D. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
8
E. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
8
F. PENCATAAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
8
BAB III PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Panduan Proses Seleksi Obat dan Kesesuaian Formularium” ini. Dalam penyusunan panduan ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penyusun tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian, penyusun berusaha sebisa mungkin menyelesaikan panduan meskipun tersusun sangat sederhana. Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara penyusun serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya panduam ini. Untuk itu penyusun mengucapakan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan panduan ini. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Penyusun mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Jakarta, 2 Januari 2018
dr. Netty Siahaan, M.K.M,MARS NIP. 196104241987112001
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan lain sering kali tergantung pada keefektifan penggunaan obat. Keragaman obat yang tersedia mengharuskan dikembangkannya suatu program penggunaan obat yang baik rumah sakit, guna memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik. Untuk kepentingan perawatan pasien yang lebih baik, rumah sakit harus mempunyai suatu program evaluasi pemilihan dan penggunaan obat yang obyektif di rumah sakit. Program ini adalah dasar dari terapi obat yang tepat dan ekonomis. Konsep sistem formularium adalah suatu metode untuk mengadakan program tersebut dan telah digunakan oleh berbagai rumah sakit beberapa tahun yang lalu.
Sistem formularium merupakan metode yang digunakan staf medik di rumah sakit yang bekerja melalui Komite Farmasi dan Terapi (KFT), mengevaluasi, menilai, dan memilih dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling berguna dalam perawatan pasien. Hanya obat yang dipilih demikian yang secara rutin tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Dengan demikian, sistem formularium adalah sarana penting dalam memastikan mutu penggunaan obat dan pengendalian harganya. Sistem formularium menetapkan pengadaan, penulisan, dispensing, dan pemberian suatu obat dengan nama dagang atau obat dengan nama generik apabila obat tersedia dalam dua nama tersebut. Keberhasilan
sistem
formularium
hanya
dapat
tercapai
bila
mendapat
persetujuan dari Komite Medik, Staf medisyang terorganisasi, anggota staf secara individu, dan berfungsinya Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang terorganisasi dengan baik. Kebijakan dan prosedur dasar yang menguasai sistem formularium harus tertera dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga atau dalam ketetapan dan peraturan staf medik. Hasil utama dari pelaksanaan sistem formularium adalah formularium rumah sakit, yaitu dokumen yang berisi kumpulan produk obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu akomodatif bagi kepentingan pasien dan staf profesional pelayan kesehatan, berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik di rumah sakit.
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
1
B. RUANG LINGKUP Tugas pokok Komite Farmasi dan Terapi (KFT) berdasarkan SK Direktur RSUD Cilincing nomor 42 Tahun 2016 adalah membantu Direktur RSUD Cilincing dalam pengelolaan obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai, sedangkan salah satu fungsi KFT sebagai mana tercantum dalam Surat Keputusan Direktur tersebut adalah menyusun formularium RSUD Cilincing, mengevaluasi dan merevisi setiap tahun, dengan memperhatikan usulan dari Staf Medik Formularium rumah sakit berperan sebagai koridor bagi pelaksana untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kaidah dan standar terapi yang berlaku. Oleh karena itu, Formularium RSUD Cilincing perlu direvisi secara berkala tidak hanya menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, tetapi juga didasarkan pada kajian pola penyakit dan kajian penggunaan obat serta berbagai kebijakan Kementerian Kesehatan.
C. TUJUAN a. Tujuan Umum : Formularium RSUD Cilincing disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit untuk menjamin ketersediaan obat, serta menjamin kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan bermutu bagi masyarakat.
b. Tujuan Khusus : 1. Menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat, paling efficacious, dan aman, dengan harga yang terjangkau. 2. Mendorong penggunaan obat secara rasional sesuai standar, sehingga pelayanan kesehatan lebih bermutu dengan belanja obat yang terkendali (cost effective) 3. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien kepada masyarakat. 4. Memudahkan perencanaan dan penyediaan obat di RSUD Cilincing dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
2
BAB II KEGIATAN POKOK
A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan Pokok : 1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis . 2. Kompilasi Usulan 3. Penyusunan draft daftar obat 4. Pembahasan draft 5. Finalisasi draft 6. Pengesahan
Rincian Kegiatan : No. 1.
Kegiatan
Pelaksana
Jadwal
Permintaan usulan obat
Ketua Komite
November 2017
secara tertulis kepada
Farmasi dan
seluruh Staf Medis .
Terapi
2.
Kompilasi Usulan
Sekretaris KFT
Desember 2017
3.
Penyusunan draft daftar obat
Sekretaris KFT
Desember 2017
4.
Pembahasan draft
Komite Farmasi
Januari 2018
dan Terapi 5.
Finalisasi draft
Sekretaris KFT
Februari 2018
6.
Pengesahan
Direktur RSUD
Maret 2018
CILINCING
B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN (METODOLOGI) Metodologi : 1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis (Staf Medis) 2. Kompilasi Usulan Pelaksana melakukan kompilasi usulan obat yang masuk dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi.
3. Penyusunan draft daftar obat Draft daftar obat disusun dengan sistematika sebagai berikut : Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
3
a. Daftar obat disusun berdasarkan kelas terapi b. Nama obat ditulis dengan nama generik c. Penulisan obat di dalam kelas terapi disusun secara alfabetis d. Pembahasan draft 4. Pembahasan draft dilakukan bersama oleh KFT. Usulan obat yang dibahas diutamakan pada usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang lengkap. Prinsip dasar pemilihan obat adalah efficacy, safety, dan economic evaluation. 5. Finalisasi draft Draft yang telah dibahas, difinalisasi untuk penyempurnaannya. 6. Pengesahan Diterbitkan Surat Keputusan Direktur RSUD Cilincing tentang Formularium.
Kriteria Pemilihan Obat : Pemilihan obat dalam Formularium RSUD Cilincing didasarkan atas kriteria berikut : 1. Mengutamakan penggunaan obat generik. 2. Jumlah obat dengan nama generik yang sama mengikuti rasio sebagai berikut : 1 (satu) obat generik; 1 (satu) obat original; dan 3 (tiga) obat me too. 3. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita. 4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas. 5. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan. 6. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan 7. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien 8. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung. 9. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada : a. Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data ilmiah b. Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling menguntungkan c. Obat yang stabilitasnya lebih baik d. Mudah diperoleh e. Obat yang telah dikenal 10. Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut : a. Obat hanya bermanfaat bagi pasien dalam bentuk kombinasi tetap b. Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih tinggi daripada masing-masing komponen
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
4
c. Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap merupakan perbandingan yang tepat untuk sebagian besar pasien yang memerlukan kombinasi tersebut d. Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) e. Untuk antibiotika kombinasi tetap, harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya. 11. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan di Rsud Cilincing, dengan harga yang terjangkau.
Kriteria Penghapusan Obat : 1. Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi. 2. Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga) bulan maka akan diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3 (tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan dari buku formularium. 3. Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.
Terminologi 1. Isi dan Format Formularium a. Satu jenis obat dapat digunakan dalam beberapa bentuk sediaan, dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan. b. Dalam Formularium RSUD Cilincing, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan kadang-kadang sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun berdasarkan nama obat. c. Satu jenis obat dapat tercantum ke dalam lebih dari 1 (satu) kelas atau sub kelas atau sub-subkelas terapi sesuai indikasi medis. 2. Tata Nama a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka digunakan International Nonproprietary Names (INN)/nama generik yang diterbitkan WHO. b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya : garam oralit. c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan masingmasing komponen zat berkhasiatnya disertai dengan kekuatan masingmasing komponen. Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
5
d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu sinonim, dituliskan di antara tanda kurung. 3. Pengertian dan Singkatan a. Pengertian (1) Bentuk Sediaan Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya : tablet salut enterik, injeksi intravena dan sebagainya. (2) Kekuatan Sediaan Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat dalam sediaan obat jadi. Untuk kekuatan sediaan dalam bentuk garam atau esternya, maka garam atau ester tersebut dicantumkan dalam tanda kurung, misalnya : ethambutol tablet 250 mg (hidroklorida). Sedangkan untuk kekuatan kandungan zat berkhasiatnya saja, maka nama garam atau ester yang ditulis dalam tanda kurung akan didahului dengan kata ‘sebagai’, misalnya : klorokuin tablet 150 mg (sebagai fosfat). (3) Kemasan Kemasan adalah wadah terkecil yang berhubungan langsung dengan obat. (4) Besar Kemasan Besar kemasan adalah jumlah satuan sediaan atau kemasan terkecil dalam satu kemasan standar, misal : kotak 100 vial
b. Singkatan amp bls btl gr ih inj inj i.k inj i.m inj i.v inj infltr inj p.v inj s.k kapl kaps kaps dlm minyak ktg ktk L lar lar ih mcg
: ampul : blister : botol : gram : inhalasi : injeksi : injeksi intrakutan : injeksi intramuskular : injeksi intravena : injeksi infiltrasi : injeksi paravertebral : injeksi subkutan : kaplet : kapsul : kapsul dalam minyak : kantong : kotak : liter : larutan : larutan inhalasi : microgram Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
6
mek mg ml serb inj sir sup susp tab tts
: miliekuivalen : miligram : mililiter : serbuk injeksi : sirup : supositoria : suspensi : tablet : tetes
SINGKATAN YANG DILARANG KERAS:
C. SASARAN Sasaran dari sistem formularium ini adalah tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal terhadap pasien melalui seleksi dan penggunaan obat yang rasional di RSUD Cilincing.
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
7
D. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN No. 1.
Kegiatan Permintaan
November
Desember
Januari
Februari
2017
2017
2018
2018
√
usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis
2.
Kompilasi
√
Usulan
3.
Penyusunan
√
draft daftar obat
4.
√
Pembahasan draft
5.
Finalisasi draft
6.
Pengesahan
√ √
E. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Penerapan Formularium RSUD Cilincing perlu dipantau dan dievaluasi secara kontinyu. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan Formularium RSUD Cilincing melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan Formularium RSUD Cilincing yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif. Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan meliputi : 1. Evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat formularium dan obat generik. 2. Pencatatan obat nonformularium yang sering diresepkan 3. Evaluasi perubahan harga obat formularium. 4. Pelaporan obat formularium yang sudah tidak diproduksi lagi. Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
8
BAB III PENUTUP Panduan Proses Seleksi Obat Dan Kesesuaian Formularium di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing ini disusun dengan harapan bisa mencapai target kualitas pelayanan kesehatan dengan derajat kualitas pelayanan superrior yang proffesioal, berpenampilan dan beretik serta mencapai derajat SPM setinggi-tingginya. Panduan Proses Seleksi Obat Dan Kesesuaian Formularium di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing ini diharapkan dapat menjadi acuan kerja bagi Bagian farmasi dalam kegiatan pelayanan kefarmasian sehari-hari dalam pengelolaan perbekalan dan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang baik. Pengelolaan perbekalan yang baik, efektif dan efisien akan mendorong penggunaan obat yang rasional di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing. Pengelolaan perbekalan farmasi yang baik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya pengobatan. Diharapkan dengan terlaksananya pengelolaan obat yang baik, akan berkontribusi terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing. Dalam pelaksanaanya, penerapan panduan ini tidaklah mudah karena banyak kendala yang dihadapi. Untuk keberhasilan pelaksanaan panduan Proses Seleksi Obat Dan Kesesuaian Formularium perlu kerjasama yang lebih erat antara staf farmasi dengan unit kerja lain yang terkait di lingkungan serta dukungan dari pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing.
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
9
DAFTAR PUSTAKA
1.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2.
Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3.
Keputusan Menkes RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
4.
Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
5.
Peraturan Pemerintah RI No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
6.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 58/2014 tentang Standar Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit.
Dokumen Akreditasi RSUD Cilincing
10