BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum bertujuan membangun, memperluas dan meningkatkan sistem fisik (teknis) dan non-fisik (kelembagaan, keuangan dan peran serta masyarakat) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat agar menjadi lebih baik. Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum seperti disebutkan di atas, termasuk upaya-upaya masyarakat memperoleh air minum melalui bangunan penampung air hujan. Pedoman penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum perlu disediakan mengingat kondisi geografis, topografis, geologis, dan sumber daya manusia di setiap wilayah berbeda.
Untuk daerah pedesaan yang kering pada musim kemarau, pada waktu hujan hanya sedikitdanpersediaanairtanahmenurun, akansulitsekaliuntukmendapatkanairminum. Pada musim kemarau sumur menjadi kering, debit sungai tinggi berubah menjadi rendah dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang memakan banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.
Masalah kebutuhan air minum dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkan. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan. Perlindungan Mata Air (PMA) adalah salah satu upaya dalam table1 penyediaan air minum untuk menjaga sumber air baku untuk air minum agar tidak mengalami perubahan baik
terhadap kuantitas maupun terhadap kualitas air dari mata air. Selain itu perlindungan ini diperlukan ditinjau dari aspek teknis, agar air yang keluar dari mata air tetap terjaga pada lokasi yang tetap dan terukur pengambilannya. Aspek non teknis yang diperlukan dalam operasi dan perawatan terhadap mata air agar tidak mengalami kerusakan sesuai dengan kearifan table.
Sesuai dengan maksud tersebut perlindungan mata air dilakukan sebagai upaya agar kesinambungan mata air pada kondisi tertentu dapat berlangsung dalam waktu yang lama, tetapi cara ini tidak menjadikan hal yang merugikan lingkungan sekitarnya. Pilihan dapat dilakukan dengan cara lain, sepanjang memberikan kemudahan dan manfaat bagi masyarakat dapat dipenuhi dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana table2 penampungan air hujan? b. Bagaimana table2 perlindungan mata air?
1.3 Tujuan Penulisan a. Mengetahui table2 penampungan air hujan. b. Mengetahui table2 perlindungan mata air.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Istilah dan Definisi a) air baku air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. b) air minum air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan. c) adukan (mortar) campuran dari bahan pengikat (semen), agregat halus, dan air dengan perbandingan tertentu. d) bahan tara pangan (food grade) bahan yang aman digunakan untuk wadah pangan. e) bak penyaring sarana untuk menyaring air hujan sebelum disimpan ke dalam bak penampung sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku. f) desinfektan bahan kimia yang digunakan untuk mematikan bakteri table3al. g) ferro semen dinding beton yang tipis dengan tulangan yang berlapis dari tulangan jenis diagonal berdiameter kecil (kawat ayam) dan kawat seng. h) kawat ayam anyaman kawat berlapis seng dengan bentuk anyaman heksagonal dengan lubang kotak tidak kurang dari 1 cm x 1,3 cm terikat kuat dan stabil dengan lilitan ganda sehingga dapat digunakan untuk lapis tulangan dinding.
2) kawat seng kawat baja berlapis seng yang terbuat dari karbon rendah yang dilapisi seng secara merata dan mengkilat. j) lantai dasar bagian dasar dari bak air. k) lantai kerja bagian dasar dari konstruksi yang berfungsi untuk meratakan permukaan dan menjaga kebersihan pekerjaan konstruksi di atasnya. l) lubang periksa sarana untuk memungkinkan orang dapat masuk ke dalam bak guna membersihkan atau memperbaiki bila terjadi kerusakan. m) mobil tangki air mobil tangki untuk mengangkut air minum dari SPAM dengan jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan ke terminal air dan/atau depo air minum isi ulang yang memenuhi syarat sebagai wadah makanan (bahan tara pangan/food grade). n) penampungan air hujan selanjutnya disebut PAH adalah wadah untuk menampung air hujan sebagai air baku, yang penggunaannya bersifat individual atau skala komunal, dan dilengkapi saringan. o) pemeliharaan kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara rutin dan berkala yang bertujuan untuk menjaga agar prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan kelangsungannya. p) pengoperasian rangkaian kegiatan mulai dari persiapan untuk melakukan operasi menjalankan table4 penyediaan air minum untuk menghasilkan air minum. q) penyediaan air minum kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. r) rehabilitasi
perbaikan sebagian unit SPAM bukan jaringan perpipaan yang perlu dilakukan agar SPAM dapat berfungsi normal kembali. s) table5 penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan selanjutnya disebut SPAM BJP merupakan satu kesatuan table5 fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, kelompok masyarakat, maupun komunal yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan tidak termasuk dalam table5 penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan. t) table5 penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan table5 fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum yang unit distribusinya melalui perpipaan dan unit pelayanannya menggunakan sambungan rumah/sambungan pekarangan, hidran umum, dan hidran kebakaran. u) talang rambu talang yang menampung air hujan dari atap. v) talang tegak talang yang menampung air hujan dari talang rambu. w) Penampungan Air Hujan Penampungan air hujan untuk penyediaan air minum/air bersih biasanya memanfaatkan suatu permukaan yang luas, seperti atap rumah yang miring table5a talang yang menampung air hujan dan disalurkan ke dalam tangki reservoir. Hujan pertama biasanya membawa kotoran yang ada pada atap, sehingga tidak dialirkan ke dalam tangki. x) Perlindungan Mata Air Perlindungan mata air adalah suatu bangunan penangkap mata air yang menampung air dari mata air. Walaupun mata air biasanya berasal dari air tanah yang terlindung, ada kemungkinan terjadi kontaminasi pada tempat penangkapan juga kontaminasi langsung terhadap mata air yang disebabkan oleh manusia atau binatang, harus dicegah melalui bangunan perlindungan.
2.2 Perencanaan PAH
2.2.1 Ketentuan umum Penyelenggaraan PAH harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. PAH harus dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman. b. Lokasi tempat PAH dipilih pada daerah-daerah kritis dengan curah hujan minimal 1.300 mm per tahun. c. Pelaksanaan konstruksi PAH harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. PAH dipasang di lokasi atau hanya di daerah rawan air minum e. Penempatan PAH harus dapat menampung air hujan dan/atau pada kondisi tertentu dapat menampung air minum dari PDAM yang didistribusikan melalui mobil tangki air/kapal tangki air. f. Adanya
partisipasi
masyarakat
setempat
dalam
pelaksanaan
pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan PAH. g. PAH dapat digunakan secara individual maupun kelompok masyarakat. h. Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau tidak boleh langsung ditampung. i. PAH harus kedap air.
2.2.2 Ketentuan Teknis 2.2.2.1 Komponen PAH No 1.
2.
Komponen
Tabel 2.1 Komponen Penampungan Air Hujan Fungsi
Bidang penangkap
Menangkap air hujan sebelum mencapai
Atap rumah terbuat dari
air
tanah
genting atau seng
Talang pembawa
air/
Mengumpulkan atau menangkap air hujan Talang dilengkapi dengan
(talang
yang jatuh pada bidang penangkap dan alat pengalih aliran untuk
rambu dantalang
mengumpulkan ke bak penampung
tegak) 3.
Keterangan
Saringan
mengatur arah aliran menuju bak penampung
Menyaring air hujan dari kotoran. Media
Diletakkan di atas bak
penyaring dapat berupa pasir dengan
penampung
kerikil/pecahan bata/marmer sebagai
sebelum kran.
penyangga.
dan/atau
No 4.
Komponen
Fungsi
Keterangan
Lubang periksa
Memberikan akses untuk masuk ke dalam Harus ditutup
(manhole)
bak penampung pada saat memperbaiki dan/atau membersihkan
5.
Bak penampung
Berfungsi sebagai reservoir/bak untuk Terbuat dari bahan ferro menampung air hujan dengan aman yang semen, pasangan bata, dikumpulkan sewaktu musim hujan atau drum besi, fiberglass dapat juga digunakan untuk menampung reinforced plastic (FRP) air bersih yang didistribusikan melalui mobil tangki air/kapal tangki air. Air ini akan dimanfaatkan hanya sebagai air minum. Dengan adanya PAH ini diharapkan kebutuhan air minum keluarga akan terjamin pada musim kemarau.
6.
Pipa masukan
Mengalirkan air ke dalam bak penampung.
7.
Pipa peluap
Meluapkan air hujan yang melebihi
Harus ditutup dengan
kapasitas penampung dan berfungsi
kasa nyamuk
sebagai pipa udara/ventilasi. 8.
Kran pengambil air Untuk mengeluarkan atau mengambil air dari bak penampung bagi konsumen.
9.
Kran/pipa penguras Untuk jalan air ke luar saat menguras PAH.
10.
Saluran
Untuk menyalurkan air buangan agar PAH
pembuangan
tetap bersih dan kering.
Pipa udara
Untuk mengeluarkan gas-gas yang
11.
terlarut dalam air hujan. 12.
Lantai
Tempat bangunan PAH dan tempat aktifitas mengambil air.
Kapasitas bak penampung Kapasitas bak penampung ditentukan berdasarkan: a. Tinggi curah hujan minimal 1.300 mm per tahun. b. Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan luas satu atap rumah). c. Kebutuhan pokok pemakaian air (10–15) L/orang/hari. d. Jumlah hari kemarau. e. Jumlah penduduk terlayani.
2.2.2.2 Komponen media penyaring Ketentuan komponen media penyaring adalah sebagai berikut: a. Pasir dengan ketebalan (300-400) mm, ukuran diameter efektif (0,30-1,20) mm, koefisien keseragaman (1,2-1,4) mm, dan porositas 0,4. b. Kerikil dengan ketebalan 200-350 mm dan diameter (10-40) mm.
2.2.3 Rehabilitasi a. Perbaiki dinding PAH jika terjadi kebocoran atau keretakan, dengan cara: 1) Tambal dengan lapisan mortar cement jika reservoir terbuat dari ferro semen 2) Tambal dengan lapisan resin jika reservoir terbuat dari FRP b. Ganti talang table8al dengan yang baru jika terjadi kebocoran atau kerusakan
2.3 Pengertian PMA a) Bangunan PMA (Penangkap Mata Air) adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata air terhadap pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak penampung. b) Aliran artesis terpusat adalah mata air yang terjadi karena adanya tekanan hidrolis dan pemunculan air ke permukaan tanah secara terpusat. c) Aliran artesis tersebar adalah mata air yang terjadi karena adanya tekanan hidrolis dan pemunculan air ke permukaan tanah secara tersebar. d) Aliran artesis table8al adalah mata air yang terjadi karena tekanan hidrolis dan pemunculan air ke permukaan tanah melalui celah tegak lurus lapisan kedap air.
e) Aliran gravitasi kontak adalah mata air yang terjadi akibat terhalang lapisan kedap air sehingga air naik ke permukaan.
2.3.1 Persyaratan PMA a) Bentuk PMA tidak mengikat, disesuaikan dengan topografi dan situasi lahan b) Bangunan PMA diusahakan berbentuk elips bersudut tumpul atau empat persegi panjang c) Pipa keluar (Pipa Out Let) pada bak pengumpul dari bangunan PMA (Penangkap Mata Air) tidak boleh lebih tinggi dari muka air asli sebelum dibangun PMA.
2.3.2 Fungsi PMA Tabel 2.2 Fungsi dan Komponen Bangunan Perlindungan Mata Air No Komponen Fungsi 1 Bangunan penangkap air o mengumpulkan air dari mata air o melindungi airdaripencemaran 2 Lubang pelimpah o mengalirkan kelebihan air yang ada di dalam bak pelindung mata air 3 Lubang masuk o memasukkan air dari mata air ke bak penangkap 4 Lubang keluar o mengalirkan air dari bak penangkap air ke bak penampung atau ke jaringan distribusi 5 Manhole o pergantian udara o jalan masuk manusia dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan bak bagian dalam
2.3.3 Bentuk dan Tipe Bentuk PMA tidak mempunyai ketentuan yang tetap dan mengikat, disesuaikan dengan kondisi sebaran air yang keluar dan topografi lingkungan setempat, tetapi diusahakan mempunyai bentuk tertentu untuk memudahkan perencanaan dan perawatan PMA itu sendiri. Type bangunan PMA bergantung pada kondisi arah aliran keluar yang dibagi menjadi : a) Tipe IA : Arah aliran artesis terpusat; b) Tipe IB : Arah aliran artesis tersebar; c) Tipe IC : Arah aliran artesi vertical; d) Tipe ID : Arah aliran artesis gravita;si e) Tipe IIA : Berdasarkan volume bak penampung.
2.3.4 Komponen PMA Komponen PMA terdiri dari : a) Bangunan penangkap; b) Bak penampung; c) Saluran Air hujan; d) Pipa Udara; e) Pipa peluap; f) Pipa penguras; g) Lubang periksa; h) Pipa keluar; i) Alat ukur debit.
2.3.5 Fungsi Komponen PMA a) Penangkap mata air berfungsi untuk menangkap dan melindungi air dari pencemaran. b) Bak penampung berfungsi menampung air yang ditangkap dan dikumpulkan. c) Saluran air hujan berfungsi untuk mengalirkan air hujan supaya tidak masuk ke dalam bangunan penangkap dan bak pengumpul. d) Saluran udara berfungsi untuk melepas gas dan mengatur kualitas udara di dalam Bangunan pengambilan dan bak pengumpul. e) Saluran peluap berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan kapasitas bak pengumpul. f) Pipa penguras berfungsi untuk membersihkan bak penampung g) Pipa keluar untuk mengeluarkan air dari bak pengumpul melalui pipa transmisi h) Alat ukur debit untuk mengetahui debit air yang keluar dari PMA.
2.3.6 Kekuatan Struktur Kekuatan struktur yang harus dipenuhi untuk pembuatan bangunan perlindungan mata air sebagi berikut : a) Bangunan penangkap bagian luar kedap terhadap air dan tahan longsor b) Bak penangkap harus kedap air, permukaan bak licin dan tertutup
c) Lantai saluran drainase harus kedap air
2.3.7 Perlindungan PMA Perlindungan yang diperlukan terhadap PMA harus dilakukan sejak awal perencanaan pembangunan PMA. Hal ini jika tidak dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan akan memberikan dampak yang besar pengaruhnya terhadap fungsi bangunan PMA. Beberapa hal yang harus di perhatikan pada saat perencanaan yaitu : a) Elevasi permukaan air awal sebelum PMA di Bangun b) Daerah tangkapan air hujan yang mempengaruhi mata air c) Kapasitas pengambilan jika dengan menggunakan pompa d) Perubahan vegetasi pada daerah tangpan air hujan dihulu mata air.
2.3.8 Upaya Perlindungan PMA a) Pada Saat Perencanaan (1) Tentukan Elevasi muka air awal, menjadi muka air maksimum pada bangunan pengambilan. Sehingga pengaruh pengambilan air dari PMA harus tidak mempengaruhi permukaan air awal. Jika permukaan air awal elevasinya di lampaui karena pengaruh adanya banguan pengambilan dan perlakuan adanya bangunan maka aliran air sebahagian secara bertahap akan melalui titik terendah dan menyesesuaikan kembali dengan elevasi awal. (2) Tentukan dan Perkirakan semaksimal mungkin daerah tangkapan air hujan yang mempengaruhi mata air. Daerah tangkapan air (captive area) hujan adalah sebagai area yang menyeimbangkan pasokan air yang mengalir dari mata air dan air hujan yang meresap ke dalam tanah. (3) Tentukan bentuk dan ukuran PMA, lengkapi dengan saluran air hujan. Besaran bangunan penangkap air bergantung pada sebaran mata air yang akan di kumpulkan dan diambil, bangunan dapat membentuk saluran pengumpul maupun bak bila sumber berada terpusat membentuk mata air. (4) Amankan semua lokasi tangkapan air. Pengaman lokasi tangkapan air dimaksud adalah dapat berupa pelestarian vegetasi yang terdapat di bagian hulu mata air,
diluar bangunan PMA. Pelestarian vegetasi ini sangat penting bagia pasokan dan kesinambungan aliran air, lebihlebih pada area yang mempunyai curah hujan tinggi. b) Pada Saat Bangunan PMA Sudah ada (1) Ketahui elevasi muka air awal dan sesuaikan dengan muka air pada PMA. Jika melebihi MA awal maka pipa keluar/pengambilan harus disesuaikan dengan kondisi MA awal. Debit pengambilan perlu disesuaikan dengan kapasitas mata air awal. (2) Buat pipa pelimpah (overflow) pada ketinggian dibawah muka air awal. Untuk mengantisipasi permukaan air tetap pada posisi yang aman, jika melampaui muka air awal maka mata air dapat berpindah pada zona yang lebih rendah. (3) Buat saluran drainase agar air hujan tidak masuk ke dalam bangunan dan bercampur dengan air bersih dan tidak terjadi pencemaran. (4) Buat pagar pengaman disekitar PMA. Dengan pemagaran bangunan dan daerah tangkapan air hujan sehingga keseimbangan potensi sumber air dari PMA dapat bertahan dalam waktu yang lama. (5) Buat pengamanan daerah tangkapan air di bagian hulu PMA. Melaui pelestarian vegetasi yang banyak tumbuh disekitar kawasan tangkapan air dengan luasan perkiraan yang memungkinkan.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan a. Penampungan air hujan untuk penyediaan air minum/air bersih biasanya memanfaatkan suatu permukaan yang luas, seperti atap rumah yang miring ke arah talang yang menampung air hujan dan disalurkan ke dalam tangki reservoir. Hujan pertama biasanya membawa kotoran yang ada pada atap, sehingga tidak dialirkan ke dalam tangki. Komponen PAH terdiri dari bidang penangkap air, talang air, saringan, manhole, bak penampung, pipa pemasukan, pipa meluap, kran pengambil air, pipa penguras, saluran pembuangan, pipa udara , dan lantai. b. Perlindungan mata air adalah suatu bangunan penangkap mata air yang menampung air dari mata air. Walaupun mata air biasanya berasal dari air tanah yang terlindung, ada kemungkinan terjadi kontaminasi pada tempat penangkapan juga kontaminasi langsung terhadap mata air yang disebabkan oleh manusia atau binatang, harus dicegah melalui bangunan perlindungan. Komponen PMA
terdiri dari bangunan penangkap, bak
penampung, saluran air hujan, pipa udara, pipa peluap, pipa penguras, lubang periksa, pipa keluar dan alat ukur debit.
3.2 Saran Dalam penyusunan makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
Sarbini, Atang., 2014., Modul Sosialisasi dan Dimensi Standar Pedoman dan Manual Penampungan Air Hujan., Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Balitbang Kementrian Pekerjaan Umum., Bandung.
Setyawaty, Lya Meilany dan Fitrijani Anggraini., 2014., Modul Sosialisasi dan Dimensi Standar Pedoman dan Manual Perlindungan Mata AIr., Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Balitbang Kementrian Pekerjaan Umum., Bandung.
LAMPIRAN
Gambar 1. PAH dari ferro semen
Gambar 2. Denah PAH dari pasangan bata
Gambar 3. Potongan A-A PAH dari pasangan bata
Gambar 4. Denah PAH dari FRP
Gambar 5. Potongan A-A PAH dari FRP