Laporan Tugas 4 Kelompok 1.docx

  • Uploaded by: wilda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Tugas 4 Kelompok 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,363
  • Pages: 38
LAPORAN TUGAS 3 MATA KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh: Ratna Trimulyani

1609045001

Wilda Qolbiatul Ma’rifah

1609045002

Galih Alif Rosyadi

1609045028

Annisa Yasmin

1609045043

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2019

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai memiliki peran yang sangat penting bagi siklus hidrologi, kemampuannya menjaga dan menjadi tempat untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir sebagai sumber kehidupan menjadi jaminan yang akan menyatukan komponen biotik dan abiotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Adanya Daerah Aliran Sungai yang terawat dapat meminimalisirkan kerusakan alam karena lingkungannya yang terjaga. Perawatan tiap DAS dapat berbeda tergantung kondisi tiap DAS tersebut. Perawatan DAS yang maksimal akan memberikan manfaat yang maksimal pula bagi kehidupan masyarakat seperti tetap stabilnya aliran sungai yang mengalir dengan adanya bendungan yang menjadi bangunan untuk menahan air yang berlebih ketika musim hujan tiba. Perawatan dan pemanfaatan DAS ini dapat dimaksimalkan apabila didukung dengan adanya pemetaan DAS yang baik sehingga memudahkan untuk perawatan dan pemanfaatannya.

SIG adalah perangkat lunak yang menyediakan fasilitas-fasilitas untuk berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi perangkat lunak lainnya hingga dapat bertukar data secara dinamis baik melalui fasilitas OLE (dengan aplikasi comtainer OLE) maupun driver ODBC (untuk mengakses basis data remote).Selain itu, SIG juga banyak diimplementasikan dalam bentuk komponen-komponen dalam perangkat lunak yang dapat digunakan kembali oleh para pengguna yang menginginkan tampilan peta-peta digital (terutama dalam format vector). Pada aplikasi pada kemampuan dan kualitas tampilan standard.

Berbagai studi telah dilakukan mengenai DAS. Salah satunya adalah untuk mendukung analisis kondisi dan pemanfaatan sumber daya air berkaitan dengan pengolahan DAS. Digital Elevation Model (DEM) satelit pengindraan jarak jauh yang digunakan untuk mendapatkan data spasial bukanlah hal yang buruk, karena dapat memudahkan pengembang untuk memetakan sebuah lokasi, tetapi tetap memiliki kekurangan. Pengumpulan data juga sebaiknya dilakukan secara manual yaitu melakukan pengumpulan data dari dinas terkait dan

tidak hanya mengunakan Digital Elevation Model (DEM) satelit pengindraan jarak jauh, agar titik lokasi dan kondisi bahan penelitian bisa diketahui dengan akurat.

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Web ini diharapkan mampu membantu dalam perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan pengembangan sumber daya yang terdapat di DAS. Sistem ini dibangun dengan fitur untuk memetakan batas DAS, memetakan jaringan sungai induk dan sungai kecil, memetakan titik rawan banjir sepanjang aliran sungai, panjang genangan banjir dan lokasi bendungan yang terdapat di kabupaten sehingga memudahkan pemerintah dalam memantau dan melakukan pengambilan keputusan terkait pengolahan DAS di daerah terkait. Pemerintah juga dapat mengembangkan sumber daya yang terdapat di DAS daerah terkait berdasarkan kondisi georafis DAS tersebut.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui cara kerja dan metode kerja dalam aplikasi GIS b. Untuk mendapat informasi berbasis keruangan (spasial) DAS wilayah tertentu. c. Untuk mengetahui pemetaan DAS tertentu dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah daerah yang di batasi oleh punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan di tampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungaisungai kecil menuju sungai utama Seyhan, (1990). DAS juga dapat diartikan sebagain suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004 tentang pengelolaan sumbr daya air).

Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas dan kualitas yang baik terutama bagi orang di daerah hilir, alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada DAS akan dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir. Peraturan Pemerintah No 37 tahun 2012 menyatakan bahwa Pengelolaan DAS merupakan upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktifitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan (Seyhan, 1990).

Pengelolaan DAS Bertujuan untuk mencegah kerusakan (mempertahankan daya dukung) dan memperbaiki yang rusak (pemulihan daya dukung) perencanaan dan pengelolaan DAS harus mengintegrasikan faktor- faktor biofisik sosial ekonomi dan kelembagaan untuk mencapai kelestarian berbagai macam penggunaan lahan di dalam DAS yang secara teknis aman dan tepat, secara lingkungan sehat, secara ekonomi layak dan secara sosial dapat diterima masyarakat. Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan dan lahan yang ditempatkan pada kerangka Daerah Aliran Sungai. Rehabilitasi mengambil posisi untuk mengisi kesenjangan ketika sistem perlindungan tidak dapat

mengimbangi hasil sistem budidaya hutan dan lahan, sehingga terjadi deforestasi dan degradasi sungsi hutan dan lahan. Rehabilitasi lahan merupakan suatu usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai unsur perlindungan alam dan lingkungannya (Seyhan, 1990).

Karakteristik DAS dapat diartikan sebagai gambaran spesifik sebuah DAS yang di cirikan oleh parameter-parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, hidrologi, geologi, tanah, vegetasi, tata guna lahan dan manusia, menurut (Seyhan,1990). DAS dibagi menjadi menjadi 3 perwilayahan yang utama yaitu pertama DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. Kedua, DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. Ketiga, DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah (Utomo, 2004).

Keberadaan sektor kehutanan di daerah hulu yang terkelola dengan baik dan terjaga keberlanjutannya dengan didukung oleh prasarana dan sarana di bagian tengah akan dapat mempengaruhi fungsi dan manfaat DAS tersebut di bagian hilir, baik untuk pertanian, kehutanan maupun untuk kebutuhan air bersih bagi masyarakat secara keseluruhan. Rentang panjang DAS yang begitu luas baik secara administrasi maupun tata ruang, dalam pengelolaan DAS diperlukan adanya koordinasi berbagai pihak terkait baik lintas sektoral maupun lintas daerah secara baik. Pentingnya menjaga kelestarian ekosistem DAS perlu dilakukan untuk menjaga sistem tataguna lahan, hidrologis pengairan di sekitar DAS, serta adanya rehabilitasi hutan dan lahan di harapkan mampu mengurangi lahan kritis sebagai dampak degradasi lahan dan alih fungsi lahan di daerah DAS. Pengetahuan tentang prosesproses hidrologi yang berlangsung dalam ekosistem DAS bermanfaat bagi pengembangan sumberdaya air dalam skala DAS (Utomo, 2004).

2.2 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Menurut sumber lain GIS adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi, atau dengan kata lain suatu GIS adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus, 2000).

Sedangkan menurut Ardiansyah (2013), Sistem Informasi Geografis adalah suatu Sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference).Disamping itu, GIS juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan GIS otomatis telah menggunakan computer sebagai system pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi

Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, GIS sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). GIS sebagai sistem berbasis komputer yang

digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan (Barus, 2000).

Data-data yang diolah dalam GIS pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya (Ardiansyah, 2013).

BAB 3 PEMBAHASAN

1. Buka catalog kemudian cari file sesi2 dan drag file kmdemnasU

2. file kmdemnasU yang telah di drag

3. klik save file

4. klik project setup dan pilih data management

5. karena data masih menunjukkan null, maka perlu di input data

6. cara menginput data yaitu dengan mengklik preprocessing dan klik fill sinks

7. beri nama output hydro DEM dengan km01_.tif kemudian klik OK

8. bukti screenshoot fill sink completed

9. klik kembali preprocessing kemudian klik flow direction

10. beri nama output flow direction grid dengan km02_.tif kemudian klik OK

11. bukti screenshoot flow direction completed

12. klik kembali preprocessing dan klik flow accumulation

13. beri nama output flow accumulation dengan km03_.tif kemudian klik OK

14. bukti screeenshoot flow accumulation completed

15. klik kembali preprocessing kemudian klik stream definition

16. beri nama output stream definition dengan km04_.tif kemudian klik OK

17. bukti screeenshoot stream definition completed

18. klik kembali preprocessing kemudian klik stream segmentation

19. beri nama output stream segmentatiom dengan km05_.tif kemudian klik OK

20. bukti screeenshoot stream segmentation completed

21. klik kembali preprocessing dan klik catchment grid delineation

22. beri nama output catchment grid delineation dengan km06_.tif kemudian klik OK

23. bukti screenshoot catchment grid delineation completed

24. klik kembali preprocessing kemudian klik catchment grid polygon, beri nama output catchment polygon processing dengan km07_.tif dan klik OK

25. bukti screenshoot catchment polygon processsing completed

26. klik kembali preprocessing kemudian klik drainage line processing

27. beri nama output drainage line processing dengan km08drline_ kemudian klik OK

28. bukti screenshoot drainage line processing completed

29. klik kembali preprocessing kemudian klik adjoint catchment processing

30. beri nama output adjoint catchment processing dengan km09cat_ kemudian klik OK

31. bukti screenshoot adjoint catchment processing completed

32. klik project setup kemudian klik data management

33. semua data telah terinput dari fillsink hingga adjoint catchment processing dan klik OK

34. klik project setup dan pilih start new project

35. beri nama project area denga projectarea dan project point dengan projectpoint kemudian klik OK

36. beri nama project name dengan karangmumus01_ dan beri nama description dengan test_ dan pada project data location pilih inside mainview geodatabase kemudian klik OK

37. bukti screenshoot start new project completed kemudian klik OK

38. zoom in pada bagian DAS sungai karang mumus

39. klik add project points

40. klik add project point kemudian letakkan pada pertemuan antara batas DAS. maka akan muncul project point for karangmumus01_ lalu pada beri nama pada point name dengan muarakarangmumus_ dan klik OK

41. klik project setup dan klik generate project

42. klik yes pada generate project

43. buka HMS processes isi subbasin-loss method dengan SCS, isi subbasin-transform method dengan SCS, isi subbasin-baseflow method dengan none dan isi river-route method dengan muskingum cunge dan klik OK

TANAH 1. klik insert dan klik data frame untuk memulai data baru kemudian drag Tanah_U.shp

dari catalog ke frame

2. klik kanan pada layer subbasin319 kemudian klik open attribute table maka akan muncul tabel dengan data yang sudah diinput kemudian klik tabel dan klik add field

3. kemudian beri nama pada kolom name dengan HSG dan kolom type dengan text. isi length dengan angka 8 dan klik OK

4. klik kanan pada kolom HSG dan klik field calculator isi kolom HSG dengan “B” pada baris dystropepts, isi “D” pada baris tropaquepts dan klik OK

5. hasil kolom HSG telah terisi

6. drag file TLahan _U.shp ke frame

7. klik kanan pada layer TLahan_U kemudian klik open attribute table

8. kemudian akan muncul tabel, dan klik kanan pada menu tabel dan pilih joins and relates dan klik join

9. isi kolom nomor 1 dengan pl16_id , isi kolom nomor 2 dengan LEGENDS dan isi kolom nomor 3 dengan kode PL. pada join options pilih keep all records dan klik OK

10. berikut adalah data excel legenda_perubahanTLahan

11. kembali ke argcgis kemudian klik kanan pada kolom PL2016 dan pilih field calculator

12. isi TLahan_U.PL2016 dengan cara memilih LEGEND Penutupan Lahan pada fields kemudian klik OK

13. klik tabel lalu pilih joins and relate kemudian pilih remove join(s) dan klik LEGEND$

14. kemudian akan muncul nama-nama kawasan pada kolom PL2016

15. klik pada menu tabel kemudian pilih ada field

16. kemudian akan muncul kolom select by Attributes

17. Pada kolom select from TLahan_U WHERE isi dengan PL2016 = ‘Bandara /Pelabuhan’ OR ‘’PL2016’’ = ‘Pemukiman’’ OR ‘’PL2016’’ = ‘Pertambangan’’ OR ‘’PL2016’’ = ‘Tanah Terbuka’

18. Klik kanan pada kolom kelas PL2016 pada table kemudian pilih Field Calculator

19. Isi pada kolom kelasPL dengan ‘’2’’, kemudian klik OK, maka tabel kelasPL pada kolom pemukiman akan terisi 2

Related Documents


More Documents from "ogespaiki"