PAKET PENYULUHAN HIDRONEFROSIS DI RUANG 20 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
PKRS RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG 2019
LEMBAR PENGESAHAN HIDRONEFROSIS DI RUANG 20 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Tanggal 29 Maret 2019
Oleh :
1. Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi D-IV Keperawatan Lawang 2. Mahasiswa Dharma Husada Kediri
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
(
Pembimbing Lahan
)
(
)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan
: Hidronefrosis
Sasaran
: Keluarga Pasien di Ruang 20
Hari/tanggal
: Jumat, 29 Maret 2018
Waktu
: 10.00 – 10.30 WIB (30 menit)
Tempat
: Di Ruang 20 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
I.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga
dapat memahami penyakit hidronefrosis. II.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah dilakukan penyuluhan keluarga klien dapat : 1. Mengetahui konsep penyakit hidronefrosis
III.
SASARAN Keluarga Klien di Ruang 20 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
IV.
MATERI (Terlampir) 1. Konsep Hidronefrosis
V.
VI.
VII.
METODE
Ceramah
Tanya Jawab
MEDIA
Leaflet
Video
KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Terstruktur
Peserta hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di 20 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan di lakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
Peserta Antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
VIII.
No 1.
Keluarga pasien mengetahui tentang penyakit hidronefrosis
Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang.
KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu 3 menit
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Pembukaan
Membuka kegiatan dengan mengucap
Menjawab salam
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan diberikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya dan
salam
2.
15 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang:
1. Konsep penyakit hidronefrosis
Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
menjawab pertanyaan yang diajukan
3.
10 menit
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah di berikan, reinforcement kepada keluarga pasien yang dapat menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan
4.
2 menit
Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas
Mendengarkan
peran serta peserta
IX.
Mengucapkan salam dan penutup
PENGORGANISASIAN
Moderator : Pemateri : Fasilitator
:
Notulen dan Observer Dokumentasi :
Menjawab salam
DOKUMENTASI (POLKESMA LAWANG)
LCD – FASILITATOR (FK-UB)
FASILITATOR (FK-UB) (MODERATOR)
POLKESMA PEMATERI (POLKESMA)
AUDIENCE NOTULEN (POLKESMA/LAWANG) NOTULEN (POLKESMA LAWANG) DOKUMENTASI (POLKESMA LAWANG)
HIDRONEFROSIS
1.
DEFINISI Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat. Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal. Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.
2.
ETIOLOGI
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureter dan pelvis renalis): a. Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi b. Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah c. Batu di dalam pelvis renalis
Penekanan pada ureter oleh: -jaringan fibrosa - arteri atau vena yang letaknya abnormal - tumor. Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih: a.
Batu di dalam ureter
b.
Tumor di dalam atau di dekat ureter
c.
Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan
d.
Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
e.
Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
f.
Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
g. Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya h. Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat pembesaran prostat, peradangan atau kanker i. Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera j. Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi ureter. Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter. Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan ureter mungkin tetap agak melebar. Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi kerusakan yang menetap.
3. PATOFISIOLOGI Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak. Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu yang terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria lansia , penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus. Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsialataupun intermitten
mengakibatkan
terjadinya
akumulasi
urin
di
piala
ginjal.
Sehinggamenyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketikasalah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu.
4. MANIFESTASI KLINIS Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akutdapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maja disuria,menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuriamungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti: 1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium). 2. Gagal jantung kongestif. 3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi). 4. Pruritis (gatal kulit). 5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit). 6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan. 7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang. 8. Amenore, atrofi testikuler.
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSA Dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama jika ginjal sangat membesar. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik ini. Beberapa prosedur digunakan utnuk mendiagnosis hidronefrosis: · USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih · Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal · Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung. Gambaran radiologis dari hidronefrosia terbagi berdasarkan gradenya. Ada 4 grade hidronefrosis, antara lain : a. Hidronefrosis
derajat
1.
Dilatasi
pelvis
renalis
tanpa
dilatasi
kaliks.
Kaliks
berbentuk blunting, alias tumpul. b. Hidronefrosis
derajat
2.
Dilatasi
pelvis
renalis
dan
kaliks
mayor.
Kaliks berbentuk flattening, alias mendatar. c. Hidronefrosis derajat 3. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Tanpa
adanya penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol. d. Hidronefrosis derajat 4. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta
adanya penipisan korteks Calices berbentuk ballooning alias menggembung
6. PENATALAKSANAAN Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab darihidronefrosis (obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsiginjal.Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomiatau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa urindalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satufungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapatdilakukan Pada hidronefrosis akut: - Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit). - Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu. Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan ujungujungnya disambungkan kembali. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa. Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda. Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi: – terapi hormonal untuk kanker prostat - pembedahan - melebarkan uretra dengan dilator. Berikut adalah jenis dan langkah nefrostomi A. Drainase Nefrostomi Selang nefrostomi dimasukkan langsung ke dalam ginjal untuk pengalihan aliran urin temporer atau permanen secara percutan atau melalui luka insisi. Sebuah selang tunggal atau selang nefrostomi sirkuler atau U-loop yang dapat tertahan sendiri dapat digunakan. Drainase nefrostomi diperlukan utuk drainase cairan dari ginjal sesudah pembedahan, memelihara atau memulihkan drainase dan memintas obstruksi dalam ureter atau traktus
urinarius inferior. Selang nefrostomi dihubungkan ke sebuah system drainase tertutup atau alat uostomi.
B. Nefrostomi Perkutaneus Pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari ureter yang tersumbat, membuat suatu jalur pemasangan stent ureter, menghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur, menutup fistula, memberikan obat, memungkinkan penyisipan alat biopsy bentuk sikat dan nefroskop atau untuk melakukan tindakan bedah tertentu. Daerah kulit yang akan dinsisi dipersiapkan serta dianestesi, dan pasien diminta untuk menarik nafas serta menahannya pada saat sebuah jarum spinal ditusukkan ke dalam pelvis ginjal. Urin diaspirasi untuk pemeriksaan kultur dan media kontras dapat disuntikkan ke dalam system pielokaliks.Seutas kawat pemandu kateter angografi disisipkan lewat jarum tersebut ke dalam ginjal. Jarum dicabut dan saluran dilebarkan dengan melewatkan selang atau kawat pemandu. Selang nefrostomi dimasukkan dan diatur posisinya dalam ginjal atau ureter, difiksasi dengan jahitan kulit serta dihubungkan dengan system drainase tertutup.
7. PROGNOSIS Pembedahan pada hidronefrosis akut biasanya berhasil jika infeksi dapat dikendalikan dan ginjal berfungsi dengan baik. Prognosis untuk hidronefrosis kronis belum bisa dipastikan.