Nama Mahasiswa : Imelta Agata Krawing AT
OPINI MENGENAI AKSESBILITAS / MODE TRANSPORTASI PARIWISATA BERDASARKAN JURNAL MEDIA WISATA MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERWISATA Mata Kuliah : Perencanaan Transportasi Wisata Dosen Pengampu : Hari Rachmadi SE.MM
Sektor transportasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perkembangan dan pertumbuhan usaha/industri kegiatan pariwisata yanag merupakan fasilitas yang menghubungkan wisatawan dari tempat tinggalnya menuju ke destinasi dan meski dalam perkembangannya moda transportasi semakin di mudahkan dan berupaya mempersingkat waktu, dalam proses perpindahan wisatawan ternyata muncul adanya berbagai macam keinginan seperti wisawatan yang juga memilih moda transportasi yang berjalan lambat, atau ingin secara rombongan pula individual, hingga yang banyak tantangan, maka terciptalah moda transportasi sesuai dengan keinginan wisatawan dengan berbagai macam pilihan yang dapat mendorong permintaan wisatawan antara lain, moda transportasi yang tersedia atau yang dapat digunakan dalam perjalanan wisata meliputi 3 kategori yaitu transportasi darat (ground transportation) , Perairan (water based transportation) , dan udara (air transportation) namun ketiga kategori ini dapat di uraikan lagi seperti transportasi darat dapat di bagi menjadi moda transportasi darat untuk jarak dekat (seputaran tempat tinggal), jarak sedang (seputaran kota) , dan moda transportasi darat jarak jauh (perjalanan antar kota/negara). kemudian moda transportasi perairan menyesuaikan dengan jenis perairannya seperti kapal laut , perahu sungai, rawa-rawa, danau, waduk dan penyeberangan bahkan dalam perkembangan keragaman transportasi perairan ini telah dikenal objek wisata tirta hingga olahraga air tertentu yang menjadi obyek daya tarik wisata, sedangkan moda transportasi udara meliputi pesawat kecil & besar tergentung dengan jarak yang akan ditempuh dan kondisi wilayah yang akan di tuju. Banyaknya moda transportasi yang dapat digunakan dalam kegiatan pariwisata ini mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan berwisata seperti dalam jurnal “Model Pengampilan Keputusan Berwisata” yang ditulis oleh Hari Rachmadi,SE.MM(http://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS/article/view/179/109) dijelaskan
bahwa “proses pengambilan keputusan wisatawan berlangsung dalam beberapa tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pra-pembelian, pilihan dan pembelian dan evaluasi
pasca
pembelian
tergantung
pada
keputusan
waktu,
keputusan
anggaran,frekuensi dan keputusan lama tinggal, keputusan jenis destinasi dan pilihan destinasi dan transportasi.” Dan Jika dikembalikan pada tahap pengambilan keputusan didalam
jurnal
ini
dijelaskan
wisatawan
mencari
informasi
menggunakan
internet/teman/keluarga/kenalan terkait destinasi dan moda transportasi yang akan ditempuh dengan infromasi waktu dan anggaran biaya yang akan di gunakan hingga alternatif lainnya terkait perjalanan wisata yang akan diputuskan sehingga perjalanan yang memiliki peran memindahkan wisatawan ke tempat tujuan ini memiliki peran besar dalam pengambilan keputusan. “Dalam
model
perilaku
wisata
sedikit
tidak
biasa
bahwa
pencarian
infromasi,evaluasi alternatif, dan pembelian dikelompokkan bersama. Dalam kasus city tour orang terlibat dalam tiga kegiatan itu secara bersama-sama dengan cara serampangan. Dalam beberapa kasus, evaluasi alternatif dilewati dan orang langsung ke tahap pembelian. Dalam situasi lain, orang mencari informasi dan mengevaluasi alternatif secara bersamaan sebelum membeli. Tidak diragukan lagi kehadiran internet adalah salah satu alasan utama dalam pola pengambilan keputusan. Orang bisa mencari informasi penawaran,mengevaluasi dan membuat pemesanan, hanya dengan beberapa klik .Pra-keputusan merupakan aliran proses kritis dari rangsangan untuk membuat keputusan mencakup: Preferensi,keputusan dan pembelian. Proses preferensi mencakup: proses filterisasi stimulus,perhatian,pembelajaran, dan kriteria pilihan. Keputusan ini menghasilkan kecenderungan psikologis dalam hal niat ke arah tindakan pembelian preferensi dan keputusan mengarah pada tindakan membeli paket untuk tujuan liburan(Hari Rachmadi.2016 :405).” sehingga kurang lebihnya kebutuhan dalam model mengambil keputusan berwisata ini dapat dipahami ialah menyesuaikan kondisi,tujuan, dan latar belakang wisatawan berimprovisasi sesuai keinginan dan kebutuhan wisatawan. Dijelaskan pula dalam jurnal yang sama bahwa setiap keputusan dipengaruhi oleh keadaan pribadi misalnya masalah keuangan, komitmen pekerjaan, tanggung jawab rumah tangga serta nilai-nilai konsumsi akan mempengaruhi perilaku pilihan dan pembelian wisatawan yaitu, nilai fungsional, sosial, kondisional, emosional, dan nilai-nilai epistemik. Dimana setiap atau semua nilai-nilai konsumsi hingga daya dorong yang berbeda bagi karakter wisatawan pschocentric dan wisatawan allosentric
dapat mempengaruhi keputusan hal ini juga akan terkait dengan transportasi yang akan ditempuh contoh saja jika seorang allocentric akan lebih menyukai perjalanna yang memiliki tantangan sedangkan psychocentric mungkin akan memilih perjalanan yang biasa saja dan mementingkan aman, kenyamanan serta biaya yang murah. Dan sisi lain yang saya temukan mengenai moda transportasi dalam model keputusan berwisata yang diputuskan untuk dibeli ini merupakan bagian penting tidak hanya disebabkan oleh hal diatas namun juga karena dapat disebut sebagai atraksi wisata karena memiliki kemampuan sebagai suatu daya tarik dan menentukan seluruh pengalaman wisatawan yang terkait pula dengan penjelasan didalam kesimpulan jurnal diatas yaitu memberikan efek terhadap kepuasan wisatawan dimana efek perjalanan positif akan menghasilkan kepuasan, niat pembelian ulang dan niat pemahaman karakteristik keputusan perjalanan tertentu seperti kebutuhan istirahat atau lainnya memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi marketer dalam rancangan bangun program dan strategi pemasaran pariwisata.
Sumber: Hari Rachmadi.2016.MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERWISATA.Jurnal Media wisata vol.14No.02 .STP AMPTA YOGYAKARTA, http://amptajurnal.ac.id/ [ diakses pada 27 februari 2019]