Onel Pcd Faringitis.docx

  • Uploaded by: Zhafirah Bojonegoro
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Onel Pcd Faringitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,685
  • Pages: 19
MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING DAN DISPENSING SWAMEDIKASI “FARINGITIS”

Oleh : Onelia Istighfarin Syahrani

(1920374155)

KELAS PCD B

PROGRAM PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXVII UNIVERSITAS SETIA BUDI

2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Nyeri tenggorokan atau faringitis memang merupakan penyakit yang sering diderita oleh

pasien pada umumnya. Terkadang faringitis juga disertai dengan gejala flu yang lain seperti demam, sakit kepala, pilek dan batuk. Namun penyakit ini dapat dikenali dengan pemeriksaan tenggorokan pasien. Pada pemeriksaan ini ditemukan peradangan pada daerah faring dengan tanda berupa kemerahan serta ditemukannya pembesaran pada kelenjar limfe regional sekitarnya. Permasalahan faringitis diperparah dengan keadaan pasien yang sulit menelan, bahkan tidak bisa makan. Keadaan ini tentu akan mengurangi asupan makanan yang bergizi ke tubuhnya yang pada gilirannya akan mempengaruhi proses penyembuhan. Namun, pada penderita faringitis yang disebabkan oleh virus akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pasien hanya diberikan obat simptomatis untuk mengurangi penderitaannya karena kesakitan menelan dan gejala flu lainnya. Sebaliknya bila faringitis disebabkan oleh bakteri, baru diperlukan antibiotika yang adekuat untuk membunuh bakteri jahat tersebut.Untuk lebih jelasnya kita akan membahas mengenai anatomi dan fisiologi faring dan kemudian kita akan membahas tentang faringitis. Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40−60%), bakteri (5−40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena faringitis. Anak-anak dan orang dewasa umumnya mengalami 3−5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis. Faringitis merupakan penyebab utama seseorang absen bekerja atau sekolah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Faringitis akut merupakan salah satu klasifikasi dalam faringitis. Faringitis akut adalah suatu penyakit peradangan tenggorok (faring) yang bersifat mendadak dan cepat memberat. Faringitis akut dapat menyerang semua umur. Faringitis akut dapat disebabkan oleh viral, bakteri, fungal dan gonorea. Penyebab terbanyak radang ini adalah kuman golongan Streptococcus β hemoliticus, Streptococcus viridians dan Streptococcus piogenes. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti virus influenza dan adenovirus. Faringitis akut dapat menular melalui kontak

2

dari sekret hidung dan ludah (droplet infection) dari orang yang menderita faringitis (Rusmarjono dan hermani, 2007). 1.2

Rumusan Masalah 1. Bagaimana Definisi Faringitis ? 2. Bagaimana Etiologi dari Faringitis ? 3. Bagaimana Patofisiologi dari Faringitis ? 4. Bagaimana Manifestasi Klinis ? 5. Klasifikasi faringitis ? 6. Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan dari Faringitis ?

3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1

Definisi Faringitis Faringitis adalah inflamasi atau peradangan pada faring, yakni salah satu organ di dalam

tenggorokan yang menghubungkan rongga belakang hidung dengan bagian belakang mulut. Dalam kondisi ini, tenggorokan akan terasa gatal, nyeri, dan sulit menelan.. Oleh karena itu, faingitis secara luas mencakup tonsilitis, nasofaringitis, dan tonsilofaringitis. Faringitis merupakan respon inflamasi terhadap patogen yang mengeluarkan toksin. Faringitis juga bisa merupakan gejala dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti penyakit flu. Faringitis akut merupakan peradangan tenggorok yang paling sering terjadi. Faringitis akut berat sering disebut sebagai strep thoat, karena pada umumnya disebabkan oleh sreptokokus (Rahajoe, Nastiti, 2008:288).

2.1.1 Faringitis akut Faringitis akut adalah inflamsi febris tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir 70 %. Streptokokus grup A adalah organisme bakteri paling umum yang berkenaan dengan faringitis akut, yang kemudian disebut sebagai “strep throat ”.Tanda dan gejala faringitis akut termasik membran mukosa sangat merah dan tonsil berwarna kemerahan; folikel limpoid membengkak dan dipenuhi dengan eksudat; dan pembesaran serta nyeri tekan nodus limfe servikal. Demam, malaise, dan sakit tenggorok juga bisa timbul. Serak, batuk, dan rinitis bukan hal yang tidak umum. Faringitis disebabkan oleh bakteri yang lebih virulen seperti strepsokukus grup A adalah penyakit yang lebih parah selama fase akut, dan jauh lebih penting selama insiden

4

dari bahaya kompliksai Komplikasi ini termasuk sinusitis, otitis media, abses peritonsilar, mastoiditis, adenitis servikal, demam reumatik, dan nefritis (Rusmarjonno dan hermani, 2007). 2.1.2 Faringitis kronis Faringitis kronis, adalah radang tenggorokan yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu: a. Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane mukosa b. Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama (membrane tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut) c. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring (Rusmarjonno dan hermani, 2007)

2.2

Etiologi Faringitis Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,

termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononucleosis atau HIV.Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumonia.Ini disebabkan karena daya tahan tubuh yang lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak disertai dengan vitamin bisa menolong.

5

Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang yang menderita faringitis.Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh, konsumsimakanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan. Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara droplet infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit ini dapat sebagai permulaan penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza, pnemonia, parotitis , varisela, arthritis, atau radang bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas yaitu: rinitis akut, nasofaringitis, laryngitis akut, bronchitis akut. Kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior (lateral band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler. Sedangkan faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atropi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring. 1. Bakteri 

Bakteri Strptokokus group A, C dan G



Bakteri Arcanobacterium haemolyticum



Bakteri Yersinia enterocolitica

2. Virus Herpes simplex 1 dan 2 3. Mycoplasma pneumoniae 4. Rinitis kronis 5. Sinusitis 6. Iritasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol 7. Inhalasi uap yang merangsang mukosa faring pada pekerja labortorium 8. Infeksi 9. Daerah yang berdebu 10. Orang yang biasa bernafas melalui mulut,karena hidung tersumbat (Departemen Kesehatan, 2007).

6

2.3

Patofisiologi Faringitis Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung

menginvasi mukosa faring dan akan menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman akan menginfiltrasi lapisan epitel, lalu akan mengikis epitel sehingga jaringan limfoid superfisial bereaksi dan akan terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemis, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Pada awalnya eksudat bersifat serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan keadaan hiperemis, pembuluh darah dinding faring akan melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu akan didapatkan di dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau yang terletak lebih ke lateral akan menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal (Bailey, 2006; Adam, 2009). Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan extracelullar toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Streptococcus ß hemolyticus group A memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada miokard dan dihubungkan dengan demam reumatik dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan glomerulonefritis akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen antibodi (Bailey, 2006; Adam, 2009).

7

2.4

Manifestasi Klinis Faringitis Pada awal penyakit, penderita mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan. Sakit kepala adalah keluhan yang biasa. Suhu badan sedikit meningkat, eksudat pada faring menebal. Eksudat ini sulit untuk dikeluarkan, dengan suara parau,usaha dari mengeluarkan dahak dari kerongkongan dan batuk. Dan keparauan ini sering terjadi jika proses peradangan mengenai laring. Ia diikuti oleh demam panas, sakit kepala, bengkak dan kelenjar di leher membesar. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak yang berumur di antara 4 - 11 tahun. Dinding faring kemerahan dan menjadi kering, gambaran seperti kaca dan dilapisi oleh sekresi mucus. Jaringan limfoidpun tampak biasanya tampak merah dan membengkak. Faringitis mempunyai karakteristik yaitu demam yang tiba-tiba, nyeri tenggorokan, nyeri telan, adenopati servikal, malaise dan mual. Faring, palatum, tonsil berwarna kemerahan dan tampak adanya pembengkakan. Eksudat yang purulen mungkin menyertai peradangan. Gambaran leukositosis dengan dominasi neutrofil akan dijumpai. Khusus untuk faringitis oleh streptococcus gejala yang menyertai biasanya berupa demam tiba-tiba yang disertai nyeri tenggorokan, tonsillitis eksudatif, adenopati servikal anterior, sakit kepala, nyeri abdomen, muntah, malaise, anoreksia, dan rash atau urtikaria

8

2.5

Klasifikasi Faringitis

2.5.1 Faringitis Akut 1. Faringitis viral Dapat disebabkan oleh Rinovirus, Adenovirus, Epstein Barr Virus (EBV), Virus influenza, Coxsachievirus, Cytomegalovirus dan lain-lain. Gejala dan tanda biasanya terdapat demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit menelan. Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis. Virus influenza, Coxsachievirus dan Cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat. Coxsachievirus dapat menimbulkan lesi vesikular di orofaring dan lesi kulit berupa maculopapular rash. Pada adenovirus juga menimbulkan gejala konjungtivitis terutama pada anak. Epstein bar virus menyebabkan faringitis yang disertai produksi eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali. Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual dan demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah. 2. Faringitis bakterial Infeksi Streptococcus ß hemolyticus group A merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%). Gejala dan tanda biasanya penderita mengeluhkan nyeri kepala yang hebat, muntah, kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat dipermukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal dan nyeri apabila ada penekanan. Faringitis akibat infeksi bakteri Streptococcus ß hemolyticus group A dapat diperkirakan dengan menggunakan Centor criteria, yaitu : 

Demam



Anterior Cervical lymphadenopathy



Eksudat tonsil



Tidak adanya batuk



Tiap kriteria ini bila dijumpai di beri skor satu. Bila skor 0−1 maka pasien tidak mengalami faringitis akibat infeksi Streptococcus ß hemolyticus group A, bila skor 1−3 maka pasien memiliki kemungkian 40% terinfeksi Streptococcus ß hemolyticus 9

group A dan bila skor empat pasien memiliki kemungkinan 50% terinfeksi Streptococcus ß hemolyticus group A (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). 3. Faringitis fungal Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring. Gejala dan tanda biasanya terdapat keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan. Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis. Pembiakan jamur ini dilakukan dalam agar sabouroud dextrosa. 4. Faringitis gonorea Hanya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital. 2.5.2 Faringitis Kronis 1. Faringitis kronik hiperplastik Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata, bergranular. Gejala dan tanda biasanya pasien mengeluh mula-mula tenggorok kering dan gatal dan akhirnya batuk yang bereak. 2. Faringitis kronik atrofi Faringitis kronik atrofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring. Gejala dan tanda biasanya pasien mengeluhkan tenggorokan kering dan tebal serta mulut berbau. Pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering 2.6

Pencegahan dan Pengobatan Faringitis Faringitis bakteri yang tidak diobati dapat sembuh dengan sendirinya dalam 3-7 hari. Bila faringitis bakteri diberi antibiotik pada 1-2 hari pertama, masa penyembuhan dan masa penularan akan menjadi lebih pendek. Faringitis virus akan sembuh dalam 1 minggu, lamanya tergantung sistem kekebalan tubuh. a) Obat antibiotik, seperti Penicillin, atau dapat digantikan dengan erythromycin, tetrasiklin, cephalosporin selama 10 hari walaupun sign and symptoms telah berkurang 5-7 hari. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-250 mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari). Bila alergi penisilin dapat diberikan 10

eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2 tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin. b) Obat anti piretik and analgesik, seperti Aspirin, acetaminophen dan codein sulfate. c) Patient with dry thorat and distress cough, pemberian antittusive and inhalation. d) Oral hygiene, mouth care, and liquid intake 2500 mL/day untuk memberikan rasa segar, mencegah kekeringan dan pecah-pecah pada bibir klien. e) Bila ada peradangan, diberikan antiradang untuk tenggorokan seperti dequalinium klorida f) Vitamin diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh Karena hampir seluruh kasus disebabkan oleh virus, maka antibiotik biasanya tidak diperlukan. Infeksi oleh virus (misalnya: batuk-pilek, radang tenggorokan) sama sekali tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya, tubuh akan melawan dengan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik yang berlebihan justru akan merugikan karena akan membuat menjadi resisten dan antibiotik menjadi tidak mempan untuk melawan infeksi saat dibutuhkan, terutama pada anak-anak. Hanya untuk kasus yang disebabkan bakteri saja antibiotik diperlukan. 

Paracetamol Nama: Paracetamol atau Acetaminophen Merk terkenal: Panadol Nama generik: Asetaminofen, Parasetamol

11

Sediaan: 

Tablet 325 mg, 500 mg



Kaplet: 325 mg, 500 mg, 650 mg



Kapsul: 500 mg

 Sirup oral (diminum) atau sediaan cair: 160 mg per 5 ml Penggunaan dan Dosis Paracetamol Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang (mulai dari sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, sakit punggung, osteoartritis, atau nyeri karena flu dan batuk) dan untuk menurunkan panas. Dosis anlagesik dewasa: Untuk orang dewasa, dianjurkan untuk mengonsumsi paracetamol 1-2 tabletsebanyak 500 miligram hingga 1 gram tiap 4-6 jam sekali dalam 24 jam. Cara penggunaan Obat Paracetamol Obat diminum langsung secara peroral (ditelan). Ikuti semua petunjuk produk. Jika Anda tidak yakin dengan informasi yang tercantum di penggunaan, konsultasikan dengan dokter atau ahli farmasi. Peringatan: Keterlibatan ginjal Kerja obat yang lebih lama dan penurunan dosis dapat diguakan pada pasien dengan gangguan ginjal berat (dengan kadar CrCl <30 mL/menit) 12

Keterlibatan hati Hati-hati penggunaan asetaminofen pada pasien dengan penyakit hati Efek samping 

Perdarahan gastrointestinal



Hepatotoksisitas



Gagal hepar

Penggunaan obat pada ibu hamil Obat dapat melewati plasenta, namun aman pada setiap fase kehamilan jika digunakan dalam jangka pendek. Keamanan untuk kehamilan: Kategori B. 

Degirol 

Nama: Degirol



Kelas Terapi: Obat yang Bekerja Pada Tenggorokan » Lozenges dan Spray



Monografi Obat: Dequalinium Klorida



Indikasi Degirol Indikasi obat degirol bersifat antiseptik. Beberapa masalah atau gangguan pada tenggorokan dan mulut bisa diatasi dengan menggunakan obat degirol. Pasien atau konsumen yang memiliki sakit dan radang tenggorokan, radang mulut, dan infeksi pada selaput lendir mulut bisa menggunakan obat degirol



Kontraindikasi Degirol

13

Obat degirol tidak bisa diberikan kepada anak-anak dengan usia di bawah 10 tahun, meskipun berupa tablet hisap. Kandungan obat degirol yakni dequalinium klorida tidak cocok untuk anak-anak yang masih belum memiliki metabolisme sempurna. Jika Anda 

menderita penyakit diabetes, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter. Bentuk Sediaan Degirol Monografi dari obat degirol adalah dequalinium klorida. Obat degirol juga memiliki kandungan lain yaitu sukrosa dan glukosa yang membuat tersedia dalam bentuk tablet hisap. Jadi, obat degirol pastinya dikonsumsi dengan cara dihisap. Tablet hisap dari obat degirol memiliki kekuatan 0,25 mg pada kemasannya.



Dosis Degirol Setiap obat pasti memiliki dosis atau batas konsumsi. Dosis degirol untuk satu hari adalah 1 tablet setiap 3 hingga 4 jam sekali. Janganlah minum obat degirol melebihi dosis. Batas maksisum penggunaan dosis degirol adalah 8 tablet sehari. Apabila Anda minum lebih dari 8 hari maka Anda bisa mengalami overdosis.



Efek Samping Degirol Efek samping degirol sudah pasti ada bagi pasien atau konsumen yang menggunakannya lebih dari dosis yakni melebihi 8 tablet sehari. Selain itu, para pasien yang memiliki alergi atau hipersensitivitas terhadap kandungan degirol juga akan merasakan beberapa efek samping alergi. Efek samping obat degirol juga bisa menimbulkan iritasi, sehingga menyebabkan rasa nyeri pada tenggorokan, mulut, lidah dan bibir. Efek samping degirol juga bisa membuat lidah menjadi sakit dan sensitisasi.

Non-Farmakologi

:

Pasien dapat melakukan beberapa langkah sendiri untuk mengurangi keluhan faringitis, diantaranya : 1) Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi 2) Makan makanan yang berkuah dan hangat 3) Berkumur dengan air garam (1 sendok teh garam dicampur dengan 200 ml air hangat) 4) Menggunakan pelembab udara 5) Banyak istirahat sampai daya tahan tubuh benar-benar pulih.

14

Untuk mencegah terjadinya faringitis dan mencegah penularan terhadap orang lain, maka pola hidup bersih dan higenies perlu ditingkatkan, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain : 1) Hindari penggunaan alat makan dan minum secara bergantian tanpa dicuci 2) Hindari paparan yang terlalu sering dengan orang yang sedang menderita faringitis 3) Menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan pada saat batuk dan bersin 4) Rajin mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan setelah batuk. Apabila tidak ada sabun, dapat membersihkan tangan menggunakan hand-sanitizer yang mengandung alkohol. 5) Berhenti merokok Hindari paparan asap rokok, asap kendaraan, dan polusi udara.

15

BAB III SWAMEDIKASI KASUS Kasus : Seorang ibu umur 50 tahun datang ke Apotik dengan keluhan bila menelan tenggorokan terasa sakit, badan panas, kepala pusing dan tengorok bagian dalam memerah. Dan sudah sakit selama 3 hari. Ibu tersebut mempunyai riwayat sakit maag. Sehingga ibu ini ke apotek untuk membeli obat di apotik tanpa resep dokter dan bisa konsultasi sama Apoteker. Dialog Swamedikasi : Suatu sore, seorang Ibu datang ke apotek untuk membeli obat Nurul Apoteker Nurul Apoteker Nurul Apoteker Nurul Apoteker Nurul Apoteker Nurul

Apoteker Nurul Apoteker Nurul Apoteker Nurul Apoteker Nurul

: Selamat sore bu. : Selamat sore juga Ibu, perkenalkan saya onelia selaku apoteker yang bertugas di apotek ini. Ada yang bisa saya bantu? : Begini bu, saya mau beli obat. : Oh iya bu, saya boleh meminta waktunya sebentar untuk menanyai terkait informasi yang saya butuhkan untuk pemilihan obat ibu ? : Boleh bu : Silahkan duduk bu. Kalau saya boleh tau saya berbicara dengan ibu siapa ya? : Saya nurul : Saya boleh minta data alamat dan nomer telepon ibu untuk kelengkapan data pasien di apotek? : Boleh bu. Nama lengkap Nurul Safitri, umur 32 tahun. No HP | 085237628208. Saya tinggal di Jalan Agung Selatan No.20 Mojosongo : Ibu tadi mau beli obat untuk keluhan sakit apa ya? : Ini loh kalau menelan tenggorokan terasa sakit sama tenggorokan bagian dalam memerah, trus saya merasa badan saya panas, kepala pusing, dan sakit kepala sudah selama 3 hari ini. : Apakah ibu sudah memeriksakan ke dokter sebelumnya? : Belum pak. Belum sempat ke dokter. Saya mau beli obat di Apotek dulu, soalnya sakit sekali, aktivitas saya jadi terganggu. : Selama 3 hari ini untuk menangani keluhan ibu apakah menggunakan obatobatan atau tindakan lain? : Saya cuman minumin air hangat aja : Apakah akhir-akhir ini ibu istirahatnya cukup? : Saya sibuk rapat sana sini : Apakah biasanya ibu makannya tertaur? : Kadang suka telat kalua lagi sibuk kerja 16

Apoteker Nurul Apoteker Nurul Apotekr Nurul Apoteker

Nurul Apoteker Nurul Apoteker

: Apakah ibu punya riwayat penyakit yang pernah dialami? : Iya bu, saya ada maag tapi gitu kambuhnya kalau saya lagi sibuk sama telat makan : Apakah ibu punya alergi makanan, obat, debu, atau perubahan cuaca? : Sejauh ini gak ada bu : Apakah saat ini ibu sedang menggunakan obat seperti vitamin atau suplemen? : Ga ada bu : Saya rasa informasi yang saya butuhkan sudah cukup, Jadi gini Ibu saya rekomendasikan obat Paracetamol untuk pusing dan demam yang ibu rasakan dan Degirol untuk nyeri pada tenggorokan ibu. Oh iya bu,apakah ibu punya obat maag? : Saya punya obat maag pak. Oh, itu harganya berapa bu? : Paracetamol harganya Rp 9.000 kalau degirol Rp 10.000 Total harganya Rp.19.000 Ibu. Gimana? Mau diambil? : Iya pak, saya ambil ya (sambil menyerahkan uang) :Terima kasih Ibu, tunggu sebentar ya saya ambilkan obatnya.

Setelah beberapa saat, Apoteker keluar dengan membawa obat Apoteker

Nurul Apoteker

Nurul Apoteker

: Jadi ibu saya rekomendasi 2 jenis obat yang pertama Panadol isinya Paracetamol ibu dapat 1 strip isinya 10 kaplet ini untuk gejala demam dan pusing yang ibu rasakan diminum 3 kali sehari setelah makan kalau ibu sudah sembuh bisa dihentikan. Lalu yang kedua Degirol, ibu dapat 1 strip isinya 10 tablet ini untuk radang dan sakit pada tenggorokan ibu diminum 4 kali sehari kalau ibu sudah sembuh bisa dihentikan. Degirol ini seperti permen hisap itu buk. Jadi penggunaannya nanti dihisap saja seperti ibu makan permen. Rasanya juga enak buk nanti digunakan 4 kali sehari ya, bisa pagi,siang, sore dan malam. Efek samping yang mungkin dapat dirasakan itu mual muntah, sakit perut, kembung. Kalau degirol mungkin sakit pada lidah saja buk. Tapi jarang dirasakan terjadi. Apakah ada yang ingin ditanyakan? : Cukup jelas : Oh iya buk, ibu kan punya riwayat maag. Kalau bisa nanti minum obat maagnya sebelum makan, terus obat-obat ini setelah makan ya. Apakah masih ada lagi yang ingin ditanyakan? : Tidak ada pak. Saya sudah paham. : Iya Ibu, kalau sudah jelas bisa Ibu bisa diulangi lagi yang sudah saya informasikan?

17

Nurul

Apoteker

Nurul Apoteker

: Iya buk. Obat Paracetamol ini untuk gejala demam dan pusing yang saya rasakan diminum 3 kali sehari setelah makan. Lalu obat Degirol ini untuk radang dan sakit pada tenggorokan. Jadi penggunaannya nanti dihisap saja seperti makan permen, digunakan 4 kali sehari, bisa pagi,siang, sore dan malam. Trus obat maag saya diminum sebelum makan. : Iya benar Ibu. Oh iya 1 lagi, sebaiknya Ibu banyak istirahat, minum air putih agar tidak dehidrasi, makan makanan yang berkuah, kurangi mengkonsumsi makanan yang pedas, kecut yang banyak mengandung gas serta minuman bersoda juga kalau bisa dikurangi. Terus kalau bisa pakai masker ya buk. : Baik pak, trimakasih ya bu. : Sama-sama buk, semoga lekas sembuh.

18

DAFTAR PUSTAKA Adam, G.L. Diseases of the nasopharynx and oropharynx. 2009. In: Boies fundamentals of otolaryngology. A text book of ear, nose and throat diseases

E . B aun ers Co. pp. 332-

369. Bailey, B.J., Johnson, J.T. 2006. American Academy of Otolaryngology – Head and Neck Surgery. Lippincott Williams & Wilkins, Fourth Edition, Volume one, United States of America. pp. 601-13. BPOM: Pusat Informasi Obat Nasional: http://pionas.pom.go.id Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Direktorat Jendral Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dipiro, J.T., Talbert, G.C., Yee, G.R. Matzke, B.G., Wells, L.M. 2008. Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach 7th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. United States of America. Kementerian Kesehatan, R. (2011a). Modul penggunaan obat rasional. Kementrian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan, R. (2011b). Pedoman pelayanan kefarmasian untuk terapi antibiotik. Nastiti Rahajoe, dkk. (2008). Buku Ajar Respirologi. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rusmarjono dan Bambang, H. 2007. Bab IX Nyeri Tenggorok. Dalam: Efiaty A.S., Nurbaiti I., Jenny B. dan Ratna D.R.. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta. Edisi ke-6. pp. 212215; 217-218.

19

Related Documents

Onel Pcd Faringitis.docx
December 2019 10
Pcd
November 2019 22
Pcd-2300
November 2019 14
Pcd 3
May 2020 7
Pcd Auditiva.pdf
June 2020 5
Pcd 1_paristasia.docx
June 2020 20

More Documents from "Wahyu Ariawan"

Form Swamed.docx
December 2019 14
Jadwal Pcd 37-2.docx
December 2019 15
Onel Pcd Faringitis.docx
December 2019 10
Alur Proses Kaki Naga.pptx
November 2019 33
Jawaban.docx
November 2019 15
Applied Research Method.docx
November 2019 16