Nikah

PERNIKAHAN • •

Nikah adalah teknik menyetimbangkan sex dan perkembangan keturunan dengan tujuan ketentraman dan ketenangan. Perjinahan adalah sebaliknya. Demi tujuan tersebut, hal yang harus dicapai adalah: 1) Adanya visi dan misi yang sama a. QS 2:221

                         





    

   



 

   

  



 



    

   

 

dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

b. Hadits : “kebahagian anak Adam ada tiga perkara dan kecelakaannya pun tiga perkara; kebahagian tersebut adalah isteri yang shalih, rumah yang baik dan kendaraan yang baik; sebaliknya kecelakaan adalah isteri, rumah dan kendaraan yang tidak baik” (HR Imam Ahmad bin Hambal) Syariat Islam mengajak umatnya untuk mengadakan pilihan yang seksama terhadap pasangannya agar tidak timbul penyesalan dan ketidaktenangan. QS 30:21 menegaskan:

 



   



                  







dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan

sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Oleh karena itu QS 24:3 mengarahkan kepada kita:

 





 



    









(ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.

2) Adanya rasa tanggungjawab Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika kita masuk ke jenjang pernikahan, kita dihadapkan pengangkatan langsung oleh ajaran Allah sebagai pemimpin.

pada

Berkaitan dengan itu kalau kita pelajari hakikat dari Rukun Nikah diantaranya: 1) Aqad Nikah : pernyataan sikap siap untuk memimpin Rumah tangga dengan sadar dan bertanggungjawab 2) Wali (dari mempelai wanita): kepercayaan dan amanat orang tuanya terhadap seorang suami 3) Mahar: perlambang kesedian berkorban untuk tujuan yang sesuai menurut syariat Islam Semuanya itu wajib disaksikan minimal oleh dua orang saksi, sementara itu yang laiinya mengucapkan doa : “Barakallahu laka wa Baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma bilk hair” “semogalah keberkahan hidup diberikan Allah padamu dan kepada yang menjadi tanggungjawabmu dan semoga pula Allah selalu merukunkan kehidupan kalian dalam keadaan bahagia”. Mulailah pengantin memutarkan roda rumah tangga dengan penuh tanggungjawab baik moril maupun material. •

Hak dan Kewajiban suami dan isteri

1) Kewajiban pokok suami: a. Member nafkah b. Memberikan perlindungan sebaik-baiknya berupa tempat tinggal, kesehatan, menjaganya dari rongrongan lingkungan yang tak dikehendaki c. Member pakaian sebaik-baiknya: “sederhanakan olehmu dalam memberikan pakaian kepada isterimu karena apabila seorang wanita banyak pakaiannya dan gemerlap; biasanya ia senang keluyuran (HR Ibn Adiy dari Anas) d. Mendidik Peringatan Nabi Muhammad: “musuh bebuyutmu adalah isterimu yang berada di sampingmu dan atau keluargamu (HR Daelani) Dalam QS 65:14-15

    

 



                       

 





  

   



  

     

  



  

  



14. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu[1486] dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. 15. dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan Peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan Menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." [1486] Apabila seseorang bersumpah mengharamkan yang halal Maka wajiblah atasnya membebaskan diri dari sumpahnya itu dengan membayar kaffarat, seperti tersebut dalam surat Al Maaidah ayat 89.

e. Menunjukkan cinta kasih dan memandang isteri bagian dari diri kita sendiri (kaljasadi) f. Berlaku jujur dan tidak berbuat serong g. Berdiam di rumah pada saat kewajiban kita harus ditunaikan kepada isteri

h. Menyelesaikan perselisihan dengan musyawarah dan jangan dibawa sampai keesokan harinya i. Makan dan minum yang disediakan tanpa mencela j. Membantu pekerjaan rumah tangga isteri di saat senggang 2) Kewajiban isteri kepada suami: a. Mencintai suami dengan sepenuh hati, berterima kasih akan apa yang diberikan suami b. Menyambut manis kepulangan suami c. Tidak menerima tamu laki-laki yang bukan muhrim dikala suami tidak ada d. Berhati-hati terhadap aduan orang lain e. Jangan suka pamer kekayaan f. Mendidik anak dengan baik g. Jangan suka menuduh rumah tangga orang lain lebih bahagia karena terlihat kemewahannya h. Mengabulkan keinginan suami i. Mengatur rumah seindah-indahnya j. Tidak meminta kepada suami sesuatu yang berat dan tak mampu k. Perhatian terhadap kebersihan pakaian suami •

Renungan: “jangan meminta hak sebelum menunaikan kewajiban” “setiap laku perbuatan suami-isteri dalam menjalankan roda rumah tangga menurut Allah, pasti bernilai shadaqah”

Catatanku, 11 Pebruari 2009 Hadi Komara