Monitoring Penempatan Pasien Maret.docx

  • Uploaded by: Aris Setiawan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Monitoring Penempatan Pasien Maret.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 528
  • Pages: 3
MONITORING PENEMPATAN PASIEN di RS SAHABAT MARET 2019 A. PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan umum, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat memungkinkan terjadi penularan penyakit dan gangguan kesehatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit aedalah melalui pelayanan medis, khususnya dalam CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dsirawat maupun yang tidak dirawat di rumah sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularannya melalui darah atau tidak.Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, liquor cerebrospinal, cairan synovial, pleura, peritoneum, pericardial dan amniom) dapat mengandung virus HIV, hepatitis B, dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah. Bukti sejarah dan evidence based menunjukkan bahwa isolasi pasien dengan infeksi yang dicurigai atau terbukti efektif dalam mengurangi penularan berbeda antara jenis infeksi, kebutuhan untuk memisahkan pasien yang terinfeksi dari populasi umum berlaku di semua kasus. Latar belakang diatas mengharuskan rumah sakit melaksnakan pengelolaan pasien dengan penyakit menular sesuai kaidah yang ditentukan. Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, 2012) Di Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan jumlah menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah Cina dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberculosis di dunia. Diperkirakan terdapat 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang setiap tahunnya. Jumlah kejadian TB paru di Indonesia yang ditandai dengan adanya Basil Tahan Asam (BTA) positif pada pasien adalah 110 per 100.000 2 penduduk (Riskesdas, 2013). B. Tujuan Umum Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis Rumah Sakit Sahabat, C. Tujuan Khusus 1. Memonitoring dan mengevaluasi pelayanan pasien dengan penyakit menular 2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kaidah-kaidah, 3. Untuk meminimalkan penyebaran rantai penyakit.

Sasaran 1. Terpenuhinya pelayanan medis sesuai standart PPI 2. Terwujudnya penyelenggaraan ruang isolasi dalam suatu kesatuan prosedur kerja yang telah ditetapkan. D. HASIL MONITORING

Hasil Supervisi pasien airbone bulan februari 2019 58%

57%

56%

54%

52%

52% 50% 48% penempatan pasien airbone disease

transfer pasien menular dengan airbone

Grafik1. Hasil Supervisi Pasien Airbone bualn Februari 2019 ANALISA HASIL MONITORING Berdasarkan hasil monitoring bahwa untuk transfer pasien menular dengan air bone, para petugas sebagian belum menggunakan APD sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. Tingkat kepatuhannya adalah 52%, dimana beberapa petugas belum menggunakan masker N95 untuk transfer pasien TB dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk penempatan pasien airbone juga belum memenuhi standart, nilai kepatuhannya 52%,dimana sebagian pada pasien air bone tidak mau mengguanakan masker. REKOMENDASI 1. Perlunya penambahan fasilitas untuk mendukung pelayanan medis dengan penyakit menular 2. Perlunya pembangunan khusus untuk ruang isolasi dengan kapasitas yang lebih dari 2 bed agar bisa untuk ruang pasien dengan airbone dan immunocompremessed. 3. Perlunya sosialisasi berkala petugas yang menangani pasien dengan penyakit menular. Pasuruan, 27 Maret 2019 (IPCN) Intan Pratika M

Related Documents


More Documents from "Titinzahra Husna"