MLM dan Kapitalisme
Pemasaran berjenjang (bahasa Inggris: multi-level marketing) adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi. Sistem ini menggunakan prinsp upline (promotor) dan downline (bawahan) dalam keanggotaanya. Promotor (upline) biasanya adalah anggota yang sudah mendapatkan hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan bawahan (downline) adalah anggota baru yang mendaftar atau direkrut oleh promotor. Akan tetapi, pada beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubah-ubah sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu. Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan pembelian barang. Promotor akan mendapatkan bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa atas perekrutan bawahan. Sistem ini akan mengimingi para anggotanya dengan slogan-slogan khas kapitalisme klasik: cepat kaya, tanpa banyak kerja. Anggota hanya perlu mengumpulkan ataupun mencari anggota baru untuk mendapatkan komisi. Orang yang rajin membeli barang dan mendapatkan banyak anggota akan mendapat keuntungan yang lebih banyak daripada yang hanya membeli saja tanpa merekrut anggota. Karean bagaimanapun intinya adalah anggota yang bekerja untuk atasan. Sekarang, mengapa perusahaan memilih menggunakan sistem MLM dalam pemasaran produknya? Ada beberapa alasan untuk hal ini, yaitu: 1. Biaya yang dikeluarkan perusaahaan rendah Perusahaan tidak perlu membuat iklan (advertising) untuk menarik pelanggan. Namun, dana hanya keluar untuk para anggota (dalam hal ini distributor) yang memasarkan produk ke pelanggan. Perusahaan hanya perlu memberikan komisi berdasarkan hasil yang terjual. 2. Biaya distribusinya rendah, karena tidak melewati serangkaian proses seperti perusahan non MLM. Perusahaan non MLM: manufacturer-->wholesaler-->retailer->advertiser-->konsumen Perusahaan MLM: manufacturer-->representative-->costumer 3. Tingkat pertumbuhan tinggi, dapat mencapai 20%, 50%, hingga 100% tiap bulan. Tidak heran banyak perusahaan yang memasarkan produknya dalam bentuk MLM,
karena modal yang dikeluarkan relatif sedikit, namun dapat bergerak dengan cepat dengan bantuan para anggotanya. Produk yang dijual juga jauh lebih mahal dari harga awal. Ini disebabkan krena sistemnya yang berjenjang mebutuhkan laba yang sangat besar, untuk membayar perusahaan dan upline. Jadi apa hubungannya dengan kapitalisme?? Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Sistem kapitalis ini tidak akan pernah berjalan tanpa adanya kaum modal (borjuis) dan kaum pekerja (proletar). Kaum proletar ini akan dieksploitasi sedemikian rupa untuk memberikan keuntungan maksimal kepada para pemilik modal. Borjuis akan menguasai sistem, menguasai alat produksi, dan tentu saja menguasai manusia lain. Hubungannya sangat bersimbiosis, namun cenderung bersifat parasit. Namun, dalam kenyataanya, tidak pernah ada pekerja yang melakukan pemboikotan besar-besaran terhadap kaum modal. Mengapa demikian? Karena para borjuis 'menenggelamkan' kenginan mereka ini dengan memberikan harapanharapan yang seolah dapat dicapai oleh mereka secara keseluruhan. Pemikirannya terkubur oleh kata-kata manis sang bos, dan tentu saja, akan kehilangan pekerjaan jika dilakukan lebih lanjut. Metode MLM dengan sistem keanggotaan upline dan downline, sanagat mirip dengan sistem kerja kapitalis. Upline akan memperoleh untung dari kerja keras dan keringat para downline, yang berhasil direkrut dengan mengumbar janji-janji manis nan sedap. Iming-iming memperoleh keuntungan besar, hanya dengan modal sedikit uang dan gerakan lidah, keuntungan akan dapat berlipat ganda, nyaris tanpa resiko dan kerja keras. Sistem ini secara tidak langsung akan 'menghisap' downline, memberikan sari-sari makanan kepada upline dengan sistem piramida. Bos-bos di atas akan duduk bemalasan, menunggu sang down line bekerja mencari anggota untuk membeli produ, yang harganya sangat jauh di atas harga pasar sebenarnya. Cara-cara seperti ini sugguh sangat ironis. Telah terjadi perbudakan manusia secara tidak langsung. Bagi anda yang iktu MLM, coba pikir: MUNGKINKAH SEMUA PESERTA MLM SAMA-SAMA KAYA PADA SUATU WAKTU?? Tentu jawabannya tidak. Sehebat apapun, pasti ada manusia yang dikorbankan. Bisa saja itu orang-orang yang kita sayangi. Peserta dengan modal fulus besar tentu akan lebih cepat naik tingkat, daripada yang bermodal pas-pasan. Liat saja senyum manis orang yang katanya sukses dari MLM, dengan rumah pribadi, yacht, bahkan pesawat sendir. Pernah anda membayangkan berapa orang yang tunggang langgang untuk bekerja mambiayai segala kemewahannya itu? Mungkin dia bersyukur atas kekayaannya yang semu, karena hasil pembelian orang lain. Hal ini perlu dipertimbangkan.
Barang yang dijual juga merupakan produk luar negeri. Produk yang dapat menghancurkan perekonomian nasional. Bayangkan saja jika semua orang di Indonesia ini ingin cepat kaya tanapa resiko dengan memakai produk luar, mau jadi apa negara ini??? Kematian ekonomi, yang merupakan pondasi utama berdirinya suatu negara, merupakan awal dri sebuah kehancuran. ini akan sangat berlawanan dengan sistem ekonomi berdikari (berdiri di kaki sendiri) Bung Karno. Ekonomi berdikari Bung Karno menegaskan bahwa, ekonomi Indonesia harus dilaksanakan oleh, dari, dan untuk rakyat. Segala potensi negara harus dikuasai rakyat, tanpa adanya intervensi pihak luar. Rakyat bersama menjalankan perekonomian dan bantuan asing hana bersifat mendukung, bukan menguasai. Ini terutang dalam konsep bung Karno tentang berdikari yang diungkapkan dalam prinsip Trisakti Tavip (Tahun Vivere Pericoloso), yaitu berdaulat politik, berkepribadian dalam kebudayaan, dan berdikari ekonomi. Terakhir ingin saya utarakan, negara ini sudah diambang kehancuran, teman. Sudah saatnya kita melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya. Harapan kini berada di tangan kita, hendak ke mana haluan negara ini nantinya kita akan arahkan. Saya mohon kepada sisa-sisa orang yang masih mencintai Indonesia dengan tulus hati tanpa pamrih, untuk bersatu. Kita akan merubah segalanya, ke arah yang lebih baik, percayalah!! Untuk teman-teman seperjuangan yang mengikuti MLM, saya mohon maaf jika tulisan saya menyinggung teman-teman sekalian. Saya hanya ingin emmbuka pemikiran kita. Kita adalah kaum muda, jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat instan. Semua harus melalui proses dan kerja. Berbuatlah sesuatu untuk negara ini, janagan biarkan dia tenggelam sendiri dalam kegelapan semu kurungan asing. Jika kelak kita hancur dan mati, kita akan hancur dan mati dengan penuh kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Sukses untuk semuanya..... -Michael Teguh Adiputra Siahaan-