BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan. Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya. Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi 1
untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Informasi dan Teknologi di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan Informasi dan Teknologi di Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi.
C. RUANG LINGKUP Pedoman Sistem Informasi dan Teknologi ini juga menyediakan panduan bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi dan Teknologi Rumah Sakit. b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur. c. Penyusunan berbagai program kerja Informasi dan Teknologi. d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas. 2. Action a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RSUD Cileungsi. b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan Informasi dan Teknologi bagi staf Informasi dan Teknologi. c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang menggunakan aplikasi tersebut. 3. Monitoring dan Evaluation Informasi dan Teknologi Cileungsi memonitoring penggunaan aplikasi SIM, memaintenance aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM. 4. Analysis and Recommendation Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikan sistem pelayanan. 2
5. Continuous Improvement Plan Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau unggul.
BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL) 1. Sistem Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. 2. Informasi Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 3. Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. 4. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. 5. Website Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web (www) di dalam internet. 6. Jaringan Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi. 3
D. LANDASAN HUKUM (REFERENSI) 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat
dan
mengumpulkan,
prosedur
elektronik
mengolah,
yang
menganalisis,
berfungsi
mempersiapkan,
menyimpan,
menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan
pencatatan
dan
pelaporan
tentang
semua
kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
4
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1. Data Dasar Nama Rumah Sakit
:
RSUD Cileungsi
Alamat
:
Jalan Raya Cileungsi – Jonggol KM.10, Desa Cipeucang, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa
Kode Pos
:
Barat, Indonesia 16820
Telepon
:
021 – 89934667
Faximili
:
021 –89934668
Email
:
[email protected]
Status Kepemilikan
:
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor
Nama Direktur
:
drg. Mike Kaltarina, MARS.
Nomor Registrasi Rumah Sakit
:
3201232
Kelas Rumah Sakit
:
Tipe C
Penetapan Kelas C RSUD Cileungsi
:
SK Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.03.05/I/627/12
Tanggal
:
16 April 2012
Pembentukan RSUD Cileungsi
:
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Kelas C
Nomor: 2 tahun 2012
Tanggal
:
19 April 2012
Ijin Operasional Tetap RSUD
:
Surat Keputusan Bupati Bogor
Cileungsi
Nomor:445/282/Kpts/Per-UU/2018
Tanggal
:
6 Juni 2018
Luas Lahan
:
38.970 m2
Luas Bangunan
:
12.257 m2
Kapasitas Tempat Tidur
:
SK Direktur RSUD Cileungsi Nomor: 464/002/KPTS.DIR/I/2014
1. Ruangan Anak
:
17 tempat tidur
2. Ruangan Penyakit Dalam
:
40 tempat tidur 5
3. Ruangan Kebidanan
:
21 tempat tidur
4. Ruangan Tulip
:
18 tempat tidur
5. Ruangan Perinatologi
:
10 tempat tidur
6. Ruangan HCU
:
4 tempat tidur
Standar Kualitas Pelayanan Rumah Sakit: Status
Akreditasi:
Lulus
Tingkat
Perdana,
sertifikat
Nomor:
KARS-
SERT/200/X/2016 tanggal 14 Oktober 2016, berlaku sampai dengan 2 Oktober 2019. Status ISO : Lulus berdasarkan ISO 9001 : 2015 dari Bureau Veritas Certification pada tanggal 17 Januari 2018
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit: RSUD Cileungsi Kabupaten Bogor merupakan rumah sakit dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK – BLUD), berdasarkan Keputusan Bupati Bogor Nomor: 900/168/Kpts/Per-UU/2014 tanggal 20 Februari 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi Kelas C Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Penuh. 2.2. Visi, Misi, Tujuan, Moto, Nilai – nilai Luhur 2.2.1. Visi Seiring dengan tujuan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bogor, dalam menjalankan fungsi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis, RSUD Cileungsi menetapkan Visi sebagai berikut: “TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN YANG BERMUTU DAN TERJANGKAU”
6
2.2.2. Misi Dalam mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, RSUD Cileungsi menetapkan Misi sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan layanan kesehatan sesuai standar Rumah Sakit; 2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM Rumah Sakit; 3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pelayanan Rumah Sakit; dan 4. Menerapkan management yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.
2.2.3. Tujuan Dalam mewujudkan Misi yang telah ditetapkan, RSUD Cileungsi mempunyai tujuan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan aksebilitas layanan kesehatan rujukan rumah sakit bagi masyarakat; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit; 3. Meningkatkan pelayanan manajemen professional; dan 4. Menumbuh kembangkan kerjasama layanan kesehatan dan pelayanan pendidikan kesehatan.
2.2.4.
Motto “KAMI ADA UNTUK KESEHATAN ANDA“
2.2.5.
Nilai – Nilai Luhur Tabel 2.1. Nilai – Nilai Luhur RSUD Cileungsi
No
Nilai Luhur
1
Ramah
2
Disiplin
3
Komitmen
Pengertian Baik dalam berprilaku, sopan dalam tutur kata dan bahasa, akrab dalam bergaul dan bersimpati terhadap sesama Mentaati semua peraturan yang berlaku dalam lingkungan kerja, selalu tepat waktu dalam bekerja dengan sesuai tugas pokok dan fungsinya dan disiplin dalam bekerja Menjunjung tinggi semangat kebersamaan dalam bekerja, rasa senasib dan sepenanggungan, seiya dan 7
No
Nilai Luhur
Pengertian sekata dan memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi pada pimpinan dan profesi
4
Sabar
Tenang dalam bertindak, tidak mudah terpancing emosi, tidak mudah putus asa dalam berusaha dan tidak tergesa – gesa dan mengambil keputusan
5
Rapih
Teratur dalam menyusun sesuatu dan baik dalam berpenampilan
6
Adil
Tidak berat sebelah, tidak memihak pada salah satu kepentingan dan mengambil keputusan sesuai dengan hak dan kewenangan
7
Cekatan
Bekerja dengan cepat dan rapi, tanggap, sigap, tepat dan akurat
8
Responsif
Cepat dalam bertindak dan tidak menanti/ menunda pekerjaan
9
Transparan
Menerapkan sistem keterbukaan dengan sesama rekan kerja dan tidak menyembunyikan sesuatu baik informasi maupun pengetahuan
10
Informatif
Selalu memberikan keterangan yang baik kepada pasien ataupun rekan kerja dan memberikan penjelasan dengan lengkap, terarah dan mudah dipahami
2.3. Struktur Organisasi RSUD Cileungsi Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 02 Tahun 2012 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi Kelas C, RSUD
Cileungsi
merupakan
perangkat
daerah
sebagai
unsur
pelaksana
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Direktur RSUD Cileungsi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Adapun Susunan Organisasi Tata Kerja RSUD Cileungsi terdiri dari: 1. Direktur; 2. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahkan: 2.1.
Sub Bagian Program dan Pelaporan; 8
2.2.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
2.3.
Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Medik, membawahkan: 3.1.
Kepala Seksi Pelayanan dan Pengembangan Medik; dan
3.2.
Kepala Seksi Penunjang Medik.
4. Bidang Keperawatan, membawahkan: 4.1.
Kepala Seksi Asuhan dan Mutu keperawatan; dan
4.2.
Kepala Seksi Penunjang Keperawatan.
5. Jabatan Fungsional; dan 6. Instalasi.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi
2.4 Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit, pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling sedikit meliputi: 1. Pelayanan Medik; 9
2. Pelayanan Kefarmasian; 3. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan; 4. Pelayanan Penunjang Klinik; 5. Pelayanan Penunjang Nonklinik; dan 6. Pelayanan Rawat Inap. RSUD Cileungsi telah melakukan pelayanan sebagai berikut:
2.4.1Pelayanan Medik Tabel 2.2. Pelayanan Medik Pelayanan Medik
Deskripsi
Pelayanan Gawat Darurat
Diselenggarakan dalam 24 jam
Pelayanan Medik Umum
Klinik Umum Klinik Gigi Mulut
Pelayanan Medik Spesialis Dasar
Pelayanan Medik Spesialis Penunjang
Pelayanan Medik Spesialis Lain
Klinik Penyakit Dalam Klinik Kesehatan Anak Klinik Bedah Klinik Obstetri dan Ginekologi Klinik Spesialis Anestesiologi Klinik Radiologi Klinik Patologi Klinik Klinik Rehab Medik Klinik Mata Klinik THT-KL Klinik Saraf Klinik Kulit dan Kelamin Klinik Paru
Pelayanan Medik Subspesialis Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut
Klinik Gigi Orthodontik Klinik Gigi Konservasi
Pelayanan Anak
Sub spesialis Neurologi Anak
2.4.2Pelayanan Penunjang Klinik Pelayanan penunjang klinik yang ada di RSUD Cileungsi meliputi: 1. Instalasi Bedah Sentral; 2. Instalasi Radiologi; 3. Instalasi Laboratorium; 10
4. Instalasi Bank Darah; 5. Instalasi Intensive Care Unit (ICU); 6. Instalasi Gizi; dan 7. Rekam Medik. 2.4.3Pelayanan Penunjang Nonklinik; Pelayanan penunjang non klinik yang ada di RSUD Cileungsi meliputi: 1. Pelayanan laundry/ linen; 2. Central Sterile Supply Department (CSSD); 3. Pelayanan gizi; 4. Teknik dan pemeliharaan fasilitas; 5. Pengelolaan limbah; 6. Gudang / logistik; 7. Ambulan; 8. Sistem informasi dan teknologi; 9. Pemulasaraan jenazah; 10. Sistem penanggulangan kebakaran; 11. Pengelolaan gas medik; dan 12. Pengelolaan air bersih. 2.4.4Pelayanan Rawat Inap Tabel 2.12. Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap RSUD Cileungsi Tahun 2017 Kelas Perawatan Ruangan
Bedah Kebidanan Penyakit dalam Anak Perinatologi ICU Total Prosentase
VIP
I
II
III
Isolasi/ Tanpa Kelas
Ruangan Rawat Inap 1 4 11 10 1 2 8 8 1 4 13 15 1 2 8 6 Ruangan Perinatologi & HCU 4 12 40 39 3.3 9.76 32.52 31.71
Jumlah
0 0 10 2
26 19 43 19
12
12 4 123
Sumber: Surat Keputusan Direktur RSUD Cileungsi Nomor: 446/010/Kpts.Dir/I/2017 11
BAB III PENGORGANISASIAN UNIT KERJA INFORMASI DAN TEKNOLOGI RUMAH SAKIT
A. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA Informasi dan Teknologi (IT) adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Sedangkan IT di Rumah Sakit instalasi untuk mengelola SIM RS agar dapat dioptimalkan. SIM RS adalah sebuah alat yang berguna untuk menata manajemen RS yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting dari sebuah Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala aktivitas di Rumah Sakit. Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Pegawai RSUD juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus valid dan konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi yang demikian itu. Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga kepada tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RSUD dan lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
1. Unit kerja Informasi dan Teknologi (IT) Rumah Sakit Cileungsi bertanggung jawab dalam pengelolaan aplikasi SIM RS MyHospital, seperti yang berhubungan dengan hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan pemasangan SIM pada unit pelayanan terkait. 2. Unit kerja Informasi dan Teknologi (IT) Rumah Sakit Cileungsi bertanggung jawab pengelolaan dan pengembangan website RSUD Cileungsi. Website merupakan sarana untuk berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.
12
3. Unit kerja Informasi dan Teknologi (IT) juga bertanggung jawab untuk maintenance computer yang ada di RSUD Cileungsi dalam software dan hardwarenya. 4. Unit kerja Informasi dan Teknologi (IT) bertanggung jawab dalam keamanan jaringan meliputi fisik dan database yang ada di RSUD Cileungsi. 5. Unit kerja Informasi dan Teknologi (IT) bertanggung jawab dalam pengawasan pengembangan SIMRS
B. VISI Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem Informasi dan Teknologi dalam mendukung pelayanan rumah sakit.
C. MISI 1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan. 2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit. 3. Menciptakan
lingkungan
akademik
sebagai
pusat
pembelajaran
pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.
D. FALSAFAH UNIT Falsafah IT: Memberikan
pelayanan
teknologi
dan
informatika
yang
paripurna,
guna mendukung dan menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non-medis yang diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
E. NILAI UNIT Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIM RS yang dikelola oleh Informasi dan Teknologi (IT) mendukung penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa 13
sistem informasi rumah sakit harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di rumah sakit.
F. BUDAYA UNIT ‘Kami ada untuk kesehatan Anda’ sebagai motto dari RSUD Cileungsi mendasari budaya unit yang berlaku di Informasi dan Teknologi (IT). Meskipun posisi Informasi dan Teknologi (IT) berada di belakang layar, Informasi dan Teknologi (IT) harus memahami bahwa keberadaannya merupakan salah satu penegak tiang keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, cepat dan tepat kepada pasien. Di sisi yang lain, SIM RS sebagai pusat informasi dan manajemen juga menjadi salah satu penentu keberhasilan manajemen rumah sakit dalam mengelola tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RSUD dan lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
G. TUJUAN Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat waktu, serta terintegrasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit Cileungsi.
H. STRUKTUR ORGANISASI UNIT
14
DIREKTUR RSUD CILEUNGSI DRG. MIKE KALTARINA,MARS
INSTALASI IT WIWIEK W, SKM
NETWORK ADMINISTRATOR
HELP DESK TASK
RANGGA WIJAYA,S.Kom
I.
BILLY PUTRA, S.Kom
STRATEGI DAN PERENCANAAN IT DANANG TRY, S.Kom
EDITOR MULTIMEDIA FEBRIYAN C P KADAM, Amd.Kom
TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS 1. Instalasi Teknologi dan Informatika a. Nama Petugas
: Wiwiek Widiyanti,SKM
b. Kedudukan dalam Organisasi
: Kepala Instalasi IT
c. Atasan Langsung
: Direktur RSUD Cileungsi
d. Bawahan Langsung : -
Network Administrator
-
Database Administrator
-
Strategi dan Perencanaan Teknologi dan Informatika
-
Help Desk Staff
e. Uraian Tugas : i. Mengelola Teknologi Informasi dan sistem komputer
Bertanggung jawab pada kesiapan dan ketersediaan sistem komputer / aplikasi dalam lingkungan RSUD Cileungsi
Merancang, mengelola dan mengawasi serta meng-evaluasi operasional dari sistem informasi (software dan aplikasi) dan pendukungnya (hardware, infrastruktur, telekomunikasi)
Berkerja sama dengan IT vendor untuk merancang , membuat dan mengimplementasikan sistem atau aplikasi jika diperlukan 15
Membuat
dan
mengawasi
anggaran
IT
(budget)
dan
expenditures ii. Memberikan solusi Teknologi Informasi
Bertanggung jawab pada penyediaan layanan infrastruktur termasuk aplikasi, jaringan komputer (LAN / WAN), keamanan Teknologi Informasi dan telekomunikasi
Memberikan rekomendasi tentang solusi sistem informasi dan pendukungnya
Memberikan orientasi kepada pegawai baru mengenai aplikasi atau sistem yang digunakan saat ini dan rencana atau strategi IT secara umum
Memberikan arahan pada bawahan mengenai penggunaan dan solusi teknologi
iii. Pengawasan dan perawatan Teknologi Informasi
Memberikan laporan mengenai semua aspek dari departemen IT (Teknologi Informasi)
f. Hasil Kerja
:
Tim dapat berjalan sesuai rencana
Laporan evaluasi TIM
Percepatan laporan kinerja
Pengembangan Sistem SIM RS dan aplikasi lain yang ada di Rumah Sakit
2. Network Administrator a. Nama petugas : RANGGA WIJAYA, S.KOM b. Tugas Pokok : Menjaga dan mengelola jaringan komputer c. Uraian Tugas :
Menjaga dan mengelola jaringan komputer dan lingkungan komputasi terkait termasuk hardware komputer, perangkat lunak sistem, perangkat lunak aplikasi, dan semua konfigurasi.
Melakukan backup data dan operasi pemulihan kerusakan.
Mendiagnosa, memecahkan masalah, dan menyelesaikan perangkat keras, perangkat lunak, atau jaringan lainnya dan 16
masalah sistem, dan mengganti komponen yang rusak bila diperlukan.
Memonitor kinerja jaringan untuk menentukan apakah penyesuaian perlu dibuat, dan untuk menentukan di mana perubahan harus dibuat di masa depan.
Memelihara perangkat-perangkat yang terhubung ke jaringan.
d. Hasil Kerja
:
Sistem Jaringan terawat dan tersedia
Percepatan proses perbaikan perangkat lunak.
Laporan evaluasi pengembangan SIMRS.
Laporan evaluasi bridging sistem dengan INA CBGs
Tersedianya laporan pasien.
Memanggil data dan informasi secara cepat.
3. Help Desk Task a. Nama petugas : Ghalia Adzana b. Tugas Pokok : menangani keluhan dan permasalahan IT di RSUD Cileungsi c. Uraian Tugas :
Mencatat, menyampaikan dan menangani permasalahan (sesuai flowchart)-
Membuat Pelaporan/Rekapitulasi penyelesaian permasalahan-
Menangani account pengguna Tugas Teknisi-
Menyelesaikan permasalahan (Sesuai Flowchart)-
d. Memeriksa perangkat sesuai jadwal Hasil Kerja
:
Rekap jenis complain pada system & jaringan.
Laporan evaluasi pengembangan SIMRS
4. STRATEGI DAN PERENCANAAN TEKNOLOGI & INFORMATIKA a. Nama petugas : Danang, S.Kom b. Tugas Pokok : Merencanakan dan mengembangkan program IT untuk ke depannya c. Uraian Tugas : 17
identifikasi informasi RSUD Cileungsi
analisa lingkungan eksternal RSUD Cileungsi,
analisa lingkungan internal RSUD Cileungsi,
analisa lingkungan eksternal bagian teknologi dan informatika,
analisa lingkungan internal bagian teknologi dan informatika,
penentuan portofolio aplikasi bagian teknologi dan informatika RSUD Cileungsi ke depannya.
e. Hasil Kerja
:
o merencanakan pengembangan SIM RS o merencanakan bridging system SIM RS dengan aplikasi yang ada di Rumah Sakit o merencanakan setiap tahap pengembangan modul-modul SIM RS o merencanakan teknologi dan informatika yang dapat digunakan di Rumah Sakit
5. EDITOR MULTIMEDIA a. Nama Petugas : Febrian Kadam b. Tugas Pokok : Membantu koordinator teknologi informatika dalam membuat desain foto c. Uraian Tugas :
identifikasi kebutuhan tampilan monitor untuk promosi Rumah Sakit
melakukan dokumentasi gambar kegiatan
mengolah gambar-gambar yang ada menjadi baik untuk disajikan
menggambar desain yang dibutuhkan
d. Hasil Kerja : o Melengkapi foto dalam SIM RS o Menghasilkan desain foto dalam promosi kesehatan o Menghasilkan film durasi singkat mengenai kegiatan RSUD Cileungsi dan media promosi kesehatan RSUD Cileungsi
18
J. TATA HUBUNGAN KERJA
a. Tata Hubungan Kerja Internal Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja. tata hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugastugas yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit kerja. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan kerja internal adalah : 1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-benar memerlukan pengaturan kerja sama. 2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas. 3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas. 4. Menetapkan
urutan
kegiatan
yang
harus
dilakukan
untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-masing unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unitunit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun lintas sektor. Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat berbentuk: 1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai fungsi yang sama. 2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
19
Unit kerja yang berhubungan langsung dengan IT : -
Rekanan SIMRS yaitu PT.ICS
-
Rekanan : Internet, penyedia alat perbaikan computer dan jaringan
-
BPJS dalam proses bridging
K. PENILAIAN KINERJA (KINERJA UNIT DAN INDIVIDU)
A. INDIKATOR INPUT
1. Ketersedian SOP Instalasi IT Judul Ketersediaan SOP Instalasi IT Dimensi mutu Efektivitas, Efisiensi Pelayanan Tersedianya Standard Operational Prosedure (SOP) Tujuan Instalasi IT Standard Operational Prosedure (SOP) adalah Definisi operasional Standar prosedur yang seharusnya ada untuk optimalisasi pelayanan rumah sakit Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun Periode analisis 1 Tahun Numerator Jumlah SOP Instalasi IT yang tersedia Denominator Jumlah SOP yang seharusnya ada sesuai standar Sub Komite penjaminan Mutu dan Patient Safety Sumber data Standar 100% Penanggung jawab Kepala Instalasi IT
2. Tersedianya Dokumen Laporan Kinerja Triwulan Instalasi IT Judul Ketersediaan Laporan Operasional IT Dimensi mutu Akuntabilitas Tujuan Mengetahui kinerja dari Instalasi IT Definisi operasional Frekuensi pengumpulan data Periode analisis Numerator Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
Laporan Kinerja triwulan merupakan laporan yang berisi tentang kinerja unit SIM setiap triwulannya. 3 Bulan 2 Minggu 1 1 Instalasi IT Tersedianya Laporan Triwulan Kepala Instalasi IT
20
B. INDIKATOR PROSES 3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Instalasi IT
Judul Dimensi mutu
Persentase pengumpulan laporan Ketepatan
Tujuan
Mengetahui persentase pengumpulan laporan setiap unit kerja secara tepat waktu.
Definisi operasional
Laporan yang berisi tingkat perkembangan ketepatan penyelesaian laporan triwulan selama satu tahun
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun Periode analisis 2 Minggu Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu selama 1 Numerator tahun pertriwulannya Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya Denominator terkumpul (4 buah) Sumber data Instalasi IT Standar 100% Penanggung jawab Kepala Instalasi IT
5. Waktu tanggap penanganan keluhan penginputan SIM RSUD Cileungsi Judul Dimensi mutu
Penanganan Keluhan penginputan SIM Kenyamanan
Tujuan
Terselenggaranya penanganan keluhan dalam penginputan SIM yang tepat waktu. Waktu tanggap penanganan adalah waktu yang diperlukan dalam menangani keluhan pada penginputan SIM RSUD Cileungsi sejak diterima keluhan sampai keluhan terselesaikan
Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan Periode analisis 1 Minggu Numerator Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan keluhan sejak diterima keluhan sampai keluhan terselesaikan Jumlah seluruh keluhan yang masuk SIM <15 Menit Kepala Instalasi IT
21
6. Memperbaharui konten website Rumah Sakit Cileungsi Judul Konten website Rumah Sakit Cileungsi Dimensi mutu Ketepatan Memberikan informasi terkini mengenai Rumah Sakit Tujuan Cileungsi Pembaharuan konten website adalah memperbaharui Definisi operasional konten-konten di dalam website dalam jangka waktu tertentu Frekuensi pengumpulan data 2 kali sepekan Periode analisis 1 Bulan Jumlah konten yang terupdate Numerator Konten terupdate 2 kali sepekan Denominator Sumber data Dari setiap instalasi/unit kerja di RSUDCileungsi Target Minimal 2 konten artikel sepekan Penanggung jawab Kepala Instalasi IT
C. INDIKATOR OUTPUT 7. Kepuasan pengguna SIM RS Judul Kepuasan Pengguna SIM RS Dimensi mutu Kenyamanan Tujuan Definisi operasional
Terselenggaranya penggunaan SIM RSUD yang mampu memberikan kepuasan pelanggan Kepuasan adalah pernyataan puas oleh pengguna terhadap SIM RS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan Periode analisis 1 Minggu Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pengguna Numerator SIM Denominator Jumlah seluruh pengguna SIM RS Sumber data Survei Standar 100% Penanggung jawab Kepala Instalasi IT
22
L. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi senantiasa mengembangkan manajemen sumber daya manusia yang baik, agar terwujud kuantitas dan kualitas pegawai yang mampu melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di RSUD Cileungsi adalah program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama. Program ini dapat dilakukan manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru ataupun tidak. Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara non teknis, terutama memahami company profile dan team work building.
Kegiatan
tersebut
dilaksanakan
oleh
Kasubag
Umum
dan
Kepegawaian bekerjasama dengan Unit Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru tersebut ditempatkan. Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan struktur organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi RSUD Cileungsi. Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali pemahaman tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien dan prinsipprinsip kerjasama tim.
M. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN INSIDENTIL) Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat dirumuskan. Pada Instalasi IT Cileungsi, rapat internal dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf IT. Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalahmasalah yang terjadi selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal tersebut dihadiri oleh koordinator unit kerja IT Cileungsi, staf IT, maupun staf dari unit terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.
23
N. PELAPORAN (HARIAN, BULANAN, TAHUNAN) Laporan
merupakan
suatu
bentuk
penyampaian
berita,
keterangan,
pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka. Pelaporan yang ada di unit IT Cileungsi, yakni pelaporan bulanan. Pelaporan bulanan ini berupa laporan triwulan KPI (Key Performance Indikator). Laporan KPI merupakan laporan yang berisi pencapaian indikator-indikator kinerja dari unit IT ini. Laporan ini memperlihatkan jumlah persentase pencapaian tiap indikator per bulannya.
24
BAB IV STANDAR KETENAGAAN
-
KUALIFIKASI SDM 1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer / SMU dengan pelatihan komputer 2. Mampu mengoperasikan IT baik Front end maupun back end 3. Dutamakan menguasai jaringan komputer 4. Menguasai database MySQL-SQL Server 5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java
-
DISTRIBUSI KETENAGAAN Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit IT menujukkan bahwa jumlah staf yang ada di unit IT sudah cukup dalam menunjang proses pengelolaan SIMRS Cileungsi dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas IT RSUD Cileungsi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf IT yang saat ini berjumlah 5 orang dengan jadwal kerja pagi dan on call jika ada gangguan di waktu lainnya.
-
JADWAL KERJA Senin - Jumat
: 07.30 – 15.45
On call dan remote system di luar jam kerja.
25
BAB V STANDAR FASILITAS
A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH Ruangan operator Ruangan IT adalah ruang khusus bagi pegawai IT untuk memonitoring berjalannya aplikasi SIMRS di seluruh area Rumah Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai IT selain memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya. Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik yang bisa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak berkepentingan. Biasanya ruangan IT berdekatan dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.
Server Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang IT agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen berikut ini: a. Komponen input dan output Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner. b. Komponen teknologi Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data,
26
menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan
yang lain,
tersimpan
di
perangkat
keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu
informasi data
disimpan dalam basis data lebih
perlu
lanjut.
untuk
Data
di
diorganisasikan sedemikian
yang dihasilkan
berkualitas.
keperluan penyediaan dalam
basis
rupa supaya informasi Organisasi
basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu
sendiri,
ketidakefisienan,
sebagainya. Beberapa pengendalian untuk meyakinkan bahwa dicegah ataupun
bila
hal-hal terlanjur
sabotase dan
perlu dirancang dan yang terjadi
dapat
lain diterapkan
merusak sistem
dapat
kesalahan-kesalahan
dapat
langsung cepat diatasi.
27
BAB VI TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS
A. TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai RSUD Cileungsi secara keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi. Sebelum mulai bekerja, pegawai RSUD Cileungsi yang baru wajib mengikuti orientasi selama 3 hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan, budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja sesama pegawai rumah sakit yang baru. Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah sakit, seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi, dan sebagainya.
28
BAB VII LOGISTIK Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak dihargai, meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah sakit. Studi menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran rumah sakit didedikasikan untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit tidak hanya layanan yang berhubungan dengan pembelian, toko dan farmasi, tetapi juga mencakup layanan kesehatan seperti unit operasi dan ruang perawatan pasien. Pengertian Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin. Tujuan Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll. Logistik SIM RS Cileungsi 1. Komponen Input dan Output Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner. 2. Komponen Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan komputer dan
yang lain,
tersimpan
di
peranagkat
keras
menggunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis 29
data
perlu
diorganisasikan sedemikian
yang dihasilkan
berkualitas.
rupa supaya informasi Organisasi
basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System). 3. Komponen Penunjang Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis tugas-tugas SIM RSUDseperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor yang standar.
30
BAB VIII KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
A. PENGERTIAN Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011). Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.
B. TUJUAN Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit. Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
31
BAB IX KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien yang masuk kedalam program patient safety. Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), the CenteRSUDfor Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.
32
Keselamatan Kerja pada Unit Kerja IT (Informatika dan Teknologi) Keselamatan kerja pada unit kerja IT berfokus kepada peralatan-peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf IT selama melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf IT juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.
-
Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja
Dari segi instalasi peralatan kerja di unit IT, penggunaan dan peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun yang akan datang.
Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.
-
Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja Budaya dan perilaku staf IT memengaruhi keselamatan psikologis staf. Pengaturan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.
33
BAB X PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit IT (Informatika dan Teknologi) Cileungsi akan mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdapat dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. A. Nilai Informasi Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut : 1. Mudahnya dapat diperoleh Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya. 2. Sifat luas dan lengkapnya Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya. 3. Ketelitian Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan. 4. Kecocokan Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya. 5. Ketepatan waktu Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan 34
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur. 6. Kejelasan Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar. 7. Keluwesan Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan.
Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi
dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur. 8. Dapat dibuktikan Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama. 9. Tidak ada prasangka Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya. 10. Dapat diukur Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita. Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata” akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang pasti. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis, adalah sebagai berikut : 1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinankemungkinan sebelumnya. 35
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel. 3. Tentukan ukuran sampel yang optimal. 4. Sampel 5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.
B. Mutu Informasi Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh : 1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat. 2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar. 3. Hilang atau tidak terolahnya data. 4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah 5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang salah) 6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer) 7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan : 1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan 2. Pemeriksaan intern dan extern 3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data, 4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
36
BAB XI PENUTUP
Pedoman pengorganisasian unit kerja IT RSUD Cileungsi diharapkan dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja IT sehingga dapat meningkatkan kinerja dari unit ini. Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala. Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit Cileungsi.
37