Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu: 1. Golongan Native Element Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll c. Golongan Non Logam. Contoh : O2 2. Golongan Sulfida Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll 3. Golongan Oksida dan Hidroksida Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2 ) untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur - unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah
Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu: 1. Golongan Native Element Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll c. Golongan Non Logam. Contoh : O2 2. Golongan Sulfida Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll 3. Golongan Oksida dan Hidroksida Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2 ) untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur - unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah oksigen . Sifat golongan oksida berubah - ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya. 4. Golongan Halida Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan unsur unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl). 5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3)
oksigen . Sifat golongan oksida berubah - ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya. 4. Golongan Halida Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan unsur unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl). 5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3) Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates radikal. 6. Golongan Sulfat Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anioin S04, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit (CaSO4), dll 7. Golongan Fosfat Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna. Contoh Vivianit (Fe3(PO4)3), dll 8. Golongan Silika Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf. Contoh : ortoklas (KAlSi3O8)
Uji nyala api adalah suatu prosedur analisis yang digunakan dalam ilmu kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam, berdasarkan karakteristik spektrum emisi masingmasing unsur. Warna nyala api secara umum juga bergantung pada temperatur; lihat warna nyala.
Macam - Macam Nyala Api Oksigen Asetilen : 1. Nyala Netral Nayala Netral ini terjadi pada saat kita membuka gas oksigen dan asetilen dengan perbandingan kira-kira 1 : 1. Nyala Netral digunakan untuk mengelas Baja, besi cor, baja tahan karat dan tembaga.
2. Nyala Karburasi Nyala Karburasi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan. Nyala Karburasi digunakan untuk pengelasan logam Monel, Nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous.
3. Nyala Oksidasi Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya mirip dengan nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan selubung luar lebih jelas warnanya. Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan perunggu.
Temperatur Api pada Oksigen Asetilen
Macam - Macam Nyala Api Oksigen Asetilen - Nyala Api Oksigen Asetilen terbagi menjadi tiga macam Nyala Karburasi (Nyala Asetilen lebih ), Nyala Netral dan Nyala Oksidasi (Nyala oksigen lebih).
Macam - Macam Nyala Api Oksigen Asetilen : 1. Nyala Netral Nayala Netral ini terjadi pada saat kita membuka gas oksigen dan asetilen dengan perbandingan kira-kira 1 : 1. Nyala Netral digunakan untuk mengelas Baja, besi cor, baja tahan karat dan tembaga.
2. Nyala Karburasi Nyala Karburasi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan. Nyala Karburasi digunakan untuk pengelasan logam Monel, Nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous.
3. Nyala Oksidasi Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya mirip dengan nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan selubung luar lebih jelas warnanya. Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan perunggu.
Temperatur Api pada Oksigen Asetilen
Uji nyala api adalah suatu prosedur analisis yang digunakan dalam ilmu kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam, berdasarkan karakteristik spektrum emisi masing-masing unsur. Warna nyala api secara umum juga bergantung pada temperatur; lihat warna nyala. Uji ini melibatkan introduksi sampel suatu unsur atau senyawa ke dalam nyala api panas, tak berwarna, dan mengamati warna nyala yang dihasilkan. Ide pengujian ini adalah bahwa atomatom sampel menguap dan karena panas, mereka mengemisikan sinar ketika berada dalam nyala api. Sampel curah juga memancarkan cahaya, tetapi cahayanya tidak baik untuk analisis. Sampel curah memancarkan cahaya terutama karena pergerakan atom-atomnya, sehingga spektrumnya lebar, yang terdiri dari rentang warna yang luas. Atom-atom sampel yang terpisah dalam nyala api dapat mengalami emisi hanya karena transisi elektron antara tingkat energi atom. Transisi tersebut mengemisikan cahaya dengan frekuensi yang sangat spesifik, yang tidak lain merupakan karakteristik unsur kimia itu sendiri. Oleh karena itu, nyala api menjadi berwarna, yang ditentukan terutama oleh sifat-sifat unsur kimia yang dimasukkan ke dalam nyala. Uji nyala api adalah percobaan yang relatif mudah dilakukan, sehingga sering didemonstrasikan atau dilakukan dalam kelas sains di sekolah-sekolah. Untuk keperluan analisis kualitatif anorganik, uji nyala api sering digunakan sebagai uji pendahuluan, dan termasuk uji organoleptik. Sampel biasanya ditaruh pada seutas kawat platina yang dicuci berulang kali dengan asam klorida untuk menghilangkan sisa analit sebelumnya.[1] Senyawa biasanya dibuat menjadi pasta dengan asam klorida pekat, sebagai halida logam, yang mudah menguap, sehingga memberikan hasil yang lebih baik. Nyala api yang berbeda-beda harus dicoba untuk menghindari kesalahan data akibat nyala api yang "terkontaminasi", atau kadang-kadang untuk memverifikasi akurasi warna. Pada mata pelajaran kimia di sekolah menengah,
kadang-kadang digunakan bidai (splint) kayu, karena larutan dapat dikeringkan di atasnya, dan harganya murah. Kadang-kadang juga digunakan kawat nikrom.[1] Penggunaan bidai harus dilakukan secara hati-hati dengan melambaikan bidai melewati nyala api, dan bukannya dengan memegangnya sehingga bidai terpapar nyala api dalam waktu lama. Hal ini untuk menghindari bidai terbakar. Penggunaan kapas pentul[2] (bahasa Inggris: cotton swab (US) atau cotton bud (UK)) atau busa melamin (yang digunakan pada spons penghapus)[3] sebagai penyangga juga telah disarankan. Natrium adalah komponen atau kontaminan umum dalam banyak senyawa dan spektrumnya cenderung mendominasi warna nyala. Uji nyala api sering dilihat melalui kaca kobalt biru untuk menyaring warna kuning natrium dan memudahkan pengamatan ion logam lainnya. Uji nyala api adalah praktik yang cepat dan mudah, dan dapat dilakukan dengan peralatan dasar yang dijumpai di sebagian besar laboratorium kimia. Namun, jumlah unsur yang terdeteksi positif pada kondisi ini sangat sedikit, mengingat pengujian ini lebih bergantung pada pengalaman subyektif pelaku percobaan daripada objek percobaan. Uji ini memiliki kesulitan dalam mendeteksi beberapa unsur dalam jumlah kecil, sementara jika terlalu besar juga cenderung memudarkan warna nyala hingga tidak muncul sama sekali. Meskipun uji nyala api hanya memberikan informasi kualitatif, bukan data kuantitatif tentang proporsi unsur dalam sampel, data kuantitatif dapat diperoleh menggunakan teknik terkait yaitu fotometri nyala atau spektroskopi emisi nyala. Instrumen spektroskopi serapan atom nyala api, yang dibuat oleh misalnya Perkin Elmer atau Shimadzu, dapat dioperasikan pada moda emisi menurut panduan peralatan.[
Unsur-unsur umum Beberapa unsur umum dan warna nyalanya sebagai berikut: Simbol
Nama
Warna
Al
Aluminium
Putih perak, dalam kondisi sangat panas seperti busur listrik, biru terang
As
Arsen
Biru
B
Boron
Hijau terang
Gambar
Ba
Barium
Hijau pucat/apel
Be
Berilium
Putih
Bi
Bismut
Biru langit
Ca
Kalsium
Merah bata
Cd
Kadmium
Merah bata
Ce
Serium
Biru
Co
Kobalt
Putih perak (kadang-kadang dilaporkan sebagai hijau kebiruan)
Cr
Krom
Putih perak (kadang-kadang dilaporkan sebagai hijau kebiruan)
Cs
Sesium
Ungu biru
Cu(I)
Tembaga(I)
Hijau kebiruan
Cu(II)
Tembaga(II) (nonHijau halida)
Cu(II)
Tembaga(II) (halida)
Hijau-biru
Ge
Germanium
Biru pucat
Fe(II)
Besi(II)
Emas, ketika sangat panas seperti busur listrik, biru terang, atau hijau yang berubah menjadi coklat jingga
Fe(III)
Besi(III)
Coklat jingga
Hf
Hafnium
Putih
Hg
Raksa
Merah
In
Indium
Indigo/Biru
K
Kalium
Lilak
Li
Litium
merah krimson; tak terlihat melalui kaca hijau
Mg
Magnesium
(tidak ada), tetapi untuk logam Mg yang terbakar adalah putih intensif
Mn (II) Mangan (II)
Hijau kekuningan
Mo
Molibdenum
Hijau kekuningan
Na
Natrium
Kuning terang; tak tampak melalui kaca biru kobalt
Nb
Niobium
Hijau atau biru
Ni
Nikel
Putih keperakan (kadang-kadang dilaporkan sebagai tak berwarna atau hijau kebiruan)
P
Fosforus
Hijau kebiruan pucat
Pb
Timbal
Biru/putih
Ra
Radium
Merah krimson
Rb
Rubidium
Merah-ungu
Sb
Antimon
Hijau pucat
Sc
Skandium
Jingga
Se
Selenium
Biru azure (biru langit)
Sn
Timah
Biru-putih
Stronsium
Merah tua [krimson hingga kirmizi (scarlet)], kekuningan jika dilihat melalui kaca hijau dan
Sr
ungu jika dilihat melalui kaca kobalt Ta
Tantalum
Biru
Te
Telurium
Hijau pucat
Ti
Titanium
Putih keperakan
Tl
Talium
Hijau murni
V
Vanadium
Hijau kekuningan
W
Tungsten
Hijau
Y
Itrium
Merah tua (Carmine, Crimson, atau Scarlet)
Zn
Seng
Tak berwarna (kadang-kadang dilaporkan sebagai hijau kebiruan)
Zr
Zirkonium
Merah lembut
lkan percikan (seperti logam titanium dan besi) dan garam berilium serta emas dilaporkan terkumpul sebagai logam murni pada pendinginan. Tabel Bead Coloration Kranss
No 1.
Borax Bead
Oksidasi dari Mn
Nyala api oksidasi Violet kemerahan
Nyala api reduksi Tak berwarna
2.
Co
Biru
Biru
3.
Cu
Biru hijau
Merah Opaq
4.
Ni
Coklat kemerahan
Abu-abu Opaq
5.
Fe
Kuning
Hijau pucat
6.
Cr
Hijau kekuningan
Hijau pucat
7.
U
Kuning
Hijau pucat tak berwarna
8.
V
Hijau kekuningan
Hijau cerah
9.
Ti
Tak berwarna
Violet kecoklatan
10.
Mo
Tak berwarna
Coklat
11.
W
Tak berwarna
Kuning-Coklat kemerahan
12.
Si
Tak berwarna
Tak berwarna
https://aatunhalu.wordpress.com/2008/12/06/kumpulan-praktikum-2/
http://www.pengelasan.com/2014/06/macam-macam-nyala-api-oksigen-asetilen.html http://www.academia.edu/6262115/40619117-Laporan-Praktikum-Mineralogi-Kimiawi