Nama NIM Kelas Makul
: Nency Yuliyani : 1600010003 : EP A : Metodologi Penelitian
TEMA : MANAJEMEN ASET PADA OBYEK WISATA JUDUL :
PENGELOLAAN MANAJEMEN ASET DALAM PENETAPAN NILAI RETRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA OBYEK WISATA UMBUL PONGGOK, DESA POLANHARJO, KABUPATEN KLATEN
A.
LATAR BELAKANG
Di era sekarang ini industri pariwisata sedang menjadi sorotan yang banyak diminati manusia. Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang memiliki potensi untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber pendapatan yang dapat mengembangkan dan mengoptimalkan semua potensi daerah yang digali dari dalam wilayah daerah (Mulyadi,2011). Salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan retribusi. Retribusi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah retribusi pariwisata. Retribusi pariwisata berperan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, Karena apabila banyak yang mengunjungi suatu obyek pariwisata maka akan meningkatkan pendapatan daerah. Sehingga saat ini sektor pariwisata semakin lebih dikembangkan oleh pihak pemerintah daerah. Dan saat ini pemerintah semakin meningkatkan kualitas dari pariwisata itu sendiri dengan tujuan agar wisatawan semakin meningkat. Salah satu pariwisata yang saat ini diminati oleh banyak orang adalah wisata air, baik itu pantai, laut, pemandian, atau lain sebagaimana. Obyek wisata air yang beberapa tahun belakangan ini terkenal dan digemari orang adalah Umbul Ponggok yang berada di Desa Polanharjo, Kabupaten Klaten. Umbul Ponggok merupakan obyek wisata yang memiliki potensi yang baik dengan adanya sumber mata air jernih, yang dikelola oleh BUMDes di desa Polanharjo tsb. Obyek wisata Umbul Ponggok ini menawarkan wisata berupa sumber mata air alami dengan keunggulan dapat menikmati keindahan bawah air melalui kegiatan snorkeling. Umbul Ponggok ini dikelola oleh BUMDes Tirta Mandiri dan meminta kerjasama dengan LPPM UGM untuk mengirimkan tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) tematik selama 3 tahun berturut-turut karena pada awal mula merintis BUMDes tersebut mengalami permasalan dibidang tertentu dan kesulitan dalam hal data. Pada KKN pertama, fokus pada penelitian permasalahan desa seperti kemiskinan, pengfangguran, dsb. Selanjutnya KKN kedua, fokus pada potensi
desa seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia yang akan menjadi asset dari BUMDes itu sendiri. Dan pada KKN ketiga, penelitian fokus pada pemberdayaan ekonomi dan strategi-strategi untuk mengembangkan BUMDes tersebut. Menurut Yani Setiadi, Sekretaris Desa Ponggok, Pada tahun 2015 pendapatan yang diperoleh BUMDes Tirta Mandiri dari pengelolaan asset desa mencapai 4,7 miliar atau sampai 5 miliar. Dari jumlah pendapatan tersebut paling banyak diperoleh dari obyek wisata Umbul Ponggok. Hal itu disampaikan pula oleh Gatot, Humas BUMDes Tirta Mandiri bahwa pendapatan BUMDes Tirta Mandiri pada tahun 2015 kurang lebih sekitar 90% yang didapatkan dari obyek wisata Umbul Ponggok itu sendiri. Dalam PERDA Kabupaten Klaten no 11 tahun 2014 tentang Retribusi Jasa Umum, dinyatakan banhwa Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang membantu dalam sumber pembiayaan dalam pembangunan daerah sebagai strategi menyejahterakan masyarakat. Sehingga dengan adanya pengelolaan suatu obyek wisata yang baik sebagai acuan untuk menentukan retribusi yang relevan akan berdampak positif terhadap peningkatan pengunjung pariwisata tersebut begitu pula akan menigkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penelitian ini mengembangkan dari penelitian (Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah 2016) dengan judul “Pengaruh Penerimaan Retribusi dan Penetapan Tarif Obyek Wisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013-2015”, yang hasil penelitiannya adalah Penerimaan Retribusi dan Penetapan Tarif berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Secara parsial Penerimaan Retribusi berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi Penetapan Tarif obyek wisata secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selanjutnya dari penelitian (Sri Astuti Apriyani, 2017) dengan judul “Strategi Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri dalam Pengelolaan Obyek Wisata Umbul Ponggok di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten”, hasil penelitiannya (1) Strategi BUMDes Tirta Mandiri dalam pengelolaan obyek wisata Umbul Ponggok di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten, yaitu BUMDes membuka UKM di lokasi obyek wisata Umbul Ponggok, membuka parkir di lahan masyarakat sekitar untuk memberdayakan warga, mengadakan pelatihan untuk karyawan BUMDes Tirta Mandiri, menambah tenaga untuk Tim SAR dan petugas Polsek Polanharjo, memasang CCTV di lokasi obyek wisata Umbul Ponggok, menambah fasilitas yang menarik di obyek wisata Umbul Ponggok untuk menarik perhatian wisatawan, mendaftarkan Umbul Ponggok ke asuransi untuk mengcover keselamatan pengunjung. (2) Strategi BUMDes Tirta Mandiri dalam pengelolaan obyek wisata Umbul Ponggok sudah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan strategi, seluruh program dibiayai oleh BUMDes Tirta Mandiri yang pendapatannya didapatkan dari pengelolaan usaha desa, yang sebagian besar pendapatan BUMDes Tira Mandiri diperoleh dari pengelolaan obyek wisata Umbul Ponggok. Selain itu, untuk melaksanakan strategi terdapat prosedur yang telah ditetapkan
oleh BUMDes Tirta Mandiri dan stalkholder yang terkait dalam perumusan strategi. (3) Terdapat dua hambatan dalam pelaksanaan strategi yaitu lahan obyek wisata yang tidak dapat diperluas lagi dan sumber daya manusia yang kurang berpotensi. Berdasarkan uraian latar belakang tentang pentingnya retribusi dan penetapan tarif dengan strategi BUMDes dalam mengembangkan obyek wisata untuk pendapatan daerah, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Pengelolaan Manajemen Aset dalam Penetapan Nilai Retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Obyek Wisata Umbul Ponggok Desa Polanharjo Kabupaten Klaten”. B.
C.
MOTIVASI a. Salah satu desa yang berhasil memanfaatkan Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Dengan bantuan program Dana Desa yang digulirkan pemerintah dan pengelolaan yang modern dengan sistem korporasi melalui BUMDes, Desa Ponggok berhasil mengembangkan perekonomian desa melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Selain itu, dengan pengembangan BUMDes pula, Desa Ponggok bisa membiayai berbagai kebutuhan masyarakat mulai dari kesehatan hingga beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa. Keberhasilan Desa Ponggok tidak terlepas dari visi yang dibangun seluruh masyarakat desa bersama perangkat desa. Mereka membangun perencanaan bersama mulai dari tata ruang, BUMDes, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang produktifitas masyarakat desa. Dari (Media Komunikasi dan Informasi Desentralisasi Fiskal Edisi XVII-tahun 2017 oleh Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia). b. Program yang dituangkan dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) diantaranya: - Program 1 rumah 1 kolam, sebagai strategi mengatur hunian di tepi sungai sekaligus memanfaatkan aliran sungai. - Potong 1 pohon tanam 4 pohon, ditujukan untuk konservasi lingkungan dan diterapkan 30% zona hijau disetiap pembangunan hunian baru. - Mengembangkan perekonomia warga di tahun 2009 melalui usahausaha kecil yang dikelola dan dijalankan oleh ibu-ibu warga setempat. - Hasil olahan yang diproduksi dipasarkan oleh BUMDes. FENOMENA GAP Direktur Utama BUMDes Tirta Mandiri, Joko Winarno, menambahkan, BUMDes Tirta Mandiri saat ini telah memiliki 13 unit usaha yang dikelola secara profesional. Tahun 2015 BUMDes mampu meraih omzet Rp 6,2
miliar. Kemudian di tahun 2016 menembus Rp 10,3 miliar, dan tahun 2017 hingga bulan Oktober mencapai Rp 12 miliar. Sedangkan target hingga akhir tahun ini Rp 13 miliar.(Lia, KrJogja.com diakses senin 8 April 2019 pukul 09.22 WIB). D.
RESEARCH GAP a. Peneliti 1 (Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah, 2016) menyatakan Penetapan Tarif obyek wisata secara parsial tidak berpengaruh terhadak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peneliti 2 (Nur Indah Kurnia Sari, 2015) menyatakan bahwa Penetapan Tarif dan Retribusi berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya saja di setiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif, hal tersebut dikarenakan pengunjung obyek wisata yang tidak menentu. b. Peneliti (Sri Astuti Apriyani, 2017) menyatakan Masih terdapat dua hambatan dalam pelaksanaan strategi yaitu lahan obyek wisata yang tidak dapat diperluas lagi dan sumber daya manusia yang kurang berpotensi.
E.
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana peran masyarakat dalam pengembangan Umbul Ponggok? 2. Strategi apa yang dilakukan untuk pengembangan BUMDes Tirta Mandiri? 3. Apa yang menjadi dasar penentuan retribusi pada Umbul Ponggok? 4. Bagaimana pengaruh retribusi terhadap PAD itu sendiri?
F.
TUJUAN 1. Menganalisis peran retribusi di Umbul Ponggok sendiri untuk penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2. Menganalisis apa saja yang menjadi acuan/dasar penetapan retribusi Umbul Ponggok 3. Mengetahui peran masyarakat dalam pengembangan Umbul Ponggok 4. Mengetahui strategi yang dilakukan dalam pengelolaan BUMDes di Umbul Ponggok
G.
MANFAAT a. Manfaat Teoritis Dapat menambah wawasan tentang bagaimana stretegi pengelolaan hingga strategi pertahanan suatu obyek wisata hingga menghasilkan pendapatan yang sangat besar sehingga dapat mempengaruhi penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD). b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kepada pihak terkait dalam pengembangan dan peningkatan kualitas dari obyek wisata Umbul Ponggok tersebut untuk masa yang akan datang.