BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif, suatu
metode yang membahas, dan menganalisis masalah-masalah yang ada dan berkembang pada masa sekarang, disajikan serta dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas terhadap objek yang efektif dan kemudian ditarik kesimpulan. Penulis mengambil data berupa data kualitatif berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden, lalu penulis melakukan pengolahan data menggunakan SPSS 16, dan menganalisanya sehingga penulis dapat menarik kesimpulan dari hasil tersebut. 3.2
Polulasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(hlm 80) Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai KAP Kreston. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2014) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
23
24
diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul mewakili. (hlm 81) Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dengan kriteria responden yaitu auditor yang bekerja di KAP Kreston sebanyak 30 orang. 3.3
Definisi Operasional dan Pengukurannya Dalam penelitian ini terdapat tiga Variabel yaitu dua Variabel independen
(X1) dan (X2) serta satu Variabel dependen (Y): 1) Variabel Independen (Variabel Bebas). Variabel independen adalah Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan Variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, yang menjadi indikator kecerdasan emosional (X1) menurut Goleman (dalam Rahmasari, 2012) adalah : (1) Pengenalan diri. (2) Pengendalian diri. (3) Motivasi diri. (4) Empati. (5) Keterampilan sosial. (hlm 8) Sedangkan yang menjadi indikator kecerdasan spiritual (X2) menurut Zohar dan Marshall (dalam Zakiah, 2013) adalah : (1) Kemampuan bersikap fleksibel.
25
(2) Kesadaran diri yang tinggi (3) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. (4) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. (5) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. (6) Kualitas hidup. (7) Berpandangan holistic (8) Kecenderungan bertanya (9) Bidang mandiri. (hlm 17) 2) Variabel Dependen (Variabel Terikat). Variabel terikat adalah varibel yang dipengaruhi atau apa yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja auditor, yang menjadi indikator kinerja auditor menurut Menurut Larkin (dalam Fitriani, 2014) adalah : (1) Kemampuan (2) Komitmen Profesional (3) Motivasi (4) Kepuasan Kerja (hlm 24) Definisi operasional adalah variable penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variable penelitian sebelum dilakukan analisis. Variabel independen yang digunakan adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sedangkan variable dependennya adalah kinerja auditor. Dalam Tabel 3.1 akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel-variabel beserta indikator yang dipakai dalam penelitian ini:
26
Variabel
Table 3.1 Operasional Variabel Jenis Indikator Variabel
𝑋1
Independen
Kecerdasan Emosional 𝑋2
Independen
Kecerdasan Spiritual
Pengukuran
Y
Dependen
Kinerja Auditor Sumber: Diolah oleh penulis
Skala
Ordinal Kesadaran diri Pengaturan diri Motivasi diri Empati Keterampilan social Kemampuan bersikap fleksibel Kesadaran diri yang Ordinal tinggi Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu Kualitas hidup Berpandangan holistik Kecenderungan bertanya Bidang mandiri Ordinal Kemampuan Komitmen Profesional Motivasi Kepuasan Kerja
27
3.4
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument penelitian berupa data
primer, yaitu: 1) Pengumpulan data primer. Dalam pengumpulan data primer, penulis juga melakukan penelitian secara langsung ke perusahaan dengan cara: (1) Kuesioner. Metode ini dilengkapi dengan alat bantu berupa daftar pertanyaan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Kuesioner terdiri dari variabel (X1) yaitu kecerdasan emosional yang berisi 24 pernyataan, variabel (X2) yaitu kecerdasan spiritual berisi 18 pernyataan, dan (Y) yaitu kinerja auditor yang berisi 10 pernyataan. Bobot jawaban responden atas pertanyaan dalam kuesioner akan diklasifikasikan berdasarkan Tabel 3.2 berikut:
Jawaban
Tabel 3.2 SkalaLikert 1-5 Nilai
Sangat Setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
Ragu-ragu (RG)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber :Sugiyono (2014)
28
3.5
Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan menggunakan
data sebagai berikut: 1) Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam pengumpulan data ini, penulis menganalisis objek yang sedang diteliti dengan maksud untuk mendapatkan data primer tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap ini mengaharuskan penulis dalam mendapatkan data dari orang atau pihak yang benar-benar bersangkutan secara langsung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan angket/kuesioner. Proses ini adalah membuat pernyataanpernyataan yang berhubugan dengan keahlian audit dan kualitas audit, dan akan dibagiakan kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan bertanggung jawab dalam masalah yang diteliti. 2) Penelitian Kepustakaan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan data sekunder, artinya penelitian ini dilakukan atas literatur, buku-buku, serta bahan-bahan lainnya yang mendukung masalah yang akan diteliti, agar dapat memperoleh data yang sifatnya teoritis dan berguna sebagai dasar perbandingan serta mendukung pembahasan dalam skripsi ini. Agar data dapat diolah, ada beberapa langkah untuk memulainya: 1) Editing, yaitu dengan melakukan koreksi kembali terhadap data yang sudah dipegang dalam bentuk tanggapan atas pernyataan kuesioner oleh
29
peneliti untuk mengetahui apakah ada terjadi kesalahan dalam menjawab atau apakah ada jawaban yang tidak valid. 2) Tabulasi, dengan mengubah jawaban dari setiap pertanyaan ke dalam bentuk angka sehingga dapat diolah. 3)
Setelah itu peneliti memasukkan setiap data dalam tabel sehingga tersusun dengan baik dan lebih mudah untuk diolah.
3.5.1
Uji Asumsi Klasik Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan
pengujian-pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik. Asumsi model linear klasik adalah tidak terdapat multikolinearitas, normalitas, heteroskedasitas. Cara yang digunakan untuk menguji gejala penyimpangan asumsi klasik sebagai berikut :
3.5.1.1 Uji Normalitas Menurut (Ghozali, 2013) Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.(hlm 160) Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu: 1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
30
2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. 3. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal.
Uji yang digunakan untuk menguji
kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
3.5.1.2 Uji Multikolinieritas Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikoliniaeritas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerancenya. Jika VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka regresi bebas dari multikolinearitas.
31
3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas.
Dasar
analisis
uji
heteroskedastisitas ini (Ghozali, 2013): 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.(hlm 139) Untuk memperkuat pengujian heteroskedastisitas, maka digunakan juga uji glejser yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2013) dengan persamaan regresi sebagai berikut: |e| = b1+b2 X2 + V Dimana : |e| = Nilai absolut dari residual yang dihasilkan dari model regresi X2 = Variabel Penjelas. (hlm 142)
32
3.5.2
Analisis Regresi Berganda Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi berganda, dimana
penelitian dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel kecerdasan emosional (X1), kecerdasan spiritual (X2), dan kinerja auditor (Y). Adapun persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut: Y=a+b1X1+b2X2 Keterangan: Y : Variabel kinerja auditor a : Konstanta b1: Koefisien regresi kecerdasan emosional b2: Koefisien regresi kecerdasan spiritual X1: Variabel kecerdasan emosional X2: Variabel kecerdasan spiritual
3.5.3
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel indpenden
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
33
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 3.5.4
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersamasama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
34
3.5.5
Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu menunukkan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi memiliki rumus sebagai berikut: Kd = 𝑟² 𝑥 100% Dimana: Kd = koefisien Determinasi r = koefisien korelasi
3.6
Etika Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu
data yang langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data primer berasal dari kuesioner. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.