Metodologi Keperawatan.docx

  • Uploaded by: hesty alvaenatun
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metodologi Keperawatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,027
  • Pages: 67
Metodologi Keperawatan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................ i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB 1 : BERFIKIR KRITIS DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN....................... 1 Latihan................................................................................................................................. 8 Kunci Jawaban..................................................................................................................... 10 Daftar Pustaka................................................................................................................... 11 BAB 2 : TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN............................................................ 12 Latihan.................................................................................................................................17 Kunci Jawaban..................................................................................................................... 19 Daftar Pustaka................................................................................................................... 20 BAB 3 : PENGKAJIAN KEPERAWATAN..................................................................... 21 Latihan................................................................................................................................. 34 Kunci Jawaban..................................................................................................................... 36 Daftar Pustaka................................................................................................................... 37 BAB 4 : DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................... 38 Latihan................................................................................................................................. 42 Kunci Jawaban..................................................................................................................... 44 Daftar Pustaka................................................................................................................... 45 BAB 5 : PERENCANAAN KEPERAWATAN................................................................ 46 Latihan................................................................................................................................. 50 Kunci Jawaban..................................................................................................................... 51 Daftar Pustaka................................................................................................................... 52 BAB 6 : IMPLEMENTASI ATAU TINDAKAN KEPERAWATAN............................. 53 Latihan................................................................................................................................. 56 Kunci Jawaban..................................................................................................................... 58 Daftar Pustaka................................................................................................................... 59 BAB 7 : EVALUASI KEPERAWATAN........................................................................... 60 Latihan................................................................................................................................. 66 Kunci Jawaban..................................................................................................................... 68 Daftar Pustaka................................................................................................................... 69 ii PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

BAB 1 BERFIKIR KRITIS DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di dalam pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses dalam pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis.. Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan modern. Sebagai seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan bagaimana berpikir kritis kepada peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya mengajarkan peserta didiknya “how to think” bukan “how to learn”. Tujuan khusus mengajar berpikir kritis dalam ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu lainnya adalah untuk meningkatkan keahlian peserta didik dalam berpikir dan mempersiapkan para peserta didik menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh karena itu dosen harus memiliki pengetahuan mengenai cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk menunjang proses pengambilan keputusan para mahasiswa. Karena pentingnya pembahasan mengenai berpikir kritis dan peranannya dalam pengambilan keputusan, maka kami akan membahas mengenai berpikir kritis, indikator berpikir kritis, membangun pemikiran kritis, pengambilan keputusan, fase pengambilan keputusan serta peranan berpikir kritis dalam pengambilan keputusan dalam modul ini.

1

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

A. PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS Salah satu sasaran utama bersekolah yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Berpikir kritis tidaklah mudah seperti halnya menghafal karena berpikir kritis kita harus menggabungkan kata-kata yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. John Dewey, filsuf, psikolog, dan edukator berkebangsaan Amerika, secara luas dipandang sebagai ‘bapak’ tradisi berpikir kritis modern. Ia menamakan ‘berpikir reflektif’ dan mendefinisikannya sebagai : Pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut-sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya (Dewey,1909:9) Edward Glaser (1941:5) mengembangkan gagasan Dewey dan mendefinisikan berpikir kritis sebagai : (1) suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan halhal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metodemetode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. Paul, Fisher dan Nosich (1993:4) memberikan definisi berpikir kritis yang kelihatan agak berbeda dengan definisi-definisi yang diberikan di atas. Definisi itu adalah sebagai berikut : Berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. (Fisher,2007:4). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau keputusan yang tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan proses menggali, mengenali, dan menilai segala hal yang terkait seperti, nilai-nilai, fakta dan informasi, pengetahuan yang dimiliki dan dibutuhkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Facion (dalam Istanto, 2012) mengungkapkan enam kemampuan berpikir kritis utama yang terlibat di dalam proses berpikir kritis, yaitu : 1. Interpretasi : kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna 2. Analisis : memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen 2

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

3. Evaluasi : menilai pernyataan, menilai argumen 4. Inferensi : mempertanyakan pernyataan, memikirkan alternatif, menarik kesimpulan, memecahkan masalah, membuat keputusan 5. Penjelasan : menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen 6. Regulasi diri : meneliti diri, mengoreksi diri B. INDIKATOR BERPIKIR KRITIS Menurut Ennis dalam Muhfahroyin (2009: 1) ada 12 indikator kemampuaan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu : 1. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan). 2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi). 3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan). 4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi). 5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain). Menurut Orlich Donald C. dkk (1998) terdapat beberapa unsur pemikiran kritis, terdiri dari : (1) mengidentifikasi isu, (2) mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur, (3) menyusun kesimpulan implikasi, (4) menyimpulkan motif, (5) menggabungkan unsur-unsur independen untuk menciptakan pola pikir baru (kreativitas), (6) membuat interpretasi asli (kreativitas). C. MEMBANGUN PEMIKIRAN KRITIS Berikut merupakan beberapa cara yang para dosen gunakan untuk membangun pemikiran kritis dalam rencana pembelajaran mereka : 1. Tanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga “bagaimana” dan “mengapa”. 2. Periksalah “fakta-fakta” yang dianggap benar untuk menentukan apakah terdapat bukti untuk mendukungnya. 3 Metodologi Keperawatan

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

3. Berargumen dengan cara bernalar daripada menggunakan emosi. 4. Kenalilah bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang bagus. 5. Bandingkan beragam jawaban dari sebuah pertanyaan dan nilailah mana yang benarbenar merupakan jawaban terbaik. 6. Evaluasi dan lebih baik menanyakan apa yang dikatatakan orang lain daripada segera menerimanya sebagai kebenaran. 7. Ajukan pertanyaan dan lakukan spekulasi lebih jauh yang telah kita ketahui untuk menciptakan ide-ide baru dan informasi-informasi baru. (Santrock,2009:11).

4 Metodologi Keperawatan

PENDAHULUAN Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. A. PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah : 1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. 2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif. 3. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan. B. TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut : 1. Merumuskan/mendefinisikan masalah. Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya. 2. Pengumpulan Informasi yang Relevan. Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah. 3. Mencari Alternatif Tindakan. Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada. 4. Analisis Alternatif. Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif. 5. Memilih Alternatif Terbaik. Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu. 5 Metodologi Keperawatan

6. Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki suatu keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan. C. BERPIKIR KRITIS DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pemikiran kritis dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Jika melihat proses pengambilan keputusan, pemikiran kritis memiliki beberapa peranan, diantaranya : 1. Membantu dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi 2. Membantu dalam mengumpulkan informasi yang relevan

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

3. Membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk menentukan pilihan terbaik 4. Membantu mengevaluasi keputusan yang sudah diambil. (Istanto,2012) Menurut Osman (2005) ada beberapa hal yang dapat menghalangi proses berpikir kritis dalam pengambilan keputusan, antara lain: (1) sulit berubah, mind set yang kaku, petunjuk praktek secara tradisional, kebiasaan dan rutinitas; (2) takut membuat kekeliruan; (3) enggan untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif; (4) pengambilan keputusan tanpa cukup data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional; (5) kegagalan menilai efektivitas dari pengobatan. (Ivone,2010). D. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN Salah satu upaya agar mahasiswa menjadi aktif dan kritis dalam pembelajaran adalah dengan menyelenggarakan pembelajaran yang menekankan pada partisipasi mahasiswa untuk mampu berpikir kritis. Untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang lebih melibatkan mahasiswa sehingga mampu dan terlatih berpikir kritis. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa, serta merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Melalui PBM, peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri sesuai dengan pengalaman belajarnya. Proses pembelajaran berjalan alamiah dalam bentuk kegiatan mahasiswa bekerja dan mengalami, 6 Metodologi Keperawatan

bukan hanya transfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa. Dengan adanya pengaitan antara materi pelajaran dengan masalah - masalah kehidupan nyata memungkinkan mahasiswa untuk belajar mandiri. mahasiswa melakukan pengamatan, mencari informasi, mengungkapkan gagasan, bertanya, menjawab dan saling berdiskusi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Selain itu siswa dapat berlatih mencari jawaban atas suatu masalah dengan cara mencari informasi, mengolah dan mengambil keputusan.

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

7 Metodologi Kepearwatan

LATIHAN 1. Pernyataan yang benar tentang pengertian berfikir kritis dibawah ini adalah... a. Adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar intelektual padanya b. Adalah Salah satu upaya agar siswa menjadi aktif dan kritis dalam pembelajaran c. Adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau keputusan yang tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan proses menggali, mengenali, dan menilai segala hal yang terkait seperti, nilai-nilai, fakta dan informasi, pengetahuan yang dimiliki dan dibutuhkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan d. Adalah mode berpikir dengan cara pikiran logis 2. Pengertian pengambilan keputusan dibawah ini menurut G. R. Terry yang benar adalah.... a. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan. b. pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

c. pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin d. melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif 3. Ada berapa tahapan dalam prose pengambilan keputusan menurut Sir Francis Bacon.... a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e. 6

8 Metodologi Keperawatan

4. Dibawah ini beberapan peranan pemikiran kritis, kecuali..... a. Membantu dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi b. Membantu dalam mengumpulkan informasi yang relevan c. Membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk menentukan pilihan terbaik d. Membantu dalam membuat makanan e. Membantu mengevaluasi keputusan yang sudah diambil 5. Pernyataan yang benar tentang pengambilan keputusan menurut Claude S. Goerge, Jr yang benar adalah.... a. Pengambilan keputusan dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif. b. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan. c. pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin d. melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

9 Metodologi Keperawatan

KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5.

A C E D A

10 PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA Fisher,Alec.2007.Berpikir Kritis:Sebuah pengantar.Jakarta:Erlangga Ijul,Zulkifli.2011.Pengertian Pengambilan Keputusan.

Diakses

dari

http://www.manajemenn.web.id/2011/04/pengertian-pengambilan-keputusan.html tanggal 10 April 2013 Istanto,Adela.2012.Berpikir

Kritis

dan

Pengambilan

Keputusan.

Diakses

dari

http://www.adelaistanto.blogspot.com tanggal 9 April 2013 Ivone,July.2010. Critical Thinking, Intelectual Skills, Reasoning And Clinical Reasoning. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Maranantha Muhfahroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan

Berpikir

Kritis.Diakses

dari

http://muhfahroyin.blogspot.com diakses 9 April 2013 Mustaji.2009.Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Diakses dari http://pasca.tp.ac.id/site/ pengembangan – kemampuan-berpikir-kritis-dankreatif-dalam-pembelajaran tanggal 10 April 2013 Orclich, Donald C., Harder, Robert J., Callahan, Richard C., & Gibson,Harry W.1998. Teaching Strategies. Boston New York: Houghton Mifflin Company Santrock,John W.2009.Psikologi Pendidikan (Educational Psikologi).Jakarta:Salemba Empat Slavin,Robert E.2006.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik.Jakarta:Indeks http://rianamuslikhah.blogspot.com/2013/07/berpikir-kritis-dan-pengambilan.html

11 Metodologi Keperawatan

BAB 2 TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN PENDAHULUAN PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikut Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991). Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986). Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck). Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. A. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner, Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau : Proses keperawatan adalah : 1. Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien. 2. Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum. 3. Merupakan pendekatan ilmiah.

12 Metodologi Keperawatan

4. Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. B. KARAKTERISTIK PROSES KEPERAWATAN 1. Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan.

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

2. Sistematis : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai suatu tujuan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari masalah yang bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan. 3. Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan Klien yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan klien. 4. Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. 5. Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan bisa digunakan secara berurutan. 6. Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmu yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan dan ditekankan pada aspek : humanisti, holistik dan care. Selain pendapat tersebut, Kozier menyebutkan bahwa proses keperawatan mempunyai sembilan karakteristik antara lain : a. Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas. b. Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan berkesinambungan. c. Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan klien. d. Bersifat interpersonal dan kolaborasi. e. Menggunakan perencanaan. f. Mempunyai tujuan.

13 Metodologi Keperawatan

g. Memperbolehkan adanya kreativitas antara perawat dengan klien dalam memikirkan jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan. h. Menekankan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari masalah atau merevisi rencana keperawatan. i. Dapat diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan kerangka kerja untuk semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok. Demikian juga dengan Craven dan Hirnle (2000), menurutnya proses keperawatan sebagai pedoman untuk praktek keperawatan profesional, mempunyai karakteristik :

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

1) Merupakan kerangka kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat. 2) Teratur dan sistematis. 3) Saling tergantung. 4) Memberikan pelayanan yang spesifik kepada individu, keluarga, dan masyarakat. 5) Berpusat pada klien, menggunakan klien sebagai suatu kekuatan. 6) Tepat untuk diterapkan sepanjang jangka waktu kehidupan. 7) Dapat dipergunakan dalam semua keadaan. Sedangkan Taylor (1993) menyatakan bahwa proses keperawatan bersifat sistematis, dinamis, interpersonal, berorientasi kepada tujuan dan dapat dipakaii pada situasi apapun. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses keperawatan adalah suatu cara menyelesaikan masalah yang sistematis dan dinamis serta bersifat individual untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien sebagai manusia yang bersifat unik, dan menekankan pada kemampuan pengambilan keputusan oleh perawat sesuai dengan kebutuhan klien. C. TEORI YANG MELANDASI PROSES KEPERAWATAN 1. Teori sistem Teori Sistem Terdiri dari suatu kerangka kerjayang berhubungan dengan keseluruhan social,manusia,stuktur dan masalah-masalah organisasi serta perubahan hubungan internal dan lingkungan sekitarnya. Komponen system: input,proses dan output. Hubungan antara teori system dan proses keperawatan Input dan proses adalah suatu kumpulan data hasil pengkajian serta masalah yang ditemukan,disusun suatu rencana dan tindakan keperawatan yang tepat.dan menjelaskan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. 14

Metodologi Keperawatan

Feedback adalah suatu proses dimana informasi tentang system output dikomsumsikan kembali pada system agat dpat di evaluasi dan member arahdalam pengkajian ulan dalam menentukantindakan selanjutnya. 2. Teori KDM Teori ini memandang manusia sebagai bagian integral yang 1 sama lain dalam memenuhi kebutuhan dasar : fisiologi, keamanan, kasih saying, harga diri, aktualisasi diri (MASLOW) Peran perawat adalah memenuhi KDM dan tercapainya kepuasan bagi diri sendiri dan klien. 3. Teori Persepsi PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Masalah kesehatan yang sama akan menimbulkan masalah keperawatanyang berbeda karena persepsi kedua klien tersebut .Terjadinya perubahan dalam pemenuhan KDM sangat dipengaruhi oleh persepsi individu. 4. Teori informasi dan komunikasi Perawat harus mengetahui komunikasi yang baik agar mudah menerapkan proses keperawatan,hasil dari penerapan proses keperawatan yang member kepuasan pada klien dan dirinya sendiri akan diinfrmasikan dengan akurat dan tepat. 5. Teori Pengambilan Keputusan dan Penyelesaian masalah Setiap tindakan yang dilakukan dengan benar selalu melibatkan proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah klien.tujuan tersebut hanya dapat tercapai apabila perawat menyusun langkah langkah pengambilan keputusan melalui tahapan proses keperawatan. Salah satu tujuan dari keperawatan adalah menyelesaikan masalah yang dihadapi klien. Melaui pendekatan proses keperawatan masalah-masalah yang dihadapi dapat diidentifikasi secara tepat dan keputusan dapat diambil secara akurat. D. SEJARAH PERKEMBANGAN PROSES KEPERAWATAN Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan karena kurikulum di pendidikan belum mengajarkan metode tersebut. Proses keperawatan mulai dikenal di pendidikan keperawatan Indonesia yaitu dalam Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1984. 15 Metodologi Keperawatan

Diluar negeri istilah proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan sejak tahun tersebut para pakar keperawatan mendiskripsikan proses keperawatan secara bervariasi. Pada awal perkembangannya, proses keperawatan mempunyai tiga tahap, kemudian empat tahap dan pada saat ini proses keperawatan mempunyai lima tahap. Proses lima tahap pertama diperkenalkan pada tahun 1967 oleh Western Interstate Commision of Higher Education (WICHE) yang meliputi: persepsi, komunikasi, interpretasi, intervensi, dan evaluasi. Pada tahun yang sama para staf pengajar,Yura.H dan Walsh di Catholic University of American mangusulkan metode empat tahap, meliputi: pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi (Craven & Hirnle, 2000). Pada tahun 1973, American Nurse’s Association (ANA) menerbitkan standars of Nursing Practice dan juga National Council of State Boards PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

of Nursing ( 1982 ) yang terdiri dari lima tahap, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Kozier et al., 1995). Proses keperawatan terus berkembang dan kemudian istilah Nursing Diagnosis mulai diperkenalkan dalam literatur-literatur keperawatan. Pada tahun 1973, Gebbie dan Levin dari St.Louis University School of Nursing membantu dalam menyelenggarakan konferensi pertama tentang klasifikasi diagnosa keperawatan di Amerika. Pada tahun 1982, terbentuk North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) yang setiap dua tahun mengadakan konferensi tentang klasifikasi diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 1997). Pada saat ini proses keperawatan telah berkembang dan diterapkan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti rumah sakit, klinik-klinik, Puskesmas, perawatan keluarga, perawatan kesehatan masyarakat, dan perawatan pada kelompok khusus. Namun secara umum penerapan proses keperawatan belum optimal dan belum menggambarkan pemecahan masalah secara ilmiah oleh perawat, karena pada dasarnya hal ini tidak terlepas dari sumber daya keperawatan yang ada dan dukungan institusi.

16 Metodologi Keperawatan

LATIHAN

1. Proses keperawatan adalah … a. Langkah sistematis untuk menentukan masalah b. Metode ilmiah yang sistematis terhadap klien c. Penerapan ilmiah pemecahan masalah klien d. Kondisi perawat dalam memberikan askep Pernyataan untuk soal no. 3 (1) Pelaksanaan (2) Perencanaan PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

(3) Evaluasi (4) Diagnosa keperawatan (5) Pengkajian 2. Tahapan proses keperawatan yang benar …

a. (2) – (5) - (3) – (1) – (4) b. (3) – (2) – (1) – (5) – (4) c. (5) – (4) – (2) – (1) – (3) d. (4) – (5) – (2) – (1) – (3) e. (4) – (2) – (1) – (5) – (3)

3.

Proses keperawatan dapat berubah sesuai situasi dan kondisi, hal ini sesuai dengan sifat … a. Sistematis

b. Fleksibel c. Dinamis d. Siklus e. Teoristis

4.

Teori keperawatan yang memandang manusia sebagai bagian integral yang 1 sama lain dalam memenuhi kebutuhan dasar adalah teori a. Teori KDM b. Teori persepsi c. Teori sistem d. Teori informasi dan komunikasi e. Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah 17 Metodologi Keperawatan

5.

6.

Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia pada tahun a. 1980-an b. 1970-an c. 1987-an d. 1968-an Pada tahun berapa terbentuknya North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)... a. 1970 PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

b. 1980 c. 1982 d. 1999

18 Metodologi Keperawatan

KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

E C B A A A

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

19 Metodologi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA Buku ajar Fundamental Keperawatan POTTER and PERRY (2005) BARBARA KOZIER (2005) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan AZIZ ALIMUL http://nursingbegin.com/pengkajian-keperawatan/ http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian/ http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian/ PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

http://syamslaluceria27.blogspot.com/2011/01/tahap-diagnosa-keperawatan.html ://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-perencanaan-keperawatan/ http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-implementasi-keperawatan/ http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-evaluasi-keperawatan/ Chase, S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An ethnographic study. In R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds), Classification of nursing diagnosis: Proceedingof the ninth conference, North American Nursing Diagnosis Association (pp. 367-368). Philadelphia: J.B. Lippincott. Lunney; M. (1992). Divergent productie thinking factors and accuracy of nursing diagnoses. Research in Nursing and Health, 15(4), 303-312 http://www.academia.edu/8696894/Makalah_Proses_Keperawatan http://info-niakurniati-skep.blogspot.com/2011/05/contoh-soal-metodologi-keperawatan11.html

20 Metodologi Keperawatan

BAB 3 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN Adalah mengumpulkan seluruh data yang berhubungan dengan kondisi pasien dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien (Sri Setiyarini, SKp. MKes) Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). B. TUJUAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Umum : Mengumpulkan data yang berhubungan dengan pasien untuk menegakan diagnosa keperawatan, kekuatan (kemampuan) pasien dan rencana yan efektif dalam perawatan pasien. 2. Khusus, dapat digunakan sebagai : a. Dokumentasi pengkajian keperawatan b. Informasi utama (inti) bagi pasien dan keluarga c. Dasar menentukan diagnosa keperawatan d. Sumber informasi yang dapat membantu mendiagnosa masalah yang baru muncul e. Mendukung keputusan klinis agar tercapai tujuan dan tindakan yang sesuai f. Dasar menentukan kebutuhan pasien, keluarga dan pengasuh pasien g. Dasar menentukan kebutuhan pasien jika pulang h. Dasar pemilihan perawatan i. Penentuan biaya perawatan j. Memproteksi hak-hak legal k. Komponen sistem pelayanan pasien ( dapat untuk menetukan kebutuhan staf perawatan, biaya perawatan pasien, dll)

21 Metodologi Keperawatan

C. MACAM – MACAM DATA 1. Data Primer Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien,yang dapat memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya. 2. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien 3. Data Lainnya

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu. D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Observasi Adalah teknik pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui Observasi visual. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah : a) Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit` —- kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya. b) Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien c) Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat yang lain. 2. Wawancara Adalah metode pengumpulan data dimana pewawancara, perawat, mendapatkan respon klien dengan tatap muka. a. Fase wawancara 1) Persiapan Perawat menyiapanya dengan melihat kemmbali informasi tentang klien dalam catatan medik. Suatu saathal ini mungkin terbatas bila perawat merupakan orang 22 Metodologi Keperawatan

pertama yang menhadapi klien. Perawat juga melihat kembali literarur yang berkenaan dengan masalah kesehatan klien . Wawancara dilakukan dengan suasana yang nyaman , situasi yang setenang mungkin. 2) Orientasi Perawat menjalaskan tujuan wawancara dan mengenal klien dengan dekat. Klien mempelajari tenrang jenis pertanyaan yang akan diajukan. Klarifikasi diberikan sehubungan dengan kerahasiaan informasi.Pendekatan profesional perwat membangkitkan kepercayaan klien. Hal ini amatlah penting bila perawat ingin mempelajari tentang motivasi, kekuatan dan sumber klien. Perawat membantu klien mengatasi kecemasan, rasa tidak berdaya dan latar belakang pribadi dan informasi yang hendak di diskusikan b) Fase kerja Perawat memusatkan wawancara pada dimensi kesehatan klien , menggunakan model yang membentuk data dasar untuk mengidentifikasi diagnose keperawatan PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

yang mungkin terjadi.Perawat menggunakan keterampilan berwawancara untuk mengklarifikasi dan memvalidasi informasi sehingga pemecahan masalah klinis yang tepat dapat terlaksana. Data yang terkumpul nantinya akan diperkuat dengan penemuan dari pemeriksaan fisik. Perawat dan klien bekerjasama dalam mengidentifikasi masalah dan memilih tujuan asuhan. c) Fase terminasi Perawat mengakhiri wawancara dengan menyimpulkan data yang telah terkumpu. Masalah atau diagnosa dan tujuan yang divalidasi bersama klien. Perawat menjelaskan bagaimana kontak tambahan akan dilaksanakan dengan klien, termasuk persiapan pemeriksaan fisik. Hal ini membantu memberikan klien petunjuk kapan wawancara berakhir. 3. Konsultasi Seorang spesialis diminta untuk mengidentifikasi cara-cara untuk pengobatan dan menangani masalah – masalah klien. 4. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah :

23 Metodologi Keperawatan

a) Inspeksi Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll. b) Palpasi Adlaah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), c) Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah: bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. d) Perkusi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas heparparu (mengetahui pengembangan paru). E. KLASIFIKASI DATA 1. Data Subjektif Data Subjektif menunjukan persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan. Klien mengungkapkan persepsi dan perasaan subjektif seperti jati diri atau nyeri. Data subjektif adalah informasi yang diucapkan klien kepada perawat selama wawancara pengkajian keperawatan, yaitu komentar yang di dengar oleh perawat. Data subjektif atau gejala adalah fenomena yang dialami oleh klien dan mungkin suatu permulaan kebiasaan dari sensasi normal klien. Contoh data Subjektif "saya sedang sakit kepala" "saya merasa sesak nafas" "perut saya terasa panas" "seluruh badan saya sakit semua" "kaki saya terasa lemah" 2. Data Objektif

24

Metodologi Keperawatan

Data Objektif merupakan data yang diperoleh melalui indra perawat. Data objektif adalah informasi dimana perawat dapat : a) Melihat (Inspeksi) b) Merasakan (Palpasi) c) Mendengar (auskultasi) d) Mengetuk (perkusi) Contoh data objektif: 1) Observasi : Hidung mengembang Wajah meringis Pernapasan 30 , dangkal Hemoglobin (Hb) 7,8g/dl Kalium serum (K+) 2,5 eEq/L 2) Palpasi : Kandung kemih teraba, nyeri tekan di abdomen kuadran kanan bawah. 3) Auskultasi : Bunyi di lobus kanan bawah paru. 4) Perkusi : Pekak di lobus kanan bawah paru. Pekak di abdomen kuadran kanan bawah. PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

F. VALIDASI Validasi data merupakan perbandingan data subjektif dengan data objektif yang dikumpulkan dari sumber primer (klien) dan sekunder (misalnya catatan kesehatan) dengan nilai dan standar norma yang diterima. Suatu standar nilai merupakan aturan atau ukuran yang lazim dipakai. Perawat membandingkan komentar klien, data subjektif dengan data objektif klien yang dapat diukur. Perawat memeriksa apakah data objektif memvalidasi data subjektif. Perawat memeriksa apakah nilai klien, subjektif, objektif terletak pada rentang nilai dan standar normal yang lazim di pakai, seperti tanda – tanda vital yang normal, nilai laboratorium, pemeriksaan diagnostik, kelompok makanan dasar, pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

25

Metodologi Keperawatan

Contoh Validasi data Data subjektif “kaki saya terasa lemah” “tekanan darah Saya biasanya” 110/70 “saya merasa lelah Sepanjang waktu”

Data objektif K+serum 2,5 mEq/L Tekanan darah 110/90 mmHg

Hb 0,9 g/dl

Nilai normal K+serum 3,0-5,5 mEq/L Tekanan darah 120/80 mmHg

Hb wanita: 12,0-16,0 g/dl Hb pria: 13,5-18,0 g/dl

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat mengimplementasikan dan mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat berupa data dasar, lembar alur (flow sheet) dan catatan perkembangan, yang semuanya termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian secara aktual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian, diantaranya : 1. Gunakan format yang terorganisasi 2. Gunakan format yang telah ada 3. Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai dengan seluruh tubuh dapat memperluas informasi 4. Catat informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi 5. Masukkan pernyataan yang mendukung klien 6. Jabarkan observasi dan hasil yang jelas 7. Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian 8. Tulis data secara ringkas 9. Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan mendapatkan validasi 10. Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus 11. Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain 12. Data dikelompokkan dalam bio-psiko-sosio-spiritual, sesuaikan formatnya 26 Metodologi Keperawatan

13. 14. 15. 16.

Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relecan dan sesuai Menuliskan identitas waktu Menulis nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian. Lampiran.

a) Bagaimana cara mendapatkan data yang baik ? 1) Jaga kerahasiaan 2) Sebutkan nama 3) Jelaskan tujuan wawancara 4) Jaga kontak mata 5) Usahakan tidak tergesa-gesa b) Bagaimana cara mengobservasi ? 1) Pergunakan panca indera 2) Tunjukkan penampilan yang baik 3) Tunjukkan sikap yang baik 4) Jaga pola interaksi yang baik

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

c) Bagaimana cara bertanya yang baik ? 1) Tanyakan pertama kali mengenai masalah yang paling dirasakan klien 2) Pergunakan istilah yang dimengerti oleh klien 3) Pergunakan lebih banyak pertanyaan terbuka 4) Pergunakan refleksi (mengulang kembali apa yang dikatakan oleh klien) 5) Jangan memulai pertanyaan pribadi 6) Tanyakan sesuatu yang penting dan tidak menyinggung 7) Pergunakan format pengkajian yang teorganisir dan disepakati oleh instansi d) Bagaimana cara menjadi pendengar yang baik? 1) Jadilah pendengar yang aktif 2) Beri kesempatan kepada klien untuk menyelesaikan pembicaraannya 3) Bersabarlah jika klien `blocking` 4) Berikan perhatian yang penuh 5) Klarifikasi, ulang apa yang telah dikatakan dan simpulkan.

27 Metodologi Keperawatan

H. FORMAT PENGKAJIAN FORMAT PENGKAJIAN ( pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan dari Gordon) DATA DASAR SEWAKTU MASUK RUMAH SAKIT 1. DATA UMUM a) Tanggal…………jam………..keluarga yang dapat dihubungi……….telp……… b) Masuk……dari rumah sendirian…..dari rumah dengan keluaga…..jalan………… emergensi……lainnya(sebutkan)……….. c) Alat yang digunakan :……..kursi roda…….ambulan ……….brankar d) Alasan masuk rumah sakit…………………………………………………………. e) Masuk rumah sakit terakhir tanggal:………………….alasan…………………....... f) Riwayat penyakit sekarang………………………………………………………… g) Riwayat pengobatan sebelumnya Jenis obat

Dosis

Dosis sebelumnya

frekwensi

2. POLA FUNGSI KESEHATAN PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

a) Persepsi terhadap kesehatan –manajemen kesehatan Menggunakan: 1) Tembakau(merokok):……..tidak……berhenti…..ya……1/2 pak/hari……>2 pak 2) Alcohol:……tgl.terakhir …….jumlah……jenis…….lama mengkonsumsi alcohol 3) Alrgi(obat,makan,lainya)……tidak….ya……..reaksi………………… b) Pola aktifitas dan latihan Kemampuan perawatan diri : Skor:0=mandiri;1=dibantu sebagian;2=perlu bantuan orang lain ;3=perlu bantuan orang lain dan alat;4=tergantung/tidak mampu.

28

Metodologi Keperawatan

Aktifitas 0 1 2 3 4 Mandi Berpakaian/berdandan Eliminasi Mobilisasi di tempat tidur Pindah Ambulasi Naik tangga Belanja Memasak Merapikan rumah c) pola istirahat dan tidur Waktu tidur:……..jumlah;……frekwensi;………kualitas (sering terbangun) ……….insomnia……………tidak;……..ya…………………………………… somnobolisme……………….tidak………………… ya………………………………....... d) Pola Nutrisi – Metabolik 1) Diet khusus…………………………………………………………… 2) Anjuran diet sebelumnya……………..…….ya ; ……………….. tidak

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

3) Nafsu makan……….. normal………………..meningkat; ……………………….menurun………… mual; ……………muntah; …………………stomatitis 4) BB naik turun 6 bulan terakhir………..tidak;……….ya…………………..kg(naik /turun 5) Keslitan menelan…………tidak;………ya;………..cairan;………makanan padat 6) Riwayat masalah kulit/kesulitan penyembuhan……….tidak;……… ya…………………... e) Pola eliminasi 1) Kebiasaan BAB : …….. x / hari; …….. tgl. BAB terakhir; ……normal;…….. konstipasi; ………diare…….. incontinent; …….. …….lainnya 2) Kebiasaan BAK : ………. Normal ( WNL ); ……… frekwensi; …….. disuri; ….. nokturi;………tdk bisa ditahan…… hematuri; ……. Retensi 3) Inkotinen:…..tidak;…..ya….total…..siang…..malam;….kadang-kadang; …..kesulitan menahan;……tidak sampai ditoilet 29 Metodologi Keperawatan

4) Penggunaan bantuan:…..kateter;………. f) Pola kognitif – perceptual 1) Status mental:…..sadar;….afasia;….orientasi:…..bingung;…tidak ada respon 2) Bicara:……normal;….gagap;…..afasia;…blocking 3) Bahasa yang digunakan:…..Jawa;…..madura;….indonesia;…..lainya………… 4) Kemampuan membaca:.…bisa;…tidak;…mengartikan:…bisa;….tidak………….. 5) Kemampuan interaksi:……sesuai,….tidak,sebutkan………………………………. 6) Pendengaran:….normal(WNL);….terganggu(kanan/kiri;….tuli (kanan/kiri) ……..alat bantu pendengaran;………tinitus(nging) 7) Penglihatan:…..normal;….kacamata;……lensa kontak…..terganggu(kanan/kiri); …..buta(kanan/kiri)…….kabur(kanan/kiri)….lainya,sebutkan…… 8) Vertigo:…….ya…..;……tidak……………………………………….. 9) Manajemen nyeri:…………………………………………………….. g) Pola konsep diri 1) Harga dari : ……………………. tidak terganggu;………. terganggu sebutkan…………………. 2) Ideal diri :……………tidak terganggu;……. Terganggu; sebutkan……………… 3) Identitas diri:………..tidak terganggu………terganggu, sebutkan……………... 4) Gambaran diri:………tidak terganggu………terganggu, PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

sebutkan…………….. 5) Identitas diri:………..tidak terganggu………terganggu, sebutkan……………... h) Pola koping 1) Masalah utama selama masuk Rumah Sakit(keungan, perawatan diri,lainya)……. 2) Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya;…..tidak;……..ya……….. 3) Takut terhadap kekerasan:………tidak;…….ya,siapa……………………………. 4) Pandangan terhadap masa depan:…….(rata-rata dari 1=pesimistis s/d optimistis)

30

Metodologi Keperawatan

i) Pola seksual – Reproduksi 1) Menstruasi terakhir (LMP) ……………………………………………………………… 2) Masalah menstruasi:………..tidak;………ya………………………………. 3) Papsmear terakhir:…………normal;……tidak,sebutkan……………………. 4) Perawatan payudara setiap bulan:…………ya;……… tidak………………………………….. 5) Pola sek selama masuk rumah sakit……………………………………………………………….. j) Pola peran-berhubungan 1) Status perkawinan………………………………………………… 2) Pekerjaan…………………………………………………………. 3) Kualitas bekerja:………..sebulan berhenti;…… tidak bekerja……..lama…. 4) Sistem dukungan;….pasangan;….tetangga/teman…..tidak;……..lainya…. 5) Dukungan keluarga selama masuk rumah sakit…………………… k) Pola nilai dan kepercayaan 1) Agama……………………………………………………………. 2) Larangan agama……….tidak;……………ya(sebutkan)………… 3) Permintaan rohaniawan selama masuk RS….tidak;……..ya(sebutkan) …………………………………... 3. PEMERIKSAAN FISIK(DATA OBYEKTIF) a) Data klinik 1) Usia……………….;TB…………….;BB………………………… PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

2) Temperatur………….;nadi…….………(kuat/lemah;teratur/tidak) 3) Tekanan darah :tidur…………..;duduk…………;dan berdiri……… b) Pernafasan dan sirkulasi 1) Frekwensi napas …………………………………………………… 2) Kualitas………..normal(WNL);..….dangkal;………....cepat;……….tidak bisa; ……………lainnya………………………………… 3) Batuk :………ya;…………tidak(jelaskan)………………………... 4) Auskultasi: Lobus kanan atas:……normal;……..menurun;……tidak ada;…….suara tidak normal. 31 Metodologi Keperawatan

-

Lobus kiri atas:………normal;……..menurun;……tidak ada;…….suara tidak normal Lobus kanan bawah:…..normal……menurun;…….tidak ada;…….suara tidak normal Lobus kiri bawah:……normal……..menurun;……tidak ada;……..suara tidak normal

c) Metabolic-integumen 1) Kulit: a. Warna:……..normal;………pucat;………cyanosis;…..kuning;…….lainnya…. b. Turgor:…………………….normal;…………………..turgor jelek c. Lecet:…………………tidak;………ya(sebutkan)………………… d. Bengkak:………………tidak;……..ya(sebutkan)……………… e. Bercak:…………………tidak;;……..ya (sebutkan)………………. 2) Mulut: a. Gusi:…………..normal;………putih;…….lecet;……..lainnya…… b. Gigi:…………..normal;………lainnya(sebutkan)………………… c. Abdomen:………suara peritaltik usus:……….ada;……..tidak ada… d) Persyarafan/sensori 1) Pupil:………….sama;…………………..tidak sama(sebutkan)……….….. 2) Reaksi terhadap cahaya: a. Kiri:…………….ya;…………tidak(spesifik)……………………… b. Kanan…………..ya;………....tidak(spesifik)……………………… 3) Mata :……….. jelas; ……..barair;……. Kabur;….. lainnya (sebutkan…

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

e) Muskulo – Skeletal 1) ROM ……. Penuh;……… tidak ( sebutkan )……… 2) Keseimbangan :…….. stabil; ……. Tidak stabil(sebutkan)……….. 3) Menggenggam(ka/ki):…………….kuat;……………..lemah(ka/ki) 4) Kemampuan otot kaki;……………kuat;……………..lemah(ka/ki) 4. RENCANA PULANG a. Tinggal:…… ….sendirian;……….dengan……………..tidak diketahui b. Keinginan tinggal setelah pulang:……….rumah;…………….tidak tahu; ………….lainnya(sebutkan)………………………………….. 32 Metodologi Keperawatan

c. Pelayanan kesehatan yang di gunakan sebelumnya:…………home care;………… PUSKESMAS;…………lainnya(sebutkan)…………… d. Kendaraan yang digunakan saat pulang:……..mobil;……ambulan……bus/taksi: …..tidak tahu e. Antisipasi terhadap keuangan setelah pulang?...........tidak;………….ya f. Antisipasi masalah perawatan diri?..................tidak;………………ya g. Bantuan yang di perlukan setelah pulang?...................tidak ada;……ya (sebutkan) ………………………………………………………. 5. TANDA TANGAN ……………………. TANGGAL………………………………

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

33

Metodologi Keperawatan

LATIHAN

1. Pernyataan

dibawah ini yang merupakan pengertian dari pengkajian keperawatan

adalah.... a. Adalah tahap kedua dari proses keperawatan yang mencangkup analisi data b. Suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien c. Adalah mengumpulkan seluruh data yang berhubungan dengan kondisi pasien dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien d. Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik

2. Mengumpulkan data secara lengkap dan akurat adalah tahap… a. pengkajian b. perencanaan c. pelaksanaan d. evaluasi e. perumusan diagnose 3. Agar

dapat menentukan masalah berdasarkan data yang terkumpul, perawat perlu memiliki kemampuan … a. menyusun data

b. mengelompokkan data c. berfikir secara kritis d. berkomunikasi interpersonal e. menjalin kolaborasi dengan tim 4. Tindakan yang pertama kaliyang dilakukan oleh seorang perawata terhadap pasiennya adalah… a. diagnosa keperawatan b. implementasi keperawatan c. pengkajian PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

d. evaluasi

34 Metodologi Keperawatan

5. Untuk mengetahui keluhan

yang dirasakan pasien maka sumber data utama yang bisa

digunakan adalah … a. Orang terdekat pasien b. Dokter yang mengobati c. Orang yang mengantar pasien d. Langsung pada pasien e. Perawat yang merawat

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

35 Metodologi Keperawatan

KUNCI JAWABAN 1. C 2. A 3. C 4. C 5. A

36

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA http://ilmupengetahuandisekitarkita.blogspot.com/2010/10/pengkajian-keperawatan.html http://info-niakurniati-skep.blogspot.com/2011/05/contoh-soal-metodologi-keperawatan11.html

37

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

BAB 4 DIAGNOSA KEPERAWATAN A. PENGERTIAN DIGANOSA KEPERAWATAN Diagnosa memiliki dua arti, Pertama, diagnosis adalah tahap kedua dari proses keperawatan yang mencangkup analisi data. Kedua, diagnosis adalah label spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan klien dan keluarganya. (Muhith,2015). Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapka oleh perawat yang bertanggung jawab. (Muhith,2015). Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap ransangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar ( lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan adalah : 1. Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia 2. Menggambarkan respon individu terhadap proses,kondisi dan situasI 3. Berubah bila respon individu juga berubah.Unsur dalam diagnosis keperawatan meliputi problem/ respons ( P ) ;etiologi ( E) ; dan signs/ symptom ( S ) dengan rumus diagnosis = P + E + S.(Haryanto,2007). Diagnosa Keperawatan di tetapkan berdasarkan analisis dan interprestasi data yang diperoleh dari pengkajian klien. Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang kesehatan yang nyata atau aktual dan kemungkinan akan terjadi, dimana pengambilan keputusannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon indivu,keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual dan potensial,di mana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,menurunkan,membatasi,mencegah dan mengubah status kesehatan klien.Diagnosa keperawatan di tetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang di peroleh dari pengkajian keperawatan klien.Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata ( actual) dan kemungkinan akan terjadi,di mana pemecahannya dapat di lakukan dalam batasan wewenang perawat. (Bararah,dkk,2013).

38

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah diagnosis yang paling logis terjadi ketika terjadi suatu kondisi medis tertentu. Tentu saja seorang pasien dengan satu kondisi medis tidak akan mempunyai semua diagnose keperawatan yang di tampilkan.Pilih hanya diagnose keperawatan yang di konfirmasikan dengan data pengkajian.Lebih jauh lagi,daftar yang telah di pilih ini harus telah di pertimbangkan dengan tidak berlebihan.Mungkin saja terjadi bahwa seorang pasien dengan suatu kondisi medis tertentu akan mempunyai diagnose keperawatan yang tidak terdaftar dalam daftar. Karena pasien mewakili respon manusia yang unik, diagnosa keperawatan tidak dapat di ramalkan berdasarkan kondisi medis saja. (Hidayat,2008). B. TUJUAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan juga bermanfaat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif, memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan, meningkatkan komunikasi antar sejawat dan profesi kesehatan lainnya, dan membantu merumuskan hasil yang di harapkan/tujuan yang tepat dalam menjamin mutu asuhan keperawatan sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi pedoman dalam melakuakn evaluasi. (Bararah,dkk,2013). C. JENIS DIAGNOSA KEPERAWATAN Penentuan diagnosa Keperawatan, bagaimanapun lebih sulit dan komplek daripada menentukan diagnosa medis. Diagnosa keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Actual ( Aktual ) : Suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis yang harus divalidasi oleh perawat karena adanya batasan karakteristik mayor. Syarat untuk menegakkan diagnosa keperawatan maka diperukan adanya problem, etiologi, symptom. 2. Risk (Resiko) : Diagnosa Keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis dimana individu maupun kelompok lebih rentang mengalami masalah yang sama dibandingkan orang lain didalam situasi yang sama atau serupa. Syarat untuk menegakkan diagnosa resiko ada unsur problem dan etimologi. 3. Possible ( Kemungkinan ) : Diagnosa kemungkinan adalah diagnosa keperawatan yang membutuhkan data tambahan, yang betujuan untuk mencegah timbulnya suatu diagnosa yang bersifat sementara.

39 Metodologi Keperawatan

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

4. Wellness (Kesejahteraan) : Diagnosa keperawatan kesejahteraan merupakan penilaian klinis tentang keadaan individu keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu menjadi tingkat sejahtera yang lebih tinggi. 5. Syndrome (Sindrom) : Diagnosa syndrome merupakan kumpulan gejala diagnosa keperawatan, karena terdiri dari diagnosa keperawatan aktual dan resiko. Dan didalam diagnosa syndrome terdapat etiologi dan faktor pendukung lainnya yang mempermudah dalam menegakkan suatu diagnosa. (Haryanto, 2007). Dalam buku Diagnosis Keperawatan NANDA 2014, status diagnosis keperawatan di bagi menjadi bagian yaitu : a) Aktual b) Promosi kesehatan c) Resiko d) Sindrom e) Kesejahteraan; NANDA Internasional tidak lagi mmengidentifikasi kategori diagnosis keperawatan sebagai “diagnosis kesejahteraan”.Jenis dan definisi diagnosis keperawatan dari taksonomi NANDA Internasional, dan semua diagnosis kesejahteraan di ubah menjadi diagnosis promosi kesehatan. D. TAHAPAN-TAHAPAN DALAM DIAGNOSA KEPERAWATAN Tahapan dalam diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi: 1. Klasifikasi dan Analisa Data Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu di mana klien mengalami permasalahan kesejahteraan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelompokkan data dapat di susun berdasarkan pola respon manusia (taksonomi NANDA)dan atau pola fungsi kesehatan. 2. Interprestasi Data Klien Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk mempertahankan status kesehatannya, 3. Memvalidasi data Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda tanda yang kemudian merujuk kepada ketepatan data.Untuk kelengkapan dan ketepatan data,kerja sama dengan klien sangat penting untuk saling percaya,sehingga mendapatkan data yang tepat. 40 Metodologi Keperawatan

4. Merumuskan diagnosa keperawatan PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Setelah perawat mengelompokkan,mengidentifikasi,dan memvalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosis keperawatan.Diagnosis keperawatan dapat bersifat actual, resiko, kemungkinan, kesejahteraan, dan sindrom. ( Muhith,2015). Dengan diagnosa keperawatan sebagai dasar dari keperawatan, perawat perlu mengembangkan kompetensi diagnostik dalam rangka menjadi penegak diagnosis yang baik. (NANDA,2014). Seorang perawat bertanggung jawab secara langsung dalam pembuatan diagnosa keperawatan. Perawat juga bertanggung jawab pada pengobatan,dengan mengaplikasikan prinsip enam benar yaitu, benar obat, benar dosis, benar klien, benar cara, benar waktu, dan benar dokumentasi.(Haryanto,2007).

41

Metodologi Keperawatan

LATIHAN PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan pengertian diagnosa keperawatan... a. Adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. b. Adalah analisis dan interprestasi data yang diperoleh dari pengkajian klien c. Adalah yang paling logis terjadi ketika terjadi suatu kondisi medis tertentu d. Adalah memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif

2. Diagnosa keperawatan memiliki tujuan untuk.... a. Memfasilitasi komunikasi antar perawat b. Membantu perawat memfokuskan tindakan keperawatan mandiri c. Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif d. Memudahkan dalam evaluasi klien e. Membantu perawat dalam memfokuskan keperawatan yang dependen

3. Beberapa

tipe diagnosa keperawatan dalam buku NANDA 2014, yang meliputi dibawah ini, kecuali ….. a. Aktual b. Syndrom c. Resiko d. Promosi kesehatan e. kemungkinan

4. Diagnosa

keperawatan memiliki beberapa tahapan diantaranya sebagai berikut,

kecuali.... a. Klasifikasi dan Analisa Data b. Interprestasi Data Klien c. Memvalidasi data d. Merumuskan diagnosa keperawatan e. Penelitian data 5. Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk mempertahankan status kesehatannya, merupakan isi dari tahapan diagnosa keperawatan.... a. Klasifikasi dan Analisa Data b. Interprestasi Data Klien 42 Metodologi Keperawatan

c. Memvalidasi data d. Merumuskan diagnose keperawatan PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

43

Metodologi Keperawatan

KUNCI JAWABAN PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

1. A 2. C 3. E 4. E 5. B

44

Metodologi Keperawatan

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

DAFTAR PUSTAKA Bararah,Taqqiyah,dkk,(2013),Asuhan Keperawatan,Prestasipustakaraya:Jakarta Haryanto,(2007),Konsep Medika:Jakarta

Dasar

Keperawatan

dengan

Pemetaan

Konsep,Salemba

Hidayat, Alimul, Aziz, (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta NANDA,(2014), Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi, EGC:Jakarta (terjemahan) Muhith,Abdul.(2015), Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi,EGC : Yogyakarta Wilkinson,M,Judith,(2007),Diagnosa Keperawatan,EGC:Jakarta http://ainulinayah2.blogspot.com/2016/05/diagnosa-keperawatan.html

45 Metodologi Keperawatan

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

BAB 5 PERENCENAAN KEPERAWATAN

A. TAHAP PERENCANAAN Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalahmasalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. B. SUMBER DATA Sebelum menuliskan rencana tindakan keperawatan, kaji ulang semua data yang ada sumber data yang memuaskan meliputi : 1. Pengkajian sewaktu klien masuk rumah sakit. 2. Diagnosa perawatan waktu masuk rumah sakit. 3. Keluhan utama klien atau alasan dalam berhubungan dengan pelayanan kesehatan. 4. Laboratorium ritme. 5. Latar belakang sosial budaya. 6. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. 7. Observasi dari tim kesehatan lain. C. LANGKAH - LANGKAH PERENCANAAN Pada tahap perencanan dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, yaitu sebagai berikut : 1. Penentuan prioritas diagnosis Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah tahap diagnosis keperawatan. 46 Metodologi Keperawatan

Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka dapat diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang segera dilakukan. PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Dalam menentukan prioritas terdapat beberapa pendapat urutan prioritas, di antaranya : a) Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa) Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa) yang dilatarbelakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi, prioritas sedang, dan prioritas rendah. 1) Prioritas tinggi _ prioritas yang mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu seperti masalah pembersihan jalan nafas. 2) Prioritas sedang _ prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak mengancam hidup klien seperti masalah personal higiene. 3) Prioritas rendah _ prioritas yang menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik seperti masalah keuangan dan lainnya. b) Berdasarkan kebutuhan Maslow Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia, diantaranya : 1) Kebutuhan fisiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan, perawatan kulit, mobilisasi, dan eliminasi. 2) Kebutuhan keselamatan dan keamanan, meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut. 3) Kebutuhan mencintai dan dicintai, meliputi masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, dan hubungan antar manusia. 4) Kebutuhan harga diri, meliputi masalah respek dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri. 5) Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan. 2. Penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan Tujuan merupakan sinonim dari kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut: S (Subjek), P (Predikat, K (Kriteria), K (Kondisi, W (Waktu) dengan penjabaran sebagai berikut : S : Perilaku pasien yang diamati. P : Kondisi yang melengkapi pasien. K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk meentukan tercapainya tujuan. 47 Metodologi Keperawatan

K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan. W : Waktu yang ingin di capai. 3. Menentukan rencana tindakan Untuk memudahkan dalam menentukan rencana tindakan, maka ada beberapa persyaratan dalam menuliskan rencana tindakan diantaranya harus terdapat unsur PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

tanggal, kata kerja yang dapat diukur yang dapat dilihat, dirasa dan didengar, adanya subjek, hasil, target tanggal dan tanda tangan perawat. Perawatan dan pengobatan dirancang untuk membantu pencapaian satu atau lebih dari tujuan perawatan sehingga dapat mengurangi, mencegah atau menghilangkan dari masalah pasien. D. TIPE INTRUKSI PERAWATAN DALAM MERENCANAKAN TINDAKAN 1. 2. 3.

4.

Dalam memberikan instruksi keperawatan ada empat tipe intruksi yang digunakan : Tipe Diagnostik _ tipe ini menilai kemungkinan klien ke arah pencapain kriteria hasil dengan observasi secara langsung. Tipe Terapeutik _ mengambarkan tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah kemungkinan masalah. Tipe Penyuluhan _ digunakan untuk meningkatkan perawatan diri pasien dengan membantu klien untuk memperoleh tingkah laku individu yang mempermudah pemecahan masalah. Tipe Rujukan _ menggambarkan peran perawat sebagai koordinator dan manager dalam perawatan klien dalam anggota tim kesehatan. E. PERBEDAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN DAN TINDAKAN MEDIS

Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang disusun oleh perawat untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan perawat lainnya. Sedangkan rencana tindakan pelimpahan (delegasi) adalah rencana yang disusun oleh dokter untuk dilaksanakan oleh staf perawat. Program atau perintah dokter adalah bukan perintah untuk perawat, tetapi perintah ditujukan kepada klien yang tindakannya dilaksanakan oleh perawat. Kedua intervensi tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan yang independen, karena secara hukum perawat harus menentukan apakah memang sudah selesai untuk melaksanakan suatu tindakan berdasarkan standar praktik. 48 Metodologi Keperawatan

Rencana tindakan medis biasanya difokuskan pada kegiatan yang berhubungan dengan diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien. Tindakan tersebut didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Tindakan medis sering meliputi pengobatan, uji diagnostik, diet dan pemberian obat. Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada kegiatan yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Rencana tindakan tersebut bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu : a) Dependen PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

b) Interdependen c) Independen

49 Metodologi Keperawatan

LATIHAN 1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan pengertian perencanaan keperawatan adalah.... a. Adalah rencana tindakan keperawatan ditujukan pada kegiatan yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien b. suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien c. Adalah rencana yang disusun oleh perawat untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan perawat lainnya d. Adalah pengetahuan dan keterampilan seorang perawat 2. Mengambarkan tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah kemungkinan masalah, merupakan isi dari tipe intruksi... a. Tipe Diagnostik PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

b. Tipe Terapeutik c. Tipe Penyuluhan d. Tipe Rujukan 3. Didalam perencanaan keperawatan terdapat tipe intruksi dibawah ini, kecuali.... a. Tipe diagnostk b. Tipe teraupetik c. Tipe penyuluhan d. Tipe pengobatan 4. Situasi yang mengancam kehidupan ( nyawa seseorang ) sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu seperti masalah pembersihan jalan nafas, merupakan isi dari prioritas..... a. Prioritas tinggi b. Prioritas sedang c. Prioritas rendah d. Prioritas paling rendah 5. Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada kegiatan yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Rencana tindakan tersebut dikategorikan menjadi 3, yaitu, kecuali.... b. Interdependen c. Independen d. Dependen e. Dipenden 50 Metodologi Keperawatan

KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5.

A B D A D

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

51

Metodologi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA Alimul Hidayat, A. Aziz. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2014/09/rencana-tindakan keperawatan.html

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

52

Metodologi Keperawatan

BAB 6 IMPLEMENTASI ATAU TINDAKAN KEPERAWATAN A. PENGERTIAN IMPLEMENTASI Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang diharapkan. B. TAHAP-TAHAP IMPLEMENTASI a) Tahap I: Persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan. Meliputi : a) Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan b) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang diperlukan c) Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul d) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

e) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan f) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dari potensi tindakan b) Tahap II: Intervensi Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan ini meliputi : a) Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari doktek atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independen keperawatan dapat dikatagorikan menjadi 4, yaitu tindakan diagnostik, tindakan terapeutik, tindakan edukatif, dan tindakan merujuk. b) Interdependen menjelaskan suatu kegiatan yang memelukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter. 53 Metodologi Keperawatan

c) Dependen ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan. c) Tahap III: Dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Ada 3 tipe sistem pencatatan yang digunakan pada dokumentasi : a) Sources-Oriented records b) Problem-Oriented records c) Computer-Assissted records Menurut Wilkinson (2007) implementasi yang bisa dilakukan oleh perawat terdiri dari: 1) Do (melakukan), implementasi pelaksanaan kegiatan dibagi dalam beberapa kriteria yaitu : a. Dependen Interventions: dilaksanakan dengan mengikuti order dari pemberi perawatan kesehatan lain. b. Collaborative (interdependen): intervensi yang dilaksanakan dengan professional kesehatan lainnya. c. Independent (autonomous) Intervention: intervensi dilakukan dengan melakukan nursing orders dan sering juga digabungkan dengan order dari medis 2) Delegate (mendelegasikan): pelaksanaan order bisa didelegasikan hanya saja ada beberapa tanggung jawab yang perlu dicermati oleh pemberi delegasi yaitu apakah tugas tersebut tepat untuk didelegasikan, apakah komunikasi tepat dilakukan, dan apakah ada supervise atau pengecekan aktivitas yang didelegasikan.

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

3) Record (mencatat), pencatatan bisa dilakukan dengan berbagai format tergantung pilihan dari setiap institusi. C. PENDEKATAN TINDAKAN Dalam implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pendekatan, antara lain: 1. Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu implementasi keperawatan yang akan dilakukan. 2. Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan intervensi. 54 Metodologi Keperawatan

3. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi. 4. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya peningkatan kesehatan. 5. Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya. 6. Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada klien. D. PRINSIP IMPLEMENTASI Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan respons klien. 2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan. 3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia. 4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan. 5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi keperawatan. 6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care). 7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien. 8. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan. 9. Bersifat holistik. 10. Kerjasama dengan profesi lain. 11. Melakukan dokumentasi.

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

55

Metodologi Keperawatan

LATIHAN 1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan pengertian dari implementasi keperawatan adalah.... a. Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik b. pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik c. Adalah penilaian hasil dari hasil tindakan d. Adalah suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien

2. Menuntun perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan, merupakan isi dari tahap implementasi yang ke.... a. Tahap 4 b. Tahap 3 c. Tahap 2 d. Tahap 1

3. Proses keperawatan salah satunya implementasi keperawatan dilakukan pada tahap ke.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

4. Yang dimaksud dengan Dependen Interventions adalah.... a. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya peningkatan kesehatan b. Dilaksanakan dengan mengikuti order dari pemberi perawatan kesehatan lain. PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

c. Interpensi yang dilaksanakan dengan professional kesehatan lainnya. d. Intervensi dilakukan dengan melakukan nursing orders dan sering juga digabungkan dengan order dari medis

5. Tindakan yang dilakukan seorang perawat terhadap pasien berdasarkan, kecuali.... a. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia b. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan 56 Metodologi Keperawatan

c. Berdasarkan respons klien d. Berdasarkan apa yang disuruh oleh keluarga pasien

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

57 Metodologi Keperawatan

KUNCI JAWABAN 1. A 2. D 3. D 4. B 5. D

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

58 Metodologi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Surabaya: Salemba Medika http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-implementasi-keperawatan/ (Diakses pada tanggal 7 November 2012) http://dhikapriskia.blogspot.com/2011/04/implementasi-keperawatan_30.html (Diakses pada tanggal 7 November 2012) http://dianhusadautamiblogspotcom.blogspot.com/p/konsep-implementasi-dan-evaluasi.html http://dwimahendrayanti.blogspot.com/2013/12/makalah-implementasi-keperawatan.html

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

59 Metodologi Keperawatan

BAB 7 EVALUASI KEPERAWATAN A. PENGERTIAN EVALUASI Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009). Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011) Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana : (Suprajitno dalam Wardani, 2013). S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif. A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif. P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011).

B. TUJUAN EVALUASI Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan: 1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan). 2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan). 60 Metodologi Keperawatan

3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008).

C. TAHAP EVALUASI Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu : (Ali, 2009). kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi keperawatan. 2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya: a) Tekanan darah normal 120/80 b) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari c) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit demam berdarah 3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan dengan standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah 100/60, klien Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau mampu menyebut satu cara pencegahan demam berdarah. 4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut : a) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan standar/tujuan yang telah ditetapkan. Contoh : Tekanan darah normal 120/80, tetapi kenyataannya (hasil tindakan keperawatan) tekanan darah 100/60, maka hasil yang dicapai lebih rendah dari standar atau tekanan darah rendah. Jika tujuan keperawatan mampu mandi sendiri dua kali sehari, ternyata hanya mampu satu kali, berarti tujuan tidak tercapai. 1. Membaca

b) Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan standar prosedur atau rencana yang telah ditetapkan. Contoh :

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Mengukur tekanan darah setiap 2 jam sekali, tetapi pengukuran tekanan darah baru dilakasakan 8 jam sekali, maka hasil penilainnya adalah ada penyimpangan prosedur. Sebelum makan harus cuci tangan (standar) tetapi pelaksanaannya “tidak cuci tangan” berarti ada penyimpangan prosedur. 61 Metodologi Keperawatan

5.Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan. 6. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai, kegiatan dapat diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau promosi kesehatan atau promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan yang lain. Apabila tujuan belum tercapai, perlu dilakukan modifikasi rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah teratasi semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan. Langkahlangkah modifikasi rencana keperawatan, yaitu: a) Jika ada penyimpangan atau ada masalah baru, diagnosis keperawatan/diagnosis kolaboratif tersebut tetap menjadi modifikasi diagnosis yang lama. b) Susun urutan prioritas masalah tersebut. c) Tetapkan tujuan sesuai dengan diagnosis baru tersebut. Dengan memperhatikan: 1) Tujuan direncanakan secara spesifik dan realistis dalam kesempatan dan waktu yang memungkinkan. 2) Tujuan merefleksikan kemampuan perawatan sesuai dengan pilihan klien. d) Kaji kembali intervensi keperawatan yang telah diberikan dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah penilaian rencana tindakan telah dilakukan secara konsisten/ 2) Apakah intervensi keperawatan dapat meningkatkan kemampuan klien/meningkatakan kesehatan klien? 3) Apakah waktu pemberian intervensi yang lalu sudah cepat? 4) Apakah situasi lingkungan cukup mendukung pelaksanaan intervensi? 5) Intervensi apa yang dapat membantu meningkatkan kesehatan klien? e) Identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat pencapaian tujuan. f) Catat waktu (tanggal, jam) untuk revaluasi kembali. g) Laksanakan intervensi sesuai dengan rencana modifikasi. h) Semua data tersebut dicatat dalam format dokumentasi yang telah ditetapkan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu : PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

1. Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisan format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP. (Setiadi, 2008). 62 Metodologi Keperawatan

Contoh format evaluasi sumatif Tanggal & Waktu No. Diag. Kep Evaluasi 15 Juni 2003 16.00 S : Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak dipahami yaitu tentang…... Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana bagi lansia sesuai dengan saran perawat. O : Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang…. Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang…. Lansia yang ada di keluarga Bapak An belum mengenakan sandal karet setiap hari selama di rumah. Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding belum disedikan oleh keluarga. A : Diagnosis keperawatan belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi. Rujuk ke LSM yang menyediakan dana bagi Lansia. Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas. 2. Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. (Setiadi, 2008). Contoh format evaluasi formatif Tanggal & Waktu No. Diag. Kep Evaluasi 15 Juni 2003 16.00 S : Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak dipahami yaitu tentang…. O : Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang…. Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

63 Metodologi Keperawatan

A : Implementasi yang dilaksanakan seminggu lalu dengan metode ceramah dan media brosur, belum sepenuhnya dimengerti oleh keluarga. Perlu metode dan media lain yang efektif. P : Berikan pendidikan kesehatan ulang sesuai kesepakan dengan keluarga. Metode dengan demonstrasi. Media ditambah dengan bahan yang sesuai dengan kondisi di keluarga.

D. METODE EVALUASI 1. 2. 3. 4.

Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain: Observasi langsung Wawancara Memeriksa laporan Latihan simulasi (Setiadi, 2008).

a. Mengukur pencapaian tujuan keluarga Ada beberapa komponen yang dievaluasi, meliputi : 1) Kognitif (Pengetahuan) Lingkup evaluasi, antara lain: a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya. b) Mengontrol gejala-gejalanya c) Pengobatan d) Diet, aktivitas, persediaan alat-alat e) Resiko komplikasi f) Gejala yang harus dilaporkan g) Pencegahan (Setiadi, 2008) Informasi ini dapat diperoleh dengan cara : Interview, dengan cara : a) Menanyakan kepada keluarga untuk mengingat beberapa fakta yang sudah diajarkan. b) Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang spesifik dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri). c) Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat terhadap apa yang ditanyakan. (Setiadi, 2008).

64

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Metodologi Keperawatan

Kertas dan pensil : Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi pengetahuan keluarga terhadap hal-hal yang telah diajarkan.

2) Afektif (Status emosional) dengan cara observasi secara langsung, yaitu dengan cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada waktu melakukan wawancara. 3) Psikomotor yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang diharapkan. (Setiadi, 2008). b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini, yaitu : 1) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana mungkin dihentikan. (Setiadi, 2008) 2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervasi sebelum tujuan berhasil. (Setiadi, 2008). 3) Keluarga tidak dapaat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu : a) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat. b) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh perawat. c) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya. (Setiadi, 2008).

E. DOKUMENTASI Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi, namun juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. (Ningsih, 2008) Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau, dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach dalam Ningsih, 2008). Dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. (Potter dalam Ningsih, 2008).

65 Metodologi Keperawatan

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

LATIHAN 1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan pengertian dari evaluasi keperwatan adalah.....

a. Suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien b. Adalah mengumpulkan seluruh data yang berhubungan dengan kondisi pasien dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien c. Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik d. Adalah penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri 2. Evaluasi keperawatan memilki tujuan untuk....

a. b. c. d.

Untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan Mengumpulkan data yang berhubungan dengan pasien Untuk meningatkan kualitas asuhan keperawatan Untuk memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan

3. Metode yang diapakai dalam evaluasi keperawatan antara lain sebagai berikut,

kecuali...... a. Observasi langsung b. Wawancara c. Memeriksa laporan d. Latihan simulasi e. Penelitian 4. Dibawah ini yang dimaksud dengan dokumentasi keperawatan yaitu....

a. sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang b. Adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi, namun juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan c. Adalah penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri d. Adalah mengumpulkan seluruh data yang berhubungan dengan kondisi pasien dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien 66 Metodologi Keperawatan

5. Dibawah ini terdapat tahap-tahap evaluasi diantaranya, kecuali.... a. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi

keperawatan PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

b. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak

ukur keberhasilan c. Mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu di mana klien mengalami permasalahan kesejahteraan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya d. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan

67 Metodologi Keperawatan

KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5.

D A E B C

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

68 Metodologi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). Jakarta: Sagung Seto. Ali, Zaidin. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC Meirisa, Rohana. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Masalah Kesehatan Tuberkulosis Paru Di Rw 01 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok (Online), (http://lib.ui.ac.id/ Meirisa.pdf, diakses 6 Mei 2016). Mubarak, dkk., 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Ningsih, Endang Sri P. 2008. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer (Online), PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

((http://lib.ui.ac.id/,

diakses

tanggal

5

Mei

2016).

Nurhayati, 2011. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas (Makalah, diakses Mei 2016). Jakarta: Prodi DIII Keperawatan RSIJ FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta. Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu Wardani, Mila Sri. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak R Dengan Anak Remaja Dengan Masalah Ketidakefektifan Koping: Komunikasi Inefektif Di Rw 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis – Depok (Online). (http://lib.ui.ac.id/fMila %20Sri.pdf, diakses 6 Mei 2016). http://ainulinayah2.blogspot.com/2016/05/evaluasi-keperawatan.html

69

PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA

Related Documents

Metodologi
October 2019 47
Metodologi
May 2020 26
Metodologi Penelitian
May 2020 38
Metodologi Pel.docx
May 2020 23

More Documents from "Mutiara Herdinda"