Metode Perancangan I.docx

  • Uploaded by: soniajesica
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metode Perancangan I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 325
  • Pages: 2
A. INPUT 1. PENETAPAN SASARAN : Bangunan Komersil yaitu Museum Balanga 2. DATA : - Jumlah Pengunjung : 10-20 orang/rombongan - Ketersediaan Fasilitas :  Gerbang pos jaga  Pool kenderaan  Pendopo  Ruang administrasi  Auditorium dan ruang educator  Perpustakaan  Laboratorium  Ruang kurator dan ruang studi koleksi  Ruang generator  Ruang pameran temporer  Ruang pameran tetap  Rumah kepala  Toilet umum - Lokasi : JL. Tjilik Riwut Km. 2,5 Palangka Raya Batas 2011’22” 5 1130 54’ 04” E 3. PERNYATAAN MASALAH :  Kurangnya lahan parkir  Kurang terawatnya gedung  Kurangnya terawatnya taman  Kurang bersihnya toilet  Kurang ramahnya petugas loket  Tidak adanya siteplan gedung sehingga menyulitkan pengunjung untuk mengetahui letak gedung dan keterangannya  Jauhnya museum dari pusat kota sehingga membuatnya sepi pengunjung 4. PENDEKATAN KONSEP Tujuan dibangunnya : bangunan ini dibangun untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memperkenalkan kebudayaan khas Kalimantan Tengah, baik itu keseniannya, benda-bendanya serta adat istiadat. Sehingga museum ini memiliki tugas pengembangan yang bersifat penelitian Suku Dayak di Kalimantan Tengah antara lain mengumpulkan dan mendokumentasikan benda-benda yang ditinggalkan atau budaya yang ada untuk dipamerkan. Identifikasi Bangunan

: perancangan bangunan Museum Balanga menggunakan konsep “Bumi Tambun Bungai” dan tema alam, etnik dayak

dengan mengaplikasikan suasana alam dan prinsip Dayak Kalimantan Tengah. Dasar perancangan

5. OUTPUT Desain interior

Desain Eksterior

: dasar perancangan Museum ini berlandaskan pada konsep filosofi hubungan antara suku dayak dengan alam sekitarnya dan dengan sesamanya yang kemudian akan ditransformasikan kebangunan arsiteknya. Elemen arsitektur tradisional local digunakan sebagai pendekatan pada bangunannya. : ketika kita memasuki ruangan kita akan disuguhi nuansa kehidupan tradisional Suku Dayak yang dimana penataan koleksi diatur menurut alur hidup mulai dari peralatan upacara kelahiran, dilanjutkan dengan perkawinan dan diakhiri dengan kematian. : bangunan ini dibangun secara terpisah dalam satu lingkup yang sama agar memudahkan kita untuk membedakan setiap gedung yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda, baik dalam pelayanan masyarakat, dan bentuk bangunan ini menyerupai Rumah Betang.

Related Documents


More Documents from "SJKC SUNGAI DURIAN"