Pekerjaan Beton 1).
Lingkup Pekerjaan
:
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton bertulang
sesuai
yang
tertera
pada
gambar dan kontrak. 2).
Waktu Pelaksanaan
:
Sesuai Penjadwalan Pekerjaan (Rencana Kerja)
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata Concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin CONCRETOS yang berarti tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu A.
Persiapan Sebelum memulai pekerjaan beton, semua bagian yang terlibat harus terlebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan beton harus di dasarkan pada : a.
Spesifikasi.
b.
Gambar desain dengan status “ For Construction “.
c.
Bestek.
d.
Shop Drawing (gambar pelaksanaan).
1.
Shop drawing Untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka harus dibuat gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar pelaksanaan atau shop drawing.
Gambar pelaksanaan harus menggambarkan : a.
Gambar denah.
b.
Gambar
potongan
yang
menginformasikan
ukuran,
elevasi dan mutu beton yang dipakai c.
Gambar pembesian yang
menginformasikan jenis,
jumlah dan diameter besi serta jarak besi.
Semua gambar pelaksanaan mengacu pada gambar desain dengan status “ For Construction “,. Gambar tersebut harus sudah di setujui pemberi tugas, sebelum di
edarkan ke lapangan serta gambar yang beredar merupakan gambar dengan revisi terakhir.
2.
Mempersiapkan bahan, tenaga kerja dan alat Bahan/ Material, tenaga kerja dan alat yang akan di gunakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas.
B.
Pelaksanaan Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus maka standar yang digunakan memenuhi standar yang berlaku dipakai di Indonesia. Jika persyaratan setempat yang tersebut diatas tidak dapat dipenuhi, maka konstruksi disesuaikan dengan Standar lnternasional yang diakui dan dapat diterima oleh Direksi. Mutu beton yang digunakan sesuai dengan syarat – syarat teknis pada bestek dan kontrak, kecuali ditetapkan lain oleh Direksi. Sebagai meterial KOMPOSIT sifat beton sangat tergantung pada sifat unsur masing – masing serta interaksi mereka .
Beton yang baik adalah , setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar. Demikian pula dengan halnya ruang antara agregat harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas pasta (Semen air) menentukan kualitas beton
Untuk mendapatkan hasil pengerjaan beton yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan pemakaian beton sebagai material struktur, maka perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian mutu beton.
Perencanaan dan pengendalian mutu beton dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian mutu bahan, proporsi campuran beton, pelaksanaan pengerjaan beton, dan dilengkapi dengan pengujian pada beton segar (freshly mixed concrete) juga pada beton keras (hardened mixed concrete), setelah penempatan beton pada Metode Pelaksanaan Pekerjaan -2-
bekisting selesai maka dilakukan suatu perawatan beton dengan baik.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk pengendalian mutu beton adalah dibuatnya rencana mutu dari sifat-sifat bahan pembentuk beton, proses pembuatan beton, dan pelaksanaan pengerjaan beton.
Beton merupakan elemen pembentuk struktur yang merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Dalam hal pencapaian mutu pekerjaan beton terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hasil dari pekerjaan beton. Faktor-faktor tersebut dapat di kelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup mutu bahan-bahan campuran beton. Faktor eksternal mencakup proses pelaksanaan.
Terjadinya perselisihan, pengulangan pekerjaan, dan perbaikan pekerjaan sangat merugikan semua pihak yang terkait, untuk menanggulangi hal tersebut, maka pengendalian mutu akibat pengaruh faktor internal dapat dilaksanakan dengan mempersiapkan program ”Quality Control” dengan kegiatan monitoring selama berlangsungnya
pekerjaan
dan
setelah
selesainya
pekerjaan,
sedangkan untuk pengendalian mutu akibat pengaruh faktor eksternal diperlukan pengawasan yang lebih aktif dari pihak kontraktor terhadap pelaksanaan dan pengawas.
1.
Bahan-Bahan Pembuat Beton Semua
bahan
yang
akan
digunakan/dipasang
dengan
persetujuan Direksi / Pengawas. •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -3-
pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi). 1.1. Semen Semen adalah unsur kunci dalam beton. Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif maupun kohesif, yaitu bahan pengikat. Menurut SII 0013 – 1981 defenisi Semen Portland adalah : Semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan Klinker yang terutama terdiri dari Silikat-silikat
Kalsium yang bersifat Hidraulis
bersama bahan-bahan yang biasa digunakan, yaitu gypsum dan kapur keras. Semen Hidraulis adalah semen yang akan mengeras bisa bereaksi dengan air, tahan terhadap air (water resistance) dan stabil didalam air setelah mengeras
1.1.1. Senyawa Utama Dalam Semen Portland Empat senyawa kimia yang utama dari semen portland antara lain Trikalsium Silikat (C3S), Dikalsium Silikat (C2S), Trikalsium Aluminat (C3A), Tetrakalsium Aluminoferrit (C4AF). Keempat senyawa utama dalam Tabel berikut disebut Komposisi Bogue : Nama Oksida Utama
Rumus
Rumus Oksida
Empiris
Notasi
Kadar rata-rata
Pendek
(%)
Trikalsium Silikat
Ca3SiO5
3CaO.SiO2
C3S
50
Dikalsium Silikat
Ca2SiO4
2CaO.SiO2
C2S
25
Trikalsium Aluminat
Ca3Al2O6
3CaO.Al2O3
C3A
12
Tetrakalsium Aluminoferit
2Ca2AlfeO5
4CaO.Al2O3.Fe2O3
C4AF
8
CaSO4.2H2O
C S H2
3,5
Kalsium Sulfat Dihidrat (Gypsum)
1.1.1.1 Sifat Masing – Masing Senyawa Utama Senyawa – senyawa kimia dari semen portland tidak stabil secara termodinamis sehingga cendrung berinteraksi dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan -4-
air, membentuk produk hidrasi yang stabil.
Mengingat
sifat
hisrasi
dan
kecepatan bereaksi dengan air dari setiap komponen
berbeda-beda
maka
sifat
hidrasi dari masing-masing komponen itu perlu menjadi perhatian.
C3S (alite) dan C2S (belite) adalah senyawa yang memiliki sifat perekat. C3A adalah senyawa yang paling reaktif. C4AF dan lainnya (dari oksida alumina dan besi) berfungsi sebagai katalisator (fluxing agents) yang menurunkan temperatur pembakaran
dalam
klin
untuk
pembentukan kalsium silikat.
Reaksi hidrasi semen adalah cepat pada awalnya,
namun
kemudian
semakin
lambat. Sejalan dengan itu kekuatan berkembang dengan cepat pada awalnya, lalu
secara
peningkatan
progresif
kecepatan
kekutan
menurun.
Peningkatan kekuatan ini terjadi secara berkesinambungan untuk jangka waktu yang
lama,
bila
tersedia
cukup
reaksi
hidrasi
kelengasan.
Sifat
eksometrik
menandakan panas dilepas ketika terjadi pengikat dan pengerasan semen. Jumlah panas yang dilepas oleh semen adalah panas hidrasi.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -5-
Ada korelasi yang baik antara kecepatan hidrasi dan panas hidrasi. Ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Bahan
Kecepatan Hidrasi
Panas Hidrasi
Andil Terhadap
(Joule/gram)
Kekauatn
Susut
C3S
Cepat
503 – tinggi
>> dalam 28 hari
Sedang
C2S
Lambat
260 – rendah
> setelah 28 hari
Sedang
C3A
Sangat Cepat
867 – sangat tinggi
> dalam 1 hari
Besar
C4AF
Cepat
419 - sedang
sedikit
kecil
Hidrasi C3S lebih cepat dari C2S sehingga kontribusi kekuatan pada umur awal lebih ditentukan oleh hidrasi C3S. Hidrasi C2S lebih
memberikan
andil
atas
perkembangan kekuatan beton
setelah
umur 28 hari. C3A mempunyai reaksi hidrasi yang sangat cepat dan panas hidrasi yang sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan kondisi
beton
pengikatan segar.
menurunkan
Hal
kelecekan
awal
pada
ini
dapat
maupun
menyebabkan terjadinya flash set. Untuk mengatasi hal ini maka ditambahkan gypsum dalam jumlah cukup namum tidak berlebihan.
Kecepatan reaksi dari masing-masing senyawa
semen
dapat
dilihat
pada
gambar berikut :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -6-
Terlihat bahwa bahwa senyawa C3A mempunyai reaksi yang sangat cepat disusul oleh senyawa C3S dan C4AF. Senyawa
C2S
mempunyai
kecepatan
hidrasi yang paling lambat sehingga semen dengan proporsi C2S yang tinggi sering digunakan untuk pengecoran beton masif dengan skala besar, misalnya untuk dam atau ondasi rakit (raft foundation).
Dari
analisis
regresi
ganda
didapat
hubungan panas hidrasi dengan senyawa utama
semen
berikut
ini,
dimana
kuantitas C3S dan seterusnya dinyatakan sebagai % berat semen :
H3 hari
= 240 C3S + 50 C2S + 880 C3A + 290 C4AF
H1 tahun
= 490 C3S + 225 C2S + 1160 C3A + 375 C4AF 1.1.2 Reaksi Hidrasi Ketika
air
ditambahkan
ke
dalam
campuran semen, proses kimiawi yang disebut
hidrasi
akan
berlangsung.
Senyawa kimia didalam semen akan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -7-
bereaksi dengan air dan membentuk komponen baru.
Mekanisme hidrasi semen ada dua, yaitu mekanisme
larutan
dan
mekanisme
padat. Pada mekanisme larutan, zat yang direaksikan larut dan menghasilkan ion dalam larutan. Ion-ion ini kemudian akan bergabung sehingga menghasilkan zat yang
menggumpal
(flocculate).
Pada
semen, karena daya larut senyawa yang ada kecil maka hidrolis lebih dominan daripada larutan.
1.1.2.1 Hidrasi C3S dan C2S Kalsium
silikat
akan
terhidrasi
menjadi gel kalsium silikat hidrat (gel
tobermorite)
hidroksida.
Gel
dan kalsium
kalsium silikat
hidrat, sering disingkat gel C-S-H, memiliki komposisi yang bervariasi
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -8-
berbentuk rongga sebanyak 70% dari semen. Kalsium hidroksida yang dihasilkan akan membuat sifat basa kuat (pH = 12,5). Ini menyebabkan terhadap
semen
asam
sensitif
dan
akan
mencegah timbulnya karat pada besi baja.
2 (3CaO.SiO2) + 6 H2O
3CaO.2SiO2.3H2O
+ 3 Ca (OH)2
2C3S + 6 H
C – S – H gel
+
trikalsium silikat
gel tobermorite
kalsium
2 (2CaO.SiO2) + 4 H2O
3CaO.2SiO2.2H2O
+ 3 Ca (OH)2
2C2S + 4 H
C – S – H gel
+
dikalsium silikat
gel tobermorite
kalsium
3 CH
hidroksida
CH
hidroksida 1.1.2.2 Hidrasi C3A Hidrasi
C3A
mendadak
terjadi
secara
dengan
disertai
pengeluaran panas yang banyak. Akan terbentuk kristal kalsium aluminat
hidrat
menyebabkan
yang pengerasan
(hardening) dari pasta semen. Kejadian ini disebut flash set atau quick set.
Itu sebabnya perlu
ditambahkan gypsum pada saat penggilingan
klinker,
untuk
memperkecil reaktifitas C3A.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -9-
3CaO.Al2O3 + 10 H2O + CaSO4.2H2O trikalsium aluminat
3CaO.Al2O3.CaSO4.12H2O
gypsum
3CaO.Al2O3 + 12 H2O + Ca(OH)2 trikalsium aluminat
ettringite
3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12H2O kalsium aluminat hidrat
C3A dan gypsum akan bereaksi lebih
dahulu,
menghasilkan
kalsium sulfoaluminat. Kristal yang berbentuk
jarum
etteringite.
disebut
Ettiringite memblokir
air dari permukaan C3A sehingga menunda hidrasi. Setelah gypsum bereaksi semua, barulah akan terbentuk kalsium aluminat hidrat.
1.1.2.3 Hidrasi C4AF Pada tahap awal, C4AF bereaksi dengan
gypsum
hidroksida
dan
kalsium
membentuk
kalsium
sulfo-aluminat hidrat dan kalsium sulfo-ferrit hidrat yang kristalnya berbentuk jarum.
4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 10 H2O + 2 Ca(OH)2 tetrakalsium alumino-ferrit
6CaO.Al2O3.Fe2O3.12H2O
kalsium
aluminoferrit hidrat
Kecepatan
reaksi
hidrasi
maksimum pada tahap awal dan kemudian waktu.
Ini
menurun
terhadap
disebabkan
makin
terbentuknya lapisan gel
C-S-H
pada kristal semen. Makin tebal lapisan semakin lambat hidrasi. Secara
teoritis,
proses
hidrasi
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 10 -
akan terhenti apabila tebal lapisan mencapai
25
mikron.
Semen
portland pada umumnya memiliki ukuran kristal antara 5 hingga 50 mikron.
Proses
hidrasi
semen
memerlukan air sebanyak 20% dari berat semen (faktor sisa airsemen (w/c) = 0,2).
1.1.3 Panas Hidrasi Dari
pengamatan
kecepatan
evolusi
panas hidrasi, atau dari pengukuran kenaikan temperatur dibawah kondisi isotermal, ada 5 tahap yang dapat diidentifikasi. Tahap 1 : Hidrolisis awal yang langsung terjadi waktu semen kontak dengan air semen bereaksi cepat untuk beberapa menit.
Tahap 2 : Periode pasif (dormant period) dimana
gypsum
mencegah
terjadinya flash set pada C3A karena butir semen dilapisi gel. Periode reaksi lambat berlangsung sekitar setengah sampai dua jam. Selama itu terjadi
pemecahan
dan
pembentukan kembali lapisan coating
gel
yang
semakin
tebal.
Tahap 3 : Percepatan terjadinya dengan pecahnya
coating
bertambahnya
karena tekanan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 11 -
osmosis. Inilah waktu initial set.
Kecepatan
reaksi
bertambah samapi final set.
Tahap 4 : Perlambatan. Proses menjadi kaku
berlanjut
sampai
tercapai pengerasan.
Tahap 5 : Kondisi stabil dimana difusi lambat mengendalikan proses hidrasi yang lama.
1.1.4 Pengikatan Dan Pengerasan Pengikatan
(set)
adalah
perubahan
bentuk dari bentuk cair menjadi bentuk padat, tetapi masih belum mempunyai kekuatan. Pengikatan ini terjadi akibat reaksi
hidrasi
yang
terjadi
pada
permukaan butir semen, terutama butir trikalsium aluminat. Dengan penambahan gypsum, waktu pengikatan dapat diatur karena
gypsum
memodifikasi
hidrasi
awal. Pengerasan (hardening) adalah pertumbuhan kekuatan dari beton atau mortar setelah bentuknya menjadi padat.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 12 -
Semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak (workable). Namun setelah selang beberapa
waktu,
pasta
akan
mulai
menjadi kaku dan sukar dikerjakan. Inilah yang disebut pengikatan awal (initial set). Selanjutnya
pasta
kekakuannya
akan
sehingga
meningkat didapatkan
padatan yang utuh. Ini disebut pengikatan akhir (final set). Proses berlanjut hingga pasta
mempunyai
kekuatan,
disebut
pengerasan (hardening). Pada umumnya waktu pengikatan awal minimum 45 menit, sedangkan waktu pengikatan akhir adalah 6 – 10 jam.
1.1.5 Pengikatan Semu Pengikatan semu (false set) adalah reaksi hidrasi
yang
belum
waktnya,
yaitu
beberapa menit saja. Hal ini terjadi karena jumlah gypsum didalam campuran semen yang berlebih. Jika diaduk kembali tanpa menambahkan air maka daya plastisitasnya
akan
kembali
dan
kehilangan kekuatan akhir tidak akan terjadi. 1.1.6 Pengikatan Kilat Pengikatan kilat (flash set quick set) terjadi karena pengaruh panas oleh reaksi trikalsium aluminat C3A dengan air yang cepat, yang terjasi karena kandungan C3A yang tinggi atau gypsum dalam semen kurang jumlahnya. Pengadukan tambahan pada beton tidak akan dapat Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 13 -
mengembalikan plastisitas beton. Agar beton
dapat
digunakan
maka
harus
ditambahkanair dan semen ke dalam campuran agar faktor air-semen tetap konsisten. 1.1.7 Jenis Semen Portland Melihat sifat yang berbeda dari masing – masing
komponen ini dapat dibedakan
semen berbagai type sebagai berikut : Type I
: semen portland untuk tujuan umum. Jenis ini paling banyak diproduksi karena digunakan untuk
hampir semua jenis
konstruksi.
Type II : semen adalah
portland type
modifikasi,
yang
sifatnya
setengah type IV dan setengah Type V (moderat). Belakangan lebih
banyak
diproduksi
sebagai pengganti type IV.
Type III : semen
portland
dengan
kekuatan awal tinggi. Kekuatan 28 hari umumnya dapat dicapai dalam 1 minggu. Semen jenis ini umum dipakai ketika acuan harus
dibongkar
secepat
mungkin atau ketika struktur harus cepat dipakai.
Type IV : semen portland dengan panas hidrasi rendah, yang dipakai untuk
kondisi
dimana
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 14 -
kecepatan dan jumlah panas yang timbul harus minimum, misalnya pada bangunan masif seperti
bendungan
yang
besar.
gravitasi
Pertumbuhan
kekuatannya lebih lambat dari semen type I.
Type V : semen portland tahan sulfat, yang dipakai untuk menghadapi aksi
sulfat
Umumnya dimana
yang dipakai
tanah
atau
ganas. didaerah airnya
memiliki kandungan sulfat yang tinggi. Type Semen
Sifat Pemakaian
I II III
Umum Modifikasi Kekuatan awal tinggi Panas hidrasi rendah Tahan sulfat
IV V
Jenis-jenis semen portland dengan sifat-sifatnya Kadar Senyawa (%) Kehalusan blaine C3S C2S C3A C4AF (m2/kg) 50 24 11 8 350 42 33 5 13 350 60 13 9 8 450
Kuat 1 hari (kg/cm2) 1000 900 2000
Panas hidrasi (j/g) 330 250 500
25
50
5
12
300
450
210
40
40
9
9
350
900
250
Selain itu ada type IA, IIA, IIIA. Huruf A singkatan dari air entrained, mengandung buih
udara.
Jenisnya
sama
dengan
semen portland type tersebut, tetapi mengandung material air entrained yang digiling bersama klinker pada waktu diproduksi.
Material air entrained ini
menghasilkan buih udara yang sangat kecil, terbagi rata dan saling terpisah dalam beton keras. Jenis ini dibuat untuk meninggikan ketahanan terhadap aksi
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 15 -
membeku-mencair yang umumnya terjadi dinegara-negara empat musim.
Semen
yang
pelaksanaan
digunakan
pekerjaan
ini
dalam adalah
semen portland yang sesuai dengan syarat-syarat
teknis
pada
bestek,
dengan memperhatikan sifat / jenis dari struktur beton yang akan dibuat serta efektifitas waktu yang tersedia.
Semen yang digunakan sesuai type merupakan produk dari satu pabrik yang
telah
mendapat
persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
1.1.8 Perbedaan Produk Semen Antara satu merek dengan merek yang lain dapat berbeda dalam : a.
Kehalusan butir-butir semen
b.
Komposisi kimia (detail)
c.
Perkembangan kekuatan
d.
Jumlah gypsum yang ditambahkan
1.1.9 Cara Menyimpan Semen Semen harus tetap kering. Udara yang lembab bisa menimbulkan bahaya yang sama dengan bilamana semen terkena air. Semen yang disimpan secara kedap udara dapat bertahan untuk waktu yang sangat lama. Dalam silo (ruang atau menara penyimpan yang kedap udara) dapat bertahan hingga 3 bulan. Namun untuk semen yang dibungkus dalam sak kertas berlapis 3 lembar dalam kondisi Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 16 -
baik, masih dapat berkurang kekuatannya (+20%) setelah 4 hingga 6 minggu. Pengurangan ini disebut ignition loss atau kehilangan daya hidrasi.
Semen
dalam
kantung
(sak)
harus
disimpan di dalam gudang. Tidak diterima jika kantong sudah sobek atau terlihat lembab, sebab bisa terjadi “pengikatan udara” (air
set).
Juga bila terdapat
bongkahan-bongkahan semen yang sulit dipecah dengan tangan. Lantai gudang harus kering dan kedap air dan dibuat lantai dari papan yang diletakkan diatas batu bata atau balok kayu, sehingga kantong
semen
tidak
langsung
bersinggungan dengan tanah. Tumpukan semen tidak menempel pada dinding dan tidak ditumpuk lebih dari 8 atau 10 susun. Dengan
memperhatikan
urutan
penumpukan, maka pemakaian semen terlebih dahulu yang masuk yakni dengan metoda FIFO ( First In First Out).
1.2. Agregat Mengingat bahwa Kualitas agregat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan agregat yang baik, beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durable) dan ekonomis. Pengaruhnya dapat dilihat pada tabel berikut : Sifat Agregat Bentuk, tekstur, gradasi Sifat fisik, sifat kimia, mineral
Pengaruh pada Beton Cair Beton keras
Sifat Beton Kelecakan Pengikatan dan pengerasan Kekuatan, kekerasan, ketahanan (durability)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 17 -
Ada dua peraturan yang berlaku. Pertama, SII 0052-80 “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Kedua PBI 89 menyebutkan ASTM C33 “Standard Spesification for Concrete Aggregate”. 1.2.1 Gradasi Agregat Gradasi Agregat dibagi menjadi dua macam, yaitu gradasi agregat halus dan gradasi agregat kasar. 1.2.1.1 Gradasi Agregat Halus Bagian yang lolos dari suatu ayakan tidak boleh lebih dari 45% dari yang tertahan pada
ayakan
berikutnya.
Modulus
kehalusan harus antara 2,3 – 3,1. Variasi tidak lebih dari 0,2.
1.2.1.2 Gradasi Agregat Kasar SII mensyaratkan modulus kehalusan agragat kasar antara 6,0 – 7,1. ASTM mensyaratkan gradasi agregat melalui persentase berat yang melalui masingmasing ayakan :
Syarat Gradasi Agregat sesuai ASTM C33 No. Ayakan 1 in 3/4 in 1/2 in 3/8 in No. 4 No. 8 No. 16 No. 30
Ukuran ayakan (mm) 25 19 12,5 10 5 2,5 1,2 0,6
% berat melalui ayakan Agregat kasar Agregat halus Batas Batas Batas Batas Bawah Atas Bawah Atas 95 100 25
60
0 0
10 5
100 95 80 50 25
100 100 100 85 60
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 18 -
No. 50 No. 100 Dasar
0,3 0,15
10 2
30 10
1.2.2 Agregat Halus Perbedaan agregat kasar dan halus adalah ayakan 5 mm atau 3/16”. Agregat halus adalah agregat yang lebih kecil dari ukuran 5 mm. adapun persyaratan agregat halus yang dapat digunakan adalah : a.
Agregat halus berupa pasir alam atau pasir yang berasal dari hasil
pemecahan batu
dengan alat mekanis. b.
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, dengan indeks kekerasan ≤ 2,2.
c.
Butir-butir agregat halus bersifat kekal, artinya
tidak
pecah
pengaruh-pengaruh
atau
hancur
oleh
cuaca,
seperti
terik
matahari dan hujan. d.
Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut : -
Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%.
-
Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10%.
e.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,060 mm. Apabila kadar lumpur melalui 5%, maka agregat harus dicuci. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Herder. Untuk itu bila direndam
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 19 -
dalam larutan 3% NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama. f.
Susunan
besar
butir
agregat
halus
mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 36 dan harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya. Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus masuk salah satu dalam daerah susunan butir menurut zone 1, 2, 3 atau 4 (SKBVBS.662) dan harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : -
Sisa diatas ayakan 4,6 mm, harus maximum 2% berat.
-
Sisa diatas ayakan 1,2 mm, harus minimum 10% berat.
-
Sisa diatas ayakan 0,30 mm, harus minimum 15% berat.
g.
Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif.
h.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali
dengan
petunjuk-petunjuk
dari
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 20 -
i.
Agregat
halus
yang
digunakan
untuk
maksud spesi plesteran dan spasi terapan harus memenuhi persyaratan diatas (pasir pasang). 1.2.3 Agregat Kasar Agregat kasar adalah agregat yang lebih besar dari ukuran 5 mm. adapun persyaratan agregat kasar yang dapat digunakan adalah : a.
Agregat kasar dapat berupa kerikil koral dari alam, granit sebagai hasil yang disentegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dari pemecahan batu.
b.
Agregat kasar harus terdiri dati butir-butir yang keras dan tidak berpori. Kadar bagian yang lemah bila diuji dengan goresan batang tembaga, maximum 5%. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat-syarat berikut :
Kelas dan Mutu Beton
BO serta mutu B1 Beton Mutu K 125, K 175 & K 225 Mutu Beton Diatas K 225 atau Beton Pratekan
Kekerasan Dengan Bejana Tekan Rudeloff Bagian Hancur Menembus ayakan 2 mm, Maksimum % 22 – 30 14 – 22 Kurang dari 14
c.
Kekerasan Dengan Bejana Geser Los Engelos, Bagian Hancur Menembus Ayakan 1,7 mm, Maximum
24 – 32 16 – 24 Kurang dari 16
40 - 50 27 - 40 Kurang dari 27
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih dan panjang hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih dan panjang tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 21 -
d.
Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya
tidak
pecah
pengaruh-pengaruh
atau
hancur
oleh
cuaca,
seperti
terik
matahari dan hujan. e.
Sifat kekal apabila diuji dengan larutan Garam Sulfat, sebagai berikut : -
Jika dipakai Natrium Sutfat, bagian yang hancur, maximum 12%.
-
ika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur, maximum 10%.
f.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zatzat yang dapat merusak beton, seperti zatzat yang reaktif alkali.
g.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat
kering).
Apabila
kadar
lumpur
melampaui 1% maka agregat kasar harus dicuci. h.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
dengan
susunan
ayakan
yang
ditentukan, susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6 – 7,10 dan harus memenuhi syarat-syarat berikut : -
Sisa diatas ayakan 36 mm, harus 0% berat.
-
Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
-
Selisih
antara
sisa-sisa
kumulatif
diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maximum 60% dan minimum 10% berat. i.
Besar butir agregat maximum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan,
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 22 -
sepertiga dari tebal plat atau tiga per empat dari jarak bersih minimum diantara batangbatang
atau
berkas-berkas
tulangan.
Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan apabila menurut penilaian Pongawas Ahli cara-cara
pengecoran
beton
adalah
sedemikian rupa hingga menjamin tidak terjadi sarang sarang kerikil.
1.3. Air Campuran Semen tidak bisa menjadi pasta tanpa air. Air harus selalu ada dalam beton cair, tidak saja untuk hidrasi semen, tetapi juga untuk mengubahnya menjadi suatu pasta sehingga betonnya lecek (workable). Air yang mengandung kotoran cukup banyak akan mengganggu proses pengerasan atau ketahanan beton.
Pengaruh kotoran Kotoran secara umum dapat menyebabkan : a
Gangguan pada hidrasi dan pengikatan
b
Gangguan pada kekuatan dan ketahanan
c
Perubahan
volume
yang
dapat
menyebabkan
keretakan d
Korosi pada tulangan baja maupun kehancuran beton
e
Bercak-bercak pada permukaan beton
Air yang dapat digunakan adalah air yang tidak melewati ambang batas limit konsentrasi untuk berbagai kotoran sebagaimana tertera pada tabel berikut : Kotoran Suspensi Ganggang Karbonat Bikarbonat
Konsentrasi maks (ppm) 2.000 500 – 1.000 1.000 400 – 1.000
Keterangan Silt, tanah liat, bahan organik Air entrain Mengurangi setting time 400 ppm utk Ca, Mg
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 23 -
Sodium Sulfat Magnesium Sulfat Sodium klorida
10.000 40.000 20.000
Kalsium klorida
50.000
Magnesium klorida
40.000
Garam besi Phosphat, arsenat, borat Garam Zn, Cu, Mn, Sn Asam Inorganis Sodium hidroksida Sodium sulfida Gula
40.000 500 500 10.000 500 100 500
Kekuatan dini dapat meningkat tetapi kekuatan akhir menurun Kekuatan dini dapat meningkat tetapi kekuatan akhir menurun Mengurangi setting time, kekuatan dini meningkat tetapi kekuatan akhir menurun Mengurangi setting time, kekuatan dini meningkat tetapi kekuatan akhir menurun Mengurangi setting time, kekuatan dini meningkat tetapi kekuatan akhir menurun Memperlambat set Memperlambat set pH tidak kurang dari 3,0 Beton harus diuji Mempengaruhi set
1.4. Bahan Kimia Pembantu Bahan kima pembantu (chemical admixture) dan bahanbahan lain merupakan bahan tambahan (additives) kepada
beton.
Jumlahnya
relatif
sedikit
tetapi
pengaruhnya cukup besar pada beton sehinga banyak digunakan. Oleh sebab itulah penggunaannya harus teliti.
Menurut ASTM, bahan kimia pembantu adalah material diasamping
agregat
dan
semen
hidraulis
yang
ditambahkan kedalam adukan beton sebelum atau sesudah
proses
pengecoran.
Jika
campuran
direncanakan dengan baik maka pada umumnya beton tidak memerlukan bahan kimia pembantu apapun. Lagipula bahan kimia pembantu bukanlah pengganti untuk cara pengecoran yang baik. Namun dalam kondisi tertentu pemakaian bahan kimia adalah cara yang paling praktis untuk mencapai hasil tertentu.
Bahan
kimia
pembantu
(chemical
admixture)
ada
bermacam – macam. Menurut ASTM, bahan kimia pembantu itu terbagi menjadi : a. Janis A
:
Mengurangi Air (Water reducer)
b. Jenis B
:
Memperlambat pengikatan (Retarder)
c. Jenis C
:
Mempercepat pengikatan (Accelerator)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 24 -
d. Jenis D
:
A+B (Water Reducer dan Retarder)
e. Jenis E
:
A+C (Water Reducer dan Accelerator)
f. Jenis F
:
Superplasticizer
(Water
Reducer
dan
High Range) g. Jenis G
:
Water Reducer dan High Range dan Retarder
Selain itu ada juga : a.
Menambahkan buih udara (Air Entrainment)
b.
Membuat kedap air (Waterproofing)
Secara umum dapat dikatakan bahwa semua chemical admixture (Type A, B, D, E, F, G) kecuali accelerating admixture (Type C), mempunyai bahan dasar yang sama, yaitu lighnosulphonate.Juga mempunyai kegunaan sama, yaitu meningkatkan workability (termasuk air entraining dan mineral admixtures). Accelerating admixtures (Type C) yang berbeda, dengan bahand dasar utama garam klorida. a.
Jenis Pengurang Air (Water Reducer) Yang paling banyak terpakai dari kelompok ini adalah bahan kimia pembantu jenis A (ordinary water reduser), jenis F (high range water reducer), jenis D (retarding high range water reducer). Jenis A juga disebut plasticizer, sedangkan jenis G disebut sebagai superplasticizer.
Komposisi
kimia
yang
biasa
pada
dasarnya
mengandung lignosulfonat, dan yang high-range mengandung sulfonat naftalin formaldeyde atau sulfonat
melamin
formaldehyde.
Bahan
kimia
diketahui sebagi agen permukaan aktif dan aksi darinya
adalah
melalui
absorpsinya
pada
permukaan butiran semen, sehingga menciptakan Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 25 -
muatan negatif pada permukaan. Ini menghasilkan tolak-menolak
antara
butiran
sehingga
mengakibatkan aksi penyebaran pada struktur butiran merumpun (flocculated) yang umumnya terjadi
bila
bertemu
dengan
terperangkap
dilepaskan
melumaskan
campuran
air.
Air
sehingga dan
yang
membantu memperbaiki
kelecakan. Aksi perlambatan adalah akibat lapisan yang terserap menghalangi kecepatan reaksi selama masa pasif (dormant period). Pengaruh ini secara bertahap berkurang ketika permukaan total untuk penyerapan
bertambah
karena
hidrasi
semen
mempunyai permukaan spesifik yang sangat tinggi. Sebagai
tambahan,
trikalsium
aluminat
bisa
bereaksi dengan bahan kimia membentuk garam yang rumit sehingga mengurangi konsentrasi bahan kimia tambahan dalam fase cair campuran. Bahan Dasar Dasar gula (karbohidrat, polysacharida dan asam gula),
garam-garam
dari
asam
lighnosulponik
(produk sampingan dari proses industri kayu-pulp) dan
asam
hydroxilated
carboxylic,
material
anorganik (seperti garam seng, borat, fosfat dan klorida), amina dan turunannya, serta polimer tertentu
(seperti
ether
selulosa,
turunan
dari
melamin, turunan dari napthalene, silikon dan hidrokarbon sulfonat). Cara kerja Melapisi butir dengan ion negatif sehingga butirbutir yang asalnya saling menempel menjadi berjarak, karena adanya gaya tolak menolak akibat
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 26 -
ion negatif tadi. Secara mendetail adalah sebagai berikut : a.
Butir semen mempunyai kecendrungan untuk menjadi satu dan membentuk kumpulan (floc) yang menyebabkan air terjebak di dalamnya.
b.
Adanya bahan kimia pembantu ini, yang mempunyai sifat seperti deterjen (bahan dengan permukaan aktif), membawa muatan listrik negatif, dan jika dimasukkan kedalam air cendrung untuk pindah kepermukaan air, dengan muatan listrik atau ujung tongkat yang aktif didalam air dan ekor diudara.
c.
Ekor dan permukaan yang aktif diserap oleh permukaan partikel semen. Akibatnya partikel semen tidak menyatu lagi, sebab permukaan yang bermuatan sesama negatif akan saling tolak-menolak.
d.
Akibat terjadinya gaya tolak-menolak tersebut, butir semen yang mengumpul tadi menjadi tersebar sehingga air yang terjebak diantara butir semen tersebut terlepas.
Dosis Sedikit, yaitu antara 0,2% - 0,5% berat semen yang digunakan. Penggunaan dosis yang benar harus menurut dosis yang disarankan pada brosur produk bahan kimia yang digunakan. Kegunaan a.
Meningkatkan workability tanpa menambah air, dengan kekuatan sama.
b.
Meningkatkan kekuatan dengan mengurangi kebutuhan air, sampai sebanyak 10%, tanpa kehilangan workability.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 27 -
Kelemahan Pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan perlambatan yang berlebihan atau cacat pada betonnya. Juga dapat menyebabkan pemisahan (segregation). b.
Jenis Pelambat Pengikatan (Retarder) Retarder adalah bahan kimia pembantu untuk memperlambat waktu pengikatan (setting time) sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan (workable) untuk waktu yang lebih lama.
Temperatur setinggi 30-32ºC atau lebih sering menyebankan makin cepatnya hardening, yang menyebabkan
sukarnya
penyelesaian.
Salah
menaggulanginya
adalah
penuangan satu dengan
cara
dan untuk
menurunkan
temperatur dengan mendinginkan agregat atau keduanya. Retarder tidak menurunkan temperatur awal. Bahan Dasar Pada
umumnya
dari
bahan
dasar
yang
mengandung gula (sugar based). Beberapa bahan sama dengan komposisi kimia untuk water reduser, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi. Bila diberikan kadar sampai 0,2 – 1%, maka campuran tidak akan set. Meknisme kerja Retarder akan membungkus butir semen dengan OH sehingga memperlambat reaksi awal dari hidrasinya. Terbentuknya garan Ca dalam air mengurangi konsentrasi ion Ca dan memperlambat kristalisasi selama fase hidrasi. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 28 -
Pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan perlambatan yang berlebihan. Tetapi kekauatan akan meningkat dengan normal setelah periode perlambatan selesai, asalkan curing tetap dilakukan dan bekisting tidak diubah.
Kegunaan Memperlambat
waktu
pengikatan
(set)
dan
pengerasan (hardening)
Akibat sampingannya adalah menaikkan kekuatan akhir beton karena : a.
Mengurangi kecepatan evolusi panas (untuk pengecoran yang luas dalam cuaca panas)
b.
Menghindari terjadinya sambungan dingin (cold joins), yaitu pada pengecoran beton masif
dimana
pengecoran
lapisan
demi
lapisan memakan waktu yang cukup lama atau pengecoran yang terganggu. c.
Untuk pengangkutan yang lama, misalnya pada pembuatan beton jadi (ready mix), menunda waktu pengikatan awal (initial set) dengan tetap menjaga workabilitasnya.
d.
Untuk kondisi penuangan yang sulit dan tidak umum, seperti pada pier dan fondasi besar, memompa grout atau beton untuk jarak yang panjang.
Kelemahan a.
Dapat mengakibatkan pendarahan (bleeding)
b.
Dapat memperbesar susut plastis
c.
Ada tendensi pengurangan kekuatan pada umur dini (1 sampai 3 hari)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 29 -
c.
Jenis Pencepat Pengikatan (Accelerator) Bahan kimia ini mengurangi waktu pengikatan untuk keperluan perbaikan yang mendesak dan sering sangat
berpengaruh
pada
kekautan
beton.
Contohnya adalah sodium karbonat, aluminium klorida, potasium karboant, sodium fluorida, sodium aluminat dan garam ferrit.
Dapat dipakai setelah
lengkap menilai konsekuensinya.
Accelerator dipakai untuk mempercepat waktu pengikatan (setting time) reaksi hidrasi. Dipakai pada musim dingin dimana pengikatan berjalan terlalu
lambat.
Juga
untuk
mempercepat
pengembangan kekuatan. Komposisi Biasanya sebagai bahan dipakai kalsium klorida. Garam-garam anorganik yang dapat larut (klorida, bromida, fluorida, karbonat, nitrat, thiosulfat, silikat, aluminat, alkali hidroksida), susunan organik yang dapat larut (triethanolamine, kalsium format, kalsium ecetat, kalsium propionat, kalsium butyrat), dan bahan padat seperti mineral silikat.
Bahan yang efektif adalah kalsium klorida. Namun mengingat pengaruh negatifnya terhadap tulangan, bahan ini tdk digunakan. Cara Kerja Kalsium klorida mempercepat hidrasi dari C2S dan C3S. Pada saat yang sama memperlambat hidrasi C3A
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 30 -
Kegunaan a.
Untuk
mempercepat
perkembangan
reaksi
kekuatan
(set
dini),
dan
terutama
dimusim dingin. Pengaruh kurang terasa untuk daerah tropis, bahkan bisa berbahaya karena setting time terlalu cepat. b.
Untuk menambal kebocoran, untuk tekanan air
yang
merata
kesemua
arah
(uni-
directlonal). Paling tepat pakai water glass, karena set hampir langsung. Kelemahan a.
Meningkatkan
kekuatan
dini
tetapi
berpengaruh negatif terhadap kekuatan 28 hari dan kekuatan akhir. b.
Pemacuan hidrasi menambah puncak panas tetapi tidak mempengaruhi panas hidrasi total. Ini memungkinkan terjadinya retak karena evolusi panas yang sangat cepat akibat dari proses hidrasi.
c.
Accelerator
dari
menyebabkan
bahan
klorida
dapat
terjadinya
korosi
pada
tulangan. Karena itu dilarang untuk dipakai pada beton pratekan, juga pada beton yang didalamnya tertanam aluminium. Untuk itu beton
harus
betul-betul
padat.
Juga
menyebabkan kurangnya ketahanan terhadap serangan sulfat. d.
Overdosis
akan
menyebabkan
kesulitan
placement dan akan merusak, karena akan menyebabkan set yang cepat, menambah susut pengeringan, korosi pada tulangan, dan mengurangi kekautan pada umur lanjut.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 31 -
d.
Superplasticizer Superplasticizer admixtures)
(high
sangat
range
water
meningkatkan
reducer kelecakan
campuran. Campuran dengan slump sebesar 7,5 cm akan menjadi 20 cm. Digunakan terutama untuk beton mutu tinggi, karena dapat mengurangi air sampai 30%.
Pada prinsipnya mekanisme kerja dari setiap superplasticizer sama, yaitu dengan menghasilkan gaya tolak-menolak (dispersion) yang cukup antar partikel semen agar tidak terjadi penggumpalan partikel
semen
(flocculate)
yang
dapat
menyebabkan terjadinya rongga udara didalam beton, yang akhirnya akan mengurangi kekuatan atau mutu beton tersebut.
Saat ini pengembangan terbaru dari superplasticizer yang berbahan dasar polycarboxylate telah secara luas digunakan untuk beton mutu tinggi dan self compacting concrete. Sekalipun memiliki flowability yang
tinggi,
self
Compacting
Concrete
tidak
menunjukkan adanya segregasi di antara agregat dan mortar, sehingga self compacting concrete dapat menjangkau setiap sudut cetakan.
Komposisi Superplasticizer ini juga terbagi atas beberapa jenis, yaitu
tipe
sulphonate
condensates formaldehyde
(SMFC),
melamine
formaldehyde
suphonate
naphthalene
condensates
(SNFC),
dan
tipe
Polycarboxylate ethers (PCE).
Tipe SMFC dan SNFC adalah garam
yang
bermuatan negatif atau anion yang berukuran Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 32 -
colloidal dengan sejumlah besar polar grup dalam mata rantai (N dan O) sementara anion terdiri dari sekitar 60 SO3 grup. Struktur molekul dari polimer polycarboxylate ether (PCE) terdiri dari group carboxyl sebagai batang polimer (main chain) dan oksida polyethylene sebagai cabang polimer (side chain).
Batang
utama
akan
melekat
pada
permukaan semen sementara cabang polimer berfungsi memberikan gaya tolak pada partikel semen lainnya. Cara Kerja Butiran partikel semen mempunyai kecendrungan untuk menjadi satu dan membentuk kumpulan ketika bercampur dengan air. Hal ini menyebabkan air terjebak diantara kumpulan partikel semen tersebut. Dampak dari air yang terjebak di antara partikel semen ini antara lain mengurangi flowability dan kelecakan dari campuran, juga menghasilkan rongga-rongga
yang
dapat
mengurangi
kekuatannya. Agar partikel semen tidak berkumpul, partikel semen tersebut perlu didispersikan dengan superplasticizer.
Secara
umum,
penyebaran
(dispersion)
superplasticizer
disebabkan
oleh
repulsion
steric
dan
repulsion.
oleh
electrosatic Electrostatic
repulsion terjadi pada saat pertikel semen diberi muatan
ion
negatif
oleh
molekul-molekul
superplasticizer sehingga partikel-partikel semen itu saling tolak-menolak. Sedangkan steric repulsion terjadi pada saat partikel-pertikel semen saling tolak-menolak karena adanya overlapping dari cabang-cabang polimer (side chain) yang berasal
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 33 -
dari batang polimer (main chain) yang melekat pada permukaan semen. Dosis Dosis yang digunakan tergantung dosis yang disarankan
oleh
pembuat
superplasticizer.
Pemberian dosis yang berlebihan selain tidak ekonomis
juga
akan
dapat
menyebabkan
penundaan setting yang lama hingga beton justru kehilangan kekuatan akhir.
Pemakaian dosis yang tinggi pada superplasticizer dengan bahan dasar naphthalene atau melamine (berkisar pada dosis 1.5% atau lebih) akan menyebabkan
mortar
sulit
mengeras
dan
kehilangan kekuatannya, sedangkan bahan dasar polycarboxylate
hanya
berpengarauh
pada
penurunan kekuatan awal dan tidak berpengaruh terhadap kekuatan akhir. Kegunaan a.
Meningkatkan workability sehingga menjadi lebih besar daripada water reducer biasa.
b.
Mengurangi kebutuhan air (25 – 35%).
c.
Memudahkan pembuatan beton yang sangat cair.
Memungkinkan
penuangan
pada
tulangan yang rapat atau pada bagian yang sulit
dijangkau
oleh
pemadatan
yang
memadai. d.
Karena tidak terpengaruh oleh perawatan, yang
dipercepat,
dapat
membantu
mempercepat pelepasan kabel prategang dan acuan. e.
Dapat
membantu
penuangan
dalam
air
karena gangguan menyebar beton dihindari. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 34 -
Kelemahan a.
Slump loss perlu lebih diperhatikan untuk type naphtalene; dipengaruhi oleh temperatur dan kompatibilitas
antara
merek
semendan
superplasticizer. b.
Kadar udara hanya 1,2 – 2,7%, bahkan tanpa pemadatan apapun.
c.
Ada
resiko
pemisahan
(segregasi)
dan
pendarahan (bleeding) jika mix design tidak dikontrol dengan baik. e.
Air-Entrain Air-Entrain adalah menambahkan sejumlah buih udara dalam bentuk yang benar ke dalam campuran tanpa secara signifikan mengubah sifat-sifat setting atau kecepatan hardening. Buih-buih udara kecil dengan jarak yang pendek dihasilkan oleh bahan kimia ini, yang berfungsi untuk memberikan rongga dari pemuaian air ketika air mulai membeku pada iklim dingin. Hadirnya sejumlah kecil air-entrain (2 sampai 5% volume beton) akan memperbaiki kohesi dan mengurangi kapasitas perdarahan.
Komposisi Secara umum resin kayu alamiah dan sabunsabunnya. Garam dari asam abiotic dan primeric serta asam berlemak, Alkiaryl sulphonates dan Alkhil Sulphat, serta Phenol athoxylates. ASTM C260. Cara kerja Air entrainment adalah juga material yang aktif dipermukaan (surface active Agent), yaitu material bermuatan negatif yang mempunyai ekor (polar tail) Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 35 -
jika berada didalam air. Ekor yang tidak bermuatan ini bersifat menolak air dan dan selalu berlari ke arah
udara
atau
permukaan
air
di
sekitar
gelembung. Muatan ini saling tarik menarik dengan butir semen dan pasir yang muatannya berlawanan dengan molekul tersebut sehingga menjadi satu. Muatan pada gelembung tersebut saling tolak menolak sehingga membantu untuk menghasilkan distribusi yang seragam.
Memasukkan udara kedalam beton secara sepintas kelihatannya kontroversial, sebab akan mengurangi kekuatannya. Namun perlu diperhatikan bahwa ukuran buih udara yang dimasukkan kedalam beton itu kecil sekali, tidak sebesar rongga-rongga udara yang terjebak pada umumnya. Buih udara ini 90% berukuran lebih kecil dari 100 µm, dan 60% lebih kecil dari 20 µm. Buih-buih ini tidak bersambungan satu sama lain tetapi tersebar merata pada seluruh pasta (semen
+ air). Sebanyak 400 milyar buih
terdapat dalam 1 m3 beton air-entrain yang mengandung kadar udara 4 – 6% jika volume dan ukuran agregat terbesar 40mm.
Kegunaan Memperbaiki ketahanan terhadap beku (frost) dan garam de-icing, pada perkerasan beton.
Ketika air didalam beton membeku, ia akan mengembang dan menyebabkan tekanan yang dapat menghancurkan beton dari dalam. Bahan kimia de-icer digunakan untuk melelehkan salju dan membuang terkelupasnya berlaku
es,
namun
permukaan.
sebagai
wadah
dapat
menyebabkan
Buih
air-entrain
ini
untuk
pemuaian
air
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 36 -
sehingga menghilangkan tekanan dan mencegah kerusakan beton. Pengaruh sampingan a.
Karena faktor air semen rendah, meskipun terdapat C3A, air-entrain membuat beton sangat tahan terhadap serangan air tanah yang mengandung sulfat ataupun air laut.
b.
Karena faktor air-semen rendah, beton lebih kedap air.
c.
Setiap persen tambahan udara menambah slump 1-2 cm.
d.
Sangat
efektif
untuk
campuran
yang
mengandung semen sedikit (lean), yang kalau tidak diberi akan menjadi kasar (harsh) dan sulit
dikerjakan.
Demikian
pula
untuk
workabilitas dan campuran dengan agregat bergradasi jelek. e.
Mengurangi bleeding dan segregasi sehingga memungkinkan
pemakaian
agregat
yang
jelek. f.
Dapat digunakan untuk mengurangi bleeding, memperbaiki
kohesi,
kepadatan,
dan
penyelesaian permukaan beton yang tidak rata (extruded concrete). g.
Akibat adanya pengurangan bleeding dan perbaikan sebagai
workability, pembantu
dapat pada
digunakan
beton
yang
dipompakan dengan tekanan kecil. h.
Dapat dipakai pada pembuatan beton ringan.
Kelemahan a.
Setiap
persen
tambahan
udara
akan
mengurangi kekuatan akhir 10 – 20 kg/cm2. Namun
pengurangan
kekuatan
dapat
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 37 -
ditoleransi dengan keuntungan lain yaitu keleceka berlaku
yang hanya
bertambah. untuk
Pengurangan
campuran
dengan
3
semen lebih dari 340 kg/m . Pada campuran lean
atau
hars,
kekuatan
umumnya
bertambah. b.
Ketahanan terhadap abrasi berkurang.
c.
Tidak memperngaruhi susut pengeringan dan rangkak, tetapi bila penambahan kandungan udara lebih dari 6%, susut pengeringan dan rangkak akan terjadi.
Waktu Pemberian Waktu pemberian terbatas karena agen yang terserap kemudian terbentuk di dalam etteringiteshell yang akan semakin tebal. Karena itu dosisnya tergantung pada saat pemberian. Pengangkutan dapat mengurangi udara 0,5%. Oleh sebab itu sebaiknya diberikan dilokasi site dan tidak readymix plant. Hasilnya akan lebih baik, disamping dosis yang diberikan akan lebih sedikit. Dosis Secara umum perngaruh yang timbul berbanding lurus dengan dosis. Namun jika dosis diberikan terlalu
banyak
maka
akan
memberikan
efek
samping yang tidak diinginkan, selain efek utama yang juga bisa berubah. Karenanya dosis harus dibatasi, tergantung jenis semen (kadar C3A dan kehalusan). Praktisnya lebih kurang 30 ml per 50 kg semen. f.
Waterproofing Admixture Bahan kimia tambahan yang waterproofing berguna mengurangi permeabilitas melalui kapiler dari pasta
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 38 -
semen keras, terutama terbuat dari stearat. Ada formula yang menambahkan butiran halus, misalnya campuran
bitumen
untuk
menghalangi
kepiler
secara parsial. Material ini membentuk lapisan coating kapiler dengan suatu bungkus hidrofobik. Lapisan ini mengurangi masuknya air melalui kapiler. Supaya bahan ini dapat berfungsi sesuai tujuannya, perlu pengendalian lebar retak dari daerah
tarik
beton.
Tegangan
baja
yang
direncanakan dengan mengikuti rekomendasi untuk struktur yang kedap air. Jika mungkin, regangan tarik dibawah beban kerja tidak boleh melebihi kapasitasnya, misalnya dengan beton pratekan.
Aliran air melalui beton umumnya dapat dilacak dari adanya retak atau daerah yang pemadatannya tidak sempurna. Beton yang sound dan padat dengan faktor air-semen kurang dari 0,5 umumnya kedap air, jika ditempatkan dan dipadatkan dengan benar. Jadi masalah permeabilitas beton kebanyakan bukan disebabkan oleh permeabilitas pasta yang mengeras, tetapi oleh karena ketidaksempurnaan struktur beton.
Kegunaan a.
Mengurangi kadar air dengan workability yang sama.
b.
Meng-entrain sejumlah udara ke dalam beton
c.
Mengandung
mineral
filler
halus
untuk
menghentikan air pori. Komposisi Silikat, blast furnace slag, pozzolan, bentonite, talk. Water-Repellent bisa mengurangi efek gaya kapiler dan karenanya mengurangi derajat kejenuhan Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 39 -
beton. Agen water-repellent adalah kalsium stearat, butyl stearat, sabun-sabun lain, emulsi minyak, dsb. Yang mengurangi absorpsi air dan sistem kepiler beton atau mortar kering. Untuk damp-proofing dan permeability-reducing termasuk beberapa sabun tertentu, stearat, dan produk petroleum.
Dapat mengurangi permeabilitas dan beton dengan kadar semen rendah, faktor air-semen tinggi, atau kekurangan agregat halus. Namun pemakaiannya pada campuran yang sudah baik malah akan menyebabkan
bertambahnya
permeabilitas.
Kadang-kadang dipakai untuk mengurangi transmisi kelengasan melalui beton yang bersinggungan dengan air atau tanah basah. Selain itu dapat digunakan untuk atap, basement, bak air. Banyak yang disebut damp-proofer tidak efektif, khususnya ketika dipakai pada beton yang berhubungan dengan air dibawah tekanan. Dosis yang dipakai adalah 0,5 – 1,0% berat semen. Bila terlalu banyak dapat menyebabkan pemasukan udara
berlebihan
sehingga
memperlambat
pengerasan.
g.
Cara Penggunaan Bahan Kimia Pembantu Apabila diperkenankan atau disyaratkan didalam syarat-syarat teknis pada bestek, penggunaan bahan pembantu, maka perhitungan perencanaan campuran pemakaian bahan tambahan / pembantu dengan mempertimbangkan : a.
Kelecakan,
adalah
kadar
air
ekivalen,
misalnya pengurangan 20% berarti air bebas yang ditimbang hanyalah 80% dari yang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 40 -
tertera di tabel perencanaan untuk campuran biasa. b.
Kekuatan yang diharapkan didasarkan pada faktor air-semen yang didapat dari kadar air bebas dan kadar semen.
2.
Beton Segar 2.1. Rheologi Pasta Semen Bila semen dicampur dengan air, butir semen akan tersebar di dalam air. Suspensi ini berubah dari keadaan cair (slurry) menjadi pasta plastis atau kaku dengan ditambahnya semen. Ruang yang penuh air diantara butiran semen dapat dianggap sebagai sistem kapiler yang saling berhubungan. Jumlah air tidak hannya mempengaruhi kelecakan, tetapi juga hampir semua sifat beton segar maupun keras beton keras. Alasan utamanya adalah semakin sedikit air, semakin tinggi konsentrasi butir semen dalam pasta semen yang padat.
Salah satu sifat pasta semen adalah faktor air-semen (sering ditulis w/c, water/cemen ratio) adalah berat air dibagi dengan berat semen.
Pasta semen, mortar dan beton dianggap segar sampai ketika hidrasi mulai mempengaruhi sifat rheologis dari campuran.
Pasta semen adalah plastis, yaitu mampu dibentuk tanpa kehilangan
kontinuitas
dan
mempertahankan
suatu
bentuk karena butir semen dan buih udara disebar dalam air
dan
cenderung
khususnya
karena
memegang
butir
gaya-gaya bersama
interpartikel sekaligus
mencegah kontak langsung. Jelasnya, kondisi plastis disebabkan oleh gaya tarik dan gaya tolak antara butir semen. Gaya tarik disebabkan gaya intermolekul yang Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 41 -
disebut gaya van der walls. Gaya tolak disebabkan oleh tolakan elektrostatis ion negatif dan molekul air yang terserap
membungkus
permukaan
butir
semen.
Akibatnya, butir semen mempunyai energi potensial yang minimum, dimana butir-butir saling terpisah dengan jarak tertentu, sejauh 10 molekul air, atau kurang. Butir semen cenderung mengatur posisi sesuai keseimbangan gayagaya dalam ini. Inilah kondisi yang perlu untuk kondisi plastis. 2.2. Perilaku Matriks Butir agregat umumnya tersebar didalam suatu matriks yang terdiri dari pasta dan udara. Pasta terdiri dari semen dan air, dan jika diperkenankan menggunakan admixture pasta juga terdiri dari admixture.
Di dalam beton segar, matriks mempunyai dua peran. Perama, memisahkan butir agregat sendiri, mencegah kontak langsung, tetapi tetap memgang mereka menjadi satu dalam keadaan terpisah. Kedua, bertindak sebagai bahan
pelumas
antar
butir
agregat,
memperbaiki
kemampuan beton segar untuk deformasi plastis. Peran ganda ini mirip dengan aksi air dalam pasta semen segar.
Sifat beton segar tergantung sifat dan jumlah matriks dan agregat. Misalnya, pengurangan jumlah matriks akan mengurangi derajat penyebaran butir agregat, sehingga menambah gesekan antar butir, yang selanjutnya akan memperkaku beton segar. Menambah jumlah matriks akan menghaluskan konsistensi. Bila jumlah matriks dikurangi sampai dibawah batas tertentu, beton segar menjadi kasar (hars) dan memisah (segregasi) sehingga sukar dituang dengan baik.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 42 -
Demikian pula, untuk jumlah yang cocok dari matriks dan agregat, plastisitas beton tergantung pada komposisi matriks. Matriks dengan faktor air-semen rendah adalah kaku. Pasta semacam ini bisa memisahkan agregat tetapi tidak dapat menahannya dengan baik. Kemampuan lubrikasi yang jelek membuat beton tambah kaku. Konsistensi matriks mengakibatkan beton semakin lunak dengan pertambahan air sampai batas tertentu.
Namun jika faktor air-semen terlalu besar, matriks menjadi begitu tipis sehingga tidak mampu memisahkan butir agregat dan menahannya sebagai massa kohesi. Jadi beton dengan faktor air semen terlalu tinggi umumnya
cenderung
pendarahan,
dan
mengalami
tidak
segregasi
mempunyai
dan
plastisitas
dan
kelecakan yang cukup.
2.3. Workability Agregat melayang dalam suatu matriks dari pasta. Sedangkan
pasta
semen
segar
umumnya
bersifat
sebagai benda padat lunak plastis bila dalam keadaan diam. Namun demikian pasta ini bila diagitasi (diaduk) akan berubah menjadi cair. Jadi bila pasta dalam keadaan plastis, beton juga plastis. Jika pasta dalam keadaan cair, maka beton juga cair.
Kelecakan dimana
adalah menuang
kemudahan (placing)
mengerjakan dan
beton,
memadatkan
(compacting) tidak menyebabkan munculnya efek negatif berupa pemisahan/segregation (agregat kasar terpisah dari mortar) dan pendarahan/bleeding (air terpisah dari benda padat, kemudian naik ke permukaan)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 43 -
Ada 3 pengertian yang dimaksud dengan kemudahan mengerjakan beton yaitu kompaktibilitas, mobilitas dan stabilitas. a.
Kompaktibilitas : kemudahan mengeluarkan udara dan pemadatan atau Konsistensi : yaitu, derajat kebasahan dari campuran
b.
Mobilitas
:
kemudahan
mengisi
acuan
dan
membungkus tulangan atau kemampuan untuk mengalir c.
Stabilitas : kemampuan untuk tetap menjadi massa homogen tanpa pemisahan atau Plastisitas : yaitu, jumlah pelekatan (coherence) yang berkenaan dengan
kekerasan
(harshness)
campuran.
Kemampuan untuk dibentuk tanpa kehilangan kontinuitas, dan mampu mempertahankan bentuk
Adanya rongga udara mengurangi kepadatan beton sehingga cenderung melemahkan sifat mekanisnya. Adanya rongga 1% volume, misalnya, akan mengurangi kekuatan tekan sebesar 5 sampai 6%. Jika ronga saling berkaitan, seperti pada beton yang pemadatannya jelek, air akan lebih leluasa berpenetrasi kedalam tubuh beton. Jika ada pembekuan, ekspansi total dapat menyebabkan kerusakan. Jika airnya mengandung bahan yang agresif, serangan justru akan terjadi didalam beton dan bukan hannya dibagian luar saja. Kadar lengas dan udara dapat penetrasi ke baja tulangan sehingga menyebabkan karat.
Oleh karenanya pemadatan menyeluruh adalah vital dan hanya bisa didapatkan apabila kelecakan beton sesuai dengan lokasi dimana diletakkan dan sesuai pula dengan metode pemadatannya. Suatu struktur yang tulangan rapat, cendrung memerlukan campuran beton yang lebih lecak daripada struktur yang berisi sedikit tulangan. Juga pemadatan dengan tangan akan memerlukan beton yang Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 44 -
lebih lecak daripada bila pemadatan dengan getaran mekanis. Beton yang ideal adalah yang cukup lecak untuk dipadatkan secara menyeluruh dengan alat apapun, namun yang tidak memerlukan air yang berlebihan.
Kelecakan terutama dipengaruhi oleh kadar air. Dari air yang diperlukan untuk membuat semen menjadi pasta dan menjadikannya lecak, hanya sebagian yang betulbetul bereaksi dengan semen selama proses hidrasi. Kelebihan air tetap terbagi rata didalam pasta, dan ada 3 alasan untuk mengurangi kelebihan air ini sampai minimum sepadan dengan kelecakan yang dibutuhkan.
Pertama, pasta semen yang terlalu encer cenderung memisahkan diri dari permukaan butir agregat. Ini dapat menyebabkan kekasaran (harshness) dalam pengerjaan, kehilangan kohesi, atau cendrung terjadi pemisahan (segregasi). Kedua kecendrungan untuk perdarahan, yang membentuk saluran halus yang tetap terbuka setelah
beton
mengeras.
Ini
dapat
memperkecil
ketahanannya jika terekpose untuk membeku atau pada larutan agresif. Ketiga , penguapan air kelebihan meninggalkan lubang-lubang didalam struktur pasta yang tidak akan terisi dengan hasil hidrasi padat. Makin tinggi proporsi rongga ini, semakin jelek perkembangan sifat kekuatan,
ketahanan
abrasi,
kekedap-airan
dan
ketahanannya.
Syarat kelecakan berbeda untuk pekerjaan yang berbeda, tergantung dari jenis struktur (tulangan rapat atau tidak). Faktor – faktor lain yang mempengaruhi kelecakan adalah: a.
Gradasi, bentuk dan kualitas permukaan butir agregat
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 45 -
3.
b.
Rasio antara agregat halus dan agregat kasar
c.
Diameter maksimum
d.
Absorpsi
Beton Siap Pakai (Ready Mix) Bila dipersyaratkan pada syarat – syarat teknis dan/atau diperbolehkan dan/atau digunakan, penggunaan beton siap pakai dalam konstruksi bangunan diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton jadi pada semua tahap, mulai dari pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau dengan memberikan perbandingannya, dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat
dilakukan
pemesanan
khusus,
misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed concrete, dicampur sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2.
Central-mixed concrete, dicampur sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator.
3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer. Kecepatan pengadukan umumnya sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara. Yang pertama adalah sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer berputar secara perlahan dengan kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. Yang kedua adalah sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umm drum Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 46 -
mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk mixer dapat menuang campuran sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Untuk konstruksi dibawah permukaan tanah, cara yang paling efesien adalah dengan menuangkan secara langsung dari truk.
Keuntungan beton ready mix : a.
Campuran lebih terkontrol
b.
Pekerjaan di lapangan lebih efesien. Masalah mencari tempat untuk menumpuk agregat dan menyimpan semen dapat dihapuskan. Material kelebihan tidak tertinggal di lapangan dan tidak perlu
dibersihkan.
Alat-alat
khusus
untuk
pengecoran yang mungkin tidak efisien tidak diperlukan. c.
Hampir semua lokasi dapat terjangkau. Mobilitas pada tempat dan waktu.
Kegiatan Penuangan (Placing), Pemadatan (compacting), Penyelesaian (finishing), serta Perawatan (curing) beton, sebagaimana yang dijelaskan di bawah.
Pemilihan
jenis
perlatan
untuk
menangani
dan
meletakkan beton sebagaimana yang dijelaskan dibawah, disesuaikan dengan jenis konstruksi serta sumber daya yang tersedia.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 47 -
4.
Pengujian Beton Sebelum membuat campuran beton, tes laboratorium dilakukan terhadap kekuatan dan kekentalannya sesuai dengan prosedurprosedur yang ditunjukkan dalam standar referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek dalam membuat campuran yang diperlukan.
Adukan beton didasarkan pada trial mix dan mix design. Campuran
proporsional
pasir,
agregat,
semen
dan
air
berdasarkan berat atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proporsional atau perbandingan yang telah dihitung sebelumnya sesuai dengan syarat – syarat teknis pada bestek dan kontrak untuk menghasilkan beton sesuai dengan tujuan penggunaan beton, kondisi exposure, ukuran, dan bentuk section, sifat fisik beton (kekuatan) yang dibutuhkan untuk struktur.
Hasil uji setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14, dan 28 hari sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh pengawas yang ditunjuk. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji sesuai PBI 1971 Bab 4.7 atau ACI Committee 304, ASTM C 94-78a atau menyesuaikan syarat
teknis
pada
bestek
atau
menurut
pendapat
Direksi/Pengawas. Sedangkan pengujian bahan dan beton dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standar Industri Indonesia (SII) dan PBI 71 NI-2 hal 42 atau menyesuaikan syarat
teknis
pada
bestek
atau
menurut
pendapat
Direksi/Pengawas.
Pengujian kekentalan adukan beton diperiksa dengan tes slump.
Nilai
slump
ditentukan
dalam
batas-batas yang
diisyaratkan dalam PBI 71 atau menyesuaikan syarat teknis pada
bestek
atau
menurut
pendapat
Direksi/Pengawas
sehingga dengan harga slump tersebut akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos ataupun rongga-rongga. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 48 -
Gambar diatas menunjukkan peralatan untuk melakukan tes slump yaitu kerucut slump dengan tinggi 30 cm dengan diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm (ASTM C143), batang baja penumbuk dengan ukuran diameter 16 mm dengan panjang 60 cm dengan ujung berbentuk seperti peluru, dasar bujur sangkar yang kedap air dengan lebar 50 cm, sekop kecil, cetok besi, penggaris dan kain lap pembersih.
Cara pengujiannya adalah kerucut diberdirikan di atas alas yang telah dibersihkan, kemudian beton segar dimasukkan kedalam kerucut dengan sekop kecil, kira-kira sepertiga tinggi kerucut. Dengan menggunakan batang besi, beton ditumbuk sebanyak 25 kali sampai dasar. Tambahkan lapisan kedua dan tumbuk 25 kali dengan batang besi hingga sedikit menyentuh lapisan pertama (tidak sampai dasar). Lakukan hal yang sama untuk lapisan yang ketiga. Setelah lapisan ketiga selesai ditumbuk, permukaan atas kerucut diratakan dengan cetok besi dan kelebihan beton dibersihkan. Angkat kerucut perlahan keatas dengan memegang kupingnya dalam waktu 5-7 detik. Balikkan kerucut dan letakkan disamping sampel beton segar. Rebahkan batang penumbuk diatas kerucut. Ukur perbedaan tinggi antara kerucut dan beton segar. Inilah tinggi dari slump.
Bila tidak terjadi crumbling atau collapse maka slump adalah indikasi kelembutan
(softness)
sebagai
lawan
kekakuan
(stiffness) dari campuran. Runtuh (collapse) sering terjadi pada Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 49 -
beton yang kurang pasir (lean), menandakan rendahnya kohesi dan rendahnya kemampuan beton segar untuk berdeformasi plastis.
Uji slump berguna untuk mengecek adanya perubahan dari kadar air, bila material dan gradasi agregat adalah seragam. Bila jumlah air adalah konstan dan kadar lengas agregat juga konstan maka slump test berguna untuk menunjukkan adanya berbedaan pada gradasi atau adanya perbandingan berat yang salah.
Untuk mengukur kelecakan beton yang kaku lebih tepat menggunakan uji faktor kepadatan (compacting factor test). Cara pengujiannya yaitu adukan beton diletakkan pada silinder yang paling atas. Dasar-dasar silinder dibuka sehingga adukan jatuh kedalam silinder yang kedua. Dasar silinder kedua dilepas lagi, sehingga campuran beton jatuh kesilinder yang terbawah. Campuran dalam silinder itu diratakan, kemudian ditimbang. Campuran
kemudian
dipadatkan
(bila
perlu
ditambahi
campuran lagi) dan ditimbang lagi. Compacting Factor (CF) adalah perbandingan antara berat yang jatuh dengan berat dari campuran padat. Nilai standar adalah antara 0,75 – 0,95. 5.
Urutan Kerja Pengecoran Sebelum pengecoran dilaksanakan harus diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan benda-benda yang ditanam dalam beton. Yang dimaksud dengan benda-benda yang ditanam dalam beton adalah pipa -pipa, saluran listrik, benda lainnya. Benda-benda tersebut harus diperhatikan pemasangannya dan penempatannya sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan dalam PBI 1971 NI-2 Bab .5.7 hal 52 atau menyesuaikan syarat teknis pada bestek atau menurut
pendapat
Direksi/Pengawas.
Apabila
dalam
pemasangan pipa-pipa, saluran listrik dan lain-lain terhalang Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 50 -
oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka hal ini dilakukan konsultasi dengan pengawas.
Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, semua cetakan, tulangan beton, pipa -pipa, saluran listrik, benda lainnya yang akan ditanamkan kedalam beton di cek terlebih dahulu. Untuk bekisting (cetakan) harus benar-benar bersih.
Urutan Pengecoran adalah sebagai berikut: 1.
Penakaran (batching),
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing)
3.
Pengangkutan (transporting),
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting),
5.
Penyelesain (finishing),
6.
Perawatan (curing).
5.1. Penakaran (Batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya. 5.1.1 Perbandingan Volume atau Berat Pada era
PBI
dipakai perbandingan volume.
Namaun pada era PBI 71 dan PBI 89, kebiasaan tersebut tidak diperbolehkan lagi, sebab kurang akurat untuk menghasilkan beton dengan kualitas seragam, terutama dalam pengukuran agregat (khususnya pasir basah). Proporsi masing-masing bahan sudah diketahui dari perencanaan campuran (mix design) sesuai dengan tujuan penggunaan beton, kondisi exposure, ukuran, dan bentuk section, sifat fisik beton (kekuatan) yang dibutuhkan untuk struktur. Perlu diingat bahwa perbandingan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 51 -
dari mix design tersebut masih harus disesuikan dengan kadar lengas agregat dilapangan. 5.1.1.1 Cara Penakaran Ada banyak ragam takaran berat dan ukuran
peralatan penimbang (weight-
batching plants). Diupayakan mendapatkan campuran beton (batch) dengan kelecakan yang sesuai, keseragaman dalam kekuatan dan warna. Peralatan penimbang yang sesuai dengan volume beton Jumlah takaran < 500 m3 500 – 5.000 m3 5.000 – 50.000 m3 >70.000 m3
Peralatan Penimbang Kereta dorong dan timbangan Timbangan berat biasa secara manual Timbangan otomatis Skala dan timbangan yang berbeda untuk setiap ukuran butir
Prosedur perencanaan meliputi 3 tahap. Tahap pertama adalah informasi tentang persyaratan penggunaan struktur beton, kondisi lingkungan, ukuran penampang, dsb. Dari persyaratan tersebut ditentukan data tahap kedua yang merupakan dasar perencanaan campuran yaitu kuat rencana, slump,
ukuran
butir
terbesar,
dan
sebagainya. Dari dasar inilah perhitungan dibuat, yaitu tahap ketiga.
Campuran
diproporsi
penggunaan
beton,
untuk
kondisi
tujuan ekposure,
ukuran, dan bentuk section, sifat fisik beton (seperti kekuatan) yang dibutuhkan untuk struktur.
Tidak
hanya
kekuatan
dan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 52 -
workability saja, beton yang terekpose kepada kelengasan, frost atau bahan agresif dalam tanah.
Dua hubungan utama yang memungkinkan mix design adalah : a.
Hubungan antara kekuatan dengan faktor air semen, dan
b.
Hubungan antara kelecakan dengan jumlah air.
Ada
sejumlah
metode
perencanaan
campuran (mix design), salah satunya adalah
DOE
(British
Departemen
of
Environment), yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Metode perencanaan campuran
hanyalah
memperkirakan
proporsi campuran awal. Estimasi ini perlu dicek
dengan
membuat
campuran
percobaan (trial mix) dan sering masih harus dikoreksi. 5.2. Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat beton ditimbang menggunakan peralatan penimbang (weightbatching plants) sesuai dengan mix design.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 53 -
5.2.1 Urutan Pencampuran Memasukkan sedikit air terlebih dahulu selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk. 5.2.2 Waktu Pencampuran Pencampuran
dilakukan
untuk
mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk
campuran
dengan
kelecakan
rendah
memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah
selesai
pengadukan,
adukan
beton
memperlihatkan susunan dan warna yang merata dan pekerjaan ini diawasi oleh seorang ahli. 5.2.3 Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari pengaduk sampai ke lokasi/Site, dari lokasi ke bagian yang di cor secara vertikal dan horizontal.
Dari
mesin
pengaduk
sampai
ke
site,
Pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan disesuaikan dengan jenis konstruksi
Ada berbagai jenis perlatan untuk menangani dan meletakkan beton Peralatan
Jenis dan kerja yang paling sesuai
Keuntungan
Yang perlu diperhatikan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 54 -
Kereta / Gerobak
Untuk mengangkut secara horizontal.
Sangat efektif pada kondisi pengecoran yang selalu berubah
Truk Agitator
Mengangkut beton untuk semua kegunaan. Jarak maks 1,5 jam
Truk pengaduk
Untuk tempat kerja dekat dan jauh. Jarak apapun
Operasi dari central mixing plant dimana kualitas dikontrol. Keluarnya beton dari agitator diawasi ketat Tidak perlu central mixing plant. Penuangan seperti truk agitator
Truk Non Agitasi
Untuk jarak dekat
Biaya lebih kecil dari truk agitator.
Mixer mobil menerus
Untuk produksi menerus dilapangan
Crane
Cocok untuk kerja diatas permukaan tanah
Bucket
Dipakai pada crane dan cableways untuk konstruksi gedung dan bendungan. Memindahkan beton langsung dari central discharge. Untuk pemindahan mandatar pendek, khususnya dimana akses kerja terbatas.
Cepat dan tepat. Operasi cukup satu orang Dapat menangani beton, tulangan, bekesting dan barang lain pada bangunan tingkat tinggi Sangat efektif pada kondisi pengecoran yang selalu berubah.
Troli (Barrows & buggies) Corong (chutes)
Belt conveyors
Pistol pneumatis
Pompa beton
Untuk mengangkut beton ke level yang lebih rendah. Umumnya dibawah level lantai, pada semua jenis konstruksi. Untuk mengangkut secara horizontal maupun ke level yang lebih tinggi. Umumnya tidak cocok untuk langsung mengangkut ke bekisting. Untuk lokasi yang sulit, atau elemen tipis dan area luas.
Untuk mengangkut beton langsung dari sentral discharge ke bekisting atau ke titik berikut.
Sangat efektif. Ideal untuk kondisi pengecoran yang selalu berubah. Murah dan mudah dimanuver. Tidak perlu mesin, bekerja dengan gaya gravitasi. Ujung dapat diatur. Ada diverter, variabel kecepatan, baik maju maupun mundur. Dapat menuang volume besar secara cepat dimana akses terbatas. Cocok untuk mengecor bentuk yang bebas, untuk perbaikan dan perkuatan bangunan. Untuk coating protektif, dan pelapisan tipis. Tempat efesien, pipa dapat diperpanjang. Pengiriman dalam aliran yang menerus. Pompa yang bergerak
Jumlah dan kapasitas buket disesuaikan takaran batch. Penuangan beton harus bisa dikontrol Waktu pengiriman sesuai organisasi kerja. Pekerja dan alat harus siap untuk menangani pengecoran dalam jumlah besar Kontrol tidak sebaik central mixing plant. Tes slump perlu perlu dilakukan pada saat penuangan. Perlu persiapan yang baik. Slump harus dibatasi. Ada kemungkinan segregasi. Perlu posisi tinggi untuk penuangan Perlu program pemeliharaan preventif. Material harus seragam dengan rencana. Hanya punya satu alat angkut. Perlu jadwal cermat supaya efesien Pilih kapasitas buket sesuai takaran batch dan kapasitas alat penuang. Penuangan beton harus bisa dikontrol. Lambat dan memakai banyak tenaga manusia Kemiringan 1:2 – 1:3. Harus cukup disokong. Perlu mengatur ujung akhir untuk mencegah segregasi Hindari segregasi di ujung. Jangan ada sisa mortar pada waktu kembali. Dalam cuaca panas dan dingin, ban panjang perlu penutup. Kualitas tergantung keahlian orang yang menggunakan alat.
Diperlukan aliran yang merata. Bersihkan pada akhir setiap operasi. Gerak vertikal, belokan dan sambungan fleksibel akan mengurangi jarak pemompan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 55 -
Dropchute
Untuk menuang beton dalam bekisting vertical. Ada jenis utuh maupun lepasan.
Tremie
Untuk penuangan dibawah air
Screw spreaders
Untuk menyebar beton pada area datar pada pavement.
dapat menuang beton vertikal maupun horizontal. Mengarahkan beton turun ke dasar bekisting tanpa segregasi. Menghindari percikan (spillage) dari grout / beton pada beton dengan permukaan khusus. Dapat dipakai untuk fondasi di dalam air
Discharge dari buket atau truk dapat dengan cepat disebarkan pada area yang luas.
maksimum Bukaan harus cukup besar. Penampang harus memungkinkan penuangan tanpa mengganggu tulangan.
Ujung keluarnya beton (discharge) harus selalu terbenam didalam beton. Ø 200 – 300 mm, kecuali tekanan tersedia. Pompa beton dapat dipakai. Perlu kadar semen lebih dari 363-446 kg/m3 dan slump lebih dari 150-230 mm, karena perlu konsolidasi tanpa vibrasi apapun. Umumnya dipakai sebagai bagian dari paving train. Harus dipakai untuk penyebaran beton segar sebelum divibrasi.
5.3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting) 5.3.1 Penuangan (Placing) 5.3.1.1 Persiapan sebelum penuangan Persiapan yang perlu dilakukan adalah memadatkan, merapikan dan membasahi tanah dasar (subgrade), mendirikan acuan, memasang tulangan dan meterial-material yang terbenam lainnya. Subgrade perlu dibasahi, khususnya pada cuaca panas, supaya tidak menyerap air dari beton. Bila beton duduk diatas batu, semua meterial lepas harus dibuang, potongan harus hampir vertikal atau horizontal, tidak boleh miring. Acuan diletakkan secara tepat, kokoh, bersih, diikat (bracing) cukup, dan dibuat
dengan
menghasilkan
material
yang
akan
permukaan
akhir
yang
dikehendaki.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 56 -
Acuan dibuat sedemikian rupa sehingga pembongkarannya
mudah
dan
tidak
merusak beton. Pada acuan kayu, dihindari paku
yang
terlalu
besar
atau
terlalu
banyak. Acuan dilapisi release agent. Untuk beton arsitektural memakai emulsi stereat
sehingga
tidak
membekas
(staining). 5.3.1.2 Tujuan penuangan Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan akhirnya, dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Campuran
dituangkan
dalam
lapisan-
lapisan yang seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang besar atau miring karena akan terjadi pemisahan. Pada kolom dan struktur yang sama, tiap lapisan tidak lebih tebal dari 45 cm. Jika lebih tebal dari itu maka udara akan terjebak dan tidak dapat
keluar,
biarpun
memamakai
penggetar. Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum dituangi lagi dengan lapisan baru, dihindari terjadinya lapisan dingin (cold joint). 5.3.1.3 Vertikal Menjatuhkan campuran secara vertikal, sedapat mungkin tidak di dorong secara horizontal. Menyekop (shovelling) secara umum tidak efektif dan kurang baik. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 57 -
Beton
tidak
boleh
digerakkan
secara
horizontal untuk jarak yang terlalu jauh. Bila terlalu jauh, air kelebihan dan mortar akan
dipaksa
di
depan
beton
yang
bergerak. Hal ini menghasilkan beton yang tidak seragam dan kualitas rendah bila akhirnya faktor air-semen bertambah.
5.3.1.4 Corong (Dropchute) Corong
digunakan
untuk
menghindari
percikan spesi pada tulangan dan acuan. Jika
penuangan
sebelum
mortar
dapat
diselesaikan
mengering,
corong
mungkin tidak diperlukan. Beton kadang dituangkan melalui lubang-lubang, disebut jendela, pada sisi dari acuan yang tinggi dan sempit. Dapat juga dipakai collecting hopper di luar bukaan supaya beton mengalir lebih lancar melalui lubang dan mengurangi kecendrungan pemisahan.
Bila beton dituangkan dalam acuan tinggi dengan kecepatan relatif tinggi, mungkin terjadi
pendarahan
Pendarahan penuangan
dapat yang
pada
permukaan.
dikurangi lebih
dengan
lambat
dan
menggunakan campuran yang lebih kaku. 5.3.1.5 Bekerja pada dan dibawah tanah serta di atas level tanah Pekerjaan beton di bawah atau tepat pada level tanah dengan beton dituangkan dengan peralatan yang sesuai. Penuangan kemiringan,
untuk penuangan
lantai beton
dengan beton
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 58 -
dimulai dari titik terndah agar pemadatan dapat meningkat dengan pertambahan beton yang baru. 5.3.1.6 Kolom Dihindari jarak jatuh yang tinggi bilamana cenderung
mengalamai
Campuran beton dituangkan mungkin
sesuai
kapasitas
pemisahan. secepat peralatan.
Kecepatan menuang dan pemadatan harus seimbang. Kelambatan atau penundaan akan memunculkan variasi pada warna permukaan. Pada pengecoran kolom yang kecil, tiap lapisan pengecoran dibatasi setinggi 30 cm, agar bisa dipadatkan dengan baik. Lapisan
pertama
pada
sambungan
pengecoran (construction joint) tidak lebih dari 30 cm.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
5.3.1.7 Dinding dan Balok Pada dinding dan balok, takaran pertama harus dituangkan dari ujung ketengah. Air harus dicegah mengumpul di ujung-ujung dan permukaan acuan. Untuk dinding yang miring, air dapat mengumpul sepanjang kemiringan permukaan atas, daerah yang paling mudah terkena pengaruh cuaca. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 59 -
Namu bagian atas papan acuan dapat dihilangkan
pada
awalnya
dan
beton
dituangkan langsung pada bagian ini. Papan kemudian dapat dipasang kembali. 5.3.1.8 Plat lantai Pada plat lantai, penuangan dimulai dari satu ujung dan berjalan mundur. Beton tidak
boleh
dituang dalam
tumpukan-
tumpukan yang terpisah yang kemudian diratakan. Beton juga tidak boleh dituang dalam
tumpukan
ketempatnya.
besar
Praktek
lalu
digeser
demikian
akan
mengakibatkan pemisahan karena pasta senderung
mengalir
sebelum
material
kasar.
5.3.2 Pemadatan (Compacting) Setelah
beton
segar
diaduk,
diangkut
dan
dituangkan, ia masih mengandung udara dalam bentuk rongga udara. Pemadatan adalah untuk mengeluarkan udara tersebut sebanyak mungkin. Kalau dapat sampai kurang dari 1% (tidak termasuk menggunakan air-entrainment). Jumlah udara yang terjebak tergantung pada kelecakan beton segar. Beton dengan slump rendah memerlukan usaha pemadatan yang lebih baik daripada beton dengan slump tinggi. Rongga udara tidak kita kehendaki karena mengurangi kekuatan akhir beton. Untuk setiap 1% udara, kekuatan akan menurun sebanyak 5 sampai 6%, sehingga beton dengan rongga udara sebanayak 3% misalnya, kekuatannya melemah sampai 15 – 20%. Selain itu rongga udara akan menambah mengurangi
permeabilitas, ketahanan.
sehingga
Lebih
tidak
akan mampu
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 60 -
menghadapi cairan yang agak agresif maupun pelapukan akibat cuaca (weathering). Selain itu udara
yang
berkaratnya
lembab tulangan.
akan
mengakibatkan
Kantong
udara
juga
mengurangi lekatan antara beton dengan tulangan.
Beton yang dipadatkan dengan baik akan padat, kuat dan mempunyai ketahanan yang tinggi. Sebaliknya, beton yang pemadatannya kurang baik akan lemah, ketahanannya lemah, porous dan bersarang tawon (honey comb); atau dengan kata lain: tidak berguna.
Konsolidasi adalah proses pemadatan beton segar untuk pengecoran didalam acuan dan sekitar bagian yang tertanam dan tulangan, dan untuk menghilangkan udara terjebak atau pori udara insidentil dalam beton. 5.3.2.1 Cara Pemadatan Batang rojokan harus cukup panjang untuk mencapai dasar acuan, dan cukup tipis untuk lewat antara tulangan dan acuan.
Sekop
dapat
memperbaiki
tampilan
permukaan. Sekop berulang dimasukkan dan ditarik dari samping acuan, untuk mendorong agregat kasar besar minggir dari acuan dan menolong buih udara yang terjebak
untuk
bergerak
ke
atas
permukaan. 5.3.2.1.1 Vibrator Bila beton digetarkan, gesekan antara
butir
agregat
kasar
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 61 -
dihilangkan
sementara
beton
menjadi seperti cair. Ia settle di dalam acuan di bawah aktivitas gravitasi dan buih udara besar yang terjebak lebih mudah naik kepermukaan. Ada dua macam penggetar
(vibrator),
yaitu
internal dan external.
5.3.2.1.1.1 Vibrator dalam Vibrator
dalam
(internal
vibrator,
jarum
penggetar)
langsung
masuk
kedalam
campuran,
dapat
dipindahkan
dengan
mudah.
Jarum
bergetar
dengan
kecepatan
lebih dari 7000 rpm. Jarum
dihubungkan
ke motor penggerak oleh
selang
yang
fleksibel. Digunakan diameter yang
terbesar
dimungkinkan
oleh acuan maupun tulangan.
Pengaruh
vibrator pada beton adalah sejauh radius aksi.
Makin
diameter,
besar makin
besar radius aksinya. Vibrator dimasukkan kedalam
beton
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 62 -
secara
vertikal
hingga
sedikit
menyentuh
lapisan
sebelumnya
(yang
seharusnya
masih
belum
mengeras)
agar
dihasilkan
sambungan baik
yang
antar
lapisan. yang
kedua
Pada
plat
tipis mungkin
harus
dimiringkan
agar
kepala
penggetar terbenam seluruhnya. terlihat
Segera
permukaan
campuran
menurun
dengan cepat. Penggetaran dianggap
cukup,
tanda-tandanya adalah
perubahan
tampak
permukaan,
timbulnya tipis
lapisan
pasta
mengkilat, naiknya besar
yang atau
buih-buih udara
terjebak
yang ke
permukaan. Kadangkadang
dilakukan
dengan membedakan suaranya,
yaitu
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 63 -
selesai bila suaranya mulai konstan. Bila
telah
cukup
maka
penggetar
ditarik
secara
perlahan
sampai
bekas
lubangnya
menutup
kembali.
Bila tidak menutup penggetar dimasukkan kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai untuk
mendorong
karena
akan
menyebabkan pemisahan, terutama pada campuran yang sangat
basah.
Vibrator tidak sampai mengenai
tulangan,
karena
akan
mengganggu lekatan dari
bagian
yang
mulai set.
5.3.2.1.1.2 Vibrator luar Vibrator luar (external –
vibrator campuran) beberapa antara
diluar ada jenis,
lain
vibrator,
form meja
penggetar,
vibrator
permukaan
seperti
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 64 -
vibrating
screeds,
plate
vibrator,
vibrator
roller
screeds,
atau
vibratory hands floats atau trowels. Form
vibrator
diikatkan ke bagian luar
dari
bekisting.
Sering dipakai untuk dinding
yang
atau
yang
padat
tulangan,
untuk
membantu vibrator
tipis
internal
dan
campuran
untuk kental
dimana
internal
vibrator tidak dapat digunakan. Penggetaran
lebih
lama
dari
internal,
yaitu
1-2
menit,
hanya
dapat
memadatkan setebal 30 cm. Meja
penggetar
dilengkapi kendali
dengan sehingga
frekuensi
dan
amplitudo
dapat
disesuaikan elemen
dengan yang
digetarkan. Vibrating
screeds
adalah screed yang Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 65 -
dipasangi getar,
mesin digunakan
pada lantai sampai tebal 150 mm, yang tanpa tulangan atau dengan
tulangan
ringan.
5.4. Penyelesaian (Finishing) 5.4.1 Menyelesaikan lantai Penyelesaian lantai dilaksanakan dengan berbagai cara, tergantung tujuan dan penggunaannya. Untuk lantai yang akan dipasang tile, cukup diratakan saja (strike off atau screeding. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik dengan kegiatan sebelumnya seperti pengadukan, pengangkutan dan penuangan.
5.4.2 Strike off atau Screeding Strike off atau screeding adalah membuang beton yang
kelebihan
untuk
meratakan
permukaan.
Memakai tepian sesuai permukan yang diharapkan, dengan gerakan seperti menggergaji. 5.4.3 Bullfloating atau Darby Bullfloating
atau
darby
dilakukan
untuk
mengeliminasi bagian yang masih tinggi atau rendah, dan untuk membenamkan agregat-agregat besar. Langsung dikerjakan setelah strike off, yaitu sesudah beton mulai mengikat ( + 2 jam setelah pengecoran). Bagian yang berlubang diisi memakai cetok (float) dari kayu atau baja. Jangan sampai ada pendarahan air pada saat ini. Oleh karena itu sebaiknya beton berkelecakan rendah dengan kadar air cukup dan agregat halus tergradasi dengan baik. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 66 -
5.4.4 Edging dan Jointing Beton dipisahkan dari bekisting sedalam 25 mm dengan trowel runcing. Ini memadatkan beton di bagian tepi dan pada siar pelaksanaan. Jointing mengeliminasi retak acak yang tampak jelek. Sambungan kontrol dibuat dengan pencelah manual (hand
groover),
gergaji
listrik
atau
dengan
memasukkan lapisan material plastik, kedalam beton yang plastis. 5.4.5 Floating Dengan float tangan dari kayu atau logam, atau mesin
dengan
membenamkan
bilah-bilah. agregat
yang
Tujuannya persis
untuk dibawah
permukaan, menyingkirkan cacat, humps (tonjolan kecil) dan rongga-rongga kecil (voids), memadatkan mortar pada permukaan sebagai persiapan operasi finishing dan menjaga permukaan tetap terbuka sehingga kelengasan yang berlebihan dapat keluar.
Float membaut teksture yang rata (tetapi tidak licin), yang mempunyai ketahanan slip yang baik.
5.4.6 Trowelling Merupakan
float
dengan
tekanan,
untuk
mendapatkan permukaan yang padat, rata dan kedap air, terutama pada lantai yang tidak akan diberi penutup lagi. Ini dilakukan setelah beton mulai set dan cukup keras untuk menerima tekanan alat sehingga air dan material halus tidak naik kepermukaan.
5.4.7 Brooming
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 67 -
Permukaan brooming,
yang
tahan
sebelum
slip
beton
dibuat
dengan
mengeras
secara
menyeluruh, tetapi cukup keras untuk membuat goresan. Dapat di lakukan dengan sapu kawat baja atau fiber. 5.4.8 Pola dan Tekstur Fariasi pola (pattern) dan tekstur dapat dibuat untuk penyelesaian dekoratif. Pola dibuat dengan strip pemisah,
takik
atau
dengan
men-stempel
permukaan beton sebelum mengeras. Tekstur dibuat dengan teknik khusus memakai mortar dashbound coat atau rock salt. 5.4.9 Joint / Siar (Sambungan) Ada 3 jenis sambungan di lantai dan dinding, yaitu : a.
Siar isolasi Untuk pergerakan differensial
b.
Siar kontrol/pergerakan Untuk differensial gerak tegak lurus bidang dan
memaksa
pengeringan
agar
retak
terjadi
pada
akibat
susut
tempat
yang
ditentukan. c.
Siar pelaksanaan / sambungan konstruksi Untuk interupsi pengecoran di mana beton baru akan dituangkan dan diletakkan kepada yang sudah mengeras.
Siar
kontrol
dibuat
paling
ekonomis
dengan
menggergaji, yaitu membuat celah menerus pada bagian atas plat beton dengan mesin. Dapat dengan hand-groovers atau memasang strip dari kayu/metal,
atau
material
Diharapkan
retak
terjadi
join
disini,
siap
pakai.
supaya
tidak
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 68 -
menodai tampak arsitektural. Dibuat begitu beton mulai mengeras. Sambungan konstruksi dibuat karena tidak mungkin untuk mengecor beton secara terus menerus. Ada keterbatasan dari acuan maupun dari kapasitas pengecorannya sendiri. Ikatan sambungan harus baik,
untuk
menghindarai
pergerakan
atau
kebocoran. Sambungan harus sekuat beton itu sendiri. Permukaan harus bersih, dilakukan dengan menyiram atau dengan membersihkannya dengan sikat
baja,
dilakukan
sekitar
2
jam
setelah
meletakkan.
Pada sambungan untuk beton yang kedap air perlu teliti lagi. Permukaan sambungan perlu dikasarkan untuk menambah ikatan. Sering dipakai lapisan dari bahan
karet
atau
bitumen
yang
dinamakan
waterstop, yang dicorkan setengahnya pada akhir suatu pengecoran dan setengahnya lagi pada pengecoran beton tahap berikutnya.
Lokasi dan type dari consctruction joint/siar harus sesuai
dengan
pada
gambar
rencana
atau
sebagaimana ditentukan Pengawas. Penambahan construction joint/siar yang dikehendaki kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, dengan mendapat persetujuan pengawas / direksi terlebih dahulu. Penentuan
letak
memperhatikan
pola
joint/siar
tadi
gaya-gaya
yang
dengan bekerja
ataupun untuk menghindari terjadinya retak.
Pengecoran beton dilakukan secara menerus tanpa berhenti. Bila terjadi penghentian dalam pengecoran pada
suatu
lokasi
dimana
pada
pengecoran
nantinya, beton baru tidak akan dapat tercampur Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 69 -
dengan beton lama, maka batas tadi harus diperlakukan seperti conctruction joints, dimana permukaan consctruction joints harus dikasarkan, dibersihkan dengan air hingga bersih. 5.5. Perawatan (Curing) Jumlah air di dalam beton cair sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menyelesaikan reaksi hidrasi. Namu sebagian air hilang karena menguap sehingga hidrasi selanjutnya terganggu. Karena hidrasi relatif cepat pada hari-hari pertama, perawatan paling penting adalah pada umur mudanya. Kehilangan air yang cepat juga menyebabkan beton menyusut, terjadi tegangan tarik pada beton yang sedang mengering sehingga dapat menimbulkan retak. Perawatan perlu untuk mengisi pori-pori kapiler dengan air, karena hidrasi terjadi di dalamnya. 5.5.1 jenis metode perwatan 5.5.1.1 Cara terus memberi air Dengan menggenangi, membuat empung, menyemprot,
memberi
kabut
air
atau
penutup yang basah, cocok untuk lantai. Penutup bisa memakai karung goni, jerami, terpal yang basah. Untuk beton yang tegak seperti kolom , biarkan dulu bekistingnya tetap terpasang dan disiram. 5.5.1.2 Cara
mencegah
hilangnya
air
dari
permukaan Dengan lapisan tipis, dari kertas tak tembus air (misalnya kertas aspal) atau plastik,
atau
membran
kimia,
tanpa
tambahan air. Merupakan perlindungan air didalam tidak menguap ke luar. Harus Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 70 -
segera dipasang setelah beton cukup keras. Bagian tepi harus saling menumpuk beberapa sentimeter lalu ditutup rapat dengan pasir, papan, cellotape, mastic (resin) atau lem. Jenis ini juga melindungi beton dari gangguan aktivitas konstruksi. Bila memakai mesin untuk area yang luas, dengan spray atau nozzle. Umumnya cukup sekali semprot, 3,5 – 5 m2 per liter, juga dipakai bila metode yang lain tidak mungkin dilaksanakan. 5.5.1.3 Cara mempercepat dicapainya kekuatan dengan memberi panas dan kelengasan Dengan
uap
air,
coil
pemanas
atau
bekisting yang dipanaskan secara elektris. Bila temperatur dinaikkan maka hidrasi akan berlangsung lebih cepat sehingga didapat kekuatan awal yang tinggi. Panas diberikan dengan uap air sehingga beton tetap dalam keadaan jenuh air. Tujuan pemakaian uap air adalah untuk mendapatkan kekuatan awal yang tinggi dan supaya dapat cepat membongkar acuan.
5.5.2 Lama Perawatan Lama perawatan tergantung dari jenis semen, kekuatan, cuaca, rasio permukaan terekpose per volume, dan kondisi terekpose. 6.
Penulangan dan Acuan 6.1. Penulangan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 71 -
Pekerjaan penulangan memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur bangunan. Besi beton dipasang sebagimana pada gambar rencana. Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai syarat syarat teknis. Tulangan yang terpasang sesuai ukuran, bentuk, panjang, posisi dan banyaknya dan diperiksa setelah kondisi terpasang.
6.1.1 Pembersihan Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat, kotoran lemak atau material lain yang seharusnya tidak melekat pada besi beton tadi yang dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara beton dan besi beton, dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai proses pengecoran beton. 6.1.2 Pemotongan dan Pembengkokan Pemotongan dan pembengkokan yang tepat sangat penting. Untuk pemotongan yang ekonomis, perlu dibuat Bending Schedules. Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga mencapai bentuk dan dimensi sesuai gambar rencana atau Bending Schedules yang disiapkan oleh kontraktor dan disetujui Pengawas. Semua proses pembengkokan harus dilakukan dengan cara lambat, tekanan yang konstan. Kesemua ujung-ujung pembesian harus mempunyai kait sebagaimana ditentukan pada spesifikasi teknis. Pembengkokan
dengan
cara
dipanasi
jika
diperlukan hanya dapat dilakukan apabila telah mendapat ijin dari Pengawas.
6.1.3 Pelurusan Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 72 -
Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak dipergunakan lagi. 6.1.4 Pemasangan Besi beton dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan didudukan pada support dari beton atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak berubah
selama
proses
pemasangan
dan
pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bekisting dalam hal beton yang dicor adalah beton exposed. Bila besi tulangan didudukkan pada blok beton kecil, blok tadi harus dibuat dari beton yang mutunya lebih tinggi dari beton rencana dan bentuknya harus menjamin didapatnya permukaan beton yang baik. Suatu ketika mungkin diperlukan merakit tulangan dahulu diluar bekisting baru kemudian meletakkan sesuai posisinya.
6.1.5 Selimut Beton Besi beton dipasang dengan minimum selimut beton (concrete cover) sebagaimana pada gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Pengawas. 6.1.6 Sambungan Lewatan (Splicing) 1).
Sambungan lewatan dibuat sesuai gambar rencana, atau minimal mengikuti ketentuan dalam spesifikasi teknis.
2).
Bilamana
dirasa
perlu
untuk
melakukan
sambungan lewatan pada posisi lain dari Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 73 -
posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh Pengawas. Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang minimum, dan penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered).
Bilamana
dikehendaki
suatu
panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang tadi harus dibuat sepanjang yang bisa dilakukan
dengan
tetap
memperhatikan
panjang sambungan lewatan sebagaimana ditentukan dalam Spesifikasi Teknis terkecuali ditentukan lain. 6.1.7 Penulangan jaring Kawat baja Las (Wiremesh) Jaringan
kawat
baja
las
(wiremesh)
adalah
penulangan dari baja yang berbentuk pracetak untuk menggantikan tulangan beton biasa pada plat beton. Jaringan terbuat dari kawat baja bulat rata yang ditarik dan dilas bersama dengan mesin las otomatis.
Proses
penarikan
kawat
tersebut
menghasilkan penampang yang sangat seragam dengan diameter yang akurat.
6.2. Acuan Acuan adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara
yang
merupakan
cetakan/mal
(beserta
pelengkapnya) pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki Persyaratan Acuan :
Kuat
Kokoh / stabil
Tidak bocor
Mudah dibongkar
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 74 -
Ekonomis
Bersih
Acuan diperlukan untuk membuat beton dengan ukuran, bentuk,
letak
yang
tepat,
serta
dengan
kualitas
permukaan yang dikehendaki.
Acuan perlu dikerjakan, dibuka, dibersihkan dan disimpan dengan baik. 6.2.2 Perencanaan Acuan harus mampu menahan tekanan atau berat dari beton yang masih basah, beban pelaksanaan, tanpa
menimbulkan
distorsi,
kebocoran,
keruntuhan, atau bahaya pada pekerja. Acuan direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah dilaksanakan dan dilepas. Pengaturannya harus memungkinkan orang dan peralatan untuk bekerja dengan
leluasa
dalam
proses
pengecoran,
pemadatan, penyelesaian dan perawatan, dengan alat-alat yang dimiliki. Pada sambungan harus diusahakan agar rapat dan tidak terjadi kebocoran. 6.2.3 Bahan Bahan acuan dapat berupa Kayu, tripleks, plywood, multipleks, plat baja. 6.2.4 Jenis Acuan 6.2.4.1 Pondasi Diantara jenis pondasi adalah pondasi Setempat dan menerus, di mana pondasi ini langsung bersatu dengan sloop. Pemasangan papan acuan hanya untuk sisi
tegaknya
saja,
sedangkan
sisi
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 75 -
miringnya, bila tidak terlalu curam tidak perlu dipasang. Pemasangan cetakan dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai.
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk pondasi pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan gambar rencana/ gambar kerja Gambar Ilustrasi :
6.2.4.1.1 Langkah Kerja 1.
Mempelajari gambar kerja dan menghitung kebutuhan bahan.
2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya
4.
Membuat untuk
papan
menentukan
duga letak
pondasi, meliputi benang as maupun benang batas kiri – kanan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 76 -
5.
Disamping
mengerjakan
papan duga, dalam waktu bersamaan
dapat
dilakukan
pula
pekerjaan
pabrikasi tulangan 6.
Setelah
ditentukan
pondasi
/
as
dilakukan merangkai
letak
pondasi, pekerjaan
tulangan
di
tiang
D
tempatnya 7.
Tancapkan
berpatokan pada benang, dengan jarak antar tiang arah
panjang
ukuran
dengan
sesuai
lebar
pondasi. 8.
Membuat cetakan A dan B dengan lebar dan panjang sesuai gambar.
9.
Memasang papan C pada tiang D. Cek kedataran dengan waterpass.
10.
Membuat papan siku E, dipakukan pada papan C dan tiang D. antara kiri dan kanan
dilevelkan
ketinggiannya.
Cek
ketegakkan siku dengan waterpass. 11.
Memasang papan B dan dilevelkan
ketinggiannya
antara yang kiri dan kanan 12.
Memasang cetakan A pada siku
E
dengan
cara
dipakukan. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 77 -
6.2.4.2 Kolom Cetakan kolom bisa terbuat dari papan maupun
multipleks.
Untuk
kolom
berpenampang luas, apabila acuannya menggunakan menyambung
papan papan
maka cetakan
perlu tersebut
dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan.
Pemasangan setelah
cetakan kolom
tulangan
kolom
dilakukan
terpasang
di
tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau beton deking . Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan bekisting kolom dengan menggunakan unting – unting atau theodolit. Untuk menstabilkan kedudukan, ketegakan kolom dan kelurusan terhadap kolom yang lain, dipasang skor.
Klam
perangkai
dibuat
dengan
memanfaatkan sisa / potongan kayu yang tidak terpakai, asalkan panjangnya masih cukup panjang selebar cetakan yang akan disambung dan lebar klam perangkai 10 cm.
Jarak klam tergantung dari besar kecilnya kolom yang dibuat, semakin besar kolom yang
dibuat,
semakin
rapat
jaraknya,
begitu pula sebaliknya.
Bagian lebar cetakan =
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 78 -
b + (2x½d)
Bagian panjang cetakan= l + (2x½d)
b = lebar kolom
l = panjang kolom
d = tebal dinding cetakan
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi Gambar Ilustrasi :
Penjepit Cetakan Fungsi penjepit ini adalah untuk menahan cetakan agar tidak pecah ketika beton dicor. Penjepit ini dipasang sesuai dengan jarak klam perangkai yang dibuat. Panjang penjepit tergantung dari ukuran kolom yang dibuat. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 79 -
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi Gambar Ilustrasi :
Pada
bagian
bawah
cetakan
kolom
dibuatkan lubang untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam cetakan kolom, dan
ditutup
saat
akan
dilakukan
pengecoran. 6.2.4.2.1 Langkah Kerja 1.
Mempelajari gambar kerja dan menghitung kebutuhan bahan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 80 -
2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya
4.
Cetakan kolom bisa terbuat dari
papan
maupun
multipleks. Apabila cetakan menggunakan
papan,
maka rangkaikan papanpapan menggunakan klam perangkai sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja 5.
Buat papan duga, tentukan letak as kolom
6.
Pasang tulangan beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) pada tempatnya
7.
Letakkan
cetakan
pada
tempatnya 8.
Dirikan
tiang
perancah
dengan jarak antara tiang perancah
adalah
lebar
kolom ditambah 2 kali 35 cm 9.
Rangkaikan dengan
tiang
acuan
gelagar.
Jarak
gelagar sama dengan jarak klam diukur
perangkai, dari
as
tetapi klam
perangkai 10.
Tiang acuan harus tegak
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 81 -
11.
Memasang penjepit untuk bagian atas dan bawah terlebih
dahulu,
bagian
tengah menyusul setelah cetakan kolom benar – benar telah tegak 12.
Untuk menegakkan kolom dipakai unting – unting
13.
Kedudukan kolom
harus
benar – benar tegak dan siku
/
lurus
terhadap
kedudukan kolom yang lain
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan Peletakan kolom pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan gambar rencana/ gambar kerja Gambar Ilustrasi :
6.2.4.3 Balok Balok adalah salah satu elemen konstruksi bangunan
yang
digunakan
untuk
meneruskan beban dari lantai atau dinding ke kolom Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 82 -
Cetakan balok bisa terbuat dari papan maupun
multipleks.
menggunakan menyambung
Apabila
papan papan
acuannya
maka cetakan
perlu tersebut
dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan
Untuk mencegah bagian bawah bekisting terbuka saat beton dicor, harus dibuatkan klam penjepit, dapat berupa papan ataupun balok kayu ukuran menyesuaikan syarat teknis pada bestek atau menurut pendapat Direksi/Pengawas
Sedangkan untuk balok yang tingginya lebih dari 55 cm, pada cetakan samping perlu ditahan untuk menahan lentur dan dibuatkan skor
Acuan dapat menumpu pada satu tiang ataupun dua tiang, sesuai keperluannya. Apabila menggunakan satu tiang maka peletakan tiang dipasang di tengah, dan bila
menggunakan
dua
tiang
maka
peletakannya pada bagian tepi
Jarak antar tiang arah memanjang dibuat sama
dengan
jarak
klam
perangkai,
sedang jarak antar tiang arah lebarnya tergantung dari lebar balok Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi Gambar Ilustrasi : - 83 -
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan menaik-turunkan
ketinggian
yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik turunkan ketinggian tiang perancah. Dibawah tiang perancah dipakai papan alas 6.2.4.3.1 Langkah Kerja 1.
Mempelajari
gambar
kerja
dan
menghitung kebutuhan bahan. 2.
Peralatan
keamanan
dan
keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 84 -
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara
benar
dan
dicek
kemampuannya 4.
Cetakan balok
bisa terbuat
dari
papan maupun multipleks. Apabila cetakan menggunakan papan, maka rangkaikan
papan-papan
menggunakan klam perangkai sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja. 5.
Dirikan tiang perancah dengan jarak antara tiang perancah sama dengan jarak klam perangkai
6.
Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya dengan skor
7.
Menimbang dan memasang gelagar
8.
Letakkan cetakan pada tempatnya di atas gelagar
9.
Pasang klam penjepit dan skor atas
10.
Pasang tulangan beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) pada tempatnya
11.
Periksa
kesikuan
balok
dan
sambungan antara balok dan kolom.
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi, dan Peletakan balok adalah sesuai dengan gambar rencana/ gambar kerja Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 85 -
6.2.4.4 Lantai Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan menaik-turunkan
ketinggian
yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik turunkan ketinggian tiang perancah. Tiang perancah dipasang di atas landasan papan . Tiang – tiang tersebut diperkuat dengan
skor,
dan
jika
terlalu
tinggi
dipasang papan pencegah tekuk. Gelagar dipakukan pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang ditentukan dengan
bantuan
benang.
Untuk
menentukan ketinggian gelagar, dipasang profil,
atau
menggunakan
batas
tepi
cetakan balok bagian dalam. Pemasangan dimulai dari tepi ke bagian tengah. Pada pembuatan acuan lantai, yang perlu diperhatikan adalah ketinggian dari lantai, di samping konstruksi cetakan yang harus kuat, kokoh dan stabil karena cetakan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 86 -
lantai merupakan cetakan yang luas dan menahan beban yang berat. Bahan yang digunakan multipleks karena permukaannya yang luas dan rata.
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan Material /Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi Gambar Ilustrasi :
6.2.4.4.1 Langkah Kerja 1.
Mempelajari gambar kerja dan menghitung kebutuhan bahan.
2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya
4.
Dirikan
tiang
perancah
yang akan digunakan untuk menimbang gelagar Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 87 -
5.
Menimbang gelagar
6.
Dirikan
tiang
perancah
yang lain 7.
Tiang perancah dikakukan ke
arah
panjangnya
dengan skor 8.
Memasang gelagar
9.
Memasang cetakan lantai di atas gelagar yang sudah terpasang
6.2.4.5 Tangga Jika letak tangga menumpu pada balok, maka cetakan balok dibuatkan coakan. Penulangan
dipasang
setelah
cetakan
tangga dan klos untuk cetakan optrade dipasang.
Setelah
penulangan
selesai
kemudian dipasang cetakan optrade 6.2.4.5.1 Langkah Kerja 1.
Mempelajari gambar kerja dan menghitung kebutuhan bahan.
2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya
4.
Mendirikan tiang perancah, jangan lupa diskor. Sebelum tiang
pemasangan
dikerjakan
harus
diukur dahulu tinggi tiang yang dibutuhkan, dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 88 -
cara menarik benang dari lantai atas ke lantai bawah sepanjang bentang tangga yang telah direncanakan. Kemudian letakan tiangtiang
dengan diberi alas
dari papan pada tempat yang telah diukur tetapi ukurannya sedikit
dikurangi
dengan
agar
maksud
lebih memudahkan
penimbangan Gelagar. 5.
Menimbang
dan
memasang gelagar. Jika
pemasangan
telah
selesai,
tiang
lanjutkan
dengan penimbangan dan pemasangan
gelagar.
Penimbangan
gelagar
untuk
bordes
tangga
sama
dengan
hampir
penimbangan
gelagar
untuk cetakan lantai. Penimbangan
gelagar
untuk plat tangga hampir sama
dengan
penimbangan
gelagar
untuk cetakan lantai, hanya benang horizontal,
pedoman tetapi
tidak sesuai
dengan kemiringan tangga. 6.
Memasang lantai cetakan sesuai
dengan
lebar
tangga rencana.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 89 -
7.
Pemasangan dinding tride, melukis
optrade
pada
cetakan
samping
dan
pemasangan
papan
pencetak optrade. Jika
tepi
lantai
sudah
sesuai
dengan
lebar
tangga
rencana,
baru
dinding cetakan dipasang pada tepi lantai cetakan, berdiri vertikal lalu ditopang bagian tiang
atasnya
dengan
sedangkan
bagian
bawahnya
ditahan
oleh
papan penguat. Setelah tulangan tangga dipasang
dan
dirangkai,
selanjutnya
dipasang
papan pencetak optrade. Pemasangan
papan
pencetak
harus
optrade
diperkuat oleh klos yang dipakukan cetakan.
pada
dinding
Pada
bagian
tengah papan ini diberi paku dengan sebilah kayu yang dipasang miring dari atas ke bawah. 6.3. Penyangga Acuan dapat runtuh akibat cara pemasangan penyangga yang salah atau karena memakai penyangga yang tidak memenuhi syarat. Selain berat sendiri dari beton yang masih
basah,
perlu
diperhitungkan
juga
beban
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 90 -
pelaksanaan. Adalah perlu memberikan ikatan lateral (bracing) yang cukup untuk mencegah faktor tekuk.
Bahan penyangga dapat berupa kayu maupun baja. Untuk kayu dapat berupa kayu bulat, kayu usuk/ balok dari bermacam-macam jenis kayu. Penyangga dari baja umumnya berbentuk standar dalam bentuk milik, ataupun disewa. Kapasitas penyangga akan berkurang bila tidak tegak atau bila bebannya tidak sentris. Selain itu pada dasar penyangga diberi pijakan yang kokoh berupa papan untuk berpijak. 6.4. Membongkar Bekisting Secara umum baik untuk membiarkan bekisting tetap ditempat selama mungkin, namun untuk finishing tertentu (rub finish), bekisting harus cepat dibuka.
Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan setelah waktu minimal yang dicantumkan dibawah ini : Sloof minimal 7 hari. Kolom dan balok (cetakan tepi) minimum 7 hari, cetakan bawah balok minimum 21 hari. Plat lantai minimum 21 hari.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 91 -
Namun bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak dibongkar selama dalam keadaan tetap berlangsung 6.4.1 Menambal dan membersihkan Setelah bekisting dibongkar, semua tonjolan (bila ada) dibuang dengan ditatah, lubang-lubang seperti bekas pengikat bila ada harus diisi keculai untuk dekorasi. Bercak – bercak diangkat supaya warna beton seragam (untuk beton terekpose).
Lubang-lubang kecil tetapi dalam, seperti lubang baut dan tie rod (bila ada) diisi dry-pack mortar 1 semen :2,5 pasir halus (lolos ayakan no. 16) dan sedikit air.
Bagian sarang tawon /honey comb (bila ada) dibuang sampai ketemu beton yang baik. Tepi-tepi dipotong lurus dan tegak lurus permukaan. Sebelum menambal, beton harus dibasahi dahulu. Suatu grout ( 1 semen, 1 pasir lolos ayakan no. 30 dan air) dilaburkan dengan kuas. Lapisan baru harus segera diberikan sebelum grout ini kering agar didapatkan rekatan yang baik.
C.
Checkpoint Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar. Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya.
Adukan beton dibuat didasarkan pada trial mix dan perencanaan campuran (mix design) dan dengan cara – cara pengerjaan beton sedemikian rupa sehingga menghasilkan beton yang sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 92 -
tujuan penggunaan beton, kondisi exposure, ukuran, dan bentuk section, sifat fisik beton (kekuatan) yang dibutuhkan. 1.
Pekerjaan Pondasi ……………… Fase
pembangunan
pondasi
dapat
dimulai
setelah
mendapatkan data kekuatan dukung tanah dan jenis kriteria pondasi yang dibutuhkan. Fase ini selesai apabila pondasi telah dibangun dengan kriteria kekuatan yang diperlukan bangunan diatasnya sesuai syarat – syarat teknis dan gambar rencana/ gambar kerja.
Adapun data-data ketentuan Pondasi adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Dimensi Pondasi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan pondasi yaitu: 1).
Penggalian tanah pondasi
2).
Pasir Urug
3).
Lantai Kerja
4).
Pekerjaan bekisting
5).
Penulangan pondasi
6).
Pengecoran
7).
Penyelesain (finishing)
8).
Perawatan (curing).
9).
Membongkar Bekisting
1).
Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Pelaksanaan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan pada metode kerja galian tanah
2).
Pasir Urug Pelaksanaan
pekerjaan
pasir
urug
sebagaimana
diuraikan pada metode kerja pasir urug Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 93 -
3).
Pekerjaan Lantai Kerja Pelaksanaan
pekerjaan
lantai
kerja
sebagaimana
diuraikan pada metode kerja lantai kerja 4).
Pekerjaan Bekisting Metode kerja bekisting pondasi adalah sebagaimana yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya.
5).
Pekerjaan Penulangan Metode kerja penulangan pondasi adalah sebagaimana yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya., dan : a)
Perakitan tulangan Perakitan
tulangan
dilakukan
di
luar
tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran pondasi.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
b)
Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi maka lakukan pemasangan tulangan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 94 -
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam bekisting
dan
permukaan
diletakkan
lantai
kerja
tegak
dengan
lurus bantuan
waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan lantai kerja, yaitu dengan menggunakan
penjaga
jarak
atau
beton
deking agar ada jarak antara tulangan dan permukaan
lantai
kerja
untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benarbenar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.
6).
Pekerjaan Pengecoran Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi yaitu : [UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 95 -
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 96 -
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari pengaduk sampai ke lokasi, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). Beton
dituangkan
sedekat
mungkin
dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Campuran dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap sedikit
demi
sedikit
dengan
bantuan
sendok
spesi/cetok agar semua material campuran dapat masuk ketempat pengecoran dan tidak ada celah yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 97 -
1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 98 -
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). Beton
dituangkan
sedekat
mungkin
dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Campuran dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap sedikit
demi
sedikit
dengan
bantuan
sendok
spesi/cetok agar semua material campuran dapat masuk ketempat pengecoran dan tidak ada celah Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 99 -
yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
7). Penyelesain (finishing) Permukaan pondasi cukup diratakan (strike off atau screeding) sesuai kedataran / kemiringan sebagaimana gambar rencana/ gambar kerja 8). Perawatan (curing). Karena hidrasi relatif cepat pada hari-hari pertama, perawatan paling penting adalah pada umur mudanya. 9). Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masingmasing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi. 2.
Sloof Pekerjaan sloof dapat segera dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi dan pemasangan bata 1 bata pondasi menerus selesai.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 100 -
Pekerjaan Sloof tidak bisa dipisahkan pengerjaannya dengan kolom, karena saat pengecoran sloof dilakukan maka kerangka besi kolom tiang harus sudah terpasang dan ter-cor bersamaan dengan sloof.
Fase ini selesai apabila sloof yang dibangun mampu secara teknis menopang beban yang dibutuhkan sesuai syarat – syarat teknis dan gambar.
Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah.
Adapun data-data ketentuan Sloof adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Sloof : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan sloof yaitu: 1).
Penulangan Sloof
2).
Bekisting Sloof
3).
Pengecoran Sloof
4).
Penyelesain (finishing)
5).
Perawatan (curing).
6).
Membongkar Bekisting
1).
Penulangan Sloof
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 101 -
Tulangan balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah pasangan pondasi lajur dan sebelum pemasangan terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof.
Pemasangan tulangan sloof berkaitan pada tulangan kolom. Tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan pondasi lajur, yaitu dengan menggunakan penjaga jarak atau beton deking agar ada jarak antara tulangan
dan
permukaan
pondasi
lajur
untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Pada saat proses pekerjaan pemasangan tulangan sloof hal
penting
yang
perlu
diperhatikan
adalah
penyambungan pada belokan atau pertemuan ujung rangkaian satu dengan lainnya (detail sambungan).
Perakitan tulangan sloof harus sesuai dengan gambar rencana / gambar kerja
Langkah pekerjaan penulangan adalah sebagai berikut : 1.
Setelah pondasi lajur selesai dan kolom pada pondasi tapak telah dicor, selanjutnya rakit tulangan sloof diatas pondasi lajur.
2.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;
3.
pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan sloof berkaitan pada tulangan kolom;
4.
rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 102 -
5.
periksa kesikuan sloof dan sambungan antara sloof dan kolom.
2).
Bekisting Sloof Bekisting sloof dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi sloof yang diinginkan sesuai gambar. Bekisting sloof ini menggunakan multiplek/papan dan balok kayu dengan ketentuan sebegai berikut : 1.
Setelah tulangan sloof selesai, pasang papan bekisting untuk sloof.
2.
Bekisting dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar.
3.
Bekisting harus kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
4.
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap untuk sloof sesuai yang direncanakan.
5.
Perencanaan bekisting didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan
pembongkaran,
kecepatan pemasangan. 6.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
7.
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana/ gambar kerja baik secara vertikal maupun horizontal.
8.
Untuk memperoleh permukaan yang halus, dan bekisting
mudah
permukaan
untuk
bekisting
dibuka,
diolesi
maka
dengan
pada minyak
bekisting.
3).
Pengecoran Sloof
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 103 -
Pelaksanaan pengecoran beton sloof dilakukan setelah pekerjaan tulangan dan pemasangan bekisting selesai, dimana pengecoran dimulai dari balok terujung.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1.
Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran,
panjang
penjangkaran,
diameter
tulangan, beton decking, yang harus sesuai dengan gambar rencana/gambar kerja.
Diperiksa pula
posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban. 2.
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan kompresor.
3.
Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lainlain harus terpasang dengan baik [berlaku hanya bila pada gambar rencana/gambar kerja diperlukan lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lainlain].
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat dilaksanakan.
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Tahap-tahap pekerjan pengecoran sloof yaitu : [UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 104 -
1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 105 -
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing). Beton
dituangkan
sedekat
mungkin
dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh.
Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang besar atau miring karena akan terjadi pemisahan.
Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum dituangi
lagi
dengan
lapisan
baru,
dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 106 -
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
5.
Pemadatan (compacting) Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator dimasukkan kedalam beton secara vertikal. Segera terlihat permukaan campuran menurun dengan cepat. Penggetaran
dianggap
cukup,
tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan. Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan. Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara perlahan
sampai
bekas
lubangnya
menutup
kembali. Bila tidak menutup penggetar dimasukkan kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai untuk
mendorong
karena
akan
menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan, karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang mulai set.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 107 -
menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 108 -
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing). Beton
dituangkan
sedekat
mungkin
dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh.
Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang besar atau miring karena akan terjadi pemisahan.
Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum dituangi
lagi
dengan
lapisan
baru,
dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 109 -
4.
Pemadatan (compacting) Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator dimasukkan kedalam beton secara vertikal. Segera terlihat permukaan campuran menurun dengan cepat. Penggetaran
dianggap
cukup,
tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan. Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan. Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara perlahan
sampai
bekas
lubangnya
menutup
kembali. Bila tidak menutup penggetar dimasukkan kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai untuk
mendorong
karena
akan
menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan, karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang mulai set. 4).
Penyelesain (finishing) Penyelesain (finishing) sloof dilakukan untuk tujuan menghasilkan permukaan beton sesuai rencana dengan cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya
5).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 110 -
retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu sendiri.
Perawatan beton dilakukan dengan menyiram air ke badan sloof, atau dengan membungkus sloof beton dengan karung yang dibasahi dengan air dan atau dengan plastik.
6). Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masingmasing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
3.
Kolom Struktur kolom pada lantai dasar dapat segera dibangun setelah pondasi mempunyai kekuatan yang cukup. Sedangkan untuk struktur kolom pada lantai atas dapat segera dibangun apabila balok dan plat lantai telah mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban pelaksanaan. Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan struktur kolom pada lantai dasar. Sedangkan detail penulangan, dimensi, serta titik peletakan kolom dan sloof adalah mengikuti gambar rencana/gambar kerja Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 111 -
Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan struktur kolom pada lantai atas. Sedangkan detail penulangan, dimensi serta titik peletakan kolom dan balok adalah mengikuti gambar rencana/gambar kerja Gambar Ilustrasi :
Fase ini selesai apabila hasil kolom yang dibangun mampu secara teknis menopang beban yang dibutuhkan.
Pekerjaan struktur beton bertulang kolom dalam pelaksanaan pekerjaannya memerlukan perhatian ekstra terutama agar dihasilkan kolom struktur yang monolit, tegak lurus (kecuali kolom yang memang didesain miring) dan tidak mengalami puntir.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 112 -
Struktur kolom merupakan struktur penumpu berat bangunan diatasnya.
Adapun data-data ketentuan Kolom adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
BajaTulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Kolom : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan kolom yaitu: 1).
Penentuan As kolom
2).
Penulangan Kolom
3).
Bekisting Kolom
4).
Pengecoran Kolom
5).
Penyelesain (finishing)
6).
Perawatan (curing).
7).
Membongkar Bekisting
1).
Penentuan As kolom Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar rencana/gambar kerja.
Langkah penentuan as kolom sebagai berikut : 1).
Penentuan as kolom dengan peralatan ukur dan waterpass berdasarkan gambar rencana/ gambar kerja dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark).
2).
Buat as kolom dari garis pinjaman.
3).
Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 113 -
2).
Penulangan Kolom Pemasangan tulangan kolom untuk di lantai dasar menumpu pada sloof dan/atau masuk (menyatu) dengan pembesian
pondasi
[disesuaikan
dengan
gambar
rencana/gambar kerja].
Dalam hal ini panjang besi/ penjangkaran yang masuk ke dalam sloof dan/atau pondasi harus sesuai dengan syarat teknis.
Pemotongan besi dibuat menerus dari lantai dasar sampai dengan lantai dua atau tiga menyesuaikan ketinggian lantai bangunan dan untuk mempermudah pemasangan, sambungan
tepat berada di atas plat
lantai.
Untuk pengangkutan/langsir maupun pemasangan besi (erection) dibantu dengan Tower Crane dan atau Mobile Crane sehingga mempercepat pekerjaan.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa posisi tulangan kolom yang dipasang tidak boleh mengalami puntir. Untuk itu kendati tidak dicantumkan dalam syarat teknis akan dipasang besi sepihak setiap jarak 40 - 60 cm sepanjang kolom untuk mencegah terjadinya puntir tulangan.
Selain itu yang harus benar-benar dicek dari pekerjaan tulangan adalah jumlah tulangan, dimensi tulangan longitudinal/memanjang
maupun
tulangan
sengkang,
jarak antar tulangan memanjang, jarak sengkang, dan detail sambungan. Kesemuanya harus sesuai dengan syarat teknis yang telah ditetapkan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 114 -
Yang tidak kalah penting adalah letak dan posisi besi kolom terhadap as-as bangunan harus sesuai dengan gambar rencana/ gambar kerja. Sebab adakalanya timbul pergeseran posisi kolom bahkan sampai 10 cm dari as dimaksud akibat dari kelalaian pengecekan posisi kolom sehingga
mempengaruhi
kesesluruhan.
Kemudian
sistem
struktur
secara
sebelum
ditutup
dengan
bekisting, di tulangan besi kolom dipasang terlebih dahulu beton decking (selimut beton) agar bekisting tidak menempel pada tulangan yang dapat menyebabkan keroposnya kolom.
Langkah pekerjaan penulangan kolom sebagai berikut : 1.
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar rencana/gambar kerja.
2.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang.
3.
Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan.
4.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton). 5.
Setelah tulangan dirakit dan terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
2).
Bekisting Kolom Metode bekisting kolom adalah sebagaimana yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya, dan: Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi kolom yang diinginkan sesuai gambar. Bekisting kolom ini menggunakan multiplek/papan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 115 -
Berdasarkan fungsi pembentuk struktur, yang harus dicek dalam pekerjaan bekisting adalah dimensi, verticality, kekuatan
sistem
bekisting,
dan
kemudahan
pembongkaran bekisting. Sehingga: 1.
Untuk memperoleh permukaan yang halus, dan bekisting permukaan
mudah
untuk
bekisting
dibuka,
diolesi
maka
dengan
pada minyak
bekisting. 2.
Bentuk dan besaran dimensi bekisting kolom harus sesuai dengan bentuk dan ukuran kolom rencana.
3.
Pengecekan verticality atau tegak lurus kolom diperlukan agar kolom nantinya benar-benar tegak lurus dan tidak mengalami puntir. Pengecekan verticality ini dilakukan pada saat pemasangan bekisting kolom dan diulang kembali pada sesaat setelah beton selesai dituang.
4.
Sedangkan kekuatan sistem sendiri diperlukan agar bekisting mampu menahan tekanan beton saat pengecoran sehingga tidak terjadi bleeding bahkan pecahnya
bekisting.
Setelah
selesainya
pengecoran, bekisting harus tetap mampu menahan beban sampai kolom mampu memikul beban sendiri.
Langkah pekerjaan bekisting kolom sebagai berikut : 1.
Pemasangan cetakan kolom dilakukan setelah tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau beton deking.
2.
Pada bekisting kolom [berlaku hanya bila pada gambar rencana/ gambar kerja diperlukan stek/ penjangkaran], pada sisi dimana nantinya pada kolom akan menempel dinding bata / balok latei dibuatkan lubang-lubang untuk pemasangan besi stek/jangkar guna pengait dinding bata / balok latei ketika dipasang.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 116 -
3.
Bersihkan area kolom dan pasang bekisting sesuai metode pekerjaan bekisting kolom yang telah diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya.
Gambar Ilustrasi
3).
Pengecoran Kolom Metode pengecoran kolom adalah sebagaimana yang telah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya, dan: Sebelum pengecoran kolom, maka bekisting kolom, tulangan kolom dan beton decking, besi stek/jangkar [[pada sisi dimana nantinya pada kolom akan menempel dinding bata/ balok latei [berlaku hanya bila pada gambar rencana/ gambar kerja diperlukan stek/ penjangkaran]] sudah harus terpasang dan di cek. Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 117 -
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Tahap-tahap pekerjan pengecoran kolom yaitu : [UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 118 -
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing). Beton
dituangkan
sedekat
mungkin
dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh.
Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang besar atau miring karena akan terjadi pemisahan. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 119 -
Tiap lapisan tidak lebih tebal dari 45 cm. Jika lebih tebal dari itu maka udara akan terjebak dan tidak dapat keluar, biarpun memamakai penggetar.
Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum dituangi
lagi
dengan
lapisan
baru,
dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..
Pada pengecoran kolom yang kecil, tiap lapisan pengecoran dibatasi setinggi 30 cm, agar bisa dipadatkan dengan baik. Lapisan pertama pada sambungan pengecoran (construction joint) tidak lebih dari 30 cm.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
5.
Pemadatan (compacting) Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator dimasukkan kedalam beton secara vertikal hingga sedikit
menyentuh
lapisan
sebelumnya
(yang
seharusnya masih belum mengeras) agar dihasilkan sambungan yang baik antar kedua lapisan. Segera terlihat permukaan campuran menurun dengan cepat. Penggetaran
dianggap
cukup,
tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan. Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 120 -
Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara perlahan
sampai
bekas
lubangnya
menutup
kembali. Bila tidak menutup, penggetar dimasukkan kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai untuk
mendorong
karena
akan
menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan, karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang mulai set.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 121 -
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 122 -
3.
Penuangan (Placing). Beton
dituangkan
sedekat
mungkin
dengan
kedudukan rencana, dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh.
Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang besar atau miring karena akan terjadi pemisahan. Tiap lapisan tidak lebih tebal dari 45 cm. Jika lebih tebal dari itu maka udara akan terjebak dan tidak dapat keluar, biarpun memamakai penggetar.
Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum dituangi
lagi
dengan
lapisan
baru,
dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..
Pada pengecoran kolom yang kecil, tiap lapisan pengecoran dibatasi setinggi 30 cm, agar bisa dipadatkan dengan baik. Lapisan pertama pada sambungan pengecoran (construction joint) tidak lebih dari 30 cm.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
4.
Pemadatan (compacting) Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator dimasukkan kedalam beton secara vertikal hingga sedikit
menyentuh
lapisan
sebelumnya
(yang
seharusnya masih belum mengeras) agar dihasilkan Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 123 -
sambungan yang baik antar kedua lapisan. Segera terlihat permukaan campuran menurun dengan cepat. Penggetaran
dianggap
cukup,
tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan. Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan. Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara perlahan
sampai
bekas
lubangnya
menutup
kembali. Bila tidak menutup penggetar dimasukkan kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai untuk
mendorong
karena
akan
menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan, karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang mulai set.
Metode pengecoran sangat mempengaruhi kualitas kolom beton. Metode yang kurang tepat akan menyebabkan kolom mengalami cacat seperti segresi/honeycomb, keropos,
puntir,
bahkan
tidak
jarang
mengalami
kegagalan sama sekali akibat pecahnya bekisting.
Berikut metode yang perlu diperhatikan agar didapatkan kualitas beton seperti yang diharapkan: 1.
beton yang digunakan dalam pengecoran sesuai dengan mutu yang disyaratkan. Demikian pula dengan
tingkat
kekentalan
beton/slump
harus
sesuai. Semakin rendah slump berarti beton akan semakin kental. Pada kolom yang berdimensi kecil dan atau mempunyai jumlah tulangan yang banyak dan rapat hal ini akan menyulitkan. Jadi tingkat slump
harus
benar-benar
diperhatikan.
Untuk
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 124 -
membantu agar beton dapat cepat masuk dan memenuhi cetakan dengan baik digunakan vibrator dan masih dibantu dengan mengetuk-ngetuk papan cetakan dengan palu.
2.
sebelum beton dituang, pada sambungan antara beton lama dengan beton baru agar diberikat cairan pengikat. tinggi jatuhnya material beton ke dalam cetakan/bekisting tidak lebih dari satu meter. hal ini untuk mencegah terjadinya segresi yang berakibat pada terjadinya honeycomb dan bahkan keropos.
3.
kolom senantiasa di cek agar dihasilkan kolom yang benar-benar vertikal dan tidak mengalami puntir. Untuk itu pengecekan verticality kolom tidak saja dilakukan sebelum beton dituang namun harus diulang sesaat setelah beton dituang.
4.
Demikian pula untuk mencegah agar tulangan besi tidak puntir akibat desakan beton, posisinya kembali dicek. Bila pada saat pengecoran mengalami puntir maka harus dikembalikan ke posisi semula dengan memberikan bantalan dari beton tahu antara tulangan dan bekisting
4).
Penyelesain (finishing) Penyelesain (finishing) kolom dilakukan untuk tujuan menghasilkan permukaan beton sesuai rencana dengan cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya.
5).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton kolom yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 125 -
beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu sendiri.
Perawatan beton dilakukan dengan menyiram air ke badan kolom, atau dengan membungkus kolom beton dengan karung yang dibasahi dengan air dan atau dengan plastik. 6).
Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi. 4.
Balok dan Plat Lantai Pekerjaan plat lantai merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arah horizontal dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain.
Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang berfungsi untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok merupakan bagian struktur
bangunan
yang
kaku
dan
dirancang
untuk
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 126 -
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.
Plat
lantai
dapat
segera
dibangun
setelah
bangunan
mempunyai kolom/tiang penopang yang mempunyai kekuatan kuat untuk menanggung lantai diatasnya. Penyebaran berat lantai atas diperbaiki dengan distribusi struktur balok - balok yang menopang lantai sebelum beban tersebut dialirkan ke kolom penopang dan berakhir di pondasi bangunan.
Fase ini dapat dibangun setelah didapatkan kekuatan yang cukup dari kolom penopang. Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan cetakan jalur balok - balok distribusi beban dan cetakan plat lantai, penulangan, pengecoran, perawatan beton, dan pembongkaran bekisting. Pekerjaan selesai apabila didapat balok dan plat lantai bangunan yang solid dan kuat.
Data-data ketentuan Balok adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Data-data ketentuan Plat Lantai adalah sebagai berikut: -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Plat Lantai : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 127 -
Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat lantai yaitu: 1).
Bekisting balok dan plat lantai
2).
Penulangan balok dan plat lantai
3).
Pengecoran balok dan plat lantai
4).
Penyelesain (finishing)
5).
Perawatan (curing).
6).
Membongkar Bekisting
1).
Bekisting balok dan plat lantai Metode bekisting balok dan sebagaimana
yang
telah
plat
lantai
adalah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan: Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel
(penurunan)
akibat
pengecoran
plat
lantai
berlangsung. Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan
menaik-turunkan
ketinggian
yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik
- turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.
Langkah
dan
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembuatan bekisting balok dan plat lantai antara lain : 1.
Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan plat lantai dan balok;
2.
elevasi dasar atas bekisting plat lantai adalah = (Elevasi LT II) – (tebal spesi + tile) – (tebal plat beton);
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 128 -
3.
elevasi dasar atas bekisting balok lantai adalah = (elevasi dasar atas bekisting plat) - (tinggi balok) – (tebal plat);
4.
pasangkan perancah untuk balok terlebih dahulu dengan jarak antara tiang perancah sama dengan jarak klam perangkai;
5.
tiang perancah dikakukan ke arah panjang balok dengan skor;
6.
menimbang dan memasang gelagar;
7.
letakkan cetakan balok pada tempatnya di atas gelagar;
8.
pasang klam penjepit dan skor;
9.
perlu diingat pada bekisting balok, jika letak tangga menumpu
pada
balok,
maka
cetakan
balok
dibuatkan coakan [berlaku hanya bila pada gambar rencana/ gambar kerja letak tangga menumpu pada balok]. 10.
lanjutkan dengan pembekistingan plat lantai dengan cara
mendirikan
tiang
perancah
yang
akan
digunakan untuk menimbang gelagar; 11.
kemudian menimbang gelagar;
12.
dirikan tiang perancah yang lain;
13.
tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya; dengan skor;
14.
memasang gelagar;
15.
memasang cetakan lantai di atas gelagar yang sudah terpasang;
2).
Penulangan balok dan plat lantai Metode penulangan balok dan sebagaimana
yang
telah
plat
diuraikan
lantai pada
adalah metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan: Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi plat lantai.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 129 -
Tulangan
balok
terdiri
dari
tulangan
longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser. Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan balok antara lain : 1.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang; Gambar Ilustrasi :
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi luar balok Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi luar balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 130 -
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi dalam balok Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi dalam balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Sambungan Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan type dan bentuk sambungan pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 131 -
Pembengkokan besi sengkang/begel Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi sengkang/ begel pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 132 -
2.
Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok lantai berkaitan pada tulangan kolom. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 133 -
per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan pada pekerjaan ini : 1. Dimensi masing-masing jenis balok 2. Tebal selimut beton masing-masing jenis balok 2. Jumlah besi longitudinal masing-masing jenis balok 3. Jarak tulangan sengkang/begel masing-masing jenis balok
: Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja; : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja; : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja; : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 134 -
3.
masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan;
4.
periksa kesikuan balok dan sambungan antara balok dan kolom.
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan plat lantai antara lain : 1.
Sesudah bekisting balok, bekisting plat lantai beton, dan tulangan balok selesai dikerjakan, maka dilakukan
pemasangan
tulangan
plat
lantai
dirangkai berkaitan pada penulangan balok dan kolom yang sudah diselesaikan sebelumnya. Pekerjaan pemasangan tulangan plat lantai beton seperti gambar 1 [gambar Ilustrasi] dibawah ini. Perhatikan tulisan AS pada gambar, itu menjadi Acuan untuk pelaksanaan selanjutnya;
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 135 -
2.
susun besi Hb (Horizontal bawah) sesuai dengan gambar 2 [gambar Ilustrasi] dibawah ini. Posisi besi diletakkan
tepat
diatas
besi
Vb
(gambar
1)
(bersinggungan). Lalu ikat setiap pertemuan besi tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton). Perhatikan tulisan AS pada gambar, itu menjadi Acuan untuk pelaksanaan selanjutnya;
3.
susun besi Ha (Horizontal atas) sesuai dengan gambar 3 [gambar Ilustrasi] dibawah ini. Posisi besi diletakkan diatas besi Hb (gambar 2) [dengan jarak ketinggian besi atas dari besi bawah sesuai spesifikasi teknis/gambar], bergeser ½ dari jarak besi Hb.
Perhatikan tulisan AS pada gambar. Pada garis kotak putus-putus (daerah asumsi momen plat lantai dianggap NOL). Besi tersebut ditekuk kebawah, karena didalam area garis kotak putus-putus tersebut momen yang terjadi adalah momen positif (gaya tarik terjadi pada bagian bawah plat lantai beton). Lalu ikat setiap pertemuan besi Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 136 -
tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton).
4.
susun besi Va (Vertikal atas) sesuai dengan gambar 4 [gambar Ilustrasi] dibawah ini. Posisi besi diletakkan diatas besi Vb (gambar 1) [dengan jarak ketinggian besi atas dari besi bawah sesuai spesifikasi teknis/gambar], bergeser ½ dari jarak besi Vb.
Perhatikan tulisan AS pada gambar. Pada garis kotak putus-putus (daerah asumsi momen plat lantai dianggap NOL). Besi tersebut ditekuk kebawah, karena didalam area garis kotak putus-putus tersebut momen yang terjadi adalah momen positif (gaya tarik terjadi pada bagian bawah plat lantai beton). Lalu ikat setiap pertemuan besi tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 137 -
5.
tambahan besi tulangan ekstra untuk Momen (pada bidang horizontal) seperti gambar 5 [gambar Ilustrasi] dibawah ini agar kekuatan plat lantai pada tumpuan balok menjadi lebih tinggi. Perhatikan tulisan AS pada gambar, susun besi bergeser 1/2 dari jarak besi Ha (gambar 3). Lalu ikat setiap pertemuan besi tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 138 -
6.
tambahan besi tulangan ekstra untuk Momen (pada bidang vertikal) seperti gambar 6 [gambar Ilustrasi] dibawah ini agar kekuatan plat lantai pada tumpuan balok menjadi lebih tinggi. Perhatikan tulisan AS pada gambar, susun besi bergeser 1/2 dari jarak besi Va (gambar 4). Lalu ikat setiap pertemuan besi tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton).
7.
rapikan susunan besi yang tidak lurus dan periksa semua ikatan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) yang ada, apakah ada yang belum terikat, atau sudah terikat namun kurang kuat. Selanjutnya ganjal semua besi plat lantai bagian bawah dengan beton decking (tebal selimut beton).
3).
Pengecoran balok dan plat lantai Metode pengecoran balok dan sebagaimana
yang
telah
plat
diuraikan
lantai adalah pada
metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan: Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 139 -
•
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal berikut : 1.
Pemeriksaan bekisting meliputi : a).
Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b).
Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c).
Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
d).
Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-lain harus terpasang dengan baik [berlaku hanya bila pada gambar rencana/gambar kerja diperlukan lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-lain].
2.
Pemeriksaan penulangan meliputi : a).
Pemeriksaan tulangan balok.
b).
Pemeriksaan tulangan plat lantai.
c).
Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan detail sambungan tulangan.
d).
Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e).
Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).
f).
Pemeriksaan tulangan tangga yang dirangkai dengan mengait pada tulangan balok lantai [berlaku hanya bila pada gambar rencana/ gambar kerja letak tangga menumpu pada balok].
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 140 -
g).
Pemeriksaan
besi-besi
stek/penjangkaran
untuk kolom praktis [berlaku hanya bila pada gambar rencana/ gambar kerja diperlukan stek/ penjangkaran untuk kolom praktis].
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat lantai dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
[UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 141 -
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Jika diperlukan, maka pengecoran hanya boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada momen yang dipikul
balok dan plat lantai
adalah nol]. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 142 -
2).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara
penuh.
Sebelumnya,
sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem Beton. Pengecoran dimulai dari balok dan plat dan dilanjut ke berikutnya. Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan
dalam
lapisan-lapisan
yang
seragam. Penuangan dilakukan selapis demi selapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
3).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 143 -
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 144 -
Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke dalam bucket pada concrete pump truck, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke bucket pada concrete pump truck, dari bucket pada concrete pump truck disalurkan dengan pipa baja ke bagian yang di cor.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Jika diperlukan, maka pengecoran hanya boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada momen yang dipikul
balok dan plat lantai
adalah nol].
2).
Beton disalurkan dengan pipa baja sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara
penuh.
Sebelumnya,
sambungan beton lama dengan beton baru diolesi Lem Beton. Pengecoran dimulai dari balok dan dilanjut ke berikutnya.
Beton
dituangkan
kedalam
bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam
lapisan-lapisan
yang
seragam.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 145 -
Penuangan dilakukan selapis demi selapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan concrete
vibrator
dengan
maksud
agar
terbentuk beton yang benar-benar padat.
3).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
4).
Penyelesain (finishing) Untuk lantai yang akan dipasang tile, cukup diratakan saja (strike off atau screeding). Untuk permukaan yang terekpose,
penyelesain (finishing) dilakukan dengan
cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik dengan kegiatan sebelumnya seperti pengadukan, pengangkutan dan penuangan.
5).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat lantai yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton
mengalami
retak-retak
sehingga
mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 146 -
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang telah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya. 6).
Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 147 -
5.
Tangga Fase
pengerjaan
tangga
beton
dilaksanakan
bersama
pekerjaan balok dan plat lantai.
Data-data ketentuan tangga adalah sebagai berikut : 1.
Plat tangga/Ibu tangga/ badan tangga : 1). Material : a). Beton
: Jenis Beton Ready-mix Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
b). Tulangan : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton K400 (fc’30 Mpa) 2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
2.
Bordes : 1). Material : a). Beton
: Jenis Beton Ready-mix Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
b). Tulangan : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton K400 (fc’30 Mpa) 2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
3.
Anak tangga : 1). Material : a). Beton
: Jenis Beton Ready-mix Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
b). Tulangan : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton K400 (fc’30 Mpa) 2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
4.
5.
Railling : 1). Material
: Besi Hollow
2). Dimensi
: Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Baluster :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 148 -
1). Material
: Besi Hollow
2). Dimensi
: Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Tangga adalah sebuah konstruksi untuk menghubungkan dua tingkat vertical, bersusun berlenggek-lenggek yang memiliki jarak satu sama lain.
Sturktur tangga tersusun atas beberapa bagian : 1.
Plat tangga/ ibu tangga/ badan tangga Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga.
2.
Bordes Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari
tangga
sebagai tempat
mengistirahatkan kaki
sejenak menuju tangga berikutnya. Bordes juga dapat berfungsi sebagai pengubah arah tangga.
3.
Anak tangga Hal penting yang harus diperhatikan dalam pekerjaan pembuatan anak tangga adalah : 1).
Tinggi anak tangga (optrade)
2).
lebar anak tangga (aantrade)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 149 -
Metode konstruksi untuk pekerjaan tangga yaitu: 1).
Pondasi tangga
2).
Balok bordes
3).
Pembekistingan badan tangga, bordes, tutup samping, dan pencetak optrade
4).
Penulangan tangga
5).
Pemasangan bekisting Optrade tangga
6).
Pengecoran
7).
Penyelesain (finishing)
8).
Perawatan (curing).
9).
Membongkar Bekisting
1).
Pondasi tangga Pondasi tangga dibangun pada bagian tangga lantai dasar yang berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan agar tangga tidak mengalami penurunan, pergeseran.
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1.
Mempelajari
gambar
kerja
dan
menghitung
kebutuhan bahan; 2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar;
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya;
4.
Lakukan Pengukuran;
5.
Lakukan penggalian tanah pondasi;
6.
Urugan pasir;
7.
Pasang lantai Kerja;
8.
Pembuatan dan pemasangan bekisting;
9.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;
10.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 150 -
per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) 11.
Masukkan tulangan beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) kedalam bekisting yang sudah disiapkan
12.
Lakukan pengecoran
pengecoran tangga
bersamaan
setelah
dengan
tulangan
tangga
terpasang dan papan pencetak optrade terpasang; 13.
2).
Perawatan (curing)
Balok bordes Balok bordes dibangun pada titik sesuai gambar rencana/ gambar kerja yang berfungsi untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur.
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1.
Mempelajari
gambar
kerja
dan
menghitung
kebutuhan bahan 2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya
4.
Tentukan elevasi bekisting balok
5.
Pasang cetakan balok/ bekisting
6.
Lanjutkan dengan pembekistingan plat bordes, badan tangga, dan tutup samping.
7.
Setelah bekisting plat bordes, badan tangga, dan tutup
samping
terpasang
selanjutnya
lakukan
pembesian balok bordes. 8.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 151 -
9.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton); 10.
Masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan
11.
Lakukan
pengecoran
pengecoran
tangga
bersamaan
setelah
dengan
tulangan
tangga
terpasang dan papan pencetak optrade terpasang. 12. 3).
Perawatan (curing)
Pembekistingan badan tangga, plat bordes, tutup samping, dan pencetak optrade Langkah dan hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1.
Mempelajari
gambar
kerja
dan
menghitung
kebutuhan bahan. 2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya
4.
Mendirikan tiang perancah, jangan lupa diskor. Sebelum pemasangan tiang dikerjakan harus diukur dahulu tinggi tiang yang dibutuhkan, dengan cara menarik benang dari lantai atas ke lantai bawah sepanjang
bentang
direncanakan.
tangga
Kemudian
yang
letakkan
telah
tiang-tiang
dengan diberi alas dari papan pada tempat yang telah diukur tetapi ukurannya dikurangi dengan
maksud
agar
sedikit
lebih memudahkan
penimbangan Gelagar. 5.
Menimbang dan memasang gelagar.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 152 -
Jika pemasangan tiang telah selesai, lanjutkan dengan penimbangan dan pemasangan gelagar. Penimbangan gelagar untuk bordes tangga hampir sama dengan penimbangan gelagar untuk cetakan lantai. Penimbangan gelagar untuk plat tangga hampir sama dengan penimbangan gelagar untuk cetakan lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal, tetapi sesuai dengan kemiringan tangga. 6.
Memasang lantai cetakan sesuai dengan lebar tangga rencana.
7.
Pemasangan dinding tride, melukis optrade pada cetakan samping. Jika tepi lantai sudah sesuai dengan lebar tangga rencana, baru dinding cetakan dipasang pada tepi lantai cetakan, berdiri vertikal lalu ditopang bagian atasnya dengan tiang sedangkan bagian bawahnya ditahan oleh papan penguat. Dinding cetakan pada bagian rencana anak tangga dibuat penggambaran optrade. Setelah tulangan tangga dipasang dan dirangkai, selanjutnya dipasang papan pencetak optrade. Pemasangan
papan
pencetak
optrade
harus
diperkuat oleh klos yang dipakukan pada dinding cetakan. Pada bagian tengah papan ini diberi paku dengan sebilah kayu yang dipasang miring dari atas ke bawah. 4).
Penulangan tangga Langkah dan hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
penulangan tangga antara lain : 1.
Setelah cetakan tangga, cetakan balok bordes, tulangan balok bordes, dan klos untuk cetakan optrade dipasang, selanjutnya rangkai tulangan longitudinal/
memanjang
[yang
mengait
pada
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 153 -
tulangan balok] untuk plat tangga dan plat bordes dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dimasukkan satu per satu kedalam tulangan sengkang. Bagian bawah tulangan dipasang beton decking (tebal selimut beton).
Khusus pada lantai dasar : Setelah cetakan tangga, cetakan balok bordes, cetakan pondasi tangga, tulangan balok bordes, tulangan pondasi tangga dan klos untuk cetakan optrade dipasang, selanjutnya rangkai tulangan longitudinal/
memanjang
[yang
mengait
pada
tulangan balok dan tulangan pondasi tangga ] untuk plat tangga dan plat bordes dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dimasukkan satu per satu kedalam
tulangan
sengkang.
Bagian
bawah
tulangan dipasang beton decking (tebal selimut beton). Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan detail tulangan pada pekerjaan ini adalah sebagaimana gambar rencana/ gambar kerja Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 154 -
2.
Pemasangan tulangan anak tangga. Tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan tangga/ plat tangga kawat
bedrat,
dengan cara diikat dengan
kemudian
perkuatan anak tangga.
dipasang
tulangan
Beton decking (tebal
selimut beton) juga dipasang pada sisi bekisting. Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang pada
sisi
dinding
tangga
agar
tidak
terjadi
kesalahan dalam pemasangan tulangan.
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan detail tulangan anak tangga pada pekerjaan ini adalah sebagaimana gambar rencana/ gambar kerja Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 155 -
5).
Pemasangan bekisting Optrade Setelah penulangan selesai kemudian dipasang cetakan/ bekisting optrade.
6).
Pengecoran Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Setelah
seluruh
penulangan
selesai
dan
cetakan/
bekisting optrade dipasang, maka dilakukan pengecoran.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pengecekan / pemeriksaan bekisting dan tulangan. Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 156 -
Kemudian pelaksanaan pengecoran dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
[UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 157 -
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Pengecoran dimulai dari bagian bawah. Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material campuran dapat masuk ketempat pengecoran dan tidak
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 158 -
ada celah yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
2).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 159 -
mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 160 -
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Pengecoran dimulai dari bagian bawah. Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material campuran dapat masuk ketempat pengecoran dan tidak ada celah yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
2).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
7).
Penyelesain (finishing) Untuk tangga yang akan dipasang tile, cukup diratakan saja (strike off atau screeding). Untuk permukaan yang terekpose,
penyelesain (finishing) dilakukan dengan
cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 161 -
permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik dengan kegiatan sebelumnya seperti pengadukan, pengangkutan dan penuangan. 8).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu sendiri.
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang telah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya.
9). Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masingmasing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi. 6.
Balok dan Plat Dag Pekerjaan plat dag merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arah horizontal dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 162 -
Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang berfungsi untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok merupakan bagian struktur
bangunan
yang
kaku
dan
dirancang
untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.
Plat dag dapat segera dibangun setelah bangunan mempunyai kolom/tiang penopang yang mempunyai kekuatan kuat untuk menanggung plat dag diatasnya. Penyebaran berat plat dag diperbaiki dengan distribusi struktur balok - balok yang menopang plat dag, sebelum beban tersebut dialirkan ke kolom penopang dan berakhir di pondasi bangunan.
Fase ini dapat dibangun setelah didapatkan kekuatan yang cukup dari kolom penopang. Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan cetakan jalur balok - balok distribusi beban dan cetakan plat dag, penulangan, pengecoran, perawatan beton, dan pembongkaran bekisting. Pekerjaan selesai apabila didapat balok dan plat dag bangunan yang solid dan kuat.
Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Data-data ketentuan plat dag adalah sebagai berikut: -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 163 -
-
Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Plat Dag : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat dag yaitu: 1).
Bekisting balok dan plat dag
2).
Penulangan balok dan plat dag
3).
Pengecoran balok dan plat dag
4).
Penyelesain (finishing)
5).
Perawatan (curing).
6).
Membongkar Bekisting
1).
Bekisting balok dan plat dag Metode bekisting balok dan plat dag adalah sebagaimana yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya, dan: Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel
(penurunan)
akibat
pengecoran
plat
dag
berlangsung. Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan
menaik-turunkan
ketinggian
yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik
- turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.
Langkah
dan
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembuatan bekisting balok dan plat dag antara lain : 1.
Menentukan elevasi plat dag kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan plat dag dan balok;
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 164 -
2.
Elevasi dasar atas bekisting balok adalah = (elevasi dasar atas bekisting plat) - (tinggi balok) – (tebal plat);
3.
Pasangkan perancah untuk balok terlebih dahulu dengan jarak antara tiang perancah sama dengan jarak klam perangkai;
4.
tiang perancah dikakukan ke arah panjang balok dengan skor;
5.
menimbang dan memasang gelagar;
6.
letakkan cetakan balok pada tempatnya di atas gelagar;
7.
pasang klam penjepit dan skor;
8.
perlu diingat pada bekisting balok, jika letak tangga menumpu
pada
balok,
maka
cetakan
balok
dibuatkan coakan [berlaku hanya bila pada gambar rencana/ gambar kerja letak tangga menumpu pada balok]. 9.
lanjutkan dengan pembekistingan plat dag dengan cara
mendirikan
tiang
perancah
yang
akan
digunakan untuk menimbang gelagar; 10.
kemudian menimbang gelagar;
11.
dirikan tiang perancah yang lain;
12.
tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya; dengan skor;
13.
memasang gelagar;
14.
memasang cetakan plat di atas gelagar yang sudah terpasang;
2).
Penulangan balok dan plat dag Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi plat dag. Tulangan
balok
terdiri
dari
tulangan
longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 165 -
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan balok antara lain : 1.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang; Gambar Ilustrasi :
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi luar balok Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi luar balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 166 -
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi dalam balok Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi dalam balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Sambungan Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan type dan bentuk sambungan pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 167 -
Pembengkokan besi sengkang/begel Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi sengkang/ begel pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 168 -
2.
Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok berkaitan pada tulangan kolom. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 169 -
per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan pada pekerjaan ini : 1. Dimensi masing-masing jenis balok 2. Tebal selimut beton masing-masing jenis balok 2. Jumlah besi longitudinal masing-masing jenis balok 3. Jarak tulangan sengkang/begel masing-masing jenis balok
: Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja; : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja; : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja; : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 170 -
3.
masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan;
4.
periksa kesikuan balok dan sambungan antara balok dan kolom.
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan plat dag antara lain : 1.
Sesudah bekisting balok, bekisting plat dag beton, dan tulangan balok selesai dikerjakan, maka dilakukan pemasangan tulangan plat dag dirangkai berkaitan pada penulangan balok yang sudah diselesaikan sebelumnya. Pekerjaan pemasangan tulangan plat dag beton sebagaimana gambar rencana/gambar kerja;
2.
setelah pemasangan, rapikan susunan besi yang tidak lurus dan periksa semua ikatan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) yang ada, apakah ada yang belum terikat, atau sudah terikat namun kurang kuat. Selanjutnya ganjal semua besi plat dag bagian bawah dengan beton decking (tebal selimut beton).
3).
Pengecoran balok dan plat dag Metode pengecoran balok dan sebagaimana
yang
telah
plat
diuraikan
dag pada
adalah metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan: Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 171 -
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal berikut : 1.
Pemeriksaan bekisting meliputi : a).
Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b).
Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c).
Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
d).
Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-lain harus terpasang dengan baik [berlaku hanya bila pada gambar rencana/gambar kerja diperlukan lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-lain].
2.
Pemeriksaan penulangan meliputi : a).
Pemeriksaan tulangan balok.
b).
Pemeriksaan tulangan plat dag.
c).
Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan detail sambungan tulangan.
d).
Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e).
Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).
f).
Pemeriksaan tulangan tangga yang dirangkai dengan mengait pada tulangan balok [berlaku hanya bila pada gambar rencana/ gambar kerja letak tangga menumpu pada balok].
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat dag dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 172 -
[UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 173 -
yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Jika diperlukan, maka pengecoran hanya boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada momen yang dipikul
balok dan plat dag
adalah nol].
2).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara
penuh.
Sebelumnya,
sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem Beton.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 174 -
Pengecoran dimulai dari balok dan plat dan dilanjut ke berikutnya. Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan
dalam
lapisan-lapisan
yang
seragam. Penuangan dilakukan selapis demi selapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
3).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 175 -
1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke dalam bucket pada concrete pump truck, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 176 -
adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Jika diperlukan, maka pengecoran hanya boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada momen yang dipikul
balok dan plat dag
adalah nol].
2).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara
penuh.
Sebelumnya,
sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem Beton. Pengecoran dimulai dari balok dan dilanjut ke berikutnya.
Beton
dituangkan
kedalam
bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam
lapisan-lapisan
yang
seragam.
Penuangan dilakukan selapis demi selapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan concrete
vibrator
dengan
maksud
agar
terbentuk beton yang benar-benar padat.
3).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 177 -
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
4).
Penyelesain (finishing) Penyelesain (finishing) dilakukan
dengan
cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik dengan
kegiatan
sebelumnya
seperti
pengadukan,
pengangkutan dan penuangan.
5).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat dag yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton
mengalami
retak-retak
sehingga
mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang telah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya. 6).
Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 178 -
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
7.
Talang Beton Fungsi utama talang adalah sebagai tempat menampung air dari atap untuk diteruskan ke tempat yang telah direncanakan.
Talang beton terdiri dari balok dan plat talang. Plat talang beton merupakan struktur beton bertulang dengan bentuk dan dimensi sesuai gambar rencana/ gambar kerja dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Sedangkan balok merupakan beton bertulang yang berfungsi untuk Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 179 -
menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur.
Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Data-data ketentuan plat adalah sebagai berikut: -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Plat Talang : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat talang yaitu: 1).
Bekisting balok dan plat
2).
Penulangan balok dan plat
3).
Pengecoran balok dan plat
4).
Penyelesain (finishing)
5).
Perawatan (curing).
6).
Membongkar Bekisting
1).
Bekisting balok dan plat talang Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 180 -
setel
(penurunan)
akibat
pengecoran
plat
talang
berlangsung. Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan
menaik-turunkan
ketinggian
yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik
- turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.
Langkah
dan
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembuatan bekisting/cetakan balok dan plat talang antara lain : 1.
Menentukan elevasi plat talang kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan plat talang dan balok;
2.
Pasangkan perancah untuk balok terlebih dahulu dengan jarak antara tiang perancah sama dengan jarak klam perangkai;
3.
Tiang perancah dikakukan ke arah panjang balok dengan skor;
4.
Menimbang dan memasang gelagar;
5.
Letakkan cetakan balok pada tempatnya di atas gelagar;
6.
Pasang klam penjepit dan skor;
7.
Lanjutkan
dengan
pembekistingan
plat
talang
dengan cara mendirikan tiang perancah yang akan digunakan untuk menimbang gelagar; 8.
Kemudian menimbang gelagar;
9.
Dirikan tiang perancah yang lain;
10.
Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya; dengan skor;
11.
Memasang gelagar;
12.
Memasang cetakan plat mendatar di atas gelagar yang sudah terpasang;
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 181 -
13.
Memasang cetakan plat tegak untuk tutupan talang bagian luar dan diskor.
14.
Setelah besi balok dan besi plat terpasang beserta beton beton decking, maka pasang cetakan plat vertikal untuk tutupan talang bagian dalam.
2).
Penulangan balok dan plat talang Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi plat talang. Tulangan
balok
terdiri
dari
tulangan
longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser. Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan balok antara lain : 1.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;
2.
Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok berkaitan pada tulangan kolom. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);
3.
Masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan;
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan plat talang antara lain : 1.
Sesudah cetakan balok, cetakan plat talang (kecuali cetakan plat vertikal untuk tutupan talang bagian
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 182 -
dalam), dan tulangan balok selesai dikerjakan, maka dilakukan pemasangan tulangan plat talang dirangkai berkaitan pada penulangan balok. Pekerjaan
pemasangan
tulangan
plat
talang
sebagaimana gambar rencana/gambar kerja;
2.
setelah pemasangan, rapikan susunan besi yang tidak lurus dan periksa semua ikatan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) yang ada, apakah ada yang belum terikat, atau sudah terikat namun kurang kuat. Selanjutnya ganjal semua besi plat talang pada bagian cetakan/bekisting dengan beton decking (tebal selimut beton), dan pasang cetakan plat vertikal untuk tutupan talang bagian dalam.
Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan penulangan balok dan plat talang. Sedangkan detail penulangan, dimensi balok dan plat talang adalah mengikuti gambar rencana/gambar kerja Gambar Ilustrasi :
3).
Pengecoran balok dan plat talang Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 183 -
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal berikut : 1.
Pemeriksaan bekisting meliputi : a).
Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b).
Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c).
Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
d).
Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-lain harus terpasang dengan baik [berlaku hanya bila pada gambar rencana/gambar kerja diperlukan lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-lain].
2.
Pemeriksaan penulangan meliputi : a).
Pemeriksaan tulangan balok.
b).
Pemeriksaan tulangan plat.
c).
Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan detail sambungan tulangan.
d).
Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e).
Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat talang dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
[UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 184 -
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 185 -
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke plat. Beton dituangkan kedalam bekisting yang
sudah
lapisan-lapisan
diletakkan
tulangan
dalam
yang
seragam,
dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benarbenar padat.
2).
Adukan diratakan dengan alat bantu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 186 -
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 187 -
2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 188 -
Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke plat. Beton dituangkan kedalam bekisting yang
sudah
lapisan-lapisan
diletakkan
tulangan
dalam
yang
seragam,
dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benarbenar padat.
2).
Adukan diratakan dengan alat bantu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
4).
Penyelesain (finishing) Penyelesain (finishing) dilakukan
dengan
cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik dengan
kegiatan
sebelumnya
seperti
pengadukan,
pengangkutan dan penuangan.
5).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat dag yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton
mengalami
retak-retak
sehingga
mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 189 -
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang telah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya. 6).
Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
8.
Kolom Praktis Data-data ketentuan kolom praktis adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil. Selain itu kolom praktis juga dapat dipasang pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut), openingan pintu dan jendela serta untuk kebutuhan lain [disesuaikan dengan gambar rencana / gambar kerja].
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 190 -
Cara pembuatan kolom praktis adalah dengan memasang rangkaian tulangan secara vertical, memasang bekisting dengan jarak tulangan terluar dengan bekisting (tebal selimut beton)
sesuai
gambar
rencana/gambar
kerja,
kemudian
memasukkan adukan beton secara bertahap, dan dipadatkan.
Perlu diperhatikan pada pekerjaan kolom praktis adalah sambungan/hubungan kolom praktis dan pasangan dinding bata. Sambungan/hubungan antara kolom praktis dan bata harus menyatu dengan demikian baiknya. Sambungan atau lekatan yang tidak baik dapat mengkibatkan terpisahnya dua komponen bangunan yaitu dapat terpisahnya pasangan dinding bata dengan kolom praktis. Lekatan yang jelek antara keduanya akan nampak sekali dengan terjadinya pola retakan yang cukup besar pada bagian tersebut dan bagian tersebut dapat berpisah dan mengakibatkan robohnya dinding ketika terjadi getaran atau gempa. Persiapan 1).
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing.
2).
Approval material yang akan digunakan.
3).
Persiapan lahan kerja.
4).
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, agregat halus, agregat kasar, kaso, multiplek/papan, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
5).
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
Pengukuran Surveyor melakukan pengukuran dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom beton praktis.
Fabrikasi besi tulangan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 191 -
1).
Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar rencana/gambar kerja. Rakit
tulangan
dengan
cara
tulangan
longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu
kedalam
tulangan
sengkang
sesuai
gambar
rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton). 2).
Besi beton yang telah di fabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan pada saat akan di pasang.
3).
Posisi beton untuk tulangan pada kolom praktis yang belum ada besi stek/penjangkaran existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
Pemasangan besi tulangan, bekisting dan pengecoran 1).
Pasang rangkaian tulangan hasil fabrikasi secara vertical. Setelah tulangan terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking (tebal selimut beton) sesuai ketentuan.
2).
Pasang bekisting.
3).
Pengecoran dan pemadatan.
Perawatan (curing). Perawatan beton dengan cara menyiram air.
Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat sesuai syarat teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 192 -
Dilihat dari timingnya, terdapat dua metode pengerjaan kolom praktis yaitu : 1).
Bertahap bersamaan pekerjaan dinding bata
2).
Sebelum dinding bata dipasang 1.
Pengerjaan
kolom
praktis
bersamaan
dengan
kolom
praktis
bersamaan
dengan
dinding bata.
Pengerjaan
dinding bata kami jelaskan dengan penggambaran ilustrasi sebagai berikut : Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan pengerjaan kolom praktis bersamaan dengan dinding bata. Sedangkan detail penulangan adalah mengikuti gambar rencana/gambar kerja Gambar Ilustrasi :
1).
Pengerjaan bersamaan dinding bata pada bagian setinggi antar 90cm–120cm pasangan atau sesuai syarat teknis
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 193 -
pada gambar diatas, “tepi bata yang kasar pada pertemuan dengan kolom” tepi bata yang kasar merupakan hasil dari pemotongan bata. Fungsi pada bagian yang kasar ini diletakan pada bagian pertemuan kolom karena tentu saja dengan permukaan yang kasar akan dihasilkan lekatan yang lebih bagus dibandingkan dengan permukaan yang halus.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 194 -
2).
Pengerjaan bersamaan dinding bata pada bagian selanjutnya sampai dinding terpasang penuh
Catatan : 1).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan
kolom
praktis
berkaitan
pada
tulangan balok latei, maka pekerjaan kolom praktis tidak bisa dipisahkan pengerjaannya Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 195 -
dengan balok latei, karena saat pengecoran kolom praktis dilakukan maka kerangka besi balok latei harus sudah terpasang dan ter-cor bersamaan dengan kolom praktis.
2).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan
kolom
praktis
berkaitan
pada
tulangan balok latei, maka periksa kesikuan dan sambungan/ perkaitan antara kolom praktis dan balok latei.
3).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan
kolom
praktis
berkaitan
pada
tulangan balok latei, maka pengecoran kolom praktis
dilakukan
secara
bertahap
dan
bersamaan dengan pengecoran balok latei. Gambar Ilustrasi :
2.
Pengerjaan kolom praktis sebelum dinding bata dipasang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 196 -
Pengerjaan kolom praktis sebelum dinding bata dipasang kami jelaskan dengan penggambaran ilustrasi sebagai berikut :
Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan pengerjaan kolom praktis sebelum dinding bata dipasang. Sedangkan detail penulangan adalah mengikuti gambar rencana/gambar kerja Gambar Ilustrasi :
Catatan : 1).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan
kolom
praktis
berkaitan
pada
tulangan balok latei, maka pekerjaan kolom praktis tidak bisa dipisahkan pengerjaannya dengan balok latei, karena saat pengecoran kolom praktis dilakukan maka kerangka besi Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 197 -
balok latei harus sudah terpasang dan ter-cor bersamaan dengan kolom praktis.
2).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan
kolom
praktis
berkaitan
pada
tulangan balok latei, maka periksa kesikuan dan sambungan/ perkaitan antara kolom praktis dan balok latei.
3).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan
kolom
praktis
berkaitan
pada
tulangan balok latei, maka pengecoran kolom praktis
dilakukan
secara
bertahap
dan
bersamaan dengan pengecoran balok latei. Gambar Ilustrasi :
Pemilihan Metode Pengerjaan Kolom Praktis Dari dua metode pengerjaan kolom praktis diatas, yang mana poin 1 pengerjaan bersamaan dengan dinding bata, dan poin 2 pengerjaan kolom terlebih dahulu baru kemudian dinding bata. Berdasarkan pengalaman kami dan beberapa literatur serta referensi, pengerjaan kolom praktis dengan metode poin 2 sering
menghasilkan
(setidaknya
sambungan
jika dibandingkan
yang
kurang
dengan metode
bagus
poin
1),
disebabkan karena terdapat dua jenis material yang usianya Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 198 -
berbeda dimana usia kolom lebih lama dibandingkan dengan usia dindingnya, walaupun secara kekuatan tidaklah ada perbedaan
yang
signifikan,
hal
itu
dibuktikan
dengan
dibolehkanya metode keduanya. Dengan melihat keunggulan metode pengerjaan kolom praktis poin 1, maka pada pekerjaan ini kami memilih menggunakan metode pengerjaan kolom praktis sebagaimana poin 1, kecuali ditentukan lain oleh direksi.
9.
Balok Latei / Lintel Balok latei (dari bahasa Belanda) sama dengan lintel (bahasa Inggris) berarti bagian bangunan yang berbentuk balok atau portal. Latei berfungsi menahan beban, ornamen arsitektural atau kombinasinya
Data-data ketentuan balok latei adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Cara pembuatan balok latei adalah dengan memasang rangkaian tulangan secara horizontal, memasang bekisting dengan jarak tulangan terluar dengan bekisting (tebal selimut beton)
sesuai
gambar
rencana/gambar
kerja,
kemudian
memasukkan adukan beton secara bertahap, dan dipadatkan. Persiapan 1).
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing.
2).
Approval material yang akan digunakan.
3).
Persiapan lahan kerja.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 199 -
4).
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, agregat halus, agregat kasar, kaso, multiplek/papan, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
5).
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
Pengukuran Surveyor melakukan pengukuran dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan balok latei. Pemasangan besi tulangan, bekisting dan pengecoran 1).
Posisi beton untuk tulangan pada balok latei yang belum ada besi stek/penjangkaran existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
2).
Lakukan
pemotongan
dan
pembengkokan
tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang 3).
Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan
4).
Rakit
tulangan
dengan
cara
tulangan
longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu
kedalam
tulangan
sengkang
sesuai
gambar
rencana/gambar kerja kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) 5).
Penempatan tulangan menggunakan penjaga jarak atau beton deking (tebal selimut beton) sesuai ketentuan. Setelah pemasangan tulangan, pasang bekisting
6).
Pemasangan bekisting dan diberi skor. Bekisting dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar rencana/gambar kerja
7).
Pengecoran dan pemadatan.
Catatan :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 200 -
1).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan balok latei berkaitan pada tulangan kolom praktis, maka pekerjaan balok latei tidak bisa dipisahkan pengerjaannya dengan kolom praktis, karena saat pengecoran balok latei dilakukan maka kerangka besi kolom praktis harus sudah terpasang dan ter-cor bersamaan dengan balok latei.
2).
Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan balok latei berkaitan pada tulangan kolom praktis, maka periksa kesikuan dan sambungan/ perkaitan antara balok latei dan kolom praktis. Gambar Ilustrasi :
Perawatan (curing). Perawatan beton dengan cara menyiram air. Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat sesuai syarat teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 201 -
10.
Kanopi Beton Pada dasarnya fungsi kanopi pada bangunan adalah untuk melindungi dari teriknya matahari dan air hujan. Namun selain itu, kanopi juga dapat mempercantik tampilan bangunan, terutama dari sisi desain eksterior.
Kanopi beton terdiri dari balok dan plat kanopi. Plat kanopi merupakan beton bertulang dengan bidang arah horizontal dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Sedangkan balok merupakan beton bertulang yang berfungsi untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur.
Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Data-data ketentuan plat adalah sebagai berikut: -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Plat Kanopi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat kanopi yaitu: 1).
Bekisting balok dan plat kanopi
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 202 -
2).
Penulangan balok dan plat kanopi
3).
Pengecoran balok dan plat kanopi
4).
Penyelesain (finishing)
5).
Perawatan (curing).
6).
Membongkar Bekisting
1).
Bekisting balok dan plat kanopi Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel
(penurunan)
akibat
pengecoran
plat
kanopi
berlangsung. Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan
menaik-turunkan
ketinggian
yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik
- turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.
Langkah
dan
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembuatan bekisting balok dan plat kanopi antara lain : 1.
Menentukan elevasi plat kanopi kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan plat kanopi dan balok;
2.
Elevasi dasar atas bekisting balok adalah = (elevasi dasar atas bekisting plat) - (tinggi balok) – (tebal plat);
3.
Pasangkan bekisting balok terlebih dahulu; Perlu diingat, posisi beton untuk tulangan pada balok yang belum ada besi stek/penjangkaran existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 203 -
4.
Lanjutkan dengan pembekistingan
plat kanopi
dengan cara mendirikan tiang perancah yang akan digunakan untuk menimbang gelagar; 5.
Kemudian menimbang gelagar;
6.
Dirikan tiang perancah yang lain;
7.
Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya; dengan skor;
8.
Memasang gelagar;
9.
Memasang cetakan plat di atas gelagar yang sudah terpasang;
2).
Penulangan balok dan plat kanopi Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi plat kanopi. Tulangan
balok
terdiri
dari
tulangan
longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser. Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan balok antara lain : 1.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;
2.
Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);
3.
Masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan;
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 204 -
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan plat kanopi antara lain : 1.
Sesudah bekisting balok, bekisting plat kanopi, dan tulangan balok selesai dikerjakan, maka dilakukan pemasangan tulangan plat kanopi
dirangkai
berkaitan pada penulangan balok. Pekerjaan
pemasangan
tulangan
plat
kanopi
sebagaimana gambar rencana/gambar kerja;
2.
setelah pemasangan, rapikan susunan besi yang tidak lurus dan periksa semua ikatan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) yang ada, apakah ada yang belum terikat, atau sudah terikat namun kurang kuat. Selanjutnya ganjal semua besi plat kanopi bagian bawah dengan beton decking (tebal selimut beton).
Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan penulangan balok dan plat kanopi. Sedangkan detail penulangan, dimensi balok dan plat kanopi adalah mengikuti gambar rencana/ gambar kerja Gambar Ilustrasi :
3).
Pengecoran balok dan plat Kanopi
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 205 -
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal berikut : 1.
2.
Pemeriksaan bekisting meliputi : a).
Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b).
Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c).
Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
Pemeriksaan penulangan meliputi : a).
Pemeriksaan tulangan balok.
b).
Pemeriksaan tulangan plat.
c).
Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan detail sambungan tulangan.
d).
Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e).
Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat kanopi dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
[UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 206 -
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 207 -
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke plat. Beton dituangkan kedalam bekisting yang
sudah
lapisan-lapisan
diletakkan
tulangan
dalam
yang
seragam,
dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benarbenar padat.
2).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 208 -
a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 209 -
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 210 -
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke plat. Beton dituangkan kedalam bekisting yang
sudah
lapisan-lapisan
diletakkan
tulangan
dalam
yang
seragam,
dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benarbenar padat.
2).
Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
4).
Penyelesain (finishing) Penyelesain (finishing) dilakukan
dengan
cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik dengan
kegiatan
sebelumnya
seperti
pengadukan,
pengangkutan dan penuangan. 5).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 211 -
beton
mengalami
retak-retak
sehingga
mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang telah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya.
6).
Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi. 11.
Ring Balok Ring balok merupakan balok beton bertulang yang berada di atas dinding. Ring balok berfungsi mengikat ujung atas kolom, mengikat dinding serta meneruskan beban bangunan dari atap
Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240 Mpa)
-
Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan ring balok yaitu: 1).
Bekisting balok
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 212 -
2).
Penulangan balok
3).
Pengecoran balok
4).
Penyelesain (finishing)
5).
Perawatan (curing).
6).
Membongkar Bekisting
1).
Bekisting balok Langkah dan hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembuatan bekisting balok antara lain : 1.
Menentukan elevasi, kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan balok;
2.
Pasangkan cetakan balok pada tempatnya di atas gelagar dan diskor;
2).
Penulangan balok Tulangan balok terdiri
dari
tulangan
longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser. Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam penulangan balok antara lain : 1.
Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang; Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 213 -
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi luar balok Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi luar balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi dalam balok
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi dalam balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
- 214 -
Sambungan Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan type dan bentuk sambungan pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 215 -
Pembengkokan besi sengkang/begel Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi sengkang/ begel pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja. Gambar Ilustrasi :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 216 -
2.
Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok berkaitan pada tulangan kolom. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam
tulangan sengkang
sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);
3.
masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak (tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan;
4.
periksa kesikuan balok dan sambungan antara balok dan kolom.
3).
Pengecoran balok
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 217 -
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal berikut : 1.
2.
Pemeriksaan bekisting meliputi : a).
Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b).
Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c).
Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
Pemeriksaan penulangan meliputi : a).
Pemeriksaan tulangan.
b).
Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan detail sambungan tulangan.
c).
Pemeriksaan kekuatan bendrat.
d).
Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan air compressor. Kemudian
pelaksanaan
pengecoran
balok
dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
[UNTUK
BETON
SEGAR
pengadukan
DENGAN
MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 218 -
didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum beton
pencampuran, ditimbang
bahan-bahan
menggunakan
pembuat peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer
memasukkan
sedikit
dengan air
terlebih
urutan dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran
yang
seragam.
Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan
pekerjaan
ini
diawasi
oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 219 -
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara
penuh.
Sebelumnya,
sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem Beton. Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam lapisanlapisan yang seragam. Penuangan dilakukan selapis demi selapis, dimana setiap lapisan dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benarbenar padat.
2).
Adukan diratakan dengan alat bantu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 220 -
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton
jadi
pada
semua
tahap,
mulai
dari
pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok, atau
dengan
memberikan
perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan
agregat
tertentu,
atau
semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk. 2.
Central-mixed
concrete,
dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator. 3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer.
Kecepatan
pengadukan
umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar
kecepatan
1
secara atau
2
perlahan rpm.
dengan
Ketika
tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 221 -
2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk
mixer
dapat
menuang
campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah tiba dilapangan. Diusahakan
agar
truk
sedekat
mungkin
dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). 1).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin,
sehingga
pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 222 -
Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dalam lapisanlapisan
yang
seragam,
dan
dipadatkan
dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.
2).
Adukan diratakan dengan alat bantu perata sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
4).
Penyelesain (finishing) Penyelesain (finishing) dilakukan
dengan
cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing) beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik dengan
kegiatan
sebelumnya
seperti
pengadukan,
pengangkutan dan penuangan. 5).
Perawatan (curing). Betapapun baik hasil pengecoran, beton yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu sendiri.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 223 -
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang telah
diuraikan
pada
metode
pekerjaan
beton
sebelumnya. 6).
Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan - 224 -