PONDASI ………………
Fase pembangunan pondasi dapat dimulai setelah mendapatkan data kekuatan dukung tanah dan jenis kriteria pondasi yang dibutuhkan. Fase ini selesai apabila pondasi telah dibangun dengan kriteria kekuatan yang diperlukan bangunan diatasnya sesuai syarat – syarat teknis dan gambar rencana/ gambar kerja.
Adapun data-data ketentuan Pondasi adalah sebagai berikut : -
Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
-
Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
-
Baja Tulangan ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
-
Dimensi Pondasi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja
Metode konstruksi untuk pekerjaan pondasi yaitu: 1).
Penggalian tanah pondasi
2).
Pasir Urug
3).
Lantai Kerja
4).
Pekerjaan bekisting
5).
Penulangan pondasi
6).
Pengecoran
7).
Penyelesain (finishing)
8).
Perawatan (curing).
9).
Membongkar Bekisting
1).
Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Pelaksanaan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan pada metode kerja galian tanah
2).
Pasir Urug Pelaksanaan pekerjaan pasir urug sebagaimana diuraikan pada metode kerja pasir urug
3).
Pekerjaan Lantai Kerja Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja sebagaimana diuraikan pada metode kerja lantai kerja
4).
Pekerjaan Bekisting Diantara jenis pondasi adalah pondasi Setempat dan menerus, di mana pondasi ini langsung bersatu dengan sloop. Pemasangan papan acuan hanya untuk sisi tegaknya saja, sedangkan sisi miringnya, bila tidak terlalu curam tidak perlu dipasang. Pemasangan
cetakan
dilakukan
setelah
pekerjaan
pemasangan
tulangan selesai. Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi. Sedangkan bentuk pondasi pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan gambar rencana/ gambar kerja Gambar Ilustrasi :
Langkah Kerja 1.
Mempelajari gambar kerja dan menghitung kebutuhan bahan.
2.
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai secara benar.
3.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek kemampuannya
4.
Membuat papan duga untuk menentukan letak pondasi, meliputi benang as maupun benang batas kiri – kanan.
5.
Disamping mengerjakan papan duga, dalam waktu bersamaan dapat pula dilakukan pekerjaan pabrikasi tulangan
6.
Setelah ditentukan letak pondasi / as pondasi, dilakukan pekerjaan merangkai tulangan di tempatnya
7.
Tancapkan tiang D berpatokan pada benang, dengan jarak antar tiang arah panjang dengan ukuran sesuai lebar pondasi.
8.
Membuat cetakan A dan B dengan lebar dan panjang sesuai gambar.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -2-
9.
Memasang papan C pada tiang D. Cek kedataran dengan waterpass.
10.
Membuat papan siku E, dipakukan pada papan C dan tiang D. antara kiri dan kanan dilevelkan ketinggiannya. Cek ketegakkan siku dengan waterpass.
11.
Memasang papan B dan dilevelkan ketinggiannya antara yang kiri dan kanan
12.
5).
Memasang cetakan A pada siku E dengan cara dipakukan.
Pekerjaan Penulangan Metode kerja penulangan pondasi adalah sebagaimana yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya, dan : a)
Perakitan tulangan Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran pondasi.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton) agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
b)
Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi maka lakukan pemasangan tulangan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam bekisting dan diletakkan tegak lurus permukaan lantai kerja dengan bantuan waterpass.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -3-
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan lantai kerja, yaitu dengan menggunakan penjaga jarak atau beton deking agar ada jarak antara tulangan dan permukaan lantai kerja untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.
6).
Pekerjaan Pengecoran Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : •
Semen Portland.
•
Agregat halus
•
Agregat kasar
•
Air.
•
Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam syaratsyarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan persetujuan direksi).
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi yaitu : [UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN MOLLEN/MIXER] 1.
Penakaran (batching) Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
2.
Pencampuran / pengadukan (mixing) Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat beton ditimbang menggunakan peralatan penimbang sesuai dengan mix design.
2.1
Urutan Pencampuran : Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -4-
kedalam
sebuah
tabung
mollen/mixer
dengan
urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material masuk.
2.2
Waktu Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan campuran yang seragam. Pengadukan dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.
Untuk campuran dengan kelecakan rendah memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk pori meyerap air.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang merata dan pekerjaan ini diawasi oleh seorang ahli, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran ulang sehingga memenuhi syarat.
3.
Pengangkutan (transporting) Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari pengaduk sampai ke lokasi, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
4.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Campuran dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material campuran dapat
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -5-
masuk ketempat pengecoran dan tidak ada celah yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
[UNTUK BETON READY MIX] 1.
Pemesanan Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok beton jadi pada semua tahap, mulai dari pemesanan sampai penuangan. Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix design dilakukan
oleh
pemasok,
atau
dengan
memberikan
perbandingannya, dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya menggunakan agregat tertentu, atau semen tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.
Ada 3 jenis pencampuran : 1.
Transh-mixed concrete, dicampur sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2.
Central-mixed concrete, dicampur sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator.
3.
Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk mixer. Kecepatan pengadukan umumnya sekitar antara 2 sampai 6 rpm.
Truk mixer digunakan dengan 2 cara : 1.
Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer berputar secara perlahan dengan kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -6-
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. 2.
Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7 – 10 menit. Truk mixer dapat menuang campuran sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat dituang
selambat-lambatnya
30
menit
setelah
tiba
dilapangan. Diusahakan agar truk sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.
2.
Pengangkutan (transporting) Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.
Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor. Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan yang sesuai.
3.
Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Campuran dituangkan kedalam bekisting yang sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material campuran dapat masuk ketempat pengecoran dan tidak ada celah yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan menggunakan vibrator.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -7-
Yang harus dihindari : a.
Pemisahan/segregasi.
b.
Kehilangan kelecakan (slump loss).
c.
Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi kasar (harsh) dan tidak lecak.
7). Penyelesain (finishing) Permukaan pondasi cukup diratakan (strike off atau screeding) sesuai kedataran / kemiringan sebagaimana gambar rencana/ gambar kerja 8). Perawatan (curing). Karena hidrasi relatif cepat pada hari-hari pertama, perawatan paling penting adalah pada umur mudanya. 9). Membongkar Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-masing jenis konstruksi sesuai syarat teknis dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan -8-