Meramu Dunia Dengan Impian

  • Uploaded by: Fadhli Mohamad ibnu Jauhari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Meramu Dunia Dengan Impian as PDF for free.

More details

  • Words: 536
  • Pages: 2
Mohamad Fadhli

27 Juni 2009 Meramu Dunia dengan Impian

Sepuluh tahun sudah cukup untuk menunjukkan betapa makhluk yang bernama manusia telah diberikan kemampuan otak yang menakjubkan. Sepuluh tahun yang lalu, berkomunikasi jarak jauh secara langsung dengan menatap wajah lawan bicara hanya bisa dilakukan di film-film sains fiksi. Dalam kenyataan, paling banter hanya kalangan presiden yang waktu itu bisa melakukannya melalui layanan teleconference, walaupun masih memakai jasa televisi. Sepuluh tahun yang lalu pula, sulit dibayangkan ada teknologi yang mampu melacak dan menghitung seberapa jauh seorang pemain sepakbola profesional telah berlari di lapangan sepanjang 90 menit (rata-rata lama satu pertandingan sepakbola). Mustahil juga rasanya saat itu mendapati teknologi yang mampu membuat sebuah pintu terbuka hanya melalui suara, atau mengenali wajah, atau kornea mata, atau sidik jari. Semua hal ini tak terbayangkan akan terwujud 10 tahun yang lalu. Apalagi kalau putaran waktu kita mundurkan lagi ke angka 100 tahun. Seandainya saja kita adalah manusia yang hidup pada masa itu, lalu tiba-tiba terlempar oleh mesin waktu ke masa sekarang ini, niscaya tak henti-hentinya kita akan berdecak kagum, seraya bertanya-tanya bagaimana benda ini ada, bagaimana hal itu terjadi, dan sebagainya. Impian manusia 100 tahun yang lalu tentunya tak akan pernah dianggap masuk akal jika dibicarakan pada masa itu. Impian manusia untuk terbang, untuk melihat gambar bergerak, untuk berbicara secara langsung dengan orang yang ia sayangi di belahan lain dunia, untuk berpindah ke tempat berjarak 1000 km hanya dalam hitungan jam, semua ini akan terdengar mustahil pada saat itu. Tapi lihatlah sekarang. Impian yang terasa janggal pada masa lalu itu kini mampu dinikmati semua orang. Ini semua berkat kerja keras para penemu yang tak

Mohamad Fadhli

27 Juni 2009

tahu malu. Mengapa tak tahu malu? Setiap orang yang memiliki ide-ide janggal harus siap malu karena mereka otomatis menjadi pusat perhatian manusia di sekelilingnya. Mereka adalah orang yang berani menyampaikan gagasan luar biasanya saat itu. Sebenarnya bisa jadi banyak pula yang memiliki kegilaan ide pada masa itu, namun hanya segelintir saja yang berani terang-terangan memamerkannya dan, sebagai hasil jerih payahnya, akhinya mencatatkan namanya dalam etalase sejarah peradaban manusia. Seandainya saja ide, gagasan, atau impian itu hanya dibiarkan saja oleh pemiliknya mengendap tanpa ada tindak lanjut, bisa dikatakan dia telah menyianyiakan anugerah dari Sang Maha Pencipta. Sesungguhnya anugerah Allah untuk manusia tak sesederhana satu buah bagian tubuh bernama otak. Makhluk-makhluk lain di alam semesta ini, baik itu mati ataupun hidup, turut memberikan kontribusi inspirasi bagi manusia dalam berkreasi. Diri kita sendiri dan alam di sekitar kita adalah satu paket yang menjadi bekal berharga dalam mengemban tanggung jawab kekhalifahan kita. Alam semesta beserta seluruh isinya adalah bahan siap pakai yang jika diramu dengan baik oleh manusia beserta seluruh perangkat pembantunya (akal dan hati) akan merangsang munculnya ide-ide besar. Dan sekali lagi, ide-ide besar ini harus didukung pula oleh jiwa yang besar, yang memiliki motivasi kuat untuk mewujudkannya, yang setelah melakukan perhitungan dengan cermat, yakin bahwa mimpinya ini bukanlah sekedar mimpi di siang bolong, yang percaya bahwa idenya bermanfaat bagi orang di sekitarnya, dan oleh karenanya, percaya bahwa Allah akan menolongnya untuk merealisasikan idenya. Kalaulah Rasulullah saw bukan manusia dengan karakter seperti ini, tentunya bangunan sejarah peradaban Islam tak akan semegah sekarang. Kalaulah idealisme Islam tak pernah tersampaikan, akan hidup di zaman apa kita saat ini?

Related Documents

Impian
June 2020 23
Memburu Impian
November 2019 31
Wujudkan Impian
June 2020 31
Impian Saya1
June 2020 26
Dunia
May 2020 34

More Documents from "ahmad zainudin"