Mengikuti Jejak Kristus

  • Uploaded by: Komsos - AG et al.
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mengikuti Jejak Kristus as PDF for free.

More details

  • Words: 58,867
  • Pages: 130
Mengikuti Jejak Kristus Oleh: Thomas a Kempis

Nasihat-nasihat untuk hidup rohani PASAL 1 HAL MENGIKUTI JEJAK KRISTUS DAN MENGABDIKAN SEGALA KESIA-SIAAN DUNIA 1.

2.

3.

4.

5.

Tuhan bersabda: Barangsiapa mengikuti Daku tiadalah ia berjalan di dalam kegelapan (Yoh. 8.12). Inilah sabda Kristus untuk menasehati kita supaya kita meniru hidup ketekunanNya, bila kita sungguh-sungguh ingin mendapat terang dan ingin dibebaskan daripada segala kebutaan hati. Karena itu hendaklah kita mengutamakan dan mencurahkan perhatian kita untuk merenungkan kehidupan Yesus Kristus. Ajaran Kristus jauh melebihi semua ajaran orang-orang Kudus; dan barangsiapa mempunyai semangat yang sejati, akan mendapat makna yang tersembunyi di dalamnya. Tetapi sering terjadi, bahwa banyak orang, meskipun telah berkali-kali mendengan Injil, rasa rindu mereka kepada Injil hanya kecil sekali, sebab mereka tidak memiliki semangat Kristus. Tetapi barangsiapa ingin memahami sedalam-dalamnya dan menikmati sepenuhnya kata-kata Kristus, hendaklah ia berusaha menyesuaikan hidupnya dengan hidup Kristus. Apakah faedahnya mengadakan perdebatan secara mendalam tentang Allah Tritunggal Maha Kudus, apabila kita tidak rendah hati, sehingga Tritunggal tidak berkenan akan kita? Bahwasanya: bukan kata yang muluk-muluk membuat orang menjadi suci dan adil, melainkan hidup yang bertakwalah membuat orang berkenan kepada Tuhan. Lebih baik hati kita merasa remuk redam dari pada mengerti segala seluk beluknya Seandainya kita hafal seluruh Kitab Suci dan ucapan-ucapan para ahli filsafat semuanya, apakah gunanya semua itu, apabila kita tidak memiliki cintakasih Allah dan rahmatNya? Kesia-sian, sungguh kesia-siaan dan segalanya adalah sia-sia belaka (Eccl.1.2.), kecuali cintakasih akan Allah dan mengabdi hanya kepadaNya. Inilah hikmat yang tertinggi: dengan menolak dunia menuju kepada kerajaan surga. Maka kesia-sianlah mencari kekayaan yang fana dan menaruh pengharapan padanya. Kesia-siaan pula mengejar kehormatan dan membanggakan diri. Kesia-siaanlah, munuruti keinginan daging dan menginginkan segala sesuatu yang akhirnya harus mengakibatkan hukuman berat bagi kita. Kesia-siaanlah mengharapkan umur panjang, tetapi hanya sedikit mengindahkan hidup baik. Kesia-siaanlah mencintai segala yang lewat dengan cepat dan tiada mengejar kebahagiaan yang kekal. Hendaklah kita senantiasa ingat akan perkataan ini: bahwa mata tiada pernah puas melihat dan bahwa telinga tiada pernah puas mendengar (Eccl.1.1.8) Maka hendaklah kita berusaha mengelakkan hati kita dari cinta akan yang kelihatan dan mengarahkannya kepada apa yang tiada Nampak. Karena barangsiapa menuruti kenikmatan nafsu rasa, akan menodai hatinya dan kehilangan rahmat Allah.

PASAL II HAL RASA RENDAH HATI 1.

Ingin akan pengetahuan adalah koderat manusia, tetapi apakah gunanya pengetahuan jika kita tidak takut kepada Allah? Seorang petani yang rendah hati dan mengabdi kepada Tuhan, sungguh lebih baik daripada seorang ahli filsafat yang congkak, yang menyelidiki ilmu perbintangan, tetapi tiada memperdulikan keadaan jiwanya. Barangsiapa mengenal diri sendiri dengan baik, akan merasa hina dan tidak merasa gembira atas pujian orang. Andaikata saya mengetahui segala-galanya, tetapi jika saya tiada memiliki cintakasih, apakah gunanya semua itu bagi saya terhadap Allah yang akan mengadili saya sesuai dengan perbuatan saya? 2. Hendaklah kita membuang segala keinginan akan pengetahuan yang melampaui batas, karena hal itu hanya menimbulkan banyak kebingunan dan kekecewaan saja. Mereka yang banyak pengetahuannya biasanya suka menjadi orang terkenal dan disebut orang pandai. Banyak pengetahuan yang hanya sedikit, bahkan sama sekali tidak bermanfaat bagi jiwa. Sungguh tidak bijaksana orang yang mengejar segala apa saja, kecuali yang berguna bagi keselamatan jiwanya. Banyak bicara tentang ilmu tidak memuaskan jiwa, tetapi hidup saleh akan menenangkan hati dan hati yang murni akan menjadikan hubungan kita dengan Allah lebih erat dan mesra. 3. Semakin luas dan dalam pengetahuan kita, semakin keras kita akan diadili, jika hidup kita tidak menjadi semakin saleh seimbang dengan pengetahuan kita itu. Oleh sebab itu janganlah kita membanggakan diri atas kecakapan ataupun pengetahuan kita, tetapi lebih baik kita takut akan tanggungjawab atas pengetahuan yang diberikan kepada kita. Bila kita menyangka, bahwa kita tahu akan banyak hal dan merasa paham tentang soal-soal itu, ingatlah bahwa masih banyak hal lain yang tidak kita ketahui. Janganlah mempunyai anggapan tinggi tentang dirimu sendiri (Rom.11.20), melainkan akuilah, bahwa sesungguhnya kurang pengetahuan kita. Mengapa kita menganggap diri kita lebih tinggi daripada orang lain, sedangkan masih banyak orang lain yang lebih pandai dalam bidang kaidah-kaidah agama daripada kita? Apabila kita ingin mengetahui dan mempelajari apa yang berguna bagi kita, sebaiknya kita suka tetap tinggal tidak terkenal dan tidak diindahkan umum. Anjuran yang baik dan paling berguna ialah: sungguh-sungguh mengenal diri sendiri dan memandang diri sendiri sebagai orang lain. Tidak menyukai diri sendiri dan senantiasa beranggapan bahwa orang lain itu baik hati dan ramah, itu merupakan sifat tabiat yang sangat bijaksana dan sempurna. Biarpun kita melihat orang lain berbuat dosa, bahakan melakukan kejahatan yang besar, janganlah sekali-kali menganggap, bahwa diri kita lebih baik daripada orang itu. Sebab kita sendiri tidak tahu berapa lama kita masih akan tetap kuat dalam keadaan yang baik. Kita semua lemah, tetapi kita tidak boleh menganggap, bahwa orang lain lebih lemah daripada kita. PASAL III HAL AJARAN KEBENARAN 1.

Berbahagialah orang yang langsung diajari oleh Kebenaran, tidak oleh gambarangambaran dan kata-kata yang fana, melainkan oleh kebenaran yang sejat.

Pikiran dan perasaan kita sering menyesatkan kita dan hanya mampu membuka selubung kebenaran sedikit saja. Apakah gunanya banyak berdebat mengenai perlbagai soal yang tersembunyi dan gelap, padahal soal tersebut nantinya dalam pengadilan tidak akan dipertanggungjawabkan kepada kita, karena kita tidak mengetahui tentang hal itu? Bodoh sekalilah kiranya apabila kita melalaikan apa yang berfaedah dan sangat penting artinya, dengan lebih mengutamakan soal yang menarik hati kita tetapi yang sungguh berbahaya. Kita mempunyai mata tetapi tidak melihat. 2. Dan mengapa kita meributkan bermacam-macam hal? Apabila Sabda yang kekal berbicara kepada kita, niscaya kita terlepas dari bermacam-macam faham. Daripada Sabda yang Esa berasal segalanya dan segalanya menjadi saksi tentang yang Esa ini; dan Sabda itulah yang pada permulaan juga berbicara kepada kita (Yoh. 8.25) Tanpa Dia tak seorangpun dapat memahami atau mempertimbangkan suatu soal dengan baik. Orang yang memahami, bahwa segala perkara itu adalah satu dan pula mengembalikan segalanya kepada satu itu dan segalanya dipandang dalam hubungannya dengan satu tadi, orang itu akan tenteram dalam hati dan dalam keadaan damai dengan Allah. Ya Allah yang bersifat Kebenaran, persatukanlah kami dengan Dikau dalam cintakasih yang kekal. Seringkali saya merasa menyesal karena saya banyak membaca dan mendengar. Pada Dikaulah terdapat segala-galanya yang saya cita-citakan dan saya inginkan. Buatlah meerka diam yang memberi hikmat manusia dan buatlah bisu semua makhluk dihadiratMu. Bersabdalah Engkau, ya Engkau sajalah kepada kami. 3. Semakin banyak orang memperhatikan kebatinannya dan semakin bersatu keadaan batinnya, semakin banyak dan semakin luhur pula perkara yang dapat difahami dengan mudah; karena dari atas ia menerima penerangan untuk memahami segalanya itu. Jiwa yang murni, bersahaja dan teguh, tidak akan terganggu oleh pekerjaannya yang banyak; karena ia melakukan segalanya untuk kemuliaan Alah dan selalu diusahakannya dalam hati utnuk membuang segala keinginan mencari kepentigan diri sendiri. Tak ada rintangan yang lebih menyulitkan dan menyusahkan jalan kita daripada cita-cita hati kita yang tidak kita kendalikan. Orang yang baik dan takwa lebih dahulu akan memikirkan apa yang diperbuatnya, sebelum dia menyingsingkan lengan bajunya. Dengan jalan ini dia tidak akan terseret oleh keinginan-keinginan yang tidak teratur, melainkan dia sendirilah yang akan mengemudikan keinginan-keinginannya selaras dengan akal sehat. Tidak ada seorangpun yang berjuang lebih hebat daripada orang yang menundukkan dirinya sendiri. Dan inilah yang harus menjadi tugas kita: menundukkan diri sendiri dan tiap hari semakin menguasai diri kita dan semakin maju dalam kebaikan. 4. Segala kesempurnaan dalam hidup ini biasanya masih mengandung hal-hal yang tidak sempurna; dan segala pandangan kita kebanyakan tentu masih berkabut. Tahu akan diri sendir dengan kerendahan hati dalah jalan lebih aman menuju Allah daripada pemeriksaan mendalam dan teliti berdasarkan ilmu pengetahuan. Sudah barang tentu kita tidak boleh mencela ilmu atau pengetahuan yang sederhana mengenai hal apapun juga yang pada hakekatnya adalah baik dan diatur oleh Tuhan, tetapi tidaklah dapat diingkari, bahwa suara hati yang baik dan hidup bertakwa adalah lebih baik daripada semuanya ini. Sebab justru oleh karena banyak orang lebih mengutamakan ilmu daripada hidup yang baik, maka seringkali mereka itu tersesat dari jalan yang benar dan pekerjaannya hanya menghasilkan buah sedikit, atau tidak berbuah sama sekali.

5.

Ah, seandainya mereka dalam membasmi kejahatannya dan menanam kebajikannya sama rajinnya seperti bila mereka mengemukakan soal-soal, alangkah kurangnya kejahatan dan batu sandungan dalam masyarakat, serta alangkah berkurangnya pula semangat lemah dalam biara-biara! Sungguh, pada hari kiamat tidak akan ditanyakan kepada kita, apakah yang telah kit abaca, melainkan apakah yang telah kita perbuat. Tidak akan ditanyakan apakah kita berbahasa yang indah, tetapi apakah kita hidup di dunia dengan baik. Coba katakanlah: di mana sekarang tuan-tuan besar dan orang-orang cerdik pandai yang semasa hidupnya kita kenal begitu baik, serta nama-nama kehormatan yang setinggi-tingginya. Orang-orang lain sudah merebut kedudukan dan menguasai kekayaan yang telah mereka tinggalkan namun saya tidak tahu apakah orang-orang lian itu masih ingat kepada tuan-tuan tadi. Selama masih hidup mereka itu seolah-olah merupakan orang istimewa, tetapi sekarang sesudah meninggal dunia tak seorangpun yang mempercakapkan mereka lagi. 6. Ah, alangkah cepatnya kemegahan dunia ini berlalu! Seandainya hidup mereka sesuai dengan pengetahuannya, niscaya mereka akan belajar dan memberikan pelajaran dengan baik. Betapa banyaknya orang yang hanya sedikit mementingkan pengabdiannya kepada Allah dan hanyut dalam dunia ini kaerna ilmunya yang sia-sia. Lagi pula karena mereka lebih suka menjadi orang yang ternama daripada orang yang rendah hati, maka mereka menjadi kegila-gilaan dalam pikirannya. Sungguh mulia orang yang memiliki cinta kasih yang besar. Sungguh mulia orang yang merasa tiada berarti dalam pandangannya sendiri dan tiada menghargai kehormatan yang setinggi-tingginya. Sungguh bijaksanalah orang yang menganggap segala barang duniawi sebagai sampah (Phil. 3.8) agar mereka dapat memperoleh Kristus. Dan sungguh mahir-cerdiklah ia, yang menjalankan kehendak Allah dan menyampingkan kehendaknya sendiri. PASAL IV HAL BIJAKSANA DALAM TINGKAH LAKU 1.

Janganlah kita percaya kepada setiap perkataan ataupun dorongan; tetapi pertimbangkanlah tiap-tiap perkara dengan tenang dan seksama apakah itu sesuai dengan kehendak Allah. Tetapi sayang, seringkali kita lebih percaya akan keburukan orang lain daripada akan kebaikannya dan lebih mudah membicarakan keburukannya daripada kebaikannya; begitu lemahlah kita. Tetapi orang yang sempurna tiada begitu lekas percaya kepada ceritera sembarang orang, karena ia mengetahui kelemahan manusia yang cenderung kepada kejahatan dan yang sangat mudah tergelincir dalam kata-katanya. 2. Sungguh sangat bijaksana, apabila kita tidak tergesa-gesa berbuat dan tidak mempertahankan pendapat sendiri dengan keras kepala. Juga bijaksana apabila kita tidak mempercayai setiap perkataan orang dan tidak segera menceriterakan kepada orang lain apa yang kita dengar atau yang kita anggap benar. Hendaklah kita minta nasihat kepada orang yang bijaksana dan yang mempunyai tanggungjawab; lebih baik kita diberi penerangan oleh orang yang lebih banyk pengalamannya daripada menurut pandangan sendiri. Hidup yang baik akan membuat manusia bijaksana di hadapan Allah dan paham dalam banyak hal.

Semakin rendah hati seseorang dalam batinnya dan semakin tunduk ia kepada Allah, maka semakin bijaksana dan semakin tenanglah ia dalam segala hal. PASAL V HAL MEMBACA KITAB SUCI 1.

Di dalam Kitab Suci kita harus mencari kebenaran dan bukanlah kata-kata yang indah. Kitab Suci seluruhnya hendaknya dibaca dalam jiwa, seperti kitab tersebut ditulis. Lebih baik di dalam Kitab Suci kita mencari apa yang berfaedah bagi kita daripada mencari keindahan bahasa. Kesukaan membaca kitab-kitab keagamaan dan bersahaja hendaknya sama dengan kesukaan kita membaca kitab-kitab yang luhur-luhur dan dalam-dalam isinya. Janganlah kita perdulikan, apakah penulisnya itu banyak ilmunya ataupun sedikit; hanya cinta kepada kebenaranlah hendaknya yang mendorong kita untuk membaca. Janganlah kita bertanya, siapa yang mengatakan, tetapi perhatikanlah apa yang dikatakan. 2. Manusia itu berlalu, tetapi Kebenaran Tuhan tetap tinggal selama-lamanya (Ps. 116,2). Dengan pelbagai cara Tuhan bersabda kepada kita tanpa memandang keadaan diri kita. Keinginan kita untuk mengetahui segala-galanya seringkali merupakan rintangan pada waktu kita membaca Kitab Suce, karena kita sengaja mau mengetahui apa yang mestinya lebih baik kita lampaui beitu saja. Apabila kita ingin mengambil faedah dari apa yang kit abaca hendaklah kita membaca dengan rendah hati, bersahaja dan setia, dan janganlah menginginkan agar mendapat nama sebagai orang berilmu. Hendaklah suka bertanya dan dengarkanlah dengan tenang kata-kata orang-orang suci. Janganlah kita tersentuh pada teladan-teladan para bapa-penulis kita; karena ada juga sebabnya mengapa perkara-perkara itu tercantum dalam Kitab Suci. PASAL VI HAL KEINGINAN HATI YANG TERATUR 1.

Berulangkali hati kita menjadi tidak tenteram apabila kita menginginkan sesuatu secara tidak teratur. Orang yang sombong dan yang kikir tidak pernah tenteram hatinya; tetapi orang yang berjiwa miskin serta rendah hati hidup dalam damai sepenuhnya. Orang yang belum dapat menyangkal dirinya sendiri dengan sungguh-sungguh, akan segera tergoda dan terkalahkan dalam hal-hal yang kecil dan tak berarti. Barangsiapa masih lemah dalam hal kerohanian dan masih agak lekat kepada kenikmatan daging serta masih cenderung kepadanya, akan sukar melepaskan diri daripada keinginan-keinginan duniawi. Oleh karena itu akibatnya ia akan merasa susah, bilamana ia harus melepaskan barang sesuatu, dan perasaannyapun akan mudah tersinggung apabila seseorang merintanginya. 2. Tetapi jika ia telah memperoleh apa yang diinginkan, maka ia akan merasa menyesal; karena ia telah menuruti hawa nafsu, yang tidak mendekatkannya kepada perdamaian hati yang dirindukan setiap orang. Maka ketenteraman hati yang sebenarnya tidaklah diperoleh dengan menuruti keinginan hawa nafsu, melainkan dengan menentang desakannya. Oleh karena itu ketenteraman hati tidaklah terdapat pada orang yang masih lekat pada kenikmatan daging, juga tidak pada mereka yang sangat mementingkan hal-hal

lahiriah, melainkan pada mereka yang rajin dan bersemangat di dalam perkara-perkara rohani. PASAL VI HAL KEINGINAN HATI YANG TERATUR 1.

Sungguh bodohlah orang yang menaruh harapannya kepada sesame manusia atau makhluk Tuhan lainnya Baiklah kita jangan merasa malu melayani orang lain demi cintaksih akan Yesus Kristus dan dipandang sebagai orang miskin di dunia ini. Janganlah kita bersandar atas diri sendiri, melainkan taruhlah harapan kita hanya kepada Allah. Apabila kita bekerja sebaik-baiknya dengan segala tenaga yang ada pada kita, niscaya Tuhan membantu kemauan kita yang baik itu. Janganlah kita terlalu percaya akan pengetahuan kita atau akan kecerdasan orang, tetapi letakkanlah kepercayaan kita kepada rahmat Allah. Allah membantu mereka yang rendah hati, tetapi merendahkan mereka yang meninggikan dirinya. 2. Hendaknya kita jangan membanggakan diri atas kekayaan jika kita memilikinya, dan janganlah merasa bangga akan sahabat-sahabat yang berkuasa, berpangkat dan sebagainya, melainkan banggalah akan Tuhan yang memberikan segala kebutuhan kita, kecuali itu bahakan masih menganugerahkan diriNya sendiri kepada kita. Janganlah kita membanggakan kekuatan atau keelokan badan kita yang karena penyakit sedikit saja mudah menjadi rusak dan jelek. Hendaknya kita juga tidak suka merasa puas atas kecakapan atau kepandaian yang ada pada kita. Kepuasan serupa itu menyebabkan kita kurang berkenan di mata Tuhan, yang memang menjadi sumber segala baik yang ada pada kita. 3. Janganlan beranggakan bahwa diri kita lebih baik daripada diri orang lain, agar supaya kita dalam pandangan Tuhan, yang mengetahui segala yang ada di dalam hati sanubari manusia, tidak lebih jelek daripada orang-orang lain. Jangalah kita menyombongkan diri atas pekerjaan kita yang baik, sebab pertimbangan Tuhan berlainan dengan pertimbangan orang. Seringkali terjadi, bahwa sesuatu yang disukai orang tiada berkenan kepada Allah. Andaikata kita memiliki suatu kebaikan, hendaklah kita pikirkan, bahwa orang lain memiliki kebaikan lebih banyak. Jadi dengan demikian kita tetap rendah hati. Tidak ada jeleknya, apabila kita menganggap diri kita lebih rendah daripada orang lain. Sebaliknya sangatlah merugikan, apabila kita menempatkan diri kita meskipun hanya di atas satu orang lain saja. Ketentraman hati selalu ada pada orang yang rendah hati. Tetapi di dalam dada seorang yang congkak seringkali membara rasa irihati, dengki dan sakit hati. PASAL VIII HAL MENGHINDARI PERGAULAN YANG TERLAMPAU RAMAH 1.

Janganlah membuka isi hatimu terhadap setiap orang (Eccl.8, 22)., melainkan rundingkanlah kesulitan hatimu dengan orang yang budiman lagi saleh. Batasilah pergaulanmu dengan orang-orang muda dan mereka yang belum kau ketahui siapakah mereka itu. Hendaknya janganlah kita merayu orang-orang kaya, dan janganlah kita suka bergaul dengan orang-orang berpangkat, atau berkedudukan tinggi. Tetapi eratkanlah hubunganmu dengan orang-orang yang tertib dan bertakwa. Bicarakanlah dengan mereka soal-soal yang bermanfaat untuk perbaikan. Janganlah terlalu akrab dengan seorang wanita satupun juga, melainkan serahkan wanita-wanita utama kepada Tuhan supaya diberkatiNya. Hanya dengan Allah dan

para MalaekatNya sajalah hendaknya kita bergaul dengan bebas dan ramah, dan baiklah kita hindari pergaulan di kalangan orang banyak. 2. Kita harus menaruh cintakasih kepada setiap orang, tetapi terlalu akrab dengan mereka tidaklah berguna. Kadang-kadang terjadi, bahwa seorang yang tidak kita kenal, telah mempunyai nama baik yang gilang-gemilang, tetapi segera kita berhadapan dengan orang tersebut dan berkenalan dengan dia, maka lenyaplah kegemilangan namanya itu. Kadang-kadang kita menyangka, bahwa pergaulan kita sangat menyenangkan orangorang lain. Padahal sesungguhnya kita sangat membosankan mereka, disebabkan oleh tingkah laku kita yang mereka anggap salah dan tidak sesuai dengan kehendak mereka. PASAL IX HAL TAAT DAN PATUH 1.

Sungguh sangat luhur, bila kita mau menurut hidup di bawah perintah dan tidak hidup bebas tanpa diperintah. Sungguh lebih aman menjadi orang bawahan, daripada menjadi orang atasan yang harus memberi perintah. Kebanyakan orang mau menjadi orang bawahan, bukan karena rasa cinta, melainkan karena terpaksa. Oleh karena itu mereka merasa berat dan mudah bersungut-sungut. Dengan jalan itu mereka tidak memperoleh kemerdekaan rohani, kecuali apabila mereka dengan segenap hati tunduk kepada atasan karena cintanya akan Allah. Kemampuan kita pergi, tiadalah kita akan memperoleh ketenteraman hati sebelum kita tunduk kepada kekuasaan yang lebih tinggi. Senantiasa ikhtiar untuk pindah tempat dan kedudukan telah mengecewakan banyak orang. 2. Sudah tentu tiap orang suka melakukan kehendaknya sendiri dan paling tertarik kepada mereka yang sepaham dengan dia sendiri. Tetapi bila Allah berada di tengahtengah kita, kadang-kadang perlu kita mengesampingkan pendapat kita sendiri untuk mendapat perdamaian. Siapakah yang begitu berhikmat, sehingga ia dapat mengetahui segala-galanya? Oleh karena itu baiklah kita jangan terlalu mempertahankan pendapat kita sendir, melainkan kita pertimbangkanlah sedalamdalamnya pendapat-pendapat orang lain. Meskipun kita merasa bahwa pendapat kita itu benar, namun bila kita bersedia mengikuti pendapat orang lain demi cinta kita kepada Tuhan, maka kelak akibatnya hal ini akan lebih berfaedah bagi kita. 3. Sebab barangkali telah kita dengar, bahwa lebih aman mendengarkan dan menerima nasihat daripada memberikannya. Mungkin juga, bahwa pendapat yang satu, maupun yang lain, kedua-duanya adalah benar. Tetapi apabila kita tidak bersedia menyetujui pendapat orang lain tadi, meskipun pikiran sehat atau alasan cukup menghendaki, supaya kita menyetujuinya, maka hal itu adalah suatu tanda, bahwa kita sombong dan keras kepala. PASAL X HAL MENGHINDARI PERCAKAPAN YANG TIDAK PERLU 1.

Hendaklah kita sedapat mungkin mengundurkan diri dari keributan suasana di sekitar kita. Sebab banyak mempercakapkan kejadian-kejadian dunia itu pengaruhnya sangat merugikan, sekalipun maksud kita itu baik. Dalam sekejap mata saja hati kita akan terpengaruh dan terjerat dalam hal-hal tak berguna.

Bukankah kita seringkali telah merasa menyesal atas pembicaraan kita yang berlebih-lebihan, dan menyesal juga, bahwa kita terlampau banyak berkumpul dengan orang banyak? Tetapi mengapa kita suka sekali berbicara yang satu dengan yang lain, meskipun sesudah berbicara-bicara itu kita jarang sekali kembali dengan hati tentram? Adapun sebabnya ialah karena dengan percakapan itu kita mencari hiburan dan ingin membuka hati kita yang tertekan oleh bermacam-macam pikiran. Dan terutama kita gemar membicarakan dan memikirkan hal-hal yang kita sukai, atau yang kita ingini, ataupun yang berlawanan dengan keinginan kita. 2. Tetapi sayang! Semuanya itu seringkali tak berfaedah dan tak berguna. Sebab hiburan lahir semacam itu tidak sedikit mengurangi hiburan batin dari Tuhan. Karenanya baiklah kita berjada dan berdoa, agar waktu kita tidak liwat tanpa hasil apa-apa. Jika kita boleh berbicara dan ada gunanya untuk berbicara, baiklah kita pergunakan pembicaraan itu untuk membangun. Kebiasaan kita yang salah dan kelalaian kita atas kemajuan dalam kehidupan rohani itulah yang banyak menyebabkan kita tak menjaga mulut kita lagi. Untuk pertumbuhan yang sehat bagi kehidupan rohani, adalah baik bila kadangkadang kita mengadakan pembicaraan tentang soal-soal kerohanian; lebih-lebih bila orang-orang yang mengambil bagian pada pembicaraan itu sehati dan sejiwa, serta merasa bersatu di dalam Allah. PASAL XI HAL MEMPEROLEH KETENTRAMAN HATI SERTA PERKEMBANGAN ROHANI 1.

Sesungguhnya kita dapat merasa lebih tenteram, asal kita tidak mau memperdulikan perkataan dan perbuatan orang lain, yang tiada berurusan dengan kita. Bagaimana orang dapat tenteram hatinya, bila dia mencampuri urusan orang lain? Bila dia mencari kesenangan di luar dan jarang atau tidak pernah merenung di dalam hati? Bahagialah sekalian orang yang bersahaja, karena mereka akan merasakan ketenteraman yang besar. 2. Mengapa beberapa orang suci dapat mencapai kesempurnaan yang begitu tinggi dan mencapai sinar terang di dalam pikirannya? Karena mereka telah berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan segala keinginan duniawi di dalam dirinya; dan oleh karena itu dapatlah mereka dengan segenap hati mencapai hubungan yang sangat erat dengan Tuhan dan dengan tanpa gangguan dapatlah mereka memurnikan hatinya. Sebaliknya kita terlalu banyak dipegaruhi oleh hawa nafsu kita sendir dan sangat mudah terpengaruh pula oleh perkara-perkara yang lalu melintas. Juga jarang kita dapat sama sekali mengalahkan satu kejahatan saja yang ada pada kita dan kita tiada berusaha sungguh-sungguh untuk maju setiap hari. Itulah sebabnya maka kita tetap dingin dan acuh tak acuh. 3. Jika kita telah benar-benar mematikan “diri” kita, dan bila hati kita tidak terlibat di dalam perkara-perkara duniawi, niscaya kita sudah dapat mengenyam kenikmatan Ilahi dan telah dapat sedikit mengetahui sinar cahaya kebahagiaan. Satu-satunya rintangan serta halangan yang terbesar ialah, karena kita tidak terlepas dari hawa nafsu serta keinginan-keinginan kita dan tidak mencoba melalui jalan yang sempurna seperti orang-orang suci. Lagi pula jika kita sedikit saja mengalami kegagalan atau merasa kecewa, kita lekas putus asa dan pergi mencari hiburan pada sesama manusia. 4. Jikalau kita berusaha seperti perwira yang kuat, untuk tetap berdiri dalam perjuangan, niscaya kita akan melihat pertolongan Tuhan dari surga.

Karena Allah selalu bersedia membantu orang-orang yang sedang berjuang dan yang mengharapkan rahmatNya. Memang Tuhan sendirilah yang memberi kesempatan keapda kita untuk berjuan agar kita dapat mencapai kemenangan. Jikalau memenuhi kejawiban-kewajiban lahir saja sudah kita anggap sebagai kemajuan rohani, maka akan lekas padamlah semangat kita. Karenanya hendaklah kita menaruh kampak pada akarnya, supaya kita sesudah dibersihkan dari hawa nafsu, dapat memperoleh ketentraman hati. 5. Jika tiap tahun kita berhasil memberantas satu kejahatan saja di dalam diri kita, maka dalam waktu singkat kita akan menjadi orang-orang yang sempurna. Tetapi sekarang dengan menyesal kita seringkali mengalami, bahwa kita pada waktu baru bertobat, lebih baik dan lebih murni keadaan jiwa kita daripada sesudah hidup membiara bertahun-tahun lamanya. Mestinya kerajinan serta kemajuan kita tiap hari harus makin bertambah, tetapi sekarang sudah dipandang sebagai suatu keistimewaan, bila orang masih mempunyai sebagian saja dari kegiatannya semula. Bilamana pada permulaan kita mau bertindak sedikit keras terhadap diri kita sendiri, niscaya di kemudian hari kita dapat menjalankan kesemuanya dengan mudah dan gembira. 6. Meninggalkan kebiasaan yang lama memang berat; tetapi yang lebih berat lagi ialah: menentang kehendak diri sendir. Padahal jika kita tidak mampu mengalahkan diri kita sendiri dalam hal yang kecilkecil, bagaimana kita dapat menundukkan diri kita dalam kesukaran-kesukaran yang sungguh-sungguh besar? Ah, alangkah baiknya kalau kita insyaf, bahwa kita dapat memberi damai kepada diri kita sendir dan menyediakan suka cita kepada orang lain, apabila kita mau mengendalikan diri kita sendir. Maka saya percaya, bahwa kita akan lebih memperhatikan kemajuan kita di bidang kerohanian. PASAL XII HAL FAEDAH KESUSAHAN 1.

Sungguh berguna apabila kita pada suatu ketika mengalami kesulitan, kegagalan, ataupun penderitaan karena hal itu sering membuat hati manusia menjadi sadar, bahwa ia masih hidup di dalam pembuangan dan agar supaya ia tidak menaruh harapannya di atas salah satu barang duniawi. Ada baiknya, kalau perkataan kita sekali-sekali dibantah orang dan bilaman orangorang menyangka yang jahat serta salah tentang kita, walaupun sebenarnya kita berbuat baik dan dengan tujuan baik pula. Semua itu sering berguna untuk membuat kita rendah hati dan menjaga kita terhadap sikap sombong yang hampa. Dengan demikian kita akan lebih banyak mencari Allah, yang menjadi saksi atas keadaan jiwa kita, bila orang-orang menghina kita dan sedikitpun tidak mempunyai anggapan baik terhadap diri kita. 2. Oleh sebab itu hendaknya orang teguh berakar dalam Tuhan agar ia tidak perlu mencari hiburan pada orang lain. Apabila orang yang berkendak baik tersiksa atau tergoda, ataupun terganggu oleh pikiran-pikiran yang jahat, maka ia akan merasa, betapa ia membutuhkan Allah dan insyaflah ia bahwa ia tidak dapat berbuat baik sedikitpun juga, bila Tuhan tidak menyertainya. Maka ia akan merasa sedih, mengeluh dan berdoa, disebabkan karena keadaannya yang menderita. Maka ia merasa jemu hidup lebih lama lagi dan ingin mati, supaya dapat bebas dan bersatu dengan Kristus (Phil. 1.22).

Demikianlah ia akan mengerti dengan jelas, bahwa ketenangan hati yang sempurna dan ketentraman yang tak dapat di goncongkan tidak mungkin diketemukan di dunia ini. PASAL XIII HAL MONOLAK GODAAN 1.

2.

3.

4.

5.

Selama kita hidup di dunia ini, tak mungkin kita luput atau bebas dari penderitaan dan godaan. Oleh sebab itu tertulislah dalam kitab Ajub: Percobaan adalah hidup manusia di atas dunia (Ajub 7.1). Oleh karena itu setiap orang wajib waspada terhadap godaan-godaan dan berjagajaga serta berdoa, agar supaya setan yang tidak pernah tidur melainkan berkeliling serta mencari siapa yang dapat ditelannya (I Petr. 5,8) tidak mendapat kesempatan untuk memperdayakannya. Tak ada seorangpun yang sempurna dan suci, sehingga dia tidak pernah digoda. Tak mungkin kita terlepas sama sekali daripada godaan. Tetapi godaan-godaan itu biarpun sukar dan berat, seringkali sangatlah berguna bagi manusia sebab karena semua itu manusia menjadi rendah hati, bersih, lagi pula menerima pelajaran. Semua orang kudus telah mengalami banyak percobaan serta godaan dan oleh karena itu mereka memperoleh perkembangan rohani. Mereka yang tidak kuat mengadakan perlawanan terhadap godaan telah terbuang dan hanyut. Tak ada satupun ordo (konggregasi) yang begitu suci, atau tempat yang begitu terpencil dan sunyi, sehingga di situ orang bebas dari godaan dan kesushan hidup. Selama manusia hidup di dunia ini, selama itu tiada pernah dia bebas dari godaan. Sebab godaan itu bersumber di dalam diri kita sendir: karena manusia dilahirkan di dalam keinginan daging. Baru saja godaan yang satu berlalu, maka sudah muncullah percobaan yang lain, dan begitu terus-menerus ada-ada saja yang kita alami, karena hak menikmati keadaan bahagia yang mula kita miliki sudah lenyap. Banyak orang yang berusaha menghindari percobaan-percobaan itu, tetapi akibatnya dia justru malah jatuh lebih dalam tertimpa godaan-godaan tersebut. Dengan jalan menghindar saja, kita tak akan menang. Tetapi dengan sabar dan rendah hati yang sesungguhnya kita akan menguasai semua musuh kita. Barangsiapa hanya lahirnya saja menyingkirkan kejahatan, tetapi tidak memberantasnya sampai ke akar-akarnya, maka dia hanya sedikit mencapai kemajuan, malahan godaan akan lebih cepat menyerangnya kembali dan dia akan merasa lebih menderita. Dengan perlahan-lahan, dengan penuh kesabaran dan ketenangan hati, serta dengan pertolongan Allah, kita akan lebih mudah dapat mengalahkan musuh-musuh kita, daripada dengan kekerasan dan kebengisan terhadap diri kita sendiri. Hendaklah kita seringkali minta nasihat, bila kita sedang di serang godaan-godaan dan janganlah kita bertindak keras terhadap mereka yang sedang mengalami percobaan, tetapi hiburlah mereka itu seperti kita sendir ingin diperlakukan oleh orang lain. Pangkal segala kejahatan pada godaan itu terletak pada ketidak tentraman batin kita dan pada kurang kepercayaan kita akan Tuhan. Sebab ibarat sebuah kapal yang tak berkemudi terombang-ambing oleh gelombang kesana-kemari, demikian pulalah orang yang lemah dan kurang tenang, serta tidak sanggup meneruskan maksudnya, terjerat dalam pelbagai godaan. Api menguji besi dan godaan menguji orang yang saleh.

Kita tidak mengetahui kekuatan kita, tetapi percobaan menunjukkan sampai dimanakah kesanggupan kita. Oleh karena itu kita harus waspada, lebih-lebih pada permulaan godaan. Sebab demikian musuh akan lebih mudah dikalahkan, bila ia sama sekali tidak kita perbolehkan memasuki pintu gerbang jiwa kita, tetapi segera kita usir ketika dia mengetuk pintu. Seorang pujangga pernah menulis sebagai berikut: “Dari awal adakanlah perlawanan yang pesat, sebab datangnya obat akan terlambat bila karena terlalu lengah penyakit telah menjadi payah” (Ovid. De Remed. II, 91). Mula-mula di dalam hati kita memang hanya timbul sebuah pikiran biasa saja, kemudian dengan giat muncullah angan-angan kita, selanjutnya rasa lezat, lalu keinginan jahat, dan pada akhirnya persetujuan kita. Demikianlah lambat-laun musuh yang jahat itu akan menguasai jiwa kita seluruhnya, jika pada permulaan dia tidak segera kita lawan. Dan makin lama orang melalaikan perlawanan, semakin lemahlah keadaan batinnya, sebaliknya semakin kuatlah kedudukan si musuh. 6. Sementara orang menderita godaan paling hebat pada waktu permulaan bertobatnya kepada Tuhan, sedangkan orang lain pada akhir hidupnya. Orang lain lagi selama hidupnya seakan-akan selalu mengalami penderitaan digoda dan dicoba. Tetapi ada juga orang yang hanya mengalami percobaan yang ringan. Itu semua sesuai dengan kebijaksanaan dan keadilan Tuhan. Sebab Tuhanlah yang menimbangnimbang kekuatan dan jasa masing-masing orang dan mengatur semuanya, untuk kebahagiaan orang-orang yang dipilihNya. 7. Karena itu tak usalah kita putus asa, bila kita mendapat percobaan; tetapi hendaklah kita lebih giat berdoa kehadirat Tuhan, agar Tuhan sudi membantu kita dalam sebala cobaan. Sebab menurut kata-kata St. Paulus: “Dengan adanya godaan Ia juga akan memberi jalan untuk keluar (1 Kor. 10.13), hingga kita tetap dapat berdiri. Hendaklah kita merendahkan diri kita di bawah pimpinan Tuhan, bila kita menderita godaan dan percobaan: sebab Tuhan akan menolong mereka yang rendah hati dan memuliakanNya. 8. Dalam godaan dan cobaan orang diuji sampai di mana ia telah mencapai kemajuan, karena itu ia mendapat lebih banyak anugerah dan tampak lebih terang kebajikannya. Bukanlah hal yang luar biasa, bila seorang tinggal saleh dan bernyala-nyala kerajinannya selama ia tidak mengalami kesukaran-kesukaran, tetapi apabila di dalam waktu percobaan ia tetap tinggal sabar, maka sungguh ada harapan baginya, bahwa ia akan mengalami pertumbuhan rohani yang subur. Sementara orang terhindar dari godaan-godaan yang besar, tetapi seringkali mereka itu mengalami kekalahan dalam perkara yang kecil-kecil dalam hidupnya sehari-hari. Hal ini maksudnya agar dalam menghadapi hal-hal yang kecil itu mereka tetap rendah hati dan dalam mengalami soal yang besar-besar mereka sekali-sekali tidak akan percaya kepada kekuatan diri sendir, sebab dalam yang yang kecil-kecil saja telah terbukti, bahwa mereka mengalami kekalahan. PASAL XIV HAL MENGHINDARI PENILAIAN YANG KURANG BIJAKSANA 1.

Arahkan pandanganmu kepada dirimu sendiri dan janganlah menjatuhkan penilaian atas perbuatan-perbuatan orang lain. Menilai perbuatan orang lain adalah pekerjaan yang tak berguna, sebab seringkali kita telah salah kira dan mudah berdosa. Sebaliknya menilai dan mawas diri sendiri itulah perbuatan yang sangat lebih berfaedah.

Seringkali kita menilai suatu perkara sesuai dengan kepentingan diri kita sendiri, sebab ukuran-ukuran yang adil sering kita lalaikan karena kesayangan akan diri kita sendiri. Seandainya Tuhan yang selalu menjadi satu-satunya tujuan dan keinginan kita, niscaya tidak mudah kita akan merasa tersinggung oleh perlawanan batin kita. 2. Tetapi seringkali di dalam hati kita tersembunyi, atau dari luar masuk barang suatu yang juga menarik keinginan kita. Sebab seringkali banyak orang yang mencari dirinya sendiri dalam pekerjaannya, meskipun tanpa diketahuinya. Juga nampak pula, bahwa mereka itu berada dalam keadaan tenteram dan aman, selama segala sesuatu berjalan menurut kehendak dan keinginan mereka. Tetapi begitu sesuatu berlangsung tidak sesuai dengan kehendak mereka, maka pikirannya lalu menjadi kacau dan hatinya sedih. Perselisihan pendapat dan perbedaan paham sudah sering merenggangkan hubungan antara sahabat dan tetangga, antara para saudara, orang-orang saleh dan para biarawan. 3. Menanggalkan kebiasaan lama itu memang sulit; dan tak seorangpun dengan suka hati meninggalkan pendapatnya sendiri. Apabila kita suka bersandar atas pikiran dan perhitungan kita sendiri daripada tunduk kepada kekuasaan Yesus Kristus, maka kemajuan kita di bidang kebijaksanaan rohani akan hanya berjalan lamban, mungkin malah tidak aka nada kemajuan sama sekali. Sebab Tuhan menghendaki supaya kita tanpa syarat menyerahkan diri kepadaNya, dan agar kita karena cinta kasih yang menyala-nyala dapat mengatasi pertimbangan akal budi. PASAL XV HAL PERBUATAN-PERBUATAN CINTAKASIH 1.

Kita tidak boleh menjalankan suatu hal yang jahat, meskipun untuk memperoleh barang sesuatu, atau demi cintakasih akan seseorang. Tetapi untuk menolong orang yang membutuhkan, kadang-kadang boleh kita tunda perbuatan yang baik, atau kita ganti dengan yang lebih baik. Sebab dengan demikian pekerjaan yang baik tadi tidak ditiadakan, tetapi dirubah menjadi lebih baik. Tanpa cintakasih suatu pekerjaan lahir tidak ada gunanya. Sebaliknya sesuatu yang dilakukan berdasarkan cintakasih, bagaimanapun kecil dan kurang berartinya usaha tersebut, akan ternyata besar faedahnya, sebab Tuhan lebih menilai keadaan batin orang yang melakukan suatu pekerjaan, daripada besarnya pekerjaan yang dilakukan. 2. Orang yang besar cintakasihnya, itulah yang berbuat banyak. Orang yang berbuat banyak, ialah orang yang berbuat baik. Sedang orang yang berbuat baik itu, ialah orang yang lebih mengabdi kepada kepentingan masyarakat daripada kepada kemauan sendiri. Suatu perbuatan nampaknya sering seperti penuh cintakasih, padahal sebenarnya semata-mata bersifat kenikmatan daging saja. Sebab memang jarang ada orang yang bebas daripada kecenderungan kodrati, kemauan sendiri, dari harapan atas balas jasa atau ganjaran dan dari nafsu memperoleh keuntungan. 3. Barangsiapa mempunyai cintakasih yang sebenarnya dan sempurna, maka dalam segala hal ia tidak akan mencari dirinya sendiri. Harapannya tidak lain, kecuali agar Tuhan di mana-mana dan dalam segala hal dimuliakan. Ia tidak iri hati terhadap siapapun juga, karena ia tidak mencari kepuasan dirinya sendiri. Pun tidak dicarinya kesenangan pada diri sendiri, tetapi yang diinginkannya ialah kebahagian di dalam Tuhan di atas segala benda yang fana ini.

Oh, seandainya orang memiliki sepercik cinta sejati saja, tentu akan insyaflah ia, bahwa segala duniawi ini hampa dan sia-sia belaka. PASAL XVI SABAR TERHADAP KEKURANGAN ORANG LAIN 1.

Bila kita tidak dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada kita sendiri atau pada orang lain, kita wajib bersabar, sampai Tuhan memutuskan lain. Hendaklah kita ingat, bahwa barangkali lebih baik demikian, untuk mencoba dan melatih kesabaran kita. Sebab tanpa percobaan-percobaan serupa itu, maka jasa-jasa kita tidak seberapa artinya. Tetapi dalam kesukaran semacam itu, hendaklah kita dengan semangat berdoa kepada Allah, supaya Tuhan berkenan memberi bantuan kepada kita untuk menerima kesukaran itu dengan hati rela. 2. Bila telah satu atau dua kali kita memperingatkan orang dan ternyata bahwa ia tidak mengacuhkannya, baiklah kita jangan bertengkar dengan orang itu. Kita serahkan saja hal itu kepada Allah, mudah-mudahan terjadilah kehendakNya dan diluhurkanlah namaNya oleh hamba-hambaNya. Marilah kita berusaha supaya kita tetap sabar dalam menghadapi kekurangan dan kelemahan orang lain; sebab orang-orang lain harus pula menderita karena kekurangan-kekurangan kita yang banyak jumlahnya. Apabila kita tidak mampu merubah diri kita sesuai dengan kehendak kita sendiri, bagaimana kita akan dapat menginginkan supaya orang lain merubah sipatnya seperti yang kita kehendaki? Kita menginginkan supaya orang-orang lain sempurna, tetapi kita sendir tidak bersedia membuang kekurangan-kekurangan kita. 3. Kita mengharapkan supaya orang lain ditegur dengan keras, tetapi kita sendiri tidak mau menerima peringatan. Kita berkeberatan bila orang lain diberi keleluasaan, tetapi kita sendiri ingin agar apa saja yang kita kehendaki diluluskan. Kita menghendaki supaya orang lain dikendalikan dengan pelbagai peraturan, tetapi kita sendiri tidak mau dibatas-batasi dengan peraturan-peraturan. Demikian teranglah, betapa jarangnya kita menggunakan ukuran yang sama terhadap diri kita sendiri dan terhadap diri orang lain. Seandainya semua orang itu sempurna hidupnya, penderitaan apakah kiranya yang harus kita alami dari orang lain untuk Tuhan? Tetapi memang sudah menjadi kodrat Illahi, bahwa kita harus belajar yang satu memikul bebas yang lain (Gal. 6.2). Sebab tak seorangpun tanpa kekurangan, tak seorangpun tanpa beban, tak seorangpun mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dan tak seorangpun mampu menyelesaikan kesulitan-kesulitannya sendiri. Oleh sebab itu kita wajib bantu-membantu, saling menghibur dan tolong menolong, saling memberi nasehat dan saling memberi penerangan. Justru dalam menghadapi keadaan untung malang, maka tampaklah betapa besar kekuatan orang. Sebab keadaan itu tidak membuat orang menjadi lemah, tetapi akan menunjukkan kekuatan orang yang sebenarnya. PASAL XVII HAL HIDUP MEMBIARA 1.

Sungguh sangat penting, bahwa dalam banyak hal kita harus belajar mengalah, apabila kita ingin hidup rukun dan damai dengan orang lain.

Sungguh tidak kecil artinya hidup di dalam biara atau di dalam persekutuan bersama orang lain, tanpa keluh kesah, rukun dan damai serta setia sampai mati. Sungguh bahagialah orang yang telah hidup di kalangan itu dengan baik dan tetap bahagia sampai saat terakhir, Apabila kita ingin tetap berdiri dan maju, sebaiknya kita selalu ingat, bahwa di dunia ini kita adalah sebagai orang buangan dan perantau. Kita harus menjadi orang bodoh sebab Kristus (1 Kor. 4.10) bila kita ingin hidup membiara. 2. Pakaian biara dan pangkas rambut tonsure hanya sedikit gunanya. Tetapi memperbaiki kelakuan dan mengendalikan hawa nafsu dengan sempurna itulah membuat kita menjadi orang pertapa yang sesungguhnya. Barangsiapa ingin mencari sesuatu di luar Tuhan atau mencari lain daripada kebahagian jiwanya sendiri, niscaya ia akan hanya menemukan kesukaran dan kesusahan belaka. Juga tak akan lama ia merasakan hidup puas, jika ia tidak berusaha menjadi yang paling hina dan paling rendah di antara semua orang. 3. Kita hidup dengan tugas untuk mengabdi, bukan untuk memerintah. Baiklah kita ketahui, bahwa kita dipanggil untuk bekerja dan menderita sengsara, bukan untuk menganggur dan ngobrol-ngobrol. Di sinilah orang diuji laksana emas di dalam perapian (Keb. 3.6). Di sini orang tak akan dapat bertahan, kecuali dia dengan segenap hatinya mau merendahkan diri karena Tuhan. PASAL XVII HAL TELADAN PARA BAPA KUDUS 1.

Baiklah kita memandang teladan para bapa kudus yang menyinarkan kesempurnaan dan semangat berjuang yang sebenarnya. Demikianlah kita akan melihat betapa kecil, bahkan hamper tak ada artinya sama sekali semua yang kita kerjakan. Ah, apakah arti hidup kita ini bila dibandingkan dengan hidup mereka? Orang-orang suci dan sahabat-sahabat Kristus itu telah mengabdi Tuhan dalam kelaparan dan dahaga, dalam kedinginan dan kekurangan pakaian, dalam bekerja keras dan kelelahan, dalam puasa dan kurang tidur, dalam doa dan renungan, dalam pengejaran dan berbagai hinaan. 2. Ah, betapa berat dan banyak percobaan yang telah diderita oleh para Rasul, para martir, para saksi iman, para perawan dan lain orang yang ingin mengikuti jejak Kristus. Mereka telah membenci hidup mereka di dunia sini untuk mendapatkan hidup yang kekal (Yoh. 12.25). Ah, betapa kerasnya para bapa kudus telah hidup di padang belantara! Betapa lamanya dan beratnya godaan-godaan yang telah mereka derita. Seringkali mereka diganggu musuh-musuh mereka. Betapa banyak dan tekunnya mereka memanjatkan doa ke hadapan hadirat Tuhan. Mereka menjalankan puasa sangat keras dan sangat rajin berusaha menyempurnakan hidup rohani mereka. Mereka tidak lupa dengan sekuat tenaga berusaha menundukkan hawa nafsu mereka. Dengan tulus ikhlas segala-galanya mereka tujukan kepada Tuhan. Pada siang hari mereka bekerja keras dan pada waktu malam mereka berdoa sampai lama, meskipun pada siang hari selama bekerja mereka tidak lapa berdoa dalam hati. 3. Segenap waktu mereka pergunakan sebaik-baiknya. Waktu-waktu yang mereka sediakan untuk bergaul dengan Tuhan mereka rasakan terlalu pendek. Pergaulan dengan Tuhan sangat menarik bagi mereka dan sangat mereka pentingkan, sehingga mereka sering lupa akan makan dan minum.

Mereka telah meninggalkan kekayaan, pangkat, kehormatan, para sahabat dan handai taulan. Mereka sedikitpun tak ingin akan barang duniawi. Hal-hal yang diperlukan badan untuk hidup, hampir-hampir tidak mereka perdulikan. Memenuhi kebutuhan badan, meskipun hal itu mutlak perlu, mereka pandang sebagai rintangan. Mereka memang miskin akan harta benda dunia, namun mereka kaya sekali akan rahmat Tuhan dan keutamaan. Dilihat dari luar mekeka nampaknya menderita kekurangan, tetapi dari dalam para bapa itu merasa segar terhibur karena rahmat dan bantuan Tuhan. 4. Mereka memang terasing di dunia ini, tetapi sungguh erat hubungan mereka dengan Allah dan sahabat-sahabat yang baik dan setia. Mereka memandang diri mereka sendiri hina, dan dalam pandangan dunia mereka itu rendah, tetapi di mata Tuhan mereka itu tinggi derajatnya dan terkasih. Dengan rendah hati yang sungguh-sungguh mereka tetap berdiri dengan ketaatan yang sederhana, lagi pula dengan cinta kasih dan kesabaran mereka hidup sehari-hari. Itulah yang menyebabkan mereka memperoleh kemajuan rohani setiap hari dan banyak rahmat dari Tuhan. Mereka merupakan teladan bagi semua orang dan hendaknya kita terdorong lebih kuat oleh teladan itu, untuk maju dalam hidup kerohanian, daripada menyontoh teladan orang yang lemah. 5. Ah, betapa rajinnya para biarawan pada waktu permulaan biara mereka dibangun. Betapa tekun doa-doa mereka! Mereka berlomba-lomba dalam olah keutamaan. Mereka sangat taat dan mengindahkan peraturan-peraturan yang sangat keras. Dengan hormat, rendah hati dan taat mereka semua tunduk terhadap pimpinan atasan mereka. Sampai sekarang masih terbukti, bahwa hidup mereka itu benar-benar suci dan sempurna, yang dengan berjuang penuh keberanian telah menginjak-injak dunia. Tetapi jaman sekarang orang sudah dipandang besar, jika dia tidak melanggar peraturan dan apabila dia sudah berusaha menjalankan tugas yang diterimanya dengan sabar. 6. Ah, betapa kita sudah menjadi lemah dan lalai dalam jabatan kita, sehingga kita cepat menyimpang dari semangat jiwa kita semula. Lagi pula kita telah menyusahkan hidup kita sendiri, karena kelemahan dan kemalasan kita. Semoga kita selalu tetap rajin mengejar olah keutamaan, setelah kita melihat demikian banyak teladan para suci dan orang saleh. PASAL XIX HAL LATIHAN-LATIHAN BIARAWAN YANG BAIK 1.

Kehidupan seorang biarawan yang baik harus dihiasi dengan segala macam keutamaan, agar keadaan batin mereka sesuai dengan apa yang kelihatan dari luar. Malah sewajarnyalah, bahwa keadaan batin kita harus lebih baik daripada yang kelihatan di luar. Sebab yang melihat kita sampai ke dalam adalah Tuhan sendiri, yang harus kita hormati lebih daripada segala-galanya. Dalam pandangan Tuhan hendaknya kita murni bagaikan malaikat. Hendaklah setiap hari kita membaharui niat kita yang baik dan tak henti-hentinya mendorong diri kita, untuk menempa semangat kita, seolah-olah kita baru saja memasuki hidup yang kita pilih sekarang ini, sambil memanjatkan doa: “Tuhan Allahku, tolonglah aku, agar aku senantiasa mempunyai niat yang baik dan dapat mengabdi Dikau dengan sebaik-baiknya. Bantulah aku agar hari ini juga aku dapat mulai dengan baik, sebab apa yang sampai sekarang telah kukerjakan itu sebenarnya belum seberapa artinya”. 2. Kemajuan kita tergantung pada niat kita. Dan siapa ingin maju dengan baik, memerlukan kerajinan yang tidak sedikit pula.

Sedang orang yang mempunyai niat yang kuat masih juga seringkali menjalankan kesalahan-kesalahan, apalagi orang yang kurang teguh niatnya yang kurang kuat kemauannya. Sebab seringkali niat kita kita batalkan, dan suatu kelalaian dalam latihan-latihan, bagaimanapun kecilnya, jarang tidak menimbulkan kerugian. Orang yang takwa lebih menyandarkan niatnya atas rahmat Tuhan daripada atas kebijaksanaan sendiri. Dalam segala perbuatannya orang tadi menaruh kepercayaan dan harapan kepada Tuhan. Sebab manusia itu merancang, tetapi Tuhanlah yang menentukan jalannya sendiri (Yer. 10.23) 3. Bilamana kita kadang-kadang meninggalkan latihan demi Tuhan atau untuk membantu sesame manusia, maka nantinya hal ini masih mudah dikejar kembali. Tetapi jika mengabaikan sesuatu karena rasa segan atau karena tak perduli, maka besarlah kesalahan kita dan kita akan menderita kerugian. Maka hendaklah kita senantiasa mengerahkan segenap tenaga kita; tetapi sekalipun demikian, kita akan masih juga melakukan banyak kesalahan. Hendaknya kita senantiasa berniat untuk berbuat sesuatu yang tertentu, lebih-lebih memperhatikan hal-hal yang merupakan rintangan bagi kita. Hendaklah kita menyelidiki dan mengatur perbuatan kita baik yang lahir maupun yang batin, karena kedua-duanya berguna bagi kemajuan kita. 4. Bila kita tidak mungkin dapat berdoa terus menerus sepanjang hari, hendaklah setidak-tidaknya kadang-kadang kita melakukannya. Dan sekurang-kurangnya sekali sehari, yaitu pada waktu pagi ataupun pada malam hari. Pada pagi hari hendaknya kita membangun niat dan pada malam hari kita selidiki bagaimana kelakuan kita pada hari yang telah lampau, baik dalam kata-kata, dalam pikiran, maupun dalam pekerjaan. Sebab dalam hal-hal itulah mungkin sekali kita sudah berbuat kesalahan-kesalahan, baik terhadap Tuhan, maupun terhadap sesame kita. Baiklah kita persenjatai diri kita bagaikan seorang satria terhadap tipu muslihat iblis yang jahat. Kita kendalikanlah keserakahan kita, agar kita lebih mudah dapat menundukkan hawa nafsu kita yang cenderung pada kenikmatan daging. Janganlah kita suka nganggur, tanpa kerja sama sekali. Tetapi baiklah kita usahakan, agar kita mengerjakan sesuatu, misalnya membaca, menulis, berdoa atau merenung, ataupun berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain. Latihan-latihan yang ada sangkut pautnya dengan gerakan badan, hendaknya dilakukan secara sederhana dan dalam hal itu janganlah setiap orang dipandang sama kekuatannya. 5. Segala sesuatu yang tidak bersifat umum hendaknya jangan dilakukan di muka umum, karena latihan yang sifatnya istimewa lebih baik dilakukan sendirian, secara perseorangan. Sungguh tidak baiklah kiranya jika kita segan dan malas menjalankan latihanlatihan umum bersama, tetapi lebih senang melakukan latihan-latihan sendirian. Kita selesaikan lebih dahulu tugas kewajiban yang diletakkan di atas pundak kita dengan teliti dan sempurna, sesudah itu, jika masih ada waktu terluang barulah kita boleh mengundurkan diri dalam kesunyian dan melakukan sesuatu, yang sesuai dengan cinta-bakti kita. Tidak semua macam latihan cocok buat setiap orang. Masing-masing orang mempunyai kecocokan latihan sendiri-sendiri. Demikian pula halnya tidak semua latihan cocok untuk dilakukan setiap hari. Ada latihan yang sebaiknya dijalankan pada hari-hari besar, dan ada latihan yang cocok untuk diselenggarakan pada hari-hari biasa. Maka baiklah latihan-latihan itu disesuaikan dengan pergantian waktu dan keadaan. Pada waktu mengalami godaan orang membutuhkan latihan lain daripada waktu tenang dan tenteram. Dalam waktu menderita kesusahan dan keresahan hati kita sebaiknya menjalankan renungan-renungan. Sedang pada waktu berada dalam keadaan riang gembira kita membutuhkan latihan lain lagi.

6.

Pada hari-hari raya yang terpenting hendaklah kita membaharui semangat kita untuk dengan rajin menjalankan latihan-latihan dan lebih banyak minta bantuan kepada para suci. Dalam masa antara hari raya yang satu dengan hari raya yang lain, sebaiknya kita pikirkan, bahwa kita seakan-akan hendak meninggalkan dunia ini, untuk merayakan pesta yang abadi. Oleh sebab itu, bila kita menghadapi hari-hari yang suci itu, hendaklah kita persiapkan diri kita sebaik-baiknya serta memberi teladan lebih baik lagi dalam pergaulan kita, lagi pula lebih teliti dan hati-hati menjalankan peraturan-peraturan, sehingga seakan-akan tak lama lagi kita akan menerima ganjaran dari Tuhan bagi pekerjaan kita. 7. Jika saat pemberian ganjaran itu belum juga tiba, baiklah hal itu kita pandang sebagai pertanda, bahwa kita belum siap serta belum patut memperoleh kemuliaan yang akan diberikan kepada kita (Rom. 8.18) pada saat yang telah ditentukan. Maka itu hendaknya kita lebih mempersiapkan diri lagi untuk menghadapi kematian kita. Santo Lukas dalam kitab Injilnya telah menulis: Bahagia hamba yang terdapat tidak tidur, waktu tuannya datang. Sungguh kataku kepadamu, ia akan ditetapkan untuk mengurus segala miliknya (Luk. 12.37). PASAL XX HAL CINTA AKAN KESUNYIAN DAN KETENANGAN 1.

Hendaklah kita mencari waktu yang baik, untuk meneliti keadaan diri kita sendiri dan seringkali merenungkan kebajikan Tuhan. Baiklah kita jauhkan segalanya yang hanya memenuhi keinginan kita untuk mengetahui saja. Tetapi hendaknya kita pilih bacaan-bacaan yang lebih menggugah rasa menyesal atas kesalahan-kesalahan kita dan bukan sekedar pengisi waktu belaka. Bila kita mau menghindari percakapan-percakapan yang tak perlu, berjalan kian kemari tanpa berbuat sesuatu dan tidak mencari berita dan kabar angina saja, tentu kita akan menemukan banyak dan cukup waktu untuk merenungkan hal-hal yang baik dan berfaedah. Orang-orang suci yang terkemuka sedapat mungkin menghindari pergaulan dengan orang banyak. Mereka lebih suka mengabdi Tuhan di tempat sunyi. 2. Seorang penulis pernah berkata: “Setiap kali sesudah bergaul dengan orang banya, saya selalu meresa menjadi kurang kepribadian saya” (Seneca Ep. 7). Hal itu juga kita alami sendiri, yaitu setiap kali setelah kita beromong-omong lama. Sunggung lebih mudah diam sama sekali, daripada menjaga supaya jangan sampai berbicara kelewat batas. Lebih mudah tetap tinggal di rumah saja, daripada hati-hati menjaga diri di luar rumah. Oleh sebab itu barangsiapa mau memperleh hidup kebatinan dan kerohanian, dia harus bersama-sama Yesus mengundurkan diri dari pergaulan dengan orang banyak. Hanya dia yang suka hidup dalam tempat sunyi dapat aman tampil di muka orang banyak. Hanya dia yang suka berdiam diri, dapat berbicara dengan lancer dan bebas. Hanya dia yang suka mengabdi, akan dapat menjadi pembesar yang baik. Tak seorangpun dapat memegang pimpinan dengan baik, kecuali dia yang telah belajar dan biasa tunduk kepada pimpinan. 3. Tak seorangpun dapat merasa tenteram dan sungguh gembira, kecuali yang berhati bersih. Namun ketenteraman hati para suci itu penuh rasa hormat dan kasih akan Tuhan. Mereka tetap waspada dan rendah hati, meskipun mereka itu sudah tinggi tingkat kesuciannya dan sangat dilimpahi rahmat Allah.

4.

5.

6.

7.

Dalam pada itu ketenteraman orang-orang jahat itu dasarnya hati sombong dan watak congkak yang akhirnya tentu akan mengecewakan hati. Selama hidup di dunia ini janganlah kita mengharapkan keamanan dan ketenteraman, meskipun nampaknya kita adalah biarawan yang baik ataupun orang pertapa yang mursyid. Seringkali terjadi, bahwa orang yang dalam pandangan umum sangat baik, sesungguhnya berada dalam keadaan bahaya besar, karena ia terlalu percaya kepada dirinya sendiri. Oleh sebab itu pada umumnya lebih baik, bahwa orang itu tidak terhindar sama sekali dari godaan-godaan, agar dengan demikian ia tidak merasa terlalu aman dan karenanya mungkin lalu menjadi congkak serta akan mencari hiburan di luar. Ah, alangkah murninya suara hati kita, jika kita tak pernah mencari kenikmatankenikmatan yang fana dan tak usah berurusan dengan dunia ini. Ah, alangkah damai dan tenteram hati kita, jika kita dapat menjauhkan kesusahan hati yang sia-sia, hingga hanya memikirkan hal-hal yang ada hubungannya dengan Tuhan serta menaruh kepercayaan kepadanya. Tak seorangpun patut memperoleh hiburan dari surga, kecuali ia yang tekun membiasakan diri menyesali kesalahan-kesalahannya. Jika kita sungguh-sungguh sampai ke dalam hati ingin bertobat, baiklah kita masuk ke dalam kamar kita ; kita tinggalkan segala keramaian dunia, seperti telah tertulis : Bertobatlah di atas tempat tidurmu (Mas. 4,5) Di dalam kamar kita akan menemukan apa yang sering akan kita lepaskan di luar. Jika kita setia mengundurkan diri di dalam kamar, maka kita akan sayang kepadanya, sedang jika kita sering ke luar meninggalkannya, maka kamar kita itu akan membosankan kita. Jika kita pada awal hidup membiara setia mendiami dan memelihara kamar kita, niscaya kamar kita itu akan merupakan sahabat kita yang akrab dan penghibur hati yang sangat menyenangkan. Di tempat yang sunyi dan tenang jiwa yang mursyid akan mencapai kemajuan dan belajar memahami rahasia-rahasia yang terpendam di dalam kitab suci. Di situ ia akan dapat mencucurkan banyak air mata untuk memberihkan dan memurnikan dirinya setiap malam, agar hubungannya dengan Tuhan, Penciptanya, bertambah erat, selaras dengan jiwa mursyid itu menjauhkan diri dari keramaian dunia. Jadi barangsiapa menjauhkan diri dari pada kenalan dan sahabatnya, maka Tuhan dan para malaikatNya yang kudus akan mendekatinya. Lebih baik mengasingkan diri tetapi tidak lupa akan keselamatan jiwanya, daripada berbuat mukjijat-mukjijat tetapi tanpa memperdulikan keadaan jiwanya. Sungguh terpujilah seorang biarawan yang jarang pergi ke luar, jarang menampakkan diri di muka orang banyak, serta tidak ingin terkenal di kalangan masyarakat. Apa gunanya melihat sesuatu yang tidak boleh kita miliki? Dunia beserta kenikmatannya akan hilang lenyap (1 Yoh. 2:17). Keinginan hawa nafsu kita sering mendorong kita berjalan-jalan ke luar. Tetapi apa pula yang kita bawa pulang kembali? Tak lain kecuali hati resah dan pikiran binggung. Pergi ke luar dengan hati gembira dan muka berseri-seri, tetapi pulang kembali dengan hati susah dan muram. Senang-senang bergembira sampai larut malam, pagipagi bangun dengan pikiran kalut. Demikianlah segala kesenangan danging itu mula-mula rasanya nikmat, tetapi akhirnya terasa pahit dan menyedihkan. Apakah kiranya yang dapat kita lihat di tempat lain, yang sesungguhnya tidak dapat kita lihat di sini ? Cobalah kita pandang langit dan bumi beserta dengan segala unsurunsurnya ! Bukankah semuanya itu berasal daripadanya ?

8.

Pernahkah kita melihat sesuatu yang dapat bertahan lama di bawah matahari ? Mungkin kita mengira dapat memperoleh sesuatu yang dapat memberi kepuasan, tetapi hal itu tidaklah akan terjadi. Seandainya semesta alam ini terbuka bagi pandangan kita, bukankah itu hanya merupakan pandangan hampa belaka ? Arahkanlah pandangan kita kepada Tuhan yang maha tinggi dan marilah kita berdoa agar diampunilah semua dosa dan kelalaian kita. Kita serahkan segala benda yang hampa kepada dunia ini dan kita perhatikan yang dikehendaki Tuhan terhadap kita. Tutuplah pintu kamar kita dan berdoalah agar sahabat kita, Yesus Kristus, yang tercinta, berkenan datang mengunjuki kita. Hendaklah kita tetap tinggal bersama Dia di dalam kamar kita, karena di tempat lain kita tak akan merasakan ketenteraman yang begitu besar. Andaikata kita waktu yang lalu tidak pergi ke luar dan tidak mendengar kabar berita duniawi, niscaya akan lebih mudah kita menyimpan ketenteraman yang baik itu. Sejak kita mulai suka mendengar bermacam-macam kabar, pada saat itulah hati kita mulai goncang. PASAL XXI HAL HATI REMUK REDAM

1.

Jika kita ingin sedikit maju dalam hal kerohanian, hendaklah kita tetap takut akan Allah dan janganlah kita terlalu bebas; melainkan hendaklah kita mengendalikan keinginan kita dan janganlah kita terlalu girang secara kurang wajar. Jika kita mempunyai hati yang remuk redam, maka kita akan mendapat bakti yang sebenarnya. Hati yang hancur mendapatkan banyak barang yang berharga yang biasanya hilang pula karena hidup yang kacau. Maka sungguh mengherankan, bahwa masih ada orang yang selam hidup di dunia ini masih juga dapat bergembira sepenuhnya, kalau kita ingat, bahwa kita masih hidup dalam pembuangan dan bahwa banyak bahaya yang mengancam jiwa kita. 2. Karena kita lalai dalam hati dan tidak ingat akan kekurangan-kekurangan kita, maka kita tidak merasakan kesusahan jiwa kita. Tanpa piker kita sering tertawa, justru pada saat yang kita harus menangis. Tak ada kebebasan yang sungguh-sungguh, tak ada pula kegembiraan yang sebenarbenarnya, kecuali jika kita cinta akan Allah berdasarkan hati yang murni. Bahagialah orang yang dapat mencerminkan dan memberatkan suara hatinya. Hendaklah kita berjuang bagaikan seorang satriya; kebiasaan yang satu dapat dikalahkan oleh kebiasaan yang lain. 3. Apabila kita dapat membiarkan orang lain dengan urusannya sendiri, maka orang lainpun tidak akan mencampuri urusan kita. Janganlah kita suka ikut mengurusi perkara orang lain, demikian pula janganlah kita merisaukan urusan para pembesar kita. Arahkanlah perhatian kita terlebih dahulu kepada diri kita sendiri dan bangkitkan semangat kita sendiri lebih dahulu daripada semangat mereka yang kita cintai. Jikalau kita tidak disukai orang, janganlah hendaknya bersusah hati karenanya. Sebaliknya kita harus merasa menyesal, bahwa kita tidak berkelakuan baik, selaras dengan kedudukan kita sebagai hamba Tuhan dan seorang biarawan yang saleh. Seringkali lebih berguna dan lebih aman jika kita selama hidup di dunia ini tidak memperoleh banyak hiburan, lebih-lebih hiburan jasmani. Bahwa sebaliknya seringkali kita tidak atau jarang memperoleh hiburan Ilahi, maka hal itu adalah karena kesalahan kita sendiri. Sebab kita tidak mencari kesalahankesalahan kita sendiri dan menyesalinya, tetapi sebaliknya kita malah tidak sama

sekali menolak tetapi sebaliknya kita malah tidak sama sekali menolak hiburan dari luar. 4. Baiklah kita mengakui, bahwa kita tidak pantas menerima hiburan Tuhan, sebaliknya bahwa patutnya kita menerima bermacam-macam percobaan. Jikalau kita sungguh-sungguh mempunyai hati yang remuk redam, maka dunia seluruhnya hanya merupakan kepahitan belaka. Orang yang baik hati akan menginsyafi, bahwa ada cukup alasan untuk bersedih dan mencucurkan air mata. Sebab baik pada waktu orang tersebut mawas diri sendiri, maupun pada saat dia memperhatikan orang lain, tentulah dia akan mengetahui, bahwa tak seorangpun hidup di dunia ini tanpa penderitaan. Makin dalam orang tadi mawas dirinya sendiri, makin sedihlah rasanya. Adapun yang menimbulkan rasa sedih dan menyesal yang selayaknya itu ialah dosadosa dan kekurangan-kekurangan kita. Justru dosa-dosa dan kekurangan-kekurangan kita itulah yang menjerat kita, sehingga kita tidak mampu lagi memikirkan hal-hal surgawi. 5. Jika kita lebih sering memikirkan ajal kita daripada berkhayal tentang umur panjang, niscaya kita akan lebih giat berusaha supaya dapat maju. Bilamana kita mau memikirkan lebih dalam hukuman-hukuman neraka atau api penyucian yang nantinya akan datang, maka saya percaya, bahwa kita dengan suka hati akan menerima segala kesukaran dan kesakitan serta tidak akan mundur jika menghadapi kekerasan. Tetapi karena pikiran-pikiran itu kurang meresap di dalam hati kita, dank arena kita masih suka dipuji dan disanjung-sanjung, maka kita tetap dingin dan lemah dalam hal kerohanian. 6. Biasanya kekurangan tenaga jiwa itulah yang menyebabkan badan kita yang malang ini mudah mengeluh. Oleh sebab itu marilah kita dengan segala rendah hati berdoa kehadirat Tuhan agar Tuhan memberi semangat dan rasa menyesal kepada kita, dan marilah kita bersamasama sang nabi berseru: “Berilah saya, ya Tuhan, roti berdukacita dan basahilah saya dengan air mata (Mas. 80.6). PASAL XXII HAL PANDANGAN TENTANG PENDERITAAN MANUSIA 1.

Di manapun kita berada dan kemanapun kita pergi, kita akan sengsara, jika tidak bertobat kepada Tuhan. Mengapa kita marah dalam hati bila sesuatu hal tidak berjalan sesuai dengan kehendak dan keinginan kita? Tak seorangpun di dunia ini yang dapat mengharapkan akan selalu mencapai keinginannya: Saya tidak, engkaupun tidak. Tak seorangpun di dunia ini bebas dari gangguan ataupun kesusahan, sekalipun dia itu seorang raja atau seorang santo bapa. Maka siapakah yang boleh dikatakan beruntung? Tentu dia yang mau menderita sengsara karena Allah. 2. Banyak orang yang tidak berfikir lagi pula lemah mengatakan: “Lihatlah, alangkah senang hidup orang itu; kaya, mulia, kuasa, pangkatnya tinggi”. Tetapi hendaklah kita perhatikan kekayaan surgawi, maka kita akan melihat, bahwa semua benda dunia itu tak ada harganya sama sekali. Benda-benda dunia itu tidak tetap, malahan merupakan rintangan besar, karena barangsiapa yang memilikinya selalu merasa takut dan khawatir. Kebahagiaan orang tidak terletak pada memiliki kekayaan yang melimpah-limpah; cukup seperlunya saja. Hidup di dunia ini sungguh penuh derita.

3.

4.

5.

6.

Makin dalam perhatian kita terhadap hidup kerohanian, maka sadarlah kita akan pahitnya hidup ini, karena kita lalu lebih menginsyafi dan lebih merasakan jahatnya sifat manusia. Sebab makan, minum, berjada, tidur, istirahat dan bekerja, serta harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya itu sungguh merupakan beban berat bagi seorang mursyid yang ingin bebas dari semuanya itu dan juga ingin bersih dari segala dosa. Bagi orang yang sungguh-sungguh mengutamakan hidup kebatinan, maka kebutuhan-kebutuhan hidup badani di dunia ini benar-benar merupakan beban berat. Oleh karena itu sang nabi dengan sangat berdoa, apakah tidak mungkin dirinya dibebaskan dari semuanya itu dengan kata-kata: “Ya Tuhan, lepaskanlah saya daripada segala beban-beban saya” (Masm. 25.17). Tetapi celakalah mereka yang tidak insyaf akan kesengsaraannya! Lebih celaka lagi mereka, yang masih senang akan hidup yang terkutuk dan tidak kekal ini. Sebab sementara orang nampaknya sudah demikian lekat pada hidup ini, sehingga mereka (meskipun dengan susah payah atau hanya dengan jalan minta-minta saja mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka) sama sekali tidak mau mengindahkan kerajaan Allah, asal saja mereka dapat tinggal hidup di dunia ini. Oh, benar-benar bodoh dan tak mempunyai kesetiaan di dalam hatinyalah orang, yang demikian lekat kepada barang-barang duniawi, sehingga ia hanya gemar akan kenikmatan daging saja. Sungguh kasihan orang semacam itu, yang akhirnya akan mengalami betapa remeh dan tak bernilai sama sekali barang-barang yang disayanginya itu. Sebaliknya orang-orang suci dan orang-orang saleh, para sahabat Kristus. Mereka tidak menghiraukan apa saja yang merupakan kenikmatan daging dan kemewahan duniawi, tetapi seluruh harapan dan kerinduan mereka arahkan kepada benda-benda yang kekal. Seluruh keinginan selalu mereka tujukan ke atas, ke barang-barang yang tetap dan tidak Nampak, agar mereka tidak tertarik ke bawah karena cinta mereka terhadap apa yang kelihatan mata. Maka Saudaraku, semoga harapan untuk maju dalam kehidupan rohani jangan hilang daripadamu. Saudara masih ada waktu dan kesempatan. Mengapa akan kita tunggu sampai lain waktu. Marilah kita bangkit dan mulai berbuat sekarang juga seraya berkata: Sekaranglah waktunya untuk bekerja, sekaranglah saatnya untuk berjuang, sekaranglah waktunya yang tepat bagi saya untuk memperbaiki hidup saya. Bila keadaan kita buruk dan baru menderita percobaan, maka saat-saat itulah yang justru merupakan kesempatan baik untuk memperoleh ganjaran. Kita harus melalu api dan air, sebelum kita memperoleh kekkuatan yang segar. Jika kita tidak bersikap keras terhadap diri kita, tak mungkin kita akan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan kita. Selama kita masih hidup dalam tubuh yang rapuh ini, selama itu kita tidak akan dapat bersih dari dosa dan tidak akan dapat bebas dari kesusahan dan kesengsaraan. Betapa ingin kita mencapai istirahat dan sama sekali lepas daripada segala kesusahan ini. Tetapi karena kita oleh dosa telah kehilangan keadaan murni bersih kita, maka kitapun telah kehilangan pula kebahagiaan yang sejati. Oleh sebab itu kita harus sabar dan menunggu rahmat Tuhan, hingga saatnya kesukaran ini telah berlalu, dan yang fana dalam hidup ini dihilangkan oleh yang Baka (2 Kor. 5.4). Ah, sungguh lemahlah sifat kodrat manusia, yang selalu cenderung kepada kejahatan! Hari ini kita mengakukan dosa-dosa kita, besok kita sudah menjalankan dosa-dosa yang baru saja kita akukan itu.

Pada waktu sekarang kita berniat, berniat untuk berhati-hati dan waspada, tetapi satu jam kemudian saja kita sudah berbuat seakan-akan tidak pernah berniat baik sedikitpun juga. Maka banyaklah hal yang menyebabkan kita harus merendahkan diri kita atau akan sombong, karena sifat kita memang sangat lemah dan selalu goyah. Ah, dalam sekejap mata saja dapat hilang lenyap segala apa yang dengan susah payah telah kita peroleh atas pertolongan Tuhan. 7. Apakah kesudahan kita akhirnya nanti, apabila belum-belum kita sudah mulai patah semangat? Celakalah kita, jika kita begitu suka beristirahat , seakan-akan kita sudah menikmati waktu damai dan aman, padahal sedikitpun belum ada tanda-tanda, bahwa pergaulan kita sudah berubah menjadi saleh. Ada baiknya kita mulai lagi dididik dari permulaan secara baik kea rah hidup kesusilaan yang sungguh-sungguh. Barangkali masih ada harapan akan perbaikan di kemudian hari dan kemajuan yang lebih besar dalam hidup rohani. PASAL XXIII HAL MERENUNGKAN KEMATIAN 1.

Tak lama lagi akan tamatlah riwayat hidup kita di dunia ini; maka baiklah kita selidiki, bagaimana keadaan kita. Hari ini orang masih hidup, tetapi besok dia sudah tidak ada lagi! Padahal jika orang sudah lenyap dari muka pandangan umum, maka biasanya juga lekas lenyap pula dari ingatan orang banyak. Oh, alangkah bodoh dan kerasnya hati kita, yang hanya memikirkan keadaan sekarang saja dan tidak bersiap-siap menghadapi waktu yang akan datang. Dalam segala perbuatan hendaknya kita bersikap seakan-akan hari ini juga akan meninggal dunia. Jika kita mempunyai suara hati yang bersih, apakah kiranya besok pagi kita akan siap? “Besok” merupakan hari yang tidak tentu, dan bagaimanakah kita tahu, bahwa kita masih akan mengalami hari besok? 2. Apakah gunanya mencapai umur panjang, jika kita tidak cukup memperbaiki hidup kita? Ah, umur panjang tidak selalu membawa perbaikan, bahkan seringkali malahan menambah banyaknya kesalahan saja. Alangkah bahagia kita, seandainya kita dapat hidup baik sehari saja di dunia ini; Banyak orang menghitung-hitung tahun sesudah mereka bertobat, tetapi sering tidak terdapat banyak perbaikan dalam hidup mereka. Jika mati itu kita pandang menakut-nakuti, maka umur panjang mungkin lebih berbahaya. Bahagialah orang yang selalu ingat akan saat kematiannya, dan setiap hari mempersiapkan diri untuk menghadapi mati. Apakah kita sudah pernah melihat orang pada saat ia akan meninggal dunia? Baiklah kita ingat, bahwa jalan yang sama itu akan kita lalui juga. 3. Waktu pagi-pagi, janganlah kita berani menentukan, bahwa kita akan mengalami waktu malam. Bila kita mencapai waktu malam, janganlah kita berani pula menentukan, bahwa kita masih akan mengalami waktu pagi. Kita harus selalu siap sedia dan hidup kita hendaknya demikian, hingga maut tidak menemui kita dalam keadaan tidak siap. Banyak orang meninggal sekonyong-sekonyong dan mendadak. Sebab pada waktu yang tidak disangka-sangka, Putera Manusia akan datang (Mat 14.42. Luk 12.40).

4.

5.

6.

7.

8.

Bilamana saat-saat terakhir itu telah tiba, maka pandangan kita terhadap waktu yang telah lewat tentu akan sangat berlainan sekali. Dan kita tentu akan sangat merasa menyesal, karena kita telah hidup sembrono dan tidak hati-hati. Alangkah bijaksana dan bahagianya orang yang dalam hidupnya sekarang berhaluan, seperti harapannya pada waktu ia akan menemui ajalnya. Kita sungguh bolehmengharapkan ajal yang bahagia, bila kita sudah mengabaikan barang duniawi sama sekali mempuyai keinginan yang bernyala-nyala untuk maju dalam kebajikan, cinta akan peraturan biara, benar-benar bertapa dengan sekuat tenaga, taat dengan segala suka hati, menyangkal diri sendiri lagi pula menerima dengan sabar segala kesukaran demi cinta kasih akan Kristus. Selama kita dalam keadaan sehat, kita dapat berbuat banyak kebaikan, tetapi kita tidak tahu, apakah yang masih dapat kita lakukan, bila kita jatuh sakit. Tidak banyak orang yang menjadi lebih baik dalam hatinya karena menderita sakat. Demikian pula tidak banyak jumlahnya orang yang menjadi saleh karena sering berziarah ke tempat-tempat suci. Janganlah kita banyak menaruh harapan kepada sahabat dan kaum keluarga kita dan janganlah menunda usaha kita untuk keselamatan jiwa kita. Sebab orang akan lebih cepat melupakan kita daripada y ang kita duga. Lebih baik sekarang ini kita berjaga-jaga dan mengumpulkan pekerjaan baik (sedia paying sebelum hujan), untuk waktu yang akan datang, daripada mengharapkan bantuan orang lain. Bila sekarang kita tidak memperhatikan kepentingan kita, siapakah yang akan memperhatikan kita di kemudian hari? Waktu sekarang sungguh sangat berharga. Sekaranglah saat yang bahagia; sekaranglah saat yang diperkenan Allah (@ Kor. 6.2). Tetapi alangkah sayangnya, bahwa waktu ini tidak kita pergunakan lebih baik, sedang mestinya saat ini adalah kesempatan untuk memperoleh harta yang kekal. Sekali datanglah saatnya, bahwa kita ingin benar mengalami satu hari, bahkan satu jam saja, untuk memperbaiki diri kita; dan kita tidak tahu, apakah kesempatan itu akan kita peroleh. Lihatlah sahabatku, kita akan terlepas dari bahaya dan ketakutan yang besar, jika sekarang sudah selalu memperhatikan keadaan kita dan selalu ingat akan dipanggil Tuhan. Oleh Karena itu, baiklah kita berusaha hidup demikian rupa, hingga pada saat meninggal dunia kita lebih merasa gembira daripada merasa takut. Baiklah mulai sekarang kita belajar mati bagi dunia, supaya dengan demikian kita dapat hidup bersama Kristus. Siksalah badan kita dengan puasa dan matiraga, agar kita dapat teguh dalam harapan kita. Hai orang dungu, mengapa kita mengira akan hidup lama, sedangkan kini kita tidak tentu akan satu hari saja! Berapa banyaknya orang yang tertipu dan sekonyong-konyong meninggal dunia? Tidakkah kita sering mendengan orang berkata: Ia mati ditusuk pedang, ia mati tenggelam, ia jatuh dari atas dan patah lehernya; yang lain mati sedang makan dan yang lain lagi sedang bermain? Itu mati terbakar, orang ini mati karena senjata, yang satu karena penyakit pes dan yang lain karena dibunuh orang. Demikianlah semua orang akhirnya mati dan hidup manusia berlalu sebagai bayangan. Siapakah yang masih akan ingat kepada kita jika kita sudah mati? Dan siapa yang akan berdoa untuk kita? Maka, Saudara yang tercinta, marilah kita kerjakan sekarang apa yang dapat kita kerjakan. Sebab kita tidak tahu, kapan kita akan mati dan kita tidak tahu apa yang akan kita alami sesudah mati. Marilah kita kumpulkan harta yang tidak dapat binasa, selama kita masih mempunyai kesempatan. Janganlah kita memikirkan bermacam-macam hal, selain

kebahagiaan kita, dan hendaklah kita hanya memikirkan hal-hal bertalian dengan Allah. Carilah sekarang sahabat-sahabat dengan menghormati orang-orang kudus dan menyontoh perbuatan mereka, agar kita bila telah meninggal dunia dapat diterima dalam kemah-kemah yang abadi (Luk. 16.9) 9. Hendaklah di dunia ini kita berhaluan seperti orang yang sedang bepergian dan sebagai orang asing, yang tak mempunyai sangkut paut dengan soal-soal duniawi. Kita bebaskanlah hati kita hendaknya dan kita arahkan kepada Tuhan, karena kita di sini tidak mempunyai tempat tinggal yang kekal (Ibr. 13.14). Panjatkanlah doa dan permohonan kita setiap hari disertai dengan cucuran air mata ke hadirat Tuhan, agar jiwa kita setelah meninggal dunia layak menerima anugerah Tuhan. Demikianlah hendaknya. PASAL XXIV HAL PENGADILAN TERAKHIR DAN HUKUMAN DOSA 1.

Dalam segala hal hendaklah kita melihat akhirnya dan kita renungkan bagaimana kita nanti akan berdiri di muka Hakim yang Mahatinggi, yang tahu akan segala-galanya, yang tak dapat diberi suap dan yang tak akan menerima alasan-alasan yang tak sah. Tetapi yang akan menjatuhkan pengadilan yang seadil-adilnya (Is. 11.4). Ah, orang berdosa yang celaka! Apakah jawabanmu kepada Tuhan yang mengetahui semua kejahatanmu, sedangkan kamu sudah gemetar, karena takut terhadap seorang manusia yang sedang marah-marah? Mengapa kita tidak bersiap-siap menghadapi hari pengadilan tersebut, di mana kita tidak akan dapat dibela serta dibebaskan oleh orang lain, melainkan kita sendiri harus memikul tanggung jawab kita masing-masing? Sekarang jerih payah kita masih dapat membawa hasil, waktu sekarang air mata kita masih diterima dan keluhan kita masih didengarkan; pada waktu ini kesusahan kita masih dapat merupakan pemulihan dan dapat membersihkan hati. 2. Orang yang mengalami penderitaan dari orang lain dan oleh karenanya lebih menyesal atas kesalahan orang lain daripada atas ketidak adilan yang diterimanya sendiri, maka orang itu di dunia ini boleh dikata sudah menderita siksaan api penyucian yang berat, tetapi bahagia baginya. Demikian pula adanya dengan orang yang suka berdoa bagi mereka yang merintangi pekerjaannya, dan dengan segala senang hati mau memberi maaf kepada mereka; yang tidak ragu-ragu pula minta maaf kepada orang lain dan yang lebih cenderung kepada rasa belas kasihan daripada rasa marah. Demikian juga halnya dengan orang yang seringkali bersikap keras terhadap diri sendiri dan berusaha agar hawa nafsunya tunduk kepada jiwanya. Lebih baik kita sekarang membersihkan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita, daripada harus menderita hukuman di kemudian hari. Sungguh, kita menipu diri sendiri, bila cinta kita terhadap badan kita tidak teratur. 3. Apakah yang akan dimakan api neraka, kalau bukan dosa-dosa kita? Semakin banyak kita menuruti kehendak badan kita, semakin besar hukuman yang nantinya harus kita jalani dan semakin banyak bahan baker yang kita timbun. Kita akan dihukum berat, sepdan dengan jenis dosa yang pernah kita lakukan. Orang yang lemah (lembam dan suam) akan ditusuk dengan tusukan-tusukan yang mendidih panas dan orang yang menyembah akan disiksa dengan rasa lapar dan dahaga yang sangat besar. Orang yang selalu mencari kenikmatan daging akan disiram dengan lemak yang mendidih dan belerang yang berbau busuk; dan mereka yang suka marah-marah akan meraung-raung seperti anjing gila yang kesakitan. 4. Tak ada kejahatan satupun yang tidak akan disiksa.

Orang yang sombong akan menderita penghinaan, dan yang kikir akan merasakan kekurangan hebat. Di sana satu jam siksaan akan terasa lebih berat daripada menjalankan hidup bertapa paling berat selama seratus tahun di dunia ini. Di sana tak ada istirahat, tak ada penghiburan bagi yang terhukum. Di dunia ini dalam pekerjaan yang berat kadang-kadang masih ada waktu untuk menarik nafas dan masih ada teman-teman yang memberi penghiburan. Maka hendaklah kita sekarang prihatin dan menyesal atas dosa-dosa kita; agar supaya pada hari kiamat kita beserta orang-orang yang telah bahagia tak akan merasa takut. Sebab pada saatu itu orang-orang yang baik akan berdiri dengan penuh kepercayaan berhadapan dengan mereka yang dahulu pernah menindas mereka (Keb. 5.1.). Pada saat itu orang yang sekarang dengan rendah hati tunduk kepada pertimbangan-pertimbangan orang lain, akan berdiri untuk mengadili. Orang-orang yang miskin dan rendah hati akan mempunyai harapan yang besar, sedangkan orang-orang yang sombong akan takut dalam segala hal. 5. Nantinya akan ternyata, bahwa mereka di dunia ini sungguh bijaksana, yang telah belajar diejek dan dihina karena Kristus. Di sana akan bergembiralah orang yang di dunia ini telah mengalami cobaan-cobaan dengan sabar dan segala kejahatan akan dihentikan. (Mas. 107.42). Pada waktu itu tiap orang saleh akan bergembira, sedangkan orang yant tak perduli akan Tuhan akan merasa sedih. Badan yang sekarang menderita oleh matiraga, nantinya akan merasakan kennikmatan yang lebih besar daripada yang disayang-sayang dengan kemewahan. Pakaian sederhana orang miskin akan bersinar, sedangkan pakaian halus orang kaya akan menjadi suram. Rumah gubug akan lebih dipuji-puji daripada istana emas yang berkilau-kilauan. Kesabaran yang tekun akan lebih berguna daripada segala kekuasaan dunia. Ketaatan yang sederhana akan dijunjung lebih tinggi daripada segala kecerdikan duniawi. 6. Hati bersih suci akan memberi kegembiraan yang lebih besar daripada segala macam ilmu dan hikmat. Mereka yang dalam masa hidupnya meremehkan kekayaan akan lebih dihargai daripada orang yang serakah mengumpulkan harta duniawi. Maka kita akan lebih merasakan hiburan karena berdoa serta puasa dan matiraga, daripada karena makanan yang terpilih dan paling lezat. Maka kita akan lebih bergembira karena waktu diam telah kita jalankan dengan sebaik-baiknya, daripada karena kita telah banyak bicara. Maka pekerjaan baik dan dihargai lebih tinggi daripada kata-kata banyak yang bagus. Maka hidup keras dan suka menderita serta laku tobat yang berat akan lebih dihargai daripada segala macam kenikmatan duniawi. Baiklah kita sekarang belajar sedikit menderita, agar di kemudian hari kita dapat terlepas daripada kesengsaraan yang lebih berat. Hendaklah sekarang kita coba, yang nantinya mungkin dapat minimpa kita. Jika sekarang kita sudah sukar menahan sesuatu, bagaimanakah kiranya kelak kita dapat menahan hukuman abadi? Bila kesusahan yang sangat kecil saja sekarang sudah membuat kita kurang sabar, bagaimana nanti keadaan kita jika api neraka menimpa kita? Ingatlah, bahwa tidak mungkin kita dapat menikmati dua macam surga: kenikmatan hidup di dunia ini dan kelak duduk di sisi Kristus. 7. Apabila hingga saat ini kita selalu hidup disanjung-sanjung dan penuh kenikmatan, apakah gunanya semua itu, andaikata pada saat ini juga kita harus meninggal dunia?

Sungguh, semuanya adalah sia-sia, kecuali cinta kepada Tuhan dan hanya mengabdi kepadaNya. Sebab barangsiapa cinta akan Allah dengan sepenuh hati, ia tidak akan takut mati, hukuman, pengadilan, maupun neraka; karena cinta yang sempurna merupakan jalan yang aman menuju Tuhan. Sebaiknya orang yang masih melekat pada dosa, tentu takut mati dan pengadilan Tuhan. Tetapi baik jugalah kiranya, bahwa setidak-tidaknya rasa takut akan siksaan api neraka mampu menahan kita dari perbuatan jahat, apabila cinta kita pada Tuhan belum cukup untuk menahan kita dari perbuatan dosa. Tetapi barangsiapa menyingkirkan segala rasa takut kepada Tuhan, maka ia tidak akan lama dapat tinggal baik, melainkan dalam waktu singkat ia kan jatuh terjerat dalam perangkap setan. PASAL XXV HAL RAJIN MEMPERBAIKI HIDUP KITA SENDIRI 1.

Haraplah waspada lagi rajin dalam berbakti kepada Tuhan dan ingatlah seringkali: Apakah tujuanmu di sini dan mengapakah engkau telah meinggalkan dunia? Bukankah untuk hidup bagi kemuliaan Tuhan dan agar menjadi orang yang mementingkan soal-soal kerohania? Oleh sebab itu marilah kita sungguh-sungguh rajin berusaha mencapai kemajuan, karena tak berapa lama lagi kita akan menerima ganjaran bagi segala jerih payah kita. Maka selanjutnya tak aka nada rasa takut ataupun susah lagi bagi kita. Sekarang kita harus bekerja sebentar saja, sesudah itu akan memperoleh istirahat lama, bahkan kenikmatan kekal. Apabila kita rajin bekerja dan selalu setia, niscaya Tuhan akan membalasnya dengan setia pula dan murah hati. Kita memang harus mempunyai harapan besar, bahwa kita akan memperoleh kemenangan. Tetapi kemenangan itu janganlah kita pastikan, agar supaya kita tidak menjadi kurang rajin ataupun sombong. 2. Pada suatu peristiwa ada orang yang selalu merasa terombang-ambing antara khawatir dan pengharapan. Sewaktu orang tersebut merasa sangat gelisah dalam hatinya, maka berlututlah ia di dalam gereja di muka altar dan berdoa dengan khidmad, pikirnya: “O, seandainya saya tahu, bahwa saya akan tetap setia bertahan sampai akhir!” Segera orang itu mendengan jawaban Tuhan di dalam hatinya: “Seandainya engkau tahu akan hal itu, apakah yang akan engkau perbuat? Jalankanlah sekarang apa yang akan engkau perbuat itu, dan engkau tentu akan memperoleh ketenangan dan ketenteraman di dalam hatimu”. Segera orang tersebut merasa terhibur dan mendapat kekuatan. Dia menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan dan lenyaplah rasa bimbang dan khawatirnya. Dan seterusny orang tersebut tidak ingin mencari-cari atau meneliti lagi, apakah yang akan terjadi dengan dirinya di kemudian hari, tetapi yang lebih diutamakan ialah: memahami yang menjadi kehendak Tuhan yang sempurna yang berkenan kepadaNya (Rom 12.2), agar dengan semangat itu dimulainya dan disudahinya semua pekerjaan yang baik. 3. “Percayalah kepada Tuhan dan berbuatlah kebaikan” (kata Nabi), “dan diamilah muka bumi maka engkau akan mendapat makanan dari kekayaannya”. (Masm. 37.3). Ada satu hal yang merupakan penghalang bagi orang banyak untuk maju dan mengusahakan perbaikan hidupnya, yaitu takut menghadapi kesulitan, atu kurang berusaha menentang lawan.

4.

5.

6.

7.

8.

Padahal justru mereka yang dengan gagah beranni berusaha mengalahkan apa yang dirasakannya sangat berat, atu yang sungguh tidak mereka sukai, itulah yang pertamatama mencapai kemajuan dalam perkembangan hidup rohani. Kita akan makin maju dan makin banyak memperoleh rahmat, apabila kita makin banyak berolah matiraga. Tetapi apa yang harus dikalahkan dan sifat buruk yang harus dimatikan itu memang tidak sama bagi setiap orang. Namun demikian, orang yang rajin dan bersemangat, meskipun ia itu mempunyai lebih banyak hawa nafsu, tentu akan lebih maju di jalan keutamaan, daripada orang yang berwatak baik, tetapi kurang rajin dan kurang bersemangat untuk mengejar kesempurnaan. Teristimewa ada dua hal yang dapat membantu kita dalam mencapai kemajuan besar, yaitu: dengan sekuat tenaga berpaling dari yang tidak baik, karena kita memang mudah tertarik olehnya; dan keduanya dengan terus menerus mengejar yang baik, yang memang benar-benar kita butuhkan. Haraplah berusaha untuk menghindari dan mengatasi segala sesuatu, yang kita tidak suka melihat pada orang lain. Pergunakanlah segala kesempatan untuk mencapai kemajuan dalam perkembangan rohani, hingga tiap contoh baik yang kita lihat atau dengar, merupakan cambuk untuk kita tiru. Dalam pada itu jika kita melihat sesuatu yang patut kita cela, janganlah sekali-kali hal itu kita tiru. Atau bila kita sendiri sudah pernah menjalankan kesalahan, selekasnyalah hal itu kita perbaiki. Seperti halnya kita memperhatikan perbuatan orang lain, demikian pula orang lainpun memperhatikan semua tindakan kita. Alangkah senang dan segarnya melihat para biarawan yang rajin, penuh semangat, lagi pula berkelakuan baik dan tertib menjalankan semua peraturan. Sebaliknya, alangkah sedih dan beratnya hati kita jika melihat orang yang hidupnya kurang baik, yang mengabaikan apa yang mestinya harus dijalankan sesuai dengan panggilan. Sungguh besarlah kerugian yang diderita, apabila orang tidak memperdulikan tujuan panggilannya, sebaliknya justru menaruh perhatian pada hal-hal yang tidak masuk tugas kewajibannya. Hendaklah kita ingat akan janji kita waktu dahulu dan bayangkanlah senantiasa di muka kita Tuhan Yesus yang tersalib itu! Bila kita mamandang hidup Yesus Kristus, sesungguhnya kita harus merasa malu, bahwa kita belum berusaha untuk menjadi lebih serupa dengan Dia, meskipun kita sudah lama mengikuti jalan Tuhan. Seorang biarawan yang dengan sungguh-sungguh serta kasih mesra, merenungkan dalam-dalam hidup yang amat suci dan sengsara Tuhan Yesus Kristus, akan memperoleh apa saja yang berguna dan penting baginya dengan berlebih-lebihan. Dan dia tidak merasa perlu mencari yang lebih penting di luar Yesus. Ah, seandainya Yesus yang disalibkan itu datang di dalam hati kita, alangkah cepatnya kita menjadi bijaksana! Seorang biarawan yang rajin akan dengan suka hati menerima segala hal yang diperintahkan kepadanya. Dalam pada itu seorang biarawan yang malas dan lemah semangatnya, akan mengalami kesulitan bertumpuk-tumpuk dan menemui jalan buntuk di mana-mana. Sebab hiburan batin ia tidak ada, sedang mau mencari hiburan lahir tidak diperbolehkan. Seorang biarawan yang tidak menghiraukan tata tertib biara boleh dikatakan berdiri di tepi jurang yang sangat berbahaya. Orang yang ingin mencari kesenangan dan keleluasaan saja, akhirnya akan merasa terjepit, karena tentu tetap ada yang kurang menyenangkan hatinya. Bagaimana sekarang hidupnya pertapa-pertapa lainnya yang banyak sekali jumlahnya itu, dan yang sangat terikat oleh tertip peraturan biara?

Mereka jarang keluar, hidup dalam perasingan, maka sangat sederhana, pakaian sangat kasar, bekerja keras, tidak banyak bicara, berjaga sampai malam dan pagi-pagi sudah bangun. Mereka banyak berdoa, banyak membaca dan selalu patuh kepada tertib peraturan biara. Perhatikanlah hidupnya para anggota ordo Karthuizer, Cistercienser dan para biarawan/biarawati ordo-ordo lainnya. Mereka itu setiap malam bangun untuk memuji dan meluhurkan Tuhan dengan nyanyian-nyanyian Masmur. Maka oleh sebab itu sungguh memalukan seandainya kita terlalu malas melakukan pekerjaan yang sungguh suci itu, sedangkan begitu banyak jumlahnya para biarawan yang pada saat itu mulai memuji-muji Tuhan. Alangkah bahagia kita, seandainya kita tidak ada pekerjaan lain, kecuali memuji Tuhan dan Allah kita dengan hati dan mulut! 9. O, seandainya kita tidak membutuhkan makan, minum, dan tidur, tetapi terus menerus dapat memuji Tuhan dan berusaha untuk kemajuan di bidang kerohanian saja! Bila demikian halnya, kita tentu merasa jauh lebih bahagia daripada sekarang. Karena sekarang ini kita harus juga memikirkan kebutuhan-kebutuhan badan kita, sekalipun karena terpaksa oleh keadaan. Ah, alangkah baiknya, seandainya kita tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan jasmani, malainkan hanya memiliki kenikmatan rohani, yang sayang sekali hanya jarang kita rasakan. 10. Apabila orang sudah mencapai tingkatan yang begitu tinggi, hingga ia tidak menginginkan hiburan dari makhluk manpun juga, barulah ia merasa dengan sempurna kenikmatan Tuhan; dan demikian pula ia baru akan puas dalam segala kejadian apapun juga. Maka ia tidak akan bergembira tentang perkara yang besar, dan juga tidak akan merasa sedih karena hal yang kecil-kecil. Tetapi ia akan menyerahkan seluruh jiwa raganya kepada Tuhan. Baginya Tuhan adalah segala-galanya, sedang bagi Allah tak ada barang yang musnah atau mahkluk yang mati. Sebaliknya semuanya hidup untuk Tuhan dan segala sesuatu mengabdikan diri kepada Tuhan atas isarat perintahNya. 11. Hendaklah kita selalu ingat akan saat akhir nanti, dan bahwa waktu yang sudah lewat itu tidak akan kembali lagi. Kebajikan hanya dicapai dengan susah payah. Bila semangat kita mulai surut, maka kita tidak akan memperoleh kebaikan. Tetapi sebaliknya, jika kita mamaksa diri kita supaya menjadi rajin dan bersemangat, maka kita akan lebih merasakan damai dan segala pekerjaan akan menjadi ringan karena rahmat Allah dank arena cinta kita akan kebajikan. Orang yang rajin dan bersemangat tentu sanggup mengerjakan apapun juga. Sungguh lebih berat menentang kejahatan dan hawa nafsu sendiri daripada menjalankan pekerjaan yang paling berat sekalipun. Barangsiapa tidak menyingkirkan kekurangan-kekurangan yang kecil, lambat laun akhirnya dia mesti akan jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan besar. Waktu malam kita selalu akan merasa gembira, jika hari itu telah kita akhiri dengan hasil baik dan berfaedah. Marilah kita waspada terhadap diri kita sendiri, kita gugah semangat kita, kita bombong hasrat kita. Dan bagaimanapun keadaan orang lain, janganlah kita mengabaikan diri kita sendiri. Kita akan makin berkembang dalam bidak kehidupan rohani, selaras dengan makin kuatnya kita dapat mengendalikan hawa nafsu di dalam diri kita sendir. Amin.

BUKU KEDUA Nasihat-nasihat untuk Hidup Kebatinan PASAL 1 HAL PERGAULAN BATIN 1.

Kerajaan Allah berada di antaramu (Luk. 17.21), demikianlah sabda Tuhan. Hendaklah dengan segenap hati kita bertobat kepada Allah; dan kita tinggalkanlah dunia yang penuh kesusahan ini, maka kita tentu akan menemukan ketenteraman bagi jiwa kita. Marilah kita belajar melepaskan diri kita dari benda-benda yang kelihatan ini dan mencurahkan segenap perhatian kita pada kebatinan, dan kita akan melihat kerajaan Allah datang pada kita. Sebab kerajaan Allah ialah ketenteraman dan kegembiraan dalam Roh Kudus (Rom 14.17), yang tidak diberikan kepada mereka yang berdosa. Kristus akan datang pada kita dan memberikan hiburanNya, asal kita mau mempersiapkan tempat yang pantas bagiNya di dalam hati kita. Segala kemuliaan dan keindahan Kristus itu adanya di dalam batin kita dan di situlah Dia akan berkenan. Kristus seringkali datang berkunjung di dalam hati orang, berbicara dengan dia, memberi hiburan yang manis, ketenteraman yang cukup dan persahabatan yang mengherankan. 2. Maka itu, jiwaku yang setia, siapkanlah hatimu untuk menerima kedatangan Mempelaimu itu, agar ia berkenan datang dan tinggal di situ. Sebab Ia telah bersabda: “Jika orang cinta padaKu, ia akan menjalankan perkataanKu dan Aku akan datang padanya dan tetap tinggal di dalamnya”. (Yoh 4.23). Maka siapkanlah tempat bagi Kristus dan janganlah perbolehkan orang lain masuk ke dalam hatimu. Kalau kita selalu memiliki Kristus, maka kayalah kita dan tak akan menderita kekurangan apapun juga. Ia sendirilah yang akan mencukupi segala-galanya dan yang akan mengatur semuanya, hingga kita tidak perlu mengharapkan bantuan orang lain. Sebab orang itu cepat lupa dan lalai, cepat berubah dan tak dapat ditentukan; tetapi Kristus tinggal tetap selama-lamanya, dan Ia selalu berada di samping kita dengan bantuanNya sampai saat terakhir. 3. Janganlah kita menaruh harapan besar pada manusia yang sifatnya lemah dan tidak kekal itu, meskipun ia berfaedah bagi kita dan bersikap manis. Dan janganlah kita terlalu merasa sedih, bila kita kadang-kadang mendapat rintangan atau bantahan daripadanya. Hari ini dia berdiri di pihak kita, lain kali ia melawan kita, dan demikinalah sebaliknya. Mereka berputar haluan bagaikan angin. Taruhlah segenap harapanmu atas Allah dan semoga Dialah yang engkau takuti dan engkau cintai. Ia sendirilah yang akan memberi jawaban bagi kita dan akan mengatur segalanya menurut cara yang terbaik bagi kita. Di sini kamu tidak mempunyai tempat tinggal yang kekal (Ibr. 13.14); dan di manapun kita berada, kita tetap sebagai orang asing dan orang yang sedang bepergian; dan tak mungkinlah kita akan memperoleh ketenteraman, jika kita tidak menjadi satu dengan Kristus. 4. Untuk apa di dunia ini kita melihat kiri kanan, karena di dunia ini tidak ada tempat istirahat bagi kita? Tempat tinggal kita ada di surga (Bandingkan II Kor. 5.2) dan semua barang dunia hendaknya kita pandang sepintas lalu saja. Dunia seisinya akan berlalu, demikian pula kita bersama-sama. Maka itu waspadalah kita, supaya kita tidak lekat pada benda-benda dunia itu dan terjerat olehnya, serta terjerumus di dalamnya.

5.

6.

7.

8.

Kita tujukan pikiran kita selalu kepada Tuhan yang maha tinggi dan kita panjatkan doa kita terus-menerus kepada Kristus. Jika kita tak mampu merenungkan hal-hal yang mulia dan yang bertalian dengan soal-soal surgawi, renungkanlah sengsara Kristus beserta luka-lukaNya. Sebab jika kita mencari perlindungan pada luka-luka Yesus dan bekas-bekasnya yang mulia itu, niscaya kita akan memperoleh dan merasakan kekuatan yang sangat besar dalam penderitaan kita. Dan kita tak akan mengacuhkan ejekan dan akan mudah menahan umpatanumpatan orang. Sebab Kristus sendiri, waktu masih hidup di dunia ini juga mengalami hinaan dan ejekan, dan pada waktu Ia menderita sengsara paling hebat, Ia pun ditinggalkan seorang diri oleh teman-teman dan para sahabatNya serta menanggung cercaan dan cemoohan. Kristus mempunyai banyak musuh dan penentang. Apakah kita ingin, bahwa semua orang bersahabat dengan kita dan membantu kita? Jikalau kita tidak mengalami kesukaran, bagaimanakah kesabaran kita akan diberi pahala? Jika kita ingin bertakhta bersama-sama Kristus, kita mesti sanggup juga menderita bersama-sama Kristus dan untuk Kristus. Apabila kita telah sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan telah sedikit merasakan cinta kasih Yesus yang menyala-nyala itu, niscaya kita tidak akan memperdulikan kesulitan ataupun kepahitan, yang kita alami, melainkan akan gembiralah kita atas penderitaan yang harus kita alami. Sebab cintakasih terhadap Yesus akan menginsyafkan kita, untuk merendahkan diri kita sendiri. Barangsiapa cinta akan Yesus dan akan kebenaran dan benar-benar berjiwa penuh semangat rohani, maka ia tentu akan bebas daripada kecenderungan yang tak teratur, dan diapun akan bertolak kepada Allah dengan tak ada y ang menghalang-halanginya, rohnya akan mengalahkan badannya, hingga ia merasa tak terikat olehnya serta merasa tenteram dalam hati sambil menikmati Tuhan. Barangsiapa dapat menilai barang-barang dunia semua seperti apa adanya dan tidak seperti yang dikatakan atau ditafsirkan orang lain, orang itu sungguh bijaksana dan dia mendapat lebih banyak ajaran dari Tuhan daripada dari manusia biasa. Barangsiapa tahu menjalankan hidup kebatinan dan tidak begitu mementingkan hal-hal di luarnya, ia tak akan mencari tempat yang istimewa dan tak akan menunggu saat tertentu untuk menjalankan latihan-latihan rohaninya. Orang yang mempunyai hidup kebatinan akan lekas dapat memusatkan segala pikirannya, karena ia tidak pernah dikuasai seluruhnya oleh hal-hal di sekitarnya. Ia tidak akan terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan luar, atu oleh kesibukankesibukan sementara: sebab ia berbuat sesuai dengan keadaan suasana. Orang yang teratur baik keadaan batinnya, tentu tidak akan menghiraukan perbuatan-perbuatan orang lain yang luar biasa, ataupun yang tidak menyenangkan. Sebab barangsiapa masih menaruh perhatian terhadap barang-barang di sekitarnya, maka ia masih akan terganggu olehnya. Seandainya keadaan kita itu sungguh teratur dan murni, niscaya segalanya akan membawa kebaikan dan kemajuan bagi kita. Oleh sebab itu kita masih banyak mengalami kesusahan dan kekacauan, karena kita belum mematikan diri kita sendiri dan masih lekat pada barang-barang duniawi. Tak ada yang beitu menodai dan menjerat hati kita, selain cinta yang tidak murni terhadap sesuatu makhluk. Apabila kita menolak hiburan dunia, maka kita akan dapat merenungkan hal-hal surgawi dan kita akan seringkali merasa gembira dalam hati kita.

PASAL II HAL SIKAP TUNDUK DENGAN RENDAH HATI 1.

Hendaklah kita jangan terlalu menghiraukan siapa yang menyetujui atau menentang kita, tetapi hendaklah kita berusaha agar Tuhan selalu beserta kita dalam segala perbuatan kita. Kita usahakan hendaknya, agar hati nurani kita murni dan Tuhan tentu akan melindungi kita. Karena barangsiapa dibantu oleh Tuhan, maka kejahatan orang lain tak akan dapat merugikan dia. Bila kita dapat berdiam diri dan mau menderita sengsara, maka kita akan menerima bantuan Tuhan. Tuhan tahu waktu dan caranya membantu kita, maka itu baiklah kita serahkan diri kita kepadaNya. Tuhan sendirilah yang akan membantu dan melapaskan kita dari segala kesulitan. Untuk mengusahakan agar sikap rendah hati kita menjadi bertambah besar, maka ada baiknya, bahkan berguna sekali, jika orang lain mengetahui kekurangankekurangan kita dan menegur kita. 2. Jika orang merendahkan dirinya dengan mengakui kekurangan-kekurangannya, maka ia akan mudah membuat puas hati orang lain dan memperoleh maaf dari orang yang marah kepadanya. Tuhan melindungi dan membebaskan orang yang rendah hati. Tuhan melimpahkan cintaNya dan memberi hiburan kepadanya. Orang yang rendah hati sungguh dekat pada Tuhan dan diberi rahmat banyak, dan setelah menderita penindasan ia dimuliakan Tuhan. Kepada orang yang rendah hati Tuhan memberitahukan hal-hal yang tersembunyi dan dengan lemah lembut Tuhan akan memanggilnya. Sekalipun ia menderita penghinaan, orang yang renadh hati akan tetap merasa tenteram. Sebab ia tidak bersandar kepada kekuatan dunia, tetapi kepada Tuhan. Janganlah kita mengira, bahwa kita sudah maju sedikitpun, sebelum kita menganggap diri kita sebagai yang terendah di antara semua orang. PASAL III HAL ORANG YANG BAIK DAN SUKA DAMAI 1.

Bila kita berusaha agar kita memperoleh damai dalam hati kita, maka barulah kita dapat memberi damai kepada orang lain. Orang yang suka damai lebih berguna daripada orang yang cerdik pandai. Sedang orang yang suka marah-marah akan cenderung menerima sesuatu yang baik sebagai menyakitkan hati dan mudah percaya akan perbuatan jahat. Sedang orang yang baik hati dan suka damai melihat sesuatu yang baik di dalam semua kejadian. Barangsiapa sungguh-sungguh dalam damai, tak akan berpikiran jahat terhadap orang lain. Sebaliknya orang yang tak pernah merasa puas dan sifatnya pemarah, akan selalu menaruh curiga terhadap orang lain ; ia sendiri tidak merasa tenteram dalam hati dan bagi orang lain ia merupakan rintangan. Seringkali ia mengatakan hal-hal yang mestinya tidak boleh dikatakan, dan melalaikan pekerjaan yang bermanfaat baginya. Pekerjaan yang harus dikerjakan orang lain diselidikinya, tetapi pekerjaannya sendiri ia lalaikan. Maka itu marilah kita rajin terhadap diri kita terlebih dahulu, sesudah itu barulah kita dapat berusaha mengingatkan orang lain. 2. Kita sangat pandai memaafkan perbuatan-perbuatan kita sendiri dan agar orang lain menunjukkan pengertian terhadapnya, tetapi kita tidak bersedia menaruh pengertian terhadap perbuatan orang lain. Padahal mestinya kita harus menyalahkan diri kita sendiri dan memaafkan orang lain.

Jika kita ingin supaya orang lain bersabar hati terhadap kita, maka kitapun harus juga bersabar hati terhadap orang lain. Baiklah kita ketahui, bahwa kita masih belum memiliki cintakasih yang sejati dan belum cukup rendah hati, hingga tidak suka marah-marah atau sakit hati terhadap orang lain, kecuali terhadap diri sendiri. Bukanlah hal yang luar biasa jika kita dapat bergaul dengan orang-orang yang lemah lembut. Dengan sendirinya setiap orang senang menjalankan pergaulan semacam itu, setiap orang suka hidup tenteram dan senang bersahabat dengan orangorang yang sependirian dan seperasaan dengan dirinya. Tetapi dapat h idup tenteram dan bergaul baik-baik dengan orang-orang yang keras hati, atau orang-orang yang tidak mengenal aturan, itulah suatu rahmat besar, suatu tabiat jantan luar biasa yang sungguh-sungguh patu dipuji. 3. Ada orang yang dapat hidup damai dengan dirinya sendiri, demikian pula dengan orang lain. Tetapi ada pula orang yang tidak merasa damai dengan dirinya sendiri, dan kepada orang lain iapun tidak memberi ketenangan hidup. Orang semacam itu menyusahkan orang lain, tetapi sebenarnya ia itu lebih menyusahkan dirinya sendiri. Dan ada pula orang yang mendamaikan diri sendir dan berusaha mendamaikan orang lain. Tetapi dalam kehidupan yang penuh sengsara ini, ketenteraman kita lebih terletak pada kesabaran yang penuh rendah hati, daripada bila tidak pernah mendapat rintangan apapun. Barangsiapa dapat menahan sengsara sebaik-baiknya ia disebut pemenang atas diri sendiri, berkuasa atas dunia, serta menjadi sahabat Kristus dan ahliwaris surga. PASAL IV HAL KEMURNIAN HATI DAN MAKSUD YANG JUJUR-SEDERHANA 1.

Orang itu dapat terbang mengatasi segala benda duniawi dengan dua buah sayap, yaitu: kejujuran dan kemurnian. Kejujuran harus ada pada maksud kita dan kemurnian pada cinta kasih kita. Kejujuran memandang kepada Tuhan, kemurnian akan memperoleh dan menikmati Tuhan. Tak ada perbuatan baik yang akan mengganggu kita, bila kita dalam hati melepaskan segala keinginan yang tak teratur. Bila kita tidak mencari sesuatu selain agar dapat berkenan kepada Tuhan dan berguna bagi sesame manusia, maka kita akan menikmati kemerdekaan batin. Bila hati kita jujur, maka setiap makhluk akan merupakan cermin bagi kehidupan kita dan merupakan kitab pelajaran yang suci. Semua makhluk meskipun sangat remeh dan hina, selalu memperlihatkan kebaikan Tuhan. 2. Jika keadaan batin kita baik dan murni, niscaya kita akan melihat segala-galanya dengan jelas dan dapat memahaminya dengan baik. Hati murni dapat menembus sampai ke surga dan neraka. Pertimbangan orang tentang keadaan lahir itu selaras dengan perasaan hatinya. Bila ada sesuatu yang menyenangkan di dunia ini, maka orang yang murni hatinya akan menikmatinya. Dan bila terjadi sesuatu yang menggelisahkan atau yang menakutkan, tentu orang yang berhati jahatlah yang akan merasakan. Seperti besi yang dimasukkan di dalam api lalu dibakar sampai membara menjadi bersih kehilangan karat-karatnya, demikian pula halnya orang yang sungguh-sungguh bertobat kepada Tuhan, niscaya akan menjadi bersih daripada kelemahannya, bahkan akan berubah menjadi manusia baru.

3.

Jika orang mulai menjadi tawar hatinya, tentu ia akan segan menderita kesulitan, meskipun hanya kecil saja, dan tentu lalu suka menerima hiburan dari luar. Tetapi jika orang berhasil mengalahkan dirinya sendiri sebaik-baiknya dan dengan hati teguh berani melalui jalan Tuhan, maka hal-hal yang dahulu dirasanya berat akan ternyata tidak seberapa. PASAL V HAL MEMERIKSA KEADAAN DIRI SENDIRI

1.

Kita tidak dapat terlalu percaya kepada diri kita sendiri, sebab seringkali kita tidak mempunyai rahmat dan pengetahuan yang cukup untuk kepercayaan itu. Kita hanya mempunyai nyalanya terang sedikit, dan inipun akan segera padam karena kelalaian. Seringkali kita sendiri tidak mengetahui, bahwa batin kita sungguh masih buta. Kita sering berbuat salah, tetapi kesalahan yang lebih besar ialah, jika kita berusaha memaafkan diri kita sendiri. Kadang-kadang suatu dorongan hawa nafsu kita pandang sebagai semangat jiwa rajin. Kesalahan kecil orang lain kita cela, tetapi kesalahan kita sendiri yang besar kita biarkan saja. Kita lekas merasa tersinggung karena perbuatan orang lain, tetapi kita tidak merasa betapa orang lain menderita karena perbuatan kita. Barangsiapa dapat menilai perbuatannya sendiri secara baik dan adil, ia tentu tidak akan mendapat alasan untuk mengadili orang lain secara kejam. 2. Orang yang memiliki hidup kebatinan akan memperhatikan dirinya sendiri lebih daripada memperhatikan soal-soal lainnya. Dan orang yang dengan sungguh-sungguh dan teliti memperhatikan dirinya sendiri, tentu akan lebih mudah tidak berbicara mengenai keadaan orang lain. Kita tidak akan menjadi orang yang mendalam kerohaniannya dan takwa, jika kita tidak belajar berdiam diri tentang orang lain dan lebih memperhatikan diri kita sendiri. Bila kita mencurahkan perhatian kita kepada diri kita dan Tuhan melulu, maka tidak mudahlah kiranya, bahwa kita akan terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa di luaran. Dimakanah kita harus berada, jika kita tidak mencurahkan perhatian kita terhadap diri kita sendiri? Dan apabila kita sudah menjalankan segala-galanya, apakah gunanya semua itu, jika kita tidak memperdulikan keadaan diri kita sendiri? Apabila kita ingin memiliki damai dan persatuan yang benar-benar dengan Tuhan, kita harus hanya mamandang diri kita sendiri saja dan soal-soal lain semuanya harus kita kesampingkan. 3. Maka itu kita akan maju lebih pesat bila kita dapat membuang segala keruwetan duniawi. Sebaliknya kita akan mundur sekali, jika kita masih memandang pentingnya suatu barang dunia. Janganlah hendaknya ada barang suatu yang kita pandang penting atau kita anggap mulia, atau lagi kita rasakan nikmat dan menyenangkan, kecuali Tuhan dan yang berasal dari Tuhan. Anggaplah sebagai hampa dan tak berguna semua hiburan yang berasal dari makhluk. Jiwa yang mencintai Tuhan memandang rendah semesta alam yang berada dibawah kekuasaan Tuhan. Hanya Tuhan yang abadi dan tak terbatas, yang memenuhi jagad raya, merupakan penghiburan jiwa dan kegembiraan hati sejati.

PASAL VI HAL KEGEMBIRAAN YANG KITA PEROLEH DARI HATI NURANI YANG BERSIH 1.

Kegembiraan orang yang baik budinya itu ialah: bukti hati nurani yang bersih. Oleh sebab itu hendaknya kita jaga, agar kita memiliki hati nurani yang bersih, agar kita selalu bergembira. Orang yang mempunyai hati nurani bersih, akan mampu menahan banyak penderitaan, dan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan akan selalu merasa gembira. Sebaliknya hati nurani yang tidak bersih akan selalu merasa takut dan tidak tenang. Jika hati nurani kita tidak mengganggu kita, maka kita akan dapat beristirahat dengan tenang. Janganlah merasa gembira, kecuali setelah kita berbuat baik. Orang jahat tidak pernah merasa gembira benar, dan juga tidak pernah menikmati ketentraman hati. Sebab tak ada damai bagi orang yang durhaka, sabda Tuhan. (Is. 48.22 dan 57.21). Meskipun mereka berkata: Kita merasakan damai, tak ada kejahatan satupun akan menyerang kita; dan siapakah gerangan yang berani merugikan kita? Janganlah percaya. Sebab sekonyong-konyong Tuhan marah, pekerjaan mereka akan dihancurkan, dan pikiran mereka akan musnah. 2. Kegembiraan yang diperoleh dari orang tidak berlangsung lama, hanya sekejap saja. Kegembiraan dunia selalu diikuti kesedihan. Kegembiraan orang yang baik terletak dalam hati yang murni, tidak dalam mulut orang banyak. Kegembiraan orang saleh bersumber pada Tuhan dan ada pada Tuhan, sedang sukacitanya berakar pada kebenaran. Barangsiapa ingin kegembiraan sejati dan kekal, niscaya tidak akan memperdulikan kesenangan dunia yang tidak kekal. Dan barangsiapa mencari kesenangan dunia, atau tidak bersedia melepaskannya dengan sungguh-sungguh, menandakan bahwa ia tidak begitu memperhatikan kegembiraan surgawi. Mereka yang tidak memperdulikan pujian atau celaan, tentu benar-benar menikmati ketenteraman di dalam hati. 3. Orang yang suara hatinya bersih, mudah merasa puas dan tenteram. Orang tidak menjadi lebih suci karena dipuji-puji, sebaliknya juga tidak bertambah jahat karena dicela. Kita tetap seperti apa adanya; pendapat orang lain tidak dapat merubah keadaan kita yang sebenarnya menurut kesaksian Tuhan. Apabila kita perhatikan keadaan batin kita seperti apa adanya, tentu kita tidak akan menaruh banyak minat terhadap apa yang dibicarakan orang lain terhadap diri kita. Orang melihat luarnya, tetapi Tuhan melihat hati orang. Manusia melihat perbuatan, tetapi Tuhan melihat itikadnya. Selalu berbuat baik dan meremehkan diri sendiri, itulah tandanya jiwa yang rendah hati. Tidak menginginkan hiburan mahkluk itulah tandanya hati bersih kepercayaan jiwa yang besar. 4. Barangsiapa tidak mencari kesaksian dunia bagi dirinya sendiri, itulah pertanda bahwa ia telah menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan. Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji oleh Tuhan (2 Kor.10.18). Hidup bergaul dengan Tuhan di dalam hatinya dan tak terikat oleh barang-barang duniawi, demikianlah keadaan orang yang mempunyai semangat hidup batin.

PASAL VII HAL CINTA KASIH TERHADAP YESUS DI ATAS SEGALA-GALANYA 1.

Berbahagialah mereka yang mengetahui, apa artinya: mencintai Yesus menganggap hina dirinya sendiri. Demi Tuha, yang kita cintai itu, kita harus meninggalkan semua lain-lainnya karena Yesus menghendaki supaya kita mencintai Dia di atas segala-galanya. Cinta para makhluk itu penuh tipu dan tak tetap. Tetapi cinta Yesus tetap dan setia. Marilah kita mencintai Dia dan bersahabat dengan Dia, karena Ia tidak akan meninggalkan kita, meskipun semua orang meninggalkan kita, dan akhirnya Ia juga tidak akan membiarkan kita binasa. Sekali waktu kita mau tidak mau harus berpisah dari segala-galanya. 2. Baik hidup maupun mati hendaklah kita berdekatan dengan Yesus dan kita serahkan diri kita kepada kestiaanNya. Sebab hanya Dialah satu-satunya yang dapat menolong kita, jika segala-galanya meninggalkan kita. Adapun yang dikehendaki oleh Sahabat kita yang terkasih itu ialah, bahwa tidak boleh ada orang lain yang kita cintai keculai Dia. Yesus ingin menguasai hati kita sepenuhnya dan bertakhta di situ bagaikan di atas mahligainya sendiri. Apabila kita berhasil melepaskan diri kita dari segala makhluk, maka Yesus akan berkenan sekali berdiam di dalam hati kita. Hampir semua yang kita temukan di kalangan orang-orang di luar Yesus akan hancur binasa. Janganlah hendaknya kita percaya ataupun bersandar pada ilalang yang digoyangkan angina, sebab segala daging itu bagaikan rumput dan segala kemuliaannya akan layu laksana bunga di lading (Is.40.6). 3. Segera kita akan merasa tertipu, apabila kita memandang orang lain hanya pada lahirnya saja. Sebab jika kita mencari penghiburan dan keuntungan pada orang lain, maka seringkali kita malah akan menderita rugi. Sebaliknya apabila dalam segala usaha kita mencari Yesus, maka kitapun akan menemukan Yesus. Tetapi jika kita mencari diri kita sendiri, kita juga akan menemukan diri kita sendiri, namun akibatnya kehancuran diri kita sendiri pula. Sebab jika orang tidak mencari Yesus, ia akan merugikan dirinya sendiri lebih daripada kerugian yang dapat dideritanya dari musuh-musuhnya dan dari seluruh dunia. PASAL VIII HAL PERSAHABATAN AKRAB DENGAN YESUS 1.

Jikalau Yesus beserta kita, niscaya segala-galanya berjalan baik dan tak ada hal yang kelihatan sulit. Tetapi jika Yesus tidak beserta kita, maka semuanya akan terasa berat dan sulit. Bila Yesus tidak berkenan berbicara di dalam hati kita, maka segala penghiburan tak ada harganya. Apabila Yesus berkata satu patah kata saja, maka kita akn merasa memperoleh hiburan besar. Tidakkah Maria Magdalena seketika itu juga bangkit dari tempatnya menangis, waktu Martha berkata kepadanya: Tuhan ada di sana dan memanggil dikau (Yoh. 11.28). Sungguh bahagialah kita, waktu merasa sedih lalu dipanggil Yesus untuk bergembira di dalam hati.

2.

3.

4.

5.

Betapa lesu dan berat rasanya tanpa Yesus! Sangat bodoh dan sia-sialah, jika kita mengindahkan sesuatu di luar Yesus! Bukankah itu berarti suatu kerugian yang lebih besar daripada kehilangan seluruh dunia? Apa yang dapat diberikan, oleh dunia kepada kita tanpa Yesus? Tidak dengan Yesus berarti neraka yang celaka, bersama Yesus berarti firdaus yang bahagia. Apabila Yesus bersatu dengan kita, tak ada musuh satupun yang dapat merugikan kita. Barangsiapa menemukan Yesus, ia memperoleh harga sangat besar, lebih besar daripada harta karun apapun di dunia. Dan barangsiapa kehilangan Yesus, ia kehilangan harta benda yang lebih besar nilainya daripada alam semesta seisinya. Sungguh mikinlah orang yang hidup tanpa Yesus, sebaliknya sungguh kaya rayalah orang yang hidup bersatu dengan Yesus. Dapat bergaul dengan Yesus itu bukanlah soal yang mudah; dan dapat bertahan dalam persatuan dengan Yesus berarti sangat bijaksana. Baiklah kita hidup saleh dan tenteram, maka Yesus akan menetap di hati kita. Kita dapat mengusir Yesus dengan segera dan kehilangan rahmatNya, bila kita mencurahkan perhatian kita kepada dunia luar. Dan apabila kita telah mengusir dan kehilangan Yesus, kepada siapa kita akan mengungsi dan siapa pula yang akan kita ambil sebagai sahabat? Tanpa sahabat kita tidak dapat hidup bahagia, dan bila Yesus tidak menjadi sahabat kita melebihi sahabat-sahabat kita lainnya, kita tentu akan merasa sangat sedih dan kesunyian. Maka sungguh bodohlah kita jika menaruh kepercayaan dan mencari kesenangan kepada orang lain. Mestinya kita harus lebih berani menentang seluruh dunia daripada berbuat salah terhadap Yesus. Dari antara semua sahabat hendaknya Yesuslah yang harus menjadi sahabat kita yang paling akrab. Semua orang harus kita cintai karena Yesus, tetapi Yesus harus kita cinta demi Yesus sendiri. Hanya Yesus Kristuslah yang patut kita jadikan sahabat yang paling karib, karena hanya Dialah yang paling baik dan paling setia di antara para sahabat kita lain-lainnya. Demi Yesus dan dalam Yesus kita harus cinta kepada semua orang, baik kawan maupun lawan. Untuk semua orang kita harus berdoa, agar mereka semua mengenal Yesus dan cinta akan Dia. Janganlah kita ingin dipuji ataupun dicintai secara istimewa, karena hanya Yesus yang tak ada bandingannya itu, patut dipuji secara istimewa dan dicintai secara luarbiasa. Janganlah kita menghendaki supaya seorang selalu ingat pada kita dalam hatinya, dan janganlah kita sendiri tenggelam dalam cinta pada orang lain. Mudah-mudahan hanya Yesuslah selalu menyertai kita dan semua orang yang baik. Baiklah kita jaga supaya hati kita murni dan bebas, tidak dirintangi oleh makhluk manapun. Kita harus bebas dari segala barang dunia dan mencintai Yesus dengan hati murni, bila kita ingin memperoleh ketenteraman dan hendak menikmati betapa manisnya Tuhan itu (Masm. 34.9). Dan sesungguhnya kita tidak akan mencapai keadaan itu, bila rahmat Tuhan tidak melindungi dan membimbing kita, sehingga kita dapat menyampingkan dan mininggalkan segala-galanya serta dapat menyatukan diri dengan Yesus sendiri dan tidak dengan siapapun lainnya. Sebab jika rahmat Tuhan turun di hati orang, maka orang itu lalu mampu mengerjakan segala sesuatu. Tetapi jika rahmat itu meninggalkannya, niscaya ia akan menjadi miskin dan lemah, seakan-akan lalu merupakan umpan segala kesengsaraan.

Tetapi dalam menghadapi keadaan semacam itu orang tidak boleh merasa hancur dan putus asa, melainkan dengan rasa menyerah kepada Tuhan orang harus tunduk kepada kehendakNya dan segala sesuatu yang dideritanya hendaknya diterima dengan sabar demi Yesus Kristus. Sebab sehabis musim dingin tibalah musim panas, sehabis malam datanglah siang dan apabila hujan lebat sudah lalu, tampaklah cuaca terang. PASAL IX HAL TAK ADANYA SEGALA PENGHIBURAN 1.

Selama kita menikmati penghiburan ilahi, maka tidak sulitlah mengabaikan penghiburan manusia. Tetapi sungguh suatu hal yang besar, bahkan sangat agung bila kita kuat menderita kekosongan penghiburan baik Ilahi maupun manusiawi. Dan juga suatu hal yang besar pula jika kita untuk memuliakan Tuhan mau menderita kekosongan batin dan dalam apapun juga tidak mencari diri sendiri dan tidak memandang jasa-jasa sendiri. Bukanlah suatu hal yang istimewa, bila kita bergembira dan hidup saleh karena rahmat Tuhan beserta kita. Hal itu memang banyak orang yang menginginkan. Sungguh nikmat rasanya berjalan didukung oleh rahmat Allah. Tidak mengherankan bila orang tidak merasa berat, karena ia didukung Tuhan yang maha kuasa dan dibimbing oleh Sang Pembimbing yang maha tinggi. 2. Kita memang membutuhkan penghiburan dan orang sulit dapat meninggalkan dirinya sendiri. Martelar suci Santo Laurensius telah mengalahkan dunia serta cintanya kepada Uskupnya, sebab ia telah mengabaikan segala sesuatu di dunia yang nampaknya menarik dan nikmat; dan sewaktu Santo Bapa Sixtus, Imam Agung Tuhan yang sangat dicintainya dipanggil kehadirat Tuhan, maka demi cinta kasihnya terhadap Kristus diterimanya hal itu dengan sabar dan hati menyerah. Karena cinta kasihnya terhadap Pencipta semesta alam, Santo Laurensius dapat menyampingkan kasihnya terhadap manusia biasa dan memilih yang berkenan di hati Tuhan lebih daripada hiburan duniawi. Demikian pula kita harus belajar meninggalkan sahabat yang paling karib dan yang paling kita cintai, demi cinta kasih kita terhadap Tuhan. Lagi pula janganlah kita merasa berat, jika kita ditinggalkan sahabat karib kita, sebab kita tahu bahwa akhirnya pada suatu waktu kita semua harus berpisah satu sama lain. 3. Sebelum orang sama sekali dapat mengalahkan diri sendiri dan mengarahkan cinta kasihnya seluruhnya kepada Tuhan, maka lama sekali orang itu membutuhkan banyak perjuangan melawan hawa nafsunya. Apabila orang hanya bersandar kepada dirinya sendiri, maka ia akan mudah jatuh ke dalam penghiburan manusia. Tetapi barangsiapa sungguh-sungguh mencintai Kristus dan rajin meniru keutamaanNya, tentu tidak akan jatuh ke dalam jurang hiburan dunia dan mencari kenikmatan-kenikmatan semacam itu. Demi cinta kasihnya akan Kristus orang tersebut bahkan akan menjalankan latihan-latihan yang keras serta pekerjaan yang berat. 4. Maka jika kita diberi Tuhan penghiburan rohani, hendaklah kita terima hal itu dengan ucapan syukur dan terima kasih, namun hendaknya janganlah kita lupa, bahwa penghiburan itu bukan diberikan karena jasa-jasa kita, melainkan melulu karena anugerah Allah. Maka itu janganlah kita menjadi sombong karena penghiburan tersebut, janganlah kita bergembira ataupun bangga akan hal itu; malahan hendaknya kita lebih merendahkan diri, lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam segala perbuatan kita, sebab saat penghiburan itu akan lewat dan akan tibalah saat percobaan.

5.

6.

7.

8.

Jika penghiburan rohani tadi telah lewat, janganlah hendaknya kita menjadi putus asa, tetapi menunggu dengan sabar dan rendah hati datangnya rahmat baru dari surga; Sebab Tuhan itu maha kuasa dan dapat menganugerahkan rahmatNya yang lebih besar daripada yang sudah lewat. Hal itu bukanlah soal baru ataupun luar biasa bagi orang yang sudah paham akan jalannya jejak Tuhan, sebab pada orang-orang suci yang besar dan nabi-nabi jaman dahulu keadaan berubah-ubah semacam di atas itu sering juga terjadi. Oleh sebab itu seorang yang dipenuhi rahmat Allah pernah berseru: Dalam keuntungan sya yang berlimpah-limpah, saya telah berkata: aku tak akan goncang selama-lamanya (Masm. 30.7). Tetapi waktu ia merasa ditinggalkan rahmat Tuhan, maka keluhnya: Engkau telah memalingkan wajahMu dari padaku dan aku menjadi takut karenanya (Masm 30.8). Dan sementara itu ia sama sekali tidak berputus asa, melainkan lebih giat ia berdoa kepada Tuhan: KepadaMu Tuhan aku akan berseru dan memohon kepada Allahku (Masm.30.9). Akhirnya doanya dikabulkan oleh Tuhan dan ia menyatakan hal itu dengan mengatakan: “Tuhan telah mendengarkan daku dan telah melimpahkan rahmatNya kepadaku; Tuhan telah menjadi penolong bagiku.” (Masm. 30.11). “Tetapi dalam hal apakah itu? Engkau telah mengubah ratapku menjadi kegembiraan” demikianlah katanya “dan telah meliputi daku dengan kesukaan” (Masm.30.12). Bila demikian halnya orang-orang kudus yang besar-besar, maka kita yang lemah dan papa ini tidak perlu merasa putus asa, jika suatu waktu merasa bersemangat, pada waktu lain merasa hambar: sebab roh Allah datang dan pergi meninggalkan hati kita, menurut kehendakNya sendiri. Oleh karena itu orang suci Yob berkata: Pagi-pagi Engkau mengunjunginya dan tiba-tiba ia diberi percobaan.(Yob 7.18). Maka siapakah yang dapat kita harapkan selain Allah yang Maha Rahim, atau apa pula yang dapat kita percaya kecuali rahmat Tuhan? Sebab walaupun banyak orang baik, banyak saudara yang setia, sahabat-sahabat yang akrab, kitab-kitab suci, karangan-karangan bagus, nyanyian-nyanyian merdu, semuanya itu tidak banyak faedahnya dan hanya sedikit memberi kepuasan kepada hati kita, jika rahmat Tuhan tidak menyertai kita dan kita dibiarkan sendiri dalam kesunyian dan kemiskinan. Menghadapi saat-saat sedemikian itu sungguh tak ada jalan lain, kecuali sabar menunggu dan menahan diri sesuai kehendak Allah. Setiap orang, sekalipun ia sangat saleh dan hidup taat kepada Tuhan, sekali waktu niscaya mengalami perasaan ditinggalkan rahmat Tuhan dan merasa kurang semangat berolah keutamaan. Tak seorang sucipun, bagaimana tinggi sekalipun martabatnya, yang tidak pernah mengalami godaan-goadaan. Sebab tak ada orang yang pantas mengadakan renungan dalam-dalam tentang Tuhan, melainkan dia yang telah terlatih baik dalam sesuatu percobaan. Biasanya setelah adanya percobaan akan menyusul penghiburan. Sebab kepada mereka yang telah mengalami percobaan-percobaan, telah dijanjikan penghiburan surgawi. Tuhan telah bersabda: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberi santapan dari pohon kehidupan. (Wahyu 2.7). Tetapi penghiburan Ilahi itu diberikan agar orang menjadi lebih kuat menghadapi kesulitan-kesulitan atau kesusahan. Godaan juga akan menyusul agar orang jangan merasa bangga karena telah menikmati rahmat Tuhan. Si setan tidak tidur dan dagingpun belum mati; maka itu kita mesti selalu siap sedia bertempur, sebab musuh berada di kanan-kiri kita dan tidak mengenal istirahat.

PASAL X HAL MERASA SYUKUR ATAS RAHMAT ALLAH 1.

Mengapa kita selalu ingat istirahat, padahal kita dilahirkan untuk bekerja? Baiklah kita siapkan diri kita lebih dulu untuk kesabaran daripada untuk mengharap-harapkan penghiburan; lebih untuk memanggul salib kita daripada untuk bergembira. Siapa yang hidup di dunia ini yang tidak ingin memperoleh penghiburan rohani dan kegembiraan, seandainya hal itu selalu dapat diperolehnya? Sebab penghiburan rohani sungguh melebihi kesenangan dunia dan segala kenikmatan daging. Segala kenikmatan dunia itu hampa dan mencemarkan, sedang penghiburan rohani sungguh menyenangkan, sungguh nikmat dan tidak cemar, tumbuh dari oleh keutamaan dan dituangkan oleh Tuhan di dalam jiwa yang suci murni, tetapi tak ada seorangpun yang dapat selalu menikmati penghiburan Ilahi ini sesuai dengan kehendaknya sendiri, karena saat percobaan segera akan datang. 2. Ada hal-hal yang merupakan rintangan besar bagi diturunkan rahmat ilahi itu; kebebasan hati yang semu (palsu) dan kepercayaan pada diri sendiri yang terlalu besar. Tuhan telah berbuat baik dengan menganugerahkan rahmat penghiburan, tetapi manusia berbuat tidak semestinya, jika setelah menerima anugerah itu ia tidak mengembalikan segalanya kepada Tuhan sebagai ucapan syukur terima kasih. Oleh karena itu anugerah rahmat itu tidak dapat terus mengalir ke dalam hati kita, sebab kita tidak berterima kasih kepada yang memberinya dank arena kita tidak mengembalikannya kepada Tuhan, sumber segala rahmat. Orang yang tahu terima kasih akan pemberian rahmat Ilahi, niscaya akan memperoleh rahmat baru lainnya, sedang rahmat yang telah disediakan bagi orang sombong dicabut dan dianugerahkan kepada yang rendah hati. 3. Saya tidak menginginkan penghiburan yang menghilangkan rasa bertobat dan saya tidak mengharapkan hidup muluk yang menyebabkan saya menjadi sombong. Sebab tidak semua yang muluk-muluk itu suci, tidak semua yang nikmat rasanya itu baik, tidak semua keiginan itu murni, dan tidak semua yang disukai orang itu berkenan kepada Tuhan. Dengan senang hati kita harus menerima rahmat yang menyebabkan kita menjadi lebih rendah hati dan lebih taat, lebih tidak mementingkan diri kita sendiri. Jika telah memperoleh pengajaran dari rahmat ilahi dan telah mengalami percobaan dengan dicabutnya rahmat tadi, maka orang tentu tidak berani membanggakan diri, bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang baik. Sebaliknya ia mesti mengakui, bahwa ia sangat miskin dan tidak mampu berolah utama. Berilah kepada Allah barang yang Allah punya (Mat. 22.21), dan terimalah barang yang kita punya. Ini berarti: kita mesti berterimakasih kepada Tuhan atas rahmat yang diberikan kepada kita, dan selanjutnya kita akui, bahwa segala kesalahan dan hukuman yang setimpal itu adalah akibat kelalaian kita sendiri. 4. Baiklah kita memilih tempat paling rendah, niscaya kita akan diberi tempat paling tinggi, sebab tempat tertinggi itu adanya karena tempat yang terendah. Orang-orang suci yang dalam pandangan Tuhan paling tinggi itu, dalam pandangan mereka sendiri adalah yang paling rendah. Makin banyak mereka itu menerima kehormatan, makin rendahlah mereka merasa dirinya. Karena penuh dengan kebenaran dan rahmat ilahi orang-orang suci itu tidak menginginkan kehormatan yang hampa. Karena mereka itu teguh-teguh bersandar pada Tuhan dan memperoleh kekuatan daripadaNya, maka tak mungkinlah mereka menyombongkan diri. Barangsiapa mengakui, bahwa semua yang baik yang telah diterimanya itu berasal dari Tuhan, niscaya tidak mencari kehormatan di kalangan sesame manusia, tetapi

hanya menghendaki penghormatan yang berasal dari Tuhan saja. Dan selanjutnya satu-satunya usaha serta harapannya niscayalah selalu agar Tuhan dimuliakan di dalam dirinya sendiri, maupun di dalam diri semua orang saleh, lebih daripada makhlukmakhluk lainnya. 5. Maka itu baiklah kita mengucap syukur atas pemberian Tuhan, bagaimanapun kecilnya, supaya kita pantas menerima yang lebih besar. Juga rahmat yang nampaknya sangat kecil hendaknya kita pandang sangat besar nilainya; dan yang kelihatannya tidak berarti mesti kita hargai sebagai pemberian yang sangat istimewa. Jika kita ingat siapa yang memberi rahmat itu, tentu kita akan yakin, bahwa tidak ada pemberian yang remeh ataupun kurang bernilai, sebab segala sesuatu yang diberikan Tuhan Yang Maha Tinggi itu tak ada yang tidak berharga. Sekalipun seandainya Tuhan menghukum atau mendera, kita masih harus berterimakasih kepadaNya, sebab segala sesuatu yang terjadi pada kita atas ijin Tuhan, maksudnya tidak lain kecuali untuk keselamatan dan kebahagiaan kita. Barangsiapa ingin tetap memiliki rahmat Allah, hendaknya berterimakasih waktu menerima rahmat dan sabar tawakal pada saat-saat rahmat itu ditarik kembali, Tetap memanjatkan doa, agar rahmat lekas diberikan kembali; berhati-hati serta rendah hati, agar rahmat jangan sampai meninggalkan dia. PASAL XI HAL TIDAK BANYAK JUMLAH ORANG YANG MENCINTAI SALIB KRISTUS 1.

Yesus memang mempunyai banyak pengikut yang ingin dimuliakan di surga, tetapi hanya sedikit yang bersedia memanggul salib bersama Dia. Banyak yang ingin menikmati penghiburan Yesus, tetapi hanya sedikit yang sanggup menderita percobaanNya. Banyak sekali yang suka duduk makan bersama Yesus, hanya sedikit yang bersedia ikut serta berpuasa dengan Dia. Semua orang ingin bersukaria dengan Yesus, hanya sedikit jumlahnya yang mau menderita sengsara bersama Yesus. Memang banyak yang mengikuti Yesus sampai saat Ia memecah-mecah roti, tetapi hanya sedikit yang tetap mengikutiNya sampai Yesus minum piala kesengsaraan. Banyak yang menghormati Yesus karena mukjijatNya, tetapi sedikit yang mengikutiNya sampai ke salib, hinaan orang. Banyk yang mencintai Yesus selama mereka tidak mengalami kesukaran. Banyak yang memuji dan meluhurkan Yesus, selama mereka menerima sekedar penghiburan dari padaNya. Tetapi apabila mereka ditinggalkan Yesus sendirian, meskipun hanya sebentar saja, maka mulailah mereka berkeluh kesah atau jatuh ke dalam lembah kesedihan. 2. Lain halnya dengan mereka yang mencintai Yesus melulu karena Yesus, dan bukan karena mereka itu mencari penghiburan bagi dirinya sendiri. Baik di waktu-waktu menderita percobaan dan kesedihan hati, maupun pada waktu memperoleh penghiburan yang sangat nikmat, mereka itu akan tetap memuji dan meluhurkan Yesus. Dan andai kata Yesus tidak berkenan memberikan penghiburan kepada mereka, maka mereka tetap akan memuji dan berterimakasih kepadaNya. 3. Sungguh besar kekuatan cintakasih akan Yesus, yang murni, tanpa pamrih dan tidak campur dengan cinta pada diri sendiri. Tidakkah orang yang selalu menginginkan penghiburan itu boleh disebut pekerja harian? Bukankah orang yang selalu memikirkan nikmat dan keuntungan diri sendiri itu harus dikatakan lebih cinta pada diri sendiri daripada cinta pada Yesus?

4.

Di mana ada orang bersedia mengabdi Kristus tanpa pamrih? Jarang dapat diketemukan orang yang demikian tinggi hidup batinnya, sehingga ia dapat melepaskan diri dari segala macam ikatan duniawi. Siapa kiranya yang dapat menjumpai orang yang benar-benar bersemangat miskin dan mampu membebaskan diri dari segala makhluk dunia? Semangat semacam itu merupakan harta yang tak ternilai harganya (Amsal 31.10). Seandainya orang telah menyerahkan segala harta benda kekayaannya, hal itu belum berarti apa-apa. Sekalipun orang melakukan puasa berat dan berolah tapa lama, belum seberapalah itu artinya. Dan sekalipun orang itu pandai dan telah mendalami segala ilmu pengetahuan, namun hal itupun belum besar artinya. Meskipun orang sungguh sangat suci dan jiwa ibadatnya menyala-nyala, jikalau dia belum memiliki satu hal yang sungguh sangat penting sekali baginya maka sebenarnya orang itu masih menderita kekurangan besar. Apakah hal yang satu itu? Ialah, bahwa setelah meninggalkan segala sesuatu di dunia ini, ia hendaknya menyampingkan diri sendiri dan segala keinginan dan kepentingan pribadi, sehingga dengan demiian ia lalu tidak terganggu lagi oleh cinta terhadap dirinya sendiri. Selanjutnya setelah merasa sudah mengerjakan apa yang harus ia jalankan, maka hendaknya ia mengetahui, bahwa sebenarnya ia belum mengerjakan suatu apa. Apa yang dipandang tinggi orang lain, tetapi mesti mengakui dirinya sebagai abdi yang tiada berguna, seperti yang telah tertulis dalam kitab Kebenaran: Bila engkau telah melakukan segala sesuatu yang diwajibkan, hendaklah berkata: aku ini hamba yang tiada berguna (Luk 17.10). Demikianlah orang tadi sungguh bersemangat miskin dan berjiwa papa dan bersama-sama dengan Sang Nabi dapatlah ia berseru: Lihatlah, aku merasa sunyi kesepian dan miskin (Masm. 25.16). Tetapi sebenarnya tak ada orang yang lebih kaya, lebih berkuasa, lebih bebas daripada dia yang dapat menyampingkan segala-galanya dan dirinya sendiri, serta yang tahu menempatkan dirinya di tempat yang paling bawah. PASAL XII HAL KELUHURAN JALAN SALIB SUCI

1.

Bagi banyak orang berkata-kata berikut mungkin keras bunyinya: “Hendaklah menyangkal dirimu sendiri, ambillah salibmu dan ikutilah Yesus” (Mat. 16.24; Luk. 9.23). Tetapi lebih keras lagi kedengarannya kata-kata hari terakhir berikut ini: “Pergilah dari hadapanKu, hai laknat, ke dalam api yang kekal” (Mat. 25.41). Mereka yang dalam hidupnya sekarang suka mendengarkan dan mengikuti sabda salib, pada hari terakhir itu tentu tidak akan gentar mendengar diucapkannya putusan kekal tadi. Tanda salib ini akan tampak di langit, apabila Tuhan datang untuk mengadili. Pada saat itu semua hamba salib, yang semasa hidupnya telah menyesuaikan diri dengan Yang disalipkan, akan datang menghadap Hakim-Kristus dengan kepercayaan penuh. 2. Maka itu mengapa kita segan memanggul salik kita ? Padahal salib itulah yang akan membuka jalan ke surga bagi kita! Di dalam salib itulah keselamatan, di dalam salib itulah kehidupan dan di dalam salib itulah perlindungan terhadap musuh-musuh kita. Saliblah sumber kenikmatan surgawi, sumber kekuatan jiwa dan kebahagiaan batin. Di saliblah tempat keutamaan tertinggi dan kesempurnaan hidup saleh.

3.

4.

5.

6.

Tak ada keselamatan bagi jiwa selain di salib, tak ada harapan akan hidup kekal kecuali di salib. Maka itu marilah kita panggul salib kita dan marilah kita ikuti jejak Kristus dan kita tentu akan masuk ke hidup kekal. Kristus telah mendahului kita sambil memanggul salibNya(Yoh. 19.17) dan Dia telah wafat di kayu salib untuk kita, agar kita juga mau memanggul salib kita dan mati disalibkan. Sebab apabila kita mati bersama Kristus, kitapun akan hiudp bersama Dia pula; dan apabila kita kutserta menderita bersama Kristus, kitapun akan ikutserta mulia bersama Dia. Baiklah kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, bahwa segala-galanya sebenarnya sudah tercakup dalam salib dan dalam mati. Tak ada jalan lain yang menuju kea rah kehidupan dan ketenteraman batin yang sebenarnya, kecuali lewat jalan salib suci dan matiraga setiap hari. Kemampuan kita pergi dan apapun yang kitacari: di atas tak akan kita menemui jalan yang lebih tinggi, sedang di bawah tak akan kita berjumpa jalan yang lebih aman, selain jalan salib suci. Kita boleh mengatur segala sesuatu menurut kemauan dan keinginan kita sendiri, namun mau tidak mau kita akan selalu berjumpa dengan penderitaan dan kesengsaraan. Demikianlah di mana-mana kita akan selalu bertemu dengan salib. Mungkin salib itu berupa sakit badani, mungkin berwujud kesulitan batin. Kadang-kadang kita merasa ditinggalkan Tuhan, kadang-kadang merasa menderita karena perbuatan sesame manusia. Tetapi cobaan yang lebih berat ialah merasa bahwa kita sering merupakan beban bagi diri kita sendiri. Meskipun demikian tidak ada jalan lain, atau penghiburan yang mampu meringankan beban kita itu selain selama Tuhan masih berkenan, kita harus tahan menderita. Karena Tuhan menghendaki supaya kita belajar menderita tanpa penghiburan, agar kita menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya, dan agar oleh penderitaan itu kita menjadi lebih rendah hati. Tad ada orang yang dapat merasakan sungguh-sungguh kesengsaraan Kristus, selain dia yang pernah mengalami penderitaan yang serupa. Jadi di mana-mana salib sudah tersedia dan siap menanti kedatangan kita. Kemanapun kita pergi, tak mungkin kita dapat menghindari salib. Sebab kemanapun kita pergi, kita selalu membawa diri kita sendiri dan kita selalu akan menjumpai diri kita sendiri. Cobalah kita menegadah ke atas, menunduk ke bawah, melihat ke luar ataupun ke dalam, kita akan tetap berjumpa dengan salib. Dan pentinglah kiranya bahwa di mana-mana kita mesti tetap sabar bila kita ingin menikmati ketenteraman batin dan memperoleh mahkota abadi. Jika kita memanggul salib kita dengan senang hati, maka salib akan mendukung dan membimbing kita ke tempat yang kita tuju. Di tempat itu berakhirlah segala macam penderitaan, suatu hal yang di dunia ini tidak akan terjadi. Sebaliknya jika kita memanggul salib kita dengan rasa enggan, maka salib itu justru akan merupakn beban sangat berat bagi kita, padahal kita mesti juga memikulnya. Seandainya kita berhasil meletakkan salib yang satu, salib lain tentu akan muncul, mungkin lebih berat daripada yang dahulu. Tak seorangpun yang pernah hidup di dunia ini berhasil menghindari salib. Apakah kita mengira dapat menghindari hal yang tak pernah ada orang dapat menghindarinya? Siapa diantara para suci pernah terhindar dari percobaan-percobaan dan hidup tanpa memikul salib? Bahkan Tuhan kita Yesus Kristus sendiri, sekalipun hanya satu jam saja, tidak pernah luput dari kesengsaraan, selama hidupnya di dunia ini. Kristus, harus sengsara

dan bangkit dari kematian dan demikianlah masuk dalam kemuliaanNya (Luk. 24.26) demikianlah sabdaNya. Jika demikian mengapa kita ingin mencari jalan lain daripada jalan luhur, yang disebut jalan salib suci itu ? 7. Seluruh masa hidup Kristus merupakan salib dan siksaan, sedang kita ingin mencari istirahat dan kesenangan bagi diri kita sendiri. Sangatlah keliru, bila kita mencari lain daripada sengsara dan percobaan, sebab hidup di dunia yang fana ini penuh sengsara dan bertaburkan salib-salib. Semakin maju orang dalam hidup kerohanian, biasanya malah makin beratlah salib yang dijumpainya. Sebab semakin besar cinta kasih orang terhadap Tuhan, semakin besar pulalah rasa sedihnya sebagai oarng buangan di dunia. 8. Namun orang yang seringkali menderita bermacam-macam percobaan itu juga tidak terasingkan dari penghiburan sama sekali, sebab dia tahu, bahwa dari penderitaan salibnya itu tumbuhlah buah banyak sekali. Sebab karena orang dengan suka rela bersedia memanggul salibnya, maka segala beban penderitaan lalu berubah menjadi kepercayaan atas penghiburan ilahi. Makin berat orang dibebani penderitaan badani, makin kuatlh jiwanya karena rahmat batin. Kadang-kadang akibat keinginan untuk menyamai Kristus yang disalibkan dank arena kemaunan untuk menderita sengsara dan kesusahan, maka jiwa orang malah menjadi demikian kuat dan sentosa, sehingga orang tadi tidak mau luput dari kesusahan dan percobaan. Sebab ia percaya akan lebih berkenan kepada Allah apabila ia makin banyak menderita untukNya. Bukanlah jasa perbuatan manusia, melainkan rahmat Kristus yang mampu membangkitkan kekuatan pada orang yang lemah sifatnya itu, sehingga dengan semangat jiwa besar dan cinta orang bersedia melakukan hal-hal yang berdasarkan sifat kodrat kemanusiaannya ia benci dan ia hindari. 9. Bukanlah sifat manusia untuk memikul salib dengan gembira dan mencintainya, untukmengekang hawa nafsunya dan menundukkan kemauannya demi untuk mengabdi; untuk menghindari kehormatan, menderita ejekan dengan gembira, meremehkan diri sendiri dan ingin supaya diremehkan orang lain; untuk menderita kemalangan dan kerugian dengan senang hati, untuk tidak mengharapkan kesenangan dan kebahagiaan di dunia sini. Jika kita memandang diri kita sendiri, maka tak adalah kekuatan pada kita untuk berbuat semuanya itu. Tetapi jika kita percaya kepada Tuhan, niscaya akan menerima kekuatan dari surga untuk menguasai dunia dan menundukkan hawa nafsu kita. Terhadap setanpun kita tidak akan takut, bila kita mempunyai senjata iman dan tanda salib Kristus. 10. Maka itu sebagai hamba Kristus yang baik dan setia, marilah kita memberanikan diri memanggul salib Tuhan, yang karena cintakasihNya kepada kita telah disalibkan. Hendaklah kita siapkan diri kita, untuk menderita banyak kepedihan dan bermacam-macam kesusahan selama hidup penuh duka nestapa ini, sebab di manapun juga kita akan mengalaminya, dan di manapun kita bersembunyi, kita akan menemuinya. Memang itu harus kita alami dan tak ada jalan lain untuk menghindari kesukaran dan kesusahan, selain dengan menderitanya. Jika kita ingin bersahabat dengan Kristus dan ikut serta berbahagia dengan Dia, kita mesti bersedia minum pialaNya dengan penuh cinta. Mengenai soal penghiburan sebaiknya hal itu kita serahkan saja kepada kebijaksanaan Tuhan. Tuhanlah yang akan mengatur h al itu sesuai dengan kehendakNya. Bagi kita marilah kita bertahan dalam segala percobaan dan kesengsaraan dan marilah kita pandang semuanya itu sebagai penghiburan yang paling besar, sebab

kesengsaraan di dunia sini tak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang (Rom 8.18) sekalipun kita harus menderita sendiri. 11. Apabila kita sudah mencapai tingkatan, bahwa kita dapat merasakan nikmatnya percobaan-percobaan demi kehendak Kristus, maka dapat kita pastikan, bahwa kita berada dalam keadaan baik, karena kita telah menemukan surga di dunia sini. Sebaliknya selama menderita sengsara masih kita pandang berat dan selama kita masih terus berusaha untuk menghindarinya, maka selama itu keadaan kita sungguh masih belum baik. Dan kemanapun kita hendak melarikan diri, pedihnya percobaan akan tetap mengejar kita. 12. Tetapi bila kita berusaha menjalankan tugas kewajiban kita, yaitu menderita sengsara dan siap akan mati, maka keadaan kita akan segera berubah menjadi lebih baik dan kita akan menemukan ketenteraman. Walaupun andaikata kita dinaikkan ke surga ke tiga seperti Santo Paulus, kita belum juga akan luput daripada segala kesukaran. Sebab Yesus telah bersabda: Aku akan memperlihatkan kepadanya, betapa besar kesengsaraan yang harus dideritanya demi namaKu (Kis. Ras. 9.16). Demikianlah kita akan tetap menderita sengsara, jika kita ingin mencintai Yesus dan mengabdi Dia untuk selama-lamanya. 13. Semoga kita pantas menderita sengsara demi nama Yesus. Betapa besar kehormatan yang akan kita terima, betapa besar kegembiraan para orang kudus Tuhan, dan betapa besar pula pengaruh baik kita itu baik orang-orang di sekeliling kita. Sebab semua orang memuji-muji ketahanan hati untuk menderita, tetapi hany sedikitlah yang benar-benar sanggup menderita sengsara. Sudah menjadi kewajiban kitalah, kalau kita dengan senang hati mau menderita sengsara untuk Kristus, sebab tidak sedikit jumlahnya orang yang bersedia menderita lebih banyak untuk dunia. 14. Sekali-sekali janganlah kita lupa, bahwa mati raga merupakan jalan hidup kita. Makin keras mati raganya, makin bertambah teguhlah orang mulai hidup untuk Tuhan. Tak ada orang dapat memahami soal-soal surgawi, kecuali ia yang bersedia menundukkan dirinya untuk menderita sengsara bagi Kristus. Bagi Tuhan tak ada sesuatu yang lebih berharga dan bagi kita di dunia sini tak ada yang lebih bernilai untuk keselamatan kita, kecuali dengan suka hati bersedia menderita sengsara bagi Kristus. Dan seandainya kita diperkenankan memilih, sebaiknya kita memilih menderita kesengsaraan untuk Kristus, daripada menginginkan menikmati banyak penghiburan. Sebab dengan demikian kita akan lebih mirip Sang Kristus dan lebih menyerupai para Kudus. Sebab ganjaran dan kemajuan hidup rohani kita tidak terletak pada kenikmatan dan penghiburan, tetapi lebih pada penderitaan dan percobaan. 15. Seandainya ada syarat lain yang lebih baik dan lebih berguna bagi keselamatan orang, tentu Kristus telah memberitahukannya kepada kita baik dengan kata-kata maupun dengan teladan. Tetapi kepada para murid yang mengikutinya dan semua orang yang ingin mengikuti Dia, dengan terus terang Kristus telah memberi nasihat: Jika orang ingin mengikuti Daku, hendaknya dia menyangkal diri sendiri dan memikul salibnya serta mengikuti Daku (Mat. 16.24; Luk 9.23). Akhirnya setelah kita membaca semuanya dengan teliti dan merenungkannya dengan seksama, semoga kesimpulan kita ialah: Bahwa kita harus memasuki kerajaan Allah dengan melalui jalan kesengsaraan (Kis. Ras. 14.22).

BUKU KETIGA Hal Hiburan Batin PASAL I TENTANG PERCAKAPAN BATIN KRISTUS DENGAN JIWA BERIMAN 1.

Aku akan mendengar apa titah Tuhan Allah dalam diriku (Masm. 85.9) Bahagilah jiwa yang mendengar Tuhan bersabda di dalam hatinya dan mendengar kata-kata hiburan dari mulut Tuhan! Bahagialah telinga yang mendengar bisikan Tuhan dan tidak memperhatikan sedikitpun bisikan-bisikan dunia ini!. Ya, sungguh bahagialah telinga yang tidak mendengarkan suara lantang dari luar, tetapi mendengarkan kebenaran yang memberi pengajaran dari dalam hati! Bahagialah mata yang tertutup untuk barang-barang duniawi, tetapi yang pandangannya tertuju pada hal-hal rohani! Bahagialah mereka yang berusaha memahami soal-soal rohani dan setiap hari giat berikhtiar utnuk memahami rahasia-rahasia surgawi! Bahagialah mereka yang merindukan percakapan dengan Tuhan dan dapat menghindarkan diri dari segala rintangan duniawi! Jiwaku, perhatikanlah semua itu! Tutuplah pintu-pintu panca inderamu, agar engkau diperkenankan mendengar suara Tuhan Allahmu, di dalam hatimu. 2. Inilah kata-kata Kekasihmu: Akulah keselamatanmu (Mas. 35.3), ketenteramanmu dan hidupmu. Tinggallah tetap di dekatku dan engkau akan menemukan damai dan ketenangan. Lepaskanlah segala sesuatu yang akan berlalu dan tidak kekal dan carilah yang abadi. Apa pula arti barang-barang dunia ini, kecuali godaan? Apa pula gunanya makhluk ini semua, kalau kami ditinggalkan oleh Sang Pencipta? Oleh karena itu singkirkanlah semua barang dunia ini, berusahalah supaya Sang Pencipta berkenan kepadamu dan agar engkau diperkenankan mengharapkan kebahagian sejati. PASAL II BAHWA KEBENARAN ITU BERBICARA DI DALAM HATI KITA TANPA KEGADUHAN SUARA 1.

Berbicaralah, ya Tuhan, karena hambaMu mendengarkan! (1 Sam 3.10) HambaMulah aku; berilah aku pengertian, agar aku mengenal kesaksianMu (Masm. 119.125). Condongkonalah hatiku kepada kata-kataMu, semoga kata-kataMu menetes seperti embun pagi dalam hatiku. Waktu dahulu orang-orang Israel berkata kepada Musa: Berkatalah taunku kepada kami dan kami akan mendengarkan; janganlah Tuhan yang bersabda kepada kami, agar kami tidak mati (Kel. 20.19) Tidak demikianlah, ya Tuhan, tidak demikian aku berdoa. Tetapi aku lebih suka bermohon seperti Nabi Samuel dengan rendah hati dan penuh harapan: Bersabdalah Tuhan, karena hambaMu mendengarkan! (1 Sam 3.10). Jangalah Nabi Musa atau seorang Nabi lain berbicara dengan aku, tetapi lebih baik Engkau sendirilah ya Tuhan Allahku, yang memberi ilham dan penerangan kepada para Nabi. Sebab tanpa para Nabi itu Engkau dapat mengajar aku dengan sempurna sedang tanpa Dikau mereka tidak berdaya apa-apa. 2. Para Nabi itu memang dapat menyatakan kata-kata, tetapi tidak mampu membangkitkan semangat jiwa.

Kata-kata mereka sungguh bagus, tetapi jika Engkau diam tidak berbicara, mereka tidak dapat menyalakan hati. Mereka menyampaikan kalimat-kalimat, tetapi Engkau yang mengungkapkan maknanya. Mereka mengumumkan rahasia-rahasia, tetapi Engkau membuka rahasiarahasia yang tersembunyi. Para Nabi itu mengumumkan perintah-perintah, tetapi Engkau memberi pertoongan untuk melaksanakannya. Mereka menunjukkan jalan, tetapi Engkau memberi kekuatan untuk melalui jalan itu. Mereka memperngaruhi dari luar, tetapi Engkau mengajar dan menerangi hati. Mereka menyirami dari luar, tetapi Engkaulah yang menghadiahkan kesuburan. Mereka berseru dengan kata-kata, tetapi Engkau memberi pengertian pada waktu orang mendengarnya. 3. Jadi janganlah hendaknya Nabi Musa yang berbicara, tetapi Engkaulah yan Tuhan Allahku, Kebenaran kekal, agar aku tidak mati dan tidak tinggal tanpa buah, bila aku hanya mendapat nasihat-nasihan dari luar, sedangkan hatiku tidak dinyalakan. Mudah-mudahan janganlah menjadi hukuman bagiku, bila aku mendengar sabdaMu tetapi tidak melaksanakannya, tetapi mengerti namun tidak mencintainya, meskipun percaya tetapi tidak mematuhinya. Dari sebab itu bersabdalah, ya Tuhan, karena hambaMu mendengarkan (1 Sam 3.10). Sebab Engkau mempunyai sabda hidup kekal (yoh. 6.69). Berkatalah saja barang sepatah kata, untuk menghibur jiwaku dan untuk memperbaiki seluruh hidupku, bagi pujian, kemuliaan dan kehormatanMu yang abadi!. PASAL III BAHWA ORANG HARUS MENDENGARKAN SABDA TUHAN DENGAN RENDAH HATI, DAN BAHWA BANYAK ORANG YANG TIDAK MENGINDAHKANNYA 1.

Guru : anakku, dengarkanlah kata-kataKu, yang merdu, yang melebihi segala ilmu pengetahuan para sarjana dan ahli filsafat di dunia ini. SabdaKu adalah roh dan hidup (Yoh. 6.63) dan tidak harus dinilai menurut penilaian orang. SabdaKu itu tidak boleh dipergunakan untuk kesenganan yang hampa, tetapi harus diperhatikan dengan hati tenang dan diterima dengan khidmad serta rasa cintakasih yang besar. 2. Murid: dan aku berkata: Bahagialah manusia yang Engkau lihat, ya Tuhan, dan yang Engkau ajar dalam hukum-hukumMu untuk melipurnya dalam waktu malang (mas. 94.12,13) dan Engkau tidak membiarkan dia hidup sendiri di dunia. 3. Guru: Tuhan bersabda: Sejak semula Aku telah mengajar para Nabi, dan hingga kinipun tak ada henti-hentinya Aku bersabda kepada semua orang, tetapi banyak yang tidak mendengarkan dan hatinya keras. Kebanyakan lebih suka mendengarkan suara dunia daripada mendengarkan sabda Tuhan. Mereka lebih suka mengikuti keinginan hawa nafsunya, daripada berbuat yang berkenan kepada Tuhan. Dunia hanya menjanjikan barang-barang yang sifatnya sementara dan tak ada harganya, namun demikian dunia sangat didamba-dambakan. Aku menjanjikan akan memberi barang-barang yang paling berharga dan keka, namun hati orang tetap beku. Siapa yang mengabdi dan mengikuti Aku dalam segala hal dan perbuatannya, seperti orang mengabdi dunia dan para penguasanya? Malulah kamu, hai Sidon, karena demikianlah kata lau (Is. 23.4), dan jika engkau ingin tahu sebabnya dengarkanlah mengapa. Untuk mendapat upah sedikit saja, orang tidak segan berjalan jauh. Tetapi untuk hidup kekal kebanyakan orang tidak bersedia berjalan setapak saja.

Keuntungan sedikit saja dikejar-kejar; mengenai sekeping mata uang kadangkadang timbul pertengkaran hebat. Untuk suatu benda yang akan musna dan suatu janji yang tak ada artinya orang tidak segan-segan membanting tulang siang malam. 4. Tetapi sungguh memalukan! Untuk harta yang tetap dan tidak dapat berubah, untuk pahala yang tidak ternilai, untuk kehormatan yang paling tinggi dan untuk kebahagiaan yang tak ada akhirnya, orang malahan sangat segan meneteskan keringat sedikit saja. Engkau mesti merasa malu, hamba yang malas dan suka mengeluh, bahwa orangorang semacam itu lebih giat untuk kehancuran mereka, daripada engkau untuk keselamatan hidupmu. Mereka itu lebih banyak bergembira dalam hal-hal yang hampa, daripada kamu dalam kebenaran. Padahal harapan-harapan mereka itu sering sia-sia, sedang janjiKu tidak pernah mengecewakan orang dan tak seorangpun yang percaya kepadaKu akan merasa terlantar. Apa yang Kujanjikan tentu akan Kuberikan, apa yang Kukatakan tentu akan Kulaksanakan, asal orang tetap dalam cintakasihKu sampai saat terakhir, Akulah, Pemberi ganjaran kepada siapa saja yang berbuat baik, dan Pemberi cobaan-cobaan kepada semua orang yang hidup saleh. 5. Catatlah kata-kataKu di dalam hatimu dan renungkanlah kata-kata itu baik-baik. Sebab pada saat-saat percobaan kata-kata itu akan sangat berguna bagimu. Apa yang tidak kami mengerti pada waktu kamu membaca, akan kamu mengerti pada waktu Aku berkunjung. Biasanya Aku berkunjung kepada orang-orang pilihanKu dengan dua jalan, yakni dengan percobaan dan dengan penghiburan. Dua macam pelajaran Kuberikan kepada mereka setiap hari: pertama dengan menunjuk kekurangan dan cacat-cacat mereka, kedua dengan menggugah hati mereka supaya maju dalam keutamaan. Barangsiapa memiliki perkataanKu tetapi mengabaikannya, maka ia mempunyai soerang hakim yang akan mengadilinya pada hari terakhir (Yoh. 12.48). DOA UNTUK MEMPEROLEH RAHMAT KEBAKTIAN 6.

Ya Tuhan, Allahku, Engkau adalah seluruh harta kekayaanku. Dan siapakah aku ini, maka aku berani bercakap-cakap dengan Dikau? Aku adalah hambaMu yang paling rendah, paling miskin dan paling hina, lebih miskin dan lebih hina daripada pandanganku sendiri dan daripada aku sendir berani mengatakan. Namun demikian ingatlah, ya Tuhan, bahwa aku ini bukan apa-apa, tidak mempunyai apa-apa dan tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya Engkaulah baik, adil dan kudus. Hanya Engkau dapat berbuat segala sesuatu, hanya Engkau mampu memberi segala-galanya, Engkau memenuhi segala sesuatu. Hanya orang berdosa Engkau biarkan dengan tangan kosong. Ingatlah kiranya akan kerahimanMu (Masm. 25.6) dan penuhilah hatiku dengan rahmatMu. Engkau, yang tidak menghendaki supaya pekerjaanMu sia-sia. Bagaimana aku dapat bertahan terhadap diriku sendiri dalam hidup penuh sengsara ini, jikalau aku tidak memperoleh kekuatan dari rahmat dan kemurahanMu? Janganlah berpaling muka daripadaku; janganlah Engkau menangguhkan kunjunganMu; jangalah Engkau menarik penghiburanMu daripadaku, agar untukMu jiwaku menjadi seperti tanah tanpa air (Masm. 143.6). Tuhan, ajarlah aku melaksanakan kehendakMu (Masm. 143.10); ajarlah aku berlaku pantas dan rendah hati di hadapanMu. Karena Engkaulah arif bijaksana, yang benar-benar mengenal lubuk hatiku, bahkan telah mengenal aku sebelum dunia ini terciptakan olehMu dan sebelum aku dilahirkan di dunia ini.

PASAL IV BAHWA ORANG HAURS BERLAKU TULUS IKHLAS DAN RENDAH HATI DI HADAPAN TUHAN ALLAH 1.

2.

3.

4.

5.

AnakKu, berlakulah tulus ikhlas di hadapanKu dan carilah Aku selalu dengan hati sederhana. Barangsiapa berlaku tulus di hadapanKu, akan terlindungi dari serangan-serangan jahat, dan kebenaran akan membebaskan dia dari bujukan-bujukan para penipu serta fitnah-fitnah orang jahat. Apabila engkau telah terbebaskan oleh kebenaran, maka benar-benar engkau dan engkau tentu tidak akan menghiraukan kata-kata hampa orang lain. Tuhan, memang benar yang Engkau katakan itu. Mudah-mudahan, demikianlah aku berdoa, terjadilah pada diriku seperti yang Engkau katakan tadi. Semoga kebenaran memberi pelajaran kepadaku, melindungi dan menyelamatkan aku sampai akhir hidupku. Aku mohon, agar kebenaran itu membebaskan diriku dari kecenderungan dan keinginan yang sesat serta cinta yang tidak teratur. Dan aku akan bergaul dengan Dikau dalam kebebasan hati yang besar. Kebenaran berkata: aku akan mengajar kamu apa yang lurus dan berkenan kepadaKu. Renungkan dosa-dosamu baik-baik dengan sangat menyesal dan hati sedih. Dan janganlah merasa bangga sedikitpun akan perbuatan-perbuatanmu yang baik. Dalam kenyataannya engkau adalah orang dosa yang mudah terpengaruh oleh hawa nafsu dan sering terlibat di dalamnya. Pada dasarnya kamu selalu cenderung kepada hal-hal yang tidak ada harganya sedikitpun; kamu lekas jatuh, lekas menyerah kalah, lekas kehilangan akal, lekas putus harapan. Engkau tidak mempunyai apa-apa yang dapat engkau banggakan, sebaliknya banyak yang menyebabkan engkau harus merasa rendah hati. Karena sebenarnya engkau lebih lemah daripada engkau sendiri dapat mengerti. Maka itu janganlah sekali-sekali engkau membanggakan sesuatu perbuatanmu. Mudah-mudahan tak ada sesuatu yang kauanggap berharga, tak ada yang mengagumkan, tak ada yang patut engkau banggakan ; tak ada yang lebih mulia, lebih patut engkau puji-puji dan lebih sungguh-sungguh engkau ingini, kecuali yang abadi. Semoga di atas segala-galanya kebenaran kekal selalu merupakan kesenangan hatimu, dan sifatmu yang lemah itu semoga senantiasa menjadi ketidak puasan bagimu. Hendaknya janganlah ada hal yang harus engkau takuti dan engkau hindari, selain kejahatan dan dosa. Karena kejahatan dan dosa itu mesti harus lebih menyedihkan hatimu, daripada segala macam kerugian manapun juga yang hanya sementara sifatnya. Sementara orang berlalu tidak jujur dihadapanKu. Terdorong oleh semangat ingin tahu dan jiwa angkuh mereka hendak mengetahui rahasia-rahasia Tuhan dan rencanarencana Allah yang terpendam, padahal mereka justru mengabaikan keselamatan jiwanya sendiri. Mereka itu sering jatuh dalam percobaan besar dan dosa karena kesombongan dan sifat ingin tahu, sebab Aku menentang mereka. Takutlah kepada pengadilan Tuhan, gemetarlah akan murka yang Maha Kuasa. Janganlah ingin menyelidiki pekerjaan Yang Maha Tinggi, tetapi selidikilah kekurangankekuranganmu sendiri, betapa besar kejahatan yang telah engkau perbuat dan berapa banyak kebaikan yang telah engkau lalaikan.

Sementara orang menyatakan cinta-baktinya kepada Tuhan hanya di dalam bukubuku saja, orang lain dalam patung-patung, orang lain lagi dalam gambar-gambar dan lukisan-lukisan yang dapat dilihat. 6. Orang lain lagi, karena akal-budinya telah memperoleh cahaya sinar terang, sedang jiwanya telah bersih dari hawa nafsu, sangat mendambakan hal-hal yang kekal; mereka segan mendengar orang berbicara tentang hal-hal duniawi, bahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kodratipun mereka itu tidak begitu suka. Tetapi justru mereka itulah tahu benar apa arti kata-kata roh kebenaran di dalam hati mereka. Sebab roh itu mengajar mereka supaya tidak mengindahkan barang-barang duniawi, tetapi sebaliknya supaya mencintai barang-barang surgawi, menyampingkan dunia dan merindukan surga setiap hari, siang malam. PASAL V TENTANG AKIBAT YANG MENTAKJUBKAN DARI CINTA KASIH TERHADAP ALLAH 1.

M: Aku meluhurkan Dikau, Bapa di surga, Bapa Tuhan Yesus Kristus, karena Engkau telah berkenan mengingatkan aku, orang papa ini. Ya Bapa, belas kasihan dan Allah segala hiburan (2 Kor. 1.3), aku menghaturkan terimakasih kepadaMu, karena aku yang tidak pantas menerima segala penghiburan, kadang-kadang Engkau perkenankan menikmati penghiburanMu. Semoga terpujilah dan diluhurkanlah namaMu untuk selama-lamanya, bersama dengan Putera TunggalMu dan Roh Kudus, Penghibur. Ya, Tuhan Allahku, yang sungguh cinta kepadaKu, jika Engkau berkenan datang di dalam hatiku dan berdiam di situ, maka seluruh sanubariku akan bersorak gembira karena kesenangan. Engkau adalah kemegahanku dan kegembiraan hatiku; Engkau adalah harapanku dan perlindungan pada hari aku tersiksa (Masm. 3.4; 59.17) 2. Tetapi oleh karena cintaku masih lemah dan keutamaanku masih kurang sempurna, maka Engkau hendaknya berkenan memberi kekuatan dan hiburan kepadaku; kunjungilah aku sering-sering dan didiklah aku dalam ajaranMu yang suci. Bebaskanlah aku dari nafsu jahat dan sembuhkanlah hatiku dari segala keinginan yang tak terkendalikan, agar dengan jiwa sehat dan hati bersih aku pantas membangun cintaksih, tahan menderita, teguh dalam pengabdian. 3. G: Cinta itu sungguh sesuatu yang luhur, harta kekayaan yang sangat tinggi nilainya. Cinta membuat setiap beban menjadi ringan dan membangkitkan kesabaran dalam setiap penderitaan. Karena cinta segala beban dapat didukung tanpa kesulitan dan segala yang pahit menjadi manis dan nyaman. Cinta yang luhur terhadap Yesus mendorong orang berbuat hal-hal yang besar dan membangkitkan semangat untuk selalu mencita-citakan perbuatan yang lebih sempurna. Cinta selalu ingin terbang ke atas dan tak ada barang dunia yang mampu menahannya. Cinta ingin bebas dan tak suka terikat oleh semangat keduniawian, agar pandangan jiwa tidak terhalang dan tidak tertarik pada kesenangan-kesenganan yang tidak kekal, atau tidak jatuh karena kesulitan. Tak ada lain yang lebih menarik hati daripada cinta, tak ada yang lebih teguh, lebih luhur, lebih lapang, lebih menyenangkan, tak ada yang lebih kaya dan lebih baik di surga, maupun di atas bumi; sebab cinta itu bersumber dari Allah dan di atas segala makhluk hanya dapat beristirahat pada Allah. 4. Siapa menaruh cinta, ia berjalan, ia terbang dan gembira, ia bebas dan tak terhalang.

Cinta memberikan segala miliknya untuk semua orang dan memiliki segalanya dalam segala apapun, karena ia memperoleh tempat istirahat pada satu-satunya yang baik dan yang paling tinggi di atas segala-galanya, sumber segala kebaikan Orang yang mencintai tidak memperdulikan apa yang diberikan, tetapi tanpa menghiraukan hal-hal yang baik lainnya dia memalingkan dirinya kepada yang memberi. Cinta tidak mengacuhkan beratnya beban ataupun tugas, tidak mengenal jerih payah, ingin berbuat lebih daripada kemampuannya, tidak pernah berdalih alasan yang tidak mungkin, karena menurut pikirannya ia mampu dan dapat berbuat apa saja. Pendek kata, orang yang menaruh cinta dapat melakukan segala sesuatu, dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan banyak. Sedang orang yang tidak menaruh cinta mengecewakan dan gagal usahanya. 5. Cinta selalu siap sedia. Waktu tidurpun cinta tidak lalai; terdesak, tetapi tidak sesak. Waktu lelah ia tidak payah, terkejut tetapi tidak bingung, tetapi seperti nyala api yang bergerak dan seperti obor yang menyalakan sinarnya ke atas dan menerangi tempat sekelilingnya. Barangsiapa menaruh cinta tentu mengerti bagaimana kata ini berbunyi. Suara kuat yang berkumandang keras dalam telinga Tuhan ialah cinta jiwa yang menyala-nyala, yang berseru : Allahku, cintakasihku, Engkaulah seluruh milikku dan aku adalah seluruh milikMu ! DOA UNTUK MEMPEROLEH CINTA ALLAH 6.

Lapangkanlah hatiku dengan cinta, agar dengan hati sanubariku aku dapat merasakan, betapa manisnya mencintai itu, bermandi dan luluh dalam cinta. Semoga aku dapat pelukan cinta dapat melangkah keluar dan terbang mengatasi diriku sendiri karena semangat cinta yang menyala-nyala. Semoga aku dapat bernyanyi-nyanyian cinta, dapat mengikuti Dikau yang aku cintai, keatas. Semoga cintaku kepadaMu melebihi cintaku kepada diriku sendiri, dan cintaku akan diri sendiri itu melulu karena Engkau, dan di dalam Dirimu semua orang yang sungguh mencintai Dikau, seperti hukum cinta yang menyinar daripadaMu, menuntutnya. 7. G. : Cinta itu cekatan, jujur, suka menolong, menyenangkan dan menarik. Cinta itu kuat, sabar, setia, berhati-hati, tawakal, berjiwa jantan, dan tidak pernah mencari diri sendiri. Sebab orang yang mencari diri sendiri itu sebenarnya mengingkari cinta. Cinta itu hati-hati, rendah hati dan tulus ikhlas, tidak lunak dan tidak gegabah, punjuga tidak menghiraukan barang-barang yang hampa. Cinta adalah sederhana, saleh, tidak goyah, tenang dan waspada terhadap semua pancainderanya. Orang yang menaruh cinta itu patuh dan taat pada pembesar dan atasan; dirinya sendiri dipandangnya remeh dan tak berharga; terhadap Tuhan ia sangat khidmad, penuh terimaksih, kepercayaan dan harapan sekalipun ia tidak merasakan kehadiran Tuhan. Sebab tanpa susah orang tidak mungkin hidup dalam cinta. 8. Barangsiapa tidak bersedia menanggung segala macam penderitaan dan melaksanakan keinginan kekasihnya, maka orang itu tidak pantas disebut yang menaruh cinta. Orang yang menaruh cinta harus bersedia menderita segala macam kepahitan, untuk kekasihnya, dan dalam menghadapi mala petaka yang timbul ia tidak memisahkan diri dari kekasihnya itu.

PASAL VI TENTANG PERCOBAAN ORANG YANG SUNGGUH-SUNGGUH MENARUH CINTA 1. 2. 3.

G: AnnakKu, cintamu masih belum kuat dan belum sempurna. M.: Mengapa Tuhan? G: Sebab karena kesulitan sedikit saja, pekerjaan yant telah engkau mulai, engkau tinggalkan, dan engkau sangat lekas mencari penghiburan. Orang yang sungguhsungguh cinta tetap teguh dan berdiri kuat dalam menghadapi perobahan-perobahan, serta tidak mudah percaya kepada bisikan tipu muslihat musuh. Seperti dalam saat-saat bahagia Aku berkenan kepadanya, maka dalam waktuwaktu malang Aku tidak akan mengecewakan dia. 4. Orang yang menaruh cinta dan bijaksana tidak terlalu mementingkan apa yang diberikan, tetapi cintakasih orang yang memberi. Dia lebih memperhatikan perasaan cintaksih daripada nilai pemberian, dan segala pemberian dinilainya dibawah kekasihnya. Orang yang murni cintaksihnya tidak menemukan ketentraman di dalam apa yang diberikan kepadanya, tetapi di dalam Diriku yang melebihi segala pemberian. Maka dari itu tidak berarti, bahwa engkau kehilangan segala-galanya, jika suatu waktu pikiranmu tentang Aku atau tentang suci kurang selayaknya daripada yang engkau kehendaki. Perasaan hati yang menyenangkan dan menyegarkan, yang kadang-kadang kamu nikmati itu, timbul karena rahmat Tuhan yang ada di dalam dirimu, dan merupakan suatu rasa pendahuluan daripada tanah air surgawi. Tetapi orang tidak boleh menyandarkan diri kepadanya, karena perasaan tersebut pergi datang, tidak menetap. Tetapi berjuang menindas hawa nafsu dan mengabaikan bujukan-bujukan iblis itulah merupakan tanda keutamaan dan perbuatan yang patut memperoleh penghargaan. 5. Oleh sebab itu janganlah engkau merasa gelisah karena timbulnya gagasan-gagasan yang bukan-bukan mengenai apa saja di dalam hatimu. Peganglah teguh apa yang engkau putuskan sendiri dan arahkanlah perhatianmu selalu kepada Tuhan. Bahwa engkau sekali-sekali dengan sekonyong-konyong mengalami ekstase, namun sebentar kemudian lalu kembali dalam kegiatan hati biasa, hal itu bukanlah suatu khayalan belaka. Sebab dalam hal itu engkau lebih merupakan seorang penderita tanpa kemauan sendir, daripada yang bertindak sebagai pelaku; dan selama kejadian tersebut tidak menjadi kegemaran hatimu, apa lagi selama engkau berusaha menentangnya, maka hal itu tidak akan merugikan, tetapi justru malah patut memperoleh pahala. 6. Ketahuilah bahwa si musuh lama selalu berusaha keras untuk mencoba menggagalkan keinginan-keinginan baikmu dan mencegah setiap latihan peribadatanmu. Misalnya: Penghormatan kepada para suci; renungan-renungan suci tentang kesengsaraanKu; mengenang dosa-dosamu sendiri yang sanagat berguna bagimu, mengawasi dan meneliti hatimu, serta memantapkan niatmu untuk maju dalam bidang keutamaan. Banyak angan-angan yang sesat dibisikkan oleh musuh lama tersebut kepadamu; untuk menggugah kejemuan dan kebosanan di dalam hatimu; jemu sembahyang dan bosan membaca kitab-kitab suci. Musuh itu tidak suka melihat orang mengaku dosa dengan rendah hati, dan seandainya mungkin engkau tentu dibujuk supaya segan menerima Komuni Suci. Janganlah engkau percaya kepada musuh itu dan janganlah engkau hiraukan bujukan-bujukannya, walaupun ia sangat sering berusaha untuk menjerumuskan dan menjerat kamu. Bila musuh itu membisik-bisikan pikiran yang jahat-jahat dan kotor kepadamu, tegurlah dan usirlah dia.

Enyahlah, engkau roh jahat dan kotor! Malulah kamu, laknat. Sungguh kotorlah kamu membisikkan hal-hal semacam itu ke dalam telingaku. Tinggalkanlah aku, pembujuk jahat; engkau tak akan memperoleh apapun daripadaku. Tetapi Yesus akan menyertai aku sebagai satria gagah berani dan kamu akan dibuat malu. Lebih baik mati dan menderita segala macam sakit dan luka, daripada menyetujui bujukan-bujukanmu. Diamlah engkau dan tutuplah mulutmu; aku tidak sudi mendengarkan kamu lebih lama lagi, meskipun kamu akan mengganggu aku dengan kesukaran-kesukaran lebih banyak lagi. Tuhan adalah Peneranganku dan Keselamatanku; siapakah yang akan kutakuti? (Masm. 27.1). Meskipun segala pasukan bersikap melawan aku, hatiku tidak akan gentar Mas. 27.3). Tuhan adalah Penolongku dan Penebusku (Mas. 19.15). 7. Berjuanglah seperti prajurit tamtama, dan bila kadang-kadang kamu jatuh karena kelemahan, bangunlah kembali dan kumpulkanlah kekuatan yang lebih besar daripada yang sudah-sudah, dengan kepercayaan akan lebih melimpahlah rahmatKu dan tetap waspada jangan sampai engkau menjadi puas akan dirimu sendiri, serta sombong. Sebab karena puas akan diri sendiri dan sombong itu banyak orang menjadi sesat dan kadang-kadang terperosok ke dalam kebutaan yang hampir-hampir tidak mungkin dapat sembuh. Semoga runtuhnya orang-orang sombong yang secara berlebih-lebihan percaya kepada dirinya sendiri itu, merupakan peringatan keras bagimu untuk tetap hati-hati dan selalu rendah hati. PASAL VII TENTANG RAHMAT YANG HENDAKNYA DISEMBUNYIKAN DI BAWAH PENGAWASAN RENDAH HATI 1.

G.: AnakKu, lebih berguna dan lebih aman untukmu menyembunyikan rahmat peribadatan dan membanggakan diri karenanya tidak banyak mempercakapkannya dan tidak mementingkannya; akan tetapi lebih baik meremehkan dirimu sendiri, karena takut, jangan-jangan rahmat itu telah diberikan kepada orang yang tidak pantas. Janganlah engkau terlalu menyandarkan dirimu kepada perasaan hati, yang cepat dapat berubah sama sekali. Ingatlah baik-baik pada waktu engkau menerima rahmat, bagaimana sengsara dan miskinmu, jika kamu ditinggalkan oleh rahmat. Kemajuan hidup rohani itu tidak hanya terletak pada sikap tenteram dan rajin sewaktu orang dikaruniai rahmat penghiburan, tetapi juga terletak pada sikap rendah hati, sabar dan matiraga pada waktu orang menderita tiadanya rahmat tersebut, sehingga kebiasaan berdoa dan melakukan latihan-latihan lainnya tetap dengan rajin diindahkan. Pada saat-saat tiadanya rahmat itu pula janganlah hendaknya engkau lupa, sedapat-dapat dan menurut keinsyafan serta kemampuanmu berusaha melakukan apa yang sekiranya dapat kamu laksanakan, dan janganlah sekali-kali karena rasa hampa dan takut kamu lalu melalaikan dirimu sendiri. 2. Memang banyak orang yang lalu menjadi kurang sabar atau lemah semangatnya, jika semuanya tidak lancar seperti yang mereka inginkan. Manusia itu tidak selalu menguasai jalan hidupnya sendiri, tetapi hanya Tuhanlah yang berkuasa memberi dan menghibur. Saatnya siapa-siapa dan berapa,besarnya pemberian dan penghiburan itu, semuanya ditentukan Tuhan sendiri, menurut kehendak Tuhan, tidak oleh orang lain. Sementara orang terjerumus ke dalam jurang kehancuran, karena keberaniannya yang berlebih-lebihan dengan rahmat kebaktian, yang diberikan kepada mereka, sebab

mereka ingin berbuat lebih daripada kemampuannya. Mereka tidak memperhitungkan kekuatannya, tetapi lebih mengikuti gairah hatinya daripada pertimbangan budi pikirannya. Dan oleh karena mereka itu ingin mencapai hal-hal yang lebih besar daripada yang berkenan kepada Tuhan, maka segera mereka kehilangan rahmat Allah. Barangsiapa mempersiapkan sarangnya di surga untuk dirinya, sering tetap miskin dan dibiarkan hina dina; agar mereka, miskin dan terhina belajar tidak terlalu percaya pada kekuatan diri sendiri, tetapi merasa aman tenteram di bawah naungan sayapKu. Barangsiapa masih baru dan belum berpengalaman di jalan Tuhan, jika ia tidak suka mengikuti nasihat dan bimbingan orang-orang bijaksana, tentu mudah tertipu dan tersesat, 3. Apabila orang lebih suka, mengikuti perasaan hatinya sendiri daripada percaya kepada saran-saran orang-orang yang berpengalaman, maka akhirnya ia akan menghadapi bahaya jika orang tersebut tidak bersedia melepaskan kemauannya sendiri. Orang yang merasa pintar, jarang sekali bersedia dengan rendah hati menerima pimpinan orang lain. Lebih baik kurang pintar dan berpengetahuan sedikit, tetapi rendah hati, daripada banyak menghimpun ilmu pengetahuan, tetapi sombong dan tinggi hati. Lebih baiklah bagimu bermilik agak kurang, daripada banyak, tetapi yang akan dapat membuat kamu sombong. Sungguh sangat kurang hati-hatilah, apabila orang terlalu bersuka ria, sehirigga lupa akan kemiskinannya yang dahulu dan rasa hormatnya yang murni terhadap Tuhan, yang khawatir akan kehilangan rahmat, yang telah disediakan untuknya. Demikian pula juga kurang berani tindakan orang yang terlalu murung dalam waktu menghadapi kesusahan dan bermacam-macam kesulitan, serta kurang menaruh kepercayaan kepadaKu sebagaimana mestinya. 4. Barangsiapa pada waktu damai ingin terlalu merasa tenteram, dalam waktu saatnya perjuangan tiba sering merasa terlalu tawar hati dan ketakutan. Seandainya kamu selalu dapat menjaga dirimu sendiri dan tetap rendah hati, serta mengendalikan rohmu dengan baik, maka kamu tidak akan lekas jatuh dalam bahaya dan dosa. Hendaknya engkau ingat-ingat sebagai suatu nasihat baik, yaitu: Pertimbangkanlah dalam dirimu sendiri pada waktu semangat rohmu berapi-api, bagaimana nanti jika sinar rahmat itu lenyap dari padamu. Dan bila hal itu terjadi, ingatlah bahwa sinar rahmat itu dapat datang kembali lagi. Sebab rahmat tadi hanya untuk sementara Kutarik kembali sebagai peringatan bagimu dan demi keluhuranKu. 5. Percobaan serupa itu sering lebih berguna bagimu, daripada jikalau engkau beruntung selalu dalam keadaan senang dan bahagia seperti yang kamu inginkan. Sebab perbuatan baik orang tidak harus diukur dengan banyaknya penampakan atau penghiburan yang ia peroleh, atau juga dengan luas pengetahuannya dalam kitab suci serta kedudukannya yang tinggi. Tetapi perbuatan tersebut mesti dinilai atas dasar kerendahan hati sejati dan atas cintakasih terhadap Tuhan: apakah orang itu sematamata hanya mencari kehormatan Tuhan; ataukah ia benar-benar menganggap dirinya tak berharga dan dengan sungguh-sungguh merendahkan diri; tambahan pula apakah ia lebih suka tidak diindahkan dan diperhatikan orang daripada dihormati. PASAL VIII TENTANG MENGANGGAP DIRI SENDIRI REMEH DI HAPADAN TUHAN 1.

M.: Aku akan berbicara kepada Tuhan, meskipun aku debu dan abu (Gen. 18.27).

Kalau aku berlagak lebih tinggi, lihatlah Engkau berdiri di mukaku dan kejahatanku akan memberi kesaksian yang nyata, yang aku tidak dapat membantah. Tetapi kalau aku meremehkan diriku sendiri, memandang diriku sama sekali tak berharga dan suka meletakkan sikap angkuhku, serta melihat diriku seperti nyatanya sebagai debu, maka rahmat belas kasihanMu akan menyertai aku, sedang rahmat sinarMu akan mendekati hatiku. Dan segala macam sikap diri, tinggi hati, bagaimanapun kecilnya, tentu akan lebur ke dalam kehinaanku dan binasa untuk selama-lamanya. Di sana Engkau menunjukkan kepadaku diriku sendiri: apa, aku ini sekarang, apa aku ini waktu lalu, dan untuk apa aku ini datang, sebab aku ini bukan apa-apa dan tidak tahu akan hal itu. Apabila aku Engkau tinggalkan seorang diri, apa pulakah aku ini: sama sekali tak berarti dan penuh kelemahan. Segera Engkau memandang aku, aku lalu menjadi kuat dan merasa penuh dengan kegembiraan baru. Dan yang sungguh sangat mentakjubkan ialah, bahwa aku dengan seketika tertarik ke atas dan Engkau terima dengan rahim, padahal karena beratku sendiri aku selalu jatuh ke bawah. 2. Demikianlah yang dilakukan cintakasihMu, Tuhan, yang tidak seharusnya sama sekali telah menolong aku dalam banyak kesulitan dan menghindarkan aku dari banyak mara bahaya besar, serta -dengan terus terang- membebaskan aku dari kesengsaraan yang tak terbilang banyaknya. Oleh karena cinta kepada diriku sendiri yang salah, aku telah kehilangan diriku sendir. Hanya dengan mencari dan mencintai Dikau saja, maka aku telah menemukan DIkau bersama diriku sendiri kembali. Dan karena cinta, maka makin dalamlah aku tenggelam dalam kenistaanku. Karena Engkau, Tuhan Yang Maha Cinta telah memperlakukan daku melebihi segala jasa-jasaku, melebihi segala sesuatu, yang aku berani berharap dan memohon. 3. Terpujilah Engkau, walaupun aku tidak pantas menerima semua anugerahMu, namun kedermawananMu dan KebaikanMu yang tak ada batasnya itu tak hentihentinya berbuat baik juga kepada orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan yang jauh menyeleweng dari jalanMu. Sadarkanlah kami kembali, untuk berpaling kepadaMu, agar kami menyatakan terimakasih kami, bersikap rendah hati dan hidup saleh. Sebab Engkaulah keselamatan kami, tenaga dan kekuatan kami. PASAL IX BAHWA SEGALA SESUATU HARUS KITA KEMBALIKAN KEPADA ALLAH SEBAGAI TUJUAN YANG TERAKHIR 1.

G.: AnakKu, Aku harus kamu jadikan tujuanmu yang tertinggi dan terakhir, jika kamu sungguh-sungguh ingin bahagia. Karena tujuan ini maka keinginan hatimu, yang biasanya terlalu sering cenderung kepada diri sendiri dan makhluk-makhluk lain, akan menjadi bersih dan murni. Sebab segera kamu mencari dirimu sendiri dalam sesuatu barang, kamu akan merasa kecewa dan merana. Maka itu kembalikanlah segala sesuatu dari permulaan kepadaKu, karena Akulah yang memberikan semua itu. Pandanglah bahwa segala sesuatu itu berasal dari Yang Maha Baik. Dan oleh sebab itu segala sesuatu harus dikembalikan kepadaKu, sebagai asal mula dari segala makhluk. 2. Baik besar maupun kecil, kaya maupun miskin, semuanya menyadap air penghidupan dari padaKu, bagaikan orang menimba air dari sumber yang hidup. Dan barangsiapa mengabdi Aku karena kemauan sendiri dan dengan senang hati, maka ia akan memperoleh rahmat berlipat ganda.

Tetapi barangsiapa ingin mencari kehormatan di luar Aku dan hendak mencari kesenangan dalam suatu barang perseorangan, tentu tidak akan merasakan kegembiraan yang sesungguhnya, ataupun akan merasa puas hatinya. Sebaliknya ia akan menghadapi banyak rintangan dan keresahan hati. Maka tak ada satupun kebaikan yang berasal dari dirimu sendiri, demikian pula keutamaan juga tidak berasal dari manusia. Tetapi kembalikanlah segala sesuatu kepadaKu. Tanpa Allah orang tidak memiliki apa-apa. Aku telah memberi segala sesuatunya, dan Aku menghendaki supaya segala sesuatu itu kembali kepadaKu. Tegas-tegas Aku menuntut terimakasih. 3. Kebenaran inilah yang mengenyahkan keluhuran semu. Dan jika rahmat surgawi serta cinta sejati telah masuk ke dalam hatimu, maka di situ akan lenyaplah iri hati, kecemasan dan cinta kepada diri sendiri. Karena cinta Ilahi mengalahkan segala-galanya dan meneguhkan kekuatan jiwa. Kalau kamu sadar akan hal itu dengan sungguhsungguh, kamu akan hanya bergembira dalam Aku dan akan hanya menaruh harapan kepadaKu. Sebab tiada seorangpun yang baik, kecuali Allah sendiri (Luk. 18.19), yang harus dipuji dan dimuliakan melebihi semua makhluk. PASAL X BAHWA SUNGGUH NIKMATLAH MENAMPIK DUNIA DAN MENGABDI TUHAN 1.

M.: Sekarang aku hendak berbicara lagi ya Tuhan, dan tidak berdiam diri; aku akan berbicara di dalam telinga Allahku, Tuhanku dan Rajaku, yang tinggal di tempat tinggi. Alangkah besarnya, ya Tuhan, harta-kekayaan kemanisanMu, yang Engkau sediakan untuk mereka, yang takut kepadaMu (Masm.31.20). Tetapi apakah Engkau itu bagi orang yang cinta kepadaMu? dan apakah Engkau itu bagi mereka, yang dengan segenap jiwa raganya mengabdi kepadaMu? Sungguh tak dapat digambarkanlah nikmatnya pandangan atas Dikau, yang Engkau siapkan bagi mereka yang cinta akan Dikau. Di sinilah Engkau telah menunjukkan cintakasihMu kepadaku: pada waktu aku belum ada, aku Engkau ciptakan; pada waktu aku menyeleweng jauh dari padaMu, aku telah Engkau ketemukan kembali dan Engkau perintahkan agar mencintai Dikau. 2. Wahai, Sumber cinta kekal, apakah yang akan kukatakan tentang Dirimu? Bagaimana aku dapat lupa akan Dikau, yang telah berkenan memikirkan daku, bahkan setelah aku hancur binasa? Di luar segala dugaan Engkau telah menunjukkan belas kasihanMu kepada hambaMu, dan tanpa mengingat perbuatan-perbuatanku Engkau telah rnenganugerahkan rahmatMu, serta mengangkat aku menjadi sahabatMu. Apakah gerangan yang akan aku haturkan kepadaMu sebagai balas jasa untuk pemberian rahmat tadi? Karena tidak semua orang terpanggil untuk meninggalkan segala hak miliknya, melepaskan diri dari ikatanikatan dunia dan hidup membiara. Apakah pengabdianku kepadaMu itu boleh dikatakan suatu perbuatan yang besar? Karena semua makhlukpun wajib mengabdi kepadaMu? Bukankah pengabdianku kepadaMu yang harus kupandang sebagai perbuatan besar, tetapi yang harus aku pandang besar dan mentakjubkan ialah, bahwa Engkau telah berkenan menerima aku yang miskin dan hina ini sebagai hambaMu, dan mengijinkan aku masuk di kalangan hamba-hambaMu terkasih. 3. Lihatlah, semua yang kumiliki dan segala sarana pengabdianku kepadaMu berasal dari padaMu. Lihatlah, langit dan bumi yang Engkau ciptakan untuk kepentingan umat manusia, setiap hari selalu siap sedia menjalankan segala perintahMu. Semua itu kiranya belum cukup; bahkan para malaikatpun Engkau tugaskan untuk melayani umat manusia.

Tetapi yang melampaui semuanya itu ialah, bahwa Engkau sendiri berkenan mengabdi kepada umat manusia dan berjanji akan memberikan kepadanya: Dirimu sendiri. 4. Apa gerangan yang akan kuhaturkan kepadaMu sebagai tanda syukur atas pemberian yang melimpahlimpah itu? Semoga aku dapat mengabdi Dikau setiap hari selama hidupku! Ya semoga aku diperkenankan mengabdi Dikau dengan pantas selama sehari saja! Memang sudah selayaknya, Engkau menerima segala pengabdian, segala penghormatan dan segala pujian untuk selama-lamanya. Sungguh benar, Engkaulah Tuhanku, dan aku ini hambaMu yang hina, yang seharusnya mengabdi kepadaMu dengan segenap kekuatan, dan tidak boleh jemu meluhurkan serta memuji Dikau. Demikianlah kehendakku, demikian pulalah keinginanku. Dan sudi apalah kiranya Engkau berkenan melengkapi semua kekuranganku. 5. Sungguh merupakan perbuatan sangat terhormat dan luhur ialah: mengabdi kepadaMu dan menyampingkan segala sesuatu demi cintakasih akan Dikau. Sebab barangsiapa dengan suka rela mengabdi Dikau sepenuh hatinya, tentu akan menerima rahmat banyak. Mereka, yang karena cintanya kepadaMu membuang kenikmatan daging, tentu akan menemukan penghiburan Roh Suci yang paling lezat. Mereka yang karena Namamu bersedia melalui jalan yang sempit dan menyampingkan segala perhatian terhadap hal-hal duniawi, tentu akan memperoleh kebebasan hati yang penuh. 6. Mengabdi kepada Allah memang sungguh menyenangkan dan menggembirakan. Akibat pengabdian itu orang dapat hidup bebas dan saleh. Martabat pengabdian hidup membiara memang patut dihormati dan meningkatkan derajad manusia sama dengan malaikat. Martabat itu berkenan kepada Allah, menggentarkan setan dan pantas dianjurkan bagi orang-orang beriman. Martabat pengabdian kepada Allah, yang pantas dijunjung tinggi dan diidamidamkan! Akibat pengabdian itu manusia dapat memperoleh kebahagiaan tertinggi dan menikmati kegembiraan yang tak ada akhirnya! PASAL XI BAHWA KEINGINAN HATI HARUS DITELITI DAN DIKENDALIKAN 1.

G. : AnakKu, kamu masih harus mempelajari banyak hal yang belum kamu pelajari dengan baik. M : Apakah itu, Tuhan? G. : Kamu harus mengarahkan keinginanmu sama sekali kepada kehendakKu. Bahwa kamu harus tidak mencintai dirimu sendiri, tetapi harus dengan sungguhsungguh mengikuti kehendakKu. Sering engkau bertindak dengan semangat berkobar-kobar dalam dadamu, tetapi dalam keadaan demikian itu perhatikanlah baik-baik, apakah semangatmu itu digerakkan demi kehormatan untukKu, ataukah lebih untuk kesenangan hatimu sendiri. Kalau Aku merupakan satu-satunya alasan bagi semangat perbuatanmu itu, tentu kamu tidak akan merasa kecewa terhadap apapun yang Kutetapkan, tetapi jika kamu merasa hatimu kusut atau berat, maka itulah tandanya ada sesuatu kehendak sendiri menyelip di dalam semangat tersebut. 2. Maka itu janganlah kamu terlalu menyandarkan diri kepada keinginan yang kamu kejar tanpa minta nasihatKu terlebih dahulu, agar kelak kamu tidak merasa kecewa atau menyesal terhadap hal, yang mula-mula sangat kamu senangi dan kamu sibukkan, seakan-akan itulah yang paling baik bagimu. Sebab tidak semua kehendak hati yang nampaknya baik itu harus segera diturutkan. Dan sebaliknya tidak semua yang nampaknya tidak baik harus segera dikesampingkan.

3.

Kadang-kadang ada manfaatnya juga membatasi kegiatan-kegiatan dan mengendalikan keinginan-keinginan yang baik, agar dengan berhaluan demikian engkau tidak kehilangan ketenangan hatimu dalam menjalankan kesibukan-kesibukan itu; agar orang lain tidak merasa resah karena kegiatanmu yang luar biasa; atau juga agar kamu sendiri tidak dengan sekonyong-konyong menjadi gusar dan patah semangat, bila mendapat tentangan orang lain. Sebaliknya kadang-kadang ada baiknya juga, bahwa orang harus menolak dengan tegas dan bertindak keras terhadap hawa nafsunya, tidak perduli apakah hal itu menyenangkan atau tidak; tetapi untuk itu lebih-lebih orang harus menjaga supaya si daging tunduk kepada roh, meskipun ini mungkin bertentangan dengan kehendaknya. Pendek kata si daging harus diajar dan dipaksa tunduk kepada martabat pengabdian sampai ia bersedia menjalankan segala sesuatu, belajar menerima barang apa adanya, bergirang hati dengan barang sederhana dan tidak menggerutu dalam menghadapi kesulitan. PASAL XII HAL MELATIH DIRI BERSABAR DAN TENTANG MEMERANGI HAWA NAFSU

1.

2.

3.

4.

5.

M. : Tuhan, Alahku, aku mengerti, bahwa kesabaran memang mutlak perlu bagiku; sebab dalam hidup ini terdapat banyak sekali rintangan. Karena bagaimanapun aku berusaha untuk dapat hidup tenang dan tenteram, namun tidak mungkin aku dapat hidup tanpa perjuangan dan kesusahan. G.: Memang demikianlah, anakKu; Aku sendiri memang tidak menghendaki kamu mencari suatu macam hidup tenteram dan tenang yang bebas sama sekali dari percobaan, atau tidak rnengalami kesulitan, tetapi supaya kamu yakin, bahwa orang itu juga dapat menemukan hidup tenteram dan damai, meskipun telah menderita bermacam-macam percobaan dan menderita banyak kesulitan. Jika kamu mengatakan tidak dapat menderita banyak, bagaimana kamu akan dapat menahan panasnya api penyucian? Antara dua macam barang yang buruk, orang selalu harus memilih yang buruknya paling kecil. Jadi agar dapat terhindar dari hukuman kekal setelah hidup ini, kamu harus berusaha memikul penderitaan dalam hidup sekarang ini dengan sabar demi Tuhan. Ataukah kamu mengira, bahwa manusia di dunia ini hidup tanpa penderitaan sama sekali, atau mungkin hanya harus menderita sedikit saja? Keadaan semacam itu tidak akan kamu temukan, bahkan jika kamu tanyakan hal itu kepada mereka yang paling dimanjakan hidupnya. Tetapi, katamu, mereka menikmati banyak kesenangan dan mengikuti kehendak mereka sendiri. Jadi mereka tidak terlalu merasakan beratnya penderitaan mereka. Biarlah demikian. Biarlah mereka menikmati kesukaan mereka sendiri. Tetapi, engkau kira, berapa Iamakah keadaan itu akan berlangsung? Lihatlah seperti asap mereka akan lenyap (Masm. 37.20), yang hidup bermewah-mewahan di dunia ini dan segala kesenangan mereka yang sudah lewatpun juga akan hilang dari ingatan. Bahkan pada masa hidupnya mereka itu dalam mengejar kesenangannya sering merasa bosan, mual dan ketakutan. Sebab barang-barang yang mereka harap-harapkan akan mendatangkan kesenangan itu, seringkali malah menimbulkan kesusahan sebagai hukuman. Dan memang pada tempatnya, sebab mereka tanpa aturan mencari dan mengejarngejar kesenangan, maka mereka menikmati kesenangan itu tidak tanpa rasa getir dan rasa bosan. Alangkah pendeknya semua kesenangan itu!

Alangkah kotornya, alangkah palsunya, alangkah rendahnya semua ini! Namun demikian oleh kemabukan serta nafsu butanya, mereka tidak menginsyafi hal ini; tetapi bagaikan binatang tak berbudi mereka menemukan kehancuran jiwanya, karena mengejar kenikmatan sedikit dalam hidup, yang tidak kekal sifatnya itu. Tetapi kamu, anakKu, janganlah selalu mengikuti nafsu heinginanmu; tetapi palingkanlah dirimu dari kehendakmu (Eccli.18.30). Bergemarlah kamu dalam Tuhan, dan Dia memberikan kepadamu, apa permintaan hatimu (Masm. 37.4). 6. Sebab jika kamu ingin benar-benar menikmati kegembiraan hati dan sungguhsungguh menghendaki supaya memperoleh penghiburan lebih banyak dari padaKu, ketahuilah, bahwa rahmat itu dapat diturunkan dan penghiburan itu dapat diberikan kepadamu, apabila kamu tidak menghargai semua barang duniawi dan membuang segala kesenangan yang hina. Dan makin jauh engkau menarik diri dari penghiburan dunia, makin nikmat dan kuatlah penghiburan yang akan kamu peroleh dari padaKu. Tetapi sebelum mencapai keadaan itu, terlebih dahulu kamu harus menderita banyak kesulitan dan berjuang dengan susah payah. Kebiasaan lama yang sudah berakar, tentu mengadakan perlawanan. Tetapi dengan kebiasaan yang lebih baik, kebiasaan lama itu tentu ditundukkan. Si daging tentu akan menggerutu; tetapi semangat jiwa yang kuat, ia akan terkendalikan. Si ular tua tentu akan membujuk-bujuk dan menjengkelkan hatimu, tetapi usirlah dia dengan doa dan dengan pekerjaan yang bermanfaat, maka pintu gerbang masuk tentu akan tertutup baginya. PASAL XIII TENTANG KETAATAN SEORANG BAWAHAN YANG RENDAH HATI SESUAI DENGAN TELADAN YESUS KRISTUS 1.

G.: AnakKu, barangsiapa berusaha tidak mentaati peraturan dan perintahperintah atasannya, itu berarti bahwa ia menarik diri dari rahmat Tuhan; dan barangsiapa berusaha mencari milik bagi dirinya sendiri, tentu akan kehilangan milik bersama. Barangsiapa tidak senang dan rela hati tunduk kepada perintah atasannya, itulah tandanya, bahwa dagingnya belum dapat dikendalikan benar-benar, dan oleh karena itu masih sering melawan dan menggerutu. Maka itu, jika kamu ingin mengekang badanmu sendiri, belajarlah segera tunduk kepada atasanmu. Sebab musuh dari luar itu akan lebih cepat dikalahkan, apabila di dalam hatinya orang merasa tenang dan tidak dalam keadaan kacau. Tidak ada musuh bagi jiwamu yang lebih ulet dan lebih sulit untuk ditundukkan, kecuali dirimu sendiri, apabila kamu tidak bersatu hati dengan jiwamu. Maka itu jika kamu ingin menaklukkan darah dan dagingmu, kamu harus benarbenar dapat menguasai dirimu sendiri sepenuhnya. Oleh karena cintamu kepada dirimu sendiri masih kurang teratur, maka engkau masih belum terlalu rela tunduk kepada kehendak orang lain. 2. Apakah merupakan perbuatan besar, apabila kamu yang hanya debu dan tak ada harganya itu demi Tuhan tunduk kepada orang lain; sedangkan Aku, yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi, yang telah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, demi kepentingan dan keselamatan telah menundukkan diriKu dengan rendah hati kepada manusia? Aku telah menjadi orang yang paling rendah hati dan paling kecil di antara semua orang, agar kamu mengalahkan kesombonganmu karena rendah hatiKu.

Belajarlah menurut perintah, debu; belajarlah merendahkan dirimu, tanah dan lempung. Belajarlah menundukkan dirimu di bawah telapak kaki semua orang! . Belajarlah mematahkan kehendakmu sendiri; korbankanlah dirimu ke dalam pengabdian sepenuh-penuhnya! 3. Marahlah kepada dirimu sendiri dan jangan sampai kamu menjadi sombong atau tinggi diri; tetapi tunjukkanlah, bahwa kamu hanya orang kecil dan hina, sehingga semua orang dapat berjalan menginjak kamu, sebagai sampah di jalan diinjak-injak orang banyak. Kepada siapa kamu akan mengeluh, manusia yang hina? Apa yang dapat kamu kemukakan sebagai bantahan terhadap orang-orang yang memfitnah kamu; kamu yang sudah sangat sering menyakitkan hati Allah dan yang patut dimasukkan api neraka? Tetapi Aku merasa belas kasihan kepadamu, karena jiwamu sangat berharga di hadapanKu, dan agar kamu mengenal cintakasihKu, selalu berterimakasih atas kebaikanKu, terus menerus menyerahkan dirimu kepada penghambaan dan kerendahan hati yang sebenarnya, dan mendukung penghinaan terhadap dirimu sendiri dengan sabar. PASAL XIV BAHWA KITA HARUS MERENUNGKAN PUTUSAN GAIB ILAHI AGAR TIDAK MENJADI SOMBONG ATAS PEKERJAAN KITA YANG BAIK 1.

M.: Seperti gerdam guntur putusanMu mendentum di atasku, ya Tuhan; segenap tulangku Engkau hantam dengan takut dan ngeri dan jiwaku gemetar karena terkejut. Aku hancur keheranan, serenta melihat, bahwa langit masih nampak kurang bersih di hadiratMu. Kalau Engkau masih menjumpai kejahatan pada MalaikatMu, dan mereka itu tidak pula Engkau ampuni; apakah yang akan terjadi atas diriku? Bintang-bintang telah jatuh dari langit; bagaimana saya dapat memberanikan diri, aku debu. Mereka yang pekerjaannya seolah-olah tampak terpuji, telah jatuh sedalamdalamnya; dan mereka yang makan roti para malaikat, kulihat dengan gemar menikmati makanan babi. 2. Maka akan tiada kekudusan lagi, bila Engkau, ya Tuhan, menarik tanganMu Tiada kebijaksanaan berguna, bila Engkau berhenti mengemudikannya. Tiada kekuatan berdaya, bila Engkau tidak memeliharanya. Tiada kemurnian yang aman, bila Engkau tidak melindunginya. Tiada penjagaan diri akan berguna, bila kewaspadaanMu yang kudus tidak menyertainya. Karena bila Engkau tinggalkan, kami akan tenggelam dan binasa; tetapi karena kunjunganMu, kami akan tegak dan hidup kembali. Karena kami tidak tetap, tetapi olehMu kami menjadi teguh; kami menjadi makin kendor, tetapi olehMu kami menjadi bersemangat. 3. O, betapa rendah dan hinanya aku harus berpikir tentang diriku! Betapa harus kuremehkan, bila aku mengira mempunyai sesuatu yang baik. O, betapa dalam, ya Tuhan, aku harus tunduk di bawah putusanMu, dalam seperti jurang, di mana aku tidak menemukan apa-apa pada diriku, kecuali kehampaan belaka! Maka di manakah masih ada tempat persembunyian bagi kemuliaan yang hampa? Di manakah masih ada kepercayaan kepada keutamaan khayalan? Hanyutlah segala kesohoran yang hampa ke dalam putusanMu yang dalam tentang diriku. 4. Apakah arti semua daging di hadiratMu? Apakah kiranya geluh akan memuji dirinya terhadap Dia yang membentuknya (Is.49.9). Bagaimanakah ia dapat mengangkat-angkat dirinya dengan pujian hampa, sedang sesungguhnya hatinya di bawah kekuasaan Allah?

Dunia seluruhnya tidak akan menyombongkan dia, yang telah ditaklukkan oleh kebenaran dan barangsiapa telah meletakkan harapannya kepada Allah, tidak akan terpengaruh oleh pujian, yang diberikan kepadanya dari segenap mulut orang. Karena mereka yang mengucapkan itupun, semuanya bukan apa-apa; sebab mereka akan binasa bersama-sama dengan suara perkataannya. Tetapi kebenaran Tuhan tetap kekal (Masm.117.2). PASAL XV BAGAINIANA ORANG HARUS BERSIKAP DAN MENGUCAP PADA SEGALA APA YANG DIHARAPKAN 1.

G.: AnakKu, katakanlah dalam menghadapi segala sesuatu: Tuhanku, kalau Engkau berkenan, biarlah terjadi demikian. Tuhanku, kalau berguna untuk kehormatariMu, biarlah terjadi atas namaMu. Tuhanku, kalau Engkau tahu, bahwa itu berguna untukku dan menguntungkan aku, perkenankanlah kiranya aku menggunakannya untuk kehormatanMu. Tetapi bila Engkau mengetahui, bahwa itu merugikan dan tidak berguna untuk keselamatan jiwaku, ambillah keinginan dari padaku. Karena tidak setiap keinginan datang dari Roh Kudus, meskipun dalam mata manusia kelihatan seakan-akan adil dan baik. Memang sukarlah menetapkan roh baik ataukah roh jahat yang mendorong kamu untuk menginginkan ini atau itu; atau bahwa kamu barangkali terdorong oleh rohmu sendiri. Banyak orang yang pada akhirnya tertipu, yang pada permulaannya seakan-akan dituntun oleh roh balk. 2. Oleh karena itu, apapun yang menurut hematmu kelihatan menarik, harus selalu kamu harapkan dan kamu mohon dengan rasa hormat akan Allah dan dengan rendah hati; dan di atas segaIa sesuatu, dengan menyampingkan dirimu sendiri, menyerahkan semua itu kepadaKu dan berkata: Tuhanku, Engkau tahu apa yang paling baik; semoga terjadilah ini atau itu menurut kehendakMu. Berilah apa yang Engkau kehendaki, dan berapa seperti yang Engkau kehendaki, serta kapan Engkau kehendaki. Perbuatlah dengan daku seperti apa yang Engkau pandang baik dan seperti yang paling berkenan kepadaMu dan menambah kehormatanMu. Tempatkanlah aku di mana Engkau menghendaki dan perbuatlah dengan aku dalam segala hal sesuka hatiMu. Aku berada dalam tanganMu, siap sedia melakukan segala sesuatu; karena aku tidak berkeinginan hidup untuk diriku sendiri, melainkan untukMu, dan semoga itu pantas dan sempurna adanya! DOA UNTUK MEMENUHI YANG BERKENAN KEPADA ALLAH 3.

M.: Yesus Yang Maha Belaskasihan, berikanlah rahmatMu kepadaku, agar selalu beserta dengan aku, bekerja dengan aku dan hingga pada akhirnya tetap menyertai aku. Perkenankanlah aku selalu menginginkan dan menghendaki apa yang paling menyenangkan dan paling berkenan kepadaMu. Semoga kehendakMu adalah kehendakku pula; dan semoga kehendakku selamanya mengikuti kehendakMu dan sesuai sama sekali dengan kehendakMu. Biarlah aku berkehendak dan tidak berkehendak sama dengan Engkau; dan tidak dapat menghendaki atau tidak menghendaki barang sesuatu yang lain daripada apa yang Engkau kehendaki atau tidak.

Ijinkanlah aku mati akan segala sesuatu yang ada di dunia, suka rela dihina karena Engkau dan tidak dikenal di dunia ini. Perkenankanlah aku menemukan ketenteramanku dalam Dirimu di atas segala keinginan dan hatiku mendapatkan perdamaian dalam Dirimu. Engkau adalah damai sejati sekalian hati. Engkau satu-satunya ketenteraman; di luarMu, segala sesuatu adalah keras dan tidak tenang. Hanyalah dalam ketenteraman ini saja, ialah: di dalam Dirimu, satu-satunya baik yang tertinggi dan yang kekal, aku akan tidur dan beristirahat. Amin. (Masm.4.9). PASAL XVI BAHWA HIBURAN SEJATI HANYA DAPAT DICARI DALAM TUHAN 1. M.: Segala apa yang dapat kuinginkan dan kupikirkan untuk hiburanku, tidak kuharapharapkan di sini, melainkan di akhirat. Karena walaupun aku sendiri mempunyai segala hiburan keduniawian dan meskipun aku dapat merasakan segala kenikmatan, sudah pasti, bahwa itu tidak akan berlangsung lama. Oleh karena itu, jiwaku, engkau tidak akan dapat menikmati hiburan yang sempurna atau kesegaran sepuas-puasnya kecuali dalam Allah saja, Penghibur para miskin dan mereka yang rendah hati. Harap tunggu sejenak, jiwaku, nantikanlah, janji IIahi; dan engkau akan memiliki harta benda surgawi yang melimpah-limpah. Kalau engkau terlalu ingin mengejar benda-benda duniawi, engkau akan kehilangan benda-benda surgawi yang kekal. Yang fana harus kamu pergunakan, yang baka harus kamu inginkan. Dengan barang yang bersifat sementara kamu tidak akan menjadi puas, karena kamu tidak diciptakan untuk menikmatinya. 2. Meskipun kamu memiliki seluruh barang-barang dunia ciptaan Tuhan itu, kamu tidak akan merasa bahagia dan puas, karena kebahagiaanmu seluruhnya terletak di tangan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Dan semua itu tidak seperti yang dibayang-bayangkan dan dipuji-puji oleh para pencinta yang bodoh, melainkan seperti yang diharapkan oleh para orang kristen yang baik dan beriman, dan kadang-kadang tetah dirasakan terlebih dahulu oleh orangorang rohani dan yang berhati suci yang pergaulannya di surga. Hampa dan pendeklah semua hiburan manusiawi. Bahagia dan sungguh benarlah hiburan yang diterima orang di dalam hati dari kebenaran. Manusia yang bertakwa kemana-mana membawa serta Yesus, Penghiburnya, dan berkata kepadaNya: Hendaklah beserta aku, ya Tuhan Yesus, di manapun dan selalu. Semoga inilah hiburanku: Dengan, senang hati bersedia menderita kekurangan segala hiburan manusiawi. Dan andaikata juga hiburanMu tidak ada padaku, maka semoga kehendakMu dan percobaanMu yang adil menjadi hiburanku yang tertinggi. Karena Engkau tidak selalu tetap murka dan tidak selama-lamanya mengancam. (Masm.163.9). PASAL XVII BAHWA KITA HARUS MENYERAHKAN SEGALA KEREPOTAN KEPADA ALLAH 1.

G.: AnakKu, biarkanlah Aku memperlakukan kamu menurut apa kemauanKu: Aku tahu apa yang berguna bagimu. Kamu berfikir sebagai manusia: kamu menilai berbagai soal sesuai dengan kecenderungan bisikan manusiawi.

2.

M.: Tuhanku, benar apa yang Engkau katakan. PerhatianMu terhadap aku adalah lebih besar daripada segala pikiran yang dapat kucurahkan untuk diriku sendiri. Terlalu amat goyanglah dia berdiri, yang tidak memusatkan seluruh pikirannya kepadaMu. Tuhanku, Tuhanku, jika saja Engkau memperkenankan aku mengarahkan kemauanku hanya kepadaMu, silahkan Tuhan berbuat apa saja dengan aku. Sebab apa pun yang Tuhanku perbuat dengan aku niscaya tidak lain kecuali baik. Bila Engkau menghendaki, bahwa aku berada dalam kegelapan, terpujilah Engkau; dan bila Engkau menghendaki, bahwa aku berada dalam terang, terpuji pulalah Engkau kiranya. Bila Engkau berkenan menghibur aku , terpujilah Engkau; dan bila Engkau berkehendak memasukkan aku ke dalam percobaan, terpujipulalah Engkau selalu. 3. G.: AnakKu, demikianlah seharusnya semangatmu, bila kamu ingin beserta Aku. Harus sama kerelaanmu untuk menderita dengan untuk bergembira. Harus sama pula suka relamu untuk melarat dan miskin dengan puas dan kaya. 4. M.: Tuhanku, aku akan suka rela menderita untukMu, apa saja yang akan Engkau datangkan atas diriku. Tanpa pilih-pilih aku akan menerima dari tanganMu hal yang baik maupun buruk, manis maupun pahit, kegembiraan maupun kesusahan; dan atas segala apa yang menimpa diriku, aku akan tetap mengucap terimakasih. Bebaskanlah aku dari segala dosa, dan baik terhadap maut maupun neraka aku tidak akan takut. Asal Engkau tidak mencampakkan aku untuk selama-lamanya dan tidak mencoret namaku dari kitab hidup, tidak akan ada barang satu pun dari segala penganiayaan yang menimpa diriku, akan mengusik aku. PASAL XVII BAHWA ORANG HARUS MENANGGUNG DENGAN TABAH HATI KESENGSARAAN SEMENTARA MENURUT TELADAN KRISTUS 1.

G.: AnakKu, Aku telah turun dari surga untuk keselamatanmu; duka nestapamu telah Kudukung di atas pundakKu, tidak karena terpaksa, melainkan karena terdorong oleh cinta kasih, agar kamu belajar sabar dan menderita kesengsaraan sementara tidak dengan segan. Karena sejak saat kelahiranKu hingga kematianKu di atas kayu salib tidak pernah penderitaan duka-nestapa meninggalkan Aku. Aku telah menderita kemiskinan besar akan barang-barang duniawi; berkali-kali Aku harus mendengar banyak keluhan-keluhan tentang DiriKu; cemoohan dan penghinaan telah Kuderita dengan lemah-lembut; dari kebajikan telah Kuterima bukannya terimakasih, dari mukjijatKu fitnah, dari pelajaranKu nama jelek. 2. M.: Tuhanku, karena Engkau sabar dalam hidupMu dan oleh karena itu yang paling setia telah memenuhi perintah BapaMu, maka layaklah adanya, bahwa aku, orang durhaka, menderita dengan sabar menurut kehendakMu dan selama Engkau menghendaki, memikul beban hidup yang fana ini untuk keselamatanku. Karena meskipun hidup sekarang ini dirasakan sebagai beban, namun karena rahmatMu hidup sungguh berjasa besar, dan karena teladanMu dan teladan orang-orang kudusMu menjadi jauh lebih ringan dan terang untukku, manusia yang lemah. Tetapi hidup sekarang juga lebih banyak mengandung hiburan daripada dulu di bawah hukum yang lama, ketika pintu gerbang surga masih tetap tertutup dan jalan ke surga seolah-olah kelihatan lebih gelap, dan jumlah orang yang memperhatikan kerajaan Allah tidak banyak.

Dan malah orang, yang ketika itu adil dan terpilihpun dapat masuk kerajaan surga, sebelum Engkau mendatangkan damai dengan kesengsaraanMu dan kematianMu yang suci. 3. O, betapa besar terimakasih yang harus kuucapkan kepadaMu, karena Engkau telah berkenan menunjukkan jalan yang lurus dan baik ke kerajaanMu yang kekal kepadaku dan kepada sekalian orang yang beriman! HidupMu itulah jalanku; dan dengan melalui kesabaran yang suci kami berjalan kepadaMu, ialah mahkotaku. Andaikata Engkau tidak berjalan mendahului kami dan tidak mengajar kami, siapakah gerangan yang akan mengorbankan tenaga untuk mengikuti Engkau? Seribu sayang, betapa banyaknya orang yang akan jauh ketinggalan, bila mereka tidak mengindahkan contohMu yang gilang-gemilang! Lihatlah, juga setelah mendengar mukjijat dan pelajaran-pelajaran demikian banyaknya, kami masih malas dan acuh tak acuh. Bagaimanakah gerangan keadaannya andaikata kami tidak mempunyai penerangan yang demikian besarnya untuk mengikuti Dikau? PASAL XIX TENTANG SABAR MENDERITA NISTAAN-NISTAAN DAN SIAPA YANG AKAN TERNYATA SABAR 1.

G.: Apakah yang akan kamu katakan, anakKu? Berhentilah mengeluh dan renungkanlah kesengsaraanKu dan kesengsaraan orang-orang kudus lainnya. Kamu bedum pernah menentangnya dengan bermandikan darah (Ibr.12.4). Penderitaanmu sungguh sangat sedikit sekali, jika dibandingkan dengan kesengsaraan para suci yang begitu banyak, dengan percobaan-percobaan mereka yang begitu sering terjadi. Dengan ujian-ujian berat dan latihan-latihan keras yang seringkali harus mereka lakukan. Maka kamu harus mengenangkan kesukaran-kesukaran orang lain yang lebih berat, agar kamu yakin, bahwa penderitaanmu itu ringan, sebab hanya mengenai soal-soal kecil saja. 2. Makin besar semangatmu untuk menderita, makin bijaksana tindakanmu dan makin banyaklah rahmat yang engkau kumpulkan. Kecuali itu penderitaanmu akan terasa lebih ringan, jika untuk penderitaan itu kamu suka dengan mantap dan tawakal menyiapkan diri. Jangan pula berkata: Dari orang semacam itu saya tidak dapat menyabarkan diri, dan hal-hal serupa itu tidak perlu saya terima; sebab orang itu sudah merugikan saya banyak dan menuduh-nuduh saya berbuat hal-hal yang belum pernah timbul dalam pikiran saya. Dari orang lain saya bersedia menerima perbuatan yang kurang menyenangkan, jika menurut pendapat saya, saya memang harus menderita. Berpikir demikian itu bodoh; karena orang tidak mamperhatikan kebajikan bersabar, dan juga kurang memperhatikan Dia yang akan memberi pahala; tetapi orang lebih banyak memperhatikan orang-orang dan hinaan-hinaan yang telah dilontarkan. 3. Tidak sabar benar-benarlah ia yang tidak mau menderita, kecuali selama menurut anggapannya itu adalah baik dan dari orang yang disenanginya. Tetapi orang yang benar-benar sabar tidak memperhatikan siapa yang mengujinya: apakah oleh kepalanya, sesamanya atau bawahannya; oleh orang baik dan suci, atau oleh orang jahat dan hina. la, tidak perduli betapa besar dan seringnya ia mengalami penderitaan dari orang lain. Semua itu diterimanya dengan terimakasih dari tangan Allah dan disambutnya sebagai keuntungan besar. Karena pada Allah tidak ada barang sesuatu, betapa pun kecilnya, yang dapat tinggal tanpa pahala, asal saja diderita untuk Allah. 4. Maka bersiap sedialah untuk berjuang, kalau kamu ingin memperoleh kemenangan.

Tanpa perjuangan kamu tidak mahkota kesabaran. Kalau kamu tidak menolak mahkota itu. Tetapi bila kamu ingin dimahkotai, secara jantan dan bertahanlah dengan sabar. Tanpa perjuangan kamu tidak mencapai ketenangan; dan tanpa berjuang, tanpa kemenangan. 5. M.: Ya Tuhan, semoga karena rahmat jadi mungkinlah untukku, apa yang menurut kodratku seakan-akan mustahil. Engkau mengetahui, bahwa aku tidak dapat menderita banyak dan bahwa aku lekas jatuh tanpa daya, bila terjadi kesulitan sedikit saja. Semoga setiap percobaan menderita merupakan kesenanganku dan harapanku karena NamaMu; karena menderita dan diganggu karena kehendakMu banyak mengandung keselamatan untuk jiwaku. PASAL XX TENTANG MENGAKUI KELEMAHAN DIRI SENDIRI DAN SOAL KESENGSARAAN HIDUP DI DUNIA INI 1. M.: Tuhanku, terhadap diriku sendiri aku akan mengakui kesalahanku; kepada Dikau aku akan mengakui kelemahanku. Sering hal yang remeh saja yang mengecilkan dan menyedihkan hatiku. Aku berniat bertindak tegas; tetapi baru datang percobaan kecil saja, aku telah merasa amat tertekan. Kadang-kadang soal amat kecil saja sudah dapat merupakan percobaan berat bagiku. Dan tengah aku mengira agak aman, karena aku tidak merasakan apa-apa, kadangkadang aku melihat diriku sendiri hampir terpelanting karena embusan angin yang ringan. 2. Maka itu, Tuhanku, perhatikanlah kelemahan dan kerapuhan hatiku yang Engkau kenal benar-benar. Kasihanilah aku dan tariklah aku dari lumpur, agar aku tidak tenggelam di dalamnya (Masm.69.15) agar aku tidak tinggal terpelanting sama sekali. Yang sering bertentangan dengan jiwaku dan membuat aku malu di hadapan Tuhanku, ialah: bahwa aku sedemikian goyah dan lemah dalam menentang hawa nafsuku. Dan meskipun hal itu tidak sampai menjadi persetujuan, namun penggodaannya bagiku sulit dan berat, dan kurasakan sangat menyedihkan sepanjang hidup berjuang semacam itu. Karena itu aku menjadi insyaf akan kelemahanku; bahwa angan-angan yang najis senantiasa lebih mudah timbulnya daripada perginya. 3. Allah Bani Israil yang Maha Kuat, Pengasyik para jiwa yang setya, lihatlah kesulitan dan kesusahan hambaMu dan bantulah dia dalam segala usahanya! Kuatkanlah aku dengan kekuatan surgawi, agar manusia lama, daging celaka, yang belum tunduk seluruhnya kepada jiwa, tidak datang menjajahnya; dengan daginglah orang akan harus berjuang selama orang bernafas dalam hidup celaka ini. Ah, hidup apa ini! Di mana-mana penuh gangguan, di mana-mana penuh kesengsaraan dan tipu muslihat. Di mana-mana ada musuh! Karena baru saja gangguan atau godaan yang satu lenyap, sudah muncul yang lain; dan sedang peperangan dengan yang pertama masih berlangsung, datanglah sekanyong-konyong musuh lebih banyak lagi. 4. Dan bagaimana orang dapat mencintai hidup yang penuh pahit getir dan duka nestapa ini? Bagaimana dapat dinamakan hidup, karena nyatanya hanya menimbulkan sekian banyak maut dan kebinasaan? Namun demikian banyak orang yang mencintai hidup ini dan mencari kebahagiaan di dalamnya.

Orang sering mengutuk dunia dan mengatakan, bahwa dunia tak dapat di percaya serta munafik, namun dunia tidak mudah ditinggalkan, karena nafsu keinginan daging mempunyai kekuasaan terlalu besar. Di satu fihak orang merasa tertarik kepada dunia, tetapi di lain fihak orang harus menghindarinya. Adapun yang menarik orang kepada dunia ialah nafsu keinginan daging, nafsu heinginan mata dan kesombongan hidup (1 Yo. 1.16). Tetapi hukuman dan kesengsaraan yang secara adil mengikutinya, membangkitkan kebencian dan kejijikan terhadap dunia. 5. Tetapi sayang, kenikmatan jahat, menguasai hati, yang telah memberikan dirinya kepada dunia dan mengira, bahwa kesenangan dapat diketemukan pada panca indera; karena baik kemanisan Allah, maupun kerayuan batin, tidak dilihat dan tidak dirasakannya. Tetapi mereka, yang sama sekali meremehkan dunia dan sungguh-sungguh berusaha hidup untuk Allah di bawah tata tertib yang teratur, tentu tahu manisnya bergaul dengan Tuhan. Kemanisan itu memang sudah dijanjikan kepada mereka, yang menolak kenikmatan dunia. Merekapun tahu, dunia sudah tersesat dan bagaimana dunia sudah menipu dirinya sendiri dengan bermacam-macam jalan. PASAL XXI BAHWA ORANG HARUS MENCARI KETENTERAMAN DALAM ALLAH MELEBWI BENDA-BENDA DAN KARUNIA 1.

M.: Jiwaku, di atas segala sesuatu dan dalam segala sesuatu kamu harus menemukan tempat istirahat pada Tuhan, karena Tuhanlah tempat istirahat abadi orang-orang kudus. Ya Yesus, yang Maha Manis dan Maha Kasih, perkenankanlah aku menemukan istirahat tenteram dalam DiriMu di atas semua makhluk, melebihi semua kesehatan dan keindahan, melebihi segala kesohoran dan kehormatan, melebihi semua kekuasaan dan derajat, melebihi semua ilmu dan kecerdasan. Melebihi semua kekayaan dan kesenian, melebihi segala kegembiraan dan kegirangan; melebihi segala kenamaan dan pujian, melebihi segala kemanisan dan hiburan. Di atas segala kurnia dan pemberian yang dapat Engkau berikan dan dermakan, di atas segala kegembiraan dan ketakjuban, yang jiwaku dapat muat dan merasakan; kemudian di atas para malaikat dan malaikat agung dan di atas bala tentara surgawi seluruhnya; di atas segala yang tampak dan yang tidak tampak, di atas segala sesuatu yang bukan Engkau, Allahku. 2. Karena Engkau, Tuhan Allahku, adalah yang Maha Baik di atas segala sesuatu; hanya Engkau sendiri yang Maha Tinggi, hanya Engkau sendiri Yang Maha Kuasa, hanya Engkau sendiri Yang Maha Lengkap dan Maha Penuh; hanya Engkau sendiri Yang Maha Manis dan Maha-Kaya-Penghibur, Hanya Engkau sendiri yang maha indah dan maha kasih, hanya Engkau sendiri yang maha mulia dan maha ternama di atas segala sesuatu; di dalam Dirimu terkumpul segala yang baik dengan sempurna, yang selalu ada dan tetap akan ada padaMu. Dan oleh karena itu semua, maka adalah terlalu sedikit dan tidak mencukupi, apa yang Engkau berikan kepadaku selain Dirimu sendiri, demikian pula yang Engkau firmankan atau janjikan tentang Dirimu sendiri, bila aku tidak memandang kepadaMu dan tidak memiliki DiriMu. Karena hatiku tidak dapat beristirahat sejati dan tidak dapat puas sepenuhnya, bila tidak istirahat dalam DiriMu, dan bila tidak mengatasi segala kurnia dan setiap makhluk.

3.

4.

5.

6. 7.

O, Mempelaiku termanis Yesus Kristus, Pengasih yang maha murni, dan Tuhan segala ciptaan; siapakah gerangan akan memberikan kepadaku setiap kemerdekaan sejati, untuk terbang kepadaMu dan beristirahat dalam DiriMu? O, kapankah kiranya aku diperkenankan lepas bebas dari makhluk dan melihat betapa manisMu, Tuhan Allahku? Kapankah kiranya aku dapat meluluhkan diriku sepenuhnya ke dalam DiriMu, hingga aku karena cintaku kepadaMu tidak merasa diriku sendiri, melainkan hanya Engkau, di atas segala pengertian dan ukuran, dan dengan cara yang hanya dikenal oleh beberapa orang saja? Tetapi kini aku sering mengeluh, dan menderita kemalanganku dengan hati pedih. Sebab dalam lembah penderitaan ini pada diriku banyak terjadi hal-hal jahat, yang mengejutkan, menyedihkan dan mengaburkan aku; sering merintangi dan membingungkan, menarik dan menjerat, hingga aku tidak dapat mendekatkan diriku kepadaMu tanpa rintangan dan tidak dapat menikmati pelukan gembira dari padaMu, yang senantiasa dirasakan oleh jiwa-jiwa bahagia. Semoga keluh kesahku dan kegelisahanku yang tak terbilang di atas dunia ini menyentuh hatiMu! Ya Yesus, seri kebahagiaan kekal, hiburan sukma yang merantau! padaMu mulutku kelu, tetapi kebisuanku berseru kepadaMu: Berapa lamakah Tuhanku menunda berkunjung? Semoga Dia berkenan datang kepadaku, hambaNya yang miskin, dan berkenan menggembirakannya! Semoga Dia berkenan mengulurkan tanganNya dan menarik aku, si celaka, dari segala kesesakan hati. Datanglah, datanglah, karena tanpa Engkau tiada hari atau jam yang bergembira! Karena Engkaulah kegembiraanku dan tanpa Engkau kosonglah meja jamuanku: Sengsaralah aku dan seperti terpenjara dan terbelenggu, hingga Engkau meringankan aku dengan sinar hadlirmu, memberikan kemerdekaan dan menunjukkan wajah ramahMu. Orang lain boleh mencari apa yang disukai di luar Dikau; sementara itu tiada barang lain yang menyenangkan aku, bahkan tidak akan ada barang lain yang akan menyenangkan aku, kecuali Dikau, Allahku, harapanku dan kebahagiaanku yang abadi. Aku tidak akan diam dan tidak akan berhenti berseru, hingga rahmatMu datang kembali dan Engkau berfirman di dalam hatiku. G.: Lihatlah, Aku di sini, lihatlah, Aku ada di sampingmu, karena kamu memanggil Aku. Air matamu dan kerinduan jiwamu, ibadat dan tobat hatimu menurunkan dan menarik Aku kepadamu. M.: Dan aku mengucap: Tuhanku, aku memanggil Engkau dan ingin menikmati Engkau, bersedia menga’ibkan segala sesuatu karena Engkau. Sebab Engkaulah yang pertama-tama membangkitkan niatku, untuk mencari Engkau. Maka terpujilah Engkau, ya Tuhan, yang telah menunjukkan kebaikan ini kepada hambaMu sesuai dengan kekayaan belas kasihanMu. Apakah gerangan seterusnya yang masih akan diucapkan oleh hambaMu di hadiratMu, kecuali bahwa ia merendahkan diri sedalam-dalamnya di hadapanMu dan selalu mengenangkan kedukaannya dan kekecilannya sendiri. Karena di antara keajaiban-keajaiban langit dan bumi tiada satupun yang sama dengan Engkau. PekerjaanMu amat baik, putusanMu benar dan kebijaksanaanMu mengemudikan segala sesuatu yang ada. Oleh sebab itu, kepadaMulah kiranya pujian dan kehormatan, ya Kebijaksanaan Allah Bapa. Semoga mulutku, jiwaku dan semua makhluk bersama memberkati Dikau.

PASAL XXII TENTANG MENGENANG-NGENANGKAN KEBAIKAN ALLAH YANG BERLIPAT-LIPAT 1.

M.: Bukalah, ya Tuhan, hatiku untuk hukumMu, dan ajarilah aku berjalan menurut perintahMu. Perkenankanlah aku mengerti kehendakMu dan merenungkan kedermawananMu dengan penghormatan yang besar dan renungan yang tekun; baik pada umumnya, maupun pada khususnya, agar kelak aku dapat mengucapkan terimakasih untuk semua itu dengan pantas. Memang aku mengerti dan mengakui, bahwa untuk barang yang terkecilpun aku tidak dapat mempersembahkan terimakasih dan pujian sebagaimana mestinya. Aku jauh kurang dari semua kebaikan yang dinyatakan kepadaku; dan apabila aku melihat ketinggianMu, maka pingsanlah rohku karena kebesaran itu. 2. Segala sesuatu milik jiwa dan badanku, baik yang di luar maupun yang di dalam, baik yang menurut kodrat maupun yang melebihi kodrat, adalah perbuatan baikMu; dan semuanya itu membuktikan, bahwa Engkau adalah Yang Maha Murah, Yang Maha Cinta dan Maha Baik, Sumber segala baik, yang telah saya terima. Walaupun yang seorang menerima lebih banyak, yang seorang lainnya lebih sedikit, semua itu juga kepunyaanMu; dan tanpa Dikau tak seorangpun dapat memiliki sesuatu, bagaimanapun kecilnya. Barangsiapa menerima lebih banyak, tidak boleh lalu merasa bangga atas jasanya sendiri, dan tidak boleh meninggikan diri di atas orang lain, atau menghina orang, yang menerima lebih sedikit; sebab yang merasa dirinya paling kecil, paling rendah hati dan yang paling takwa dalam ucapan terimakasihnya, itulah dia yang paling besar dan paling baik. Dan barangsiapa menganggap dirinya yang paling hina di antara semua orang, dialah yang paling cakap, untuk menerima kurnia-kurnia yang lebih besar. 3. Tetapi barangsiapa menerima lebih sedikit, tidak boleh lalu bersedih hati, atau merasa kurang puas karenanya, dan tidak boleh lalu iri hati terhadap dia yang rnenerima lebih banyak. Tetapi ia harus mengarahkan pandangan matanya kepadaMu dan meluhurkan kebaikanMu, karena Engkau telah membagi-bagikan anugerahMu dengan melimpahlimpah, dengan murah hati dan tanpa membeda-bedakan orang. Segala sesuatu keluar dari padaMu; dan oleh karena itu Engkau harus dipuji dalam segala hal. Engkau tahu apa yang berguna untuk setiap orang; dan mengapa maka milik orang yang satu kurang, yang lain lebih, bukanlah hakku untuk mempertimbangkannya, melainkan hakMu, oleh siapa jasa setiap orang telah ditentukan. 4. Oleh karenanya kuanggap sebagai kebaikan yang besar, Tuhan Allahku, bahwa tidak banyak kepunyaanku, yang pada lahirnya dan menurut pandangan orang banyak menyinarkan pujian dan kehormatan. Dengan demikian maka seseorang, pada waktu melihat kemiskinan dan keremehannya sendiri, tidak usah merasa sedih, susah atau putus asa, melainkan harus merasa terhibur dan gembira yang besar, karena Engkau, ya Allah, telah memilih orang-orang yang miskin dan kecil, dan - menurut pandangan dunia - hina, menjadi anggota rumah tangga dan orang-orang kepercayaanMu. Buktinya ialah para RasulMu sendiri, yang telah Engkau angkat menjadi raja untuk seluruh dunia. (Masm.45.17). Tetapi mereka hidup di dunia tanpa mengeluh, sangat rendah hati dan sederhana, tanpa muslihat dan tipu daya, malah mereka bergembira menderita hinaan-hinaan untuk NamaMu (Kis.Ras.5.41) dan dengan rindu ingin memeluk yang dibenci dan ditakuti oleh dunia. Oleh karena itu bagi orang yang cinta kepadaMu dan mengakui kebaikanMu, maka yang paling menggembirakan ialah apabila kehendakMu terlaksana di dalam dirinya selaras dengan keputusanMu yang abadi.

Dalam hal itu orang harus merasa puas dan gembira, sehingga dengan suka hati bersedia menjadi orang kecil saja, sedangkan orang lain dengan senang hati pula dipersilakan merebut tempat yang pertama; dan dengan puas dan gembira pula bersedia menempati baik tempat yang paling rendah, maupun yang paling tinggi; demikian pula tetap bersedia baik dihina dan tidak dihiraukan dan tidak mendapat nama atau kehormatan, maupun sebagai orang yang dihormati dan dipuji-puji di antara orang-orang di dunia ini. Karena kehendakMu dan cinta untuk kehormatanMu harus berlaku di atas segala sesuatu untuknya, dan lebih menghiburnya dan lebih menyenangkannya dari pada segala kebaikan, yang pernah diterimanya, atau masih akan diperolehnya. PASAL XXIII TENTANG EMPAT SYARAT UTAMA BAGI KETENTERAMAN JIWA YANG BESAR 1.

G.: AnakKu, sekarang Aku akan mengajarkan kepadamu jalan damai dan kebebasan sejati. 2. M.: Lakukanlah, Tuhan, apa yang Engkau katakan; karena aku suka mendengarkannya. 3. G.: Berusahalah kamu, anakKu, lebih baik menjalankan kehendak orang lain daripada kehendakmu sendiri. Pilihlah selalu lebih suka mempunyai kurang daripada lebih. Ambillah tempat yang paling rendah dan tempatkanlah dirimu di bawah orangorang lain. Berharaplah dan bermohonlah agar kehendak Allah terjadi sepenuhnya dalam dirimu. Ketahuilah, manusia semacam itu menginjak masuk daerah damai dan ketenteraman. 4. M:: Tuhan, amanatMu yang pendek itu mengandung banyak kesempurnaan. Kata-katanya singkat, tetapi kaya akan arti dan jerah akan buah. Karena bila aku dapat menjalankannya dengan setia aku tidak akan dengan mudah menjadi gelisah. Maka tiap-tiap kali aku merasa tidak puas dan tertekan, aku tahu bahwa aku telah menyimpang dari pelajaran ini. Tetapi Engkau, yang kuasa melakukan segala sesuatu dan suka melihat kemajuan jiwa, perbanyaklah rahmatMu dalam diriku, agar aku dapat menepati pelajaranMu dan mengusahakan keselamatanKu. DOA UNTUK MENENTANG GAGASAN BURUK 5.

Tuhan Allahku, janganlah Engkau pergi dari pddaku; Allahku datanglah menolong aku. (Masm. 71.12); sebab macam-macam gagasan buruk timbul dalam diriku dan rasa takut yang besar mengganggu jiwaku. Bagaimanakah aku dapat mengelakkannya dengan selamat? Bagaimana aku dapat menolaknya? Tuhan berkata; Aku akan berjalan mendahului kamu: dan Aku akan merendahkan orang-orang yang bertinggi hati (Is.45.2): Aku akan membuka pintu-pintu penjara dan tempat-tempat berlindung yang tersembunyi akan Kubuka tutupnya untukmu. Perbuatlah, Tuhan, menurut perkataanMu; dan semoga semua angan-angan buruk enyah di hadiratMu. Ini adalah satu-satunya harapan dan hiburanku bahwa aku dalam setiap gangguan dapat berlindung kepadaMu, dapat mempercayakan diri kepadaMu dari dalam sanubariku dan dapat menunggu hiburanMu dengan sabar.

DOA UNTUK MOHON PENERANGAN JIWA 6.

Terangilah aku, ya Yesus yang baik, dengan sinar cahaya batin: dan enyahkanlah semua kegelapan dari ruang hatiku. Tolaklah kekacauan yang banyak itu dan singkirkanlah percobaan yang hebat itu. Bertempurlah dengan kuat untukku dan kendalikanlah hewan-hewan buas, yaitu: nafsu kenikmatan yang menarik; agar terdapat damai dalam kekuatanMu (Masm.122.7) dan agar pujian kepadaMu meriah mendengung dalam ruangan suci, ialah dalam perasaan hati murni. Perintahkanlah kepada angin dan taufan; dan katakanlah kepada lautan: tenanglah, dan kepada taufan: redalah; dan akan terdapat ketenangan yang besar. Kirimkanlah cahayaMu dan kebenaranMu (Masm.43.3), agar ia menerangi dunia, karena aku adalah bumi yang tandus dan kosong (Gen.1.2), hingga Engkau menerangi aku. Curahkanlah rahmatMu dari atas dan genangilah hatiku dengan embun surgawi; alirkanlah air-takwa guna menyirami permukaan bumi (hatiku) agar menghasilkan buah yang baik dan istimewa. Bangkitkanlah jiwaku, yang tertekan oleh beban dosa, dan arahkanlah segenap rinduku kepada hal-hal surgawi, agar aku mengenyam manis kemulyaan surgawi dan merasa sangat sedih memikirkan soal-soal duniawi. Jauhkanlah dan hindarkanlah aku dari segala hiburan makhluk yang tak berlangsung lama, karena tak ada satu makhlukpun dapat memuaskan dan mengenyangkan nafsuku akan kebahagiaan sepenuhnya. Ikatlah aku kepadaMu dengan tali cintakasih yang pantang putus; karena hanya Engkaulah sendiri sudah cukup. Di luar Dikau tak ada yang penting bagi seorang yang menaruh cinta. PASAL XXIV TENTANG MENGHINDARI SIKAP INGIN TAHU URUSAN ORANG LAIN

1.

G.: AnakKu janganlah kamu suka ingin tahu saja dan janganlah kamu menyibukkan dirimu dengan soal-soal yang tidak berfaedah. Perduli apakah kamu akan hal ini atau hal itu? Kamu, ikutilah Aku! (Yoh.21.22). Terkena apakah kamu, bahwa ini begini, atau itu begitu; atau orang itu berlaku atau berkata begini atau begitu? Kamu tidak usah tampil ke muka untuk orang-orang lain; melainkan kamu akan harus bertanggungjawab untuk dirimu sendiri. Mengapakah maka kamu mencampuri urusan itu? Ketahuilah, Aku kenal semua orang dan tahu segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; dan Aku mengerti bagaimana keadaan setiap orang, apa yang dipikir dan yang dikehendaki dan maksud mana yang ditujunya. Maka itu serahkanlah saja segala-galanya kepadaKu, simpanlah dirimu dalam perdamaian yang baik dan biarlah orang yang gelisah melewatkan kegelisahannya sesuka hatinya. Apa yang telah diucapkan dan telah dilakukan akan berbalik mengenai dirinya sendiri, sebab tidak mungkin ia dapat menipu Aku. 2. Janganlah kamu memperdulikan bayangan nama yang besar, persahabatan dengan orang banyak, dan rasa sayang serta penghormatan massa. Sebab semuanya itu menimbulkan kebingungan dan kegelapan dalam hati. Dengan suka hati Aku akan berkata kepadamu dan membeberkan rahasia-rahasia kepadamu, asalkan kamu dengan sabar menunggu kedatanganKu dan membuka pintu hatimu untukKu.

Berhati-hatilah, dan berjaga dalam doa dan rendahkanlah dirimu dalam segala sesuatu. PASAL XXV DI MANA LETAK KETENTERAMAN HATI YANG TEGUH DAN KEMAJUAN JIWA YANG SEJATI 1.

2. 3.

4.

5. 6.

G.: AnakKu, Aku telah berkata: Damai Kutinggalkan kamu; damaiKu Kuberikan kamu; tidak seperti dunia memberikan kepadamu, Kuberikan dia kepadamu (Yoh.14.27). Semua orang rindu akan damai; tetapi apa yang perlu untuk memperoleh damai sejati, tidak semua orang memperdulikan. DamaiKu beserta dengan mereka yang rendah hati dan lemah lembut. Damaimu akan terdiri dari banyak kesabaran. Asal kamu mendengarkan Aku dan menurut perkataanKu, kamu akan menikmati damai yang besar. M.: Apakah gerangan yang harus kulakukan? G.: Dalam segala tingkah laku dan ucapanmu, perhatikanlah dirimu sendiri; dan arahkanlah segenap perhatianmu kepada hal ini: bahwa kamu hanya menyenangkan Aku dan tidak menginginkan atau mencari barang sesuatu di luar Aku. Hati-hati sekalilah dan jangan berani mengadili perkataan atau tindakan orangorang lain; dan janganlah engkau memperdulikan hal-hal yang tidak ditugaskan kepadamu. Dengan demikian terkabulkanlah harapanmu, bahwa kamu hanya sedikit atau jarang menjadi cemas. Tetapi tidak pernah merasakan cemas, atau tidak mengalami gangguan jiwa atau raga, tidak mungkin di dunia sekarang ini, baru nanti di surga. Maka janganlah mengira, bahwa kamu telah menemukan damai sejati, bila kamu tidak menderita kesulitan apa-apa; atau bahwa semuanya baik bila kamu tidak mempunyai musuh lagi; atau keadaannya sempurna bila segala sesuatunya berjalan sesuai keinginanmu. Janganlah kamu menganggap dirimu seorang besar dan janganlah mengira engkau menjadi kekasih Tuhan yang istimewa, apabila kamu pada suatu waktu menikmati peribadatan dan hiburan yang besar. Sebab tidak karena itulah pencinta kebaikan yang sejati dikenal orang, dan bukan itulah tandanya kemajuan dan kesempurnaan manusia. M.: Apakah tandanya, Tuhanku? G.: Bahwa kamu menyerahkan dirimu sendiri kepada kehendak IIahi dengan segenap hati tanpa mencari kebutuhan diri sendiri, baik dalam hal yang kecil, maupun dalam hal yang besar, baik dalam waktu ini, maupun dalam alam baka; hingga kamu tetap mengucap syukur kepadaKu dengan muka yang sama gembiranya, baik pada waktu mujur, maupun pada waktu malang, seraya mempertimbangkan segala sesuatunya dengan timbangan jujur. Bila kamu telah menjadi sedemikian kuat dan sabar dalam berharap, hingga kamu tetap memelihara hatimu bersedia menderita makin banyak lagi, bila hiburan batin dicabut dari padamu, dan tidak membenarkan dirimu sendiri, seolah-olah kamu tidak seharusnya menderita sekian banyak dan semacam itu, melainkan memuji Aku dalam semua keputusanKu sebagai adil dan suci, maka kamu berjalan atas jalan damai yang sejati dan lurus, dan niscaya ada harapan, bahwa kamu akan melihat lagi kembali wajahKu dalam kegembiraan. Sekali kamu telah sampai pada melupakan dirimu sendiri sepenuh-penuhnya, maka ketahuilah, bahwa kamu akan menikmati damai yang melimpah-limpah sepanjang hal itu mungkin di dunia ini.

PASAL XXVI KEUTAMAAN KEBEBASAN BATIN YANG LEBIH BAIK DIPEROLEH DENGAN BERDOA DIBARENGI RENDAH HATI DARIPADA DENGAN BANYAK MEMBACA 1:

M.: Itulah pekerjaan seorang laki-laki yang sempurna; tidak pernah kendor dalam mengejar hal-hal surgawi dan menerobos banyak kesulitan seakan-akan tanpa kesukaran; tidak dengan cara orang yang lalai, melainkan sesuai dengan hak istimewa jiwa merdeka, yang tidak melekatkan dirinya kepada suatu makhlukpun dengan cinta yang tidak teratur. 2. Aku mohon kepadaMu, ya Allah yang maha Rahim, jagalah diriku terhadap kesukaran-kesukaran hidup ini, agar aku tidak terlalu amat terlibat karenanya; terhadap banyak kebutuhan-kebutuhan badan, agar aku tidak dikuasai oleh nafsu jahat; terhadap segala rintangan jiwa, agar aku tidak patah semangat dan jatuh karena kesulitan-kesulitan. Yang kumaksud bukanlah barang-barang, yang dicari untuk dimiliki dengan segala nafsu keinginan oleh keberanian duniawi; melainkan penderitaanpenderitaan yang sebagai akibat kutuk umum atas semua makhluk, memberatkan jiwa hamba-hambaMu sebagai hukuman dan menghalanginya mencapai kemerdekaan roh, sesuka hatinya. 3. Ya Allahku, kemanisan yang tak terkatakan, robahlah untukku ke dalam kepahitan segala hiburan daging, yang menarik diriku dari hal-hal abadi, dan yang menarik diriku kepadanya dengan cara yang dosa karena memandang sesuatu kenikmatan sementara. Allahku, janganlah kiranya daging dan darah menguasai diriku; janganlah kiranya dunia menyesatkan aku dengan keindahannya yang hanya sebentar itu, dan janganlah kiranya setan menjatuhkan aku dengan tipu muslihatnya. Berilah aku kekuatan untuk bertahan, kesabaran untuk menderita dan ketetapan hati untuk melawan. Berilah aku pengobatan sebagai ganti segala macam hiburan dunia kehadiran rohMu yang penuh cintakasih, dan curahkanlah padaku cintakasih akan namaMu sebagai cinta jasmani. 4. Lihatlah, makan minum, pakaian dan kebutuhan lain-lainnya yang tersedia bagi pemeliharaan badan, merupakan beban bagi roh yang menyala semangatnya. Perkenankanlah aku mempergunakan sarat-sarat hidup semacam itu hanya seperlunya saja, dan dapat mengekang keinginanku yang terlalu besar kepadanya. Menanggalkan semua kebutuhan hidup tidak mungkin, sebab kodrat harus dipelihara, tetapi ingin memperolehnya dengan berlebih-lebihan untuk dinikmati, adalah bertentangan dengan hukum suci Tuhan; karena dengan demikian si daging akan berontak lagi melawan roh. Aku mohon kepadaMu, semoga tanganMu dapat membimbing dan menuntun aku dan agar Engkau berkenan mengajar aku berjalan di antara dua sisi yang berbahaya itu. PASAL XXVII BAHWA CINTA TERHADAP DIRI SENDIRI ITU SANGAT MENJAUHKAN KEBAIKAN YANG TERTINGGI 1.

G.: AnakKu, engkau harus memberikan segala sesuatu untuk segala sesuatu dan tidak menahan sesuatupun untuk dirimu sendiri. Ketahuilah, bahwa cintamu akan dirimu sendiri lebih merugikan kamu daripada apa saja di dunia ini. Sesuai dengan cinta dan kesukaanmu yang terkandung dalam hatimu, setiap barang melekat padamu, sangat atau kurang erat. Bila cintamu murni, sederhana dan teratur baik, tidak akan ada suatu barangpun yang menahan kamu dalam belenggunya. Janganlah kamu menginginkan apa yang tidak boleh engkau miliki; janganlah menahan apa-apa yang dapat mengganggu kamu dan dapat merampas kemerdekaan hatimu.

Sungguh mengherankan, mengapa kamu tidak menyerahkan dirimu sendiri dengan segala yang dapat kamu ingini dan dapat kamu miliki kepadaKu dari dasar hatimu! 2. Mengapa kamu biarkan kesedihan yang hampa memakan dirimu? Mengapa kamu memayahkan dirimu dengan kesulitan-kesulitan yang tidak berguna? Bertetaplah kamu dalam perkenanKu; dan kamu tidak akan menderita kerugian. Bila kamu mencari ini atau itu, dan bila kamu ingin berada di sini atau di sana untuk lebih banyak memperoleh keenakanmu dan kehendakmu sendiri, maka kamu tidak akan pernah tenteram dan bebas dari kesukaran, karena dalam setiap barang kamu akan menemukan kekurangan dan pada setiap tempat musuh. 3. Jadi tidak setiap barang, yang kamu peroleh atau kamu perbanyak dari luar adalah bermanfaat, melainkan malahan barang yang kamu remehkan dan dengan semua akarnya kamu cabut dari hatimu, itulah dia yang berguna. Dalam hal ini pengertianmu harus tidak hanya terbatas mengenai milik uang dan kekayaan saja; melainkan juga mengenai usahamu mengejar kehormatan dan keinginanmu akan pujian yang hampa; sebab semuanya itu akan hilang lenyap bersama dengan dunia. Suatu tempat sungguh hanya menyajikan keamanan sedikit, bila roh tidak menunjukkan semangat rajin. Damai yang dicari dari luar itu tidak akan bertahan lama, bila keadaan hati tidak terletak di atas dasar yang benar; artinya: bila kamu tidak bersandar kepadaKu, kamu dapat juga berpindah-pindah tempat, namun kamu tidak menjadi lebih baik karenanya. Sebab bila kamu mempergunakan kesempatan yang timbul, maka kamu akan menemukan yang telah kamu hindari, bahkan lebih berat. DOA UNTUK MEMOHON HATI MURNI DAN KEBIJAKSANAAN SURGAWI 4.

M.: Ya Tuhan, teguhkanlah jiwaku dengan rahmat Roh Kudus. Perkenankanlah agar tenaga batinku menjadi lebih kuat, bebas dari segala kesulitan yang tidak ada faedahnya dan dari rasa takut; semoga hatiku tidak tertarik oleh barang-barang yang berharga, maupun yang, tidak berharga sedikitpun; tetapi perkenankanlah aku menganggap segala sesuatu, juga diriku sendiri sebagai berlalu. Sebab di bawah kolong langit ini tak ada barang tetap tak berubah dan di mana segala sesuatu adalah hampa dan penganiayaan roh. Sungguh bijaksanalah dia, yang beranggapan demikian! 5. Ya Tuhan, berilah aku kebijaksanaan surgawi, agar aku belajar mencari dan menemukan Engkau di atas segala sesuatu, menikmati dan mencintai Engkau di atas segala sesuatu, dan mengenal lain-lainnya sebagaimana mestinya, sesuai dengan peraturan kebijaksanaanMu. Perkenankanlah aku menghindari dengan hati-hati si pembujuk dan bersabar diri terhadap lawan. Kebijaksanaan yang besar ialah: tidak tergerak oleh setiap angin dari perkataan dan tidak mendengarkan nyanyian merdu yang lancung dan memikat hati; karena dengan cara itu orang aman berjalan terus pada jalan yang telah ditempuh. PASAL XXVIII SOAL MELAWAN MULUT USIL 1.

G.: AnakKu, janganlah kamu terima dengan bermuram durja, bila sementara orang berfikir jahat tentang kamu dan berkata apa-apa yang tidak kamu senangi. Tentang dirimu sendiri kamu harus berfikir lebih jahat lagi dan menganggap tidak ada orang yang lebih lemah daripada dirimu sendiri. Bila kamu menuntut hidup batin, kamu tidak akan menaruh penghargaan banyak terhadap kata-kata yang diucapkan sambil lalu.

Bukanlah kebijaksanaan yang kecil: diam pada saat yang buruk, dalam hati berbalik kepadaKu dan tidak menjadi cemas karena putusan manusia. 2. Janganlah menggantungkan ketenteraman kepada kata-kata manusia: ataukah mereka menguraikan baik atau jelek untukmu, karenanya kamu bukanlah manusia lain. Di mana letak ketenteraman dan kesabaran yang sejati? Bukankah dalam DiriKu? Dan barangsiapa tidak berusaha menyenangkan - dan tidak takut membosankan orang, akan menikmati ketenteraman yang besar. Dari cinta yang tidak teratur dan rasa takut yang tanpa alasanlah datangnya semua kecemasan hati dan kekacauan panca indera. PASAL XXIX BAGAIMANA ORANG HARUS BERSERU DAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH PADA WAKTU MENGHADAPI KESULITAN 1.

M.: Ya Tuhan, terpujilah namaMu selama-lamanya (Tob.3.11) karena Engkau telah sudi mendatangkan percobaan dan penganiayaan ini atas diriku. Aku tidak dapat menghindarinya, tetapi aku harus mencari perlindungan kepadaMu, agar Engkau menolong aku dan semua itu tidak merugikan aku. Tuhanku, kini aku teraniaya dan keadaan hatiku tidak baik; dan aku sangat tergoda oleh penderitaan yang ada sekarang ini. Dan sekarang, ya Bapa yang manis, apakah gerangan akan kukatakan? Aku terjepit antara kesesakan. Tolonglah aku dari waktu ini (Yoh.12.27). Tetapi untuk itulah maka aku datang pada waktu ini, agar Engkau dimuliakanlah kiranya, bila aku dihina sangat rendah, tetapi dibebaskan olehMu. Semoga menjadi perkenan hatiMu, ya Tuhan, menolong Aku (Masm.40.14); karena apakah yang dapat kuperbuat, si miskin, dan kemana aku akan pergi tanpa Engkau? Berilah kepadaku kesabaran, ya Tuhan, juga kali ini, tolonglah aku, ya Allahku, dan aku tidak akan merasa takut, betapa amat tertekan akupun merasa. 2. Dan apakah gerangan yang akan kukatakan sementara ini? Ya Tuhan, jadilah kehendakMu(Mat. 26.42). Aku memang sewajarnya teraniaya dan tertindas. Tentu, aku akan harus tahan menderitanya; dan semoga penderitaan itu disertai dengan kesabaran, hingga perkaranya mereda dan cuaca menjadi tenang kembali! Tetapi tanganMu yang maha kuasa mampu mengambil percobaan ini juga dari padaku dan mengurangkan kedahsyatannya, agar aku tidak jatuh sama sekali; seperti Engkau, Allahku, kerahimanku (Masm.59.18), dahulu telah sering menolong aku. Dan makin sulit hal itu untukku, makin mudahlah untukMu perobahan ini dari tangan Yang Maha Tinggi (Masm.77.11). PASAL XXX TENTANG MEMOHON PERTOLONGAN ILAHI DAN PERCAYA AKAN PULANG KEMBALINYA RAHMAT 1.

G.: AnakKu, Aku adalah Tuhan, yang pada waktu penindasan memberi kekuatan. (Nah.1.7). Datanglah kepadaKu, apabila tidak baik keadaanmu. Apa yang banyak menghalangi hiburan surgawi ialah; karena kamu terlalu lambat memanjatkan doa. Karena sebelum kamu berdoa dengan semangat kepadaKu, kamu telah mencari bermacam-macam hiburan dan kesenangan dalam barang-barang dunia. Oleh karena itu segala sesuatu hanya menolong sedikit, hingga kamu insyaf, bahwa Akulah Penolong mereka yang berharap kepadaKu; bahwa di luar Aku tidak ada pertolongan yang kuat;

2.

3.

4.

5.

dan tidak diketemukan nasehat yang berguna; dan juga tidak ada obat penawar yang tahan lama. Tetapi bila badai reda dan roh sudah tenang kembali, kumpulkanlah kekuatan baru dalam sinar kerahimanKu; karena Aku telah dekat (sabda Tuhan), untuk memulihkan lagi segala sesuatu, dan hal itu tidak hanya sempurna, bahkan berlebih-lebihan dan melebihi ukuran biasa. Apakah ada sesuatu yang sulit bagiKu? Atau apakah Aku ini seperti orang yang sanggup, tetapi tidak berbuat apa-apa? Di manakah kepercayaanmu? Teguhkanlah hatimu dan tetaplah tekun! Sabarkanlah hatimu dan pupuklah keberanianmu; hiburan akan datang padamu pada saatnya. Tunggulah, tunggulah Aku; Aku akan datang dan menyembuhkan kamu. Percobaan, itulah yang menganiaya kamu, dan rasa takut yang tidak beralasan itulah yang membuat kamu kebingungan. Apakah yang timbul dari kekhawatiran tentang apa yang akan datang kemudian, kecuali kesusahan, dan sekali lagi kesusahan untukmu? Tiap hari sudah cukup menderita kesengsaraannya sendiri (Mat.6.34). Hampa dan sia-sialah merasa cemas atau bergembira tentang, hal-hal di kemudian hari, yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Tetapi sifat manusia memang mudah disesatkan oleh khayalan-khayalan semacam itu; dan mudah sekali hanyut oleh bisikan-bisikan musuh itu adalah suatu pertanda, bahwa jiwa orang yang bersangkutan masih lemah. Sebab untuk musuh itu tidaklah perduli apakah ia mempermainkan dan menyesatkan kamu dengan hal-hal yang benar atau palsu; atau apakah ia memukul jatuh kamu dengan cinta akan barang yang ada sekarang ini, atau dengan rasa takut kepada hal-hal yang akan datang kemudian. Maka itu janganlah hatimu menjadi terkejut dan takut (Yoh.14.27). Percayalah akan Daku dan berharaplah kepada belas kasihanKu. Apabila kamu mengira terpisah jauh dari Aku, sering Aku malah sangat dekat dengan kamu. Apabila kamu berfikir, bahwa kamu hampir kehilangan segala-galanya, maka sering kamu malah akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Bila suatu hal tidak baik kesudahannya, itu berarti bahwa semuanya hilang. Kamu tidak boleh mengambil putusan perasaanmu pada saat itu, jangan terlalu memperlihatkan salah satu kesukaran dari mana jua datangnya, dan janganlah diartikan seolah-olah semua harapan sudah lenyap. Janganlah kamu menganggap dirimu sendiri seperti tinggal sebatang kara, walaupun aku mengirimkan kesulitan untuk beberapa waktu kepadamu, atau meskipun Aku menarik kembali dari padamu juga hiburan yang engkau harap-harapkan. Sebab memang demikianlah sifatnya jalan ke surga. Dan untukmupun juga untuk para hambaKu lainnya sungguh lebih baik dilatih dengan menderita kesulitan daripada bila segala-galanya berjalan menurut kehendakmu. Aku mengerti angan-angan yang tersembunyi dan tahu, bahwa amat bergunalah untuk keselamatanmu, bahwa kadang-kadang engkau merasakan kekosongan jiwa, agar kamu tidak menjadi sombong pada waktu beruntung dan akan mencari kepuasan akan dirimu sendiri dalam apa-apa, yang bukan kamu sendiri. Apa yang telah Kuberikan, dapat Kuambil dan Kuberikan kembali sesuka HatiKu. Kalau Aku memberi suatu barang, barang itu tetap milikKu; bila Aku mengambilnya kembali, maka Akupun tidak mengambil kepunyaanmu, karena semua pemberian yang baik dan semua hadiah yang sempurna adalah kepunyaanKu (Yak.1.17). Bila Aku mengirimkan kesusahan atau sesuatu yang tidak menyenangkan atas dirimu, janganlah kamu menjadi sakit hati atau menjadi gelisah; dalam waktu singkat Aku dapat meringankan atau merobah setiap beban menjadi kegembiraan.

Tetapi jika Aku berbuat demikian dengan dirimu, maka Aku tetap bertindak adil dan selalu patut dipuji. 6. Bila aku benar-benar bijaksana dan mengambil keputusan menurut kebenaran, janganlah kamu merasa sedih dalam menderita kesulitan. Sebaliknya kamu harus merasa gembira dan berterimakasih; bahkan dalam batin kamu harus merasa sangat senang sekali, bahwa Aku tanpa segan-segan telah memberi banyak kesusahan kepadamu. Seperti Bapa mencintai Aku, Aku cinta padamu juga (Yoh. 15.9). kataKu kepada murid-muridKu terkasih, yang sungguh tidak Kuutus untuk mencari kegembiraan sementara, melainkan untuk berjuang keras; tidak untuk mencari kehormatankehormatan, tetapi untuk menerima cercaan dan hinaan; tidak untuk berpeluk lutut, tetapi untuk bekerja keras; tidak untuk mengaso, melainkan untuk bersedia menderita dan berusaha agar memperoleh hasil yang banyak. AnakKu, ingat-ingatlah akan kataKu itu! PASAL XXXI TENTANG MENOLAK SEGALA MAKHLUK AGAR DAPAT MENEMUKAN SANG PENCIPTA 1.

Tuhan, aku masih membutuhkan rahmat lebih banyak lagi, jika aku harus maju sedemikian jauhnya, hingga tiada manusia atau satu makhlukpun yang masih dapat merintangi aku. Karena selama masih ada barang sesuatu yang menahan aku, tidak dapat aku merdeka terbang kepadaMu. Yang ingin bebas terbang kepadaMu, itulah dia yang berkata: Siapakah kiranya yang akan memberi kepadaku sayap seperti burung merpati; maka aku akan terbang ke angkasa dan menemukan ketenteraman? (M'asm.55.7). Apakah yang lebih tenteram daripada mata yang bersahaja? Dan siapakah lebih merdeka daripada ia yang di dunia tidak menginginkan barang suatupun? Maka itu orang harus menempatkan dirinya di atas segala makhluk, dan meninggalkan dirinya sama sekali, dan dalam keadaan semadi orang selanjutnya harus bertekun untuk mengetahui, bahwa Engkau, Pencipta segala sesuatu, tak mungkin dapat dibandingkan dengan makhluk apa saja. Sebab barangsiapa belum mampu melepaskan diri dari segala makhluk, dia tidak dapat bebas memusatkan perhatiannya terhadap hal-hal surgawi. Oleh karena itu tidak banyak jumlahnya orang yang bersedia menjalankan hidup kontemplatif, sebab hanya sedikit yang dapat melepaskan diri sepenuhnya dari makhluk yang akan lenyap itu. 2. Untuk itu dibutuhkan rahmat yang besar, yang mampu mengangkat jiwa dan membebaskannya untuk mengatasi dirinya sendiri. Dan bila manusia tidak diangkat dalam jiwanya dan tidak lepas dari segala makhluk dan tidak dipersatukan sama sekali dengan Allah, maka segala pengetahuan dan harta miliknya sungguh tak banyak faedahnya. Bila orang yang berpendapat, bahwa ada sesuatu yang bernilai tinggi, kecuali Satu yang maha tinggi dan maha baik serta abadi, maka orang itu akan lama tetap kecil saja dan tidak mampu meningkatkan dirinya. Sebab apa yang bukan Allah itu tidak ada artinya sama sekali dan harus dipandang bukan apa-apa. Sungguh besar perbedaan kebijaksanaan orang, yang menerima penerangan dari atas dan hidup saleh, dengan ilmu pengetahuan seorang biarawan yang berpendidikan ilmiah dan tekun belajar. Pengetahuan yang turun dari atas karena ilham IIahi, itulah yang lebih mulia daripada pengetahuan yang diperoleh oleh kecerdikan orang dengan banyak jerih payah. 3. Banyak orang yang menginginkan hidup berkontemplasi; tetapi mereka tidak berusaha melaksanakan latihan-latihan, yang diperlukan untuk itu.

Tantangan yang besar ialah, bahwa mereka berhenti pada perbuatan-perbuatan lahir dan yang kelihatan, dan kurang melakukan olah matiraga secara sempurna. Aku tidak tahu apakah sebabnya, terdorong oleh roh apa kami ini dan apa anggapan kami, bahwa kami suka disebut sebagai menjalankan kehidupan rohani; bahwa kami mengorbankan sekian banyak pekerjaan dan sekian besar perhatian untuk hal-hal yang fana dan tidak berharga, dan hampir tidak memikirkan keadaan batin kami sendiri, dan itupun masih jarang dengan sopan santun yang sempurna. 4. Sungguh sayang! Belum lama setelah merasa menyesal dan berniat untuk memperbaiki hidup kita, segera kami sudah mencurahkan diri kami ke luar lagi, tanpa mengadakan penelitian yang keras atas pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan. Kemana arah nafsu keinginan kami, tidak kami perhatikan; dan bahwa pekerjaan kami semuanya sangat tidak murni, tidak kami sesalkan. Semua daging telah membusukkan jalannya (Gen. 6.12), dan karenanya mereka binasa oleh air bah. Karena kecenderungan batin kami kini terlalu busuk sekali, maka tindakan-tindakan berikut yang timbul dari padanya, yang menunjukkan kelemahan batin, harus juga busuk. Dari hati yang murni keluarlah buah hidup yang baik. 5. Orang bertanya juga: berapa banyak seseorang telah berbuat; tetapi orang tidak mempertimbangkan sedemikian teliti apakah ia bertindak karena keutamaan. Ataukah ia gagah-berani, kaya, cantik dan cakap; ataukah ia pengarang yang baik, penyanyi yang baik, pekerja yang baik, itulah yang ditanyakan orang; tetapi apakah ia orang yang bersahaja hatinya, sabar dan lemah lembut, apakah ia bertakwa dan berkeinsyafan, tentang itu semua kebanyakan orang berdiam diri. Dunia melihat orang hanya pada lahirnya saja; sedang rahmat mengarahkan diri kepada batin. Dunia keliru berkali-kali, rahmat berharap kepada Allah agar tidak tertipu. PASAL XXXII TENTANG MENGINGKARI DIRI SENDIRI DAN MENOLAK SEGALA NAFSU KEINGINAN JAHAT 1.

G.: AnakKu, engkau tidak dapat memiliki kemerdekaan yang sempurna, jika engkau tidak mengingkari dirimu sendiri seluruhnya. Terbelenggulah semua orang tamak dan penyayang diri sendiri, orang kikir, pemelit dan penginding, yang selalu mencari barang-barang yang menawan panca indera dan bukan barang-barang milik Yesus Kristus, melainkan sering merencanakan dan mengusahakan apa yang tidak tahan lama. Karena segala sesuatu akan hancur, yang tidak bersumber dari Allah. Ingatlah kata-kata singkat dan penuh arti ini: tinggalkanlah segala sesuatu dan kamu akan memperoleh segala-galanya; buanglah nafsu keinginan, dan kamu akan menemukan ketenteraman: Pertimbangkanlah ini dalam rohmu, dan bila ini sudah kamu laksanakan, maka kamu akan mengerti segalanya. 2. M: Ya Tuhan, itu bukanlah pekerjaan untuk satu hari, bukan pula pekerjaan kanakkanak; sebaliknya, dalam perkataan yang singkat itu terkandung segenap kesempurnaan hidup rohani. 3. G.: AnakKu, janganlah segera berpaling dan jangan pula putus asa segera engkau mendengar pembicaraan tentang jalan kesempurnaan; tetapi kamu harus lebih banyak didorong ke atas, atau setidak-tidaknya mempunyai kegiatan yang besar, untuk ke sana. Ah, demikianlah hendaknya halmu dan semoga engkau sudah begitu maju, hingga engkau tidak lagi cinta akan diri sendiri, tetapi hanya selalu siap sedia terhadap kehendakKu dan pembesar yang Kutetapkan di atasmu! Niscaya kamu akan sangat

berkenan kepadaKu, dan hidupmu akan berlangsung dalam kegembiraan dan ketenteraman. Masih banyak yang harus kautinggalkan, dan jika kamu tidak menyerahkan semuanya kepadaKu sama sekali, maka engkau tidak akan memperoleh apa yang kau minta. 4. Aku menasihatimu, untuk beli emas dari padaKu, yang telah diuji dengan api agar supaya engkau menjadi kaya hendaknya (Wahyu 3:18), artinya: hikmat surgawi, yang menginjak-injak segala sesuatu yang lebih rendah. Belakangkanlah untuk itu hikmat duniawi dan usaha untuk memuaskan orang lain, serta kepuasan atas diri sendiri. Aku telah berkata, bahwa engkau harus membeli apa yang hina, sebagai pengganti apa yang berharga dan mulia dalam anggapan orang. Sebab sangatlah hina dan tidak berharga dan hampir terlupakan nampaknya hikmat surgawi yang benar, yaitu tidak mempunyai anggapan tinggi tentang diri sendiri, dan tidak mencari kemegahan di dunia ini. Banyaklah yang mendengung-dengungkan itu dengan mulut, tetapi dalam hidupnya mereka sama sekali tidak menjalankannya. Namun demikian itu adalah mutiara yang berharga, yang tersembunyi bagi banyak orang. PASAL XXXIII TENTANG HATI YANG TIDAK TETAP DAN TENTANG KEHARUSAN UNTUK MENCURAHKAN PERHATIAN KITA PADA ALLAH 1.

G.: AnakKu, janganlah percaya perasaan-perasaan yang ada pada ketika ini, sebab segera ia akan berubah lagi. Selama engkau hidup, engkau masih harus menderita perubahan-perubahan, mau atau tidak mau; hingga sekarang bergembira, besok bersusah hati; sekarang tenang, lain kali gelisah, kini penuh takwa, lain hari tidak takwa, kini rajin, kemudian malas pula, hari ini sungguh-sungguh, lain kali alpa adanya. Tetapi orang yang bijaksana dan yang telah mahir dalam hidup rohani, ia akan tetap berdiri di atas segala perubahan-perubahan tadi, ia tidak memperdulikan oleh perasaan-perasaan apa ia dihinggapi, atau dari sudut mana datangnya angin kegoyahan; tetapi sungguhlah ia mementingkan, agar seluruh perhatian jiwanya tetap diarahkan kepada tujuan yang harus menjadi miliknya dan yang dikehendakinya. Demikianlah ia akan tetap tidak goyah, jika ia mengarahkan pandangan maksudnya ke jurusanKu melalui segala kejadian-kejadian dengan tidak berpaling. 2. Sebab semakin murni pandangan maksudnya, semakin kuat pula ia dapat menerobos segala angin ribut yang akan datang. Tetapi pada banyak orang pandangan maksud yang murni itu agak diliputi kegelapan; sebab segera ia diarahkan kepada sesuatu yang tampaknya menarik hati. Sebab hanya jaranglah terdapat orang yang sama sekali bebas dari noda dari diri sendiri. Demikianlah orang-orang Yahudi dulu datang pada Martha dan Maria di Bethania, tidak hanya untuk Yesus, melainkan juga untuk melihat Lasarus (Yah. 12.9). Maka maksud itu hendaknya dimurnikan, agar supaya ia menjadi bersahaja dan tulus dan selalu diarahkan kepadaKu tidak terganggu oleh apa yang berubah dan apa yang merupakan rintangan baginya.

PASAL XXXIV BARANGSIAPA CINTA AKAN ALLAH, MENIKMATINYA DI ATAS SEGALA-GALANYA DAN DALAM SEGALA HAL 1.

M.: O, Allahku dan Milikku seluruhnya (S. Fransiskus)! Ingin apa lagikah aku dan bahagia apa lagikah yang masih dapat kuinginkan? O Sabda yang manis dan sedap untuk mereka yang cinta akan Sabda, bukan untuk mereka yang cinta akan dunia dan hal-hal yang ada di dunia ini. Allahku dan Milikku seluruhnya! Ini cukup bagi mereka yang memahaminya; dan bagi mereka yang mencintai Engkau sungguhlah nikmat untuk seringkali mengulanginya. Jika Engkau hadir, maka segalanya manis adanya; tetapi jika Engkau tidak hadir, maka segala sesuatu membosankan. Engkau membuat hati tenang, dan memberikan ketenteraman yang sungguh-sungguh, serta kegembiraan yang bersifat pesta. Engkau membuat kami berpikir dengan baik tentang segala persoalan dan memuji Dikau dalam segala hal; dan tanpa Dikau tak ada sesuatu pun yang dapat berkenan kepadaku. Tetapi jika sesuatu akan menjadi manis dan sedap rasanya, maka rahmat Tuhan harus menyertainya dan rempah-rempah kebijaksanaanNya harus membumbuinya. 2. Barangsiapa mempunyai kenikmatan padaMu, apakah gerangan yang tidak akan dirasakannya nikmat? Dan barangsiapa tidak merasakan kenikmatan padaMu, apakah gerangan, yang masih dapat memberi kenikmatan kepadanya? Tetapi orang-orang yang budiman bagi dunia dan yang bersifat nafsu daging, tak dapat tahan di muka hikmatMu; sebab di dalam hikmat duniawi banyak terdapat kesiasiaan dan di dalam kenikmatan daging terdapat kematian. Tetapi mereka yang mengikuti Engkau dengan mengabaikan dunia dan mematikan daging ternyata sungguh bijaksana, karena mereka dari kesia-siaan beralih kepada kebenaran dan dari daging kepada roh. Mereka mendapat kenikmatan pada Allah dan apa yang terdapat baik pada makhluk ciptaan Tuhan, mereka persembahkan kepada Tuhan yang menciptakannya sebagai puji-pujian. Tetapi berlainan, sangatlah berlainan, kenikmatan atas Yang Menciptakan dan yang diciptakanNya, atas yang kekal dan yang fana; atas cahaya yang tidak diciptakan dan cahaya yang dinyalakan olehMu. 3. O Cahaya kekal, yang melebihi segala cahaya yang diciptakan; pancarkanlah sinar cahayaMu dari atas untuk menembus hati sanubariku sedalam-dalamnya. Murnikan, gembirakan, terangilah dan semangatilah rohku dengan dayanya, supaya dapatlah ia lekat kepadaMu dengan penuh kegembiraan. O, bilamanakah akan tiba saat yang bahagia dan yang kucita-citakan, bahwa Engkau akan memenuhi aku dengan hadiratMu dan akan merupakan segala-galanya bagiku! Selama itu belum terkabul, maka belumlah ada kegembiraan yang sempurna. Tetapi, celaka bagiku, di dalamku masih hidup manusia yang lama; belumlah ia disalibkan sama sekali; belumlah ia sungguh-sungguh mati. Masihlah ia dengan hebat melawan roh, menimbulkan perjuangan batin dan tidak membiarkan kerajaan jiwa tetap tenang. Tetapi Enghau yang berkuasa atas gelora laut dan membuat tenang kembali gelombang-gelombang yang mengamuk, bangkitlah dan hendaknya sudi menolong aku (Masm. 89.10). Kacaukanlah bangsa-bangsa yang menghendaki peperangan; hancurkanlah mereka dengan kekuatanMu (Masm. 68.31). Aku mohon, tunjukkanlah kemegahanMu; dan semoga tanganMu kanan dimuliakanlah; sebab aku tidak mempunyai penghargaan ataupun perlindungan selain dari padaMu, Tuhan Allahku.

PASAL XXXV SELAMA MASIH HIDUP DI DUNIA KITA TIDAK AKAN AMAN DARI GODAAN 1.

G.: Di dalam hidup ini engkau tidak akan pernah aman; tetapi selama engkau masih hidup, engkau membutuhkan senjata kerohanian. Engkau berada di tengah-tengah musuh; serangan datang dari kiri, dari kanan. Maka jika engkau tidak melindungi dirimu sendiri dari segala jurusan dengan perisai kesabaran, niscaya engkau akan segera mendapat luka. Dan jika engkau tidak menengadahkan hatimu kepadaKu dengan teguh, dengan kehendak yang murni untuk menderita bagiKu, maka engkau tidak akan kuat menahan hebatnya peperangan dan tidak akan menerima pula mahkota kebahagiaan. Maka dengan gagah berani engkau harus menerobos segala-galanya dan dengan semangat bulat berani melalui apa saja yang merintangimu. Sebab kepada si pemenang Aku akan memberi manha (Wahyu 2.17) dan bagi para penakut tinggal tersedia bencana yang besar. 2. Jika engkau di dunia ini mencari istirahat, bagaimanakah engkau akan memperoleh istirahat abadi? Janganlah engkau menyiapkan diri untuk banyak istirahat; melainkan untuk kesabaran yang besar. Damai yang sejati janganlah engkau cari di dunia ini, melainkan di surga, janganlah engkau cari di kalangan orang-orang ataupun makhluk lainnya, melainkan pada Tuhan saja. Karena cinta kepada Allah, engkau harus dapat menahan segala-galanya dengan senang hati; yaitu pekerjaan dan kesusahan, godaan dan gangguan-gangguan, ketakutan dan kekurangan dan penyakit, dan fitnahan, sangkalan, teguran-teguran, hinaan-hinaan, perbuatan-perbuatan yang membuatmu malu, hukuman dan ejekanejekan. Hal-hal itu semua baiklah untuk menambah kebajikanmu; ia menguji murid Kristus; ia menggembleng mahkota surgawi. Untuk pekerjaan yang singkat Aku akan memberikan upah yang kekal dan untuk fitnahan yang cepat lalu akan Kuberikan kemuliaan yang tak ada akhirnya. 3. Apakah engkau menyangka bahwa engkau akan selalu menerima penghiburan rohani menurut kehendak dan keinginanmu? Bahkan orang-orang kudusKu tidaklah selalu memilikinya, malahan mereka banyak mengalami kesukaran-kesukaran dan bermacam-macam godaan dan rasa kesunyian yang besar. Tetapi dalam segala hal mereka bersikap sabar dan mereka lebih percaya kepada Allah daripada kepada diri sendiri; sebab mereka tahu bahwa kesengsaraan pada masa ini tak dapat dibandingkan dengan kemuliaan di kemudian hari yang diperolehnya karenanya (Rom.8.18). Inginkah engkau segera memperoleh apa yang orang banyak hanya dengan susah payah memperolehnya sesudah banyak mencucurkan air mata dan banyak mencurahkan tenaga? Nantikanlah Tuhan, bersikaplah janta' (Masm. 27.14) dan hendaklah kuat; jangan putus asa dan janganlah melangkah mundur; tetapi kerahkanlah jiwa dan badanmu dengan teguh, untuk kemuliaan Tuhan. Aku akan membalas berlimpah-limpah; Aku akan menyertai kamu dalam segala kesukaran.

PASAL XXXVI MENENTANG PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ORANG LAIN YANG SIA-SIA 1.

AnakKu, sandarkanlah hatimu dengan teguh kepada Tuhan, dan janganlah takut terhadap pendapat orang-lain, jika hati nuranimu mengatakan, bahwa engkau murni dan tidak salah. Sungguh baik dan berbahagia menderita semacam itu; dan bagi orang yang rendah hati, yang lebih menaruh kepercayaan kepada Allah daripada kepada diri sendiri, hal itu tidaklah berat. Kebanyakan orang berbicara banyak, dan oleh sebab itu kurang dapat dipercaya. Dan membuat semua orang puas tentu tidak mungkin. Meskipun S. Paulus berusaha dapat berkenan kepada semua orang dalam Tuhan dan menjadi segalanya bagi semuanya (1 Kor.9.23), namun dianggapnya bukan apa-apa bila ia diadili oleh pengadilan manusia. 2. Memang ia berusaha sebaik-baiknya, untuk sedapat mungkin dan seboleh-bolehnya memberi contoh yang baik kepada orang lain dan membawa mereka ke kebahagiaan, namun tak dapatlah ia menghalang-halangi, bila ia kadang-kadang diadili dan dihina oleh orang-orang lain. Oleh sebab itu ia menyerahkan segala-galanya kepada Allah yang mengetahui semuanya; dan ia membela diri hanya dengan sabar dan rendah hati terhadap umpatan-umpatan, ataupun sangkaan-sangkaan yang sia-sia dan mengandung dusta dari mereka yang menurut sekehendaknya saja menyebar-nyebarkan warta yang bukan-bukan. Tetapi ada kalanya ia menjawab, agar ia dengan berdiam diri tidak memberi batu sandungan kepada mereka yang lemah. 3. Siapakah engkau yang begitu takut akan manusia yang fana itu? Hari ini ia masih ada, tetapi besok ia sudah tidak tampak lagi. Takutilah Allah, dan engkau tidak akan takut terhadap ancaman-ancaman orang. Apakah yang dapat diperbuat orang terhadapmu dengan kata-kata atau pun dengan umpat-fitnah? la akan lebih merugikan diri sendiri dari padamu; dan entah siapakah dia, tak akan ia dapat menghindari pengadilan Allah. Hendaklah memandang kepada Allah saja dan janganlah bertengkar atau bekeluh kesah. Meskipun pada saat ini engkau menderita kekalahan dan harus menderita kekalahan yang tidak pada tempatnya, janganlah menjadi marah karenanya dan janganlah mengurangi mahkotamu dengan ketidak sabaran. Tetapi lebih baiklah menengadah kepadaKu di surga, yang berkuasa membebaskanmu dari segala kenistaan dan fitnahan, dan yang akan memberi anugerah kepada setiap orang sesuai dengan perbuatan masing-masing. PASAL XXXVII HAL MENYERAHKAN DIRI DENGAN SEMPURNA DAN MURNI UNTUK MEMPEROLEH KEBEBASAN HATI 1.

G.: AnakKu, tinggalkanlah dirimu dan engkau akan mendapatkan Aku. Kesampingkanlah pilihanmu dan kehendakmu sendiri, dan engkau akan selalu memperoleh keuntungan. Sebab rahmat akan dicurahkan kepadamu dengan berlimpah-limpah, jika engkau dengan segera menyerahkan diri. 2. M.: Tuhan, berapa kali aku harus menyerahkan diriku sendiri, dan dalam hal apa saja aku harus menyangkal diriku sendiri? 3. G.: Senantiasa dan pada setiap saat; baik dalam hal yang kecil, maupun yang besar. Aku tidak mengadakan keistimewaan; tetapi Aku ingin mendapatkan kamu lepas dari segala-galanya.

Sebab bagaimanakah engkau dapat menjadi milikKu dan Aku menjadi milikmu, jika engkau tidak melepaskan kehendakmu sendiri baik lahir, maupun batin? Semakin cepat engkau menjalankannya, semakin baik adanya; dan semakin sempurna dan tulus engkau kerjakan, semakin besar engkau berkenan kepadaKu dan semakin banyak keuntunganmu. 4. Sementara orang menyerahkan dirinya kepadaKu, tetapi dengan beberapa syarat; karena mereka tidak mempunyai kepercayaan yang sempurna kepada Allah, dan oleh karena itu mereka masih memikirkan untuk mengurus diri sendiri. Sementara orang lain mula-mula menyerahkan diri sama sekali kepadaKu, tetapi kemudian, karena diserang godaan, mereka kembali lagi kepada diri sendiri, dan oleh karena itu mereka hanya sedikit maju dalam kebajikan. Orang-orang semacam itu tak mungkin akan dapat kebebasan hati murni yang sebenarnya dan tak mungkin pula memperoleh rahmat keramahanKu yang manis, jika mereka tidak menyerahkan dirinya terlebih dahulu kepadaKu dengan sempurna dan setiap hari sebagai korban; sebab tanpa persatuan yang membuat mempersembahkan dirinya itu tak mungkinlah ada berbahagia dengan Allah. 5. Sudah seringkali Kukatakan dan sekarang Kukatakan lagi; tinggalkanlah dirimu, serahkanlah jiwa ragamu kepadaKu, dan engkau akan menikmati ketenteraman batin yang besar. Berilah segala-galanya untuk segala-galanya, janganlah mengadakan perkecualian dan janganlah minta kembali apa pun juga. Hendaklah sama sekali berpegangan tanpa ragu-ragu kepadaKu, maka engkau akan memiliki Aku. Engkau akan bebas dalam hati dan kegelapan tidak akan meliputimu. Berusahalah, berdoalah dan tunjukkanlah keinginanmu, agar engkau dapat melepaskan dirimu dari kepentingan diri sendiri dan dengan tanpa apa-apa dapat mengikuti Yesus, yang tidak punya apa-apa pula; juga supaya dapat mematikan diri sendiri dan hidup untukKu selama-lamanya. Maka akan hilanglah segala angan-angan yang sia-sia, perasaan-perasaan yang salah dan beban yang berlebih-lebihan. Maka dengan itu akan terusirlah juga ketakutan yang melewati batas dan akan musnalah cinta yang tak teratur. PASAL XXXVIII HAL TATACARA HIDUP YANG BAIK DALAM PERKARA-PERKARA LAHIR DAN HAL PENGUNGSIAN KEPADA ALLAH DALAM SEGALA BAHAYA 1.

G.: AnakKu, hendaklah engkau berusaha dengan rajin, supaya di manapun dalam segala sesuatu yang engkau kerjakan dan engkau selenggarakan, engkau selalu bebas dalam hati dan dapat menguasai dirimu sendiri; dan supaya segala hal dapat engkau kuasai dan janganlah engkau dikuasai olehnya. Supaya engkau tetap dapat menguasai pekerjaanmu, bukanlah engkau menjadi hambanya. Tetapi lebih utama engkau harus menjadi seperti orang Ibrani yang bebas dan sejati, yang memperoleh kebebasan dan warisan putera-putera Allah. Mereka itu berdiri di atas masa kini dan menengadah kepada masa yang kekal. Hal-hal yang fana mereka pandang dengan mata kiri, sedangkan hal-hal surgawi mereka pandang dengan mata kanan. Mereka tidak tertarik atau pun terikat oleh hal-hal yang fana, tetapi hal-hal tadi malahan mereka tarik dan mereka pergunakan untuk tujuan yang ditentukan oleh Tuhan, Allah yang tertinggi yang tidak membiarkan apa pun tidak teratur dalam segala makhlukNya.

2.

Jika engkau selanjutnya pada tiap-tiap kejadian tidak hanya memandang lahirnya saja, dan apa yang telah engkau lihat atau engkau dengar tidak engkau pandang dengan mata jasmani saja, melainkan pada setiap kejadian engkau bertindak seperti Nabi Musa, yang masuk ke dalam tabernakel untuk memohon nasihat dari Tuhan, maka engkau tidak jarang akan mendengar jawaban IIahi dan akan menerima keterangan yang jelas mengenai banyak hal yang terjadi pada waktu ini dan di kemudian hari. Sebab Musa senantiasa mengungsi kepada tabernakel, bila ia ingin memecahkan soal-soal yang meragukan dan sulit, dan mencari bantuan di dalam doa, supaya dapat terhindar dari bahaya-bahaya dan kejahatan-kejahatan manusia. Demikian juga engkau harus mengasingkan diri ke dalam kamar hatimu, supaya di situ dengan lebih giat dapat memohon bantuan IIahi. Dan itulah sebabnya - seperti tertulis dalam kitab - maka Yosue dan orang-orang Israel ditipu oleh kaum Gabaonit, karena mereka tidak terlebih dahulu mohon nasihat kepada Tuhan, melainkan terlalu mudah percaya akan kata-kata yang merayu, dan demikianlah tertipu oleh takwa yang dibuat-buat. PASAL XXXIX ORANG JANGANLAH TERBURU-BURU DALAM SEGALA HAL

1.

G.: AnakKu, percayakanlah kepadaKu segala hal-ikhwalmu; dan Aku pada waktunya tentu akan membereskannya. Tunggulah keputusanKu, dan engkau akan selamat. 2. M.: Tuhan, dengan segala senang hati aku menyerahkan segala-galanya kepadaMu; sebab tiada berdayalah pertimbanganku sendiri. Semoga aku jangan terlalu dipengaruhi oleh hal-hal yang akan datang di kemudian hari, melainkan tanpa ragu-ragu menyerahkan diriku kepadaMu, agar berkenan bagiMu! 3. G.: AnakKu, orang seringkali mengejar sesuatu yang diinginkan dengan semangat yang bernyala-nyala; tetapi jika telah diperolehnya, maka lainlah pikirannya mengenai hal itu, karena keinginan kita itu tidak tetap tertuju pada satu barang, tetapi terombang-ambing dari satu ke lain perkara. Maka bukanlah tidak penting, juga dalam hal yang kecil-kecil menyangkal diri sendiri. 4. Menyangkal diri sendiri itulah kemajuan orang yang sebenarnya; dan barang-siapa menyangkal diri sendiri, ia sungguh bebas dan aman. Tetapi musuh lama yang melawan segala sesuatu yang baik, tidak berhenti menyerang dengan godaan-godaan; siang dan malam ia memasang rintangan-rintangan yang berbahaya, dengan harapan mungkin ia dapat menangkap mereka yang kurang hatihati dalam perangkap yang penuh tipu itu. Jaga dan berdoalah, kata Tuhan, agar supaya kamu tidak jatuh dalam godaan (Mat.26.41). PASAL XL ATAS KEKUATAN SENDIRI MANUSIA ITU TIDAK MEMILIKI SESUATU YANG BAIK ATAU SESUATU YANG DAPAT DIBANGGAKAN 1.

M.: Tuhan, siapakah manusia itu, maka Engkau mau memikirkannya? atau siapakah anak manusia itu, maka Engkau mau memperhatikannya? (Masm.8.5). Apakah jasa manusia, maka Engkau sudi memberikan rahmatMu? Bagaimanakah aku dapat mengeluh, jika Engkau meninggalkan aku? atau alasan apakah yang akan kukemukakan, jika Engkau tidak mengabulkan permintaanku? Tetapi ini dapatlah benar-benar kupikirkan dan kukatakan: ya Tuhan, aku ini bukanlah apa-apa; aku sama sekali tiada berdaya. Dari diriku sendiri aku tidak memiliki

2.

3.

4.

5.

6.

sedikitpun kebaikan, melainkan dalam segala hal aku merasa ada kekurangan, dan senantiasa aku kembali pula pada ketidak mampuanku. Dan jika aku tidak Engkau tolong dan tidak Engkau kuatkan batinku; niscaya aku akan kehilangan semangat dan tak berdaya sama sekali. Tetapi Engkau, ya Tuhan, Engkau selalu tetap sama dan selama-lamanya tetap baik, adil dan kudus; segala sesuatu Engkau lakukan dengan baik, adil dan kudus, dan segala-galanya Engkau atur dengan bijaksana. Tetapi aku, yang lebih cenderung kepada kemunduran daripada kemajuan, aku tidaklah tinggal tetap keadaanku, karena tujuh masa tiap kali meliputi aku (Dan.4.25). Namun keadaanku segera akan menjadi baik, jika Engkau memperkenankan dan sudi mengulurkan tanganMu, untuk membantu aku; sebab hanya Engkaulah yang dapat menolong aku tanpa bantuan manusia dan memberikan kepadaku begitu banyak keteguhan, hingga mukaku tidaklah selalu berubah-ubah menurut keadaan, dan hatiku malahan dapat kuarahkan hanya ke hadiratMu saja dan dalam Dikau dapat memperoleh istirahat. Asal saja aku dapat membuang dari padaku segala hiburan manusia, untuk memperoleh rahmat takwa, ataupun terdorong oleh keharusan untuk mencari Dikau, karena tiada seorangpun yang dapat menghibur aku, niscaya aku akan dapat mengharapkan rahmatMu dan dapat bergembira atas rahmat penghiburan baru. Aku menghaturkan syukur kepadaMu, pangkal segala sesuatu, yang kuterima setiap kali aku menjalankan sesuatu dengan hasil baik. Sebab aku ini "sia-sia" dan bukan apa-apa untukMu (Masm.38.6) manusia yang tidak tetap dan lemah. Apakah gerangan yang dapat kubanggakan atau mengapakah aku ingin dihormati? Karena aku ini bukan apa-apa? Kalau inilah dasarnya, maka itu adalah kemegahan yang terlalu tidak masuk akal. Memang, pujian yang sia-sia adalah penyakit yang jahat, kemegahan yang terlalu kosong, karena itu malahan menjauhkan dari kemuliaan yang sesungguhnya dan merampas rahmat surgawi. Tetapi bangga atasMu dan bukanlah atas diri sendiri, itulah kemuliaan yang sejati dan kegembiraan yang suci, begitu pula kegembiraan dalam namaMu, bukanlah dalam kekuatan diri sendiri; dan tidak merasa senang pada satu makhluk pun kecuali karena Dikau. Terpujilah namaMu, bukanlah namaku; pekerjaanMu hendaknya dimuliakan, bukanlah pekerjaanku; namaMu yang kuduslah hendaknya disucikan; tetapi aku tidak patut menerima pujian orang. Engkaulah kemegahanku; Engkaulah kegembiraan hatiku. Aku akan memuji Dikau dan bersuka ria sepanjang hari; tetapi untukku aku tidak akan bangga selain atas kelemahanku (2 Kor.12.5). Biarlah orang-orang Yahudi mencari kehormatan di antara masing-masing, tetapi aku hanya akan mencari kehormatan Allah. Sebab segala kemegahan manusia, segala kehormatan yang fana dan segala kebesaran dunia itu hanyalah sia-sia dan kebodohan belaka, jika dibandingkan dengan kemuliaanMu yang kekal. O Allahku, kebenaran dan kerahimanku! Tritunggal maha kudus yang bahagia! Hanya kepadaMulah puji-pujian dan kehormatan, kekuasaan dan kemuliaan, untuk selama-lamanya. PASAL XLI HAL MENGAIBKAN SEGALA KEHORMATAN DUNIA

1.

AnakKu, janganlah engkau perdulikan, apabila orang-orang lain dihormati dan dimuliakan; sedangkan engkau dihina dan diremehkan.

Tujukanlah hatimu kepadaKu di surga, dan hinaan orang di dunia ini tidak akan menyusahkan hatimu. 2. M.: Tuhan, kami orang buta dan lekas tertipu oleh kesia-siaan. Jika aku memperhatikan diriku sendiri dengan sungguh-sungguh, maka ternyatalah, bahwa aku tak pernah dirugikan oleh seorang makhlukpun; oleh karena itu tak ada alasan bagiku untuk berkeluh kesah padaMu. Tetapi karena aku seringkali dan berat berdosa terhadapMu, maka sudah semestinya, bahwa segenap makhluk melawan aku: Maka sudah sejawarnya, bahwa aku dibuat malu dan hina, sedangkan Engkau harus dipuji, dihormati dan dimuliakan. Dan apabila aku tidak menyiapkan diri untuk suka dihina dan tidak dihiraukan oleh segenap makhluk dan dianggap sepi saja oleh mereka, maka aku tidak akan memperoleh ketenteraman batin dan kekuatan, dan tiada pula aku akan mnerima terang rohani, maupun dapat bersatu dengan Dikau secara sempurna. PASAL XLII JANGANLAH KITA MENYANDARKAN KETENTERAMAN KITA KEPADA ORANG LAIN 1.

G.: AnakKu, jika engkau menggantungkan ketenteramanmu kepada seseorang demi persatuan dan hidup kekeluargaan yang baik, maka engkau akan tidak tenteram dan goyah hidupmu. Tetapi jika engkau bersandar kepada kebenaran yang tetap hidup dan tetap berlangsung, niscaya engkau tidak akan merasa susah, bila ada sahabatmu yang pergi atau meninggal dunia. Cintamu kepada sahabatmu haruslah didasarkan kepadaKu; dan demi Akulah engkau harus cinta kepada mereka, yang engkau anggap baik dan sangat engkau cintai selama hidup ini. Tanpa Aku persahabatan tidak ada harganya dan tidak akan tetap berlangsung, dan bukanlah cinta yang sungguh dan murni, jika bukan Akulah yang merupakan penghubung. Engkau harus dapat sama sekali mengabaikan kecenderungan terhadap orangorang yang engkau kasihi, sehingga dari pihakmu engkau dapat juga hidup tanpa pergaulan manusia. Semakin dekat manusia kepada Allah, semakin jauh, ia daripada segala penghiburan dunia. Apabila orang makin merendahkan dirinya dan makin memandang dirinya sendiri tidak berharga, maka makin tinggilah ia naik ke hadirat Allah. Tetapi barangsiapa beranggapan, bahwa sesuatu kebaikan berasal daripadanya maka ia akan merintangi kedatangan rahmat Allah kepadanya; sebab rahmat Roh Kudus selalu mencari yang rendah hati. Jika engkau dapat menganggap dirimu sendiri sebagai bukan apa-apa dan dapat melepaskan dirimu dari segala cinta duniawi, niscaya Aku akan datang padamu beserta rahmat yang melimpah-limpah. Jika engkau memandang kepada makhluk, maka pandangan kepada Tuhan Pencipta akan tertutup. Belajarlah untuk mengalahkan dirimu sendiri dalam segala hal demi Tuhan Pencipta; niscaya engkau akan memperoleh pengetahuan tentang Allah. Barang sesuatu, sekalipun sangat remeh, bila dicintai dan diperhatikan secara tak teratur, akan menodai orang dan menjauhkannya dari Yang Maha Baik.

PASAL XLIII MENENTANG ILMU DUNIA YANG HAMPA 1.

G.: AnakKu, janganlah engkau merasa sangat gembira karena kata-kata orang yang indah dan muluk-muluk. Sebab kerajaan Allah tidak terdiri dalam kata-kata, melainkan dalam kekuatan. (1 Kor.4.20). Perhatikanlah sabdaKu yang menyalakan hati dan menerangi budi; ia akan membuat engkau ingat akan diri sendiri dan akan memberi bermacam penghiburan. Janganlah membaca sesuatu dengan tujuan, supaya dapat tampak lebih pintar ataupun lebih pandai. Berusahalah untuk dapat membasmi cacad-cacadmu; sebab itu lebih berguna daripada mengetahui banyak soal yang sukar. 2. Jika engkau telah banyak membaca dan belajar, hendaklah setiap kali kembali kepada satu-satunya azas dasar. Akulah yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia; dan kepada mereka yang kecil Aku memberi pandangan yang jelas, lebih daripada orang lain mampu memberikannya. Jika Aku bersabda kepada seseorang, maka ia akan segera menjadi bijaksana dan banyak maju dalam kerohaniannya. Celakalah mereka, yang menanyakan hal-hal yang istimewa kepada orang lain, tetapi hanya sedikit mengindahkan untuk mengabdi kepadaKu! Sekali akan tibalah saatnya, bahwa Guru segala guru, Kristus, ialah Tuhan segala Malaikat, akan datang untuk memeriksa pelajaran, artinya untuk menyelidiki suara kalbu setiap orang. Maka Yerusalem akan digeledah dengan sinar dampu-dampu dan apa yang tersembunyi dalam kegelapan akan kelihatan dengan terang, dan segala sanggahan manusia akan dibuat bisu. 3. Akulah yang dalam sekejap mata saja memberi terang kepada seorang yang rendah hati, begitu jelas, hingga ia lebih banyak mengetahui kebenaran yang kekal daripada seorang yang telah sepuluh tahun belajar di perguruan. Aku mengajar tanpa kata-kata dengan suara berdengung-dengung dan tanpa kekacauan pendapat; tanpa keinginan akan kehormatan dan tanpa pertengkaran kata. Akulah yang mengajar untuk menghina barang duniawi dan membenci hal-hal yang fana; untuk mencari dan menikmati hal-hal yang kekal; menghindari tanda-tanda penghormatan, menerima hinaan-hinaan; untuk meletakkan segala pengharapan kepadaKu, tidak menghendaki sesuatu pun, kecuali Aku, dan cintakasih kepadaKu melebihi segala sesuatu. 4. Dengan sungguh-sungguh mencintai Aku, maka orang mengetahui perkara-perkara IIahi dan berbicara secara ajaib. Dengan melepaskan diri dari segala-galanya, ia lebih maju daripada dengan mempelajari soal-soal yang berbelit-belit. Tetapi kepada sementara orang Aku hanya membicarakan hal-hal yang biasa, sedangkan dengan lain orang Aku berbicara tentang hal-hal yang istimewa; kepada sementara orang lagi Aku memperlihatkan Diri dengan cara yang halus dalam tandatanda dan kiasan-kiasan; sedangkan terhadap orang lain pula Aku memberitahukan rahasia-rahasia dengan jelas. Suara dari buku-buku suci hanyalah satu; tetapi cara mengajarnya tidaklah sama; sebab Akulah Guru kebenaran batin, yang menyelami hati manusia, yang mengetahui segala pikiran dan pendorong perbuatanperbuatan; dan kepada masing-masing orang Aku membagi-bagikan sesuai dengan pertimbanganKu yang adil.

PASAL XLIV JANGANLAH KITA MEMPERDULIKAN KEADAAN DI DUNIA LUAR 1.

G.: AnakKu, banyak hal-hal, yang baik bagimu jika kamu tidak mengetahuinya; dan terhadap hal-hal itu sebaiknya kamu pandang dirimu sebagai orang mati di dunia ini, dan bahwa seluruh dunia telah disalibkan. Banyak hal harus engkau biarkan berlalu, seperti engkau itu orang tuli, dan lebih memikirkan hal-hal yang memberi ketenteraman. Lebih bergunalah tidak memperhatikan hal-hal yang tidak engkau setujui, dan membiarkan orang-orang lain mempunyai pandangan masing-masing, daripada mengadakan perdebatan-perdebatan. Jika baik hubunganmu dengan Allah dan engkau memperhatikan pertimbanganNya, maka bagimu lebih mudah untuk mengalah terhadap orang lain. 2. M.: Ya Tuhan, bagaimanakah keadaan kami ini? Lihatlah, karena kerugian sementara saja kami sudah meratap, untuk keuntungan kecil kami bekerja dan membanting tulang; tetapi kerugian ronani kami lalaikan, dan sesudah lama waktunya barulah kami sedikit memperbaikinya. Perhatian kami, kami curahkan terhadap hal-hal, yang hanya sedikit atau sama sekali tidak berarti; dan apa yang sesungguhnya sangat penting, dikesampingkan begitu saja, karena orang sangat sibuk dengan hal-hal dunia luar, dan apabila ia tidak selekas mungkin sadar akan diri sendiri, ia tinggal lebih suka terlibat dalam hal-hal urusan di luar itu. PASAL XLV JANGANLAH KITA PERCAYA AKAN SETIAP ORANG DAN BAHWA KITA MUDAH TERGELINCIR DALAM KATA-KATA KITA 1.

M:: Berilah bantuan, ya Tuhan, dalam kesukaranku, karena sia-sialah pertolongan rnanusia (Masm.60. 13). Berapa kali aku tidak menemukan kepercayaan yang aku harapkan akan aku temukan! Dan berapa kali aku menemukannya di tempat yang sama sekali tidak kusangka-sangka! Maka sia-sialah mempunyai harapan kepada orang lain, tetapi kebahagiaan orang mursid terdapat padaMu, ya Allah. Terpujilah Engkau, Tuhan dan Allahku, dalam segala hal yang menimpa aku. Kita itu lemah dan goyah, kita mudah tertipu dan cepat berubah. 2. Siapakah gerangan yang dapat menjaga diri sendiri dengan begitu hati-hati dan hemat-hemat dalam segala hal, hingga ia tiada pernah tertipu atau pun terjebak dalam kesulitan? Tetapi barangsiapa percaya kepadaMu, ya Tuhan, dan mencari Dikau dengan hati yang bersahaja, tidaklah mudah ia terjerumus. Dan biar pun ia jatuh dalam kesukaran yang sangat hebat sekali pun, ia akan lekas tertolong, atau terhibur olehMu, karena Engkau tidak pernah meninggalkan mereka yang menaruh percaya kepadaMu sampai akhir. Sahabat setia yang masih tetap setia membantu sahabatnya dalam segala kesukaran jaranglah terdapat. Hanya Engkaulah, ya Tuhan, tetap setia dalam segala hal, dan di luar Dikau tiadalah terdapat seorang pun yang sedemikian setianya. 3. O, betapa jelasnya hal ini dimengerti oleh orang suci itu, yang mengatakan: hatiku berakar kuat dalam Kristus (S.Agatha). Andaikata demikian pula halnya dengan aku, niscaya rasa takut kepada orang lain tak akan mudah mengganggu aku dan tak akan mudah pula aku akan merasa tersinggung oleh kata-kata yang tajam. Siapakah yang siap sedia dalam segala hal, dan siapakah yang dapat menghindari bencana-bencana yang akan datang?

Jika kejadian-kejadian yang telah diketahui terlebih dahulu seringkali masih dirasakan berat, betapalah beratnya dirasakan hal-hal yang sama sekali tidak terduga datangnya. Tetapi mengapakah aku, orang yang malang ini, tidak suka mempertimbangkan lebih dahulu? Mengapa aku terlalu mudah percaya kepada orang lain? Tetapi kami adalah manusia biasa yang lemah, meskipun banyak orang yang menghormati dan memuji kami sebagai malaikat. Siapakah yang dapat kupercaya, kecuali Engkau, ya Tuhan? Engkau adalah Kebenaran yang tidak dapat dusta, dan tidak mungkin dapat ditipu. Sebaliknya: Setiap orang adalah pembohong (Masm. 115.2), lemah, goyah dan mudah tergelincir, lebih-lebih dalam kata-katanya, hingga hampir tak dapat dipercaya, apa yang sepintas lalu kelihatan benar adanya. 4. Betapa bijaksana Engkau telah menasihati kami, supaya waspada terhadap orangorang lain, dan bahwa musuh kami ialah teman serumah kami (Mat.10.17) dan bahwa janganlah percaya bila orang mengatakan: Lihatlah ini ataupun lihatlah itu! (Mat.24.23). Dengan jalan malu dan nista aku menjadi bijaksana, dan semoga itu menyebabkan aku menjadi waspada dan bukanlah menyebabkan kebodohan! Tutuplah mulut, kata salah seorang, tutuplah mulut; janganlah dikatakan kepada orang lain apa yang telah dikatakan kepadamu. Dan sedang aku sendiri tutup mulut dan mengira, bahwa itu adalah rahasia, ia sendiri tidak dapat menyimpan hal yang diberitahukan kepadaku sebagai rahasia; dan seketika itu pula ia mengkhianati aku dan dirinya sendiri dan pergilah ia. Lindungilah aku, ya Tuhan, terhadap kata-kata semacam itu dan terhadap orangorang, yang kurang hati-hati serupa itu, agar aku tidak jatuh ke tangan mereka, atau aku sendiri melakukan hal serupa. Berilah aku mulut yang benar dan boleh dipercaya, dan jauhkanlah bibirku dari kata-kata yang penuh tipu muslihat. Apa yang tidak kuinginkan pada orang lain, terhadap itulah aku sendiri harus waspada. 5. O, betapa baik dan tenteramnya, untuk berdiam diri tentang orang lain, untuk tidak percaya akan segala hal dengan begitu saja dan bercerita dengan mudah kepada lain orang; untuk mengemukakan isi hatinya kepada sedikit orang saja dan selalu mencari Dikau, Yang mengetahui hati semua orang; jangan berputar haluan menurut 'jurusan angin kata orang, melainkan menghendaki agar segala-galanya baik yang di dalam, maupun yang di luar kami hendaklah berjalan sesuai dengan perkenaan dan kehendakMu! Alangkah amannya, untuk menyimpan rahmat surga, menjauhkan diri dari kebanggaan manusia, tidak menginginkan hal-hal yang dipuji-puji oleh dunia luar, melainkan dengan segala tenaga berusaha akan hal-hal yang dapat memperbaiki hidup dan menambah semangat kemajuan! Betapakah banyaknya yang menderita kerugian, karena kebajikannya terlihat oleh orang , serta terlalu lekas dipuji-puji! Alangkah banyak gunanya, bila rahmat disimpan dengan diam-diam dalam hidup yang fana ini, yang merupakan percobaan dan pergolakan yang tak ada hentihentinya! PASAL XLVI KITA HARUS PERCAYA KEPADA ALLAH APABILA KITA MENJADI UMPAN FITNAHAN ORANG 1.

G.: AnakKu, berdirilah tegak, dan tetap percaya kepadaKu. Bukankah kata-kata artinya tidak lain kecuali kata-kata belaka?

Kata-kata dapat terbang melayang di angkasa, tetapi tidak dapat menyentuh batu. Jika engkau salah, hendaklah ingat untuk memperbaiki dirimu dengan senang hati; tetapi jika engkau sama sekali tidak merasa salah, hendaklah ingat untuk menerima itu pula dengan senang hati demi Tuhan. Belumlah cukup bila engkau kadang-kadang dapat menerima kata-kata yang tidak enak dari orang lain, jika kamu belum membuktikan dapat menahan hantamanhantaman yang lebih berat. Bahwa hal yang kecil-kecil itu sudah memakan hatimu, bukankah itu disebabkan karena engkau masih bernafsu daging dan masih terlalu banyak memperhatikan katakata orang lebih daripada mestinya? Sebab karena engkau takut akan hinaan, maka engkau tidak mau ditegur atas cacad-cacadmu, dan berusahalah engkau membersihkan dirimu sendiri dengan pelbagai alasan. 2. Tetapi hendaklah lebih tajam memperhatikan dirimu sendiri, dan engkau akan mengetahui, bahwa semangat dunia dan keinginan yang sia-sia untuk berkenan kepada orang lain masih terdapat di dalam dirimu. Karena engkau tidak suka direndahkan dan tidak suka pula dibuat malu karena cacad-cacadmu, maka teranglah bahwa engkau belum sungguh-sungguh rendah hati dan bahwa kamu belum mati bagi dunia dan dunia belum disalibkan bagimu. Tetapi jika engkau mendengarkan kata-kataKu, maka engkau tidak akan memperdulikan kata-kata orang, meskipun banyak tanpa bilangan lagi. Lihatlah, meskipun terhadapmu dikatakan apa saja, sekalipun yang sangat jahat, semuanya itu tidak akan merugikan kamu, jika kamu biarkan berlalu dan kamu anggap bagaikan tidak lebih daripada angin. Apakah oleh karena itu engkau akan kehilangan sehelai rambut saja dari kepalamu?. 3. Tetapi barangsiapa tidak berhati murni dan tidak memandang kepada Tuhan, akan lekas marah karena kata tegoran. Tetapi barangsiapa percaya kepadaKu dan tidak mau bersandar kepada pertimbangannya sendiri, tidaklah akan takut terhadap orang lain. Sebab Akulah Sang Hakim dari Yang mengenal segala rahasia; Akulah yang mengetahui duduk perkara yang sebenarnya; Aku tahu orang yang bersalah dan yang menderita. Dari padaKu kata-kata itu telah dikeluarkan; dengan persetujuanKu pula hal itu terjadi: agar supaya pikiran-pikiran dari banyak hati menjadilah terang bagi umum (Luk.2.35). Aku akan mengadili orang yang salah dan yang tidak salah; tetapi terlebih dahulu kedua-duanya akan Kucoba dengan pengadilan yang tersembunyi. 4. Kesaksian orang seringkali menyesatkan, tetapi pertimbanganKu adalah benar, tetap dan tidak berubah. Biasanya pertimbangan itu tersembunyi dan seluk beluknya hanya diketahui oleh beberapa orang saja; tetapi tiada pernah pertimbangan itu salah, malah tak mungkin salah, walaupun nampaknya salah dalam pandangan orang yang bodoh. Pada tiap pertimbangan hendaklah engkau bersandar kepadaKu dan janganlah bersandar pada pertimbanganmu sendiri. Sebab orang yang bertakwa tidak akan digoncangkan oleh kejadian apapun yang datangnya dari Allah (Prov.12.21). Meskipun ia secara tidak adil didakwa mengenai sesuatu hal, ia tidak akan banyak memperdulikannya. Tetapi sebaliknya ia tidak akan bergembira secara luar biasa, bila ia dimaafkan orang dengan alasan yang cukup. Sebab ia ingat, bahwa Akulah yang menyelami hati sanubari (Wahyu 2.23); dan yang tidak akan mengadili menurut kedudukan dan apa yang nampak saja.

Sebab seringkali seseorang terdapat salah dalam pandanganKu, sedangkan menurut pandangan orang ia patut dipuji-puji. 5. Tuhan Allahku, Hakim yang adil, kuasa dan rahim, Engkau yang mengetahui kelemahan dan kejahatan manusia, jadilah kekuatanku dan seluruh kepercayaanku, sebab kesaksian suara batinku tidaklah cukup bagiku. Engkau tahu, yang aku tidak tahu, maka seharusnya aku merendahkan diri, bila aku menerima tegoran dan haruslah aku menerimanya dengan baik hati. Ampunilah aku setiap kali aku tidak berbuat demikian, dan berilah kiranya aku rahmat lagi, untuk lebih sabar menderita sesuatu. Sebab rahimMu yang berlimpah-limpah agar aku memperoleh keampunan adalah lebih baik bagiku, daripada keadilan yang hanya kukira-kirakan saja, yang berusaha akan membela hal-hal yang tersembunyi di dalam hati sanubariku. Dan sekalipun aku merasa tidak bersalah sama sekali, namun itu tidak berarti, bahwa aku dapat menganggap diriku sendiri sebagai seorang baik, sebab tanpa rahimMu tiada seorang makhlukpun yang terdapat baik di hadiratMu (Masm.143.2). PASAL XLVII KITA HARUS MENAHAN SEGALA KESUKARAN DEMI HIDUP ABADI 1.

G:: AnakKu, janganlah engkau putus asa karena kesukaran-kesukaran yang telah engkau terima, demi Aku, dan janganlah sekali-kali engkau merasa tertekan oleh gangguan-gangguan; tetapi semoga janjiKu memperkuat dan menghibur kamu dalam segala kejadian yang engkau hadapi. Aku cukup berkuasa untuk membalas melebihi segala harapan dan batas. Di sini engkau tidak akan lama bekerja dan tidak akan selalu dihinggapi kesusahan. Tunggulah sedikit waktu, dan engkau akan melihat berakhirnya bencana. Saatnya akan tiba, bahwa segala pekerjaan dan kekacauan akan berhenti. Sesungguhnya hanya remeh dan sepintas lalu sajalah yang berlalu bersama-sama dengan waktu. 2. Apa yang kaukerjakan hendaklah kaukerjakan rajin-rajin; bekerjalah dengan setia di kebun anggurKu; Akulah yang nantinya menjadi upahmu. Tulis, baca, nyanyi, berkeluh, berdiam dan berdoalah; terimalah segala rintangan dengan semangat jantan, semuanya itu, bahkan usaha-usaha yang lebih berat pun, sungguh layak untuk hidup kekal. Ketenteraman akan datang pada hari yang diketahui oleh Tuhan; dan nantinya tidak akan ada hari maupun malam sebagaimana pada zaman ini, melainkan cahaya yang kekal, terang benderang yang tak ada henti-hentinya, ketenteraman yang kekal dan istirahat yang aman. Maka engkau tidak akan berkata lagi: Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh kematian ini? (Rom. 7.24). Dan engkau tidak pula akan berteriak: Celakadah aku, yang begitu lama berada dalam pembuangan (Masm.120.5). Sebab maut akan dibinasakan dan kebahagiaan akan sempurna adanya; ketakutan tak akan ada lagi, melainkan kegembiraan surgawi dan persekutuan yang penuh cinta dan indah. 3. O, seandainya engkau dapat melihat mahkota-mahkota kekal para suci di surga; betapalah gembira mereka sekarang dalam kemuliaan, yang dahulu di dunia ini dihina dan dianggap tidak layak untuk hidup, niscaya engkau akan seketika ini juga merendahkan diri serendah abu dan lebih suka berada di bawah perintah semua orang daripada memerintah seorang pun juga. Niscaya pula engkau tidak ingin mengalami hari-hari yang penuh kesenangan selama hidup di dunia ini, melainkan lebih suka menderita kesengsaraan demi Allah; dan

dianggap sepi di antara orang-orang itulah akan engkau anggap sebagai keuntungan yang terbesar. 4. O, jika engkau dapat menikmati ini dan memahaminya sampai ke dalam hati sanubari, maka tak akan sampai engkau berani mengeluh, meskipun hanya sekali saja. Bukankah kita harus menerima segala penderitaan, untuk memperoleh hidup yang kekal itu? Bukanlah perkara kecil, kehilangan atau memperoleh kerajaan Allah. Maka tengadahkanlah mukamu ke surga. Lihatlah, Aku berada di sana dan bersama Aku semua orang suci, yang selama hidup di dunia telah menderita sengsara sangat berat; sekarang mereka memperoleh penghiburan dan menikmati kegembiraan; sekarang mereka beristirahat dengan aman dan untuk selama-lamanya mereka bersama dengan Aku dan berada di kerajaan BapakKu. PASAL XLVIII TENTANG HARI YANG KEKAL DAN KESUSAHAN HIDUP DI DUNIA INI 1.

O, tempat kediaman yang bahagia di kerajaan surga! O, hari kekal yang terang benderang, yang tidak pernah dihinggapi kegelapan, tetapi yang selalu disinari kebenaran yang tertinggi; hari yang selalu penuh gembira dan aman, yang tidak pernah mengalami sebaliknya! O, seandainya hari itu sudah tiba, dan segala yang fana ini sudah berakhir! Bagi para suci hari itu bersinar-sinar dengan cahaya kekal dan berkilau-kilauan, tetapi bagi orang yang masih berkelana di dunia ini, sinar tadi hanya kelihatan dari jauh dan seperti di dalam cermin saja. 2. Para penghuni surga mengetahui betapa menggembirakan hari itu, tetapi orangorang buangan, anak-anak Hawa, dalam buangan ini berkeluh kesah, bahwa hari-hari di dunia ini penuh kepahitan dan kesedihan. Hari-hari di dunia ini hanya sedikit jumlahnya dan jelek adanya, penuh kesusahan dan ketakutan. Di sini manusia dikotori oleh banyak dosa, terjerat oleh hawa nafsu yang banyak jumlahnya, diganggu oleh ketakutan, dihinggapi banyak kesusahan, dikacaukan oleh bermacam-macam hal yang berbau baru, terjerat dalam berbagai urusan yang fana, dikerumuni kesesatan-kesesatan, dipatahkan oleh banyak kerja, tertekan oleh godaangodaan, dilemahkan oleh nafsu kenikmatan daging, dan diganggu oleh kekurangankekurangan. 3. Ah, bilamanakah kesengsaraan-kesengsaraan itu akan berhenti? kapankah aku akan dilepaskan dari belenggu kehambaan dosa-dosa yang menyedihkan ini? Bilamana, ya Tuhan, Engkau akan merupakan satu-satunya yang kurenungkan? Bilamanakah aku akan bergembira dalamMu dengan sempurna? Kapankah aku akan hidup dengan sempurna, dalam kebebasan yang sejati tanpa rintangan sedikitpun, bebas dari segala beban jiwa dan badan? Bilamanakah akan datang damai yang kekal, tiada terganggu dan aman; damai, baik di dalam, maupun di luar, damai yang kokoh dari segala sudut? Yesus yang baik, bilamana aku akan berada di hadapanMu dan melihat Dikau? Bilamana aku akan menikmati kemuliaan kerajaanMu? bilamana Engkau akan merupakan segala-galanya bagiku? O, bilamana aku akan bersama-sama dengan Dikau dalam kerajaanMu, yang sejak mula permulaan telah Engkau sediakan bagi kekasihMu? Miskin dan sebagai orang buangan aku tinggalkan di negeri musuh, di mana setiap hari penuh perjuangan dan bencana paling besar. 4. Berilah penghiburan dalam pembuanganku ini, ringankanlah kesedihanku; segenap hatiku rindu padaMu. Sebab segala sesuatu yang disajikan penghiburan, adalah beban bagiku.

Aku ingin menikmati Dikau dengan aku tidak dapat mendekati Dikau. Aku ingin supaya lekat hanya kepada hal-hal surgawi; tetapi hal-hal duniawi dan hawa nafsuku yang tidak kumatikan menarik aku ke bawah. Rohku hendak naik di atas segala hal yang fana; tetapi meskipun aku tidak menghendaki, dagingku mengikat aku kepadanya. Demikianlah aku, orang yang celaka ini, berjuang melawan diriku sendiri, dan bagi diriku aku merupakan beban (Yob.7.20), karena roh itu hendak naik ke atas, sedangkan daging hendak ke bawah. 5. O, betapalah aku harus menderita kesengsaraan batin, dan jika aku tengah berdoa diserbu banyak angan-angan yang bernafsu daging. Allahku, janganlah Engkau berada jauh dari padaku dan janganlah Engkau dengan marah meninggalkan hambaMu (Masm.71.12; 27.9). Kirimlah kilatMu dan usirlah dia (pikiran-pikiran jahat); lepaskanlah panahMu (Masm.144.6), dan semoga segala angan-angan yang dimasukkan musuh padaku terusirlah. Kerahkanlah segala pancainderaku kepadaMu; buatlah aku lupa akan segala hal keduniawian; berilah supaya aku segera melemparkan dari padaku dan menghinakan segala angan-angan yang jahat. Berilah pertolongan, o Kebenaran yang kekal, agar janganlah aku dikacaukan oleh hal-hal yang sia-sia. Datanglah kepadaku, kemanisan surgawi, dan semoga segala kekotoran melarikan diri dari hadiratMu. Ampunilah dan kasihanilah aku setiap kali di tengah berdoa memikirkan hal-hal lain daripada Dikau. Sebab sungguh-sungguh aku mengakui, bahwa biasanya pikiranku sangat kacau. Sangat sering sekali aku tidak ada dengan pikiranku di tempat aku berdiri atau duduk; tetapi aku lebih berada di tempat pikiranku berada. Di mana pikiranku, di situiah aku berada, dan seringkali pikiranku berada di tempat di mana kekasihku berada. Apa yang menurut kodratnya menarik bagiku, atau yang karena kebiasaan aku senangi, itulah yang lekas timbul dalam pikiranku. 6. Oleh karena itu ENgkau, Kebenaran, telah berkata dengan jelas: Di mana ada hartamu, disitulah juga hatimu (Mat. 6.21). Jika aku mencintai surga, maka dengan senang hati aku memikirkan hal-hal surgawi. Jika aku mencintai dunia, maka aku bergembira akan keuntungan duniawi dan merasa susah akan kemalangannya. Jika aku mencintai daging, maka aku seringkali memikirkan hal-hal daging. Jika aku mencintai roh, maka aku suka memikirkan hal-hal kerohanian. Sebab apa yang aku sukai, tentang itulah aku suka bicara dan mendengar; dan bayangan-bayangan mengenai hal itulah kusimpan dalam hati dan kubawa pulang ke rumah. Tetapi bahagialah orang yang karena Engkau, ya Tuhan, melepaskan diri dari segala makhluk; yang dengan tegas bersikap keras terhadap koderat, dan menyalibkan keinginan-keinginan badan dengan kerajinan roh, hingga ia dengan hati tenang dapat mempersembahkan kepadaMu doa yang tidak terkacaukan, dan dapat patut pula dimasukkan ke dalam kelompok para malaikat, sesudah melepaskan diri lahir dan batin dari hal-hal keduniawian. PASAL XLIX TENTANG RINDU AKAN HIDUP KEKAL DAN BETAPA BANYAK ANUGERAH YANG DIJANJIKAN KEPADA MEREKA YANG TELAH BERJUANG 1.

G.: AnakKu, bila engkau merasa, bahwa kerinduan akan kebahagiaan kekal telah dicurahkan dari atas kepadamu, dan engkau ingin pula meninggalkan kemah tubuhmu untuk dapat menikmati pemandangan - kemuliaanKu yang tiada bayangan perubahan,

2.

3.

4.

5.

bukalah hatimu seluas-luasnya dan terimalah ilham yang suci ini dengan keinginan yang besar. Ucapkanlah terimakasih sebesar-besarnya kepada yang maha baik, yang telah berkenan memperlakukan kamu dengan baik, telah mengunjungi kamu dengan ramah, melonggarkan hatimu dengan penuh semangat, memperkuat kamu dengan hebat, agar kamu tidak tenggelam di dalam hal-hal duniawi karena dirimu sendiri. Sebab semuanya itu tidaklah engkau peroleh dengan pikiran dan usahamu sendiri, melainkan dengan anugerah rahmat surgawi dan karena Tuhan berkenan kepadamu; agar engkau dapat maju dalam keutamaan dan kerendahan hati yang makin besar, dan dapat mempersiapkan diri, untuk rnenghadapi perjuangan yang akan datang dan mengikuti Aku dengan penuh cintakasih hatimu, serta mengabdi kepadaKu dengan semangat yang bernyala-nyala. AnakKu, seringkali api menyala, tetapi nyalanya naik ke atas tidak tanpa asap. Demikianlah pula sementara orang rindu akan hal-hal surgawi dengan semangat bernyala-nyala, tetapi mereka tidak bebas dari godaan-godaan keinginan pancaindera. Oleh karena itu maka sesuatu yang mereka mohon dengan sangat dari Allah, mereka jalankan tidak melulu demi kehormatan Allah. Demikian pulalah halnya dengan yang seringkali engkau rindukan, yang menurut dugaanmu telah engkau mohon dengan semangat yang menyala-nyala. Sebab apa yang dinodai oleh kepentingan diri sendiri, tidaklah murni dan sempurna. Janganlah mohon yang enak atau menguntungkan bagimu, melainkan yang berkenan dan memberi kehormatan bagiKu; sebab jika engkau mempunyai pertimbangan yang benar, engkau harus mengutamakan keputusanKU di atas keinginanmu sendiri, dan mengikuti kehendakKu di atas segala sesuatu yang dapat engkau inginkan. Aku tahu keinginanmu dan mendengar keluh kesahmu yang berkali-kali itu. Sebenarnya engkau sudah ingin ikut menikmati kebebasan kemuliaan anak-anak Allah; engkau sudah rindu memasuki tempat tinggal yang kekal dan tanah air di surga yang penuh kegembiraan; tetapi bagimu saatnya belum tiba; engkau masih harus mengalami masa yang lain, yaitu masa perjuangan, masa bekerja dan masa percobaan. Engkau ingin dipenuhi oleh yang maha Baik, tetapi sekarang engkau belum dapat menikmatiNya. Akulah yang maha Baik itu; nantikanlah Aku, demikian sabda Tuhan, hingga kerajaan Tuhan itu datang. Engkau masih harus dicoba di dunia ini dan dilatih dalam banyak hal. Kadang-kadang engkau akan menerima penghiburan, tetapi tidak akan berlebihlebihan, yang memenuhi seluruh keinginanmu. Hal itu tak akan engkau nikmati di dunia ini. Maka hendaklah engkau berteguh hati dan kuat untuk berbuat, maupun untuk menderita sesuatu yang bertentangan dengan pekertimu. Engkau harus menjadi manusia baru, dan berubah menjadi orang lain. Seringkali engkau harus menjalankan yang tidak engkau kehendaki, dan yang engkau kehendaki haruslah engkau tinggalkan. Apa yang berkenan kepada orang lain akan terjadi, tetapi apa yang berkenan kepadamu, akan tidak berhasil. Apa yang dikatakan orang lain akan didengarkan; tetapi kata-katamu tidak dihiraukan. Orang-orang lain akan minta dan akan memperolehnya; engkaupun akan minta juga, tetapi tidak akan mendapat sesuatupun. Orang-orang lain akan dipuji-puji, tetapi mengenai dirimu sepatah kata pun tak akan diucapkan. Orang-orang lain akan diberi tugas, untuk melakukan ini itu, tetapi engkau akan dianggap tak cakap melakukan sesuatu yang berguna. Oleh karena semua itu hatimu kadang-kadang akan merasa susah, dan sungguh bukanlah soal kecil, jika engkau dapat menerima itu dengan diam.

Dalam banyak hal, seperti tersebut tadi, hamba Tuhan yang setia biasanya dicoba, sampai di mana ia dapat menyangkal dirinya sendiri dan dapat menundukkan diri dari segala-galanya. Sungguh tidak ada hal, yang engkau sungguh-sungguh harus matiraga daripada harus melihat dan membiarkan sesuatu yang bertentangan dengan kehendakmu, dan lebih-lebih jika engkau diperintahkan, untuk menjalankan sesuatu yang tidak enak bagimu, atau pun yang nampaknya kurang berguna. Dan karena engkau, yang berada di bawah perintah, tidak berani menentang kekuasaan, yang lebih tinggi, maka terasa beratlah bagimu untuk menjalankan sesuatu atas perintah orang lain dan menyampaikan sama sekali perasaanmu sendiri. 6. Tetapi, anakKu, ingatlah akan buah segala susah payahmu, akan lekas berakhirnya semua itu dan akan hadiahnya yang sangat besar; maka engkau tidak akan merasa sangat susah, melainkan akan memperoleh hiburan yang sungguh kuat dalam penderitaanmu. Sebab sebagai pengganti akan kerelaanmu sekarang untuk menyampaikan kehendakmu dalam hal-hal yang begitu remeh, engkau di surga akan senantiasa terkabul segala kehendakmu. Sebab di sana engkau mendapat segala sesuatu yang engkau kehendaki dan apa saja yang dapat engkau inginkan. Di sana engkau akan memiliki segala yang baik tanpa rasa takut akan kehilangan milik itu. Di sana kehendakmu akan senantiasa bersatu dengan kehendakKu, dan engkau tidak akan menghendaki sesuatu di luar itu, ataupun sesuatu untukmu sendiri. Di sana tak ada orang yang akan menentang kamu, yang akan mengeluh mengenai kamu, yang akan mengganggu kamu, atau sesuatu yang akan merintangi kamu; tetapi apa yang engkau ingini, akan ada seketika itu juga, dan akan memuaskan serta memenuhi seluruh perasaanmu. Di sana Aku akan memberi kehormatan padamu sebagai ganti hinaan yang telah engkau derita, pakaian pesta akan Kuberikan sebagai ganti kesusahan dan untuk menggantikan tempatmu yang rendah akan Kusediakan takhta dalam kerajaanKu untuk selama-lamanya. Di sanalah nampak buah ketaatan dan kesusahan tapa akan berubah menjadi kegembiraan, dan ketaatan yang penuh rendah hati akan dimahkotai dengan cemerlang. 7. Maka hendaklah sekarang engkau tunduk dengan rendah hati terhadap kekuasaan setiap orang, dan janganlah engkau perdulikan, siapakah yang mengatakan atau memerintahkan ini ataupun itu. Tetapi hendaklah engkau lebih-lebih berusaha, bila pembesarmu atau orang yang lebih muda, ataupun yang sama derajatnya dengan kamu, minta atau mengharapkan sesuatu dari padamu, agar engkau terima dengan baik dan engkau usahakan melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Baiklah orang ini mencari ini, orang itu mencari itu; biarlah yang satu membanggakan diri tentang ini, sedang yang lain tentang itu, dan mereka seribu kali dipuji-puji: tetapi engkau, janganlah engkau bergembira tentang ini atau itu, melainkan bergembiralah karena engkau telah meremehkan dirimu sendiri demi kemuliaanKu. Inilah hendaknya menjadi keinginanmu, yaitu: bahwa pada masa hidup sampai saat matimu Tuhan selalu dimuliakan di dalam hatimu.

PASAL L BAGAIMANA ORANG YANG TAK BERPENGHIBURAN HARUS MENYERAHKAN DIRI KEPADA TUHAN 1.

M.: Tuhan, Bapa yang kudus, terpujilah Engkau sekarang dan selama-lamanya, sebab terjadilah segalanya seperti yang Engkau kehendaki; dan apa yang Engkau lakukan itu adalah baik. Semoga hambaMu bergembira di dalam Dirimu, tidak di dalam dirinya sendiri, juga tidak di dalam diri orang lain; sebab hanya Engkaulah, Tuhan, Kegembiraan yang sejati; Engkaulah, Harapan dan Mahkotaku, Kegembiraan dan Kehormatanku. Apakah yang dimiliki hambamu, kecuali apa yang diterimanya dari padaMu, bahkan tanpa jasa sedikit jua pun. Segalanya Yang Engkau berikan kepadanya dan Engkau kerjakan untuknya adalah MilikMu. Aku ini miskin dan sejak kecil selalu dalam gangguan (Masm. 88.16); dan jiwaku kadang-kadang susah hingga mencucurkan air mata, dan kadang-kadang pula terkana dalam hati, bila ingat akan kesengsaraan yang mengancamnya. 2. Aku rindu akan kegembiraan damai; aku mohon anak-anakMu Yang telah Engkau segarkan dalam cayaha penghiburan. Berilah dan curahkanlah kegembiraan yang suci, maka Jiwa hambaMu akan penuh dengan suka cita dan tidak akan berhenti memujiMu. Tetapi apabila Engkau mengundurkan diri, seperti yang telah berkali-kali Engkau lakukan, maka tak dapatlah hambaMu bergerak maju dalam menempuh jalan perintahperintahMu, tetapi lebih suka ia berlutut dan menebah-nebah dada. Sebab sekarang keadaannya tidak seperti kemarin dan kemarin dulu, sewaktu cahayaMu masih bersinar di atas kepalanya dan di bawah bayangan sayapMu ia dilindungi terhadap serbuan godaan-godaan. 3. Bapa yang adil dan yang selalu patut dipuji-puji, tibalah saat percobaan bagi hambaMu. Bapa yang penuh cintakasih, patutlah hambaMu sekarang ini menderita sesuatu untukMu. Bapa yang abadi yang patut selalu disembah, tibalah saatnya yang telah Engkau ketahui sejak semula-mulanya, bahwa hambaMu secara lahir jatuh sebentar; tetapi dalam batin selalu tetap tinggal di sampingMu. Bahwa ia agak dihina dan diremehkan dan dalam pandangan orang sebagai seorang yang hina-dina, tiada lagi mempunyai kekuatan sedikitpun juga; bahwa ia menjadi remuk-redam karena hawa nafsu dan penyakit-penyakit agar supaya ia diperkenankan bangkit kembali beserta Engkau dalam fajar cahaya baru dan dimuliakan di surga. Bapa yang kudus, demikianlah putusah dan kehendakMu; dan seperti apa yang Engkau perintahkan, sudahlah terjadi. 4. Sebab bagi sahabatMu memang selalu merupakan suatu anugerah: menderita sengsara di dunia ini dan ditindas demi cintakasih padaMu, biar berapa kali dan oleh siapa hal itu dilakukan. Tanpa pertimbangan dan penetapanMu dan tanpa alasan, maka tak akan terjadi sesuatu di dunia ini. Untukku adalah baik, ya Tuhan, bahwa Engkau telah merendahkan daku agar aku mengenal peraturan-peraturanMu (Masm. 119.71), dan membuang dari padaku segala kecongkakan dan keagungan hatiku. Bergunalah bagiku, bahwa aku menutupi mukaku karena malu, supaya aku lebih banyak mencari hiburan padaMu daripada di antara manusia. Dengan itu semua aku telah belajar takut akan pertimbanganMu yang tak dapat diselami, yang mendera orang yang baik bersama-sama dengan orang yang jahat; namun dengan tidak menyimpang dari hukum dan keadilan.

5.

Bersyukurlah aku kepadaMu, bahwa Engkau tidak melepaskan aku dari gangguangangguan, melainkan telah memukul aku dengan cambuk yang pahit, dengan menimpakan kesusahan dan ketakutan lahir dan batin kepadaku. Dari semua makhluk, yang ada di bawah kolong langit, tidak seorang pun yang mampu menghibur aku selain Engkau, Tuhan Allahku, Tabib surgawi untuk jiwa-jiwa, yang melukai dan yang menyembuhkan: yang melemparkan aku ke dalam jurang dan yang membangkitkannya pula (Tob. 13.2). PukulanMu telah mengenai aku dan cambukMu akan mengajar aku. 6. Lihatlah, Bapa yang tercinta, aku berada dalam tanganMu; aku tunduk terhadap cambuk hukumanMu. Pukullah punggungku dan tanganku, supaya aku dapat menundukkan kehendakku yang melawan, sesuai dengan kehendakMu. Jadikanlah aku murid yang taat dan rendah hati, sebagaimana Engkau telah melakukannya dengan baik, agar aku dalam segala hal dapat bertindak menurut keinginanMu. KepadaMu aku menyerahkan diriku dan segala milikku untuk Engkau hukum. Sebab lebih baik dihukum di dunia ini, daripada di dalam hidup yang akan datang. Engkau mengetahui segala-galanya dengan segala seluk-beluknya, dan dalam suara batin orang tak ada hal yang tersembunyi bagiMu. Engkau mengetahui hal-hal yang akan datang sebelum terjadi, dan Engkau tidak membutuhkan seorangpun untuk memberitahukan kejadian-kejadian di dunia. Engkau tahu apa yang berguna bagi kemajuanku, dan betapa besar bantuan gangguan-gangguan itu, supaya aku dapat menjadi bersih dari karat cacad-cacadku. Silakan berbuat dengan aku seperti yang Engkau kehendaki, karena itulah yang memang aku inginkan, dan janganlah kiranya aku Engkau tolak, karena hidupku yang penuh dosa itu, yang keadaannya tidak kepada seorangpun lebih jelas dan terang, kecuali kepadaMu. 7. Semoga aku Engkau perkenankan mengetahui apa yang harus aku ketahui; mencintai apa yang harus aku cintai; memuji apa yang paling berkenan kepadaMu; memuliakan apa yang berharga bagiMu dan menghina apa yang patut dihina dalam pandanganMu. Janganlah mengijinkan aku menetapkan pendapatku berdasarkan apa yang kelihatan secara lahir, dan berdasarkan apa yang telah kudengar dari orang-orang yang tidak bijaksana; melainkan ajarilah aku membeda-bedakan hal-hal yang nampak dan yang rohani dengan pertimbangan yang tepat, dan di atas segala hal selalu mencari kehendakMu dan apa yang berkenan kepadaMu. Manusia seringkali meleset dalam menetapkan pendapatnya karena tertipu oleh panca inderanya; begitu pula orang-orang pencinta dunia membohongi diri mereka sendiri, karena mereka hanya mencintai apa yang mereka lihat. Dapatkah orang menjadi lebih baik karena dia dijunjung tinggi oleh orang lain? Orang yang tidak dapat dipercaya menipu orang lain yang juga tidak dapat dipercaya, orang perlintih memperdayakan si perlintih, orang buta membohongi orang buta, dan orang lemah menipu yang lemah, bila mereka memuji masing-masing; dan segala pujian yang fana itu sesungguhnya lebih memalukan. Sebab manusia itu hanya bernilai sebesar apa yang ada dalam pandanganMu dan tidak lebih dari itu, demikianlah kata S. Fransiskus yang rendah hati itu. PASAL LI HENDAKLAH ORANG BERUSAHA MELAKUKAN PEKERJAAN YANG REMEH-REMEH BILA IA TIDAK MAMPU MENJALANKAN PEKERJAAN YANG TINGGI 1.

G.: AnakKu, engkau tidak selalu dapat mempertahankan keinginanmu yang menyala-nyala untuk mencapai keutamaan, dan tak dapat pula mempertahankan

kedudukanmu dalam hidup kerohanian yang tertinggi; tetapi karena rusaknya hidup kita yang berasal dari dahulu, maka terpaksalah engkau kadang-kadang turun ke bawah dan menerima beban hidup yang fana ini, meskipun hal itu bertentangan dengan kehendakmu dan menyusahkan hatimu. Selama engkau masih tinggal di dalam tubuh yang fana ini, maka selama itu engkau akan merasa kurang enak dan berat hati. Oleh karena itu engkau seringkali di dalam daging harus mengeluh tentang beban daging, karena engkau tak mungkin selalu melakukan latihan-latihan rohani dan merenungkan hal-hal surgawi. 2. Maka baiklah, jika engkau lalu mencari pekerjaan yang remeh-remeh dan yang mengenai hidup lahir dan menyegarkan dirimu dengan perbuatan-perbuatan yang baik; dengan kepercayaan yang kuat menantikan kedatanganKu dan kunjunganKu secara tamu agung, dan dengan sabar menerima buanganmu dan kekeringan jiwamu, sampai Aku datang mengunjungi pula dan membebaskan kamu dari segala ketakutan. Sebab Aku akan membuat engkau lupa akan segala kesulitan dan akan memberi damai yang sungguh nikmat kepadamu. Untukmu Aku akan membentangkan taman-taman Kitab Suci, agar supaya engkau mulai melalui jalan perintahKu dengan hati yang bergembira. Dan engkau berkata: Kesengsaraan pada masa ini tak berpadan dengan kemuliaan yang kelak akan dinyatakan kepada kita. (Rom.8.18). PASAL LII BAIKLAH MANUSIA MENGANGGAP DIRINYA TIDAK PATUT MENERIMA PENGHIBURAN, MELAINKAN LEBIH PATUT UNTUK DIHUKUM 1.

M.: Aku tidak pantas menerima penghiburan dan kunjunganMu secara kerohanian, maka sudah adil dan layaklah, bila Engkau membiarkan aku di dalam kesunyian dan jauh daripada penghiburan. Sebab meskipun aku dapat mengalirkan air mata sebanyak-banyaknya, belumlah patut aku menerima penghiburanMu. Maka aku tidak patut mendapat yang lain daripada sesahan dan hukuman, karena aku telah berulang-ulang dan secara berat menyakiti hatiMu dan dalam banyak hal telah sangat berbuat dosa terhadapMu. Kalau ingat akan hal itu semua, maka aku memang tidak patut menerima penghiburan sedikitpun. Tetapi Engkau, ya Allah yang rahim dan rahman, yang tidak menghendaki tersiasianya perbuatanMu, karena Engkau mau menyatakan kekayaan kebaikanMu dalam bejana kerahimanMu, maka Engkau sudi menghibur hambaMu, sekali pun tidak patut sama sekali, dengan cara yang melebihi ukuran manusia. Sebab hiburan-hiburanMu sangat berlainan dengan kata-kata hiburan orang. 2. Apakah yang telah kuperbuat, ya Tuhan, maka Engkau berkenan memberi penghiburan surgawi? Tiada teringatlah aku akan sesuatu kebaikan yang telah kujalankan, kecuali bahwa aku selalu condong kepada kejahatan dan sangat malas, untuk memperbaiki diriku sendiri. Hal itu adalah benar dan tidak dapat ku ungkiri. Seandainya aku berkata lain, niscaya Engkau akan menentang aku, dan tak ada seorangpun yang akan membela aku. Apa pula yang karena dosa-dosaku patut kuterima, kecuali neraka dan api abadi? Sungguh-sungguh aku mengakui, bahwa aku patut diejek dan dihina, dan bahwa aku tidak patut dimasukkan dalam bilangan hamba-hambaMu yang setia. Dan meskipun tidak suka mendengarkannya, namun aku akan mengakui dosadosaku dengan terus terang terhadap diriku sendiri, agar supaya aku lebih mudah memperoleh rahmat dari padaMu. 3. Apakah yang akan kukatakan, aku Yang merasa salah dan penuh malu?

Tidak dapat aku mengatakan sesuatu yang lain, kecuali ini: Aku telah berdosa, ya Tuhan, aku telah berdosa; kasihanilah aku, ampunilah aku. Berilah sesaat guna menangis karena kesusahanku, sebelum aku pergi ke tanah yang gelap, yang diselubungi bayang-bayangan maut. (Ayub. 10.21) Apakah yang lebih-lebih Engkau kehendaki dari seorang pendosa yang salah dan hina, kecuali supaya ia merasa menyesal dan merendahkan diri atas dosa-dosanya? Karena tobat yang sungguh-sungguh dan dalam kerendahan hati, maka timbullah pengharapan akan pengampunan, didamaikanlah suara hati yang ketakutan, dikembalikanlah rahmat yang telah hilang, dilindungilah manusia terhadap murka yang akan datang, dan akhirnya akan bertemulah Allah dengan jiwa yang bertobat dalam pelukan yang suci. 4. UntukMu, ya Tuhan, sesal penuh rendah hati atas dosa-dosa merupakan korban yang berkenan, yang di hadiratMu lebih harum semerbak daripada dupa yang menyala. Inipun juga merupakan minyak jebad yang sedap, yang telah dicucurkan atas KakiMu, karena tiada pernah Engkau mengaibkan hati yang remuk redam (Masm.51.19). Di sanalah tempat pengungsian terhadap musuh yang bermuka bingas, di sanalah diperbaiki dan dicuci bersih segala sesuatu yang jahat dan cemar. PASAL LIII RAHMAT ALLAH ITU ADANYA TIDAK BERDAMPINGAN DENGAN SEMANGAT DUNIAWI 1.

G.: AnakKu, rahmatKu itu berharga sekali; ia tidak dapat bersama-sama dengan soalsoal lahir dan hiburan-hiburan duniawi. Maka segala kendala bagi rahmat haruslah engkau lenyapkan, bila engkau menghendaki datangnya rahmat. Carilah kesepian; hendaklah suka tinggal dengan dirimu sendiri; janganlah mencari teman pergaulan, melainkan curahkanlah doa-doa yang bernyala kepada Allah, untuk selalu mendapat hati yang remuk redam dan suara kalbu yang murni. Anggaplah seluruh dunia sebagai barang yang sama sekali tidak berharga; taruhlah pergaulan dengan Allah di atas segala sesuatu yang kelihatan. Sebab engkau tak dapat bergaul dengan Daku dan di samping itu bersuka diri dalam hal-hal yang fana. Engkau harus mengundurkan diri dari kenalan-kenalan dan sahabatsahabat, dan menyucikan hatimu dari penghiburan-penghiburan yang fana. Demikianlah Rasul Petrus yang berbahagia itu menekankan kepada umat serani, agar mereka di dunia ini bersikap sebagai orang asing yang sedang berziarah (1 Petr. 2.12). 2. O, alangkah besarnya kepercayaan orang yang mendekati ajalnya, bila ia tidak tertahan oleh sesuatu kelekatan kepada dunia. Tetapi hati yang demikian terlepas dari segala-galanya, belumlah dapat dipahami oleh jiwa yang gering; dan manusia yang lekat pada daging tidaklah mengetahui apakah kemerdekaan orang yang besar semangat kerohaniannya. Namun, barangsiapa sungguh-sungguh ingin menjadi manusia yang bersemangat kerohanian, ia harus meninggalkan mereka yang jauh dan yang dekat adanya; dan tiada lebih waspada terhadap siapapun juga, selain terhadap diri sendiri. Jika engkau telah mengalahkan dirimu sendiri dengan sempurna, maka dengan lebih mudahlah engkau dapat mengalahkan lain-lainnya. Mengalahkan diri sendiri itulah kemenangan yang sesempurna-sempurnanya. Sebab barangsiapa mengendalikan diri sendiri, hingga nafsu daging tunduk kepada budi dan budi dalam segala-galanya 'tunduk kepadaKu, orang itu sungguhlah pemenang atas dirinya sendiri dan berkuasa atas dunia. 3. Jika engkau ingin mencapai puncak ini, haruslah engkau mulai dengan semangat jantan dan menghantamkan kampak pada akar umbinya, untuk membinasakan dan

menghancurkan segala apa saja yang berbau cari diri sendiri dan kepentingan jasmani diri sendiri yang tersembunyi dan tidak teratur. Pada satu cacad inilah, yaitu bahwa manusia itu cinta pada diri sendiri secara tak teratur, tergantung hampir segala-galanya yang harus dibasmi dengan akar umbinya. Bila kejahatan ini sudah satu kali dikalahkan dan ditundukkan, maka segera akan tiba masa tenteram dan tenang. Tetapi oleh karena hanya sedikit saja jumlah orang yang dengan sempurna mematikan dirinya sendiri dan dengan sempurna pula melepaskan diri sendiri, maka mereka tetap tinggal kacau dalam hati mereka dan tidak mampu mengangkat roh mereka di atas pribadi mereka sendiri. Namun demikian barangsiapa ingin bergaul dengan Aku dalam keadaan yang bebas, harus mematikan segala keinginan yang keliru dan tak teratur dan janganlah lekat penuh hawa nafsu dan dengan cintakasih yang istimewa kepada seorang makhlukpun. PASAL LIV TENTANG KODRAT DAN RAHMAT BERLAINAN GERAK SEMANGATNYA 1.

AnakKu, perhatikanlah dengan seksama gerak-gerik kodrat dan rahmat, sebab yang satu berlawanan dengan yang lain dengan cara yang hampir tak kentara, bahkan oleh orang yang maknawi dan mendapat terang batinpun hampir tak dapat dirasakan perbedaan itu. Semua orang tentu ingin sesuatu yang baik; dan dalam kata-kata dan perbuatannya mereka tentu juga sedikit banyak memperlihatkan sesuatu yang baik; dan oleh karena itulah banyak orang yang tertipu oleh hal-hal yang nampaknya saja baik. Kodrat itu cerdik dan menarik, ia menjerat dan menipu banyak orang; dan senantiasa ia bertujuan kepentingan diri sendiri. Tetapi rahmat bergerak bersahaja; ia menghindari segala macam kejahatan; ia tidak menggunakan alasan-alasan yang penuh akal dan menjalankan segalanya melulu untuk Allah, yang akhirnya menjadi tempat istirahatnya. 2. Kodrat tak suka meninggal, tak suka pula ditindas atau dikalahkan; ia tidak mau tunduk atau ditempatkan di bawah orang lain dengan kemauan yang bebas. Tetapi rahmat berusaha mengadakan matiraga, melawan nafsu daging, mencari supaya dapat tunduk, ingin supaya dikalahkan, tidak mau menikmati kebebasan sendiri, dengan senang hati tunduk pada tata tertib dan tidak ingin memerintah seorangpun; tetapi ia bersedia selamanya hidup, berdiri dan berada di bawah kekuasaan Allah dan demi cintakasih kepada Allah dengan rendah hati tunduk kepada setiap makhluk yang berbudi. Kodrat bekerja untuk kepentingan diri sendiri; dan yang diperhatikan ialah, berapa besar keuntungan yang dapat dia ambil dari orang lain; tetapi rahmat tidak memikirkan apa yang berguna dan menguntungkan bagi dirinya, melainkan lebih memperhatikan keselamatan orang banyak. Kodrat suka dihormati dan dimuliakan; tetapi rahmat menyampaikan segala kehormatan dan kemuliaan dengan setia kepada Allah. 3. Kodrat takut dibuat malu dan takut pula akan hinaan; tetapi rahmat bergembira bila ia boleh menderita kesengsaraan demi Nama Yesus (Kis.Ras. 5:41). Kodrat suka benar menganggur dan memberi istirahat kepada badan; tetapi rahmat tak dapat menganggur, melainkan menjalankan pekerjaan dengan segala suka hati. Kodrat mencari yang istimewa dan indah; ia benci terhadap yang hina dan kasar; tetapi rahmat bergembira atas yang bersahaja dan yang rendah hati; yang kasar tidaklah dibencinya dan tak seganlah ia berpakaian serba buruk. Kodrat menginginkan hal-hal yang fana, dan bersukaria atas keuntungan duniawi; ia berdukacita, bila ia kehilangan sesuatu dan sudah menjadi marah, karena satu kata saja yang menyinggung; tetapi rahmat mengutamakan apa yang kekal, tidak lekat pada

4.

5.

6.

7.

yang fana, tidak merasa susah atas sesuatu yang hilang, tidak pula menjadi marah atas kata-kata yang tajam, karena ia telah menyimpan harta benda dan kekayaannya di surga, di mana tidak ada barang simpanan akan hilang. Kodrat itu loba dan lebih suka menerima daripada memberi; dan ia suka mempunyai sesuatu sebagai miliknya sendiri; tetapi rahmat itu dermawan dan suka memberi; ia menghindari apa yang bersifat tersendiri, ia puas dengan sedikit dan berpendirian bahwa lebih berbahagialah memberi daripada menerima (Kis.Ras. 20.35). Kodrat cenderung kepada makhluk, kepada dagingnya sendiri, kepada hal yang siasia dan suka pula pergi ke luar; tetapi rahmat menarik kepada Tuhan dan keutamaan, benci akan keinginan dan nafsu daging, mengurangi diri dalam pergi ke luar dan tidak suka menunjukkan diri di muka umum. Kodrat suka akan sekedar hiburan lahir, yang dapat memberi hiburan nafsu daging; tetapi rahmat mencari penghiburan hanya pada Allah saja dan ingin bergembira dalam yang maha Baik di atas segala sesuatu yang kelihatan. Kodrat membanting tulang untuk memperoleh laba dan keuntungan bagi diri sendiri; ia tidak dapat berbuat sesuatu dengan cuma-cuma, melainkan selalu mengharap akan menerima kembali sesuatu yang setimpal, atau yang lebih banyak daripada jasa-jasanya, atau pujian ataupun anugerah; dan ia ingin agar perbuatan dan kedermawanannya dipuji-puji orang; tetapi rahmat tidaklah mencari sesuatu yang fana; sebagai hadiah ia tidak minta apa-apa, selain Tuhan Allah saja dan dari barangbarang yang fana yang diperlukan ia tidak lebih menghendakinya daripada apa yang berguna, untuk memperoleh barang-barang yang kekal. Kodrat bersuka ria atas banyak sahabat dan kerabat; ia membanggakan diri atas pangkat dan keturunan yang luhur, ia mencoba mengambil hati para pembesar, dan bermulut manis terhadap orang kaya dan memuji-muji sesamanya; tetapi rahmat mengasihi juga musuh-musuhnya dan tidak sombong atas jumlah sahabat-sahabatnya; ia tidak mengindahkan kedudukan ataupun keturunan, kecuali jika hal itu membawa kebajikan yang lebih besar. Rahmat lebih berkenan kepada kaum miskin daripada kaum kaya; lebih terharu oleh penderitaan orang yang tak bersalah daripada orang yang berkuasa, ikut bergembira dengan orang yang jujur dan tidak ikut bersuka ria dengan pendusta. Senantiasa ia menggerakkan orang-orang yang baik, untuk berusaha memperoleh anugerah-anugerah yang lebih besar (1 Kor. 12.13) dan karena kebajikan-kebajikan menjadi serupa dengan Putera Allah. Kodrat manusia segera mengeluh atas kekurangan-kekurangan dan keadaankeadaan yang kurang enak; rahmat dengan tabah menderita kemiskinan. Dalam segala hal kodrat mencari diri sendiri; ia berjuang dan bertengkar untuk diri sendiri; tetapi rahmat menyalurkan segala sesuatu kembali kepada Allah yang menjadi sumber segala-galanya; ia tidak menganggap dirinya mampu untuk berbuat sesuatu kebaikan dan ia tidak dengan sombong membanggakan diri atas sesuatu; ia tidak bertengkar dan ia tidak mengutamakan perasaannya di atas perasaan orang lain, tetapi segala pikiran dan pertimbangan ia serahkan kepada kebijaksanaan dan pertimbangan Allah. Kodrat berusaha mengetahui rahasia-rahasia dan mendengarkan berita-berita; ia ingin menunjukkan diri di muka umum dan dengan panca inderanya ingin menyelami pelbagai hal; ia ingin menjadi terkenal dan berbuat apa yang menarik pujian dan perhatian; tetapi rahmat tidaklah ditimpa keinginan mengetahui berita-berita dan tidak pula ingin mendengar hal-hal yang istimewa, karena itu semuanya timbul dari kejahatan yang lama, dan karena di dunia ini tak ada sesuatu yang baru dan tetap. Oleh karena itu ia berusaha mengendalikan panca indera, menghindari kesukaan akan diri sendiri dan tak suka menonjolkan diri sendiri yang tak ada gunanya itu, serta menyembunyikan dengan rendah hati, apa yang patut dipuji dan dimuliakan, dan dalam segala hal serta dalam setiap ilmu ia mencari buah yang berbahagia dan pujian serta kehormatan Allah.

Bukanlah diri sendiri, bukanlah pula pekerjaannya yang dikehendaki supaya dipujipuji, melainkan ia ingin agar Tuhanlah, yang memberi segala-galanya karena cintakasih; yang murni dipuji-puji dalam segala pemberianNya. Rahmat ini adalah cahaya yang mengatasi kodrat dan anugerah yang istimewa dari Allah. Sesungguhnya inilah tanda mereka yang terpilih dan jaminan kebahagiaan abadi. la mengangkat manusia dari keduniawian kepada kasih akan kesurgawian dan membuat manusia yang bersemangat nafsu daging menjadi manusia yang bersemangat kerohanian. Karenanya makin banyak kodrat ditekan dan dikalahkan, semakin banyaklah rahmat yang dicurahkan, dan manusia yang maknawi tadi setiap hari oleh anugerah-anugerah yang baru dirubah menurut citra Allah. PASAL LV TENTANG KODRAT YANG RUSAK DAN KEGIATAN RAHMAT ALLAH 1.

M.: Tuhan, Allahku, yang telah menciptakan aku menurut wujud dan citraMu, berilah aku kurnia yang telah Engkau nyatakan begitu besar artinya dan penting adanya bagi keselamatanku, agar aku dapat mengalahkan kodratku yang sangat rusak itu, yang membawa aku kepada dosa-dosa dan kebinasaan. Sebab aku merasa di dalamku hukum dosa, yang berjuang melawan hukum roh dan yang menguasai aku daIam tawanan (lihat Rom. 7.23), hingga aku dalam banyak hal menurut kepada nafsu daging; dan aku tidak mampu melawan hawa nafsuku, jika rahmat kudusMu tidak dicurahkan ke dalam hatiku bagaikan api dan tidak membantuku. 2. RahmatMu, ya rahmatMu yang besar sungguhlah diperlukan untuk mengalahkan kodratku, yang sejak kecil senantiasa cenderung kepada kejahatan. Sebab sejak ia dijatuhkan oleh Adam, manusia yang pertama, dan dirusak oleh dosa, maka hukuman noda ini telah mengenai segenap umat manusia, hingga kodrat yang olehMu diciptakan baik dan bagus, kini mempunyai arti cacad-cacad dan kelemahan kodrat yang telah bernoda, karena kecenderungannya bila dibiarkan selalu menuju ke arah kejahatan dan keduniawian. Sebab kekuatan yang kecil yang masih tinggal padanya, tersembunyilah sebagai bunga api di bawah abu. Itulah budi kodrati, diliputi kegelapan yang besar; yang masih dapat membedabedakan antara baik dan jahat, antara benar dan palsu, meskipun ia tidak mampu untuk melakukan yang dipandang baik, dan tidak lagi memiliki cahaya penuh kebenaran dan tak lagi mempunyai kecenderungan yang sehat seperti sedia kala. 3. Itulah sebabnya, ya Allahku, maka aku sebagai manusia maknawi berkenan atas hukumMu (Rom. 7.22). karena aku tahu, bahwa perintahMu adalah baik, adil dan suci, dan bahwa aku harus melarikan diri dari segala kejahatan dan dosa; namun aku di dalam dagingku menghamba hukum dosa, karena aku lebih mendengarkan dan menuruti nafsu dagingku daripada pikiranku. Itulah sebabnya maka padaku terdapat kemauan berbuat baik tetapi tak terdapat perbuatan baik (Rom. 7.18). Itulah sebabnya, maka walaupun aku seringkali berniat berbuat banyak kebaikan, tetapi karena tiada rahrnat padaku yang harus membantu kelemahanku, maka aku mundur terhadap perlawanan, meskipun sangat kecil kekuatannya dan jatuhlah aku. Itulah sebabnya, maka meskipun aku sungguh mengetahui jalan kesempurnaan dan dengan cukup jelas memahami, bagaimana aku harus bertindak, namun karena tertekan oleh berat kejahatanku, aku tidak bangun kembali untuk berbuat yang lebih sempurna.

4.

Ya Tuhan, betapa pentingnya rahmatMu bagiku, untuk mulai melakukan kebaikan, untuk melangsungkan dan mengakhirinya. Tanpa itu aku sungguh tak mampu berbuat apa-apa; sebaliknya segala sesuatu dapat kujalankan jika rahmatMu menguatkan aku. O rahmat, sungguh surgawi! Tanpa rahmat itu tidak mungkin ada jasa-jasa dari kekuatan sendiri dan tidak berartilah sama sekali segala pemberian kodrat! Tanpa rahmat semua kesenian, harta benda, keindahan, ataupun kekuatan, kecerdasan atau keahlian berbicara, tidaklah berharga bagiMu. Sebab pemberian kodrat itu juga dapat dimiliki orang-orang yang baik, maupun orang-orang yang jahat; tetapi anugerah khusus orang-orang terpilih oleh Tuhan ialah rahmat atau cintakasih; dan barangsiapa ditandai dengan anugerah tersebut; maka dia dipandang pantas, untuk menikmati hidup kekal. Rahmat ini adalah demikian luhurnya, hingga tanpa rahmat itu anugerah meramal, kekuatan mukjijat-mukjijat, renungan yang tertinggi tak berharga sedikitpun juga. Bahkan kepercayaan, pengharapan ataupun kebajikan apapun juga, bagiMu tidaklah berkenan tanpa cintakasih dan rahmat. 5. O, rahmat yang paling mulia, yang membuat orang yang miskin rohnya menjadi manusia yang kaya kebajikan, dan yang membuat orang yang memiliki banyak harta menjadi orang yang rendah hati! Marilah turun kepadaku, penuhilah aku di pagi ini dengan penghiburanmu, agar supaya jiwaku tidaklah tewas karena lelah dan kurang semangat kerohanian. Ya Tuhan, aku mohon padaMu, tunjukkanlah rahmatMu kepadaku; sebab rahmatMu cukuplah bagiku (2 Kor. 12.9); meskipun aku tidak menerima sesuatu yang diinginkan kodrat. Meskipun aku mengalami godaan dan dikerumuni banyak gangguan, namun aku tidak takut akan kejahatan-kejahatan, asal rahmatMu menyertai aku saja. Ia merupakan kekuatanku; ia memberi nasihat dan pertolongan. Ia lebih kuasa daripada semua musuh dan lebih bijaksana daripada orang-orang bijaksana seluruh dunia. 6. RahmatMu adalah guru kebenaran dan tata tertib, cahaya kalbu dan penghibur dalam penindasan; ia menghalau kesusahan, mengusir ketakutan, membimbing takwa dan menimbulkan mencucurnya air mata yang sedap dan menyebabkan penyesalan hati. Bukankah aku tanpa rahmat tidak lain daripada sepotong kayu yang kering dan sebatang akar yang harus dilemparkan jauh-jauh? Dari sebab itu, ya Tuhan, semoga rahmatMu selalu menuntun dan menyertai aku, dan senantiasa memperingatkan aku untuk berbuat baik, oleh Yesus Kristus PuteraMu, Amin. PASAL LVI KITA HARUS MENYANGKAL DIRI SENDIRI DAN MENGIKUTI JEJAK KRISTUS DENGAN MEMANGGUL SALIB 1.

G.: AnakKu, selaras dengan kemampuanmu untuk meninggalkan dirimu sendiri, maka engkau akan dapat beralih bersatu dengan Daku. Seperti halnya tidak menginginkan sesuatu dari luar itu memberi damai dalam batin, maka demikian pula halnya dengan menyangkal diri sendiri dalam batin akan membawa kamu ke persatuan dengan Allah. Aku menghendaki supaya engkau belajar menyangkal dirimu sendiri dengan sempurna, sehingga berkenan di hatiKu, tanpa mengeluh atau pun membantah. Ikutilah Aku; Aku inilah jalan Kebenaran dan Hidup (Yoh. 14.6).

2.

3.

4.

5.

Tanpa jalan orang tidak dapat pergi; tanpa kebenaran tidak dapat ada pengetahuan; tanpa hayat tidak ada hidup. Aku ini jalan yang harus kau lalui; kebenaran yang harus kaupercaya dan hidup yang harus kauharap-harapkan. Aku inilah satu-satunya jalan yang aman, kebenaran yang tak dapat salah, hidup yang tak berakhir. Aku inilah jalan yang paling lurus, kebenaran yang tertinggi, hidup yang benar, hidup yang bahagia dan tak tercipta. Jika engkau tetap melalui jalanKu, engkau akan mengenal kebenaran; dan kebenaran akan membalaskan kamu, dan kamu akan mencapai hidup kekal. Jika engkau mau masuk ke dalam hidup, jalankanlah perintah-perintah itu (Mat. 19.17). Jika engkau mau mengenal kebenaran, percayalah kepadaku. Jika ertgkau ingin menjadi sempurna, juallah segala-galanya (Mat. 19.21). Jikalau engkau ingin menjadi muridKu, sangkallah dirimu sendiri. Jika engkau ingin memperoleh hidup kekal, hinakanlah hal-hal yang fana ini. Jika engkau mau diangkat masuk ke dalam surga, rendahkanlah dirimu di dunia ini. Jika engkau ingin memerintah bersama-sama Aku, pikullah salibmu bersama-sama Aku. Sebab hanya hamba-hamba saliblah mendapatkan jalan menuju ke kebahagiaan dan cahaya yang benar. M.: Karena hidupMu itu keras dan terhina oleh dunia, berilah kiranya agar aku dapat mengikuti jejakMu dengan menghinakan dunia. Karena seorang hamba tidaklah lebih daripada tuannya dan murid tiadalah lebih daripada gurunya (Mat. 10.24). Perkenankanlah hambaMu melatih diri dalam hidupMu, sebab di situlah terdapat bahagiaku dan kesucian yang sejati. Apa yang kubaca dan kudengar di luar itu, tak dapatlah menyegarkan dan berkenan kepadaku dengan sempurna. G.: AnakKu, karena engkau telah mengetahui itu semua dan telah membacanya, maka engkau akan bahagia, jika engkau bertindak sesuai dengan itu. Barangsiapa memiliki perintah perintahKu dan menjalankannya, orang itulah yang cintakasih kepadaKu; dan Akupun akan kasih kepadanya; dan Aku akan menunjukkan Diriku kepadanya (Yoh. 14.1), dan Aku akan menyuruh ia duduk bersama-sama Aku dalam kerajaan Bapaku. Tuhan Yesus, semoga terjadilah seperti apa yang telah Engkau katakan dan janjikan, dan semoga aku diperkenankan menerima hal itu dengan patut. Dari tanganMu aku telah menerima salib itu; ia telah kuterima dan akan kupikul dan hingga saat kematianku pun akan kupikul, seperti telah Engkau serahkan kepadaku. Hidup seorang biarawan yang baik sungguh merupakan salib, tetapi salib yang membawanya ke surga. Pekerjaan telah dimulai; tidak boleh mundur; memutuskannya tidaklah patut. Marilah, saudara-saudaraku, kita maju bersama-sama; Yesus akan beserta kita Demi Yesus, kita telah menerima salib ini; demi Yesus, kita akan tetap setia pada salib ini. Yang menjadi pemimpin dan pemuka kita, juga akan menjadi penolong kita. Lihatlah, Raja kita mendahului kita, dan Ia akan berjuang untuk kita. Marilah kita mengikutiNya dengan penuh keberanian. Janganlah ada seorangpun yang takut ataupun kuatir. Hendaklah kita berusaha, supaya kita siap sedia melepaskan jiwa kita dengan gagah berani dalam pertempuran ini, dan hendaklah kita jangan mencemarkan nama kita yang harum itu dengan melarikan diri dari salib.

PASAL LVII JANGANLAH ORANG TERLALU MERASA SUSAH KARENA TERGELINCIR KE DALAM BEBERAPA KESALAHAN 1.

G.: AnakKu, Aku lebih suka pada kesabaran dan kerendahan hati dalam rintanganrintangan daripada banyak penghiburan dan takwa dalam keadan untung bahagia. Mengapakah engkau sudah merasa tersinggung oleh hal-hal yang kecil yang dikatakan kepadamu? Sekalipun halnya lebih berat, namun seharusnya engkau tidak perlu merasa susah. Tetapi hal yang sudah terjadi, biarlah, jangan dipikirkan lagi. Itu bukanlah yang pertama-tama, bukan pula hal yang baru, dan juga bukan hal yang tidak akan terjadi lagi jika engkau masih hidup lama. Engkau cukup berani, selama tidak ada suatu kemalangan yang merintangi kamu. Engkau juga memberi nasihat yang baik dan dapat pula memperkuat orang-orang lain dengan kata-katamu, tetapi bila engkau sendiri sekonyong-konyong dihinggapi percobaan, maka tiada nasihat dan kekuatan ada padamu. Perhatikanlah kelemahanku yang besar, yang seringkali telah engkau alami dalam hal-hal yang kecil itu, namun semuanya itu dan hal-hal lain yang semacam terjadi justru untuk kebahagiaanmu. 2. Sedapat-dapatmu, jauhkanlah hatimu dari hal-hal itu; dan jika engkau masih juga terkena olehnya, jagalah agar engkau jangan putus asa ataupun terlalu lama dikacaukan olehnya. Bila engkau tidak dapat menerimanya dengan gembira, hendaklah setidak-tidaknya engkau terima dengan sabar. Juga apabila engkau mendengar sesuatu yang kurang enak bagi telinga dan perasaan marah bangkit padamu, kendalikanlah dirimu, dan janganlah hendaknya ada kata-kata yang keluar dari mulutmu tanpa engkau pikir terlebih dahulu, supaya mereka yang kecil hati jangan tersinggung karenanya. Perasaan kurang enak, yang timbul tadi, segera akan hilang pula, dan kesakitan batin akan disembuhkan lagi dengan kembalinya rahmat padamu. Aku masih hidup, kata Tuhan, bersedia menolong kamu dan menghibur kamu lebih daripada yang sudah-sudah, asal kamu percaya kepadaKu dan mohon pertolonganKu dengan sangat. 3. Hendaklah lebih tenang dan berusahalah agar dapat menerima sesuatu dengan hati yang lebih sabar. Semuanya belum berarti tak dapat ditolong lagi jika engkau merasa seringkali diserang godaan-godaan, bahkan godaan yang besar. Engkau itu manusia, bukanlah Allah; engkau itu daging bukanlah malaekat. Bagaimana engkau dapat selalu tetap dalam keadaan kebajikan yang sama, apabila hal ini oleh para malaekat pun di surga dan oleh manusia yang pertama di dalam taman firdaus tidak dialami? Akulah yang memperkuat dan menghibur mereka yang berdukacita dan yang mengangkat mereka yang mengenal kelemahannya, kepada keAllahanKu. 4. Tuhan, terpujilah kata-kataMu yang bagi mulutku lebih manis adanya daripada air madu. Apakah yang akan kuperbuat dalam gangguan-gangguan dan kesusahan-kesusahan yang hebat itu, bila kata-kataMu yang kudus itu tidak memperkuat aku? Asal saja aku akhirnya dapat masuk ke dalam pelabuhan kebahagiaan, tidaklah menjadi soal, apa dan berapa saja yang telah kuderita. Berilah aku suatu akhir yang baik; berilah aku peralihan yang bahagia dari dunia ini. Ingatlah akan daku, o Allahku, dan tuntunlah aku melalui jalan yang lurus, masuk ke dalam kerajaanMu. Amin.

PASAL LVIII JANGANLAH KITA MENYELIDIKI HAL-HAL YANG TERLALU TINGGI DAN PERTIMBANGANPERTIMBANGAN ALLAH YANG TERSEMBUNYI 1.

G.: AnakKu, sekali-kali janganlah bertengkar mengenai hal-hal yang mulia dan tinggi, serta putusan-putusan Tuhan yang tersembunyi: mengapa yang satu dibiarkan terhadap diri sendiri, sedang yang lain dianugerahi rahmat melimpah-limpah; mengapa yang satu dilempar ke dalam jurang kehinaan, sedang yang lain dijunjung ke tingkatan yang sangat mulia. Hal itu ada di luar jangkauan budi manusia, dan tak ada kecerdasan budi atau pembahasan yang mampu menyelami putusan-putusan Tuhan. Maka apabila musuh membisikkan pikiran-pikiran semacam itu, atau bila orangorang yang melit (terlampau ingin tahu) menanyakan hal itu kepadamu, jawablah bersama nabi: Engkau adalah adil, ya Tuhan, dan pengadilanMu adalah adil (Masm. 119:137). Atau: Pertimbangan-pertimbangan Tuhan adalah benar dan seadil-adilnya (Masm. 19.10). Orang harus menaruh hormat terhadap putusan-putusanKu, dan tidak harus mengadakan penyelidikan atau pembahasan mengenai putusan-putusan itu. Sebab hal itu tidak dapat dijangkau oleh budi orang. 2. Demikian pula juga jangan mengadakan penyelidikan atau pembahasan mengenai jasa-jasa para suci; siapa yang lebih kudus, atau siapa yang lebih besar dalam kerajaan surga. Hal-hal semacam itu sering menimbulkan percekcokan dan pertengkaran yang tak ada gunanya, bahkan hanya membangkitkan tinggi hati dan rasa bangga yang sia-sia, iri hati dan perpecahan sebab yang satu berusaha mempertahankan keunggulan orang kudus ini, sedang yang lain keras mempertahankan keunggulan orang kudus itu. Ingin mengetahui dan menyelidiki hal-hal semacam itu sungguh tak akan membawa hasil sedikit pun, dan juga tidak akan berkenan di hati para orang kudus yang bersangkutan; karena Aku bukanlah Allah perpecahan, melainkan Allah ketenteraman, dan ketenteraman ini diperoleh lebih-lebih karena kerendahan hati yang sejati, dan tidak karena sikap menjunjung diri sendiri. 3. Sementara orang merasa, bahwa cintanya kepada orang kudus ini lebih besar dibandingkan dengan kepada orang kudus lain; tetapi membeda-bedakan rasa cintakasih demikian itu adalah tindakan manusia, bukan usaha Tuhan. Akulah yang menciptakan semua orang kudus; Aku yang memberi rahmat kepada mereka; Aku yang memberi mereka kemuliaan. Akulah yang mengetahui jasa mereka masing-masing; Akulah yang memelihara mereka dengan berkat kemanisanKu (Masm. 21.4); Aku mengetahui kekasihKu sejak mula; Akulah yang telah memilih mereka dari kehinaan dunia, dan bukanlah mereka yang memilihKu. Akulah yang telah memanggil mereka dengan rahmatKu, dan telah menarik mereka karena kerahimanKu; Akulah yang menuntun mereka melalui banyak percobaan. Akulah yang telah mencurahkan penghiburan-penghiburan yang sangat manis kepada mereka; Akulah yang telah memberi kekuatan, supaya mereka tetap berdiri sampai akhir, dan Aku telah memberi mahkota atas kesabaran mereka. 4. Aku mengenal yang paling pertama dan paling akhir dari mereka, dan semuanya Kupeluk dengan cintakasih yang sangat besar. Akulah yang harus dipuji dalam semua orang kudus, dan dihormati di atas segalagalanya, serta dimuliakan dalam masing-masing orang kudus, karena Aku telah meluhurkan mereka dengan penuh kebesaran dan telah menyediakan tempat bagi mereka, meskipun mereka sebelumnya tidak berjasa sedikit pun.

5.

6.

7.

8.

Maka barangsiapa menghina salah seorang dari mereka, sekalipun yang paling hina, ia tidak menghormati yang paling besar, karena baik yang hina maupun yang besar, Akulah Penciptanya. Dan barangsiapa bersikap kurang patut terhadap seorang umat yang kudus, bersikap kurang patut pula terhadapKu dan terhadap lainnya yang ada di surga. Mereka semua adalah satu dalam ikatan cintakasih; mereka sekalian berperasaan dan berkehendak satu, saling mencintai dalam satu cintakasih. Tetapi inilah yang lebih luhur, yaitu bahwa mereka mencintai Aku, lebih daripada mereka mencintai diri sendiri dan jasa-jasa mereka. Sebab setelah menundukkan dan bebas dari cinta akan diri sendiri, maka mereka lalu mencurahkan cintakasih mereka kepadaKu, dan oleh karena itu mereka sekarang menikmati istirahat jiwa sepenuh-penuhnya. Tak mungkin mereka dapat ditarik atau dijauhkan dari situ, sebab mereka terpenuhi dengan kebenaran abadi menyala-nyala karena api cinta, yang tak akan padam. Semoga orang-orang yang menghamba kepada keinginan-keinginan panca indra dan daging, berhenti bertengkar mengenai keadaan para suci; sebab orang-orang semacam itu pokoknya tidak lain, kecuali mencari kepuasan diri sendiri. Mereka memperkecil atau memperbesar sekehendak sendiri dan tidak seperti yang berkenan kepada kebenaran yang kekal. Haluan serupa itu kebanyakan disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka yang bersangkutan, lebih-lebih mereka yang hanya sedikit menerima sinar cahaya terang, dan yang jarang mencintai seseorang dengan cintakasih yang murni. Umumnya mereka merasa tertarik kepada orang suci ini atau itu, melulu karena sifat kodrati dan rasa persahabatan manusia. Mereka itu menyangka, bahwa hubunganhubungan di surga berjalan juga, seperti hubungan-hubungan yang mereka jalankan di dunia ini. Tetapi sungguh sangat besar perbedaan antara pikiran orang-orang yang tidak sempurna dan mereka yang diterangi wahyu surgawi. Maka dari itu, anakKu, hati-hatilah dan janganlah hendaknya karena hanya ingin tahu saja engkau ikut campur dalam soal-soal yang tidak dapat dicapai oleh budi dan pikiran manusia; tetapi hendaklah engkau berusaha dan berikhtiar agar engkau dapat memperoleh tempat, meskipun yang paling rendah dalam kerajaan Allah. Dan sekalipun seandainya ada orang yang mengetahui, siapakah yang lebih kudus ataupun siapakah yang lebih besar di dalam kerajaan surga: apa pula gunanya pengetahuan itu, jika karena pengetahuan tersebut orang tadi tidak lebih merendahkan diri terhadapKu dan tidak menjadi lebih giat untuk meluhurkan namaKu. Sungguh lebih berkenan kepada Allah perbuatan orang yang merenungkan besarnya dosa-dosanya, remehnya keutamaannya dan masih jauhnya ia dari kesempurnaan para suci; orang ini lebih berkenan di hati Tuhan daripada orang yang berbantah mengenai para suci, siapakah yang lebih atau kurang kudus dibandingkan dengan yang lain. Lebih baik kita minta bantuan orang-orang kudus dengan berdoa yang tekun dan dengan cucuran air mata serta rendah hati, daripada mengadakan penyelidikanpenyelidikan yang tak ada gunanya mengenai rahasia-rahasia mereka. Para kudus itu sudah merasa bahagia dan sangat puas, mudah-mudahan saja orangorang dapat merasa puas dan menghentikan pembicaraan-pembicaraan yang tak ada isinya itu. Mereka tidak membanggakan diri atas jasa-jasa mereka karena mereka menganggap diri mereka tak mampu berbuat baik sedikit pun; hanya Tuhanlah yang mampu berbuat baik, karena Tuhan telah memberi mereka segala-galanya demi cintakasihNya yang tak ada batasnya. Demikian besarlah cintakasih mereka kepada Tuhan dan demikian besar pula gembira hati mereka, hingga kemuliaan dan kebahagiaan mereka tak ada kekurangannya sedikit pun juga.

Semakin tinggi orang-orang kudus itu diangkat ke dalam kemuliaan, semakin rendah hati mereka adanya, semakin erat hubungan mereka dengan Tuhan, dan semakin besar cintakasih Tuhan terhadap mereka. Oleh karena itu ada ditulis, bahwa mereka meletakkan mahkota mereka di muka takhta Allah dan mereka bersujud di muka Anak Domba Allah, serta menyembah Dia yang hidup selama segada abad (Apok. 5.14). 9. Banyak orang bertanya: siapakah yang paling besar di dalam kerajaan Allah, tetapi mereka tidak tahu, apakah mereka sendiri itu kelak pantas dimasukkan di dalam bilangan orang-orang suci yang paling rendah. Sungguh sangat besarlah artinya, jika orang dapat masuk sebagai penghuni surga, meskipun hanya masuk bilangan yang paling rendah, karena di surga semua mempunyai pangkat luhur, sehingga mereka akan disebut anak-anak Allah (Mat. 5.6). dan memang demikianlah halnya. Yang paling rendah akan mencapai ribuan (Yes. 60.22), sedangkan orang pendosa, meskipun ia berumur seratus tahun, nantinya akan hanyut. Sebab ketika para murid bertanya, siapakah yang terbesar di dalam kerajaan Allah, mereka mendapat jawaban: Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti kanakkanak, kamu tidak akan memasuki kerajaan surga (Mat. 18.3) Maka barangsiapa merendahkan diri seperti kanak-kanak ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan surga (Mat. 18.4). 10. Celakalah orang-orang yang menolak dengan suka rela merendahkan diri beserta kanak-kanak, sebab pintu surga yang rendah itu tidak akan meluluskan mereka masuk ke dalamnya. Celaka pula orang-orang kaya, yang mempunyai penghiburan waktu hidup di dunia ini; sebab pada saat orang-orang yang miskin memasuki kerajaan Allah, orang-orang kaya tadi akan tinggal berkeluh kesah di luar. Sebaliknya, bergembiralah orang-orang yang rendah hati, dan bersuka rialah orangorang yang miskin; sebab kerajaan Allah akan merupakan milik mereka, asal mereka berjalan tidak melanggar kebenaran. PASAL LIX BAHWA, KITA HARUS MENARUH SEGALA HARAPAN DAN KEPERCAYAAN KITA MELULU KEPADA ALLAH 1.

M.: Tuhan, apakah yang menjadi kepercayaanku selama hidup di dunia ini; atau apakah yang merupakan penghiburanku yang paling besar di antara segala sesuatu yang ada di bawah langit ini? Bukankah Engkau, ya Tuhan dan Allahku, yang sungguh maha rahim? Bilamanakah aku pernah baik keadaanku tanpa Dikau? atau bilamana aku pernah jelek keadaanku, jika Engkau bersama aku? Aku lebih suka melarat bersama Dikau, daripada kaya tanpa Dikau. Aku lebih suka mengembara bagaikan orang asing bersama Dikau di dunia ini, daripada memiliki surga, tetapi tanpa Dikau. Di mana Engkau berada, di situlah surga; dan di mana Engkau tidak berada, di situ merupakan maut dan neraka. Engkaulah seluruh harapanku, kepadaMulah aku harus mengeluh, berseru dan memohon. Akhirnya tak seorangpun, yang dapat kupercaya sepenuhnya, untuk menolong aku dalam kemalanganku sebaik-baiknya, kecuali Engkau, ya Allahku. Engkaulah pengharapanku, kepercayaanku dan sahabatku yang paling setia. 2. Semua mencari untuk kepentingan diri sendiri; tetapi Engkau hanya menghendaki keselamatan dan kesempurnaanku, dan segalanya Engkau arahkan bagi kebahagiaanku.

Juga bila Engkau membiarkan aku tertimpa percobaan-percobaan dan kesusahankesusahan, maka semuanya itupun Engkau tujukan untuk kebahagiaanku. Sebab dengan bermacam-macam jalan Engkau biasa mencoba orang-orang yang Engkau cintai. Dan waktu tertimpa percobaan-percobaan itu, maka aku tidak boleh kurang mencintai dan memuliakan Dikau, daripada jika aku merasa tertimbun olehMu dengan hiburan-hiburan surgawi. 3. Maka kepadaMu, ya Tuhan Allah, aku menaruh segala harapanku dan kepadaMu aku berlindung; kepadaMu kuserahkan segala kesusahan dan ketakutanku; sebab segala sesuatu yang di IuarMu, tampaklah lemah dan goyah. Sebab banyak sahabat tidak akan berguna bagiku dan pelindung-pelindung yang kuasa tidak akan mampu menolong aku; tiada penasehat yang bijaksana akan dapat memberi nasihat yang berguna, dan buku-buku yang tertulis oleh sarjana-sarjana tak ada yang akan mampu memberi penghiburan kepadaku; tiada barang suatupun yang berharga dapat,menolongku dan tak ada sesuatu tempat, sekalipun tersembunyi dan menarik hati, akan mampu memberi perlindungan kepadaku, jika Engkau sendiri tidak menolong, membantu, memperkokoh, menghibur, mengajar dan melindungi aku. Sebab segala sesuatu yang kelihatannya memberi tenteram dan bahagia, sesungguhnya bukan apa-apa jika Engkau tidak besertanya; dan sebenarnya semua itu tidak memberi kebahagiaan sedikit pun juga. Engkaulah tujuan yang terakhir segala baik, Engkaulah yang memenuhi kehidupan dan merupakan Sumber segala kebijaksanaan; dan menaruh harapan kepada Dikau melebihi segala sesuatu, itulah hiburan yang terkuat bagi hamba-hambaMu. 4. KepadaMu aku mengarahkan pandanganku; kepadaMu kutaruh kepercayaanku, ya Allah, Bapa segala rahim (2. Kor. 1.3). Berkatilah dan kuduskan1ah jiwaku dengan berkat surgawi, agar menjadi tempat tinggalMu yang suci dan merupakan takhta kemuIiaanMu yang kekal. Semoga dalam kenisah ke-AllalhanMu ini tiada terdapat sesuatu pun, yang tidak berkenan kepada WajahMu. Sudi apalah kiranya memandang kepadaku dengan kebaikan yang sangat besar dan dengan belas kasihanMu yang tak terhingga itu, dan dengarkanlah doa hambaMu yang hina ini, yang jauh dari padaMu, bagaikan orang buangan merantau di dalam negeri yang penuh kegelapan maut ini. Lindungilah dan peliharalah jiwa hambaMu yang berada di tengah bahaya-bahaya dalam kehidupan yang fana ini; dan hendaklah menuntun jiwaku ini dengan dikawal rahmatMu, melalui jalan ketenteraman masuk ke tanah air kemuliaan abadi. Amin.

BUKU KEEMPAT HAL SAKRAMEN YANG MAHA KUDUS: Anjuran Penuh Takwa Untuk Sambut Komuni Kudus Sabda Kristus Marilah datang hepadaKu, hai kamu sekalian yang lelah dan menanggung beban; dan Aku akan menyegarkan kamu, sabda Tuhan (Mat. 11.28). Roti yang akan Ku berikan itu adalah dagingKu untuk kehidupan dunia (Yoh. 6.51.). Ambillah dan makanlah; Inilah tubuhKu, yang akan diserahkan untukmu; lakukanlah ini untuk memperingati Daku (Mat. 26.26; 1 Kor. 11.24). Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalamKu dan Aku tinggal di dalamnya (Yoh. 6.57). Adapun perkataan yang telah Aku katakan kepadamu, adalah roh dan hidup (Yoh. 6.64).

PASAL I DENGAN BETAPA HORMAT KITA HARUS MENYAMBUT KRISTUS Murid berkata: 1.

Ini adalah sabdaMu, ya Kristus, Kebenaran yang kekal; meskipun ini tidak diucapkan pada waktu yang sama dan tidak ditulis pada tempat yang sarna pula. Karena ini sabdaMu dan memang kata-kata yang benar, maka haruslah aku menerimanya dengan rasa syukur dan penuh percaya. Memang itu sungguh perkataanMu dan Engkaulah yang telah mengucapkannya dan itu juga perkataanku, karena Engkau telah mengatakannya untuk keselamatanku. Dengan suka hati aku menerima itu dari padaMu, supaya dapatlah aku masukkan ke dalam hati sanubariku. Tertariklah aku oleh perkataanMu yang lemah lembut itu, yang begitu manis dan penuh cintakasih, tetapi aku menjadi takut bila ingat akan dosa-dosaku, dan hati nuraniku yang tidak murni mencegah aku mendekati Rahasia yang sedalam itu. Kata-kataMu yang merdu itu menarik hatiku, tetapi kesalahanku yang banyak merupakan rintangan bagiku. 2. Engkau menghendaki supaya aku datang padaMu dengan penuh kepercayaan bila aku ingin bersatu dengan Dikau; juga supaya aku makan santapan yang baka, bila aku ingin memperoleh hidup yang kekal dan kemuliaan yang kekal pula. Engkau bersabda: Marilah datang kepadaKu, hai kamu sekalian yang lelah dan menanggung beban, dan Aku akan menyegarkan kamu (Mat. 11.28). Betapa merdu dan manisnya perkataan ini bagi telinga orang berdosa, bahwa Engkau, Tuhan Allahku, memandang aku orang yang nista dan hina, untuk bersatu dengan TubuhMu yang amat kudus itu. Tetapi siapakah aku, ya Tuhan, maka aku berani mendekati Dikau? Lihatlah, seluruh langit tidak mampu memuat Dikau, dan Engkau berkata: Marilah kamu sekalian datang kepadaKu? 3. Apakah sebabnya, maka Engkau dengan ramah mau mendekati aku dan dengan manis mau mengundang aku? Bagaimana aku akan berani datang mendekati, aku yang merasa tak ada kebaikan sama sekali. Dari mana aku memperoleh keberanian? Bagaimana aku akan mempersilakan Dikau masuk ke dalam rumahku, karena aku begitu kerap kali menyebabkan kemarahanMu, Tuhan yang terkasih? Malaekat dan Malaekat Agung penuh hormat dan ta'zim kepadaMu; orang-orang kudus dan orang-orang beriman penuh ta'zim pula, dan sekarang Engkau berkata: Marilah kamu sekalian datang kepadaKu? Andaikata bukan Engkau, ya Tuhan, yang mengatakannya, siapakah yang akan percaya? Dan jika bukan Engkau yang perintah, siapakah yang akan berani mendekati Dikau? 4. Lihatlah Nabi Nuh, yang sangat saleh itu. Seratus tahun lamanya ia mendirikan bakhtera, agar supaya ia sendiri dan beberapa orang lainnya dapat tertolong; dan bagaimanakah aku hanya dalam satu jam dapat mempersiapkan diri untuk dapat menerima dengan hormat Pencipta bumi? Nabi Musa, hambaMu yang baik itu dan sahabatMu yang istimewa, telah membuat Peti Perjanjian yang dilapisnya dengan emas tulen, dan yang bahannya diambilnya dari kayu yang tak dapat binasa, guna menyimpan batu hukum di dalamnya; dan aku makhluk yang nista ini, bagaimanakah berani begitu saja menerima Pemberi Hukum dan Hidup? Raja Sulaiman, yang paling bijaksana di antara para raja Israel, selama tujuh tahun bekerja membangun kenisah yang indah itu untuk memuji namaMu, dan delapan

5.

6.

7.

8.

9.

hari lamanya ia merayakan upacara pemberkatannya; ribuan korban dipersembahkannya untuk memberi silih kepadaMu dan dengan diiringi bunyi-bunyi nafiri dan sorak gembira Peti Perjanjian dibawa dengan resmi ke tempat yang telah disediakan; dan aku orang hina dan paling miskin di antara orang-orang, bagaimanakah aku akan menerima Dikau di dalam kemah jiwaku, aku yang nyaris tak sanggup setengah jampun memperhatikan kedatanganMu dengan takwa? dan ah, alangkah baiknya, bila aku setengah jam saja dapat menerimaMu secara pantas! Ya Tuhan Allahku, betapa besar usaha orang-orang itu untuk berkenan kepadaMu! Dan betapa hinalah yang ku kerjakan! betapa sedikitnya waktu persiapanku untuk menyambut Komuni yang kudus itu! Jarang sekali aku merenung diri dengan segenap perhatian; dan lebih jarang lagi aku lepas daripada pikiran yang melayang. Padahal semestinya di hadapan hadirat IIahi yang mulia itu, tak ada pikiran yang tidak baik satupun boleh mengganggu diriku dan tak ada seorang makhlukpun boleh menarik perhatianku, karena yang menjadi tamuku bukanlah malaekat, melainkan Tuhan sekalian malaekat. Sungguh ada perbedaan yang sangat besar antara Peti Perjanjian beserta kesuciannya itu dengan TubuhMu yang terkudus dengan kesempurnaannya yang tak terkatakan itu; antara korban-korban dari hukum lama; sebagai lambang dari korban di kemudian hari dengan korban TubuhMu, korban yang sebenarnya, yang merupakan pelaksanaan segenap korban yang lama. Tetapi mengapakah kasihku tidak lebih besar menyala di hadapanMu yang patut disembah? Mengapakah aku tidak lebih banyak berusaha mempersiapkan diri untuk menerima yang kudus itu; padahal para bapa bangsa yang suci itu dan Nabi-Nabi, raja-raja dan pembesar-pembesar beserta seluruh rakyatnya jaman dahulu sudah begitu rajin dan takwa dalam upacara IIahi itu? Raja Daud, raja yang takwa itu, menari dengan segenap tenaga di muka Peti Tuhan, ketika ia mengenangkan segala anugerah yang dahulu telah diberikan kepada nenek moyangnya; disuruhnya membuat pelbagai alat bunyi-bunyian, dikarangnya masmur-masmur dan dititahkannya supaya dinyanyikan dengan penuh gembira. Dia sendiripun seringkali juga bernyanyi, apabila ia main kecapi, terpenuhi rahmat ilham Roh Kudus. Bangsa Israel diajarnya memuji Tuhan dengan segenap hati, dan setiap hari memuliakan dan memuji Tuhan bersama-sama. Bila jaman itu orang-orang sudah menunjukkan kesalehan yang sangat besar dan dengan setia hati mempersembahkan pujian kepada Allah di muka Peti Perjanjian, maka betapa besarnya kehormatan dan kesalehan, yang harus saya tunjukkan dan ditunjukkan oleh seluruh umat kristen kepada Sakramen Maha Kudus pada waktu menyambut Tubuh Kristus yang tak terhingga nilainya itu. Banyak orang pergi berziarah ke pelbagai tempat untuk mengunjungi relikwirelikwi orang kudus; dengan penuh heran mereka mendengarkan riwayat hidup mereka, dan meninjau gereja-gereja yang agung, serta mencium tulang-tulang yang tersimpan dalam kain sutera dan emas; tetapi lihatlah: di sini di atas altar bertakhtalah Engkau sendiri, Engkau, Tuhan Allahku, yang terkudus di atas segala yang kudus, Pencipta umat manusia dan Tuhan atas segala Malaekat. Kerapkali dalam peninjauan tempat-tempat jiarah tadi tersembunyi suatu keinginan melihat saja dan nafsu melihat barang-barang yang serba baru; oleh karena itu hanya sedikitlah buah kemajuan hidup kerohanian yang kami capai, lebihlebih jika jiarah tadi kami lakukan dengan hati yang kabur, lagi pula tanpa semangat bertobat. Tetapi di sini, tersembunyi dalam Sakramen Maha Kudus bertakhtalah Engkau, Kristus Yesus, Tuhanku, Allah dan Manusia, dan di sini kami menerima buah keselamatan kekal yang berlimpah-limpah, tiap kali kami menerima Dikau dengan pantas dan saleh.

Tetapi di sini bukanlah keinginan untuk melihat, ataupun rasa kenikmatan daging yang menarik kami, melainkan iman yang tetap, harapan yang menyala dan cinta yang sejati. 10. Ya Tuhan, yang tidak terlihat, Pencipta dunia, betapa ajaibnya Engkau memperlakukan kami! Betapa besar cintakasihMu dan rahimMu terhadap yang Engkau pilih, yang telah memberikan DiriMu sendiri sebagai santapan dalam Sakramen. Hal ini memang melintasi segenap pikiran; hal ini istimewa menarik hati orang saleh dan mengobarkan cintanya. Sebab umatMu yang sejati, yang sepanjang hidup mereka selalu memperhatikan perbaikan mereka, seringkali menerima rahmat saleh yang besar dan cintakasih akan kebajikan dari Sakramen Maha Kudus ini. 11. O, rahmat Sakramen yang ajaib dan tersembunyi, yang hanya dikenal oleh umat Kristen! dan yang tidak dapat dipahami oleh mereka yang tak beriman dan yang menjadi hamba dosa-dosa mereka. Di dalam Sakramen ini datanglah rahmat rohani; dan kekuatan jiwa yang telah hilang dikembalikan pula, dan keindahan yang telah rusak karena dosa, diperbaiki lagi. Begitu besarlah kadang-kadang rahmat ini, hingga dari kesalehan yang kami terima berlimpah-limpah itu, tidak hanya roh melainkan badan yang lemah ini merasa tambah diperkuatnya. Tetapi sangatlah disayangkan dan harus disesalkan, bahwa kami sangat lalai dan teledor, hingga kami tidak lebih banyak tertarik, untuk menyambut Kristus, yang merupakan segala pengharapan dan jasa keselamatan kami. Padahal Dialah yang menyucikan dan menebus kita; Dialah penghibur mereka yang sedang berkelana di dunia ini, dan Dialah yang merupakan kenikmatan kekal bagi orang kudus. 12. Karena itu haruslah sangat disesalkan, bahwa banyak orang yang begitu sedikit mencurahkan perhatiannya terhadap rahasia yang penuh keselamatan ini, yang menggembirakan surga dan menolong seluruh dunia. O, hati manusia yang buta dan keras! yang kurang memperhatikan anugerah yang tak terhingga ini, dan yang malahan merasa tak perduli, karena tiap hari menerimanya. 13. Jika seandainya Sakramen yang maha Kudus ini hanya dirayakan di satu tempat saja dan dikonsakrir hanya oleh satu imam saja, betapa besarlah keinginan orang-orang, untuk datang ke tempat dan kepada imam tadi untuk melihat dirayakannya rahasia IIahi ini. Tetapi jaman sekarang banyak orang yang sudah ditahbiskan menjadi imam, dan di mana-mana Kristus dikorbankan, agar supaya rahmat Allah dan cinta kasihNya terhadap umat manusia makin terang bersinar, sekedar Komuni Kudus makin tersebar di seluruh dunia. Yesus yang baik, gembala abadi, kami mengucap syukur, karena Engkau berkenan memperkuat kami, orang hina dan buangan, dengan TubuhMu dan DarahMu yang berharga itu, dan malahan telah sudi mengundang kami dengan sabdaMu sendiri, untuk menyambut rahasia yang kudus itu dengan berkata: Marilah datang kepadaKu kamu sekalian yang lelah dan menanggung beban; dan Aku akan menyegarkan kamu (Mat. 11.28) PASAL II DALAM SAKRAMEN MAHA KUDUS TUHAN MENUNJUKKAN KEBAIKAN DAN CINTAKASIH SANGAT BESAR KEPADA UMAT MANUSIA 1.

Dengan penuh pengharapan atas kebaikan dan cintakasihMu yang besar, ya Tuhan, aku menghadap kepadaMu seperti orang sakit kepada yang akan menyembuhkannya, seperti orang yang lapar dan haus datang pada sumber hidup, bagaikan seorang pengemis kepada raja kerajaan surga, sebagai seorang hamba kepada tuannya, sebagai

2.

3.

4.

5.

makhluk kepada Penciptanya, seperti orang yang tanpa penghiburan kepada Penghiburnya yang penuh cintakasih. Tetapi apakah jasaku, hingga Engkau mau datang kepadaku? Siapakah aku ini, maka Engkau berkenan memberikan diriMu kepadaku? Bagaimanakah seorang berdosa berani menghadap hadiratMu; dan mengapakah Engkau sudi datang kepada seorang yang berdosa? Engkau mengenal hambaMu dan mengetahui, bahwa ia tak ada sedikitpun kebaikan, hingga pantas menerima anugerahMu ini. Oleh karena itu aku mengaku, bahwa aku tiada pantas sama sekali; pula aku mengakui kebaikanMu; memuji rahimMu dan mengucap syukur atas cintakasihMu yang sangat besar itu. Karena Engkau telah berbuat itu bukanlah karena jasaku, melainkan karena kehendakMu belaka; agar kebaikanMu lebih terang bagiku, juga supaya lebih besar cintakasih yang dicurahkan ke dalamku, dan lagi agar lebih sempurna aku belajar menjadi rendah hati. Karena ini berkenan kepadaMu dan karena Engkau telah memerintahkan supaya terjadi demikian, maka akupun suka kepadaMu yang manis itu; dan semoga kejahatanku janganlah merupakan rintangan bagiku! Ya Yesus, yang maha manis dan maha baik, alangkah besarnya kehormatan, terimakasih dan pujian kekal yang harus ku persembahkan kepadaMu, karena aku diperbolehkan menyambut TubuhMu yang kudus, yang tiada seorangpun mampu mengutarakan kemuliaanNya. Tetapi apakah yang harus ku pikirkan waktu menyambut komuni, bila aku menghadap Tuhanku yang tidak dapat ku hormati secukupnya, tetapi yang aku ingin menerima dengan saleh? Apakah yang dapat ku perbuat lebih baik dan berguna, kecuali merendahkan diriku di hadapanMu dan menjunjung tinggi kebaikanMu? Aku memuji Engkau, ya Allah, dan aku memuliakan Dikau selama-lamanya. Aku menghina diriku sendiri dan tunduk kepadaMu dalam kenistaanku. Lihatlah, Engkau ialah yang terkudus di antara yang kudus; dan aku ini yang terhina di antara orang-orang berdosa. Lihatlah, Engkau padaku, yang tidak memandang kepadaMu. Lihatlah, Engkau datang kepadaku; Engkau mau tetap tinggal bersama aku; Engkau mengundang aku pada perjamuanMu. Engkau ingin memberikan makanan surga dan roti para malaekat sebagai santapan untukku; bahkan tidak lain daripada diriMu sendiri: roti yang hidup yang telah turun dari surga dan memberi hidup kepada dunia (Yoh. 6.33; 51). Lihatlah, dari mana datangnya cintakasih, dan merendahkan diri dan datang pantas menengadah ke atas, betapa manisnya ia bersinar? Betapa besarnya terimakasih dan pujian yang harus kami persembahkan kepadaMu. O, betapa berguna dan penuh berkat keputusanMu, waktu Engkau mengadakan Sakramen ini! Alangkah manis dan penuh gembira perjamuan di mana Engkau sendiri memberikan diriMu sebagai santapan! Alangkah ajaibnya pekerjaanMu itu, ya Tuhan; alangkah besarnya kuasaMu! Betapa mulianya kebenaranMu. Engkau telah bersabda dan segalanya terjadi; dan di sini terjadilah juga apa yang telah Engkau perintahkan. Sungguh ajaiblah, namun pantas untuk dipercaya, walaupun hal itu tidak dapat dicapai budi pikiran manusia, bahwa Engkau, Tuhan Allahku, sungguh Allah dan sungguh Manusia, sama sekali tersembunyi dalam rupa roti dan anggur yang hina itu dan tidak binasa meskipun menjadi santapan mereka yang menyambut TubuhMu. Engkau, ya Tuhan, yang tidak membutuhkan seorangpun, dengan adanya Sakramen ini hendak tinggal di antara kami; jagalah agar hati dan badanku tetap murni, hingga aku dengan hati yang gembira dan murni kerap kali boleh merayakan dan dapat menerimanya bagi keselamatan yang kekal rahasiaMu ini, yang telah Engkau atur dan

telah Engkau tetapkan lebih-lebih untuk penghormatanMu dan sebagai peringatan kekal. 6. Bergembiralah jiwaku, dan ucapkanlah syukur kepada Allah atas anugerah yang begitu mulia dan atas penghiburan yang sangat besar itu, yang telah ditinggalkan olehNya dalam jurang yang penuh air mata ini. Sebab tiapkali , engkau merayakan rahasia menyambut Tubuh Kristus, maka setiap kali engkau membaharui pekerjaan penebusanmu dan turut pula mengambil bagian pada jasa-jasa Kristus. Sebab cintakasih Kristus tidak pernah berkurang; dan kekayaan pemulihan perdamaian tidak akan pernah habis. Oleh karena itu hendaklah selalu mempersiapkan diri dengan memperbaharui semangat yang segar dan merenungkan rahasia yang dalam ini dengan perhatian yang sangat besar. Bila engkau mempersembahkan atau menghadiri misa kudus, hendaklah peristiwa ini bagimu merupakan peristiwa yang begitu mulia, baru dan menggembirakan, seolah-olah Kristus pada hari ini juga untuk pertama kali datang di dalam tubuh perawan yang suci, dan menjelma menjadi manusia; atau baru hari ini bergantung pada kayu salib, untuk menderita sengsara dan wafat bagi keselamatan umat manusia. PASAL III SERINGKALI MENYAMBUT KOMUNI KUDUS ITU SANGAT BERGUNA Murid Berkata: 1.

Lihatlah, aku datang kepadaMu, ya Tuhan, agar supaya baiklah keadaanku karena karuniaMu, dan agar aku bergembira dalam jamuanMu yang kudus itu, yang Engkau, ya Allah, karena cintakasihMu, telah sediakan untuk orang yang hina ini (Masm. 68.11). Lihatlah, padaMu terdapatlah segala sesuatu yang aku dapat inginkan dan harus kukehendaki; Engkaulah kebahagiaan dan Penebusku, harapan dan kekuatan, hiasan dan kebanggaanku. Maka gembirakanlah hari ini jiwa hambaMu, sebab kepadaMu, ya Tuhan Yesus, aku memegahkan jiwaku (Masm. 86.4). Aku ingin menerima Dikau dengan saleh dan hormat; aku mau mempersilakan Dikau masuk ke dalam rumahku, agar aku bersama dengan Zakheus pantas diberkati olehMu dan dimasukkan dalam bilangan anak-anak Abraham. Jiwaku rindu kepada TubuhMu; hatiku sangat ingin bersatu dengan Dikau. 2. Sudilah memberikan diriMu kepadaku dan aku tidak akan membutuhkan segala sesuatu lagi. Sebab di luarMu tak ada penghiburan satupun yang berharga. Di luarMu aku tidak mungkin ada, jika Engkau tidak berkenan mengunjungi aku, maka aku tidak dapat hidup. Oleh karena itu aku harus seringkali datang kepadaMu dan menerima Dikau sebagai jalan untuk mencapai kebahagiaanku, supaya aku jangan jatuh di tengah jalan, bila aku tidak menerima santapan surgawi ini. Sebab demikianlah Engkau sendiri telah bersabda, ya Yesus Yang Maha rahim, waktu Engkau memberi pelajaran di muka rakyat dan menyembuhkan pelbagai penyakit: Aku tidak mau menyuruh mereka pergi dengan rasa lapar, agar mereka di tengah jalan janganlah tewas (Mat. 15.32) Maka hendaklah Engkau sekarang juga bertindak demikian terhadapku; karena Engkau telah menyerahkan DiriMu sendiri di dalam Sakramen ini, untuk memberi hiburan kepada umatMu. Sebab Engkaulah yang merupakan kesegaran yang manis bagi jiwa; dan barangsiapa menyambut Dikau dengan pantas, akan ikut menerima bagian dan menjadi waris kemuliaanMu yang kekal.

Karena aku, yang begitu banyak jatuh dan berdosa, begitu lekas malas dan putus asa, perlu sekali membaharui, memurnikan dan menyemangatkan diriku sendiri dengan jalan banyak berdoa dan mengaku dosa dan dengan menyambut TubuhMu yang kudus, agar supaya aku janganlah menyimpang dari niatku yang baik, karena aku selalu menunda menyambut Komuni. 3. Karena keinginan manusia sejak kecil cenderung kepada kejahatan; dan jika obat IIahi ini tidak membantu kami, maka kami segera akan jatuh lebih dalam. Maka dengan ini Komuni kudus menahan kami dari perbuatan jahat dan memperkuat kami dalam kebaikan. Jika sekarang aku masih juga acapkali lalai dan malas, sekalipun aku menyambut Komuni atau mempersembahkan misa; bagaimanakah keadaanku, bila aku sama sekali tidak mempergunakan obat ini dan tidak mencari bantuan yang sangat kuat itu? Dan walaupun aku tidak tiap hari mempersiapkan diri dan tidak berada dalam suasana yang semestinya dalam mempersembahkan misa kudus, namun aku akan berusaha sekuat tenaga, agar merayakan rahasia IIahi pada waktu yang patut, dan dapat mengambil bagian pada rahmat yang demikian besarnya. Sebab inilah yang merupakan penghiburan yang istimewa bagi jiwa yang beriman, selama ia dalam tubuh yang fana ini berkeliaran jauh dari padaMu, yaitu dengan memikirkan akan Tuhan Allah, menerima yang dicintainya dengan hati bersih. 4. O, Tuhan Allahku memang sangat mengagumkan, bahwa Engkau begitulah rahimnya hingga mau turun kepada kami, Engkau, ya Tuhan, Pencipta dan yang memberi hidup kepada segala roh, yang sudi datang kepada jiwa yang hina untuk memenuhi laparnya dengan memberi DiriMu sendiri dengan ke-Allahan dan ke-ManusiaanMu. O, alangkah bahagianya jiwa dan bahagianya hati, yang diperkenankan menyambut dengan pantas Tuhan dan Allahnya, dan dalam menyambut itu dipenuhi kegembiraan rohani! O, alangkah agungnYa Tuhan yang diterimanya! Alangkah manisnya Tamu yang dijemputnya ke dalam rumahnya! Alangkah menarik hati kawan dan sahabat setia yang disambutnya! Alangkah manis dan mulia pengantin yang dipeluknya, yang dikasihinya melebihi segala yang manis dan patut diinginkan! O Kekasihku, biarlah langit dan bumi beserta kemuliaannya menjadi diam di hadapanMu; sebab segala pujian dan keindahan yang dimilikinya adalah pemberian kebaikanMu; dan tak mungkinlah mereka akan dapat menyamai kemuliaan NamaMu, yang tidak terhingga bijaksananya. PASAL IV KEPADA MEREKA YANG MENYAMBUT KOMUNI DENGAN SALEH DIBERIKAN BANYAK ANUGERAH Murid Berkata 1.

Tuhan Allahku, berilah hambaMu berkat kemanisanMu, agar supaya aku dapat menyambut SakramenMu yang mulia itu secara pantas dan saleh. Nyalakanlah hatiku oleh cinta kasih kepadaMu dan lepaskanlah aku dari kemalasan yang besar. Datanglah kepadaku dengan kebahagiaanMu, (Ps. 105.4) agar rohku boleh mengenyam kemanisanMu, yang terdapat berlimpah-limpah di dalam Sakramen ini, sebagai sumbernya. Terangilah pula mataku, agar dapat melihat rahasia yang sedemikian besarnya, dan berilah kuat, agar aku dapat menerima rahasia ini dengan kepercayaan yang tak goncang. Sebab ini adalah pekerjaanMu, bukan pekerjaan manusia biasa; ini adalah perbuatanMu, bukan pendapatan manusia.

Tak ada seorangpun yang dapat menangkap dan memahami rahasia ini dengan kekuatan sendiri, bahkan para malaekatpun dengan pikirannya yang halus tak dapat memahaminya Maka apakah yang dapat kutangkap dan kupahami dari rahasia yang mulia dan kudus itu, aku, seorang berdosa yang tidak pantas, aku, debu dan abu? 2. Tuhan, dalam kesederhanaan hatiku, dengan kepercayaan yang sungguh-sungguh dan kuat dan atas perintahMu, maka aku datang kepadaMu dengan kepercayaan dan hormat; dan dengan segenap hati aku percaya, bahwa Engkau, Allah dan Manusia, benar-benar berada di dalam Sakramen ini. Demikianlah Engkau menghendaki, supaya aku menerima Dikau, dan supaya aku sendiri bersama dengan Dikau dalam cintakasih. Oleh sebab itu aku mohon rahimMu dan mohon pula, agar Engkau sudi memberi rahmat yang istimewa, agar aku sama sekali dilebur dalam Dikau dan berlimpah dalam cintakasih dan supaya aku tidak lagi memperhatikan penghiburan lainnya. Sebab Sakamen yang maha agung dan maha mulia ini adalah keselamatan jiwa dan badan, dan dapat menyembuhkan segala macam penyakit kerohanian; olehnya disembuhkan segala kejahatan, dikendalikan hawa nafsuku dan dikalahkan ataupun dikurangkan godaanku. Oleh Sakramen ini mengalirlah rahmat yang lebih banyak, ditambahlah kebajikan yang telah dimulai, diperkuatlah kepercayaan dan dinyalakanlah serta lebih bergeloralah cintakasihku. 3. Sebab banyak anugerah yang baik telah Engkau bagi-bagikan dan hingga kinipun masih selalu Engkau bagi-bagikan dalam Sakramen ini kepada yang Engkau kasihi, yang menerima Dikau dengan saleh, ya Allah, yang menolong jiwaku, yang telah memperbaiki dan yang memberi segala kelemahan manusia penghiburan batin. Sebab banyak penghiburan telah Engkau berikan kepada mereka, untuk melawan pelbagai bencana; dan rasa putus asa mereka Engkau junjung kepada pengharapan atas perlindunganMu. Engkau telah menyegarkan mereka dengan rahmat baru dan Engkau telah pula memberi terang dalam batin, hingga mereka yang semula sebelum menyambut Komuni merasa takut dan tiada merasa cintakasih, kini sesudah menerima santapan dan minuman surgawi mereka telah berubah menjadi manusia yang lebih baik. Dan itulah sebabnya, maka Engkau bersikap dermawan terhadap umatMu yang terpilih, agar supaya mereka benar-benar mengetahui dan sungguh mengalami, betapa kelemahan mereka dan betapa banyaknya kebaikan dan rahmat yang mereka terima dari padaMu. Karena mereka yang pada dasarnya dingin, keras dan kering, dengan kekuatanMu mereka menjadi rajin dan bersemangat, serta penuh kasih mesra. Sebab siapakah yang apabila ia dengan rendah hati datang kepada sumber kemanisan tidak akan menerima sedikit kemanisan dari padanya? Atau siapakah yang berdiri di dekat api yang bernyala dan tidak sedikit menjadi hangat juga? Dan Engkau adalah sumber yang selalu penuh berlimpahan, api yang selalu menyala dan tak kunjung padam. 4. Karenanya, sekalipun aku tak diperkenankan menimba dari sumber yang penuh itu dan tak diperkenankan pula minum hingga puas, namun aku akan menaruh mulutku pada tepi sumber surgawi ini, agar setidak-tidaknya dapat menerima satu tetes saja untuk memuaskan hausku dan tidak menjadi kering sama sekali. Dan sekalipun cintakasihku, tidak dapat mempunyai sinar surgawi atau pun tidak menyala sebagai cintakasih para kherubin dan para serafin, namun aku akan berusaha menjadi bertakwa dan mempersiapkan hatiku, agar supaya aku dengan menyambut Sakramen ini, yang memberi hidup dengan rendah hati, setidak-tidaknya dapat memperoleh bunga api yang kecil dari api kasih IIahi. Tetapi apa yang masih kurang padaku, ya Yesus, sudi apalah kiranya Engkau berkenan memenuhinya; Engkau yang sudah berkenan memanggil semua orang kepadaMu dengan bersabda: Marilah datang kepadaKu kamu sekalian, yang lelah dan memikul beban; dan Aku akan menyegarkan kamu (Mat. 11.28).

5.

Sungguh, aku bekerja dengan memeras keringat, aku ditimpa oleh kesusahan batin; aku terbenam oleh dosa-dosa, aku menjadi gaduh karena godaan-godaan, terjerat dan tertekan oleh nafsu-nafsuku yang jahat, dan tak ada seorangpun yang menolong aku, tak ada yang menebus dan menyehatkan pula, selain Engkau, Tuhan Allah, Pelepasku, yang aku percayakan diriku sendiri dan segala milikku, agar supaya Engkau sudi menjaga dan membawa aku ke arah hidup yang kekal. Perkenankanlah aku memuji dan memuliakan NamaMu; Engkau yang telah menyediakan Tubuh dan DarahMu sebagai santapan dan minuman bagiku. Berilah, ya Tuhan, Allah keselamatanku, supaya dengan menyambut rahasia kasihMu seringkali, bertambahlah juga takwaku. PASAL V TENTANG KEMULIAAN SAKRAMEN DAN TENTANGPANGKATIMAMAT

Yang Terkasih Bersabda: 1.

Meskipun Engkau mempunyai kemurnian bagaikan malaekat dan kesucian seperti Santo Yohanes Pemandi, namun engkau belumlah pantas menyambut dan melayani Sakramen ini. Sebab bukanlah karena jasa manusia, bahwa manusia mengkonsakrir dan melayani Sakramen Kristus ini dan menyambut roti para malaekat sebagai santapan. Betapalah mulia pangkat imamat dan betapalah luhurnya, sebab kepadanya diberi kekuasaan yang tidak diberikan kepada para malaekat. Sebab hanya para imamlah yang ditahbiskan secara sah dalam gereja mempunyai kekuasaan untuk mempersembahkan misa kudus dan mengkonsakrir Tubuh Kristus. Sebab imamlah hamba Tuhan; ia mempergunakan sabda Allah sesuai dengan perintah dan penetapan Allah. Tetapi sebenarnya yang bertindak di sini secara tidak kelihatan ialah Allah dan kepadaNya segala sesuatu takluk dan segala-galanya menurut kepada perintahNya. 2. Oleh karena itu dalam Sakramen yang maha mulia ini, hendaklah engkau lebih percaya kepada Allah yang maha kuasa daripada kepada panca inderamu, atau pun salah suatu tanda yang tampak. Maka hendaklah engkau sambut Sakramen ini dengan takut dan hormat. Hendaklah engkau periksa dirimu sendiri dan renungkanlah, betapa besar tanggung jawab tugas yang diserahkan Uskup kepadamu dengan menaruh tangan di atasmu. Lihatlah, engkau telah menjadi imam dan ditahbiskan untuk merayakan rahasia yang kudus; maka engkau hendaklah berusaha supaya engkau dengan setia dan takwa mempersembahkan korban kepada Allah pada waktu yang telah ditentukan, dan hendaklah bersikap demikian, hingga lepas daripada segala celaan. Engkau bukanlah meringankan bebanmu, melainkan engkau kini telah terikat oleh ikatan kewajiban-kewajiban yang lebih keras dan berkewajiban menjadi lebih sempurna dan lebih suci pula. Imam itu harus dihiasi dengan semua kebajikan dan memberi teladan hidup yang saleh kepada orang lain. (Pergaulannya bukanlah terdapat di antara orang ramai dan biasa ini, melainkan di antara para malaekat di surga atau dengan orang-orang yang sempurna di dunia). 3. Terhias dengan pakaian-pakaian suci, imam itu mewakili Kristus, untuk berdoa kepada Allah dengan giat dan rendah hati bagi diri sendiri, serta bagi seluruh umatNya. Di muka dan di sebelah belakang ia memakai tanda salib Tuhan, supaya ia selalu merenungkan sengsara Kristus. Di sebelah muka ia memakai salib di atas kasula, supaya tetap memperhatikan jejak Kristus, dan supaya berusaha dengan rajin mengikutiNya.

Di sebelah belakang ia mempunyai tanda salib Kristus pula, supaya segala rintangan yang ditujukan kepadanya oleh orang-orang lain, akan dapat diterima dengan sabar demi kehendak Allah. Di sebelah muka ia memakai tanda salib, supaya ia menangisi dosa-dosanya sendiri, di sebelah belakang, supaya ia juga menyesalkan segala kesalahan-kesalahan orang lain dengan bebas kasihan, dan memikirkan, bahwa ia adalah perantara Tuhan dan orang berdosa, dan tidak berhenti-henti berdoa dan berkorban hingga ia diperkenankan memperoleh rahmat dan rahim. Apabila imam mempersembahkan korban misa, maka ia menghormati Allah, menggembirakan para Malaekat, memuliakan Gereja, menolong yang masih hidup, memperoleh peristirahatan bagi yang telah meninggal dunia dan menyebabkan diri sendiri dapat bagian dari segala anugerah. PASAL VI PERTANYAAN BAGAIMANAKAH KITA AKAN MELATIH DIRI SEBELUM MENYAMBUT KOMUNI Murid Berkata: 1.

Apabila aku merenungkan kemuliaanMu, ya Tuhan, dan kehinaanku, maka menjadi takutlah aku dan sangatlah malu aku terhadap diriku sendiri. Sebab jika aku tidak menyambut Engkau, maka itu berarti melepaskan diri dari kehidupan; tetapi jika aku menyambut Dikau dengan cara yang tiada pantas, maka Engkau akan marah terhadap aku. Maka apa yang harus kujalankan, ya Allahku, Penolongku dan Penasehatku dalam segala kesukaranku? 2. Ajarlah jalan yang lurus; ajarlah aku cara yang singkat, yang layak sebagai persiapan, untuk menyambut Komuni Kudus. Sebab bergunalah bagiku mengetahui bagaimana aku dapat mempersiapkan hatiku dengan saleh dan hormat untuk menyambut SakramenMu dengan berbuah, atau juga untuk mempersembahkan korban ilahi yang begitu mulia. PASAL VII HAL MENYELIDIKI SUARA KALBU DAN NIAT AKAN MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI Yang Terkashi Bersabda: 1.

Yang penting sekali bagi imam Allah yaitu dengan rendah hati yang sebesarbesarnya dan dengan hormat yang penuh, dengan kepercayaan yang besar dan kehendak yang murni menghormati Allah, menghadap untuk merayakan, membagibagikan dan menyambut rahasia yang kudus ini. Hendaklah engkau periksa suara kalbumu dengan teliti; dan murnikan serta sucikan sebaik-baiknya dengan rasa menyesal yang sungguh dan dengan mengaku dosa dengan rendah hati; hingga tak ada rasa yang menekan atau menakuti kamu, untuk menghadapNya dengan rasa yang bebas. Hendaklah engkau benci segala dosa-dosamu pada umumnya dan hendaklah pada khususnya lebih engkau sesalkan kesalahankesalahanmu sehari-hari. Dan bila waktu mengijinkan, akuilah dalam batin segala kesukaran hawa nafsumu di hadapan Tuhan Allah. 2. Hendaklah engkau mengeluh dan bersedih, karena engkau masih begitu lekat pada kenikmatan daging dan kenikmatan dunia; begitu lemah mengendalikan hawa nafsumu dan begitu penuh keinginan yang jahat; begitu tak terjaga dalam panca indra lahir, begitu seringkali kacau, karena banyak pikiran-pikiran yang tak berguna;

begitu cenderung kepada hal-hal yang di luar, begitu tak perduli akan hal-hal kebatinan; begitu mudah tertarik untuk tertawa dan ria, begitu keras hati terhadap tangis dan tobat; begitu suka akan kelemahan dan kenikmatan badan, begitu malas akan kecermatan dan semangat yang nyala; begitu ingin akan mendengar beritaberita baru dan melihat barang-barang yang indah, begitu malas mengerjakan hal-hal yang rendah dan hina; begitu loba untuk memiliki banyak barang, begitu kikir dalam memberi, begitu keras untuk mempertahankan miliknya; begitu lancang dalam percakapan, begitu kurang kuat untuk diam; begitu sembrono dalam kelakuanmu dan tergesa-gesa dalam tindakanmu; begitu besar hasratmu terhadap makanan, begitu tuli sebaliknya terhadap sabda Allah; begitu cepat akan istirahat, begitu lambat untuk bekerja; begitu besar perhatianmu dalam bercakap-cakap yang tak berisi, begitu teledor dalam waktu sembahyang malam; begitu ingin akan selesai, begitu lalai dalam perhatian; begitu malas dalam sembahyang waktu, begitu teledor dalam mempersembahkan misa, begitu kering rasanya dalam menyambut komuni; begitu lekas kabur pikirannya, begitu jarang sungguh bertakwa; begitu lekas menjadi marah, begitu mudah menyakiti hati orang lain; begitu cepat mengadili orang lain, begitu keras dalam mencela pula; begitu ria dalam keuntungan, begitu sendu dalam kemalangan; begitu seringkali penuh niat yang baik, tetapi sedikit yang engkau jalankan. 3. Bila engkau telah mengaku kesalahan-kesalahan tersebut dan lain sebagainya dengan rasa sesal dan kesusahan yang besar akan kelemahanmu dan telah menangisinya, hendaklah engkau membangun niat yang kuat, untuk memperbaiki hidupmu dan selalu maju dalam kebaikan. Serahkanlah dengan segala suka hati dan dengan segala kehendak dirimu sendiri, dan NamaKu, sebagai korban bakar yang kekal di atas altar hatimu; ialah dengan menyerahkan sama sekali tubuh dan jiwamu kepadaKu; supaya dengan demikian engkau pantas mempersembahkan korban kepada Allah dan pantas menyambut Sakramen Tubuhku dengan memperoleh buah. 4. Sebab tak ada korban yang lebih pantas dan tak ada silih yang lebih besar untuk menghapus dosa-dosanya, daripada menyerahkan diri sama sekali dengan hati murni kepada Allah bersama dengan korban Tubuh Kristus dalam korban misa dan dalam komuni. Bila orang telah berusaha dengan kekuatan yang ada padanya dan telah sungguh menyesal, beberapa kali pun saja ia datang kepadaKu, untuk mohon ampun dan rahmat: Sungguh Aku katakan, demikian sabda Tuhan, Aku tidak menghendaki kematian orang berdosa, melainkan agar bertobatlah ia dan hidup (Yeh. 33.11); sebab dosa-dosanya tak akan Kupikirkan lebih lama lagi (lbr. 10.17), tetapi akan diberi ampun. PASAL VIII HAL KORBAN SALIB KRISTUS DAN PENYERAHAN DIRI KITA SENDIRI Yang Terkasih Bersabda: 1.

Sebagaimana Aku dengan ikhlas telah mengorbankan Diriku sendiri kepada Allah, Bapaku, dengan mengulurkan tangan dan badan yang terbuka untuk dosa-dosamu, hingga tak ada satupun padaKu yang tidak telah Kukorbankan untuk memberi silih kepada Allah, demikianlah juga kamu hendaklah menyerahkan dirimu sendiri kepadaKu bagaikan korban yang suci dan kudus serta ikhlas, tiap-tiap hari dalam misa kudus, dengan segala kekuatan dan hasrat yang ada padamu dan dengan takwa sebesarbesarnya. Tak ada lain yang Kukehendaki daripadamu, daripada supaya engkau berusaha menyerahkan dirimu sendiri sama sekali kepadaKu.

Segala apa saja yang engkau persembahkan, kecuali dirimu sendiri, tidaklah Kuhargai, sebab yang kucari bukanlah persembahanmu, melainkan dirimu sendiri. 2. Sebagaimana tidak cukup bagimu memiliki segalanya kecuali Diriku, begitulah juga apa yang engkau persembahkan tak dapatlah berkenan kepadaKu, bila engkau tidak mempersembahkan dirimu sendiri. Korbankanlah dirimu sendiri kepadaKu dan serahkan dirimu sama sekali kepada Allah; dan itu akan merupakan korban yang sangat berkenan. Lihatlah, Aku telah menyerahkan Diriku kepada Bapa sebagai korban; bahkan Tubuh dan Darahku telah Kuberikan kepadamu sebagai santapan, agar supaya Aku menjadi milikmu sama sekali dan engkau tetap menjadi milikku. Tetapi apabila engkau tetap lekat pada dirimu sendiri dan tidak mau secara ikhlas mengorbankan dirimu sendiri kepada kehendakKu, maka korbanMu tidaklah sempurna juga. Maka hendaklah segala pekerjaanmu didahului oleh penyerahan dirimu sendiri dengan ikhlas kepada Tuhan Allah, bila engkau ingin memperoleh kebebasan dan rahmat. Maka hanya sedikitlah orang yang merasa terang dan bebas dalam hati, karena mereka tiada mampu menyangkal diri sendiri dengan sempurna. Inilah tetap menjadi pendirianKu: Barang siapa tidak menyangkal segalanya, tidak dapatlah ia menjadi muridKu (Luk. 14.33). Maka jika engkau mau menjadi muridKu, korbankanlah dirimu beserta dengan segala keinginanmu kepadaKu. PASAL IX BAHWA KITA HARUS MENGORBANKAN DIRI KITA DAN SEGALA MILIK KITA KEPADA ALLAH DAN BERDOA UNTUK SEKALIAN ORANG Murid Berkata: 1.

Tuhan, segala sesuatu yang ada di langit dan di atas bumi, itulah milikMu. Aku ingin mempersembahkan diriku sendiri kepadaMu sebagai korban yang ikhlas dan ingin pulalah aku untuk selama-lamanya menjadi milikMu. Tuhan dengan hati yang bersahaja sekarang aku mengorbankan diriku sendiri sebagai hambaMu untuk selamanya, supaya Engkau hendaklah berkenan dan supaya aku menjadi korban untuk memuliakan Dikau untuk selamanya. Berkenanlah menerima aku bersama dengan korban kudus TubuhMu yang mulia, yang hari ini kupersembahkan di tengah-tengah para malaekat yang hadlir dengan tidak kelihatan, agar supaya dapatlah berguna bagi keselamatanku dan segenap umatMu. 2. Tuhan, di atas altar silihMu, aku letakkan segala dosaku dan pelanggaranpelanggaran yang telah kulakukan di hadapanMu dan di hadapan para malaekatMu yang kudus, mulai saat aku dapat berbuat dosa hingga saat sekarang ini, agar supaya Engkau sudi kiranya membakar itu semua dan menghancurkannya dengan api cintakasihMu. Hendaklah sudi kiranya menghapus segala kotoran dosaku, menyucikan suara kalbu daripada segala kesalahan dan hendaklah mengembalikan rahmat yang telah hilang dari padaku karena dosa-dosaku, dengan memberi ampun atas segala dosaku dan menjunjung aku kepadaMu dengan kasih mesra dan agar aku dapat memperoleh damaiMu. 3. Apakah gerangan yang dapat kulakukan untuk pengampunan dosaku, selain daripada mengaku dengan rendah hati dan menyesalinya, dan tiada henti-hentinya mohon kemurahan hatimu. Dengarkanlah aku yang kini berdiri di hadapanMu, ya Tuhan. Segala dosaku sangatlah kusesalkan; aku tidak mau berbuat lagi; melainkan kusesalkan dan tetaplah akan kusesalkan selama aku masih hidup; aku sanggup berbuat tapa dan sesuai dengan kemampuanku, aku sanggup pula memberi silih.

Ampunilah, ya Allah, ampunilah dosa-dosaku demi NamaMu yang kudus; tolonglah jiwaku yang telah Engkau tebus dengan DarahMu yang sangat mulia. Lihatlah, aku serahkan diriku kepada rahimMu; aku serahkan diriku kepadaMu. Perlakukanlah aku menurut kebaikanMu, bukan setimpal dengan kejahatan dan kedurhakaanku. 4. KepadaMu juga kuserahkan segala yang baik, meskipun tidak banyak jumlahnya dan tidak sempurna adanya, agar supaya Engkau memperbaiki dan menyucikannya. Sudilah kiranya menerimanya dan hendaklah dibuat berkenan kepadaMu; arahkanlah segalanya itu kepada kebaikan dan bawalah aku, orang yang malas dan tiada berguna, kepada saat akhir yang bahagia dan terpuji. 5. Juga segala keinginan yang baik dari umat yang bertakwa, kupersembahkan kepadaMu; begitu pula kesukaran-kesukaran orang tuaku, sahabat-sahabatku, saudarasaudara lelaki dan perempuan, dan sekalian yang kukasihi, pun pula kesukarankesukaran mereka yang telah berbuat baik kepadaku, ataupun orang lain demi NamaMu; juga kesukaran-kesukaran mereka yang telah mengharapkan dan minta doaku untuk dirinya sendiri, ataupun untuk orang lain, atau supaya aku mempersembahkan misa, baik bagi mereka yang masih hidup, maupun bagi mereka yang sudah meninggalkan dunia ini, agar mereka sekalian memperoleh pertolongan rahmatMu, kekuatan dari penghiburanMu, perlindungan dalam bahaya dan pembebasan dari hukuman-hukuman, dan akhirnya setelah dibebaskan daripada segala kejahatan dengan gembira mengucap syukur kepadaMu. 6. Kemudian aku mempersembahkan kepadaMu doa-doa korban-korban perdamaian, lebih-lebih bagi mereka yang dengan jalan apapun juga telah pernah menistai, menyusahkan, atau memfitnah aku, ataupun telah merugikan atau menyakitkan hatiku; lagi pula bagi mereka yang telah pernah kubuat bersedih hati, kukacaukan pikirannya, telah pernah kupersukar, atau telah tersinggung olehku, baik dengan perkataan, maupun dengan perbuatan, baik dengan pengetahuan, maupun di luar pengetahuanku; supaya Engkau berkenan memberi ampun kepada kami sekalian, serta segala dosa-dosa kami dan kesalahan kami yang satu terhadap yang lain. Ambillah daripada kami segala rasa curiga, ya Tuhan, segala rasa murka, amarah dan sifat pertengkaran, dan segala sesuatu yang dapat melanggar cintakasih akan Allah dan mengurangkan cintakasih akan sesama manusia. Kasihanilah, ya Tuhan, kasihanilah kami yang mohon rahimMu; berilah rahmatMu kepada kami, orang yang papa; dan berilah, agar kami dapat hidup yang pantas, hingga patut menikmati anugerahMu dan kemudian dapat mencapai hidup kekal. Amin. PASAL X BAHWA KITA JANGANLAH MUDAH MELALAIKAN KOMUNI KUDUS Yang Terkasih Bersabda: 1.

Seringkali engkau harus datang kepada sumber rahmat dan kerahiman IIahi; kepada sumber segala kesucian dan kebaikan, supaya dapat disembuhkan dari nafsu dan kejahatanmu dan agar dapat menjadi lebih kuat dan waspada terhadap segala godaan dan tipu muslihat setan. Karena musuh tahu dengan sungguh-sungguh, betapa besar anugerah dan kebahagiaan yang terdapat di dalam komuni kudus, pun juga, bahwa komuni itu jalan yang paling aman menuju kebahagiaan, dan dari sebab itu ia berusaha dengan segala usaha dan pada segala kesempatan untuk menghalang-halangi umat yang saleh. Sebab sementara orang menerima bisikan-bisikan yang sama sekali tidak sehat dari setan, sewaktu mereka mempersiapkan diri untuk menyambut Komuni. 2. Seperti yang telah tertulis di dalam buku Ayub, roh jahat sendirilah yang datang di antara anak-anak Allah, untuk mengacau mereka dengan kejahatan-kejahatannya yang

3.

4.

5.

6.

biasa dilakukannya, atau untuk menakuti, atau membuat agar supaya mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Demikianlah ia mengharap dapat melemahkan semangat mereka yang baik, atau dapat menggoncangkan kepercayaan mereka dengan serangan-serangannya: supaya mereka sama sekali tidak mau menyambut komuni, atau mau menyambut, tetapi dengan semangat yang dingin. Tetapi janganlah memperdulikan tipu muslihat dan bujukan-bujukannya, meskipun sangat jahat dan memalukan; baiklah engkau lemparkan kembali saja segala saransarannya. Engkau harus menghinakan dan menertawakan si jahat itu dan janganlah sekali-kali melalaikan komuni karena serangan dan keragu-raguan yang ditimbulkan si jahat tadi. SeringkaIi keragu-raguan yang besar tentang cukup atau tidaknya takwa yang ada pada kamu juga merintangimu; ataupun ketakutan terhadap pengakuan dosa yang harus kita lakukan. Hendaklah kita bertindak menurut nasihat orang-orang yang bijaksana, dan buanglah rasa takut dan keragu-raguan, sebab itu merintangi rahmat Allah dan memusnakan takwa dalam hati. Janganlah kita melalaikan komuni kudus karena ada rintangan kecil ataupun ada rasa kurang tenteram, melainkan hendaklah segera kita mengaku dosa, dan ampunilah dengan ikhlas sekalian orang yang telah menyakiti hati kita. Apa gunanya menunda-nunda pengakuan dosa dan komuni kudus? Sucikanlah hatimu selekas mungkin; ludahkanlah dengan segera bisa itu dan hendaklah mengambil obat, dan engkau akan lebih mereasa sehat daripada bila ditunda-tunda. Jika pada hari ini menunda karena alasan ini, boleh jadi pada lain hari ada alasan lain pula yang lebih berat; dan demikianlah engkau akan lama tidak menyambut komuni dan semakin kurang pantas adanya. Hendaklah selekas mungkin membuang keberatan-keberatan dan keragu-raguan yang sekarang ini dari padamu; sebab tak ada gunanya lama-lama mempunyai rasa takut dan memikir-mikir saja; dan tak berfaedah pula melalaikan rahasia-rahasia IIahi karena rintangan-rintangan sehari-hari. Sebaliknya, sungguh sangat merugikan jika engkau menunda-nunda komuni kudus, sebab kebanyakan akibatnya engkau menjadi sangat malas. Sementara orang yang malas dan sembrono, dan ini harus disayangkan, dengan suka hati menerima alasan untuk menunda pengakuan dosa; punpula mereka menunda menyambut komuni, agar mereka jangan terpaksa lebih teliti mengawasi diri sendiri. Ah, betapa kecilnya cintakasih dan betapa lemahnya kesalehan mereka yang begitu mudah melalaikan komuni! Sebaliknya, betapa bahagia dan berkenan kepada Allah mereka yang demikian hidupnya dan demikian bersih suara hatinya, sehingga ia setiap hari bersedia menyambut komuni, asal diperbolehkan saja dan asal dapat melakukannya saja tanpa menimbulkan keonaran. Jika orang kadang-kadang tidak menyambut komuni kudus sebab rendah hati, atau jika ada alasan yang sah, orang itu boleh dipuji, karena penghormatannya. Tetapi bila di dalamnya tersembunyi sifat malas, maka ia harus mencambuk diri sendiri dan mengerahkan segenap tenaganya menurut kesanggupannya; dan Tuhan akan membantu keinginannya, karena Tuhan teristimewa memandang kehendaknya yang baik itu. Tetapi bila ada halangan yang sah, namun orang itu mempunyai kehendak yang baik dan keinginan yang bertakwa untuk menyambut komuni; demikianlah ia juga akan menerima hasil-hasil Sakramen yang membawa bahagia kepadanya. Sebab tiap orang serani yang bertakwa dapat setiap hari tanpa rintangan menyambut Kristus di dalam komuni batin yang akan menghasilkan keselamatan. Namun haruslah ia pada hari-hari yang tertentu dan waktu-waktu yang pasti menerima Tubuh Penebusnya dengan kehormatan dan penuh kasih dalam Sakramen ini,

dan lebih mementingkan kemuliaan dan kehormatan Allah daripada mencari penghiburan bagi diri sendiri. Sebab setiap kali ia merenungkan dengan saleh rahasia penjelmaan dan penderitaan Kristus dan menyala cintakasihnya terhadap Kristus, maka ia menerima komuni batin dan diperkuatlah ia secara tidak tampak. 7. Barang siapa mempersiapkan diri hanya bila menjelang hari pesta atau hanya bila ia merasa terdorong oleh kebiasaan, sering kali ia akan tidak cukup bersedia. Bahagialah orang yang mempersembahkan diri kepada Tuhan sebagai korban bakar setiap kali ia mempersembahkan misa atau menyambut komuni. Dalam mempersembahkan misa janganlah terlampau cepat atau terlampau lambat; tetapi hendaklah dapat menyesuaikan diri dengan cara kawan-kawan serumah yang baik dan yang umum. Janganlah menjadi beban atau rintangan bagi orang lain; melainkan ambillah cara hidup yang lazim, sesuai dengan adat para bapa; dan lebih memperhatikan apa yang bermanfaat bagi orang lain daripada memuaskan perasaan saleh atau keinginan sendiri. PASAL XI BAHWA TUBUH KRISTUS DAN KITAB SUCI ITU BAGI JIWA YANG BERIMAN ADALAH YANG PALING PERLU Murid berkata: 1.

O Tuhan Yesus, yang sangat manis, betapalah manisnya bagi jiwa yang bertakwa, bila Engkau mempersilakannya untuk duduk pada perjamuanMu, di mana tidak ada lain makanan yang dihidangkan selain Engkau sendiri, satu-satunya yang terkasih dan yang diinginkannya melebihi segala-galanya yang dapat dikehendaki hati. Dan alangkah manisnya bagiku, untuk mencucurkan air mata penuh kasih yang tulus di hadiratMu dan beserta dengan Magdalena yang saleh itu menyirami kakiMu dengan air mataku. Tetapi di manakah kesalehanku? manakah air mataku yang suci itu, yang mengalir dengan derasnya? Sungguh, semestinya di hadiratMu dan di hadapan para malaekatMu hatiku harus menyala karena kasih dan menangis karena gembira. Sebab dalam Sakramen Engkau sungguh berada di dalam hatiku, meskipun Engkau tersembunyi dalam rupa yang lain. 2. Sebab mataku tidak akan tahan melihat Dikau dalam terang IIahimu; bahkan seluruh bumi tidak akan kuat bertahan di hadapanMu yang cemerlang mulia itu. Oleh sebab itu Engkau berkenan membantu kelemahanku dengan menyembunyikan diri dalam Sakramen. Sungguh aku memilikiMu dan berbakti kepadaMu, seperti para rnalaekat di dalam surga mengabdi Dikau juga; tetapi sementara aku dengan kepercayaan, sedangkan mereka dengan bertemu muka tanpa berselubung lagi. Kini aku harus sudah puas dengan terang iman yang sejati dan hidup dalam iman ini hingga terbitlah hari terang kekal dan musnalah bayangan-bayangan. Sebab bila telah datang yang sempurna-sempurna (1 Kor.13.10) maka akan berhentilah sambutan Sakramen karena umat yang telah bahagia di surga tidak lagi memerlukan Sakramen sebagai jalan ke arah kebahagiaan. Sebab mereka sudah bergembira dengan tidak ada akhirnya di hadirat Tuhan dan memandang kemuliaanNya dengan muka bertemu muka; dan setelah mereka menjadi semakin terang mengenai IIahi yang tak dapat ditangkap itu, maka mereka menikmati Sabda Allah yang telah menjelma, seperti pada permulaan sampai kepada kekal. 3. Apabila aku merenungkan mujijat-mujijat ini, maka segala hiburan rohanipun menimbulkan kesedihan bagiku; sebab selama aku belum dapat memandang Tuhan

dalam kemuliaanNya dengan tiada selubung, maka segalanya yang kulihat dan kudengar di dunia ini, kuanggap tiada berharga sama sekali. Engkaulah menjadi saksiku, ya Allah, bahwa tiada sesuatupun yang mampu menghibur aku, tiada seorang makhlukpun dapat memberi kepuasan kepadaku, selain Engkau, ya Allahku yang aku ingin memandang selama-lamanya. Tetapi ini tidaklah mungkin, selama aku masih berada dalam hidup yang fana ini. Oleh karena itu aku harus memaksa diriku untuk sangat sabar, dan dalam segala keinginanku menyerah kepadaMu. Sebab juga umatMu yang kudus, ya Tuhan, yang kini dengan gembira telah beserta dengan Dikau berada di kerajaan surgawi, dahulu juga menanti kedatangan kemuliaanMu dengan kepercayaan dan kesabaran yang besar, sewaktu mereka masih hidup di dunia ini. Adapun yang mereka telah percaya, aku percaya juga; apa yang mereka harapkan, aku harapkan juga, dan di mana mereka telah tiba, di situpun aku percaya akan tiba juga dengan pertolongan rahmatMu. Sementara itu aku akan hidup di dalam kepercayaanku, diperkuat oleh teladan orang-orang kudus. Selain itu kitab-kitab sucipun merupakan penghiburan dan kaca kehidupan; lebihlebih TubuhMu yang maha kudus adalah upaya yang istimewa, untuk mencapai kebahagiaan dan merupakan pula tempat perlindungan bagiku. 4. Aku merasa, bahwa ada dua perkara yang sangat penting bagiku dalam hidup ini, dan tanpa dua perkara itu hidup yang celaka ini olehku tak dapat tertahankan lagi. Selama aku berada dalam kurungan badan ini, aku mengakui, bahwa ada dua hal yang kubutuhkan secara mutlak, yaitu makanan dan cahaya. Oleh karena itu Engkau telah memberikan TubuhMu kepadaku, seorang yang papa, sebagai santapan bagi jiwaku dan badanku; dan telah Engkau berikan sabdaMu sebagai sebuah pelita dimukaku (Masm. 119.105). Tanpa dua perkara itu tak dapatlah aku hidup dengan baik; sebab sabda Allah adalah cahaya bagi jiwaku dan SakramenMu adalah santapan kehidupan. Dua perkara ini dapat juga dibandingkan dengan dua meja, yang ditempatkan sebelah-menyebelah di dalam bilik perbendaharaan gereja yang kudus. Yang satu ialah meja altar yang kudus, tempat roti kudus, yaitu: Tubuh Kristus yang sangat Mulia. Yang kedua ialah meja hukum IIahi yang memuat pengajaran kudus, yang mengajar iman yang benar dan yang membawa kami dengan tetap ke dalam tirai, tempat yang maha kudus. 5. Ya Tuhan Yesus, cahaya dari pada cahaya yang kekal, kami mengucap syukur atas meja pengajaran kudus, yang telah Engkau sediakan bagi kami dengan perantaraan hamba-hambaMu, para nabi dan Para rasul serta pengajar-pengajar lainnya. Pencipta dan Penebus umat manusia, kami mengucap syukur kepadaMu, yang telah mengadakan perjamuan agung, di mana Engkau telah menyediakan DiriMu sendiri sebagai makanan, bukan anak domba paska sebagai lambang, melainkan benar-benar Tubuh dan DarahMu yang maha kudus, untuk memperlihatkan cintakasihMu kepada dunia. Dengan perjamuan kudus ini Engkau menggembirakan umatMu yang beriman dan membuat mereka kemabukan maknawi dengan piala keselamatan; dan beserta kami para malaekat yang kudus menikmati perjamuan kami, tetapi mereka menikmatinya dengan kenikmatan yang lebih besar. 6. Alangkah mulia dan penuhnya kehormatan jabatan imamat itu, yang diberi kuasa mengkonsakrir dengan sabda kudus Tuhan yang mulia, memberkatinya dengan bibir, memegangnya dengan tangan, menyambutnya sendiri dan membagikannya kepada orang-orang lain!

Betapa suci tangan mereka seyogyanya, betapa bersih mulut mereka, betapa murni tubuh mereka, betapa suci seyogyanya hati para imam yang sering kali menjadi tempat tinggal Tuhan segala kemurnian. Dari mulut seorang imam, yang begitu sering menyambut Sakramen Kristus, tak boleh keluar perkataan yang tidak suci, tidak senonoh dan tidak berguna. Cahaya matanya, yang biasa melihat Tubuh Kristus haruslah terang dan murni. Tangannya yang biasa menyentuh Pencipta langit dan bumi, harus suci dan diarahkan ke langit. Khusus ditujukan kepada para imam perkataan yang tercantum dalam hukum: Hendaklah kamu kudus, karena kuduslah Aku, Tuhan dan Allahmu (Im. 19.2). 7. Semoga rahmat, ya Allah yang maha kuasa, membantu kami supaya kami, yang telah mau menerima jabatan imamat, diperkenankan mengabdi Dikau dengan pantas dan saleh dalam kemurnian, pun pula dengan suara kalbu yang baik. Dan meskipun kami tak dapat hidup murni sebagaimana mestinya, namun sudi apalah kiranya memberi, supaya kami dapat menyesali dengan semestinya kejahatankejahatan yang telah kami buat, dan dengan rendah hati dan kehendak baik yang tetap dapat semakin giat mengabdi Dikau untuk seterusnya. PASALXII BARANGSIAPA HENDAK MENYAMBUT KOMUNI HARUSLAH MEMPERSIAPKAN DIRI SEBAIKBAIKNYA 1.

Aku sayang akan kesucian dan Aku adalah pemberi segala sesuatu yang kudus. Aku mencari hati yang murni; dan di situlah tempat istirahatKu. Sediakanlah untukKu balai perpestaan yang luas dan lengkap (Mark. 14.15) dan Aku akan mengadakan perjamuan paska bersama dengan murid-muridKu di situ. Jika engkau menghendaki Aku datang kepadamu dan tetap tinggal beserta dengan kamu, buanglah ragi yang lama, dan bersihkanlah tempat tinggal di dalam hatimu. Usirlah dari padamu keramaian dunia dan keributan nafsu: duduklah bagaikan pipit di atas atap rumah (Masm: 101.8) dan renungkanlah dengan kesedihan hatimu segala kesalahanmu. Sebab barangsiapa menaruh cinta niscaya akan menyediakan tempat yang terbaik dan terindah untuk yang dikasihinya; dari sikap itulah orang dapat rnengukur, betapa besar cinta kasih orang yang menerima itu terhadap sahabatnya. 2. Tetapi ketahuilah, bahwa engkau, karena jasa pekerjaanmu itu tidak juga akan pantas mempersiapkan diri, sekalipun engkau akan mengambil waktu setahun Iamanya dan sekalipun tak ada lain halyang engkau pikirkan. Hanya karena kebaikanKu dan rahmatKu engkau diperbolehkan menyambut perjamuan kudus; sebagai mana seorang pengemis dipanggil pada perjamuan seorang kaya dan yang tiada dapat berbuat sesuatupun juga untuk membalas anugerah itu, selain dari pada mengucap syukur dengan rendah hati. Berbuatlah menurut kesanggupanmu dan berbuatlah rajin-rajin; bukan karena sudah menjadi kebiasaan atau pun karena dipaksa; melainkan sambutlah Tubuh dan Allahmu yang terkasih itu, yang sudah berkenan datang kepadamu, dengan takut dan hormat, serta dengan hati yang sungguh gembira. Akulah yang telah memanggilmu; Akulah yang telah memberi perintah; Aku yang akan memenuhi kebutuhanmu; marilah dan sambutlah Aku. 3. Jika Aku berkenan memberi rahmat takwa, ucapkanlah syukur kepada Allah; bukan karena engkau pantas, melainkan karena Aku yang mengasihanimu. Sebaliknya jika engkau tidak memperoleh rahmat tadi, tetapi merasa kering, hendaklah tetap berdoa, mengeluh dan mengetuk pintu, dan janganlah berhenti, hingga engkau diperkenankan pantas menerima setetes dari rahmatKu yang memberi bahagia. Engkaulah yang membutuhkan Daku. Bukan Aku yang membutuhkan engkau.

Dan engkau tidaklah datang untuk menguduskan Daku, melainkan Akulah yang datang untuk menguduskan dan memperbaiki engkau. Engkau datang untuk dikuduskan olehKu dan dipersatukan dengan Daku; untuk menerima rahmat baru dan menerima anjuran pula menuju ke perbaikan. Janganlah mengabaikan rahmat ini; tetapi simpanlah hatimu sebaik-baiknya dan silakan yang Terkasih masuk ke dalammu. 4. Tetapi hendaknya jangan hanya sebelum menyambut komuni saja engkau mempersiapkan diri untuk hidup bertakwa, tetapi hendaknya pula berusaha tetap bertakwa juga sesudah menyambut Sakramen ini. Sebagaimana seperti persiapan engkau harus bertakwa, begitulah juga sesudah menyambut engkau tidak boleh kurang bertekun. Sebab bertekun dengan baik-baik sesudah komuni adalah persiapan sebaik-baiknya untuk menerima rahmat lebih banyak pula. Jika orang segera berkecimpung lagi dalam hiburan lahir, maka ia membuat dirinya tidak cakap untuk persiapan. Janganlah engkau banyak bicara; tetaplah menyendiri, dan nikmatilah Allahmu. Karena engkau memiliki Dia, yang dunia tiada dapat mengambilnya dari padamu. KepadaKulah engkau harus menyerahkan dirimu sama sekali, hingga engkau tiada lagi hidup dalam dirimu sendiri, melainkan di dalamKu, tanpa rasa kesusahan sedikit pun juga. PASAL XIII BAHWA JIWA YANG BERTAKWA DENGAN SEGENAP HATI HARUS INGIN BERSATU DENGAN KRISTUS DALAM SAKRAMEN YANG MAHA KUDUS Murid Berkata: 1.

Ya Tuhan, siapakah gerangan yang akan dapat mengusahakan, agar hanya Dikau sendirilah yang kuperoleh (Cant. 8.1), dan dapat membuka seluruh keadaan batinku di hadapanMu dan menikmati Dikau, seperti yang diinginkan jiwaku; janganlah ada seorang pun yang menghina daku (Cant. 8.1) dan tiada satu makhlukpun mempengaruhi ataupun memperhatikan daku, melainkan hanya Engkaulah saja, yang bersabda kepadaku, dan aku bicara dengan Dikau, seperti orang yang saling kasih dan sebagaimana halnya bila seorang sahabat menyambut sahabatnya. Untuk inilah aku berdoa dan inilah yang kuharapkan, agar aku dipersatukan sama sekali dengan Dikau dan dapat melepaskan hatiku daripada semua makhluk; dan karena komuni yang kudus dan pula karena sering kali mempersembahkan misa kudus makin lama makin banyak menikmati perkara-perkara surgawi yang kekal. Ya Tuhan Allahku, bila mana aku dapat sama sekali bersatu dengan Dikau dan hanya Engkau saja yang kuperhatikan, lagi pula dapat melupakan diriku sendiri sama sekali. Engkau di dalam diriku dan aku di dalam Dikau; berilah agar dengan demikian kita tetap menjadi satu. 2. Sungguh, Engkau adalah Kekasihku, yang terpilih di antara ribuan (Cant. 5.10) tempat di mana jiwaku dengan suka hati tinggal selama hidup. Sungguh, Engkau adalah Pemberi damai bagiku, Engkau merupakan tempat damai yang tertinggi dan ketenangan yang sebenarnya, dan di luarMu hanya terdapat susah payah dan kesedihan serta kesengsaraan yang tak ada habisnya. Sungguh Engkau ialah Allah yang tersembunyi (Is. 45.15) dan Engkau tiada mengadakan rundingan dengan orang yang menyangkal Allah, tetapi pembicaraanMu Engkau tujukan kepada mereka yang rendah hati dan sederhana. Betapa manisnya budiMu, ya Tuhan (Sap. 12.1) yang untuk menunjukkan kebaikanMu terhadap putra-putraMu telah berkenan menyegarkan mereka dengan roti yang sangat manis, yang telah turun dari surga.

Sungguh, tak ada bangsa lain yang demikian besarnya, hingga dewatanya sangat mendekatinya seperti Engkau, Allah kami (LJI. 4.7) sangat dekat berada dengan umatMu yang beriman. Yang berkenan memberikan diriMu sendiri, sebagai santapan dan kenikmatan kepada mereka, untuk menghiburnya setiap hari dan untuk mengangkat hati mereka ke arah surga. 3. Umat manakah, yang menerima anugerah sedemikian besarnya, seperti umat serani? Atau makhluk manakah di bawah langit ini, yang begitu dikasihi, seperti jiwa yang bertakwa, yang dikunjungi Allah, untuk diberinya makanan daging yang mulia? O, rahmat yang tiada terkatakan! O, kedatangan yang mengagumkan! O, cintakasih yang tiada terukur yang dilimpahkan kepada manusia! Tetapi apa yang harus kupersembahkan kembali kepada Tuhan sebagai balasan atas rahmat dan cinta kasih yang luar biasa itu? Tak ada suatupun yang dapat kupersembahkan kepadaNya, yang lebih berkenan kepadaNya, daripada mempersembahkan seluruh hatiku dan mempererat hubunganku dengan Dia. Maka akan bergembiralah seluruh batinku, jika jiwamu telah bersatu dengan Allah. Maka akan bersabdalah Dia kepadaku: Maukah engkau tinggal padaKu dan Aku akan tinggal padamu. Dan aku akan menjawab: Sudi apalah kiranya Engkau tinggal padaku; aku ingin pula tinggal padaMu. Inilah yang merupakan seluruh keinginanku, yaitu agar hatiku bersatu dengan Dikau. PASAL XIV HAL RINDU YANG MENYALA DARI SEMENTARA OR.ANG YANG BERTAKWA AKAN TUBUH KRISTUS Murid Berkata: 1.

Alangkah besarnya kekayaan kemanusiaanMu, ya Tuhan, yang Engkau sediakan bagi mereka yang takut kepada Dikau (Masm. 31.20). Bila kupikirkan, ya Tuhan, bahwa sementara orang yang bertakwa menyambut SakramenMu dengan tekun dan cintakasih yang sebesar-besarnya, maka sering kali aku merasa malu atas diriku sendiri, karena aku menghadap altarMu dan menyambut perjamuanMu yang kudus dengan rasa malas dan dingin saja; karena aku merasa dingin dan tiada bersemangat dalam hati; pula karena aku tiada merasa bernyala terhadapMu, ya Tuhan. Dan malu pula, karena aku tidak begitu tertarik dan terharu seperti halnya banyak orang yang takwa, yang oleh karena kerinduan mereka yang sangat besar untuk menyambut komuni dan karena cintakasih yang terasa tiada dapat menahan air mata mereka, tetapi dengan segenap hati dan jiwa begitu sangat rindunya kepadaMu, ya Allah, sumber kehidupan, hingga tiada jalan lain bagi mereka untuk memuaskan lapar mereka selain menyambut TubuhMu dalam kegembiraan yang dalam dan dengan kerinduan rohani yang sangat besar. 2. O, kepercayaan mereka yang benar-benar dan menyala-nyala adalah sungguhsungguh bukti yang tegas, bahwa Engkau berada di situ. Memang mereka sungguh mengenal Tuhan mereka dalam memecahkan roti, sedang hati mereka sangatlah menyala karena Yesus, yang berjalan bersama mereka. Tetapi tekun dan takwa yang begitu besar, kasih yang begitu menyala, sering kali tidak kumiliki sama sekali. Kasihanilah aku, ya Yesus yang baik, manis dan terkasih; dan berilah kepadaku, pengemisMu yang hina ini, agar supaya dia setidak-tidaknya kadang-kadang di dalam komuni dapat memperoleh rasa kenikmatan kasihMu sedikit saja; agar kepercayaanku lebih menjadi kuat, pengharapanku atas kebaikanMu bertambah-tambah, dan agar

cintakasihku, setelah merasakan manha surgawi, akhirnya akan menyala dengan sempurna dan tiada lagi menjadi surut. 3. Bukankah kerahimanMu cukup kuat untuk memberi rahmat yang sangat ku inginkan itu kepadaku, dan pada saat yang berkenan kepadaMu, sudi mendatangi daku dengan semangat yang menyala. Sebab meskipun rinduku itu tidak begitu menyala seperti umatMu yang terpilih, namun aku ingin juga kerena rahmatMu mempunyai kerinduan yang begitu besar dan bernyala; dan aku berdoa dan memohon, supaya dapat merupakan bagian daripada orang-orang yang sangat kasih kepadaMu itu, dan semoga boleh termasuk dalam persekutuan mereka yang kudus itu. PASAL XV BAHWA RAHMAT BERTAKWA DAPAT DIPEROLEH DENGAN RENDAH HATI DAN DENGAN MENYANGKAL DIRI SENDIRI 1.

Rahmat bertakwa haruslah engkau cari dengan giat, engkau minta dengan sangat, engkau tunggu dengan sabar dan kepercayaan yang baik, engkau terima dengan rasa syukur, engkau simpan dengan rendah hati dan hendaklah engkau bekerja sama dengan dia dan engkau serahkan kepada Allah, bilamana dan bagaimana kunjungan surgawi itu akan datang padamu. Lebih-lebih hendaklah engkau merendahkan diri, bila engkau merasa hanya sedikit bertakwa atau sama sekali tidak merasa takwa; tetapi hendaklah jangan engkau terlalu putus asa, ataupun terlalu sedih tentang hal ini. Sebab dalam waktu sekejap mata saja Allah sering kali memberikan apa, yang telah lama ditolakNya; kadang-kadang baru pada akhir doa la memberikan apa yang pada permulaan doa ditundaNya. 2. Sebab andaikata rahmat selalu segera diberikan dan selalu dikabulkan atas keinginan kita, niscaya orang yang lemah tidak akan dapat menahannya. Oleh sebab itu hendaklah rahmat bertakwa ini engkau tunggu dengan penuh kepercayaan dan kesabaran serta rendah hati. Tetapi hendaknya engkau sendiri dan dosa-dosamulah yang engkau persalahkan, bila rahmat tidak diberikan atau diambil dari padamu secara diam-diam. Kadang-kadang hanya perkara kecil yang menyebabkan rahmat terhalang dan tidak tampak; sesungguhnya perkara kecil tadi lebih dapat dikatakan gendala yang besar, karena merintangi kedatangan anugerah yang besar. Dan jika engkau justru telah menghilangkan gendala yang kecil ataupun besar tadi dan telah mengalahkannya, maka engkau akan memperoleh yang engkau minta. 3. Sebab segera setelah engkau dengan segenap hati telah menyerahkan dirimu kepada Allah dan tidak mengejar bermacam-macam hal menurut kesenangan dan keinginanmu sendiri, tetapi menyerahkan dirimu kepada Tuhan, maka engkau akan bersatu dan dalam damai dengan Tuhan; sebab tiada suatupun yang lebih nikmat dan berkenan bagimu dari pada berkenan kepada kehendak Allah. Maka barangsiapa dengan berusaha mengarahkan perhatiannya terhadap Allah kelangit, dan membersihkan diri dari segala cinta yang tak teratur, atau dari rasa jemu terhadap sesuatu makhluk, dialah yang paling pantas menerima rahmat dan anugerah bertakwa. Karena Tuhan mencurahkan berkatNya dalam bejana-bejana yang terdapat bersih tiada berisi. Dan semakin sempurna orang menyangkal perkara-perkara yang hina, dan semakin banyak ia dengan menghina diri pribadi mematikan diri sendiri, semakin cepat rahmat akan mendatanginya, yang akan mengalir semakin derasnya dan akan mengarahkan hatinya yang telah terlepas itu ke arah yang lebih tinggi.

4.

Maka ia akan melihat dan akan merasa cukup berlimpah-limpah serta akan heranlah ad dan hatinya akan merasa menjadi lapang (Is. 60.5); karena Tuhan besertanya; dan ia telah menyerahkan dirinya sendiri dengan sempurna kepada Allah, untuk selama-lamanya. Lihatlah, demikian ia akan diberkati (Masm. 128.4) yang dengan segenap hati mencari Allah dan tidak menyerahkan hatinya kepada orang-orang yang sia-sia. Dalam menyambut Ekharisti Kudus orang itu akan pantas menerima rahmat yang mulia: yaitu bersatu dengan Allah; karena ia tiada menginginkan takwanya sendiri dan penghiburan bagi diri sendiri, melainkan mencari kehormatan dan kemuliaan Allah di atas segala takwa dan penghiburan. PASAL XVI BAHWA KITA HARUS MEMBENTANGKAN SEGALA KESUKARAN KITA DI HADAPAN KRISTUS DAN MOHON RAHMATNYA

Murid Berkata: 1.

Ya Tuhan yang maha manis dan penuh kasih, yang sekarang hendak ku sambut dengan takwa dan rindu, Engkau mengetahui kelemahan dan kesukaranku yang sedang ku derita; betapa banyak penderitaan dan kejahatanku; betapa seringnya aku mendapat rintangan, godaan, kekacauan dan cemar. Aku datang menghadap Dikau, untuk mohon pertolongan; aku mohon penghiburan dan terang. Aku bicara dengan Yang Maha Tahu, yang mengetahui segala hal ikhwal batinku, hanya Engkaulah yang dapat dengan sempurna menghibur dan menolong aku. Engkau tahu, apakah yang lebih-lebih kuperlukan dan betapa papa akan kebajikan aku ini. 2. Lihatlah, kini aku berdiri di hadapanMu, papa dan tak berpakaian; berdoa mohon rahmatMu dan belas kasihanMu. Segarkanlah pengemisMu yang lapar ini, panaskanlah kedinginanku dengan api cintakasihMu; buatlah supaya aku dapat melihat pula kedatanganMu yang memberi terang. Berilah supaya sifat keduniaan menjadi pahit bagiku; supaya segala yang berat dan menjemukan menjadi kesabaran bagiku; berilah juga supaya aku dapat menghinakan dan melupakan segala sesuatu yang rendah dan segenap makhluk di dunia ini. Arahkanlah hatiku kepadaMu di dalam surga dan hendaknya jangan membiarkan aku berkelana di atas dunia. Semoga hanya Engkaulah yang menjadi kegembiraanku mulai saat ini sampai kepada kekal; sebab hanya Engkaulah yang menjadi santapan dan minumanku, kasih dan kesukaanku, kenikmatan dan keuntunganku yang besar. 3. Semoga kedatanganMu membuat aku berkobar menyala-nyala dan hancur lebur di dalamMu; supaya aku bersatu dalam semangat dengan Dikau, karena rahmat persatuan batin, dan luluh lebur dengan Dikau dalam cintakasih yang berkobar. Janganlah membiarkan aku pergi dari padaMu dengan rasa lapar dan dahaga, melainkan hendaklah bersikap belas kasihan terhadap aku, seperti Engkau telah sering kali bersikap mengherankan terhadap umatMu yang kudus. Betapalah ajaibnya, jika aku olehMu sama sekali bernyala-nyala dan segala sesuatu yang ada padaku habis binasa; sebab Engkau ialah api yang tak kunjung padam dan bernyala selama-lamanya. Engkau yang merupakan kasih yang menyucikan hati dan memberi terang kepada budi.

PASAL XVII HAL CINTAKASIH YANG MENYALA-NYALA DAN KERINDUAN YANG AMAT BESAR AKAN MENYAMBUT KRISTUS 1.

2.

3.

4.

5.

Dengan cintaksih yang sangat besar dan menyala-nyala, dengan segala keinginan dan semangat hatiku, aku ingin menyambut Diaku, ya Tuhan; sebagaimana banyak orang kudus dan umat bertakwa yang sangat berkenan kepadaMu, karena hidup mereka yang suci, telah merindukan Dikau juga waktu mereka menyambut komuni. O Allahku, kasih yang kekal yang merupakan milikku yang tertinggi dan keselamatanku yang tak terhingga aku ingin menyambut Dikau dengan rasa rindu yang menyala-nyala, dan dengan kehormatan yang sangat besar yang pernah dialami atau dirasakan oleh orang-orang kudus. Dan walaupun aku tidak pantas memiliki rasa takwa ini, namun ku persembahkan kepadaMu segala kasih yang ada padaku, seakan-akan hanya akulah yang memiliki kerinduan yang sangat diinginkan dan yang menyala-nyala. Tetapi juga segala yang dapat dipikirkan dan diinginkan oleh jiwa yang bertakwa, itu semua kupersembahkan kepadaMu dengan penghormatan yang sangat tinggi dan dengan kasih yang sangat tulus. Tak ada suatu pun yang kuinginkan bagiku sendiri, tetapi diriku sendiri dan segala milikku ku persembahkan dengan hati yang tulus ikhlas kepadaMu. Tuhan Allahku, Pencipta dan Penebusku, dengan ikhlas, dengan ta’zim pujian dan kehormatan, dengan penuh rasa syukur, kemuliaan dan cinta kasih, dengan kepercayaan, pengharapan dan kemurnian aku ingin menerimaMu pada saat ini, sebagaimana IbuMu yang sangat suci, perawan Maria, yang termulia, telah menerima Dikau dan telah merindukan, ketika ia menjawab dengan rendah hati dan penuh takwa kepada malaekat, yang memberi kabar kepadanya tentang rahasia penjelmaan: Lihatah hamba Tuhan terjadilah padaku menurutperkataanMu. (Luk. 1.38). Pula seperti Yohanes Pemandi, orang yang teristimewa di antara umat kudus, yang mendahului kedatanganMu, sewaktu ia masih di dalam kandungan ibunya telah bangkit dengan gembira dalam Roh Kudus, karena bergembira akan hadiratMu; dan tatkala ia di kemudian hari melihat Yesus berjalan di antara orang-orang, sangatlah merendahkan diri aan berkata dengan penuh kasih mesra: Sahabat mempelai laki-laki yang sedang mendengarkan perkataannya, sangatlah bergembira bila ia mendengar suara mempelai itu (Yoh. 3.29); begitulah juga aku ingin berkobar dalam keinginanku yang suci itu dan ingin mengorbankan diriku sendiri sama sekali kepadaMu. Oleh karena itu seluruh kegembiraan batin, keinginan yang bernyala-nyala, kenikmatan rohani, penerangan yang mengatasi kodrat dan pemandangan surgawi segenap umat yang bertakwa, begitu pula kebajikan dan puji-pujian yang telah dipersembahkan, ataupun yang masih akan dipersembahkan segala makhluk, baik di surga maupun di atas bumi, kukorbankan dan kupersembahkan kepadaMu untuk diriku dan untuk mereka sekalian yang telah minta doaku, agar supaya Engkau oleh umat sekalian terpujilah dengan sepatutnya dan dimuliakan selama-lamanya. Tuhan Allahku, terimalah keinginan dan kerinduanku untuk memuji Dikau dengan tiada henti-hentinya dan memuliakan Dikau melebihi segala-galanya; sebab ini sudahlah selayaknya diberikan kepadaMu, sesuai dengan keagunganMu yang berlimpah-limpah. Ini ku persembahkan kepadaMu dan aku ingin mempersembahkannya tiap hari dan tiap saat pula; dan segenap roh surgawi dan umatMu sekalian akan minta dan memohon dengan sangat, supaya besertaku mengucap syukur dan memuji Dikau. Moga-moga segala bangsa dan suku, serta lidah memuji Dikau; semoga mereka memuliakan NamaMu yang kudus dan sangat manis bagaikan madu itu dengan kegembiraan yang luar biasa dan dengan takwa yang bernyala-nyala. Dan semoga mereka sekalian yang merayakan rahasia yang termulia ini dengan hormat dan takwa, dan menyambutnya dengan kepercayaan yang dalam, akan mendapat

rahmat dan rahim dari padaMu dan sudi berdoa dengan rendah hati bagiku, orang berdosa. Dan apabila mereka telah menikmati pula persatuan mereka dengan Dikau, dan bila mereka setelah menerima penghiburan yang banyak dan dengan ajaib menjadi segar pula, telah mengundurkan diri dari perjamuan surgawi yang kudus itu, semoga mereka lalu ingat akan daku, orang yang papa ini. PASAL XVIII HENDAKLAH MANUSIA JANGAN MENYELIDIKI SAKRAMEN INI SECARA BERLEBIH-LEBIHAN MELAINKAN TUNDUKKANLAH PIKIRANNYA KEPADA IMAN KUDUS, SELAKU MURID KRISTUS YANG RENDAH HATI Yang Terkasih Bersabda: 1.

Hendaklah engkau mengenai rahasia Sakramen ini jangan mengadakan penyelidikan dengan keinginan yang melewati batas dan tak berguna, jika engkau tidak mau tenggelam dalam jurang keragu-raguan. Barangsiapa hendak memahami sedalam-dalamnya kemegahan Allah, akan tertimpa oleh kemuliaanNya (Prov. 25.27). Tuhan lebih berkuasa berbuat sesuatu daripada manusia dapat memahaminya. Tetapi diperkenankanlah penyelidikan yang takwa dan yang disertai dengan rendah hati mengenai kebenaran, di mana kita selalu siap sedia menerima pengajaran dan dengan suka hati bertindak sesuai dengan pengajaran-pengajaran yang sehat dari Bapa-Bapa. 2. Sungguh kesederhanaan yang bahagia, yang meninggalkan gelanggang perdebatan yang berliku-liku, dan mau melalui jalan perintah Tuhan yang rata dan sentosa. Banyak orang kehilangan takwa pada saat mereka hendak menyelidiki perkaraperkara yang mulia. Dari padamu diminta iman dan hidup yang sungguh-sungguh jujur, bukanlah pikiran yang muluk-muluk, atau pengertian tentang rahasia-rahasia Tuhan Allah. Jika engkau tak dapat memahami, ataupun mengerti hal-hal yang berada dibawahmu, bagaimanakah engkau dapat menangkap hal-hal yang di atasmu. Tunduklah kepada Allah dan taruhlah pendapatmu di bawah imanmu; dan engkau akan menerima pengertian terang sesuai dengan keperluan dan kebutuhanmu. 3. Sementara orang mengalami godaan besar mengenai iman dan sakramen; tetapi ini bukan kesalahan mereka, melainkan kesalahan musuh. Janganlah susah hatimu karenanya dan janganlah berdebat dengan pikiranmu; dan janganlah memberi jawaban atas kebimbangan-kebimbangan yang disodorkan kepadamu oleh setan, melainkan percayalah kepada sabda Allah, percayalah kepada orang-orang kudus dan para nabi; niscaya si musuh yang jahat itu akan melarikan diri. Seringkali sungguhlah berguna, jika hamba Allah mengalami hal-hal semacam itu. Sebab orang-orang yang tak beriman dan orang-orang berdosa, yang telah lama dikuasainya, tidaklah perlu digodai lagi; sebaliknya orang-orang beriman yang bertakwa digodai dan diganggu dengan macam-macam cara. 4. Maka hendaklah engkau tetap maju dengan iman yang bersahaja dan teguh; dan sambutlah sakramen yang maha kudus dengan hormat penuh rasa rendah hati. Dan apa yang engkau tak dapat memahaminya, serahkanlah dengan tenang hati kepada Allah yang maha kuasa. Tuhan tidak akan menipumu; tetapi tertipulah ia, yang terlalu banyak percaya kepada diri sendiri. Tuhan beserta mereka yang bersahaja, memberitahukan Diri kepada mereka yang rendah hati, memberi kebijaksanaan kepada yang rendah, membuka pikiran mereka

yang murni hati, dan menahan rahmatNya terhadap mereka, yang selalu ingin tahu (melit) dan yang congkak hati. Pikiran manusia itu lemah dan dapat tertipu; tetapi iman yang benar tak dapat keliru. 5. Segenap budi dan penyelidikan kodrati harus mengikuti Iman, bukanlah mendahului dan memperkosanya. Sebab iman dan cintakasih kini melampaui segala-galanya, dan kedua-duanya bekerja secara gaib dalam sakramen yang termulia ini. Tuhan Allah, dengan kuasaNya yang kekal, tak terbatas dan tak terhingga, menciptakan hal-hal yang besar dan tiada terduga, baik di langit, maupun di atas bumi; dan pekerjaanNya tak mungkinlah dipahami. Andaikata pekerjaan Tuhan dapat dimengerti dengan mudah oleh pikiran manusia, niscaya tak bolehlah pekerjaan Tuhan disebut ajaib dan tak terkatakan adanya.

Related Documents

Jejak
November 2019 31
Jejak Sufi
May 2020 22
Jejak Matoa
December 2019 38

More Documents from "Matoa Albarits"