MEMULAI & MENGELOLA SEBUAH KELOMPOK KAUM MUDA ATAU KAUM DEWASA MUDA Intisari dari buku: Waking the Sleeping Giant: Effective Catholic Young Adult Ministry oleh Matthew Pinto DAFTAR ISI: • MENGAPA • LANGKAH DEMI LANGKAH • 8 ELEMENT • PEMIMPIN YANG BAIK • 90 TOPIK • UNTUK DIINGAT
I.
Mengapa kelompok kaum muda dan kaum dewasa muda dibutuhkan? 1) Kerinduan mendalam yang ada di dalam hati kita adalah Allah dan Kebenaran. Di masa kini, terlalu banyak hati yang dihuni oleh banyak gangguan dan hambatan duniawi. Kita harus menerobos itu semua dengan pesan pengorbanan Yesus Kristus. Kaum muda perlu mengurangi waktunya untuk hal-hal duniawi dan lebih banyak menghabiskan waktunya berpikir dan merefleksikan segala sesuatu mengenai Allah. Kebenaran akan membawa pada kesadaran dan kejernihan berpikir. Kita harus membawa mereka pada cinta yang mendalam pada Sang Kebenaran. 2) Orang-orang muda adalah korban dari perang kebudayaan. Korban bertambah terus. Kita perlu lebih banyak paramedis spiritual. Kelompok kaum muda dan kaum dewasa muda adalah para paramedis ini. 3) Kelompok kaum muda yang kuat dapat meringankan beban yang dihadapi kaum muda. Beban ini termasuk mencari sukses materi dan godaan seksual. 4) Kelompok kaum muda yang kuat dapat memberikan sebuah alternatif pada ajakan dari kepercayaan lainnya, termasuk beberapa sekte. 5) Kita sudah kehilangan banyak kaum muda akibat kateketik yang lemah. Mereka butuh tempat yang menarik dan mengundang untuk mendengarkan pesan Katolik yang jelas. 6) Paroki-paroki perlu menjangkau kelompok-kelompok ini dengan programprogram kaum muda dan dewasa muda yang lebih terbuka. Kaum muda mewakili 37% dari umat paroki. Kemana masa depan gereja kalau mayoritas kaum muda meninggalkan imannya?
II.
Beberapa metode langkah demi langkah untuk memulai sebuah kelompok di paroki anda. 1) Seseorang (remaja, dewasa muda, orang tua, Romo atau kaum religi) harus sampai pada kesimpulan bahwa kerasulan kaum muda atau dewasa muda adalah sangat vital bagi paroki. 2) Setelah itu harus ada komitmen dari Romo/paroki – dalam semangat dan mengalokasikan sumber daya. 3) Anda harus memilih pemimpin yang tepat atau pendamping kaum muda (paruh waktu atau permanen). Saya suka dengan ide bahwa seorang awam bisa pria atau wanita yang memimpin kelompok, dan seorang Pastor atau kaum religi lain yang memberikan dukungan cadangan. Akan sangat membantu lagi kalau bisa mendapatkan pemimpin yang punya sifat teologis dan logistis atau managerial. Ini bisa orang yang sama, walaupun dua orang yang berbeda kemungkinan bisa lebih efektif.. 4) Siapkan sebuah rencana kerasulan kaum muda/dewasa muda sama seperti menyiapkan sebuah rencana bisnis. Rencana ini sebaiknya di dukung oleh banyak doa. 5) Di dalam rencana ini harus termasuk: a) Logistik, contohnya tentukan fasilitas paroki apa yang akan digunakan.
b) c) d) e) f)
Kapan waktu untuk pertemuan. Dana yang dibutuhkan. Siapa yang menjadi sasaran yang akan diraih. Metode promosi yang akan digunakan. Daftar dari topik, pembicara, video dan bentuk kelompok yang akan dipakai. g) Ketua tim yang akan diajukan (musik, sosial, doa, kegiatan di luar dll.) h) Peraturan untuk Tim Inti (contohnya, berapa lama ketua tim diharapkan akan menjabat, dll., seperti apa sikap yang akan dituntut, dll.) i) Rencana dan persiapan untuk selalu menyertakan doa di dalam pelayanan suatu kelompok inti. III.
Delapan elemen yang akan membuat sebuah kelompok berjalan dan membuatnya efektif. 1) Doa – Allah memberkati mereka yang memujiNya. Dia akan berbicara pada mereka yang mau mendengarkan. Bahan bakar kelompok anda adalah doa. Juga, apabila pemimpin kelompok berdoa untuk mendapatkan arah dan bimbingan, dia akan mendapatkannya. Apabila kita mengetuk, pintu akan dibukakan. 2) Topik yang Bagus – Undang pembicara yang setia pada Gereja. Variasikan format pertemuan – satu minggu dengan seminar dan sesi tanya jawab, minggu selanjutnya buatlah kelompok kecil dengan diskusi2 yang “hangat dan nyaman”, minggu ke tiga buatlah kelompok diskusi yang besar dll. dsb. Pendeknya, variasikan sepanjang bulan. Biarkan peserta tertarik dengan antara pencampuran topik2 “berat” (contohnya: aborsi, hukuman mati) dan topik2 “ringan” (contohnya persahabatan, arti hubungan yang mendalam dll.) Juga lakukan “ice breakers” di awal setiap (atau beberapa) pertemuan2. Itu akan membantu peserta merasa lebih nyaman. 3) Pemasaran yang Baik – Persepsi adalah realita. Apabila kelompok ini dilihat sebagai tempat yang cocok untuk mereka berada, maka jadilah tempat yang seperti itu. Pemasaran yang baik akan membuat orang tertarik. Ada beberapa cara mempromosikan kelompok: a) Buat nama kelompok yang menarik perhatian. Pendek dan mudah disebut – “Mission Young Adults” misalnya. b) Buat logo. c) Buat t-shirt/kaus. Ini akan membangun atmosfer "klub". Orang suka untuk menjadi anggota sesuatu. d) Bentuk regu olahraga bersama dan bertandinglah. e) Tunjuk seorang Humas yang secara konsisten akan memajang pengumuman tentang aktifitas kelompok dalam media paroki, majalah dan koran lokal. f) Cetak kartu nama dengan waktu, lokasi dan bahkan peta bagaimana mencari kelompok ini. g) Buat dan publikasikan newsletter yang konsisten – bulanan, kalau memungkinkan.
h) Gunakan judul yang menarik untuk mempromosikan topik tertentu. Kreatif tapi tidak mengganggu. i) Apabila anda adalah seorang pendamping kaum muda, sering beradalah di lingkungan sekolah dan bertemu dengan anggota kelompokmu disana. Perhatikan anak-anak muda di sekeliling yang mungkin bisa dibantu oleh kelompokmu. j) Lakukan malam “Bawa Seorang Teman" sebulan sekali. k) Lakukan kolekte di lingkungan dan perkenalkan kelompokmu pada orang-orang yang kau temui. 4) Suasana – Ciptakan suasana nyaman, mengundang dan penuh semangat. Harus ada rasa kekeluargaan. Orang harus merasa bahwa ada sesuatu yang spesial dalam pertemuan-pertemuan ini. 5) Kepemimpinan – Tawarkan kepemimpinan yang baik dan terorganisir rapi, program yang baik untuk dijalankan. Satu orang harus dijadikan pemimpin kelompok, akan tetapi, gantikan fasilitator mingguan secara teratur. Paling tidak dua kali dalam sebulan kelompok seharusnya bisa bertemu dengan ketua kelompok sebenarnya, akan tetapi pemimpin kelompok cadangan/fasilitator harus menggantikannya satu atau dua kali sebulan. Ini untuk mencegah kultus individu dan melatih yang lain supaya bisa menjadi pemimpin/fasilitator. 6) Sosial – Lakukan banyak kegiatan luar yang baik, termasuk perjalanan camping, makan malam bersama, dan nonton bareng. Ini sebaiknya dilakukan malam hari diluar pertemuan biasa mingguan. Program kaum muda atau dewasa muda seharusnya menjadi pengalaman yang mengasyikkan. 7) Outreach – Tawarkan program2 keluar yang bagus dan memberikan inspirasi – kunjungi rumah jompo, bekerja di penampungan, lakukan kolekte untuk kaum papa dll. 8) Empower – Beri tugas pada peserta dengan pekerjaan yang kecil2 ketika mereka tiba di pertemuan. Ajak peserta baru untuk membantu dengan kursi atau mengatur meja. Orang suka “melakukan” pekerjaan apa saja. Itu adalah merupakan bagian dari kecanduan kita pada “busyness”. Itu juga bisa menjadi ice breaker yang baik buat peserta baru. Mereka akan merasa menjadi bagian di dalam kegiatan ini jika mereka diikutsertakan bekerja. IV.
Apa yang menjadikan seorang pemimpin yang baik. 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Keinginan untuk menjadi suci. Cinta akan Gereja dan tidak ada niat untuk menghancurkannya. Mendapat respek dari orang lain melalui jasa-jasa dan kerja keras. Tahu bagaimana caranya mendelegasikan. Bisa melihat “the big picture” – tahu kemana arah kelompok. Mengerti "pertanyaan pastoral" – Tidak semua orang berada di tingkat pemahaman yang sama. Berhati-hati dalam mempresentasikan materi2 yang sulit. Memiliki sifat memperhatikan, tetapi juga setia pada kebenaran. Banyak berdoa untuk hal-hal perbedaan yang mendasar yang tidak terpecahkan. Berdoa supaya
bisa mengetahui kapan untuk membawakan materi2 yang sulit dan kapan mesti menunggu saat yang tepat. 7) Dapat membuat keputusan2 sulit. 8) Bersedia mengorbankan popularitas demi kebenaran. 9) Penuh perasaan empati dan simpati. 10) Dapat tertawa. 11) Tidak menggosip. 12) Dapat dipercaya. 13) Bertanya-tanya “Apa Yang Akan Diperbuat Yesus?" 14) Mengerti (atau paling tidak aktif mempelajari) iman & kepercayaan. 15) Diplomatis dalam menangani pribadi2 yang sulit/menantang. 16) Nyaman berada di dunia, tetapi bukan “akan hal-hal duniawi" V.
90 topik untuk pertemuan 1) Penciptaan &/atau Evolusi (Apa yang kita percaya tentang asal usul manusia) 2) Kebebasan Beragama (Apakah boleh saya memaksakan pandangan di dalam masyarakat?) 3) Gerakan New Age (Apakah itu? Apakah berbahaya bagi Katolik/Kristen?) 4) Mormonisme (Siapa mereka & apa yang dipercaya mereka?) 5) Fundamentalisme (Orang Kristen yang “Terlahir-kembali” – Siapa mereka dan apa yang dipercaya mereka?) 6) Jehovah's Witnesses (Siapa mereka dan apa yang dipercaya mereka?) 7) Mengapa menjadi Katolik (Apakah itu benar2 menjadikanmu berbeda?) 8) Dasar-dasar Iman (Apa yang kita percaya? Mengapa? Apa yang menjadi garis bawah?) 9) Jesus (Siapa dia? Apa tujuanNya? Apa yang Dia minta pada kita?) 10) Kiamat (Apa yang menjadi dasar ajaran Katolik mengenai ini?) 11) Struktur Gereja (Paus, Uskup, Keuskupan dll., Apakah sebuah demokrasi?) 12) Kehidupan Selibat (Apakah biblis?, Apakah alami?, Apakah masuk masih akal?) 13) Hari2 Suci dan Puasa (Apakah itu?, Mengapa kita punya itu semua?) 14) Peran kaum awam (Apa fungsinya di dalam Gereja?) 15) Sakramen (Apakah hanya simbol atau benar2 dapat merubah kita?) 16) Pembaptisan 17) Konfirmasi 18) Rekonsiliasi 19) Pernikahan 20) Aturan Suci (Pastoran dan diakonat) 21) Perminyakan Orang Sakit 22) Misa (arti dibalik ritual2) 23) Sakramen Terberkati/Ekaristi (Benediction, Veneration, dll.) 24) Bunda Maria (Apakah benar2 ibu Tuhan? Mengapa ini bisa terjadi? Apa peran Bunda Maria?) 25) Santo Santa (Dapatkah berdoa pada mereka? Dapatkah mereka menolong kita?) 26) Malaikat (Apakah mereka ada? Apa peran mereka?) 27) Kredo (Penjelasan atas apa yang kita ucapkan setiap hari Minggu)
28) Kepausan dan Kesempurnaan (Mengapa kita memiliki Paus? Apa yang dikerjakannya?) 29) Api Penyucian (Apakah itu? Apakah benar2 ada?, Mengapa?) 30) Overview dari Cerita Perjanjian Lama (minggu-berganda: Apa yang terjadi?) 31) Kencan (Apa itu kencan yang sehat? Apa itu kencan Kristiani? Bagaimana seharusnya berkencan?) 32) Cerita pindah agama (Katolik yang meninggalkan gereja dan kembali, Mereka yang lahir kembali menceritakan pengalamannya.) 33) Persahabatan/Hubungan (Apa itu persahabatan yang baik? Bagaimana membentuknya? 34) Pesan Sabda Tuhan Sederhana (Apa itu hal2 Kristiani?) 35) Malam Tanya Jawab Umum (Tanya apa saja mengenai Gereja) 36) Malam Kesaksian Pribadi (Ada dimana kita di dalam perjalanan iman?) 37) Sejarah Gereja (minggu-berganda: Apa yang terjadi selama 2000 tahun?) 38) Demonologi (Apakah setan benar2 ada? Bagaimana roh jahat bekerja?) 39) Reformasi Protestan (Mengapa dan bagaimana bisa terjadi? Apakah itu suatu kesalahan?) 40) Beatifikasi (Sainthood – Bagaimana para Santo dan Santa di kanonisasi? Bagaimana prosesnya?) 41) Penampakan (Apakah manusia bisa menampakkan diri dari Surga?) 42) Padre Pio (video, :20 min. – Pastor Katolik modern yang mengalami perdarahan pada tangan, kaki dan bagian tubuh lainnya) 43) Perang Salib (Gereja Katolik berperang untuk melindungi Kekristenannya?) 44) The Inquisition 45) Overview of Agama2 di Dunia (Apa itu Islam, Hindu, Judaism, and Buddha?) 46) 12 Langkah Program dan Iman (Cara2 praktis untuk menanggulangi tantangan hidup) 47) Penyembuhan Luka Batin (Semua menulis rasa sakit dan mendiskusikannya. Kitab Suci dapat digunakan) 48) Kehidupan para Santo dan Santa (videos from :20 min. to :90 min – pilihan berganda) 49) Bunda dari Guadalupe (video: 27 min. – Penampakan Bunda Maria di Mexico tahun 1500an) 50) Paus Yohannes Paulus II – Ziarah ke Lourdes (video: 27 min – Paus mengunjungi Lourdes) 51) Mewartakan Pesan Yesus (videos of JP II talking: 33 & 20 min.) 52) Doa (Apakah itu? Mengapa penting? Bagaimana cara berdoa?) 53) Surga dan Neraka (Apakah benar2 ada/Seperti apa?) 54) Kehidupan Membiara (Bagaimana kehidupan suster dan bruder?) 55) Iman (Apakah itu? Apakah tertutup atau sudah terpikirkan? Bagaimana mengembangkan iman kita?) 56) The Virtues (Kesabaran, kedisiplinan, menahan amarah: Bagaimana cara bisa seperti itu) 57) Bentuk2 Doa 58) Doa dalam Kitab Suci (Cara apa saja berdoa dengan Kitab Suci?) 59) Rosario (apakah itu? Bagaimana asal mulanya? Bagaimana cara pengucapannya?)
60) Liturgi (Apakah itu? Mengapa dilakukan?) 61) Novena (Apakah itu?) 62) Jalan Salib (Bagaimana mengucapkannya? Mengapa kita mengucapkannya?) 63) Meditasi (Bagaimana cara meditasi? Apakah ini seharusnya dilakukan orang Kristen?) 64) The Beatitudes (Blessed are the meek, etc. Discussion of Beatitudes) 65) Devosi (Apa saja macam2 devosi?) 66) What is interior life? (How to nourish it, What does a life of prayer mean?) 67) Holy Hour (Night of guided meditation followed by group discussion) 68) Pengorbanan (Bagaimana kita bisa sampai Surga?) 69) Perceraian/Annulments (Apakah perceraian diijinkan? Apakah itu annulments?) 70) Homoseksualitas (Apakah alamiah? Apakah diperbolehkan? Apa yang mesti dikerjakan?) 71) Aborsi (Malam tanya jawab. Tanya mengenai hal2 yang berhubungan dengan aborsi.) 72) Ultrasound (Video dari perkembangan bayi) 73) Meet the Abortion Providers (Hard-hitting video by former abortionists) 74) Operation Rescue (Video on those who block abortion clinics to save babies) 75) AIDS (How should it be dealt with? Does "safe sex" exist?) 76) Hukuman mati (Apakah suatu masyarakat dapat memperbolehkan seorang kriminal untuk diakhiri hidupnya?) 77) Keadilan Sosial (Apa tanggung jawab kita dalam membantu orang lain? Berapa jauh kita harus melakukannya?) 78) Euthanasia (Bolehkan suatu masyarakat melegalisasi "pembunuhan karena rasa kasihan?") 79) Sumbangan Organ Tubuh (Bisa kah Katolik menyumbangkan organ tubuhnya setelah meninggal?) 80) Kremasi (Apakah diijinkan?) 81) The Great Population Hoax (2 videos:, 36 Apakah populasi manusia akan meluapkan planet ini?) 82) Masalah premanisme (Apa yang bisa dilakukan?) 83) Tidak Berhubungan sebelum Menikah (Video by Molly Kelly dalam hubungan pranikah dan tidak berhubungan sebelum menikah) 84) Kaum muda, Sex, & Tidak berhubungan sebelum menikah (two :20 minute videos) Fr. Benedict Groeschel 85) Sekolah, Klinik, dan Kontrasepsi (:30 min. video, Are schools the place for this?) 86) Hak asasi manusia (Apa saja hak asasi manusia itu?) 87) Dilema Moral (Diskusi kelompok dengan kaum klerus, "Apa yang harus dilakukan kalau…....?") 88) Psikologi dan Agama (Kawan atau lawan?) 89) Liturgi dan Keindahan (Apa itu mengikuti misa dengan baik?) 90) Vocations (Kemana Allah memanggilmu?) VI.
Prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk selalu diingat (tidak berurutan)
1) Dalam pertemuan2 perencanaan, jangan terbelenggu pada diskusi yang tidak penting. Orang suka pergi ke pertemuan2 apabila masalah dapat diselesaikan. Kalau tidak, orang akan merasa tidak antusias. Bersikaplah tegas, buat keputusan. Jangan memperdebatkan hal-hal kecil. Berilah tugas pada mereka dan biarkan yang lain memecahkan masalah2 kecil lainnya. Buatlah satu pertemuan perencanaan yang utama satu bulan sekali. 2) Pimpinan kelompok harus membuat sebagian besar keputusan-keputusan seharihari. Keputusan-keputusan yang besar dibiarkan dan diputuskan dengan cara pengambilan suara. 3) Di dalam pertemuan2 malam yang sifatnya pendidikan, buat atmosfir yang mengundang, tetapi serius dalam keimanan. 4) Jangan memberikan suasana perselisihan. Ini bukan berarti anda tidak boleh mengajarkan orang untuk memberikan pandangan yang berlawanan. Anda sebaiknya memberitahu apa yang dikatakan orang lain, akan tetapi kita harus memberikan jawaban sesuai iman Katolik atas pernyataan itu. Kamu dapat mendiskusikan pendapat2 yang berlawanan, akan tetapi bukan dari Keluarga Berencana atau orang2 yang mendukung aborsi. Mereka tidak mewakilkan Gereja Katolik. Kelompokmu disana adalah untuk membentuk manusia yang beriman, bukan menjatuhkannya. Sering terjadi, pengajar memberikan pandangan yang berlawanan tanpa memberikan jawaban secara iman Katolik yang kuat. Itu akan menciptakan suasana menggantung dengan pernyataan semu. Ini bisa menyebabkan kaum muda kecewa. Mempelajari iman tidak selalu alamiah, terutama di kebudayaan modern, dimana seringkali malah kontradiksi dengan iman. Oleh karena itu, jangan lupa untuk memberi kaum muda atau kaum muda dewasa dasar yang kokoh apabila kita mengemukakan hal-hal bertentangan apalagi tema2 yang lebih sulit. Tunggu beberapa bulan sebelum sampai mereka terbentuk dalam iman sebelum anda membiarkan atau seseorang atau sesuatu menggoyahkan iman mereka. Kamu akan membangun pondasi rumah sebelum meletakkan atapnya. Sama juga halnya dengan ini, tunggu beberapa bulan untuk mengemukakan topik yang membutuhkan tingkatan yang lebih tinggi dalam iman dan pengertian (misalnya, alat2 kontrasepsi, euthanasia, aborsi dll.). 5) Undang para pembicara yang setia pada Gereja, kalau tidak akan sia-sialah kelompok ini. Mereka memerlukan pembentukan iman sebelum iman mereka tertantang. Anda dapat mempelajari sudut pandang yang berlawanan tanpa memberikan seseorang ruang untuk membeberkannya. 6) Beri keyakinan bahwa fokus utama dari kelompok ini adalah kelompok dengan orientasi yang bersifat mendidik. Kalau anda mencoba mengelola kelompok yang mengutamakan kegiatan2 “sosial” di luar, seperti camping, piknik, arung jeram, kelompok ini akan membosankan. Kelompok sosial hanya akan membuat sedikit orang berubah. Kepercayaan yang tegar dan pengorbanan yang dapat menyebabkan perubahan sesungguhnya. 7) Ketika membimbing tim inti kaum muda, terapkan disiplin. Andalah pemimpinnya. Jangan takut untuk kehilangan orang muda akibat menegakkan standar dan apa yang diharapkan. Orang lain akan datang dan mengisi kekosongan itu. Dan, team intimu akan menghormati karena kepemimpinanmu.
8) Tawarkan sebuah program sosial yang dinamis, terutama untuk kelompok kaum muda. Lakukan banyak hal di Gereja (pertandingan bola volley, permainan) untuk membentuk keakraban dengan Gereja. Kita ingin orang muda mengalami hubungan yang positif dengan gereja. Kita mau “orang dalam” yang akan mempraktekkan ajaran imannya. Kita mau kelompok kaum muda kita untuk menjadi tempat yang cocok. Ini tidak berarti kita mengkompromikan ajaran2, tetapi berarti memberi keseimbangan ke-ortodox-an dengan pengalaman yang menyenangkan. 9) Anggap kebudayaan sekular dan bahkan kelompok kaum muda non-Katolik sebagai kompetisimu. Sejujurnya, mereka adalah kompetisimu. Itu bisa menjadi kompetisi yang bersahabat, tetapi pada dasarnya bahwa banyak pandangan2 yang bertentangan dengan keinginan Yesus dan ajaran2 Gereja. Sedikit pandangan kompetitif dapat membuat anak2 ikut serta secara emosional. Saya tidak menganjurkan anda untuk menjadi terlalu bersemangat. Tetapi menganjurkan untuk membuat sedikit ketegangan dengan membandingkan Gereja dengan lawan-lawannya. Ini bisa menjadi ketidak-nyamanan. Permasalahan kaum muda adalah terlalu banyak yang apatis karena mereka tidak terinspirasi. Agama adalah bisnis yang serius. Orang muda perlu tahu itu. Ada kelompok2 di luar sana yang mau menarik mereka dari Gereja. Oleh sebab itu, coba pikirkan untuk kadang2 sharing pesan seperti ini: “ Apakah kalian ingin menjadi 75% dari kaum muda yang terkurung dalam tekanan seksual?,” “Apakah kalian akan menolak kesucian Kristus seperti beberapa gereja di luar sana?” “Apakah kalian akan dikatakan bahwa kalian tidak boleh berdoa di tempat umum?” Ini dilakukan supaya memberikan pandangan kaum muda; untuk memberi tahu mereka bahwa keadaaan diluar sana tidak selalu tampak indah. 10) Ciptakan suasana sedikit “mereka” lawan “kita”. Itu bisa diberi nuansa perselisihan yang sehat, akan bisa membantu mengatasi kebosanan. Saya tidak maksudkan anda menjadi terlalu agresif secara spiritual. Sebarkan kebenaran dalam cinta kasih, tetapi biarkan kaum muda dan kaum dewasa muda mengerti bahwa banyak orang yang tidak suka terhadap apa yang kita percaya. Berbicaralah tentang “perang kebudayaan” yang terjadi di muka bumi. Kalau tidak, kaum muda akan kecewa (sebab memang benar2 terjadi perang kebudayaan diluar sana). 11) Jangan mengadakan pertemuan yang berhubungan dengan (perencanaan, laporan keuangan dsb.) dalam pertemuan2 edukatif. Kamu bisa membuat pengumuman di awal atau di akhir pertemuan, tapi jangan buat pertemuan kelompok besar sebagai pertemuan perencanaan. Pertemuan kelompok besar harus di khususkan untuk proses pembelajaran dan bersosial, bukan tempat untuk diskusi hal-hal sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan kelompok. 12) Hadir tepat waktu. Jalankan pertemuan yang terorganisir. Waktu yang saya suka untuk pertemuan kaum muda adalah 7:00-8:30 malam hari Minggu. Waktu yang saya suka untuk pertemuan kaum dewasa muda adalah 7:30-9:00 malam pada hari Rabu. Usahakan mengakhiri pertemuan dengan kesimpulan sesuai waktu yang dijadwalkan, terutama untuk kaum dewasa muda. Ucapkan permohonan maaf kalau pertemuan berlangsung lewat dari jam 9:00. Ajak mereka untuk tinggal sejenak dan bertanya pada pembicara setelah jam 9:00, dengan asumsi sore itu
berjalan sangat lancar. Orang dewasa amat memperhatikan pukul berapa bisa selesai pertemuan supaya mereka bisa beristirahat cukup, pulang ke rumah pada keluarga dll. Ingat tentang Teori FotoMat – Orang naik mobil menghampiri kios FotoMat, memasukkan film, dan ambil 2 hari kemudian. Mereka suka akan kenyamanan “masuk dan keluar”. Sama dengan itu, buatlah “program paket” yang siap sedia digunakan kaum muda atau kaum dewasa muda. Sebagian peserta seharusnya hanya datang ke pertemuan, bersosial, nikmati topik atau diskusi malam itu, tumpuk beberapa kursi dan pergi. 13) Konsistenlah dengan pertemuan kelompok dan pertemuan perencanaan. Orang harus tahu bahwa pertemuan kelompok adalah “setiap Rabu” atau “Kamis pertama setiap bulan”. Konsistensi adalah pemasaran yang baik. Orang dengan mudah menghafal jadwal pertemuan dengan cara menyelenggarakannya dengan tipe pertemuan yang sama pada hari atau tanggal yang sama. 14) Hindari melamun. Usaha yang keraslah yang bisa membuat setiap orang baru merasa nyaman untuk datang. Tugaskan setengah lusin anggota kelompok yang secara reguler biasa hadir di pertemuan untuk memastikan tidak ada seorangpun yang menyendiri selama waktu2 “sosial” – di awal dan di akhir pertemuan. 15) Rencanakan topik jauh-jauh hari sebelumnya supaya kita bisa punya waktu untuk mengatur pembicara dan bisa mempublikasikan topiknya. Contoh: Topik untuk bulan Juni sudah harus direncanakan pada awal Mei atau malahan lebih awal lagi juga baik. 16) Banyak pemimpin kaum muda dan kaum dewasa muda menghindar untuk menjalankan kelompok dengan orientasi pendidikan, sebab mereka masih belum tahu iman mereka, dan tentu saja, tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Hal seperti ini tidak boleh terjadi. Pemimpin-pemimpin harus membaca buku dan mencari media rohani sebagai sumber daya dan narasumber. Atau, kalau mau mudah, undang pembicara atau tonton video rohani untuk menyampaikan isi dan kamu hanya menjadi moderator pertemuan itu.
Matthew Pinto adalah Managing Editor dari Envoy Magazine sebuah journal apologia Katolik dan pewartaan berbahasa Inggris. Email:
[email protected] www.envoymagazine.com Disadur bebas dan diadaptasi oleh: Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor