Melukis Adalah Sebuah Aktivitas

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Melukis Adalah Sebuah Aktivitas as PDF for free.

More details

  • Words: 4,356
  • Pages: 22
Melukis adalah sebuah aktivitas . Cat air atau Crayon adalah media untuk melukis . Jadi dengan media apapun , melukis adalah melukis dan media yang akan digunakan yang akan membedakan teknik atau cara dalam melakukan aktivitas tersebut. >Cat air dan Crayon , berbeda . baik secara teknik maupun secara karakter. .cat air biasa juga disebut dengan teknik aquarel. Caranya : >Campurkan warna dari tube cat kedalam air dengan perbandingan 80 : 20. >Aduk sampai berbuih . >Sapukan dengan satu sapuan kuas . Yang perlu diingat dalam teknik aquarel ini adalah memulai pewarnaan dengan warna2 muda , dan biarkan mengering untuk tumpukan warna berikutnya . Dan semua pewarnaan harus dibuat secara transparan . Untuk hasil yang maksimal sebaiknya anda menggunakan kertas khusus untuk teknik cat air ini . Nama kertasnya kertas Aquarel. Kalu soal menggunakan Crayon rasanya ngga ada yang ribet karena teknik yang digunakan sama saja dengan kita membuat drawing dengan pencil warna .

Cara mewarana Home

Metode pengajaran Seni di Taman Kanakkanak Ditulis Oleh gita Wednesday, 06 August 2008

Metode Pengajaran Seni di TK Penciptaan Karya Tari Penciptaan tari bagi penata tari yang berlatar belakang pendidikan tari, diawali dengan kegiatan menulis perencanaan tari. Tujuan menulis rencana tari ( gagasan tari) adalah untuk panduan dan acuan penata tari pada waktu proses mencipta tari. Bagi seniman yang berlatar belakang pendidikan tari,

mengungkapkan gagasan tari dalam bentuk tulisan bermanfaat untuk alat kontrol, agar dalam proses mencipta tari selalu bekerja dan bersikap konsisten, membuat karya seperti dalam gagasannya. Bagi orang lain, rencana tari bermanfaat untuk memberikan gambaran utuh mengenai wujud karya tari yang akan dibuat. Oleh karena itu, rencana tari disebut pula dengan istilah konsep tari. Hal penting yang harus dijelaskan dalam konsep tari, adalah: 1. latar belakang mencipta tari; 2. manfaat mencipta tari; 3. acuan teoritik bentuk tari; 4. tujuan mencipta tari; 5. rencana langkah-langkah mencipta tari; 6. rencana orientasi garapan; 7. rencana komposisi tari. Pengetahuan Mencipta Tari Guru TK harus melibatkan anak didiknya dalam proses mencipta tari dan membimbing anak pada waktu proses mencipta tari. Anda sebagai guru TK penting untuk mengetahui langkah kegiatan mencipta tari yang dilakukan oleh penata tari dan koreografer profesional, yang dapat dijadikan sebagai pedoman kerja pada saat guru mencipta tari, sehingga dapat mencapai proses mencipta tari yang benar. Proses kegiatan mencipta tari penata tari dan koreografer, dimulai dari kegiatan menemukan gagasan, mendalami gagasan, mewujudkan gagasan/ komposisi tari dan pementasan tari. 1. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menemukan sebuah gagasan, adalah Mengamati benda, alam semesta,

kegiatan, peristiwa dan sebagainya atau merasakan suatu gejala alam, sosial, seni, budaya, dan sebagainya. 2. Merenungkan dan menelaah melalui kegiatan berpikir, mencari jawaban dan bertanya kepada orang yang dianggap tahu tentang gagasan tari. 3. Terjun langsung ke lapangan, mengamati hal-hal yang berkaitan dengan gagasan tari: tema, media, bentuk, gaya, nilai budaya, estetika, dan sebagainya. 4. Studi pustaka (menelaah buku-buku), berkaitan dengan gagasan tari: tema, media, bentuk, gaya, nilai budaya, estetika, dan sebagainya.

Sedangkan pada tahap mendalami gagasan dapat dilakukan dengan cara melakukan eksplorasi, improvisasi dan evaluasi. Sementara dalam tahap mewujudkan ide/komposisi, Anda akan melakukan penyusunan atau pembuatan komposisi gerak, desain lantai, desain atas, desain musik, dramatik dan tema tari. Kesemuanya itu dilakukan untuk mewujudkan gagasannya. Terakhir, dalam tahap pementasan tari Anda akan menyelenggarakan pertunjukan karya tari di depan penonton. Serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pementasan tari adalah latihan, pergelaran, dan pembahasan/evaluasi tari. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penciptaan tari, dituntut kemampuan-kemampuan, seperti kemampuan berpikir, kepekaan keindahan, kepekaan emosi, intuisi, imajinasi, fantasi, kreativitas, dan bakat untuk mengekspresikan gagasan. Pementasan Tari Rangkaian kegiatan pementasan tari adalah latihan,

pementasan tari dan pembahasan/evaluasi tari. Bagi guru latihan tari merupakan sarana untuk melatih keterampilan anak bergerak, melatih kepekaan ritme dan tempo/musik kepada anak, melatih kemampuan menghayati dan mengungkapkan peran yang sedang ditarikan. Berbagai sikap anak juga dapat ditumbuhkembangkan melalui kegiatan latihan ini, di antaranya sikap mau dan dapat bekerja sama dengan orang lain, sikap berani berkomunikasi dengan orang lain, dan memupuk sikap mau berusaha. Pementasan merupakan puncak dari keseluruhan proses penciptaan tari. Pementasan tari sebagai media untuk menunjukkan hasil karya anak dan guru kepada orang lain. Berbagai sikap anak dapat tumbuh dan berkembang dari kegiatan ini, di antaranya memupuk sikap percaya diri bagi anak, memupuk sikap berani tampil depan orang banyak, memupuk sikap berani mengekspresikan diri. Pembahasan/evaluasi tari berfungsi untuk umpan balik demi kesempurnaan pementasan tari berikutnya. Bagi anak-anak, kegiatan ini bermanfaat untuk melatih kemampuannya melihat, merasakan, dan menanggapi terhadap hal-hal yang baru saja mereka lihat dan dengar dari atas pentas, pada akhirnya anak dapat menghargai tari dan dapat memberikan penilaian kepada pementasan tari dan memupuk sikap berani mengungkapkan pendapat kepada orang lain.

Konsep Seni Rupa 1. Konsep Seni Rupa meliputi: Hakikat Seni Rupa, Aspekaspek Karya Seni Rupa dan Ragam Seni Rupa. 2. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai “produk” atau sebagai “kemahiran” atau sebagai

“kegiatan mencipta atau kegiatan kreasi”. Dapat dikatakan bahwa pengertian seni rupa bersifat majemuk karena jenis dan cakupannya demikian beragam dan luas. 3. Dalam pengertian terbatas seni rupa atau visual art dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ungkapan seni yang mengekspresikan pengalaman hidup, pengalaman estetis atau artistik manusia dengan menggunakan beragam unsur seni untuk menghasilkan susunan atau struktur karya seni rupa yang dapat dilihat, diamati, diraba, didengar atau diapresiasi oleh publik atau penikmat seni. 4. Fungsi Seni Rupa: mitologis, religius, edukasi, psikologis, ekspresi personal, praktis, sosial, ekonomis, komunikatif, dan budaya. 5. Karakteristik seni rupa ditandai oleh sifat utama seni rupa adalah sebagai objek maupun wahana pengembangan kreativitas, bersifat terbuka dan bebas, mengakomodasi pembaharuan dan berbagai kecenderungan praktek seni rupa yang pluralistik serta dipengaruhi kondisi dan situasi sosial-politik dan budaya. Sifat khusus lainnya dari seni rupa adalah sifat relatif atau tidak absolut. Dengan kata lain pengertian seni rupa seperti halnya seni bersifat majemuk, dinamis, bergerak bebas. Konsep seni rupa berkembang sejalan dengan kehidupan masyarakat yang terus berkembang, 6. Aspek-aspek dalam Seni Rupa yang terdiri dari: a) wujud dan isi dalam seni rupa, b) media dalam seni rupa, c) subject matter-material-teknik dalam seni rupa. 7. Wujud atau visioplastik adalah hasil konfigurasi dari permukaan dan sisi-sisi suatu bentuk yang dapat dilihat, diamati dan diraba. Wujud dari karya seni rupa dapat

berupa wujud visual saja atau paduan wujud visual dengan unsur bunyi dan unsur gerak. 8. Isi atau ideoplastik adalah aspek ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning) dari bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi penikmat atau publik seni. Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. 9. Bentuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis: bentuk beraturan dan bentuk tak beraturan. 10. Media berasal dari kata “medium” yang dapat diartikan sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada penikmat atau publik seni. 11. Pokok soal atau subject matter dari suatu karya seni rupa adalah apa saja yang disajikan dalam karya itu, dapat berupa ide atau gagasan, objek-objek alami, peristiwa, atau kejadian-kejadian, tema, simbol-simbol dan alegori yang terdapat pada karya seni rupa. 12. Dalam proses pembentukan suatu karya seni rupa, interaksi antara media dengan subject matter dan material serta penguasaan teknik-teknik tertentu sangat penting dalam perwujudan suatu karya seni rupa. Penguasaan keterampilan teknik yang optimal adalah yang didukung dengan pengetahuan material meliputi: bahan dan alat-alat yang dipergunakan dalam berkarya. 13. Pengklasifikasian seni rupa yang umum dikenal menurut konsep Seni Rupa Barat (Konsep Seni Rupa Modern) adalah penggolongan berdasarkan aspek bentuk atau dimensi dan fungsi. Dari penggolongan atau klasifikasi ini dapat dipetakan cabang-cabang seni rupa yang termasuk di dalamnya. 14. Berdasarkan aspek bentuk dan dimensi karya seni rupa

dapat diklasifikasikan menjadi karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan tiga dimensi (trimatra). 15. Berdasarkan aspek fungsi seni rupa dapat diklasifikasikan menjadi: seni murni dan seni terapan. 16. Jenis seni rupa yang termasuk dalam cabang Seni Murni adalah Seni Gambar, Seni Lukis, Seni Patung dan Seni Grafis. Dalam perkembangannya beberapa media dalam seni terapan kemudian dipergunakan sebagai media ekspresi, seperti misalnya Seni Keramik dan Seni Fotografi. 17. Jenis seni rupa yang termasuk dalam cabang Seni Kriya adalah Kriya Keramik, Kriya Rotan, Kriya Kayu, Kriya Kerang, Kriya Emas, Kriya Kulit dan sebagainya. Beragam teknik digunakan untuk membuat karya seni kriya, seperti teknik: pahat, ukir, batik, anyam, tenun, ikat, macramé, dan lain-lain. 18. Jenis seni rupa yang termasuk dalam cabang Desain adalah Desain Produk, Desain Grafis, Desain Interior, Desain Eksterior, Desain Otomotif, Desain Elektronik dan sebagainya. Pengetahuan Dasar Seni Rupa 1. Titik dan bintik adalah unsur rupa pertama yang merupakan awal dari pengembangan unsur rupa lainnya seperti: garis, wujud/raut, bentuk, bidang dan unsurunsur rupa lainnya yang lebih kompleks/rumit struktur bentuknya. 2. Garis adalah rangkaian titik yang terjalin memanjang menjadi satu. Garis terdiri dari berbagai jenis, sifat atau kualitas yang dapat digunakan dari berbagai arah untuk memvisualisasikan gagasan tentang sesuatu bentuk

sesuai imajinasi dan persepsi seseorang. 3. Rangkaian beberapa garis akan menghasilkan bentuk (dua dimensi) dalam rupa gambar. Bentuk dalam pengertian tiga dimensi adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena ruang atau volume. 4. Bidang merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari beberapa garis. Bidang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bidang horizontal, vertikal dan melintang. 5. Secara kimia warna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna). Sedang secara fisika warna terbentuk dari unsur cahaya. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok warna primer, sekunder, dan tersier. 6. Warna primer (pertama) adalah warna pokok, bukan terbuat dari campuran warna lain mana pun. Kelompok warna sekunder (kedua) terbentuk dari campuran warna primer dan warna primer lain. Warna tersier (ketiga) terjadi dari campuran warna sekunder dengan warna sekunder lain atau dengan warna primer. 7. Tekstur adalah sifat permukaan bahan dari suatu benda atau bidang. Tekstur dapat dibedakan antara: tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur semu pada karya seni rupa dua dapat dibuat dengan teknik pulas warna, teknik cetak/ dicap, teknik tempel. Sedang tekstur nyata dapat dibuat dengan teknik gurat, cukil, pahat, dan lain-lainnya (sesuai jenis bahan yang digunakan). 8. Kesatuan merupakan prinsip seni yang menjadikan unsurunsur rupa dari suatu karya seni rupa terlihat tertata dengan selaras. Meskipun bentuk dan warnanya bervariasi namun tidak ada unsur-unsur yang terlihat

berlebihan atau terlalu menonjol. Secara keseluruhan tampak utuh. 9. Untuk menciptakan keseimbangan dalam suatu karya seni rupa tri matra diperlukan kepekaan dalam mengatur kesebandingan dan keserasian bobot dari volume benda pada satu bagian dengan bagian lainnya. Keseimbangan pada karya seni rupa dwi matra dapat terbentuk dari pengaturan bentuk yang memiliki warna dan ukuran yang bervariasi. Misalnya, warna yang terang/cerah akan terkesan lebih ringan, sedang warna-warna gelap terkesan lebih berat. 10. Irama adalah perulangan dari unsur-unsur yang ditata berdasarkan variasi unsur-unsur rupa. Jenis perulangan misalnya: perulangan sejenis (repetitif), perulangan alternatif dan perulangan progresif. 11. Variasi perulangan dapat dibentuk melalui : perbedaan intensitas warna, perbedaan ukuran, perbedaan jarak atau posisi dari objek. Walau ada perbedaan namun tetap diupayakan tertata dengan teratur. 12. Proporsi atau perbandingan adalah keselarasan atau keserasian perbandingan ukuran antara satu bagian dengan keseluruhan bentuk. Misalnya, keserasian proporsi kepala dengan bagian tubuh lainnya pada gambar manusia. 13. Pusat perhatian merupakan upaya menghadirkan unsur rupa yang menonjol atau menarik sebagai aksentuasi agar karya seni rupa tampil lebih menarik. 14. Keserasian merupakan prinsip seni yang mengutamakan unsur keharmonisan tatanan unsur-unsur rupa. Keserasian dapat terbentuk dari unsur-unsur yang berbeda tetapi perpaduan unsur tersebut terlihat saling

mendukung dan artistik. 15. Proses kreasi bermula dari tahap proses mental (rasa dan karsa) berlanjut pada proses dan bentuk fisik (cipta dan karya). Keterampilan Seni Rupa Keterampilan seni rupa terbagi menjadi 1. keterampilan berkarya dwi matra, meliputi: 1. Jenis atau ragam gambar. Gambar menempati peran yang sangat penting sebagai media ekspresi dan untuk mengomunikasikan gagasan desain. Setiap jenis gambar memiliki karakteristik dan prinsip estetik yang berbeda sesuai dengan fungsi dan tujuannya. 2. Media Gambar. Jenis media gambar yang dapat digunakan tergantung pada jenis gambarnya. 3. Teknik dan prosedur. Teknik yang dipergunakan dalam membuat karya seni dwi matra sesuai dengan jenis karya dan bahan serta alat yang dipergunakan. 4. teknik berkarya dwi matra, di antaranya adalah teknik pulas, semprot, mozaik, kolase, inlai, patri, ukir, gores, cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, selup dan sulam. 2. Menggambar ragam hias. Menggambar ragam hias merupakan proses menggambar motif hias untuk berbagai fungsi dekoratif 1. corak ragam hias dapat diklasifikasikan ke dalam geometris, organis, natural dan perpaduannya. 2. Warna ragam hias menempati peran yang penting dalam ragam hias. 3. Keterkaitan corak ragam hias dengan teknik bentuk

corak yang terdapat dalam ragam hias tekstil sering kali dipengaruhi oleh alat dan teknik yang digunakan dalam membuat motif. 4. Kegiatan menata pola ragam hias menentukan keindahan tekstil yang dihasilkan. 5. Memilih corak ragam hias dapat disesuaikan dengan teknik yang dipilih. 6. Membuat pola ragam hias pada rancangan tekstil unsur bentuk, warna dan tekstur tidak dapat dipisahkan. 7. Membuat komposisi pola ragam hias adalah kegiatan yang dilakukan setelah membuat pola ragam hias. 3. Menggambar bentuk. Menggambar bentuk merupakan proses pengamatan dan penggambaran objek di atas bidang dua dimensi melalui suatu media gambar dengan berbagai ketentuan. 1. dalam kegiatan menggambar, objek sering disebut benda atau model. Benda dibedakan menjadi bentuk kubistis, silindris dan bebas. Sedangkan model biasanya objeknya adalah manusia. 2. Prinsip menggambar bentuk adalah perspektif, proporsi, komposisi, gelap-terang, bayang-bayang. 3. Teknik menggambar bentuk antara lain: linear, blok, arsir, dusel, pointilis, aquarel, plakat. 4. Pendekatan menggambar bentuk yang dapat digunakan adalah pendekatan dengan model dan tanpa model. 5. Langkah-langkah dalam menggambar bentuk: 1. pengamatan 2. membuat sketsa

3. menentukan gelap-terang 4. menentukan teknik 5. sentuhan akhir. Kemampuan Dasar Anak Usia TK Ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, masa anak dapat dibagi menjadi a) masa bayi, b) masa anak pra-sekolah, c) masa anak sekolah, d) masa remaja. Perbedaan perkembangan individu sebenarnya disebabkan oleh faktor pembawaan, pengalaman-pengalaman dalam lingkungan, perjalanan hidup, serta faktor-faktor agama, iklim, sosiologi, ekonomi dan sebagainya. Menurut Montesorri, gevoelige periode yaitu saat permulaan perkembangan anak mulai dari lahir hingga umur 3-4 tahun yang lebih banyak dipengaruhi oleh “insting” semata. Saat inilah permulaan terbukanya jiwa kanak-kanak untuk menerima pengaruh-pengaruh dari luar melalui pancaindranya secara luar biasa. Menurut Ki Hadjar Dewantoro mulai umur + 3,5 tahun akan terlihat permulaan diferensiasi jiwa kanak-kanak, dari sifatnya yang “kompleks” akan menjadi “tri sakti”: pikiran, rasa, dan kemauan. Beberapa gejala yang muncul saat masa pubertas pertama adalah: (a) Gejala krisis, (b) Gejala egosentris, (c) Gejala eksplorasi, (d) Gejala meniru, (e) Gejala bermain, (f) Gejala masa peka. Setiap fungsi mempunyai masa peka tersendiri, misalnya masa peka untuk menggambar adalah tahun ke-5, masa peka untuk berjalan adalah tahun ke-2, masa peka untuk perkembangan ingatan logis adalah tahun ke-12 dan ke-13. Kematangan fungsi-fungsi perkembangan dalam diri anak

tidak sama kecepatannya pada setiap anak dan berlangsung tidak pada kurun waktu yang tepat. Ada anak yang lebih cepat perkembangannya, namun ada pula anak yang lambat. Perbedaan tadi disebabkan oleh faktor endogin dan eksogin. Tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seorang anak berhubungan dengan kompetensi atau kemampuan generik dalam dirinya yang diharapkan dapat berkembang wajar secara bertahap sesuai perkembangan usia mentalnya. Berbagai fungsi perkembangan dan kemampuan dasar/generik dalam diri anak, khususnya usia TK antara lain (a) perkembangan fisik, (b) perkembangan intelek, (c) perkembangan emosi, (d) perkembangan persepsi, (e) perkembangan estetik, perkembangan sosial, (f) perkembangan kreativitas. Karakteristik Seni Rupa Anak 1. Karya seni anak bersifat alamiah karena setiap anak sesungguhnya memiliki bakat alamiah yang berbedabeda. 2. Karya seni anak bersifat ekspresif karena karya rupa mereka umumnya merupakan suatu ungkapan yang kuat, spontan, jujur, langsung dan berangkat dari dalam dirinya. 3. Karya seni anak bersifat dinamis, artinya karya mereka umumnya mengesankan sesuatu yang bergerak terus seirama dengan gejolak emosi dan perasaannya. 4. Banyak tokoh yang mengutarakan pembagian tahap perkembangan (periodisasi) ungkapan ekspresi seni anak dengan batasan usia dan peristilahan yang berbedabeda. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Victor Lowenfeld dan Brittain, Rhoda Kellogg dan Scott, serta Lansing.

5. Karakteristik gambar anak usia TK menurut Lowenfeld termasuk dalam tahap coreng-moreng. Walaupun ungkapan visual mereka masih sangat sederhana namun sesungguhnya dari perkembangan usia anak dapat dikenali perbedaan masa awal coreng-moreng dengan perkembangan coreng-moreng berikutnya. 6. Karakteristik gambar anak masa coreng-moreng awal: usia sekitar 1-2 tahun anak mulai dapat mencoret dengan krayon atau pensil. Namun karya mereka belum dapat dikatakan suatu karya seni rupa, lebih menampilkan garis-garis panjang, pendek, melingkar, zig-zag yang tak beraturan. 7. Karakteristik gambar anak masa coreng-moreng lanjut: usia 2-3 tahun anak telah mulai mengontrol goresangoresannya dan bahkan telah memberi nama gambargambar yang mereka buat walau terkadang orang dewasa masih sulit mengenali bentuknya. 8. Karakteristik gambar Anak usia TK masa pra-bagan: goresan-goresannya sudah mulai terkontrol, objek gambar sudah bermakna namun hubungan satu dan lainnya belum jelas, warna masih bersifat subjektif dan tidak sesuai dengan realitas, belum mengenal garis dasar. 9. Fungsi menggambar pada anak-anak hakikatnya adalah kegiatan bermain, sarana komunikasi, sarana ekspresi (kebebasan emosi), sarana relaksasi dan sarana terapi. 10. Di dalam pembinaan seni rupa ada dua aspek perkembangan yang menjadi sasarannya yaitu a) Pembinaan yang ditujukan kepada kepandaian atau keahlian, b) Pembinaan yang ditujukan kepada pembentukan pribadi.

11. Tujuan kegiatan menggambar di TK adalah mengembangkan kepekaan indriawi, khususnya indera penglihatan, kepekaan artistik, keterampilan motorik dan daya imajinasi anak. 12. Karakteristik gambar anak-anak berbeda dengan gambar buatan orang dewasa. Hal ini perlu diperhatikan ketika seorang guru akan merancang kegiatan menggambar di TK dan melakukan penilaian terhadap hasil karya anak. 13. Bagi anak usia TK yang lebih dipentingkan adalah keberanian, kreativitas dan spontanitas dalam mengekspresikan gambarnya, bukan keindahan atau kerapiannya. 14. Alternatif kegiatan seni rupa anak di TK yang memiliki karakteristik ungkapan visual yang beragam, antara lain: melukis jari, membentuk dengan bahan lunak, mencetak, merobek-mengelem-melekat, melukis dengan bulu dan sebagainya.

Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa di Taman Kanak-kanak 1. Sebagai guru Taman Kanak-kanak Anda penting memperhatikan bahwa bagi anak-anak TK bukan hasil karya yang diutamakan namun pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya eksplorasi yang dibutuhkan anak. 2. Pengalaman ini akan menimbulkan kesan yang mendalam dan memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan. Hal ini dimungkinkan karena program kegiatan seni bersifat fleksibel.

3. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan kesuksesan dalam pengalaman seni anak. 4. Berbagai stimulus yang dapat diberikan untuk anak-anak balita agar mereka termotivasi berkreasi seni antara lain: menyediakan material seni yang mudah dikuasai, menyediakan ruang yang nyaman untuk berkarya, dan memberi kebebasan anak untuk mengeksplorasi materi seni sesuai keinginannya. 5. Tema yang disenangi anak-anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya bersumber dari realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga, lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan, dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun binatang, kolam renang, taman bermain dan sebagainya. 6. Suatu pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori yakni: a. Gambar spontan: yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak sendiri sebagai suatu kegiatan bermain. b. Gambar bebas atau sukarela: yakni gambar yang dibuat atas permintaan guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek gambar dipilih sendiri oleh anak. c. Gambar terarah: yakni gambar yang tema/topiknya sudah diarahkan. d. Menyalin gambar atau melengkapi gambar: yakni gambar yang telah disiapkan contohnya dalam format Lembar Kerja Siswa. 7. Situasi/kondisi yang dapat memotivasi anak dalam berkarya dapat dilakukan melalui bermacam-macam metode pembinaan, antara lain: Metode pembinaan ekspresi, metode pembinaan kreativitas, metode pembinaan sensitivitas. 8. Pembinaan ekspresi merupakan pembinaan proses pengungkapan perasaan termasuk ungkapan jiwa. Pembinaan ekspresi meliputi dua hal: a. Memberikan rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan pengungkapan jiwa dengan cara:

1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa-peristiwa di luar kelas, misalnya: mengenal proporsi, bayangan, mengenal bermacam-macam aroma, tekstur. 2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak. b. Melatih keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan bermacam-macam media ungkap, sebagai saran mengekspresikan perasaan jiwa, dengan cara: 1. Eksplorasi: kegiatan menjelajah, mencoba-coba ide atau material lain. 2. Eksperimen: kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat dalam proses mencoba berbagai media ungkap. 9. Pembinaan kreativitas, bisa diartikan dengan kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, memiliki keaslian serta memiliki kemampuan berpikir secara menyeluruh. 10. Pembinaan sensitivitas berarti kepekaan rangsangan dari luar yang diserap melalui pancaindra. Cara membina sensitivitas dapat ditempuh melalui: a. Latihan melihat/mengamati sesuatu, misalnya mengamati macam bentuk, warna, tekstur, kemudian diserap oleh anak-anak sehingga menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan. b. Latihan meresponss pengalaman sensori, misalnya mengenali karakter macam-macam tekstur dengan meraba permukaan sesuatu benda. c. Mempelajari, menganalisis susunan sesuatu, misalnya: mula-mula anak mengamati susunan benda (objek) kemudian diteruskan dengan menganalisis kondisi, karakter objek, selanjutnya dicoba mengungkapkan hasil pengamatan itu. 11. Metode pembinaan keterampilan. Keterampilan di sini meliputi segala macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap seni rupa. 12. Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai-nilai seni. Kesadaran ini meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai karya seni.

Proses Penciptaan Karya Seni Rupa di Taman Kanak-kanak 1. Dalam proses penciptaan karya seni rupa di Taman Kanak-kanak ada 4 kategori sebagai berikut. a. Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk mengembangkan kepekaan persepsi (perceptual awareness) melalui kegiatan mengembangkan kemampuan pengamatan kritis. b. Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk mengembangkan “respons estetis” (Aesthetic awareness) melalui kegiatan apresiasi dan pengembangan kepekaan penilaian estetis. c. Berpikir (thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan “kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi”, melalui evaluasi objektif dan diskriminasi/perbedaan personal. d. Melakukan (doing), yang memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan (skills) “memanipulasi alat dan media” dalam menghadirkan “visual - form” (bentuk-bentuk visual) yang merupakan ungkapan emosi, gagasan dan perasaan. 2. Proses penciptaan karya seni rupa melalui berpikir (thinking), bisa diartikan dengan kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi. a. Menggambar adalah media yang paling ekspresif, yang dengan langsung dapat mengungkapkan gagasan serta ide dari dalam diri seorang anak secara bebas. b. Dalam membuat lukisan dengan jari hal utama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan cat yang khusus. dalam hal ini Anda dapat membeli cat-jari atau membuatnya sendiri. c. Sebelum membuat lukisan dengan jari, sebaiknya kertas dibasahi terlebih dahulu, agar cat dapat mengalir dengan baik. d. Alat lain yang dapat dilakukan untuk anak TK dalam membuat gambar yaitu dengan sedotan, yang berguna sebagai pengganti kuas.

e. Konstruksi dibangun dengan merekatkan batang-batang ice cream yang disusun tumpang tindih. f. Persilangan susunan batang-batang ice cream membangun dimensi bidang yang berirama gerak ke segala arah. Hal ini dapat melatih anak dalam mengenal makna hubungan, gerak, irama, dan bidang. Rancangan Pembelajaran Seni di TK Pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di TK berdasarkan (1) Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan kompetensi lintas kurikulum. Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan dalam beberapa model, keterpaduan belajar antarbidang seni dengan melihat keterpaduan bidang kemampuan yang satu dengan yang lain. Dalam proses pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh beragam pengalaman baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.

Evaluasi Pembelajaran Seni Evakuasi pendidikan seni meliputi aspek: intelektual, perseptual, emosional, sosial, fisik, kreativitas dan estetika. Penilaian diperoleh melalui: catatan harian, wawancara dengan anak dan orang yang dekat dengan anak (orang tua atau pengasuh) dan portofolio. Laporan hasil penilaian berbentuk uraian.

Apresiasi Seni di TK Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan dikembangkan

pada anak. Cara menumbuhkan apresiasi 1. Seni musik: mendengarkan, bereksplorasi, bermain musik dan bernyanyi. 2. Seni tari : mendengar, melihat, melihat dan mendengarkan, bereksplorasi dan menari. 3. Seni rupa : melihat, eksplorasi, membuat/mencipta.

Pada waktu menonton pagelaran musik dan tari serta pameran seni rupa diperlukan mematuhi tata tertib. Tata tertib perlu ditanamkan pada anak dengan beberapa cara, antara lain: 1. memberikan pengertian agar tidak mengganggu pagelaran; 2. berbisik di telinga anak apabila ingin menyampaikan pesan, demikian sebaliknya; 3. menyiapkan diri anak sebelum pagelaran dimulai agar menonton dengan perut terisi.

Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi, pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel. Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia dkk.

Warna

Mengapa suatu benda dapat dikenali dengan berbagai warna seperti merah, hijau, kuning , dan sebagainya, karena secara alami mata kita dapat menangkap cahaya yang dipantulkan dari permudaan benda tersebut. Benda yang berwarna merah, sebenarnya karena ia memantulkan warna merah yang ditangkap oleh mata melalui retina menembus kesadaran kita, untuk selanjutnya benda yang tampak tersebut sebagai benda yang berwarna merah. Demikian pula terhadap benda yang berwarna kuning, hijau, biru dan sebagainya. Sehingga dapat dimengerti bahwa warna merupakan kesan yang ditimbulkan cahaya pada mata (Soegeng TM, 1987) Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susun yang sangat penting. Kartika mengatakan bahwa warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai benda atau peralatan yang digunakan oleh manusia yang selalu dipindah dengan penggunaan warna. Peran Warna Demikian eratnya hubungan warna dengan kehidupan manusia maka warna mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu : •





Warna sebagai warna. Kehadiran warna tersebut sekadar untuk memberi tanda pada suatu benda atau barang, atau hanya untuk membedakan ciri benda satu dengan lainnya tanpa maksud tertentu. Warna sebagai representasi alam. Kehadiran warn merupakan penggambaran sifat objek secara nyata, atau penggambaran dari suatu objek alam sesuai dengan apa yang dilihatnya. Misalnya warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput, dan biru untuk laut, gunung, langit dans sebagainya. Warna-warna tersebut sekadar memberikan ilustrasi dan tidak mengandung maksud lain. Warna sebagai tanda/lambang/simbol. Kehadiran warna merupakan lambang atau melambangkan sesuatu yang merupakan tradisi atau pola umum. Kehadiran warna disini banyak digarap oleh seniman tradisi dan banyak dipakai untuk memberi warna pada wayang, batik, dan tata rupa.

Jenis-jenis Warna Menurut Munsell ada 3 jenis warna yaitu : 1. Warna dasar yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan ungu. 2. Warna intermediate pertama adalah pencampuran 2 warna dasar. Misalnya merah dan kuning menjadi merah kuning atau oranye. 3. Warna intermediate kedua adalah pencampuran antara warna dasar dengan warna intermediate pertama. Misalnya orange dengan merah menjadi merah oranye. Sedangkan Mofit mengatakan membagi jenis warna menjadi dua : 1. Warna Pokok yaitu merah, kning, biru. 2. Warna kontras yaitu perpaduan antara warna-warna pokok.

Teknik Mewarnai : Teknik mewarnai adalah cara memberi warna pada gambar sehingga memberikan karakter pada objek gambar. Dalam buku Cara Mudah Menggambar dengan Pensil yang disusun oleh Apriyatno dikatakan bahwa unsur-unsur rupa dalam menggambar diantaranya adalah : 1. 2. 3. 4.

Garis adalah unsur paling mendasar yang membentuk sebuah objek. Bidang adalah garis-garis yang membentuk bidang dasar dua dimensi. Bentuk adalah garis-garis yang membentuk bangun dasar tiga dimensi. Arsir adalah pengulangan garis secara acak dan saling menyilang dengan tujuan mengaisi bidang gambar yang kosong. Teknik arsir ini dapat digunakan saat mewarnai gambar. Macam-macam arsir diantaranya sebagai berikut : Arsir Searah, Arsir Silang, Arsir Acak, dan Arsir Gradatif. Arsir memiliki fungsi sebagai berikut :

• • • • •

Memberikan karakter objek gambar Memberikan kesan bentuk dan volume benda Memberikan kesan jarak dan kedalaman pada gambar Mengisi bidang kosong Finishing touch gambar

Related Documents